You are on page 1of 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 8, Nomor 1, Januari 2020


ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

PELAKSANAAN PELAYANAN NEONATAL BERDASARKAN


STANDAR PELAYANAN MINIMAL KESEHATAN BAYI BARU LAHIR
DI PUSKEMAS DUKUHSETI KABUPATEN PATI

Arum Rohana, Ayun Sriatmi, Rani Tiyas Budiyanti


Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email: arum_rohana@yahoo.com

Abstract : The Minimum Service Standards (MSS) are a national strategic


program and the Puskesmas are the leading unit in efforts to achieve the MSS
targets. Pati Regency occupies the top 6 highest infant mortality cases in the
province of Central Java in 2018 and the highest number of cases is in the
Dukuhseti Primary Health Center (PHC). Dukuhseti PHC is a BLUD PHC that
must apply MSS including newborn health services, but the implementation is not
optimal as indicated by the coverage of neonatal visits that have not reached the
target. The study aims to analyze the implementation of health MSS in newborn
health services in Dukuhseti PHC. This research is a qualitative research with in-
depth interviews and observations using content description analysis. The results
showed that the implementation of SPM in newborn health services was
constrained in the implementation of KN2 and KN3, neonatal care counseling,
health examination with MTBM, and handling neonatal referral cases. That was
because most of the midwives had not received MTBM training, there was no
budgeting for health training, double jobs because midwife HR at the PHC was
lacking, the targets used a lot of real data, recording and reporting were not in
order, supervision from the leadership was not optimal, difficulties in finding
health facilities referral, and there is no strict sanction from the District Health
Office (DHO). PHC are expected to be able to budget funds for training for health
workers, provide guidance for better coordination, fix information systems and
referral applications by implementing an online-based Integrated Referral
System. The DHO is expected to be able to improve supervision by implementing
more systematic evaluations and reinforcing sanctions so that the implementation
of MSS in newborn health services runs optimally.

Key words : Baby Health Service, Minimum Service Standard, Health Center
Bibliographes : 15, 2000-2019

PENDAHULUAN SPM Bidang Kesehatan adalah


Standar Pelayanan Minimal ketentuan tentang jenis dan mutu
Bidang Kesehatan mengalami pelayanan dasar yang merupakan
perubahan yang cukup mendasar urusan pemerintahan wajib yang
dari SPM sebelumnya yang semula berhak diperoleh setiap WNI secara
dilandaskan Permenkes RI Nomor minimal. SPM dapat menjadi
43 Tahun 2016 tentang SPM Bidang landasan Pemerintah Pusat dalam
Kesehatan, menjadi didasarkan pemberian insentif, disinsentif dan
Permenkes RI Nomor 4 Tahun 2019 sanksi administrasi Kepala Daerah,
tentang Standar Teknis Pemenuhan maupun dalam perumusan kebijakan
Mutu Pelayanan Dasar Pada SPM nasional, yang tentunya dengan
Bidang Kesehatan.1 memonitoring potensi daerah. Hasil

