You are on page 1of 7

DOI: http://dx.doi.org/10.21107/ilkom.v12i1.

3710

PENGARUH PENGGUNAAN SMARTPHONE TEHADAP


POLA KOMUNIKASI INTERPESONAL SISWA SMP NEGERI
50 BANDUNG

Pitthauly Haomasan, Nofharina


Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Telkom pitthaulyh@yahoo.com/082214438883
Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas nofharina80@gmail.com/08112170170

ABSTRACT
Nowadays smartphones can be consumed from young to old age. Motives teenagers in using the
smartphone quite diverse, namely, the sophistication of features, fast internet access, ease of access
to social media, entertainment facilities and help in doing homework. In early January 2017, SMP
Negeri 50 Bandung set a ban on bringing smartphones to school, due to the recent years the influence
of smartphone making problems in school. This study was conducted to find out how much the influence
of using smartphones to interpersonal communication patterns of students of SMP Negeri 50 Bandung.
This research is associated with Uses and Gratification theory and the method is quantitative with the
type of descriptive research. This study involved one independent variable and one dependent variable.
Using probability sampling method with Slovin approach with the number of respondents 82 people.
Data analysis techniques used are descriptive and multiple linear regression analysis. Based on the
results of simultaneous hypothesis testing, a significant influence on the use of smartphones against
interpesonal communication patterns. This is evidenced by the value of F-count(41.644)> F-table
(2.722) with a significance level of 5%. The result of coefficient of determination showed that Frequency
of Use, the Variety of Content and Activity give influence of 61,6% to Interpersonal Communication
Pattern of students of SMP Negeri 50 Bandung. While the action of 38.4% is the contribution of other
variables that are not examined in this study. Can be concluded that SMP Negeri 50 Bandung prohibits
bringing smartphones to school so obtained despite the prohibition of bringing the smartphone in effect
to make high interpersonal communication patterns of students of SMP Negeri 50 Bandung.

Keywords: smartphone usage, interpersonal communication, pattern of interpersonal communication,


uses and gratification.

ABSTRAK
Dewasa ini smartphone bisa dikonsumsi dari usia muda hingga tua. Motif remaja dalam menggunakan
smartphone cukup beragam, antara lain karena kecanggihan fitur, akses internet yang cepat, kemudahan
dalam mengakses sosial media, sarana hiburan dan membantu dalam mengerjakan tugas sekolah.
Pada awal januari 2017 ditetapkan larangan membawa smartphone di SMP Negeri 50 Bandung,
dikarenakan beberapa tahun belakangan pengaruh smartphone membuat pemasalahan disekolah.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan smartphone terhadap
pola komunikasi interpersonal siswa SMP Negeri 50 Bandung. Penelitian ini dikaitkan dengan teori
Uses and Gratification. Metode yang digukakan ialah kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian ini melibatkan satu variabel independen dan satu variabel dependen. Pengambilan sampel
menggunakan rumus probability Sampling dengan pendekatan Slovin dengan jumlah responden 82
orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif dan analisis regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara simultan, adanya pengaruh yang signifikan dari
penggunaan smartphone terhadap pola komunikasi interpesonal. Hal ini dibuktikan dengan nilai F
hitung (41,644) > F tabel (2,722) dengan tingkat signifikasinya 5%. Berdasarkan uji hipotesis secara
parsial, didapat bahwa frekuensi penggunaan, macam isi dan aktivitas berpengaruh signifikan terhadap

1
2 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 1-7

pola komunikasi interpersonal siswa SMP Negeri 50 Bandung. Berdasakan koefisien determinasi
didapat bahwa variabel Frekuensi Penggunaan, Macam Isi dan Aktivitas memberikan pengaruh
sebesar 61,6% terhadap Pola Komunikasi Interpersonal Siswa SMP Negeri 50 Bandung. Sedangkan
sisanya sebesar 38,4% merupakan kontribusi variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini. Dapat
disimpulkan bahwa SMP Negeri 50 Bandung melarang membawa smartphone ke sekolah sehingga dari
penelitian ini diperoleh walaupun larangan membawa smartphone diberlakukan membuat tingginya
pola komunikasi interpersonal siswa SMP Negeri 50 Bandung.

