Professional Documents
Culture Documents
1 Februari 2020
http://ojs.stikeslandbouw.ac.id/index.php/ahi
Abstract
The Code of Underlying Cause Of Death (UCoD) is the basic cause of
death. Preliminary survey on 10 April 2019, out of 10 medical record files, stroke
cases had 70% incomplete medical records and inaccurate filling in the code of
Underlying Cause of Death (UCoD) and 30 % complete file filling. The purpose
of this study was to identify the accuracy of the Underlying Cause of Death
(UCoD) code of stroke cases based on ICD-10 at Tk.III Hospital Dr.
Reksodiwiryo Padang in 2019. This research was conducted at the Tk.III Hospital
Dr. Reksodiwiryo Padang on 20 to 28 June 2019. This type of research is
quantitative descriptive with cross sectional approach. Population of all medical
record files for 2018 stroke cases were 41 files. Samples were taken by total
sampling. Data collection by direct observation in the medical record file using
the checklist table. Analysis of the data used is univariate analysis. The results
showed the percentage of accuracy in filling the Underlying Cause Of Death
(UCoD) code 41.9% accurate and 58.1% inaccurate. Clarity of diagnosis of
writing as much as 35.5% is clear and 64.5% is unclear. Completeness of filling in
the diagnosis is 45.2% complete and 54.8% incomplete. The completeness of
filling in the Underlying Cause Of Death (UCoD) code is 45.2% complete and
54.8% is incomplete. It is expected that the hospital will provide training,
seminars, and evaluations to medical personnel about accuracy the code for
Underlying Cause Of Death (UCoD) and make an SOP about coding Underlying
Cause Of Death (UCoD).
Abstrak
Kode Underlying Cause Of Death (UCoD) merupakan penyebab dasar
kematian. Survey awal pada 10 april 2019, dari 10 berkas rekam medis mortalitas
kasus stroke terdapat 70% berkas rekam medis tidak lengkap dan tidak akurat
pengisian kode Underlying Cause Of Death (UCoD) dan 30% berkas lengkap
pengisiannya.Tujuan penelitian diketahuinya identifikasi keakuratan kode
Underlying Cause Of Death (UCoD) kasus stroke berdasarkan ICD-10 di Rumah
Sakit Tk.III dr. Reksodiwiryo Padang Tahun 2019. Penelitian ini dilaksanakan di
Rumah Sakit Tk.III dr. Reksodiwiryo Padang pada tanggal 20 sampai dengan 28
Juni 2019. Jenis penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi seluruh berkas rekam medis mortalitas kasus stroke tahun
2018 sebanyak 41 berkas. Sampel diambil secara total sampling. Pengumpulan
data dengan cara observasi langsung pada berkas rekam medis dengan
menggunakan tabel checklist. Analisa data yang digunakan adalah analisa
univariat. Hasil penelitian didapatkan persentase keakuratan pengisian kode
Underlying Cause Of Death (UCoD) 41,9% akurat dan 58,1% tidak akurat.
Kejelasan penulisan diagnosa sebanyak 35,5% jelas dan 64,5% tidak jelas.
Lembaga Penelitian dan Pegabdian
STIKES Dharma Landbouw Padang
e-ISSN: 2715-5250 10
Administration & Health Information of Journal Vol. 1 No.1 Februari 2020
http://ojs.stikeslandbouw.ac.id/index.php/ahi
PENDAHULUAN
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
(Undang-undang No 44, 2009). Rekam Medis sebagai salah satu unit di rumah
sakit yang bertugas untuk mengumpulkan, mengelola dan menganalisa semua
berkas rekam medis.
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumentasi tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien (Permenkes RI No 40, 2012). Koding adalah pemberian
penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf
dalam angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan serta
diagnosis yang ada didalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya di
indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang
fungsi perencanaan, manajemen dan riset bidang kesehatan (WHO, 2004).
Konferensi Revisi Internasional 10-Tahunan ke-6 menyetujui bahwa penyebab
kematian untuk tabulasi primer harus merupakan Underlying Cause Of Death
(UCoD). Dari pandangan prevensi kematian, penting untuk memecahkan mata
rantai kejadian atau keadaan yang mempengaruhi kesembuhan.Objektif kesehatan
masyarakat yang paling efektif adalah mencegah penyebab pencetus. Untuk
tujuan ini maka sebab utama kematian (Underlying Cause Of Death) sebagai “(a)
penyakit atau cedera yang menimbulkan serangkaian kejadian yang berakhir
dengan kematian atau (b) kecelakaan atau kekerasan yang menimbulkan
cederayang mematikan” (WHO, 2004).