97
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

evaluasi pencapaian SPM menjadi bayi berumur satu tahun menurun


bahan laporan Pemda.2 dari 32 per 1000 kelahiran hidup
Pelayanan kesehatan bayi baru pada tahun 2012 menjadi 15 per
lahir adalah salah satu dari 12 jenis 1000 kelahiran hidup pada tahun
pelayanan dasar pada SPM 2017. Data tersebut berdasarkan
Kesehatan Daerah Kabupaten / hasil SDKI yang dilakukan BKKBN
Kota. Konsep SPM berubah dari bersama BPS dan Kementerian RI.9
kinerja program kementerian Untuk menjamin kehidupan
menjadi kinerja Pemda yang yang sehat dan mendorong
memiliki konsekuensi reward dan kesejahteraan yang baik (good
punishment. SPM termasuk salah health and well-being) pada 2030,
satu program strategis nasional dan salah satu target SDGs adalah
merupakan hal minimal yang harus menurunkan Angka Kematian
dilaksanakan oleh Pemda untuk Neonatal hingga 12 per 1000 KH.10
rakyatnya, maka target SPM harus Dalam proses penurunan angka
100% setiap tahunnya.3 kematian ibu dan bayi, potensinya
Puskesmas adalah unit adalah jumlah tenaga kesehatan
terdepan dalam upaya pencapaian terutama bidan telah relatif tersebar
target SPM. Implementasi SPM ke berbagai daerah Indonesia, tapi
diharapkan dapat memperkuat sisi tantangannya adalah kompetensi
promotif–preventif sehingga jumlah masih ada yang belum memadai.11
kasus kuratif yang ditanggung JKN Dari berbagai data yang
menjadi berkurang.4,5 dihimpun USAID Jalin Project, fakta-
Salah satu indikator penting fakta terkait kematian neonatal di
untuk menggambarkan derajat Jawa Tengah, yaitu sebagian besar
kesehatan masyarakat adalah kematian neonatal bisa dicegah,
Angka Kematian Bayi (AKB). AKB layanan kesehatan yang berkualitas
dapat mencerminkan keadaan sosial dapat berkontribusi menurunkan
ekonomi masyarakat setempat risiko kematian neonatal, dan upaya
sebab bayi adalah kelompok usia penurunan kematian neonatal
paling rentan terhadap pengaruh memerlukan kontribusi dari semua
perubahan lingkungan dan sosial pihak. Sebanyak 78% kematian
ekonomi.6 neonatal terjadi di fasilitas
Penurunan angka kematian ibu kesehatan. Kematian pada bayi
dan bayi termasuk dalam target sebenarnya dapat dicegah melalui
SDGs yang harus dicapai pada 2030 deteksi dini dan penanganan yang
dan menjadi prioritas penting tepat.8,12
pemerintah dalam RPJM Nasional Hasil studi pendahuluan di
tahun 2015-2019.7 Dinas Kesehatan Kabupaten Pati,
Indonesia menempati urutan ditemukan bahwa dari tahun ke
kedua sebagai Negara dengan tahun kasus kematian bayi masih
angka kematian ibu dan bayi banyak. Pada tahun 2016, jumlah
tertinggi di Asia Tenggara. Setiap 1 kematian bayi sebesar 188 kasus.
jam, 2 ibu dan 8 bayi baru lahir Pada tahun 2017 mengalami
meninggal di Indonesia. Angka penurunan menjadi 150 kasus.
tersebut membuat Indonesia masuk Sedangkan pada tahun 2018
dalam 10 negara dengan jumlah mengalami peningkatan menjadi 170
kematian ibu dan bayi baru lahir kasus dan menjadi peringkat 6
tertinggi.8 BKKBN mencatat angka terbanyak di Provinsi Jawa Tengah
kematian neonatal atau sebelum setelah Brebes (325 bayi), Grobogan
98
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

