You are on page 1of 90

Fisioterapi

Pasien COVID-19
di ruang Isolasi dan ICU

Rubiyanti
Mengenal COVID-19 

Coronam (latin) = crown

Gambar di bawah mikroskop gambar digital


elektron
01
Laporan Outbreak
Pandemi COVID-19
Ketika di
Indonesia...
Kosong?....
02
COVID-19
Transmisi
Gejala
2019-nCoV Prevention Manual

Bagaimana Transmisi COVID-19 ?

Alur Coronavirus :
hewan → manusia dan manusia → manusia melalui transmisi kontak,
transmisi droplet, rute feses dan oral (Wang et al., 2020)

droplet

kontak langsung

Aerosol

Feses
→ partikel kecil percikan air yang keluar
dari hidung/ mulut

• semburan droplet dari PDP yang batuk/bersin :


jarak 1-2 meter
• virus bisa bertahan selama 3 jam setelah
dikeluarkan (dari bersin) →New England
Journal of Medicine
n o smia
A
Perjalanan Penyakit COVID-19
Komorbid
Beberapa abnormalitas lainnya:
• Kardiovaskular • Defisiensi imun selular
• Serebrovaskular • Aktivasi Koagulasi
• Luka myokardia
• Diabetes • Luka hepatik dan ginjal
• Infeksi bakteri sekunder

Sakit berat:
• Limfopenia
• Peradangan berkelanjutan
• Kematian
Gambaran Paru COVID-19

COVID-19
Normal
COVID-19 X-Ray
Gambaran CT-Scan
Pasien COVID-19

Normal COVID-19
03
Peran Fisio
legal, di fasyankes,
→ Tenaga kesehatan
praktek mandiri
→ Preventif, Promotif, Kuratif, Rehabilitatif
post COVID-19
agen
kesehatan
penyembuh? Gangguan Fungsi
agen
dan gerak
perubah

3 M, PHBS, Vaksin
Nebulizer
studi terbaru Universitas Nebraska Medical
Center : “widespread evidence of viral RNA in
isolation rooms where patients with SARS-CoV-2
were receiving care” in air and surface samples.

Tindakan terapi yang bersifat aerosol /Aerosol


Generating Procedures (AGPs)
→ menghasilkan resiko transmisi COVID-19
melalui udara.

Partikel droplet
Droplet terapi Aerosol
lebih kecil
Prosedur Aerosol:
• Intubasi
• Ekstubasi
• Bronkoskopi
• Penggunaan Oksigen nasal aliran tinggi Optiflow
(High Flow Nasal Oxigen/ HFNO)
• Ventilasi non invasif
• Trakeostomi
• CPR sebelum intubasi
• Nebulisasi
• Prosedur gigi (tambal, cabut gigi, dll)
Nebulizers generate aerosol particles in the size of 1–5 μm,
which can carry bacteria and viruses into the deep lung.
The risk of infection transmission via droplet nuclei and aerosols may increase during
nebulizer treatments because of the potential to generate a high volume of respiratory
aerosols that may be propelled over a longer distance than is involved in a natural
dispersion pattern.
-Tang JW, Li Y, Eames I, et al., J Hosp Infect 2006;64:100–14)

Furthermore, the larger particles may stimulate both


patients’ and by standers’ cough and thus increase the
risk of spreading the disease

-Public Health Agency of Canada; 2011.


Keamanan dan Pertahanan
diri

Organisasi Profesi
Apa yang sudah dilakukan IFI?
• 4 Maret 2020 SE 005 → himbauan hadapi Corona
Virus
• 13 Maret 2020 SE 006→ Himbauan Pencegahan
Penyebaran COVID-19
• 15 Maret 2020 SE 007 → Penundaan TITAFI dan
Mukernas 2020
• 21 Maret 2020 SE 009 → Pelayanan Fisioterapi saat
pandemi COVID-19
• 9 April 2020 SE 010 → Perlindungan Ft di RS, Klinik
dan Fasyankes
• 7 September 2020 SE 011 → World PT Day 2020 :
Rehabilitasi Paska COVID-19
• 23 September 2020 SE 012 → Pedoman Umum
Pelayanan Fisioterapi di Masa Pandemi COVID-19
versi 2
• Membuat SQUAD COVID-19 : Tim Tanggap
darurat COVID-19
• Translate pedoman COVID-19 akut di RS
• Pedoman PAFKRI
• Media sosial campaign
SE 012
SE 012
Pedoman Keamanan
dan
Pertahanan diri
Pertahanan Diri

