You are on page 1of 12

Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...

- Yanuar D M H, Dyah E

TINJAUAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG


KODE SEBAB KEMATIAN/ UNDERLYING CAUSE of DEATH
DI RUMAH SAKIT TUGUREJO SEMARANG 2016

Yanuar Dwi Madyo Hardono1, Dyah Ernawati 1


1
Fakultas Kesehatan, Universitas Dian Nuswantoro Semarang
email : dyahernawatikhanza@yahoo.co.id

ABSTRACT
Determination code of underlying cause of death is one of the important functions of
medical record unit that require precision. To determine the code, the officer must pay
attention to the procedures or rules that set by the WHO in ICD-10. In a preliminary survey
conducted by the author, in determined the underlying cause of death, coding officers only
saw major diagnoses that existed at RM1 and did not see the diagnosis that written in
SMPK. This caused an incorrect code.
This type of research was descriptive and cross sectional approach. The method used
were observation and interviews. The study population were 30 medical record officers
and sample were the officers who meet the criteria for a sample of 14 people.
The results based on the characteristics, 64.29% did not receive any coding training. All
educated diploma of medical record and there were 3 officers who continued study on
undergradute program. Most work experience of medical record officer within a period of
6-10 years (57.14%). Most age were 36-40 years old (50%). Most were female (78.57%).
Knowledge of non coder officers classified as good with an average value of 94.55 while
the average value of 80 for coder. The attitude of coder officer classified as good but for
non coder officers there were still many doubts to answer the statement.
For that officers need training about the code of underlying cause of death. ICD-10
volumes 1-3 should be used to obtain accurate code. It should be made Standard
Operating Procedure and socialization on how the code of underlying cause of death and
the provision tables of Mortality Medical Data System (MMDS) to assist in determining the
code of underlying cause of death.
Keywords: Knowledge, Attitude, Code of Underlying Cause of Death

ABSTRAK
Penentuan kode penyebab dasar kematian merupakan salah satu fungsi yang penting dari
unit kerja rekam medis yang membutuhkan ketelitian. Untuk menentukan kode, petugas
harus memperhatikan prosedur atau aturan yang ditetapkan oleh WHO di dalam ICD-10.
Dalam survey awal yang dilakukan penulis, dalam menentukan sebab dasar kematian
(Underlying Cause Of Death) petugas coding hanya melihat diagnosa utama yang ada
pada RM1 saja dan tidak melihat diagnosa yang tertulis dalam SMPK. Hal ini
menyebabkan kode tidak tepat. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik,
pengetahuan dan sikap petugas rekam medis tentang kode penyebab dasar kematian
berdasarkan ICD-10 di RSUD Tugurejo Semarang Tahun 2016.

115
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross sectional.
Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Populasi penelitian adalah 30
orang petugas rekam medis dan sampel dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis
yang memenuhi kriteria sampel sebanyak 14 orang.
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik, sebesar 64,29% tidak pernah mendapatkan
pelatihan koding. Semua berpendidikan terakhir DIII-RMIK dan ada 3 petugas yang
melanjutkan S1. Masa kerja petugas rekam medis paling banyak dalam jangka waktu 6-10
tahun (57,14%). Persentase umur paling banyak berumur 36-40 tahun (50%). Sebagian
besar petugas berjenis kelamin perempuan (78,57%). Pengetahuan petugas non koder
tergolong baik dengan rata-rata nilai 94,55 sedangkan rata-rata nilai petugas koder 80.
Sikap petugas koder sudah baik namun untuk sikap petugas non koder masih ada banyak
keraguan untuk menjawab pernyataan.
Perlu adanya pelatihan koding khususnya tentang kode penyebab dasar kematian. Buku
ICD-10 volume 1-3 tetap harus digunakan untuk mendapatkan kode yang akurat. Perlu
dibuat Standar Operasional Prosedur dan sosialisasi tentang cara penentuan kode
penyebab dasar kematian dan penyediaan tabel Medical Mortality Data System (MMDS)
untuk membantu dalam penetapan kode penyebab dasar kematian.
Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kode Penyebab Dasar Kematian