(285 bayi), Banjarnegara (216 bayi), target 100%. Tiga puskesmas


Banyumas (209 bayi), dan Tegal dengan persentase cakupan
(179 bayi).13 kunjungan bayi terendah yaitu
Data dari Dinas Kesehatan Puskesmas Tambakromo (80%),
Kabupaten Pati tahun 2018 Puskesmas Sukolilo I (93%), dan
menunjukkan bahwa dari 12 Puskesmas Dukuhseti (95%).
indikator SPM Bidang Kesehatan, Ditinjau dari tren cakupan kunjungan
masih terdapat 9 indikator SPM bayi di Puskesmas Dukuhseti tiga
Bidang Kesehatan di Kabupaten Pati tahun terakhir, pada tahun 2018
yang belum mencapai target 100%, mengalami penurunan kunjungan
termasuk salah satunya yaitu neonatal.14
indikator pelayanan kesehatan bayi Berdasarkan survei
baru lahir. Terdapat dua standar pendahuluan di Puskesmas yang
dalam mekanisme pelayanan dilakukan peneliti kepada 7 ibu yang
kesehatan bayi baru lahir yaitu memanfaatkan pelayanan KIA,
standar kuantitas dan standar diperoleh hasil bahwa mereka
kualitas. Standar kuantitasnya mengaku kurang puas dan kurang
adalah kunjungan neonatal minimal nyaman dengan pelayanan yang
3 kali, terdiri dari KN1 (6-48 jam), diberikan. Dari standar kuantitas
KN2 (3-7 hari), dan KN3 (8-28 hari). SPM-BK pada bayi baru lahir,
Sedangkan standar kualitasnya berupa kunjungan neonatal belum
terdiri dari pelayanan neonatal sesuai aturan waktu yang
esensial saat lahir (0-6 jam) dan ditetapkan. Kunjungan rumah (KN 2
pelayanan neonatal esensial setelah dan KN 3) hanya dilakukan bidan
lahir (6 jam-28 hari), dimana masing- setelah ibu menelepon atau ketika
masing pelayanan meliputi lima Posyandu yaitu sebulan sekali.
macam perawatan.1,14 Berdasarkan fakta dan data di
Menurut hasil data yang lapangan, maka penulis tertarik
didapatkan dari Seksi Kesehatan untuk meneliti tentang pelaksanaan
Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan pelayanan neonatal berdasarkan
Kabupaten Pati tahun 2018, dari 170 SPM bayi baru lahir di Puskesmas
kasus kematian bayi, jumlah Dukuhseti Kabupaten Pati.
terbanyak terdapat di wilayah
Puskesmas Dukuhseti, yaitu 17 METODE
kasus.14 Penelitian dilaksanakan dari
Dalam tiga tahun terakhir kasus bulan Juli sampai September 2019
kematian bayi di Puskesmas di Puskesmas Dukuhseti. Penelitian
Dukuhseti terus meningkat. Padahal ini merupakan penelitian kualitatif
salah satu target SDGs global dengan metode wawancara
adalah AKN menjadi kurang dari 12 mendalam dan observasi.
per 1000 kelahiran hidup.12 Pengolahan data menggunakan
Penyebab kematian bayi antara lain analisis deskripsi isi (content
BBLR (8 anak), asfiksia (2 anak), analysis).
kelainan kongenital (1 anak), dan Informan utama berjumlah 6
lain-lain (6 anak).14 orang, terdiri dari pemegang
Data cakupan kunjungan bayi program KIA (IU1), pemegang
menunjukkan bahwa pada tahun program P2P (IU2), pemegang
2018 dari 29 puskesmas di program gizi kesmas (IU3),
Kabupaten Pati, masih terdapat 7 pemegang program imunisasi (IU4),
puskesmas yang belum mencapai
99
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

seorang dokter senior (IU5), dan


Kotak 2
seorang bidan senior (IU6).
Informan triangulasi sebagai “KN2 menunggu pasien nelpon
cross check dan validasi data dulu. Kalau ndak ditelpon ya
berjumlah 5 orang, yaitu Kasie ndak.” (IU4)
Kesga dan Gizi DKK (IT1), Kepala
“Kalau sudah 3 hari diminta
puskesmas (IT2), ibu dengan bayi nelpon bidan, udah ditelpon, tapi
baru lahir normal (IT3), ibu dengan tidak bisa datang. Sibuk” (IT5)
bayi butuh rujukan persalinan normal
(IT4), serta ibu dengan bayi butuh “Memang alasannya mau
reakred, jadi malah kita izinkan
rujukan persalinan sectio caesarea ke Kepala Desa supaya nggarap
(IT5). full di sini.” (IT2)

