You are on page 1of 4

PRAKTIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH

“UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH”

DISUSUN OLEH:

NAMA : SHENDY CITRA OKTAVIANA DEWI

NIM : 195040200111152

KELAS :L

ASISTEN : OKTAVIAN ERTA

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
UJI MUTU FISIK DAN KADAR AIR BENIH
Menurut Ningsih et al. (2015) uji mutu fisik benih merupakan suatu pengujian yang
dilakukan pada benih tanaman yang bertujuan untuk mengetahui gambaran dari kemampuan
suatu benih untuk disimpan dan tumbuh sebagai kecambah normal. Pada pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui mutu fisik benih maka dapat dilakukan uji kadar air, uji berat
1000 butir, dan uji kemurnian benih yang digunakan. Sedangkan uji kemurnian benih
merupakan suatu uji benih yang dilakukan dengan memisahkan benih dari kotoran benih,
benih jenis lain, dan benih kosong untuk mendapatkan presentase berat komposisi dari benih
tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi uji kemurnian benih meliputi faktor fisik dan
faktor genetis. Menurut Widajati (2018) bahwa faktor fisik benih berarti komposisi lot benih
dan faktor genetis benih berarti ketepatan varietas benih tersebut.
Menurut Ningsih et al. (2015) uji bobot 1000 benih merupakan suatu perlakuan yang
dilakukan pada 1000 butir benih dengan menimbang 100 benih dalam delapan kali ulangan.
Banyaknya ulangan tersebut ditentukan oleh nilai koefisien keragaman dan berat 1000 butir
benih tersebut dihitung melalui penimbangan benih murni. Menurut Ningsih et al. (2015)
kadar air benih merupakan hilangnya bobot pada benih saat dikeringkan menggunakan teknik
tertentu. Hal ini serupa dengan pernyataan Ningsih et al. (2018) bahwa kadar air benih dapat
diukur menggunakan oven ataupun menggunakan rumus sebagai berikut:
y−z
KA = × 100%
y−x
Dengan keterangan X adalah bobot wadah, Y adalah bobot wadah ditambah bobot
basah, dan Z adalah bobot wadah ditambah bobot kering. Kadar air benih dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain tipe benih, ukuran benih, dan penyimpanan benih. Berikut
merupakan perhitungan model permasalahan uji mutu fisik benih:
a. Luqman sedang melakukan pengujian kemurnian benih. Luqman memperoleh berat benih
murni sebesar 430 gr, berat benih lain 50 gr berat kotoran benih 20 gr. Hitunglah:
 Persentase benih murni
BM
%Benih murni = × 100%
BM +BTL + KB
430
= × 100% = 86%
430+50+20
 Persentase benih tanaman lain
BTL
%Benih tanaman lain = × 100%
BM +BTL + KB
50
= × 100% = 10 %
430+50+20
 Persentase kotoran benih
KB
%Kotoran Benih = × 100%
BM +BTL + KB
20
= × 100% = 4%
430+50+20
 Faktor kehilangan benih
CK −(BM + BTL+ KB)
FK = × 100%
CK
500−(430+50+20)
= × 100%
500
500−(500)
= × 100% =0%
500
b. Qo’id ingin mengetahui kebutuhan benih dalam setiap hektarnya dan Qo’id ingin
mengukur kondisi benih kacang hijau yang Qo’id punya. Apa yang harus dilakukan
Qo’id? Jika ulangan 1, 2, 3, 4 berturut turut sebagai berikut 10 gr, 15 gr, 20 gr, 40 gr,
metode mana yang harus digunakan dan berapa hasilnya?
Metode yang digunakan adalah metode B. Hasilnya adalah:
Z = (U1 + U2 + U3 + U4) x 2,5
= (10 + 15 + 20 + 40) x 2,5 = 212,5 gr
c. Hakim memiliki benih bunga matahari, kemudian Hakim ingin mengetahui kandungan
kadar air benihnya. Jika bobot basah benih tersebut adalah 20gr dan bobot kering adalah
15 gr maka berapa persentase kadar air benih bunga matahari hakim berapa? (wadah 10
gr)
y−z
KA = × 100%
y−x
30−25
= × 100% = 25%
30−10

DAFTAR PUSTAKA
Ningsih, M. K., M. P. Biantary, dan Jumani. 2015. Uji Mutu Fisik dan Fisiologis Benih
Pohon Penghasil Gaharu (Aquilaria microcarpa Baill.) Berdasarkan Fenotipe Pohon
Induk di KHDTK Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara. Jurnal AGRIFOR, 14 (2):
221-238.
Ningsih, N. N. D. R., I. G. N. Rai, I. K. Siadi, dan G. N. A. S. Wirya. 2018. Pengujian Mutu
Benih Beberapa Jenis Tanaman Hortikultura yang Beredar di Bali. E-Jurnal
Agroekoteknologi Tropika, 7 (1): 64-72.
Widajati E. 2018. Pengujian Mutu Benih. Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian.
IPB. Bogor.

You might also like