PENDAHULUAN pengobatan, tiindakan dan pelayanan lain


Rumah sakit adalah suatu yang telah diberikan kepada pasien.3
organisasi tenaga medis professional Koding adalah pemberian kode
yang terorganisir serta sarana kedokteran dengan menggunakan huruf atau angka,
yang menyelenggarakan pelayanan kombinasi huruf dalam angka mewakili
kedokteran, asuhan keperawatan yang komponen data yang bertujuan untuk
berkesinambungan, diagnosa serta mensejajarkan klasifikasi penyakit agar
pengobatan penyakit yang diderita sama secara internasional. Sedangkan
. 1
pasien . Rekam medis adalah siapa, apa, pengkodean adalah bagian dari usaha
dimana, dan bagaiman perawatan pasien pengorganisasian proses penyimpanan
selama dirumah sakit. Untuk melengkapi dan pengambilan kembali data yang
rekam medis harus memiliki data yang memberi kemudahan bagi penyajian
cukup tertulis dalam rangkaian kegiatan informasi tersebut. Penyebab dasar
guna menghasilkan suatu diagnosis, kematian utama (Underlying Cause of
jaminan, pengobatan dan hasil akhir. Death) adalah penyakit atau cedera yang
Rekam medis adalah berkas yang menimbulkan serangkaian kejadian yang
berisikan catatan dan dokumen tentang berakhir dengan kematian. Penentuan
identitas pasien, pemeriksaan, kode sebab dasar kematian sangat

116
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

penting dilaksanakan secara tepat agar penentuan UCOD yang diatur dalam
laporan mortalitas akurat dan tindakan ICD-10 adalah:
pencegahan penyakit mematikan dapat 1. Kode terlebih dahulu tiap diagnosa
terlaksana secara optimal. Aturan yang yang tertulis dalam SMPK.
digunakan untuk menentukan kode 2. Buka tabel MMDS agar
penyebab dasar kematian adalah mempermudah dalam
berdasarkan ICD-10 serta table bantu menentukan UCOD
berupa MMDS (Medical Mortality Data 3. Pilih bagian a sebagai address
System). code dalam tabel MMDS, kode
Berdasarkan hasil survey awal 10 yang ada pada bagian b dan c
DRM (Dokumen Rekam Medis) kematian terdapat didalam address code
di RSUD Tugurejo Semarang diketahui tersebut.
bahwa persentase ketepatan kodenya 4. Selanjutnya pilih bagian b sebagai
30% tepat dan 70% tidak tepat. Tidak address code dalam tabel MMDS,
tepatnya kode karena tahap petugas kode yang ada pada bagian c
dalam memberikan kode tidak melihat terdapat didalam address code
diagnosa pada SMPK (Sertifikat Medis tersebut.
Penyebab Kematian) melainkan hanya 5. Karena hasil dari tabel MMDS
melihat diagnosa utama yang ada pada menunjukkan bahwa bagian a, b
RM1 (Lembar Masuk dan Keluar) saja. dan c saling berhubungan, maka
Contoh 1: kode UCODnya adalah I10 yang
Pada RM1 tertulis diagnosa Stroke ada pada bagian c dengan
Haemorrhage (I64). Diagnosa dalam menggunakan General Principle.
SMPK tertulis sebagai berikut: Jadi kode UCOD yang tepat adalah
I. a) Gagal Nafas (J96.9) I10.
b) Stroke Haemorrhage (I64) Contoh 2:
c) Hypertensi (I10) Pada RM1 tertulis diagnosa utama
Petugas koding menulis I64 sebagai Intracerebral Haemorrhage (I61.9).
kode UCOD karena hanya melihat Diagnosa didalam SMPK tertulis sebagai
diagnosa utama pada RM1 saja. berikut:
Sedangkan tahapan dalam I a) Gagal Nafas (J96.9)