HASIL DAN PEMBAHASAN


1. Deskripsi Pelaksanaan Pelaksanaan KN2 merupakan
Pelayanan Neonatal tahap lanjutan pemeriksaan
Berdasarkan SPM Bayi Baru fisik, penampilan, perilaku
Lahir di Puskesmas Dukuhseti bayi, serta pemantauan
a. KN1 memang sudah dilakukan kecukupan nutrisi sehingga
di Puskesmas Dukuhseti, yaitu dapat meningkatkan akses
pada saat persalinan. neonates terhadap pelayanan
Kotak 1 kesehatan dasar, mengetahui
sedini mungkin bila ada
“KN1 di Puskesmas saat kelainan atau masalah pada
persalinan.” (IU1) bayi menggunakan
pendekatan komprehensif
“Habis persalinan, bayi disuntik.”
(IT3) MTBM meliputi pemeriksaan
tanda bahaya (infeksi bakteri,
KN1 penting dilakukan untuk ikterus, diare, dan berat badan
mengetahui kondisi rendah), serta perawatan tali
pernapasan, warna kulit, pusat.15
keaktifan gerakan, berat c. KN3 tidak selalu dilaksanakan
badan, panjang badan, lingkar dalam rentang waktu 8-28 hari,
lengan, lingkar dada, serta melainkan setelah bayi
pemberian salep mata, vitamin selapan (35 hari).
K, dan hepatitis B.15
Kotak 3
b. KN2 tidak selalu dilaksanakan
karena kesibukan yang dialami “KN3 habis selapan mba.
oleh para bidan. Sesuai Sekalian ibu KB periksa dengan
standar kuantitas SPM Bayi bayi.” (IU4)
Baru Lahir, 3-7 hari setelah
“Saya kan juga sibuk, jadi ya KN
persalinan, seharusnya setelah selapan.” (IU6)
dilaksanakan kunjungan
terhadap bayi untuk yang “Bidan mungkin masih sibuk, jadi
kedua kalinya. ndak datang ke sini. Kalau sudah
selapan saja saya ke sana.” (IT4)

“Ndak ada kunjungan, tapi


diminta datang ke Posyandu 1
bulan sekali.” (IT5)

100
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Kotak 4
SPM yang merupakan upaya
untuk mengatasi tingginya
kematian bayi dinilai sulit
“Saya buatkan surat sampai 16 karena bersifat kompleks dan
Juli, berarti harusnya ini sudah membutuhkan penanganan
aktif di desa. Karena sekarang
masih banyak yang tidak KN ya dari semua lini. Pelaksanaan
untuk masukan saya untuk SPM Bayi Baru Lahir dirasa
tindak lanjut.” (IT2) rumit dan rinci. Kesulitan
diakibatkan oleh banyaknya
“Ada atau tidaknya akreditasi
sudah seharusnya KN tetap
sasaran yang menggunakan
berjalan. Standarnya minimal 3 data riil, aspek sosial
kali. Itu saja masih bisa masyarakat, adanya double
kecolongan ada kasus.” (IT1) job pada bidan, kurangnya
pelacakan epidemiologi,
Dalam KN3 terdapat beberapa keterbatasan nakes, dan
hal yang harus dilakukan, yaitu penanganan pra rujukan yang
pemeriksaan fisik, penampilan, masih manual. Berbagai upaya
dan perilaku bayi; pemantauan Continuum of Care telah
kecukupan nutrisi bayi; dilakukan DKK, tapi diakui
penyuluhan; identifikasi gejala bahwa kualitas pelayanan
penyakit; serta yang diberikan pada beberapa
edukasi/konseling terhadap Puskesmas belum optimal.
orang tua dalam perawatan b. Persentase Sasaran
neonatal.15 Penentuan sasaran
menggunaakan data riil
2. Deskripsi Variabel Karakteristik seluruh bayi baru lahir di
Masalah dalam Implementasi wilayah kerja Puskesmas
SPM Bidang kesehatan Pada Dukuhseti. Jumlah yang
Pelayanan Kesehatan Bayi banyak dan sasaran yang luas
Baru Lahir di Puskesmas mengharuskan bidan pandai
Dukuhseti mengestimasi waktu karena
a. Kesulitan Teknis juga harus melakukan
kunjungan di jejaring
Kotak 5
fasyankes lain (Posyandu,
“Tujuannya kan untuk Pustu, Puskesmas, dll).
menurunkan AKB. Tapi kalau Banyaknya desa binaan
diminta 100% susah. Puskesmas, serta banyaknya
Sasarannya banyak.” (IU4) kelahiran bayi membuat bidan
“Kematian bayi sudah jadi fokus semakin sibuk, kewalahan,
pemerintah. Permasalahannya tidak sempat KN, bahkan
kompleks, butuh penanganan untuk Posyandu pun lebih
dari semua lini.” (IT6) sering hanya bersama kader.
“SPM isinya banyak aspek dari Kotak 6
saat lahir sampai perawatan
setelah lahir, jadi “Pas sakit, periksanya kalau
pelaksanaannya memang rumit. sudah kronis. Padahal rumahnya
TW1 2019 ini kematian bayi di jauh-jauh. Pasien terjauh di
Pati turun dari ranking 6 besar Wedusan lewat hutan karet (10
jadi 20 besar di Jawa Tengah. km).” (IU2)
(IT1)
“Sasarannya menggunakan data
101 riil jumlah bayi baru lahir.” (IT1)
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

