Professional Documents
Culture Documents
Pemanfaatan Zeolit Untuk Penurunan Cod Dan Bod Limbah Pengolahan Kulit
Pemanfaatan Zeolit Untuk Penurunan Cod Dan Bod Limbah Pengolahan Kulit
Cahya Widiyati1)
1)
Staff Pengajar Program Studi Teknologi Pengolahan Kulit
Akademi Teknologi Kulit Yogyakarta
Jl. Ring Road Selatan, Glugo, Panggungharjo, Sewon, Bantul
www.atk.ac.id E-mail: info@atk.ac.id
ABSTRACT
Leather is one of the semi-finished products that contribute to the export of non-oil
commodities. In general, leather processing wastewater containing germs, dirty-colored, foul-
smelling and containing COD, BOD5 and suspended solids are high. One of the adsorbent which
has a large adsorption capacity is the natural zeolite. Natural zeolite adsorption capability increases
when first activated zeolite. Zeolites can reduce pollutants in the form of cations and anions in
wastewater so it can reduce COD and BOD5 waste leather processing. The purpose of this study to
determine the effect of HCl concentration of activating zeolites and zeolite-activated heavy
influence for BOD5 and COD reduction. The method used is laboratory-scale experiments.
Activation 150 grams zeolite - 40 + 60 mesh by heating 250 0C and the addition of 0.1 N HCl acid,
0.15 N, 0.2 N and 0.25 N. Zeolites are separated and dried in an oven. Weight activated zeolite 5
grams, 10 grams, 15 grams and 20grams. Mixing zeolite and 100 cc leather processing waste
electrical stirrer 150 rpm for 30 minutes and then separated sediment. The filtrate was tested in
COD and BOD5 waste leather processing. Do also test COD and BOD 5 without zeolite. COD tests
using a COD reactor and BOD5 tests using Winkler method. The results showed that the zeolites
were activated by heating 2500 C, 0.15 N HCl and weight of 20 grams of activated zeolite an
optimum condition to reduce COD and BOD 5 BOD5 decreased 96.67% to the value of 105 mg / l
and COD reduction reached 92.23% with a value of 335.36 mg /l. Zeolite results of this study can
be used for leather industry because zeolites are widely available in Indonesia and can to reduce
levels BOD5 and COD leather processing waste.
Keywords: leather processing wastewater, adsorption, activation of zeolites, COD, BOD5
INTISARI
Kulit tersamak merupakan salah satu produk setengah jadi yang berkontribusi terhadap
eksport komoditi non migas. Secara umum limbah cair pengolahan kulit mengandung bibit
penyakit, berwarna kotor, berbau busuk dan mengandung COD, BOD5 serta padatan tersuspensi
yang tinggi. Salah satu adsorben yang memiliki kemampuan adsorpsi yang besar adalah zeolit
alam. Kemampuan adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila zeolit terlebih dahulu diaktifkan.
Zeolit dapat mereduksi polutan dalam bentuk kation dan anion dalam limbah cair sehingga dapat
menurunkan COD dan BOD5 limbah pengolahan kulit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh konsentrasi HCl untuk mengaktivasi zeolit serta pengaruh berat zeolit teraktivasi untuk
penurunan BOD5 dan COD. Metode yang digunakan yaitu eksperimen skala laboratorium.
Pengaktifan -40 +60 mesh Zeolit 150 gram dengan pemanasan 250 0C dan penambahan asam
HCl 0,1N, 0,15N,0,2N dan 0,25N . Zeolit dipisahkan dan dikeringkan dalam oven. Berat zeolit
teraktivasi 5 gram, 10 gram, 15 gram dan 20gram . Pencampuran zeolit dan 100 cc limbah
pengolahan kulit dengan pengaduk listrik 150 RPM selama 30 menit kemudian dipisahkan
endapannya . Filtrat di dilakukan uji COD serta BOD5 limbah pengolahan kulit . Dilakukan juga
uji COD dan BOD 5 tanpa zeolit . Pengujian COD menggunakan COD reaktor dan pengujian
BOD5 menggunakan metode Winkler. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit yang diaktivasi
dengan pemanasan 2500 C , HCl 0,15 N dan berat zeolit teraktivasi 20 gram merupakan kondisi
optimum mereduksi COD dan BOD5 . Penurunan BOD5 96,67 % dengan nilai 105 mg/l serta
penurunan COD mencapai 92,23% dengan nilai COD 335,36 mg/l. Zeolit hasil penelitian ini
dapat digunakan untuk industri kulit karena zeolit banyak tersedia di Indonesia serta dapat untuk
menurunkan kadar BOD5 dan COD limbah pengolahan kulit.