Pedoman Keamanan Praktik Fisioterapi


• Pakai APD sesuai
• Cuci tangan
• Tidak pegang area wajah
• Jaga jarak dengan pasien, teman
• Tidak makan bersama-sama
• Kebersihan tubuh selesai praktik
Pertahanan Diri

Gunakan APD
yang tepat !
APD
Alat Pelindung Diri

Pemakaian yang Tepat


Rawat jalan
Ruang Isolasi
Ruang Isolasi PINERE,
ICU, HCU
Video Cara Pakai APD
untuk di
ICU, HCU,
Isolasi PINERE
Prosedur Pemakaian APD
1. Kenakan baju kerja lapisan pertama
2. lakukan kebersihan tangan
3. pakai head cover/bergo
4. shoe cover
5. hazmat/coverall (tudung belum di tutup)
6. handscoon pertama
7. apron cover all
8. kenakan sepatu boot
9. kenakan masker 95 (plester)
10. kenakan masker bedah
11. Kenakan google
12. tutup tudung cover all
13. pasang sarung tangan steril
14. kenakan Visor/Face shield
Melepaskan APD
1. Desinfeksi handscoon terluar dg handrub
2. desinfeksi sepatu boot dengan sikat panjang
3. lepaskan handscoon terluar
4. lepaskan visor, desinfeksi
5. buka sepatu boot dengan injak bagian belakang
6. buka coverall
7. desinfeksi handscoon
8. lepaskan google, desinfeksi
9. lepaskan masker bedah
10. lepaskan shoes cover
11. lakukan kebersihan tangan
12. keluar anteroom atau masuk ke kamar mandi
13. buka masker N95
14. lepas baju dan lakukan kebersihan diri
Fisioterapi
di
Ruang Isolasi
dan
ICU
Physical therapists have an important role in
supporting hospitalized patients with COVID-19
but also need to be aware of challenges when
treating these patients.
-Felten-Barentsz, et al
Yuukkk..
intip ruang Isolasi
COVID-19 kami di
RSPISS
Ruang Isolasi
Tampilan monitor ruang Isolasi
Tampilan monitor ruang Isolasi
Ruang Isolasi Pasien

HFNO/
Optiflow

Monitor
Permasalahan pasien COVID-19
• napas --> sesak ?
• retensi sputum
• batuk tidak efektif
• kelemahan otot pernapasan
• imobilisasi --> cegah deconditioning syndrome
• penyakit penyerta lainnya: gangguan fungsi
dan gerak
Tujuan Fisioterapi di Ruang Isolasi
• Meningkatkan kapasitas vital
• Repirasi support:
– menstimulasi pengeluaran/aliran sputum
– menjaga kekuatan otot napas
• Muskuloskeletal support:
– mobilisasi asistif/aktif secara bertahap
• Vital sign : RR, Nadi, Tekanan Darah
• Saturasi Oksigen
Pemeriksaan • Penggunaan alat bantu napas :
– Kanul Oksigen (flow?)
Fisioterapi – Masker Rebreathing (flow?)

di Ruang • – HFNO (flow? dan FiO2?)


Chest Ekspansi
Isolasi • Auskultasi, fremitus
• Borg
• ROM
• MMT
Borg's Scale
Fisioterapi di Ruang Isolasi
--> Latihan :

1. Edukasi
2. Respiratori
3. Muskuloskeletal
Edukasi
pasien cemas :
sesak, berita media, gambaran kematian, tidak bisa
bertemu keluarga, tidak ada keluarga yang menunggu,
tim medis memakai hazmat, terisolir.
→ beri ketenangan !
1. pendekatan agama,
2. pendekatan psikososial
3. → ACBT exc, positioning
Pasien
Resah
Edukasi
pasien bersemangat : at i !
h ati-h
→sangat optimis
bersemangat untuk sembuh → semangat latihan
berhubungan dengan jenis pekerjaan: tentara, motivator, dll