berdomisili tidak ada bidan


desa. Penambahan nakes
3. Deskripsi Variabel Karakteristik PNS belum bisa karena
Kebijakan dalam Implementasi menunggu perekrutan dari
SPM Bidang kesehatan Pada BKD.
Pelayanan Kesehatan Bayi
Baru Lahir di Puskesmas 4. Deskripsi Variabel Karakteristik
Dukuhseti Lingkungan dalam
a. Sebagian besar dana berasal Implementasi SPM Bidang
dari BOK, lainnya dari APBD, kesehatan Pada Pelayanan
dan dana JKN. Dana Kesehatan Bayi Baru Lahir di
dialokasikan untuk keperluan Puskesmas Dukuhseti
ibu hamil, ibu nifas dan bayi, a. Kondisi sosial yaitu rendahnya
serta ada persentase untuk kemauan masyarakat untuk
jasa dan operasional. Para periksa, dirujuk, dan konsumsi
informan utama merasa obat, serta kelengkapan
nyaman bisa mengelola dana identitas, dan pola nutrisi
sendiri karena sudah BLUD. masih belum tepat. Selain itu
Dana diplotkan sesuai terkendala oleh terlambatnya
kebutuhan, seperti yankes ibu, pembuatan kartu BPJS, serta
balita, penyuluhan. keikutsertaan pertemuan ibu
b. Secara umum sarana hamil dan ibu nifas yang
prasarana sudah cukup, tapi rendah.
perlu penambahan ruang b. Kondisi sosial yaitu
MTBM, tempat tidur pasien, implementasi akan terhambat
dan USG. Usulan pada masyarakat terutama
penambahan maupun dari ekonomi menengah ke
perbaikan sudah pernah bawah, sebagian besar belum
dilakukan tapi belum memahami tentang pentingnya
terealisasi karena dianggap pemeriksaan kesehatan.
belum urgent dan ada hal lain Masyarakat menengah ke
yang diprioritaskan. Ruang KIA bawah dan berpenghasilan
memang sangat sempit tapi rendah kurang memanfaatkan
belum bisa diperbaiki karena pelayanan kesehatan.
masih mempersiapkan c. Aspek teknologi yaitu sejauh
kebutuhan re-akreditasi. ini yang digunakan adalah WA,
Berdasarkan observasi, ruang belum ada aplikasi online. Baik
untuk pelayanan ibu dan bayi pelayanan kesehatan bayi
memang masih menjadi satu normal maupun penanganan
dan beberapa formulir belum rujukan kasus neonatal belum
tersedia secara lengkap. menerapkan aplikasi online.
c. Jumlah nakes pelaksana d. Para tenaga kesehatan
pelayanan kesehatan bayi berkomitmen dengan
baru lahir belum mencukupi, dilakukannya kerjasama.
terutama pada bidan, dimana Bidan mengakui telah
bidan yang aktif di Puskesmas dilakukan banyak program tapi
hanya 4 orang. Pengusulan kurang kontinyu sehingga tidak
tambahan sudah pernah efektif. Hal serupa juga Kasie
dilakukan, tapi kebijakan dari Kesga dan Kepala
Dinkes dimana Puskesmas Puskesmas, yaitu
102
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

