You are on page 1of 7

PROSIDING: SEMINAR MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN NASIONAL DAN CALL FOR PAPER

“E-Health Dalam Pelayanan Kesehatan”

Ketepatan Dan Kesesuaian Kode Diagnosis


External Cause Kasus Kecelakaan Sepeda Motor

Kori Puspita Ningsih1, Hibatiwwafiroh2


1,2
Medical Record and Health
Information Study Program Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

ABSTRACT
The case of an accident is one of the most common cause of injury in the world and Indonesia is expected to rank
3rd in 2020. Of the several accidents that happened one of them is motorcycle accident. This is supported by data
Korlantas that the incidence of motorcycle accidents in the first quarter 2017 in Indonesia reached 24 068 cases.
Based on the WHO coding external cause until the character to 5, but in RS PKU Muhammadiyah Gamping
Sleman coding external cause not yet up to 5 characters showing activity accident victims. This study aimed to
investigate the implementation, accuracy, conformity, and causes inaccuracy coding external cause motorcycle
accident case based on ICD-10 in RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman. The research was qualitative
descriptive with cross sectional. The amount of subjects 7 respondents and the object under study is a medical
record file as many as 55 samples.The coding performed by the coder with education D3 medical records, based
on the SPO and using ICD-10 electronics and entered by the SIMRS. The external cause information can be
seen in the form of triage, emergency department assessment, intregeted notes,medical resume and chronology.
Conformity code external cause of the medical record file with SIMRS (Category A) by 64%, while incompatibility
(Category B) by 5%. The accuracy code of external cause until the character to 5 (Category C) of 0%, whereas
the code external cause not just in character to 2 to 5 (Category E) of 56%. The factors that affect the imprecision
that is no activity when the accident information on the form facilitates triage and SIMRS no coding until the
character to 5. The absence of assessment activities in an accident on the form facilitates triage and SIMRS no
coding until the character to 5.

Keywords: Accuracy, Conformity, external cause

ABSTRAK
Kasus kecelakaan adalah salah satu penyebab paling umum dari cedera di dunia dan Indonesia diperkirakan
menduduki peringkat ke-3 pada tahun 2020. Dari beberapa kecelakaan yang terjadi salah satunya adalah kecelakaan
sepeda motor. Hal ini didukung oleh data Korlantas bahwa kejadian kecelakaan sepeda motor pada kuartal pertama
2017 di Indonesia mencapai 24.068 kasus. Berdasarkan WHO penyebab eksternal pengkodean hingga karakter
ke 5, tetapi di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman pengkodean penyebab eksternal belum maksimal
sampai 5 karakter yang menunjukkan aktivitas korban kecelakaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
implementasi, akurasi, kesesuaian, dan penyebab ketidaktepatan pengkodean eksternal yang menyebabkan kasus
kecelakaan sepeda motor berdasarkan ICD-10 di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman. Penelitian ini adalah
deskriptif kualitatif dengan cross sectional. Jumlah subjek 7 responden dan sampel yang diteliti adalah dokumen
rekam medis sebanyak 55 dokumen. Pengkodean dilakukan oleh koder dengan lulusan pendidikan D3 rekam
medis, berdasarkan SPO dan menggunakan ICD-10 elektronik dan dimasukkan ke SIMRS. Informasi penyebab
eksternal dapat dilihat dalam bentuk triase, penilaian gawat darurat, catatan terintegrasi, resume medis dan
kronologi. Kesesuaian kode eksternal antara dokumen rekam medis dengan SIMRS (Kategori A) sebesar 64%,
sedangkan ketidakcocokan kode external cause pada berkas rekam medis dengan SIMRS (Kategori B) sebesar
5%. Ketepatan kode external cause pada berkas rekam medis tepat sampai dengan karakter ke-5 (Kategori C)
sebanyak 0%, sedangkan kode penyebab eksternal tidak tepat pada karakter ke2 sampai dengan ke 5 (Kategori
E) 56%. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan yaitu tidak ada informasi kegiatan kecelakaan yang
dicatat pada formulir triase dan pada SIMRS tidak tersedia pengkodean sampai karakter ke 5.

Kata Kunci: Keakuratan, Kesesuaian, Penyebab Eksternal

54
54
Kori Puspita Ningsih, Hibatiwwafiroh. Ketepatan dan Kesesuaian Kode Diagnosis ...