Kata kunci : limbah pengolahan kulit,adsorpsi, aktivasi zeolit ,CODdan BOD5
PENDAHULUAN
Kulit tersamak merupakan salah satu produk setengah jadi yang
berkontribusi terhadap ekspor komoditas non migas. Industri penyamakan kulit
mengolah kulit yang semula mempunyai daya guna kurang menjadi kulit tersamak
(leather), yang berdaya guna lebih banyak dan merupakan salah satu industri yang
menggunakan banyak air serta beraneka macam bahan kimia yang dapat
menghasilkan limbah beracun bagi lingkungan sekitarnya. (Bienkiewicz,
1983).Secara umum limbah cair pengolahan kulit mengandung bibit penyakit,
berwarna kotor, berbau busuk dan mengandung COD, BOD5 serta padatan
tersuspensi yang tinggi (Sugiantoro 1982),. Salah satu cara untuk mengetahui
seberapa jauh beban cemaran pada air limbah adalah dengan mengukur COD
(Chemical Oxygen Demand). Semakin tinggi nilai COD, berarti semakin tinggi
pula beban cemaran yang ada pada limbah cair tersebut (Anonimus, 1996)
Oksigen yang dibutuhkan untuk mendegradasi zat-zat organik tersebut
bila tinggi maka nilai BOD5 dan COD limbah akan tinggi pula. Guna menurunkan
nilai BOD5 dan COD limbah, perlu dilakukan pengurangan zat-zat organik yang
terkandung di dalam limbah sebelum dibuang ke perairan. Adsorpsi adalah
penumpukan materi pada interface antara dua fasa. Pada umumnya zat terlarut
terkumpul pada interface. Proses adsorpsi memanfaatkan fenomena ini untuk
menghilangkan materi dari cairan( Barrer, 1998)
Pengurangan kadar zat-zat organik yang ada pada limbah industri kulit
sebelum dibuang ke perairan, dapat dilakukan dengan mengadsorpsi zat-zat
tersebut menggunakan adsorben. Salah satu adsorben yang memiliki kemampuan
adsorpsi yang besar adalah zeolit alam. Zeolit adalah salah satu mineral yang
banyak terkandung di bumi Indonesia yang pemanfaatannya belum maksimal.
Bentuk kristal zeolit relatif teratur dengan rongga yang saling berhubungan ke
segala arah menyebabkan permukaan zeolit menjadi sangat luas sehingga baik
bila digunakan sebagai adsorben .( Fatimah ,2000 )
Kemampuan adsorpsi zeolit alam akan meningkat apabila zeolit terlebih
dahulu diaktifkan. Zeolit juga dapat mereduksi kation dan anion dalam limbah
cair sehingga dapat menurunkan Chemical Oksigen Demand dan Biological
Demand. Aktivasi zeolit secara kimia dengan tujuan untuk membersihkan
permukaan pori, membuang senyawa pengotor dan mengatur kembali letak atom
yang dapat dipertukarkan. Proses aktivasi zeolit dengan perlakuan asam HCl pada
konsentrasi tertentu menyebabkan zeolit mengalami dealuminasi dan dekationisasi
yaitu keluarnya Al dan kation-kation dalam kerangka zeolit. Aktivasi asam
menyebabkan terjadinya dekationisasi yang menyebabkan bertambahnya luas
permukaan zeolit karena berkurangnya pengotor yang menutupi pori-pori zeolit.
Luas permukaan yang bertambah diharapkan meningkatkan kemampuan zeolit
dalam proses adsorpsi .( Ribeiro, 1999).
Pengurangan COD dan BOD5 limbah cair pengolahan kulit berperan
membantu mengurangi beban pencemaran lingkungan. Melimpahnya zeolit
dialam dengan kemampuan adsorbsinya dimungkinkan dapat mengurangi COD
dan BOD5 limbah cair pengolahan kulit.