Menurut (Depkes RI, 2008), data penyebab kematian yang disusun
berdasarkan ICD-10 merupakan sumber data yang dapat dipakai untuk
menghitung angka harapan hidup, angka kematian menurut penyebab dan umur.
Selain itu data penyebab kematian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan
untuk mengambil keputusan terkait dengan upaya pencegahan dari penyakit atau
kasus mematikan sehingga status kesehatan masyarakat menjadi lebih baik.
Di Indonesia stroke termasuk urutan kedua penyakit paling mematikan. Di
kota Padang stroke termasuk 10 penyakit penyebab kematian. Data menunjukkan
pada 2015 penyakit ini telah menyerang 8,8 juta orang dan meningkat pada tahun
2016 yang diperkirakan 6,7 juta jiwa hilang akibat stroke pada tahun 2015
berkontribusi sekitar 10,8 persen dari semua kematian.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Linda Widyaningrum dkk, 2016)
tentang Keakuratan Penentuan Kode Underlying Cause Of DeathBerdasarkan
Medical Mortality Data System di RSUD Kota Saligata tahun 2016 didapatkan
dari 87 berkas rekam medis pasien mortalitas 71,41% (63 Berkas) tidak akurat
pengisian kode Underlying Cause Of Death (UCoD) dan 27,59% (24 berkas)
sudah akurat pengisiannya.
Berdasarkan survey awal di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo Padang
terdapat 176 pasien mortalitas pada tahun 2018 dan angka mortalitas terbanyak
disebabkan oleh stroke yang berjumlah 41 pasien. Dari hasil observasi terhadap
10 berkas rekam medis mortalitaskasus stroke terdapat 70% berkas rekam medis
tidak lengkap dan akurat pengisian kode Underlying Cause Of Death (UCoD) dan
30% berkas rekam medis sudah lengkap dan akurat pengisiannya.
Ketidaklengkapan dan ketidakakuratan kode Underlying Cause Of Death(UCoD)
Kasus Stroke di Rumah Sakit Tk. III dr. Reksodiwiryo Padang karena masih
banyak ditemukan resume medis yang belum diisi oleh dokter, masih ditemukan
diagnosa pasien yang tidak terisi, diagnosa yang ditulis dokter sulit untuk dibaca
dan sering memakai singkatan penggunaan bahasa yang tidak sesuai bahkan
kadang tidak dapat terbaca, masih ditemukan diagnosa yang belum diberi kode
serta perbedaan penulisan diagnosa pada resume keluar (RM8) dengan formulir
laporan kematianyang mempengaruhi laporan tahunan Rumah Sakit tentang sebab
kematian sehingga berdampak pada kualitas informasi yang dihasilkan, selain itu
juga akan berdampak bagi Rumah Sakit dalam sistem pembayaran.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian adalah kuantitatif deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi seluruh berkas rekam medis mortalitas kasus stroke tahun
2018 sebanyak 41 berkas. Sampel diambil secara total sampling. Dikarenakan 10
berkas sudah digunakan pada survei awal, jadi, jumlah berkas rekam medis yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah 31 berkas rekam medis. Pengumpulan
data dengan cara observasi langsung pada berkas rekam medis dengan
menggunakan tabel checklist. Analisa data yang digunakan adalah analisa
univariat.
kode diagnosa peneyebab kematian pasien di rumah sakit Sumber Waras Jakarta,
didapatkan dari 74 berkas rekam medis pasien mortalitas terdapat 74,3% lengkap
pengsian kode diagnosa Underlying Cause Of Death (UCoD) dan 25,7% tidak
lengkap pengisiannya. Sedangkan penelitian oleh (Andi, Karisma, Nurdiansyah,
2015) tentang hubungan keterisian dan kejelasan diagnosis utama pada lembar
ringkasan masuk dan keluar dengan terkodenya diagnosis di RS Bhayangkara
Yogyakarta, dari 73 sampel didapatkan 38,4% sampel terisi dan 61,6% tidak
terisi. Dari 28 sampel yang terisi diagnosis terdapat 28,26% sampel terkode dan
71,4% sampel tidak terkode.
Kelengkapan adalah ketelitian, kecermatan, dan ketepatan kode penyakit
dapat diidentifikasikan menjadi kode yang lengkap dan tidak lengkap.Kode yang
lengkap adalah penetapan kode penyakit yang tepat, lengkap sesuai dengan ICD-
10 penetapan kode penyakit yang tidak lengkap dan tidak sesuai dengan ICD-10.
Pengode harus menyeleksi kodisi dan prosedur yang harus dikode dari rekam
medis yang tersedia (Gemala R.Hatta, 2011).