PENDAHULUAN METODE
Menurut Coats yang disitasi oleh Yuliana (2014), Penelitian ini menggunakan penelitian survei
kasus kecelakaan merupakan salah satu yang menjadi deskriptif kuantitatif kualitatif dengan pendekatan
penyebab terbanyak terjadinya cedera diseluruh cross sectional. Metode dektriptif kuantitatif
dunia, yaitu menempati urutan ke-9 pada DALY’s digunakan untuk mendeskripsikan hasil analisis
dan diperkirakan akan menempati peringkat ke-3 kesesuaian dan ketepatan kode eksternal cause dalam
di tahun 2020. Dari beberapa kecelakaan yang bentuk gambar dan presentase, sedangkan deskriptif
terjadi salah satunya adalah kecelakaan transportasi kualitatif digunakan untuk mendesktrpsikan kegiatan
sepeda motor. Hal ini didukung oleh data Korps pelaksanaan pengkodean dan faktor penyebab
lalu lintas atau Korlantas (2017), angka kejadian ketidaksesuaian dan ketidaktepatan kode eksternal
kecelakaan pada triwulan 1 (satu) tahun 2017 di cause. Jumlah subjek 7 responden dan objek yang
seluruh Indonesia mencapai 24.068 kasus. Salah satu diteliti adalah berkas rekam medis sebanyak 55 sampel.
bentuk fasilitas pelayanan kesehatan adalah dengan Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2017.
adanya rumah sakit untuk menunjang kegiatan Validitas data dilakukan dengan triangulasi. Untuk
pelayanan kesehatan masyarakat. Setiap sarana menguji validitas kesesuaian dan ketepatan kode
pelayanan kesehatan perlu adanya upaya peningkatan eksternal cause peneliti melakukan triangulasi sumber
mutu pelayanan kesehatan. Upaya tersebut harus dengan expert coder di salah satu RS Swasta Tipe B
disertai dengan adanya sarana penunjang yang di Yogyakarta.
memadai dan mendukung dari beberapa faktor yang
terkait. Salah satu faktor yang ikut mendukung
keberhasilan upaya peningkatan mutu pelayanan HASIL
kesehatan adalah terlaksana penyelenggaraan rekam 1. Pelaksanaan Pengodean External Cause
medis yang baik dan benar. Rekam medis merupakan Petugas rekam medis yang melaksanakan
berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang pengodean (coder) pada unit rekam medis
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman
dan pelayanan lain kepada pasien di sarana pelayanan Yogyakarta terdiri dari 5 orang, dengan rincian
kesehatan (Hatta, 2013). Berkas rekam medis sangat berikut:
menentukan terciptanya laporan kesehatan yang valid,
untuk itu proses penulisan, pengolahan, dan pelaporan
Tabel 1. SDM coder rawat inap RS PKU
rekam medis harus terjaga kualitasnya. Dengan
Muhammadiyah Gamping Sleman
demikian perekam medis memegang peranan penting
Yogyakarta
sebagai pengumpul, pengolah, dan penyaji informasi
kesehatan, salah satunya terkait data morbiditas. Salah Jenis
Jumlah Kualifikasi Tugas
satu wewenang perekam medis adalah melaksanakan Petugas
sistem klasifikasi klinis dan kodefikasi penyakit yang Coder 4 orang D3 Rekam Melaksanakan
berkaitan dengan kesehatan dan tindakan medis sesuai syarat Medis pengodean
dengan terminologi medis yang benar agar informasi klaim diagnosa
yang dihasilkan benar dan akurat 9kemenkes 55, pasien pada lembar
2013). External causes merupakan klasifikasi kejadian rawat verifikasi dan
inap entri pada INA
lingkungan dan keadaan sekitarnya sebagai sebab dari
JKN CBG’s untuk
suatu cedera, keracunan dan efek yang merugikan, pasien JKN
pertentangan atau permusuhan, ketidakcocokan, atau
berlawanan. Pengodean external cause terdiri dari Coder 1 orang D3 Rekam Melaksanakan
pasien Medis pengodean
5 karakter. Karakter ke 4 menunjukkan korban dari
rawat diagnosa pada
kecelakaan tersebut dan karakter ke 5 menjelaskan inap berkas rekam
aktifitas yang sedang dilakukan oleh korban (WHO, (JKN medis dan entri
2012). Pengodean external cause di RS PKU dan Non pada SIMRS
Muhammadiyah Gamping Sleman Yogyakarta hanya JKN) untuk semua
sampai dengan karakter ke 4 yang menunjukkan pasien rawat
jenis korban kecelakaan. Dari latar belakang tersebut inap (pasien
penulis tertarik menggali lebih dalam untuk menyusun JKN dan Non
penelitian dengan judul “Ketepatan dan Kesesuaian JKN)
Kode External Cause Kasus Kecelakaan Sepeda Motor Dalam melaksanakan kegiatan coding, coder
Berdasarkan ICD-10 di RS PKU Muhammadiyah yang berpedoman pada SPO tentang Pemberian
Gamping Sleman Yogyakarta”. Kode ICD-10 yaitu sebagai berikut:

55
PROSIDING: SEMINAR MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN NASIONAL DAN CALL FOR PAPER
“E-Health Dalam Pelayanan Kesehatan”

a. Coder menentukan lead term external cause KATEGORI JML %


dengan membaca pada formulir resume
(Kategori B) Jika kode external
medis, jika keterangan pada resume medis cause pada berkas rekam medis 3 5%
tersebut tidak lengkap maka coder melihat tidak sama dengan SIMRS
pada formulir triage atau asesmen gawat
(Kategori C) Jika kode external
darurat. cause pada berkas rekam medis
b. Coder membaca dan mengikuti petujuk tanda 12 22 %
tidak dikode, namun pada SIMRS
baca yang tertera di diagnosa tersebut. dikode
c. Kode yang dicantumkan harus berurutan (Kategori D) Jika kode external
secara benar yaitu dimulai dari diagnosa cause pada berkas rekam medis
utama hingga diagnosa sekunder 3 5%
dikode, namun pada SIMRS tidak
d. Coder menggunakan volume I untuk dikode
memeriksa kebenaran kode yang dipilih (Kategori E) Jika tidak ada kode
e. Kode diisikan pada berkas rekam medis external cause pada berkas rekam 5 4%
tepatnya pada formulir resume pasien pulang medis maupun SIMRS
(RM 40). TOTAL 55 100%
f. Coder mengentry kode diagnosa ke dalam
komputer sebagai proses indeksing.
Hasil analisis di atas diketahui bahwa tingkat
Pemberian kode external cause di RS PKU kesesuaian kode external cause pada berkas
Muhammadiyah Gamping Sleman berpedoman rekam medis dengan SIMRS dari 55 sampel
pada formulir rumah sakit, yaitu: paling banyak pada kategori A (kode external
1) Lembar triage (RM 03.a); cause pada berkas rekam medis sesuai atau sama
2) Assesmen dawat darurat (RM 03.b); dengan kode external cause pada SIMRS) sebesar
3) Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi 64% atau 35 berkas rekam medis dari 55 sampel
(CPPT) (RM 08); dan berkas rekam medis, sedangkan yang terendah
4) Resume pasien pulang (RM 40). pada kategori D (kode external cause pada berkas
rekam medis dikode, namun pada SIMRS tidak
Serta berpedoman pada formulir dari luar dikode) sebesar 5% atau 3 berkas rekm medis dari
rumah sakit (penjamin biaya pasien) yang 55 berkas rekam medis.
meliputi:
1) Kronologis kejadian dan
2) Lembar jasa raharja.

2. Kesesuaian Kode External Cause Kasus


Kecelakaan Sepeda Motor pada Berkas Rekam
Medis dengan SIMRS
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
peneliti lakukan dari 55 sampel berkas rekam
medis diketahui bahwa kesesuaian kode external
cause kasus kecelakaan sepeda motor pada berkas
rekam medis dengan SIMRS diperoleh hasil
Gambar 1. Grafik Kesesuaian Kode External Cause
sebagai berikut: Kasus Kecelakaan Sepeda Motor pada Berkas
Tabel 2. Kesesuaian Kode External Cause Rekam Medis dengan SIMRS
Kasus Kecelakaan Sepeda Motor pada
Berkas Rekam Medis dengan SIMRS 3. Ketepatan Kode External Cause Kasus
Kecelakaan Sepeda Motor Berdasarkan ICD-
KATEGORI JML % 10 di RS PKU Muhammadiyah Gamping
(Kategori A) Jika kode external Sleman Yogyakarta
cause pada berkas rekam medis 35 64 %
Berdasarkan hasil pengolahan data yang
sama dengan SIMRS
peneliti lakukan dari 55 sampel berkas rekam
medis kasus kecelakaan sepeda motor diketahui
bahwa ketepatan kode external cause kasus