memprioritaskan tugas pokok, MTBM belum dilaksanakan


tapi belum dapat diterapkan dengan baik karena sebagian
sanksi dengan tegas. besar bidan belum mendapatkan
e. Hanya nakes tertentu yang lokakarya MTBM dan belum ada
memperoleh pelatihan dan penganggaran dana untuk
belum terlaksana rutin. Bidan pelatihan nakes. Penanganan
menjelaskan selama ini rujukan kasus neonatal masih
penganggaran lebih berfokus mengalami kesulitan dalam
pada pembangunan fisik, mencari faskes rujukan.
bukan peningkatan 2. Pelayanan neonatal ditinjau dari
keterampilan. Kepala karakteristik masalah yaitu
Puskesmas dan Kasie Kesga sasaran yang terlalu banyak dan
pun menjelaskan selama ini beberapa kesulitan teknis.
pelatihan tidak dilaksanakan Penentuan sasaran selama ini
rutin dan tidak semua tenaga menggunakan data riil. Pada
kesehatan bisa pelaksanaannya, banyak bidan
memperolehnya. yang belum bisa melakukan KN2
dan KN3 sesuai aturan waktu
KESIMPULAN DAN SARAN karena kesibukan, pencatatan
Berdasarkan hasil penelitian dan pelaporan belum tertib, serta
dan pembahasan yang telah supervise dari pimpinan belum
diuraikan, maka dapat disimpulkan optimal.
sebagai berikut: 3. Pelayanan neonatal ditinjau dari
1. Pelayanan neonatal di karakteristik kebijakan, yaitu
Puskesmas Dukuhseti Kabupaten SDM, dana, dan sarana
Pati belum dilaksanakan secara prasarana. Dana berasal dari
keseluruhan. KN1 sudah dana BOK dan diplotkan sesuai
dilaksanakan sesuai waktu yang kebutuhan, baik jasa maupun
ditentukan, tapi KN2 dan KN3 operasional, seperti yankes ibu,
tidak selalu dilaksanakan tepat bayi, balita, penyuliuhan.
waktu. Pemotongan tali pusat Puskesmas merasa nyaman
sudah dilaksanakan dengan baik, dapat mengelola dana sendiri
tetapi ibu bayi belum diberikan karena sudah BLUD. Ruang
nasehat penjelasan mengenai untuk pelayanan kesehatan bayi
perawatan tali pusat yang sempit, serta kurangnya SDM
seharusnya dilakukan di KN1 dan bidan di Puskesmas
KN2. Inisisasi Menyusu Dini menyebabkan adanya piket kerja
masih belum diterapkan oleh para yang harus dilakukan bidan desa.
bidan, tapi injeksi vitamin K1 dan 4. Pelayanan neonatal ditinjau dari
hepatitis B0 sudah diberikan karakteristik lingkungan, yaitu
dengan baik. Pemberian salep aspek sosial, ekonomi, teknologi,
mata sudah dilaksanakan dengan serta komitmen dan keterampilan
baik, tetapi tidak diberikan pejabat pelaksana. Dalam aspek
edukasi terhadap keluarga bayi sosial, masyarakat masih kurang
terkait pemberian salep tersebut. antusias untuk mencari informasi
Konseling perawatan neonatal terkini tentang kesehatan bayi
dan ASI eksklusif belum dapat dan belum tergerak untuk ikut
berjalan dengan baik karena pertemuan di desa. Dalam aspek
faktor sosial masyarakat. ekonomi, masyarakat masih
Pemeriksaan kesehatan dengan enggan memeriksakan bayi ke
103
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