Kata kunci : penggunaan smartphone, komunikasi interpesonal, pola komunikasi interpersonal,


uses and gratificaiton

PENDAHULUAN mengajar karena siswa tidak fokus, ketika


istirahat para siswa tidak saling membaur dan
SMP Negeri 50 Bandung adalah sekolah
asyik dengan telepon pintar masing-masing.
menengah pertama negeri yang berada di Kota
Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Sekolah ini Menurut McLuhan (dalam Morissan,
berlokasi di Jalan Pasirjati No. 12, Kelurahan dkk, 2010: 31), teknologi komunikasi menjadi
Cigending, Kecamatan Ujungberung, Kota penyebab utama perubahan budaya. Kehidupan
Bandung. Masa pendidikan di SMP Negeri keluarga, lingkungan kerja, sekolah, perte-
50 Bandung ditempuh dalam waktu tiga tahun manan, kegiatan keagamaan, politik, dan
pelajaran, mulai dari kelas VII hingga kelas sebagainya semua terpengaruh teknologi ko-
IX, seperti pada umumnya masa pendidikan munikasi. Interaksi manusia dengan manusia
sekolah menengah pertama di Indonesia. Pada telah digantikan menjadi interaksi manusia
awal Januari 2017, SMP Negeri 50 Bandung dengan teknologi dan seringkali tidak kita
menetapkan peraturan larangan membawa sadari teknologi dapat mengurangi interaksi
smartphone ke sekolah. Dibeberapa sekolah seseorang secara langsung dengan orang-
memang diperbolehkan untuk membawa orang terdekat yang ada di sekitar misalnya
telepon genggam dengan berbagai alasan. antara teman satu sekolah karena sibuk de-
Peristiwa ini tentu memiliki pro dan kontra ngan gadgetnya. Saling tegur sapa dengan
dari berbagai pihak, namun tergantung pada menghadapkan senyum pada teman atau guru
ketetapan sekolah masing-masing. Dengan semakin berkurang, malahan sibuk sendiri di
diperbolehkannya siswa membawa telepon hadapan telepon pintar sudah dianggap lumrah
pintar yang tidak hanya berfungsi sebagai alat di masyarakat saat ini.
telepon atau sms dengan berbagai fitur akan
Pola komunikasi interpersonal mengacu
memiliki dampak bagi siswa yang meng-
kepada bentuk yang menggambarkan cara
gunkannya disekolah. Keputusan tersebut
berkomunikasi di antara dua individu secara
diambil setelah tim guru melakukan rapat
langsung dan memiliki efek pada masing
berserta kepala sekolah, dimana belakangan
masing individu. Menurut onlinesense.org/
kerap terjadi hambatan ketika proses belajar
phubbing (diakses 12 Desember 2017),
Pengaruh Penggunaan Smartphone Tehadap... (Pitthauly Haomasan & Nofharina) 3