Kecepatan dan ketepatan koding dari suatu diagnosis dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya tulisan dokter yang sulit untuk dibaca, diagnosis tidak
spesifik, dan keterampilan petugas koding dalam pemilihan kode. Pada proses
pengkodean ada beberapa kemungkinan yang dapat mempengaruhi hasil
pengkodean dari petugas koding bahwa penetapan diagnosa pasien merupakan
hak kewajiban dan tanggung jawab tenaga medis yang memberi perawatan
kepada pasien dan tenaga koding dibagian unit rekam medis tidak boleh
mengubah atau mengurangi diagnosa yang ada (Budi Savitri Citra, 2011).
Ketidak lengkapan pengisian kode Underlying Cause Of Death (UCoD)
karena masih terdapat resume keluar masih kosong, masih ditemukan perbedaan
diagnosa pada resume keluar dan formulir laporan kematian, tulisan dokter yang
kurang jelas serta karena kurangnya kerja sama antara perawat dan petugas rekam
medis serta kurang peduli terhadap rekam medis.
Sebaiknya dokter, perawat dan petugas rekam medis bekerja sama dengan
baik agar kelengkapan isi rekam medis menjadi lengkap dan tepat sesuai dengan
aturan. Jika diagnosa tidak jelas dan tidak lengkap maka sebelum kode ditetapkan,
diagnosa yang tidak jelas dan tidak lengkap perlu dilakukan dengan cara petugas
coder menanyakan atau meminta penjelasan kepada dokter yang bersangkutan
agar kode yang ditetapkan tepat dan lengkap.
SIMPULAN
1. Keakuratan Kode Underlying Cause Of Death (UCoD) Kasus Stroke
Berdasarkan ICD-10 yang akurat 41,9% dan tidak akurat 58,1%.
2. Kejelasan Penulisan Diagnosa Underlying Cause Of death (UCoD) Kasus
Stroke Berdasarkan ICD-10 yang jelas 35,5% dan tidak jelas 64,5%
3. Kelengkapan Penulisan Diagnosa Underlying Cause Of death (UCoD) Kasus
Stroke Berdasarkan ICD-10 yang lengkap yaitu 45,2% dan 54,8% tidak
lengkap.
4. Kelengkapan Pengisian Kode Underlying Cause Of death (UCoD) Kasus
Stroke Berdasarkan ICD-10 yang lengkap yaitu 45,2% dan 54,8% tidak
lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
Amir Amri. (2011). selancar RM pormiki SUMUT. Medan.
Andi, Karisma, Nurdiansyah, dkk. (2015). hubungan keterisian dan kejelasan
diagnosis utama pada lembar ringkasan masuk dan keluar dengan terkodenya
diagnosis di RS Bhayangkara Yogyakarta. Jurnal Riset Kesehatan.
Anggraini, M. (2004). Audit Coding Pelatihan Pormiki Jakarta. Jakarta.
Arias Rizqan Karima. (2015). faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan
pengodean diagnosa penyakit pasien rawat inap bangsal penyakit dalam
RSUD rasidin. Stikes dharma landbouw padang.
Budi Savitri Citra. (2011). Manajemen Unit kerja Rekam Medis (Q. S. Media,
Ed.). Yogyakarta.
Depkes RI. (2006). Pedoman Penyelenggaraan dan Prosedur Rekam Medis
Rumah Sakit di Indonesia (Revisi II). Jakarta.
Depkes RI. (2008). Pedoman penyelenggaraan dan prosedur rekam medis Rumah
sakit di indonesia revisi 1 Jakarta. 1.
Gemala Hatta R. (2010). Manajemen Informasi Kesehatan disarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia.
Gemala R.Hatta. (2011). Manajemen Informasi Kesehatan disarana Pelayanan
Kesehatan. Jakarta: Universitaa Indonesia.
Laurentia Miharja, dkk. (2016). angka kematian dan faktor resiko stroke sebagai
penyebab dasar kematian di kabupaten padang pariaman provinsi sumatera
barat. Jurnak Riset Kesehatan.
Linda Widyaningrum dkk. (2016). Keakuratan penentuan kode Underlying Cause
Of Death (UCoD) berdasarkan medical mortality data system di RSUD Kota
Saligata. Jurnak Riset Kesehatan.
Notoadmodjo, S. (2005). Metode penelitian kesehatan. Jakarta.
Oki Yuliandri. (2011). hubungan kejelasan dan kelengkapan penulisan diagnosa
dengan ketepatan pengodean pada berkas rekam medis pasien bangsal
bedah di RSUP Dr. M. Djamil Padang. STIKES Dharma Landbouw Padang.
Permenkes Ri No 129. (2008). Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Permenkes RI No 27. (2014). Permenkes No 27 Tahun 2014 tentang petunjuk
teknis sistem indonesia case basegroups (INA-CBGs).