faskes. Dalam aspek teknologi, di c. Memaksimalkan kinerja bidan


Puskesmas belum ada aplikasi yang telah terlatih MTBM,
online untuk pelayanan sehingga ketika terdapat kasus
kesehatan bayi dan belum tidak selalu dibebankan pada
menerapkan Sistem Rujukan Bidan Koordinator.
Terintergrasi berbasis online d. Membuat uraian tugas (job
sehingga kesulitan ketika mencari description) untuk tenaga
faskes rujukan. Aspek komitmen kesehatan yang terlibat dalam
dari pihak DKK sudah baik pelayanan kesehatan bayi
ditunjukkan dengan berbagai secara lengkap, jelas, dan
upaya mencegah kematian bayi terperinci.
di Kabupaten Pati, tetapi dari e. Memasang poster tentang
pihak Puskesmas belum skema alur SOP dari
maksimal dalam pelaksanaannya. penerimaan pasien bayi
Sedangkan aspek keterampilan hingga proses rujukan di
pejabat pelaksana ditunjukkan dinding ruang sehingga
dengan beberapa pelayanan petugas kesehatan dapat
kesehatan yang belum diterapkan sewaktu-watu membaca dan
dengan baik, yaitu pelaksanaan menerapkan, serta masyarakat
IMD, edukasi dalam pemberian pun turut memahami dan
salep mata antibiotik, konseling mengikuti prosedurnya dengan
perawatan neonatal dan ASI baik.
Eksklusif. Keterampilan yang f. Mengevaluasi pengadaan
seharusnya diupgrade secara formulir pencatatan sesuai
rutin belum bisa dilaksanakan pedoman standar teknis
karena keterbatasan waktu, pemenuhan mutu pelayanan
rutinitas kerja yang padat, dan dsar pada SPM Kesehatan
alokasi dana selama ini lebih Bayi Baru Lahir.
mengarah pada pembangunan g. Membenahi sistem informasi
fisik infrastruktur, bukan kesehatan dan aplikasi sistem
peningkatan keterampilan tenaga rujukan secara online, serta
kesehatan. memberikan pelatihan dan
sosialisasi kepada petugas
1. Saran bagi Puskesmas Dukuhseti terkait penggunaannya agar
a. Menganggarkan dana untuk pelaksanaan rujukan lebih
pengadaan pelatihan kepada efektif dalam mencari rumah
bidan yang belum terlatih sakit sehingga rujukan dapat
MTBM, sehingga dapat lebih cepat dan meminimalisir
meningkatkan kualitas yang penolakan
sesuai dengan pedoman 2. Saran bagi Dinas Kesehatan
perawatan neonatal esensial. Kabupaten Pati
b. Menganggarkan dana untuk a. Mempertegas sanksi agar
memperbaiki ruang pelayanan implementasi SPM pada
ibu dan bayi sesuai standar pelayanan kesehatan bayi
Puskesmas rawat inap, baru lahir berjalan optimal
sehingga dapat memudahkan dengan penguatan SOP.
identifikasi, serta penanganan b. Mengevaluasi ketersediaan
kasus dan pra-rujukan sumber daya kesehatan di
neonatal. Puskesmas.