56
Kori Puspita Ningsih, Hibatiwwafiroh. Ketepatan dan Kesesuaian Kode Diagnosis ...

kecelakaan sepeda motor diperoleh hasil sebagai 4. Faktor Penyebab Ketidak tepatan dan
berikut: Ketidak sesuaian Kode External Cause Kasus
Kecelakaan Sepeda Motor
Tabel 2. Ketepatan Kode External
Cause Kasus Kecelakaan Sepeda Motor Faktor penyebab ketidaktepatan dan
Berdasarkan ICD-10 ketidaksesuaian kode external cause pada
KATEGORI JML % penelitian ini menggunakan teori analisis fishbone,
(Kategori A) Jika kode external dengan gambar sebagai berikut:
cause pada berkas rekam medis tepat 2 4%
sampai dengan karakter ketiga
(Kategori B) Jika kode external
cause pada berkas rekam medis tepat 8 15%
sampai dengan karakter keempat
(Kategori C) Jika kode external
cause pada berkas rekam medis tepat 0 0%
sampai dengan karakter kelima
(Kategori D) Jika tidak ada kode
external cause pada berkas rekam
medis namun ada keterangan bahwa 14 25%
pasien korban kecelakaan sepeda
motor
(Kategori E) Jika kode external cause Gambar 3. Faktor penyebab ketidaksesuaidan
ketidaktepatan kode eksternal cause
pada berkas rekam medis tidak tepat
31 56%
pada karakter ke2 sampai dengan ke 5
Penyebab ketidaktepatan dan ketidak-
TOTAL 55 100% sesuaian kode external cause kasus kecelakaan
sepeda motor meliputi:
Berdasarkan analisis ketepatan kode external 1. Man
cause kasus kecelakaan sepeda motor pasien Dari 5 orang coder, hanya 1 orang coder yang
gawat darurat di RS PKU Muhammadiyah bertugas sebagai coder rawat inap, volume
Gamping Sleman Yogyakarta diperoleh persentase pekerjaan cukup tinggi sehingga petugas
ketepatan kode external cause kasus kecelakaan kurang konsentrasi dan kurang teliti dalam
sepeda motor pasien gawat darurat sampai dengan menggali external cause.
karakter ke-empat (Kategori B) sebesar 15% atau 2. Method
8 berkas rekam medis dari 55 sampel berkas Pelaksanaan pengodean di RS PKU
rekam medis, sedangkan persentase tepat sampai Muhammadiyah menggunakan ICD-10
karakter ke-lima (kategori C) sebesar 0% atau 0 elektronik yang menganut SPO dengan
berkas rekam medis dari 55 sampel berkas rekam Nomor Dokumen 053-MR/X/2016 tentang
medis dan persentase tertinggi kode external Pemberian Kode ICD-10 yang diterbitkan
cause pada berkas rekam medis tidak tepat pada pada tanggal 31 Oktober 2016.
karakter ke2 sampai dengan ke 5 (kategori E) 3. Materil
sebesar 56% atau 31 berkas rekam medis dari 55 Pelaksanaan pengodean external cause
sampel berkas rekam medis. di RS PKU Muhammadiyah Gamping
Sleman Yogyakarta berpedoman pada
formulir rumah sakit yang meliputi: Lembar
triage (RM 03.a); Assesmen dawat darurat
(RM 03.b); Catatan Perkembangan Pasien
Terintegrasi (CPPT) (RM 08); dan Resume
pasien pulang (RM 40).

Serta berpedoman pada formulir dari luar


rumah sakit (penjamin biaya pasien) yang
meliputi: Kronologis kejadian dan Lembar jasa
Gambar 2. Grafik Ketepatan Kode External raharja.
Cause Kasus Kecelakaan Sepeda motor

57
PROSIDING: SEMINAR MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN NASIONAL DAN CALL FOR PAPER
“E-Health Dalam Pelayanan Kesehatan”

Pada Assesmen dawat darurat (RM 03.b) 4. Machine


danlembar triage (RM 03.a) belum ada kolom Pengodean diagnosa di RS PKU
informasi terkait aktivitas saat kecelakaan Muhammadiyah Gamping Sleman Yogyakarta
melainkan hanya kolom jenis kecelakaan, tempat menggunakan ICD-10 elektronik kemudian
kejadian, tanggal dan waktu kejadian. dientri pada SIMRS, namun SIMRS tersebut
belum memfasilitasi kode diagnosa maupun
external cause sampai dengan karakter ke 5
dikarenakan belum adanya pengembangan
SIMRS.