117
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

b) Intracerebral Haemorrhage (I61.9) kematian dengan kode diagnosa


Petugas menulis I61.9 sebagai utama.Kode penyebab dasar kematian
UCOD karena melihat RM1 bukan yang tidak tepat akan berdampak pada
karena melihat diagnosa dalam SMPK. laporan 10 besar kematian dibagian
Kode I61.9 memang benar menjadi analisa dan pelaporan menjadi tidak
UCOD karena dalam tabel MMDS akurat karena kode yang dilaporkan
dengan address code J96.9 terdapat adalah diagnosa utama bukan dignosa
kode I61.9. Namun tidak semua penyebab kematian.
diagnosa utama dapat dijadikan Dari data maka dilakukan
sebagai UCOD. penelitian dengan topik tinjauan
Dalam aturan ICD-10 tentang pengetahuan dan sikap petugas rekam
UCOD bahwa untuk mengkode sebab medis tentang kode sebab kematian di
dasar kematian harus memperhatikan RS Tugurejo Semarang.
terlebih dahulu sequent atau
serangkaian kejadian yang berakhir METODE PENELITIAN
pada kematian pasien. Apabila Jenis penelitian ini adalah deskriptif
sequent sudah ditentukan maka kuantitatif dengan menggunakan
petugas coding memberikan kode pendekatan cross sectional. Metode yang
pada setiap diagnosa penyakit digunakan adalah observasi dan
tersebut dan menggunakan tabel wawancara melalui kuisioner.
bantu MMDS untuk menentukan Menggunakan sampel petugas rekam
UCOD dengan menerapkan sistem medis 14 orang yang sesuai kriteria
rule seleksi. inklusi: a) Pendidikan minimal D3 Rekam
Dari hasil wawancara dengan Medis; b) Masa kerja minimal 1 tahun; c)
salah satu petugas koding rawat inap Bersedia jadi responden; d) Tidak sedang
tentang kode sebab dasar kematian cuti bekerja.
dan bagaimana tahap pengkodeannya Variabel Penelitian, meliputi :
petugas koding tidak tahu tentang 1. Karakteristik Petugas Rekam Medis
kode kematian dan tahapannya. 2. Pengetahuan petugas rekam medis
Petugas hanya mengikuti aturan tentang kode sebab dasar kematian
rumah sakit untuk mengkode sebab

118
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

Sikap petugas rekam medis tentang volume ICD-10 untuk menentukan lead
kode sebab dasar kematian term dan tahu tentang pengertian dari
UCOD. Sebesar 54,55% responden
HASIL mengetahui tentang kepanjangan
Berikut ini adalah hasil dari penelitian MMDS. Sebesar 36,36% yang
tinjauan pengetahuan dan sikap petugas mengetahui berapa jumlah tabel dalam
rekam medis tentang kode sebab MMDS. Sedangkan untuk
kematian di RS Tugurejo Semarang. pengetahuan tentang kode kematian
1. Karakteristik Petugas Rekam Medis yang tepat dalam contoh soal kasus
Karakteristik petugas rekam medis kematian hanya 9,09% dan 27,27%
RSUD Tugurejo Semarang didapatkan yang tahu tentang kode kematian
hasil sebagian besar petugas rekam kasus perinatal.
medis berjenis kelamin perempuan Berdasarkan hasil kuesioner pada
(78,57%). Untuk kategori rentang umur petugas coder diatas didapatkan
paling banyak antara 36-40 (50%). hanya 66,67% yang tahu tentang
Kategori pelatihan koding didapatkan volume ICD-10 untuk menentukan lead
sebesar 64,29% tidak pernah term, formulir apa yang digunakan
mendapatkan pelatihan koding. untuk menentukan UCOD dan tabel
Kategori masa kerja (6-10) tahun apa yang digunakan sebagai alat
sebesar 57,14%. Sedangkan kategori bantu dalam menentukan UCOD.
pendidikan semua responden lulusan Untuk pengetahuan tentang jumlah
DIII RMIK dan ada 21,43% responden tabel dalam MMDS hanya 33,33%
yang melanjutkan ke jenjang S1. responden yang tahu, sedangkan pada
2. Pengetahuan Petugas Rekam Medis contoh soal kasus dalam menentukan
Berdasarkan hasil kuesioner pada kode kematian dan kasus perinatal
petugas non coder diatas didapatkan tidak ada petugas coder yang tahu
hanya 63,64% yang mengetahui (0%).

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Petugas Non Coder


No Nilai ∑ %
1 55-67 1 9,09%
2 68-80 3 27,27%

119
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

3 81-93 0 0%
4 94-106 4 36,36%
5 107-119 2 18,18%
6 120-132 1 9,09%
Jumlah 11 100%
Keterangan :
Skor benar : 10 Nilai terendah : 60
Nilai tertinggi : 120 Rata-rata : 94,55\

Tabel 2. Tabel Tingkat Pengetahuan Petugas Rekam Medis Non Coder


Kategori ∑ %
≥ rata-rata 7 63,63%
< rata-rata 4 36,36%
11 100%

Berdaskan tabel 2 diketahui bahwa pengetahuan petugas non coder tentang kode
penyebab dasar kematian sebanyak 63,63% diatas rata-rata.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Pengetahuan Petugas Coder

No Nilai ∑ %
1 55-66 1 33,33%
2 67-78 0 0%
3 79-90 1 33,33%
4 91-102 1 33,33%
Jumlah 3 100%
Keterangan :
Skor benar : 10 Nilai terendah : 60
Nilai tertinggi : 100 Rata-rata : 80

Tabel 4. Tabel Tingkat Pengetahuan Petugas Coder


Kategori ∑ %
≥ rata-rata 2 66,67%
< rata-rata 1 33,33%
3 100%

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa pengetahuan petugas coder tentang kode


penyebab dasar kematian sebanyak 66,67% diatas rata-rata.