104
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

c. Membangun komunikasi dan Kabupaten/Kota di Provinsi


hubungan yang baik dengan Jawa Tengah Semester I Tahun
pihak Puskesmas berupa 2018. Semarang; 2018.
pelatihan, seminar, sosialisasi 4. Astutik. Standar Pelayanan
terkait pelayanan kesehatan Medis Nasional sebagai Bentuk
bayi baru lahir dan Pembatasan Otonomi Profesi
penggunaan aplikasi online Medis. HOLREV, 1(2); 2017:
untuk seluruh Puskesmas. 267.
3. Saran bagi Peneliti Selanjutnya 5. Kementerian Kesehatan
a. Menggali informasi yang lebih Republik Indonesia. Peraturan
dalam kepada informan dan Menteri Kesehatan Nomor 75
informan dari lintas sektor Tahun 2014 tentang Pusat
yang mendukung keberjalanan Kesehatan Masyarakat. Jakarta;
pelayanan kesehatan. 2014.
b. Melakukan penelitian lanjutan 6. Dinas Kesehatan Provinsi NTB.
untuk melihat pengaruh atau Profil Kesehatan Provinsi Nusa
dampak dari Tenggara Barat Tahun 2017.
pengoptimalisasian pelayanan 7. Rossa V dan Nodia F.
dan peningkatan kualitas Kemenkes: Penurunan Angka
pelayanan kesehatan. Kematian Ibu Jadi Prioritas;
c. Melakukan penelitian lanjutan 2018. Diunduh pada 31 Mei
dengan metode atau teori 2019. [Online]. di
lainnya agar dapat mengetahui www.suara.com/health/.
informasi yang lebih 8. Dinas Kesehatan Kota
mendalam tentang Semarang. 5 Fakta tentang
implementasi SPM Kesehatan. Kematian Ibu dan Bayi Baru
Lahir di Indonesia; 2018.
DAFTAR PUSTAKA Diunduh pada 1 Juni 2019.
1. Kementerian Kesehatan [Online]. di
Republik Indonesia. Peraturan http://dinkes.semarangkota.go.id
Menteri Kesehatan Republik 9. Anatasia R. BKKBN: Angka
Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Kematian Bayi di Indonesia
tentang Standar Teknis Menurun; 2018. Diunduh pada 3
Pemenuhan Mutu Pelayanan Juni 2019. [Online]. di
Dasar Pada Standar Pelayanan https://www.msn.com.
Minimal Bidang Kesehatan. 10. Ermalena. Indikator Kesehatan
Jakarta; 2019. SDGs di Indonesia. Jakarta;
2. Jaswin E, Basri H, dan Fahlevi 2017.
H. Implementasi Penganggaran 11. Kementerian Kesehatan
Berbasis Kinerja Dalam Republik Indonesia. Keputusan
Pencapaian Standar Pelayanan Menteri Kesehatan Republik
Minimal (SPM) Penyelenggara Indonesia Nomor
Pelayanan Kesehatan Pada HK.02.02/MENKES/52/2015
Dinas Kesehatan Kabupaten tentang Rencana Strategis
Bener Meriah. Jurnal Perspektif Kementerian Kesehatan Tahun
Ekonomi Darussalam, 4(2); 2015-2019. Jakarta; 2015.
2018: 292-296. 12. Pritasari K. Peran Rumah Sakit
3. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Dalam Rangka Menurunkan AKI
Tengah. Pencapaian SPM dan AKB. Jakarta; 2018.
Bidang Kesehatan 13. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
105
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 8, Nomor 1, Januari 2020
ISSN: 2715-5617 / e-ISSN: 2356-3346
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm

Tengah. Buku Saku Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku


Jawa Tengah. Semarang; 2018. Pelayanan Kesehatan Neonatal
14. Dinas Kesehatan Kabupaten Esensial: Pedoman Teknis
Pati. Laporan Data Dasar Pelayanan Kesehatan Dasar.
Kesehatan Anak. Pati; 2018. Jakarta; 2010.
15. Kementerian Kesehatan

106

You might also like