Gambar 4. Formulir Triage RS PKU Gambar 6. User interface fitur morbiditas


Muhammadiyah Gamping Sleman pasien di RS PKU Muhammadiyah Gamping

PEMBAHASAN
1. Pelaksanaan Pengodean External Cause
Coder rawat inap di RS PKU Muhammadiyah
Gamping berlatar belakang D3 Rekam Medis,
sesuai standar kompetensi coder pada Permenkes
55 tahun 2013. Pelaksanaan pengodean diagnosa
dan external cause sudah mengikuti aturan SPO
RS PKU Muhammadiyah Gamping No. Dokumen
053-MR/X/2016.
2. Kesesuaian Kode External Cause pada berkas
rekam medis dan SIMRS
Berdasarkan analisis kode external cause
kasus kecelakaan sepeda motor di RS PKU
Muhammadiyah Gamping Sleman Yogyakarta
diperoleh hasil bahwa persentase kesesuaian kode
external cause antara berkas rekam medis dengan
SIMRS (Kategori A) sebesar 64% atau 35 berkas
rekam medis dari 55 sampel berkas rekam medis,
sedangkan persentase yang tidak sesuai (Kategori
B) sebesar 5% atau sama dengan 3 berkas rekam
Gambar 5. Formulir Assesmen Gawat medis dari 55 sampel berkas rekam medis.
Darurat RS PKU Muhammadiyah Gamping Persentase kesesuaian antara berkas rekam
Sleman medis dengan SIMRS di RS PKU Muhammadiyah

58
Kori Puspita Ningsih, Hibatiwwafiroh. Ketepatan dan Kesesuaian Kode Diagnosis ...

Gamping Sleman Yogyakarta lebih rendah terstandarisasi adalah kode sekunder untuk
dibandingkan penelitian di RSA UGM oleh digunakan dalam rangkaian pelayanan kesehatan
Lestari (2014), dengan tingkat kesesuaian 89% maupun untuk tujuan penelitian data cedera
atau sama dengan 89 berkas rekam medis dari dan evaluasi strategi pencegahan cedera. Kode
100 sampel, hal ini dikarenakan volume pekerjaan tersebut mengidentifikasi penyebab, maksud, dan
yang tinggi sehingga coder kurang berkonsentrasi lokasi di mana cedera terjadi, bersamaan dengan
dalam mendalami external cause. status pasien dan aktivitas yang sedang dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat Kode aktivitas yang tertera dalam WHO (2012)
disampaikan bahwa RS PKU Muhmmadiyah merupakan kode tambahan yang berhubungan
Gamping dalam melaksanakan pengkodean kasus dengan kecelakaan transportasi darat (V01-V89)
eksternal cause pasien rawat inap belum sesuai yang diletakkan pada karakter ke 5 (lima).
dengan Grebner dan Suarez (2013) bahwa ketika 4. Faktor Penyebab Ketidaktepatan Kode
menetapkan kode cedera tersebut diharuskan External Cause
untuk melaporkan external cause cedera tersebut.
Faktor penyebab ketidaktepatan dan
Sedangkan menurut WHO (2012) bahwa external
ketidaksesuaian kode external cause pada
causes merupakan klasifikasi kejadian lingkungan
penelitian ini menggunakan teori analisis fishbone.
dan keadaan sekitarnya sebagai sebab dari suatu
Analasis fishbone (tulang ikan) adalah analisis
cedera, keracunan dan efek yang merugikan,
yang digunakan untuk mengategorikan berbagai
pertentangan atau permusuhan, ketidakcocokan,
sebab potensial suatu masalah dengan cara yang
atau berlawanan.
mudah dimengerti, sehingga dapat membantu
3. Ketepatan Kode External Cause dalam menganalisis apa yang sesungguhnya
Berdasarkan analisis ketepatan kode external terjadi dalam proses dengan cara memecah proses
cause kasus kecelakaan sepeda motor pasien menjadi sejumlah kategori yang berkaitan dengan
gawat darurat di RS PKU Muhammadiyah proses, mencakup manusia, metode, material dan
Gamping Sleman Yogyakarta yang dilaksanakan mesin (Queensland Health, 2010).
oleh peneliti, persentase ketepatan kode external
cause kasus kecelakaan sepeda motor sampai SIMPULAN
dengan karakter ke 4 sebesar 15% atau sama 1. Petugas pengodean (coder) berkas rekam medis
dengan 8 berkas rekam medis dari 55 sampel pasien rawat inap hanya 1 orang berlatar belakang
berkas rekam medis, sedangkan persentase tepat pendidikan D3 Rekam Medis dengan pelaksanaan
sampai karakter ke 5 sebesar 0% atau sama pengodean menggunakan ICD-10 elektronik yang
dengan 0 berkas rekam medis dari 55 sampel di entri pada SIMRS dan sudah berpedoman pada
berkas rekam medis dan persentase kode external SPO dengan Nomor Dokumen 053-MR/X/2016
cause yang tidak tepat sebesar 56% atau sama tentang Pemberian Kode ICD-10.
dengan 31 berkas rekam medis dari 55 sampel 2. Kesesuaian kode external cause kasus kecelakaan
berkas rekam medis. sepeda motor pada berkas rekam medis dengan
Persentase ketepatan kode external cause SIMRS di RS PKU Muhammadiyah Gamping
kasus kecelakaan sepeda motor pasien gawat Sleman Yogyakarta sebesar 64% (35 berkas rekam
darurat di RS PKU Muhammadiyah Gamping medis dari 55 sampel berkas rekam medis).
Sleman Yogyakarta lebih tinggi dibandingkan 3. Ketepatan kode external cause kasus kecelakaan
dengan RSKB Siaga Banjarmasin pada penelitian sepeda motor sampai dengan karakter ke 5 di
Yuliana (2014) dengan tingkat ketepatan 0% atau RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman
sama dengan 0 berkas rekam medis dari 72 sampel Yogyakarta sebesar 0% atau sama dengan 0 berkas
berkas rekam medis atau sama dengan 100% rekam medis dari 55 sampel berkas rekam medis.
external causenya tidak dikode. 4. F a k t o r P e n y e b a b K e t i d a k s e s u a i a n d a n
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat Ketidaktepatan Kode External Cause Kasus
disampaikan bahwa RS PKU Muhmmadiyah Kecelakaan Sepeda Motor Berdasarkan ICD-10
Gamping dalam melaksanakan pengkodean di RS PKU Muhammadiyah Gamping Sleman
kasus eksternal cause pasien rawat inap belum Yogyakarta dari aspek man adalah terbatasnya
sesuai dengan Grebner dan Suarez (2013), jumlah Coder Berkas rekam medis rawat inap
bahwa dalam pedoman pengodean menjelaskan sedangkan volume pekerjaan yang tinggi sehingga
tentang penggunaan kode external cause yang coder pasien rawat inap kurang teliti dalam