120
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

3. Sikap Petugas Rekam Medis Penyebab Dasar Kematian


A. Hasil Kuesioner Sikap Petugas Berdasarkan ICD-10
Rekam Medis Non Coder Tentang Berdasarkan hasil kuesioner pada
Kode Penyebab Dasar Kematian petugas coder didapatkan data
Berdasarkan ICD-10. Berdasarkan semua petugas tidak setuju apabila
hasil kuesioner pada petugas non dokter yang memberikan kode
coder didapatkan 18,18% setuju kematian dan petugas coder
apabila code penyebab dasar berhak mengganti kode diagnosa
kematian ditentukan oleh dokter. apabila terjadi kesalahan. 66,67%
Sebesar 63,64% setuju untuk ragu dalam menentukan langkah-
mengoreksi penempatan diagnosa langkah pemberian kode kematian
ibu dan bayi terlebih dahulu pada kasus perinatal. Sebesar
sebelum dilakukan coding dalam 66,67%) setuju sequent ditentukan
SMPK perinatal. Sebesar 18,18% oleh coder. Sebesar 33,33% tidak
ragu apakah UCOD termasuk setuju apabila dokter mendapatkan
didalam laporan statistic rumah pelatihan koding tentang UCOD.
sakit. Sebesar 27,27% tidak setuju Sedangkan semua petugas setuju
untuk dilakukannya pengendalian jika diterapkannya sistem reward
dalam proses penentuan UCOD. apabila dalam mengkode sebab
Untuk penentuan sequent sebesar kematian sudah sesuai dengan
54,55% menjawab setuju. Sebesar aturan yang berlaku.
9,09% ragu untuk melakukan
evaluasi dalam penerapan UCOD PEMBAHASAN
dan pelatihan coding untuk dokter. A. Karateristik Petugas Rekam Medis
Sebesar 81,82% setuju adanya Setiap manusia memiliki
reward apabila dalam menentukan karakteristik individu yang berbeda-beda
UCOD sudah sesuai dengan aturan antar satu dengan yang lainnya.
yang berlaku. Beberapa pengertian mengenai
B. Hasil Kuisioner Sikap Petugas karakteristik individu.Karakteristik
Coder Rekam Medis Tentang Kode demografi berkaitan dengan struktur
penduduk, umur, jenis kelamin dan

121
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

status ekonomi sedangkan data kultural lingkungan yang cukup lama


mengangkat tingkat pendidikan, sehingga akan merasa nyaman
pekerjaan, agama, adat istiadat, dalam pekerjaannya. Semakin lama
penghasilan, dan sebagainya. seseorang bekerja maka tingkat
Dari pengertian diatas yang dapat prestasi akan semakin tinggi,
membentuk karakteristik individu prestasi yang tinggi didapat dari
seseorang meliputi: perilaku yang baik.
1. Tingkat Pendidikan Pengalaman adalah guru yang
Pendidikan dapat mempengaruhi baik, oleh sebab itu pengalaman
seseorang termasuk juga perilaku yang identic dengan lama bekerja
seseorang akan pola hidup terutama (masa kerja). Pengalaman itu
dalam memotivasi untuk berperan merupakan suatu cara untuk
serta dalam pembangunan memperoleh kebenaran
kesehatan. Makin tinggi pendidikan pengetahuan dalam upaya
seseorang, makin mudah menerima meningkatkan pelayanan kepada
informasi sehingga meningkat pula pasien. Hal ini dilakukan dengan
12
kinerjanya. Dari hasil kuesioner cara mengulang kembali
didapatkan semua responden pengalaman yang dihadapi pada
(100%) lulusan DIII RMIK dan ada masa yang lalu. Dari hasil kuesioner
21,43% responden yang melanjutkan sebagian besar masa kerja petugas
ke jenjang S1. Dengan tingkat rekam medis berada dalam jangka
pendidikan minimal DIII RMIK waktu 6-10 tahun (57,14%). Semakin
seharusnya kualitas kinerja petugas lama seseorang bekerja semakin
sudah baik. baik pula dalam memberikan
2. Masa Kerja pelayanan.13
Menurut Kreitner dan Kinichi, 3. Pelatihan
menyatakan bahwa masa kerja yang Menurut Kamus Besar Bahasa
lama akan cenderung membuat Indonesia pelatihan adalah proses
seseorang betah dalam sebuah melatih, kegiatan atau pekerjaan.
organisasi. Hal ini disebabkan Menurut Cut Zurnali, tujuan pelatihan
karena telah beradaptasi dengan adalah agar pegawai atau karyawan