sebanyak 87% remaja memilih untuk ber- karya Muhammad (2014: 159-160) mengem-
komunikasi lewat smartphone dibading bangkan klasifikasi komunikasi interpersonal
melakukan komunikasi tatap muka dengan menjadi beberapa macam, diantaranya:
satu dan lainnya. Ini menunjukkan terdapat
a. Interaksi Intim
fenomena phubbing pada remaja saat ini. Hal
tersebut akan mempengaruhi pola komunikasi Interaksi intim yaitu komunikasi dengan
interpersonal pada siswa. Penggunaan teman baik, pasangan yang sudah menikah,
smartphone yang semakin berkembang di anggota famili, dan orang-orang yang
kalangan remaja ini, menimbulkan berbagai mempunyai ikatan emosional yang kuat.
macam perubahan sikap dan perilaku di Kekuatan dari hubungan menentukan
kalangan remaja itu sendiri. iklim interaksi yang terjadi.
b. Percakapan Sosial
Percakapan sosial adalah interaksi
TINJAUAN PUSTAKA
untuk menyenangkan seseorang secara
Komunikasi Interpersonal sederhana dengan sedikit berbicara.
Agus (dalam Suranto, 2011: 13) menge- Percakapan biasanya tidak begitu terlihat
mukakan bahwa komunikasi interpersonal secara mendalam.
adalah interaksi tatap muka antar dua atau c. Interograsi atau Pemeriksaan
beberapa orang, di mana pengirim dapat
Interograsi atau pemeriksaan adalah
menyampaikan pesan secara langsung dan
interaksi antara seseorang yang ada
penerima pesan dapat menerima dan menang-
dalam kontrol, yang meminta atau bahkan
gapi secara langsung pula. Mulyana (2010:81)
menuntut informasi daripada yang lain.
menyatakan bahwa komunikasi interpersonal
atau komunikasi antarpribadi adalah komu- d. Wawancara
nikasi antara orang-orang secara tatap muka, Wawancara adalah satu bentuk komunikasi
yang memungkinkan setiap pesertanya interpersonal di mana dua orang terlibat
menangkap reaksi orang lain secara langsung, dalam percakapan yang berupa tanya
baik secara verbal maupun non verbal. jawab. Salah seorang mengajukan perta-
Dari pendapat para ahli diatas, dapat nyaan untuk mendapatkan informasi dan
disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal yang lainnya mendengarkan dengan baik
merupakan penyampaian pesan antar pribadi kemudian memberikan jawaban yang
secara tatap muka yang memiliki efek dan dikehendaki sampai tujuan wawancara
umpan balik. tercapai.

Klasifikasi Komunikasi Interpersonal Uses and Gratifications

Redding pada Komunikasi Organisasi Teori komunikasi yang digunakan dalam


4 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 1-7

penelitian ini menggunakan model komunikasi e. Penilaian tentang arti kultural dari media
Uses and Gratifications. Audience memilih massa harus ditangguhkan sebelum diteliti
media apa yang akan hendak digunakan untuk lebih dahulu orientasi khayalak
memenuhi kebutuhan dan keinginannya,
lalu memilih juga pesan apa yang hendak
dikonsumsi. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini menggunakan
Teori ini berpusat pada penggunaan
metode kuantitatif dengan tipe penelitian
media untuk mendapatkan suatu kepuasan
survei deskriptif. Penelitian deskriptif bertu-
atas kebutuhannya. Media berperan pasif
juan menggambarakan secara tepat sifat-
sedangkan audience berperan aktif dalam
sifat suatu individu, keadaan, gejala atau
menentukan media apa untuk memuaskan
kelompok tertentu atau menentukan frekuensi
kebutuhan dan berdampak bagi penggunanya.
atau penyebaran suatu gejala yang ada
Katz, Blumer & Gurevitch menjelaskan hubungannya antara suatu gejala dan gejala
mengenai asumsi dasar dari teori Uses and lainnya dalam masyarakat (Bajari, 2015:36).
Gratificaitons, yaitu :
Penelitian deskriptif melakukan analisis
a. Khayalak dianggap aktif, artinya khayalak hanya sampai deskripsi, yaitu menganalisis dan
sebagai bagian penting dari penggunaan menyajikan fakta secara sistematik sehingga
media massa diamsumsikan mempunyai dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan.
tujuan. Kesimpulannya memiliki dasar faktual yang
b. Dalam proses komunikasi massa, inisiatif jelas sehingga dapat dikembalikan langsung
untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan pada data yang diperoleh. Uraian kesimpulan
dengan pemilihan media terletak pada didasari oleh angka yang tidak diolah secara
khayalak. mendalam. Pada umumnya pengolahan
datanya didasarkan pada analisis persentase
c. Media massa harus bersaing dengan
dan analisis kecenderungan (Abidin, 2015:28).
sumber-sumber lain untuk memuaskan
kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi Sugiyono (2014:81) menyimpulkan
media lebih luas. Bagaimana kebutuhan bahwa metode penelitian survei adalah
ini terpenuhi melalui konsumsi media metode penelitian kuantitatif yang digunakan
amat bergantung pada perilaku yang untuk mendapatkan data yang terjadi pada
bersangkutan. masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan,
pendapat, karakteristik, perilaku, hubungan
d. Tujuan pemilih media massa disimpulkan
variabel dan untuk menguji beberapa hipotesis
dari data yang diberikan anggota khayalak.
tentang variabel sosiologis dan psikologis dari
Artinya, orang dianggap cukup mengerti
sampel yang diambil dari populasi tertentu,
untuk melaporkan kepentingan dan motif
teknik pengumpulan data dengan pengamatan
pada situasi- situasi tertentu.
(wawancara atau kuesioner) yang tidak
Pengaruh Penggunaan Smartphone Tehadap... (Pitthauly Haomasan & Nofharina) 5

