Professional Documents
Culture Documents
595 2188 1 PB
595 2188 1 PB
ABSTRACT
Supporting information is information that is very important to determine the accuracy of the code, the complete
information that can be read by the coder, the more precise and accurate code generated. Based on the results of a
preliminary survey of the 10 document medical records with a diagnosis of fracture of the humerus in dr. Moewardi
years 2013-2015 showed that 30% complete and 70% incomplete at 40% there is no description of open / closed
fracture and 30% there are no sheets anamnesa. The porpose this study was to determine the completeness of supporting
information in determining the accuracy of diagnosis codes facture humerus. This type of research is descriptive
retrospective study. Population is a document medical records of patients hospitalized with a diagnosis of fracture of
the humerus in 2013-2015 with a sample size of 71 documents with the technique of sampling using saturated sample,
the research instruments using checklists and interview guides, observation data collection and interviews, while for
the data processing that is by way of collection (collecting), editing (editing), classification (classification), tabulation,
data presentation and analysis of descriptive data. The results showed that completeness of the information supporting
there are 54 DRM (85.72%) and incomplete documents as much as 17 DRM (23.94%), the highest completeness of the
information on multiple fracture of 70 DRM (98.59%) and the lowest in the description of the type of fracture, namely
61 DRM (85.92%). As for accuracy, accurate code as much as 24 DRM (33.80%) and the code is not accurate 47 DRM
(66.20%). Conclusions from this research is the completeness of the information supporting the highest supporting
information regarding multiple fracture and low of supporting information regarding the type of fracture. Suggested
medics fill out a form complete physical examination to help the coder to determine an accurate code.
ABSTRAK
Informasi penunjang adalah Informasi yang sangat penting untuk menentukan keakuratan kode, semakin lengkap
informasi yang dapat dibaca oleh koder maka semakin tepat dan akurat sebuah kode yang dihasilkan. Berdasarkan hasil
survey pendahuluan terhadap 10 dokumen rekam medis dengan diagnosis fracture humerus di RSUD dr. Moewardi
tahun 2013-2015 menunjukan bahwa 30% lengkap dan 70% tidak lengkap yaitu 40% tidak terdapat keterangan open /
closed fracture dan 30% tidak terdapat lembar anamnesa.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kelengkapan informasi
penunjang dalam penentuan keakuratan kode diagnosis facture humerus. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan
pendekatan studi retrospektif. Populasi adalah dokumen rekam medis pasien rawat inap dengan diagnosis fracture
humerus tahun 2013-2015 dengan besar sampel sebanyak 71 dokumen dengan teknik pengambilan sampel menggunakan
teknik sample jenuh, instrumen penelitian menggunakan checklist dan pedoman wawancara, pengumpulan data secara
observasi dan wawancara sedangkan untuk pengolahan data yaitu dengan cara pengumpulan (collecting), edit (editing),
klasifikasi (classification), tabulasi, penyajian data dan Analisis data secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa dokumen lengkap terdapat 54 DRM (85,72%) dan dokumen tidak lengkap 17 DRM (23,94%), kelengkapan
1. Gambaran umum
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di
RSUD Dr. Moewardi Surakarta dari 10 dokumen yang
Rumah sakit Dr. Moewardi Surakarta adalah rumah
diteliti dengan diagnosis Fractur Humerus terdapat 7
sakit milik Pemerintah Provinsi jawa tengah yang
dokumen (70%) yang belum lengkap dan 3 dokumen
terletak di Kotamadya Surakarta dan merupakan
Diagno sis : CF. Humeri 1/3 tengah (d) Informasi penunjang : jenis fracture :
Utama closed fracture
Informasi : jenis fracture : closed Kode RS : S06.0
penunjang fracture S42.4
S42.0
Kode RS : S42.3
Kode ICD-10 : S42.30 S42.70
Berdasarkan WHO pada ICD-10 tentang jenis Berdasarkan WHO dalam ICD-10 dimana dalam
fracture (open/closed) yaitu .0 untuk kode closed mengkode kasus fracture yang ada pada bagian
fracture dan .1 untuk kode open fracture dan tubuh yang sama maka kode yang tepat adalah
apabila ada fracture yang tidak teridentifikasi kode .7 pada karakter ke-4 disetiap sub blok, dan
maka diberi kode .0 sebagai fracture tertutup untuk pengkodean multiple fracture pada bagian
(closed fracture). Menurut wawancara dengan tubuh yang berbeda maka kode yang tepat adalah
petugas coding dapat diketahui bahwa koder antara T00-T05. Berdasarkan hasil wawancara,
sudah menggunakan additional code pada saat koder sudah mengetahui aturan dan tata cara
mengkode diagnosis kasus fracture, akan tetapi pengkodean untuk kasus multiple fracture
peneliti masih banyak menjumpai kode diagnosis alangkah lebih baiknya apabila teori yang sudah
kasus fracture yang belum akurat dikarenakan dikuasai koder tersebut dapat diterapkan pada
tidak adanya kode tambahan mengenai jenis saat melakukan pengkodean pada kasus multiple
fracture. Hal ini dikarenakan petugas coding yang fracture seperti pada contoh nomor sampel 34
melakukan pengkodean tidak hanya satu orang diatas, maka kode yang lebih tepat untuk CF.