→ beri ketenangan !
1. beri pengertian: COVID-19 serang paru, sulit nafas,
energi konservasi (untuk penyembuhan dan untuk
gerak)
2. pendekatan psikososial
pasien
sangat
ber-
semangat
Edukasi via Monitor
Terapi LatihanRespiratori:
• Positioning --> Prone position/proning
• ACBT exc : Breathing control
• Ekspansi dada
• teknik pengeluaran dahak :
• Tapotemen (Vibrasi, cupping, tapping),
• Huffing
• Coughing
• penguatan otot2 pernapasan
• chest mobility exc
Terapi Latihan Muskuloskeletal
• Aktivitas di tempat tidur
• Aktif/asistif ROM UE dan LE
• ADL
• transfer
• persiapan jalan: penguatan hip knee, Quadsett exc, duduk ke
berdiri
• cycle ergometer
• ambulasi
• latihan jalan bertahap : jalan maju, jalan mundur, seputar
bed,seputar kamar
Prone Position/Proning
• mandiri :
– pasien sadar
– pasien bisa tenang
– bisa diinstruksi
• asisted :
– pasien takut bergerak : obesitas, pasien dengan
hemiparese, LBP, resah
– pasien tidak sadar
– dilakukan bersama Tim : dengan perawat, dokter anestesi
(bila ventilator)
Positioning
Proning
di ICU
Breathing exercise
• pemutaran
video BE dan
Chest
mobility
Mobilisasi (aktif/asistif/pasif)
Latihan via Monitor
Untuk pasien:
• vital sign stabil
• pasien aktif
• partisipatif
• minimalisir APD
dan Kontak erat
ICU bawah
Ruang Pasien ICU

HFNO (Optiflow)
Ruang Pasien di ICU

Ventilator
Permasalahan Pasien COVID-19
di ICU
• Retensi sputum
• kelemahan otot karena penggunaan ventilasi
mekanik
• imobilisasi --> sedasi, sakit parah/kritis
Tujuan Fisioterapi di ICU
• Respirasi:
– pengaliran sputum
– cegah lesi konsolidasi, cegah fibrosis paru
– latihan otot2 pernapasan
– persiapan weaning
• Muskuloskletal :
– cegah kontraktur --> mobilisasi pasif/asistif/aktif bertahap
– cegah Post Intensive Care Syndrome (PICS) : kelemahan
post ICU
• Vital sign : RR, Nadi, Tekanan Darah
• Saturasi Oksigen (SpO2)
Pemeriksaan • Penggunaan alat bantu napas :
– HFNO (flow? dan FiO2?)
Fisioterapi di – Ventilator (FiO2 ? )
• Chest Ekspansi
ICU • Auskultasi, fremitus taktil
• GCS/RRS
• Borg
• ROM
• MMT
Glasgow
Coma
Scale
(GCS)
Terapi LatihanRespiratori di ICU:
• Positioning: Prone position /proning
• ACBT exc : Breathing control (pasif)
• Ekspansi dada (pasif/asistif)
• teknik pengeluaran dahak (pasif/asistif)
• Tapotemen (Vibrasi, cupping, tapping),
• chest mobility exc
Terapi Latihan Muskuloskeletal
di ICU
• Pasif/asistif ROM UE dan LE
• Trunk mobility : Pasif bridging, pasif
rolling
• persiapan jalan: penguatan hip knee,
Quadsett exc
• Iskemik miocard
• HR <40 dan >130/menit
• TD : MAP <60 mmHg, dan >110mmHg
Red Flag ! • SpO2 : ≤ 90%
• FiO2 ≥ 0,6%
• PEEP (Positif End Expiratory Pressure) ≥ 10 cmH20
• RR > 40x/menit
• RASS score = -4, -5, 3, 4
• temperatur ≥ 38,5⁰ C dan ≤ 36⁰ C
Kontra Indikasi Relatif
• Tampilan klinis:
• Penurunan level kesadaran
• berkeringat
• perubahan warna wajah abnormal
• nyeri
• kelelahan
• fraktur tidak stabil
• adanya selang2 (menyulitkan gerak)
• instabilitas neurologis →tekanan intrakranial (ICP)
≥ 20cm H20
Contoh Kasus
Ny. NeLi (38th)
• Pasien datang 28 Desember 2020 dari RSUD CP pk. 00.30 WIB
• Mengeluh sesak, terlihat gelisah
• Ibu dengan dua anak. Lahir di Kuningan. Pekerjaan Nakes,
riwayat DM, HT terkontrol minum obat.

• TD= 126/64mmHg N=84x/mt RR=25x/mt SpO₂= 96%


Masuk dari IGD kemudian ke ruang isolasi dengan HFNO
(Optiflow) FiO₂=70% Flow =50%
• Fisioterapi datang 29 Desember 2020:
SpO₂= 83% N=105x/mt os tampak cemas, selalu melihat ke arah
monitor.
Fremitus taktil + di posterior middle dx-sin, dan lower dx-sin
Intervensi
• Edukasi
• Proning
• ACBT exc
Terima Kasih

• Video
Do'a

You might also like