mendalam, dan hasil penelitian cenderung skor 487 atau 74,2% dengan kategori baik dan
untukdi generalisasikan. indikator Aktvitas memiliki skor 1891 atau
72,1% dengan kategori baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN b. Analisis Deskriptif Pola Komunikasi


a. Analisis Deskriptif Penggunaan Interpersonal
Smartphone
Redding pada Komunikasi Organisasi
Seluruh siswa kelas XI SMP Negeri 50 karya Muhammad (2014: 159-160) mengem-
Bandung sudah memiliki smartphone, dimana bangkan klasifikasi komunikasi interpersonal
pemakaian teknologi tersebut tentu memiliki menjadi beberapa macam yakni interaksi
pengaruh. Umur siswa kelas XI SMP Negeri 50 intim, percakapan sosial, interogasi atau
Bandung rata rata 14 tahun yang di kategorikan pemeriksaan dan wawancara. Keempat
remaja menurut menurut Peraturan Menteri komponen tersebut dikembangkan menjadi 7
Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 (www. pernyataan dan disebakan kepada 82 responden
depkes.go.id, diakses 8 Desember 2017). Masa dengan karakteristik yang telah ditentukan
remaja merupakan suatu periode penting dari oleh peneliti. Hasil perhitungan tanggapan
rentan kehidupan, suatu periode transisional, respoden mengenai variabel pola komunikasi
masa perubahan, masa usia bermasalah, masa interpersonal memiliki rata-rata nilai presentase
dimana individu mencari identitas diri, usia yang termasuk dalam kategori tinggi. Dari 7
menyeramkan, masa unrealism, dan ambang pernyataan pada kuesioner megenai variabel pola
menuju kedewasaan (Krori, 2011). komunikasi interpersonal. Hasil perhitungan
Secara keseluruhan hasil tanggapan akumulasi tanggapan responden mengenai
responden dan nilai presentasi yang didapat- variabel pola komunikasi interpersonal adalah
kan mengenai variabel penggunaan smart- 1819 atau 79,2%. Nilai persentase tanggapan
phone sebesar 74%. Nilai presentase responden megenai variabel Y tersebut berada
tanggapan responden mengenai variabel pada interval 62,50%-81,25% dengan kategori
penggunaan smartphone berada pada interval tinggi.
62,50%-81,25% dengan kategori tinggi. Berdasarkan hasil tanggapan responden
Berdasarkan hasil tanggapan responden dan dan nilai persentase yang didapatkan, pola
nilai persentase yang didapatkan, penggunaan komunikasi interpersonal siswa SMP Negeri
smartphone dianggap memenuhi tiga dimensi 50 Bandung dianggap telah memenuhi 4
penggunaan smartphone pada siswa SMP dimensi dari pola komunikasi interpersonal.
Negeri 50 Bandung dianggap memenuhi Pertama, interaksi intim pada responden yang
tiga indikator dari penggunaan smartphone. artinya ada komunikasi interpersonal dengan
Indikator Frekuensi Penggunaan memiliki teman sekelasnya. Kedua, percakapan sosial
skor 533 tau 81,3% berada pada kategori pada responden yang membuat responden
sangat baik, selanjutnya Macam Isi mendapat senang untuk berbicara tatap muka secara
6 Komunikasi, Vol. XII No. 01, Maret 2018: 1-7