122
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

dapat menguasai pengetahuan, memberikan pelayanan yang


keahlian dan perilaku yang maksimal sesuai dengan standar
ditekankan dalam program-program pelayanan rumah sakit.
pelatihan dan untuk diterapkan 5. Jenis Kelamin
14
dalam aktivitas sehari-hari. Dari Jenis kelamin terbentuk dalam
hasil kuesioner didapatkan sebesar dimensi biologis. Jenis kelamin
64,29% tidak pernah mendapatkan mengacu pada seseorang
pelatihan koding, sehingga hal ini berperilaku dan mencerminkan
dapat berpengaruh pada penampilan sesuai dengan jenis
pengetahuan tentang koding kelaminnya.13 Dari hasil kuesioner
terutama mengenai koding kematian. diperoleh sebagian besar petugas
4. Umur berjenis kelamin perempuan dengan
Umur berpengaruh terhadap pola persentase 78,57%. Jenis kelamin
fikir seseorang dan pola fikir seseorang tidak dapat menjamin
berpengaruh terhadap perilaku mutu pelayanan kesehatan yang
seseorang. Umur secara garis besar telah diberikan kepada pasien.
menjadi indicator dalm setiap B. Pengetahuan Petugas Rekam Medis
mengambil keputusan yang Pengetahuan merupakan hasil tahu,
mengacu pada setiap dan ini terjadi setelah seseorang
pengalamannya, dengan semakin melakukan penginderaan terhadap
banyak umur maka dalam menerima suatu objek tertentu. Penginderaan
sebuah intruksi dan prosedur akan dapat melalui panca indera manusia,
semakin bertanggung jawab dan yakni penglihatan, pendengaran,
berpengalaman.Dari hasil kuesioner penciuman, rasa, dan raba. Perilaku
didapatkan persentase tertinggi umur didasari dengan pengetahuan akan
petugas sejumlah 50% dengan lebih bermanfaat dari pada perilaku
rentang umur 36-40 tahun. Rentang yang tidak didasari dengan
15
umur 36-40 tahun dapat dikatakan pengetahuan.
petugas berumur dewasa, sehingga Berdasarkan hasil tabel
untuk memberikan pelayanan sudah kuesioner petugas non coder
cukup terampil, disiplin dan dapat diketahui bahwa pengetahuan

123
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

petugas non coder tentang kode menilai atau bersikap terhadap


penyebab dasar kematian sebanyak stimulus atau obyek tersebut.17
63,63% diatas rata-rata. Ini Berdasarkan hasil tabel kuesioner
menunjukkan pengetahuan petugas sikap petugas non coder kurang
non coder sudah baik. Namun untuk karena salah dalam menyikapi
pengetahuan tentang MMDS dan pernyataan tentang kewenangan
penentuan kode sebab dasar dokter untuk mengisi kode sebab
kematian kurang. Sedangkan dari kematian. Ini menunjukkan bahwa
hasil kuesioner petugas coder pengetahuan petugas tentang hak dan
diketahui bahwa pengetahuan kewajiban dokter serta hak dan
petugas coder tentang kode penyebab kewajiban petugas rekam medis
dasar kematian sebanyak 66,673% masih kurang. Banyaknya petugas
diatas rata-rata. Dapat dismpulkan non coder yang menjawab ragu
pengetahuan petugas sudah baik. menunjukkan kurangnya pemahaman
Sama halnya dengan petugas non tentang pemberian kode sebab dasar
coder, untuk pengatahuan petugas kematian. Sedangkan untuk hasil dari
coder tentang MMDS dan penentuan kuesioner sikap petugas coder sudah
kode sebab dasar kematian kurang. baik. Karena patugas coder dapat
C. Sikap Petugas Rekam Medis memahami pernyataan sesuai dengan
Sikap adalah perasaan positif, hak dan kewajiban masing-masing
negative atau keadaan mental yang profesi. Ini menunjukkan bahwa
selalu disiapkan, dipelajari, dan diatur pemahaman petugas coder tentang
melalui pengalaman yang tahap pemberian kode sebab dasar
memberikan pengaruh khusus pada kematian sudah baik.
respon seseorang terhadap orang,
objek dan keadaan.[16] Sikap SIMPULAN DAN SARAN
merupakan penilaian seseorang 1. Kesimpulan dari penelitian
terhadap stimulus atau objek. Setelah a. Karakteristik Petugas Rekam Medis
orang mengetahui stimulus atau Semua responden lulusan DIII
objek, proses selanjutnya akan RMIK dan ada 21,43% responden
yang melanjutkan ke jenjang S1.