saja melainkan ada beberapa petugas sehingga Humerus 1/3 medial dan CF. Clavicula (d) 1/3
kesalahan yang terjadi pada hasil pengkodean medial bukan lagi S42.3 dan S42.0 tetapi berubah
tidak hanya disebabkan oleh satu orang coder menjadi S42.70 Multiple fracture of clavicle,
saja, maka dari itu diperlukan komunikasi antar scapula, and humerus (closed).
petugas coding dan juga kekonsistenan dalam
penentuan kode diagnosis fracture agar dapat c. Keakuratan kode diagnosis karena penyebab
meminimalisasi kesalahan pengkodean. yang lainnya
Penyebab yang lainnya yaitu ketidak akuratan
b. Keakuratan kode diagnosis fracture humerus kode karena faktor yang lain, Dari 8 dokumen
berdasarkan multiple fracture rekam medis dengan kasus fracture berdasarkan
Kode multiple fracture yaitu kode dua atau fracture yang lain terdapat 62,5% (5 dokumen)
lebih fracture pada kolom diagnosis utama yang akurat dan 37,5% (3 dokumen) tidak akurat.
seharusnya bisa digabung menjadi satu kode Misalnya pada kasus fracture humerus diagnosis
tetapi masih dikode sendiri-sendiri, dari 15 yang tertulis pada kolom diagnosa utama adalah
dokumen rekam medis dengan kasus fracture post ORIF yang merupakan kelanjutan prosedur
berdasarkan multiple fracture terdapat 33,33% (5 yang telah dilakukan pada perawatan sebelumnya.
dokumen) akurat dan 66,67% (10 dokumen) tidak
akurat, dikarenakan pada kasus fracture multiple Pada sampel nomor 36
kode yang tertera pada dokumen rekam medis Diagnosis Utama : post ORIF OF.
belum digabung menjadi satu kode melainkan Humeri 1/3 distal
masih dikode sendiri-sendiri. fracture
Contoh: Post ORIF
Pada sampel nomor 34 Kode RS : S42.40
Diagnosis Utama : Contusional Kode ICD-10 : Z47.0
Hemoragic
Menurut WHO dalam ICD-10 volume 1, kode Departemen Kesehatan RI. 2006. Pedoman
Z47.0 Follow-up care involving removal of Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
fracture plate and other internal fixation device Rumah Sakit di Indonesia. Revisi II. Jakarta :
digunakan jika pasien yang datang kerumah sakit Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
hanya untuk melepas pen atau menindaklanjuti
prosedur perawatan yang telah dilakukan . 2008. Permenkes Nomor
sebelumnya, maka kode yang dihasilkan tidak 269/MENKES/PER/III tentang Rekam Medis.
lagi S42.41 Fracture of lower end of humerus Jakarta: Kemenkes RI.
(open) tetapi berubah menjadi Z47.0 Follow-
up care involving removal of fracture plate and Hatta GR. 2014. Pedoman Manjemen Informasi
other internal fixation device karena pasien Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
datang tidak lagi menderita patah tulang tetapi Jakarta: UI-Press.
menindaklanjuti prosedur yang telah diberikan
pada saat pasien dirawat inap sebelumnya yaitu Hoppenfield, Stanley. 2011.Treatment and Rehabilitation
pada saat pasien mengalami patah tulang. of Fractures. Jakarta : EGC.