langsung. Ketiga, interogasi atau pemeriksaan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel.
yang artinya responden melakukan pemastian Karena nilai t hitung (2,518) > t tabel (1,991),
dengan komunikasi terhadap suatu hal dan oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa
keempat, melakukan tanya jawab dimana secara parsial terdapat pengaruh signifikan
responden senang dengan adanya dikusi dari Frekuensi Penggunaan (X1) terhadap Pola
mengenai permasalahannya. Komunikasi Interpersonal (Y) Siswa SMP
Negeri 50 Bandung. Variabel X2 memiliki nilai
c. Pengaruh Penggunaan Smartphone t hitung lebih besar dari nilai t tabel. Karena
Terhadap Pola Komunikasi nilai t hitung (2,418) > t tabel (1,991), oleh
Interpersonal karena itu dapat disimpulkan bahwa secara
parsial terdapat pengaruh signifikan dari
Setelah menghitung tanggapan res-
Macam Isi (X2) terhadap Pola Komunikasi
ponden dilakukan perhitungan statistik
Interpersonal (Y) Siswa SMP Negeri 50
menggunakan analisis regresi linear ber-
Bandung. Variabel X3 memiliki nilai t hitung
ganda, persamaan yang diperoleh adalah
lebih besar dari nilai t tabel. Karena nilai t
Y=0,764+ 0,261X1+0,227X2+ 0,327X3 dan
hitung (3,119) > t tabel (1,991), oleh karena
persamaan tersebut artinya, jika variabel Pola
itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial
Komunikasi Interpersonal (Y) Siswa SMP
terdapat pengaruh signifikan dari Aktivitas
Negeri 50 Bandung tidak dipengaruhi oleh
(X3) terhadap Pola Komunikasi Interpersonal
ketiga variabel bebasnya yaitu Frekuensi
(Y) Siswa SMP Negeri 50 Bandung.
Penggunaan (X1),Macam Isi (X2) dan Aktivitas
(X3) bernilai nol, maka besarnya rata-rata Pola
Komunikasi Interpersonal akan bernilai 0,764.
KESIMPULAN
Koefisien regresi variabel X1 sebesar 0,261.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai
Koefisien regresi variabel X2 sebesar 0,227.
Pengaruh Penggunaan Smartphone Terhadap
Koefisien regresi variabel X3 sebesar 0,327.
Pola Komunikasi Interpersonal Siswa SMP
Selanjutnya peneliti melakukan Uji Negeri 50 Bandung dapat ditarik kesimpulan
Hipotess dengan menggunakan Uji F, diperoleh bahwa ada pengaruh yang signifikan dari
nilai F hitung sebesar 41,644. Karena nilai F penggunaan smartphone terhadap pola
hitung (41,644) > F tabel (2,722), maka H0 komunikasi interpersonal siswa SMP Negeri
ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan 50 Bandung sudah baik. Pola komunikasi
bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang interpersonal dipengaruhi terhadap peng-
signifikan dari Frekuensi Penggunaan (X1), gunaan smartphone. SMP Negeri 50 Bandung
Macam Isi (X2) dan Aktivitas (X3) terhadap melarang membawa smartphone ke sekolah
Pola Komunikasi Interpersonal (Y) Siswa sehingga dari penelitian ini diperoleh walaupun
SMP Negeri 50 Bandung. larangan membawa smartphone diberlakukan
Berikutnya, uji T variabel X1 memiliki sehingga siswa menggunakan smartphone
Pengaruh Penggunaan Smartphone Tehadap... (Pitthauly Haomasan & Nofharina) 7

hanya diluar jam sekolah membuat tingginya Bandung: Pustaka Setia


pola komunikasi interpersonal siswa SMP
Arni Muhammad. (2014). Komunikasi Organisasi.
Negeri 50 Bandung. Jakarta: Bumi Aksara
Indikator penggnaan smartphone AW Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal.
memiliki pengaruh sebesar 61,6% terhadap Yogyakarta: Graha Ilmu
Pola Komunikasi Interpersonal Siswa SMP
Morissan, Andy Corry Wardhani & Farid Hamid.
Negeri 50 Bandung. Sedangkan sisanya (2010). Teori Komunikasi Massa. Bogor:
sebesar 38,4% merupakan kontribusi variabel Ghalia Indonesia.
lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.
Mulyana, Deddy. (2010). Ilmu Komunikasi Suatu
Pengantar. Cetakan Ke-14. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
DAFTAR PUSTAKA
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan.
Abidin, Yusuf Zainal. (2015). Manajemen Bandung : Alfabeta.
Komunikasi: Filosofi, Konsep, dan
Aplikasi.

You might also like