124
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

Sebagian besar masa kerja 2. Saran dari penelitian


petugas rekam medis berada a. Petugas sebaiknya dalam
dalam jangka waktu 6-10 tahun mengkode tidak menggunakan
(57,14%), didapatkan persentase buku kode penyakit instant tetapi
tertinggi umur petugas sejumlah menggunakan Buku ICD-10.
50% dengan rentang umur 36-40 b. Perlu di sediakan alat bantu dalam
tahun, mayoritas petugas berjenis mengkode sebab kematian berupa
kelamin perempuan dengan tabel MMDS (Mortality Data
persentase 78,57%, dan sebanyak Syndrome).
64,29% petugas tidak pernah c. Perlu adanya pelatihan tentang
mendapatkan pelatihan koding UCOD dan MMDS pada coder.
b. Pengetahuan Petugas Rekam
DAFTAR PUSTAKA
Medis Tentang Kode Penyebab
1. American hospital association; 1974
Dasar Kematian
dalam Azwar, 1996
Pengetahuan petugas coder lebih
baik daripada pengetahuan 2. Huffman, Edna K. Health Information

petugas non coder. Namun untuk Management, Tenth Edition,

pengetahuan tentang MMDS dan Physicians’ Record Company.

proses penentuan kode sebab Berwyn. lllinois. 1994


kematian petugas non coder serta 3. Peraturan menteri kesehatan republic
petugas coder masih kurang. Indonesia nomor

c. Sikap Petugas Rekam Medis 269/menkes/per/III/2008.


Tentang Kode Penyebab Dasar Penyelenggaraan rekam medis di

Kematian rumah sakit

Dalam kewenangan dokter untuk 4. Sri siswanti, SH, Apt, M.kes Dra. Etika

mengisi kode kematian petugas dan Hukum kesehatan dalam

coder semuanya menjawab tidak perspektif undang-undang hesehatan.

setuju. Untuk jawaban ragu-ragu Raja Grafindo Persadaaa. 2003


masih banyak didapatkan dari 5. Depkes RI (Dirjen Yanmed). Pedoman

jawaban petugas non coder. pengelolaan rekam medis rumah sakit


di Indonesia. Revise 1. Jakarta. 1994

125
Tinjauan Pengetahuan Dan Sikap...- Yanuar D M H, Dyah E

6. Peraturan menteri kesehatan RI NO 11. ICD-10 Vol 2. Rules and guidelines


27 Tahun 2014 tentang petunjuk for mortality and morbidity coding.
teknis Indonesia case base group WHO. Geneva. 2004
7. Pamungkas, tiara wahyu. Dkk. Analisa 12. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan
ketidaklengkapan pengisian berkas dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
rekam medis di RS Pku Cipta. 2012
Muhammadiyah Yogyakarta. 13. Sarwono, S. Sosiologi Kesehatan.
http://jurnal.uad.ac.id/kesmas Yogyakarta: UGM. 1993
10/4/2016 09:47 14. Notoatdmodjo, S. Ilmu Kesehatan
8. Depkes RI. Pedoman oenggunaan Masyarakat (prinsip-prinsip dasar).
ICD-10 seri 1. Jakarta. 1999 Jakarta: Rineka Cipta. 2013
15. Notoadmodjo, S. Pengembangan
9. Mayang A.N. Mortalitas dan
Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Presentasi Statistik ICD-10 Vol.2.
Rineka Cipta. 1991.
TOT ICD-10 DPD PORMIKI DIY.
16. Notoadmodjo, S. Pendidikan
Yogyakarta. 2004
Perilaku dan Kesehatan. Jakarta:
10. Soeharsono, S. Buku Panduan
Rineka cipta. 2003
Penentuan Kode Penyebab Dasar
Kematian Menurut ICD-10. Jakarta.
2008. (Tidak Dipublikasikan)

126

You might also like