Tujuan
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh konsentrasi
HCl dan konsentrasi optimum HCl untuk mengaktivasi zeolit sebagai
adsorben guna mereduksi COD dan BOD5 limbah pengolahan kulit
2. Mengetahui adanya pengaruh massa zeolit dan berat optimum pada
konsentrasi HCl yang digunakan terhadap kemampuan zeolit alam dalam
mereduksi COD dan BOD5 limbah pengolahan kulit
Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan
ilmu pengetahuan, utamanya dalam pengolahan limbah cair kulit guna
mereduksi COD dan BOD5 dengan menggunakan zeolit alam. Mengingat
keberadaan zeolit alam cukup melimpah karena di Indonesia secara geografis
terletak pada jalur gunung berapi sehingga memiliki potensi zeolit yang cukup
besar. Nilai ekonomis zeolit akan meningkat karena dapat digunakan untuk
adsorben limbah cair pengolahan kulit di industri. Berdasarkan penelitian ini
diharapkan akan memberikan kontribusi yang positif terhadap pemecahan
masalah pencemaran lingkungan limbah cair.
METODE PENELITIAN
1. Aktivasi zeolit
Zeolit alam -40+60 mesh 150 gram diaktivasi pada suhu 250 oC serta
menggunakan HCl dengan variasi konsentrasi 0,10 N, 0,15 N, 0,20N dan 0,25 N
diaduk dengan pengaduk listrik kecepatan pengadukan 150 rpm selama 30 menit.
Filtrat dipisahkan endapan dan beningannya menggunakan centrifuse. Endapan
0
berupa zeolit teraktivasi . Pengeringan zeolit dalam oven 70 C selama 5
jam.masing-masing zeolit teraktivasi ditimbang 5 gram, 10 gram, 15 gram dan 20
gram ditambah limbah pengolahan kulit 100 ml diaduk dalam bekker glas 500ml
menggunakan pengaduk listrik 150 rpm 30 menit. Dipisahkan beningan dan
endapan dengan centrifuse kemudian filtrat dianalisis kimia COD, BOD5 dan
analisis COD , BOD5 dari limbah cair kulit tanpa zeolit teraktivasi.Penelitian
dilakukan dengan 3 kali percobaan.
2. Filtrat dianalisis COD dan BOD
Metode Pengujian (Apha, 1992)
1. Analisis BOD
Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali iodida azida, adalah
penetapan BOD yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya kadar
oksigen terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol tertutup rapat,
diinkubasi selama 5 hari pada temperatur kamar, dalam metode Winkler
digunakan larutan pengencer MgSO4, FeCl3, CaCl2 dan buffer fosfat. Kemudian
dilanjutkan dengan metode Alkali iodida azida yaitu dengan cara titrasi, dalam
penetapan kadar oksigen terlarut digunakan pereaksi MnSO4, H2SO4 dan alkali
iodida azida. Sampel dititrasi dengan natrium thiosulfat memakai indikator
amilum
2. Analisis COD
Tabung COD dicuci dengan H2SO4 20 %. kemudian dimasukkan contoh 2,5
ml dalam tabung dan ditambahkan 1,5 ml K2Cr2O7 dan reagen asam sulfat
sebanyak 3,5 ml melalui dinding sebelah dalam. Tabung COD ditutup dan
dibalikkan beberapa kali untuk pencampuran. Selanjutnya tabung tersebut
ditempatkan ke dalam reaktor COD dan dilakukan refluks selama 2 jam. Setelah
itu, dipindahkan secara kuantitatif ke dalam tempat yang lebih besar untuk bisa
dititrasi. Ditambahkan indikator ferroin sebanyak 2 tetes, kemudian dilakukan
titrasi dengan larutan FAS 0,1 M serta dilakukan juga titrasi blangko.
Peralatan
1. Pengaktifan zeolit secara fisis: gelas arloji, sudip, cawan porselen, beker glas
500 cc, pipet volum, oven, eksikator, pengaduk listrik, pH meter, corong,
neraca analitik dan centrifuse
2. Proses sorpsi: pengaduk listrik, beker glas 500 cc, centrifuge, gelas ukur,
pipet ukur
3. Analisis COD:
COD reaktor, erlenmeyer dan buret, pipet tetes, Pipet volume, Pendingin
balik dan Labu didih
4. Analisis BOD: Botol BOD, Erlenmeyer, Buret, Pipet volume dan Pipet tetes
A. Zeolit
Zeolit dari desa Bayah, Wonosari kabupaten Gunung kidul, dengan komposisi
Kimia seperti pada tabel 1.