59
PROSIDING: SEMINAR MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN NASIONAL DAN CALL FOR PAPER
“E-Health Dalam Pelayanan Kesehatan”

menggali keterangan external cause. Dari aspek Menkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan
materiil adalah pada formulir assasment gawat Nomor: 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
darurat dan lembar triage belum ada pengkajian Pekerjaan Perekam Medis
aktivitas saat kecelakaan, sedangkan penyebab
Queensland Health. (2010). Patient Safety: From
dari aspek machine adalah aplikasi SIMRS tidak
Learning to Action III Third Queensland Health
memfasilitasi pengodean sampai dengan karakter
report on clinical incidents in the Queensland
ke 5.
Public Health System 2007/8

DAFTAR PUSTAKA https://www.health.qld.gov.au/_data/assets/pdf_


Hatta, Gemala. R. Et. Al. (2013). Pedoman Manajemen file/0024/423537/lta3.pdf Diakses pada tanggal
Informasi Kesehatan Disarana Pelayanan 29 April 2017 Pukul 10.05 WIB
Kesehatan. Jakarta: Universitas Indonesia. World Health Organization.(2012) International
http://korlantasirsms.info/graph/vehicleTypeData. Statistical Classification of Diseases and
Diakses 13 Maret 2017. Related Health Problems 10th Revision Volume
2 Instruction Manual, Geneva: WHO
Kemenkes.(2013).Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor: 55 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Yuliana, Rina, Hosizah., dan Irmawan. (2014).
Pekerjaan Perekam Medis. Jakarta. Indonesia. Review For External Cause Coding of Injury
Case on Medical Record Inpatient of Orthopedic
Lestari, Danik dan Nuryati. (2014). Kesesuaian Specialist Surgery In Rskb Banjarmasin Siaga In
Diagnosis pada Berkas Rekam Medis dan EHR 2013. Jurnal Manajemen Informasi Kesehatan
Pasien IGD, Jurnal Manajemen Informasi Indonesia, 2014. 2 (1): 45-53.
Kesehatan Indonesia. 2014. 2(2). 36-40

60

You might also like