a. Pengaruh Pemanasan
Pemanasan terhadap zeolit alam bertujuan untuk mengeluarkan air atau
garam pengotor dari dalam rongga-rongga kristal zeolit. Kemampuan atau sifat
pertukaran kation zeolit terutama selektifitas dan kapasitas pertukarannya akan
sangat ditentukan oleh struktur kristalnya. Pemakaian panas terlalu tinggi
menyebabkan terjadinya pelepasan aluminium dari struktur kerangka tetrahedral
zeolit. Menurut Barrer (1998) aktivasi pemanasan yang terlalu tinggi akan
menyebabkan terjadinya dehidroksilasi gugus OH pada struktur zeolit. Akibat
terjadinya pemutusan ikatan Si-O-Al, menyebabkan pembentukan gugus siloksan
(Si-O-Al) dan aluminium yang miskin gugus hidroksil. Struktur zeolit mengalami
kerusakan akibat dari pemanasan yang terlalu tinggi sehingga kemampuan
mempertukarkan kation dan adsorbsinya berkurang/menurun. Kestabilan zeolit
terhadap temperatur tergantung pada jenis kandungan mineral zeolitnya .
0
Pemanasan pada 250 C akan menyebabkan air yang terkandung dalam zeolit
menguap, terjadi dehidratasi yang akan menyebabkan semua pori-pori menjadi
terbuka, sehingga zeolit bertambah aktif. Perlu diingat bahwa pada pemanasan
lebih dari 2500C akan menyebabkan dekomposisi partikel dari kristal zeolit dan
kapasitas penyerapan menjadi turun. Secara teoritis hal tersebut dapat dijelaskan
bahwa pada pemanasan, molekul air dapat bereaksi dengan gugus aktif
membentuk H-zeolit dan pada pemanasan lebih tinggi H-zeolit akan mengalami
proses dealuminasi.( Tsitsishvili, 1992)
b. Pengaktifan dengan Pengasaman
Kandungan Al dalam kerangka zeolit yang tinggi menyebabkan kerangka
zeolit sangat hidrofilik. Sifat hidrofilik dan polar dari zeolit ini merupakan
hambatan dalam kemampuan adsorpsinya. Proses aktivasi dengan asam dapat
meningkatkan kristalinitas, keasaman dan luas permukaan
Aktivasi zeolit secara kimia dengan tujuan untuk membersihkan permukaan
pori, membuang senyawa pengotor dan mengatur kembali letak atom yang dapat
dipertukarkan. Proses aktivasi zeolit dengan perlakuan asam HCl menyebabkan
zeolit mengalami dealuminasi dan dekationisasi yaitu keluarnya Al dan kation-
kation dalam kerangka zeolit. Aktivasi asam menyebabkan terjadinya
dekationisasi yang menyebabkan bertambahnya luas permukaan zeolit karena
berkurangnya pengotor yang menutupi pori-pori zeolit. Luas permukaan yang
bertambah meningkatkan kemampuan zeolit dalam proses adsorpsi (Kerr, 1999).
Perlu diperhatikan pada kondisi-kondisi tertentu pengaktifan dengan asam
justru akan menghilangkan daya penyerapannya, oleh karena aktivasi asam
tersebut telah menyebabkan perubahan struktur dasar zeolite, seperti reaksi
dengan HNO3 di bawah ini:
Si M+ Si
\ / Si Si
O O \ /
\ / OH HO
4 HNO 3 + Al → + HNO 3 + Al(HO 3 ) 3
/ \ OH HO
O O / \
/ \ Si Si
Si Si
Kesimpulan
1. Zeolit dapat mereduksi COD dan BOD5 limbah cair pengolahan kulit
2. Zeolit yang diaktivasi dengan HCl mulai mengalami penurunan
kapasitas penyerapan COD dan BOD5 pada konsentrasi 0,2 N
3. Penambahan masa zeolit teraktivasi bertambah daya sorpsinya terhadap
penurunan COD dan BOD5
4. Hasil pengujian COD dan BOD5 optimum pada berat zeolit 20 g.dan
konsentrasi HCl 0,15 N BOD5 turun 96,67 % dengan nilai 105 mg/l.
Penurunan COD mencapai 92,23% dengan nilai COD 335,36 mg/l .
5. Zeolit hasil penelitian ini dapat digunakan untuk industri kulit karena
zeolit banyak tersedia di Indonesia serta dapat untuk menurunkan kadar
BOD5 dan COD limbah pengolahan kulit
Saran
Industri Pengolahan kulit dapat menggunakan zeolit yang telah diaktivasi
sesuai hasil penelitian ini untuk pengolahan limbahnya sebagai adsorben guna
penurunan BOD5 dan COD dengan menerapkannya pada tahap pengolahan
tertier yaitu pengolahan secara adsorpsi.
DAFTAR PUSTAKA
Apha (1992), Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater.
18th ed. American Public Health Association, Washington, DC.