You are on page 1of 146

ASAM NUKLEAT

• Asam nukleat : biopolimer dengan monomer nukleotida


: polinukleotida
• Terdapat dalam inti sel dan sitoplasma
• Berperan membawa sifat genetis dan metabolisme protein
• Setiap makhluk hidup mengandung asam nukleat yang sama
yaitu DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) dan RNA (Ribo Nucleic
Acid)

DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid)

Asam Nukleat

RNA
(Ribo Nucleic Acid)
Suatu Nukleotida disusun oleh :
a. Monosakarida (ribosa atau deoksiribosa)
b. Basa Nitrogen
c. Asam Posfat

Basa Nitrogen
Asam
Posfat

Monosakarida
(ribosa atau deoksiribosa)
Monosakarida
Monosakarida yang menyusun asam nukleat :
1. Ribosa (β-D-ribofuranosa)
2. Deoksiribosa (2’-deoksi-β-D-ribofuranosa)
 Atom C ke-2 melepaskan 1 atom O

CH2 OH OH CH2 OH OH
O O

C H H C C H H C

H C C H H C C H

OH OH OH H

Ribosa 2’-Deoksiribosa
Basa Nitrogen

Ada 5 basa nitrogen penyusun asam nukleat yang merupakan


turunan Purin dan turunan Pirimidin

Adenin (A)
Purin
Guanin (G)
Basa
Nitrogen Sitosin (C)

Pirimidin Urasil (U)

Timin (T)
Asam Posfat
Asam posfat yang menyusun nukleotida dapat dalam bentuk
monoposfat, diposfat, atau triposfat
O

H3PO4 HO P OH

OH

O O

(H3PO4)2 HO P O P OH

OH OH

O O O

(H3PO4)3 HO P O P O P OH

OH OH OH
NUKLEOSIDA
• Nukleosida disusun oleh monosakarida (ribosa atau
deoksiribosa) dan basa nitrogen
• Nukleosida = ribosa/deoksiribosa + basa nitrogen

Penamaan Nukleosida Terpenting


Basa Nitrogen Ribonukleosida Deoksiribonukleosida

Adenin Adenosin 2-deoksi adenosin

Guanin Guanosin 2-deoksi guanosin

Sitosin Sitidin 2-deoksi sitidin

Urasil Uridin 2-deoksi uridin

Timin Timidin 2-deoksi timidin


O
NH2
H3 C C H
N C N
N
H Adenin Timin
C C
N H H N O
N
HO CH2 O Ikatan N-β-glikosida HO CH2 Ikatan N-β-glikosida
O
H H Ribosa H H 2-Deoksiribosa
H H H H

OH OH O H

Adenosin 2-Deoksitimidin
(9-β-D-ribofuranosil adenin) (1-β-D-2-deoksiribofuranosil timin)
NUKLEOTIDA
• Nukleotida merupakan ester fosfat dari nukleosida
• Nukleotida = nukleosida + asam fosfat
1 gugus fosfat  nukleotida monofosfat
contoh : adenosin monofosfat (AMP)
2 gugus fosfat  nukleotida difosfat
contoh : adenosin difosfat (ADP)
3 gugus fosfat  nukleotida trifosfat
contoh : adenosin trifosfat (ATP)
• Umumnya gugus fosfat terikat pada atom C ke-5 dari lingkar
ribosa atau deoksiribosa
Adenin NH2
N
N
Gugus Fosfat H
O O O N N H
HO P O P O P O CH2 O

OH OH OH H H
H H

OH OH
Ribosa

Adenosin monofosfat (AMP)


Adenosin difosfat (ADP)
Adenosin trifosfat (ATP)
O
Timin
H3C H
N
Gugus Fosfat
O O O H N O

HO P O P O P O CH2 O

OH OH OH H H
H H
HO H
2-Deoksiribosa

2-Deoksitimidin monofosfat (dTMP)


2-Deoksitimidin difosfat (dTDP)
2-Deoksitimidin trifosfat (dTTP)
ASAM NUKLEAT

• Asam Nukleat :
gabungan beberapa nukleotida yang membentuk rantai
• Asam Nukleat = polinukleotida
Ribosa/Deoksiribosa + Basa Nitrogen  Nukleosida
Nukleosida + Asam Fosfat  Nukleotida
Nukleotida + Nukleotida  Dinukloetida
(Nukleotida)n  Polinukleotida
(Asam Nukleat)
• Dua bentuk asam nukleat :
1. DNA (Deoxyribonukleic Acid)
2. RNA (Ribonucleic Acid)
Gugus Fosfat Gugus Fosfat

Basa Nitrogen Basa Nitrogen


(A, G, C, U) (A, G, C, T)

Ribosa 2’-Deoksiribosa

Nukleotida RNA Nukleotida DNA


DNA (deoxyribonucleic acid)
• Gugus penyusun DNA :
1. deoksiribosa
2. basa nitrogen (A G C T)
3. asam fosfat

• DNA terdiri dari 2 rantai nukleotida berantai sangat panjang


yang diikat oleh ikatan hidrogen membentuk struktur
α-heliks ganda
• Ikatan hidrogen terjadi pada basa nitrogen yang menyusun
pada kedua rantai nukleotida
• DNA terdapat di dalam inti sel (nukleus) khususnya pada
kromosom
• DNA berfungsi sebagai sumber informasi genetis
• DNA tidak dapat menembus membran nukleus sehingga
tidak dapat keluar-masuk dari inti sel
• Sebagai penghubung DNA digunakan m-RNA
Adenin (A)
Fosfat

Guanin (G)

Deoksiribosa

Sitosin (C)

Ribosa (RNA) Timin (T)

Urasil (RNA)

Rantai Polinukleotida DNA


Ikatan hidrogen
antara basa nitrogen
dari polinukleotida
penyusun DNA
Replikasi DNA
RNA (ribonucleic acid)

• Gugus penyusun RNA :


1. ribosa
2. basa nitrogen (A G C U)
3. asam fosfat
• Struktur molekul RNA
adalah polinukleotida
yang relatif pendek
dengan struktur rantai
tunggal

Rantai Polinukleotida RNA


• Ada 3 bentuk RNA :
1. RNA messenger (m-RNA)
2. RNA transfer (t-RNA)
3. RNA ribosomal (r-RNA)

• m-RNA
 ± 300 unit nukleotida
 dapat menembus membran nukleus sehingga terdapat di
dalam inti sel dan sitoplasma
 berfungi membawa pesan genetis dari DNA kepada
ribosom sebagai tempat sintesis protein
 mengandung basa nitrogen lain seperti pseudourasil,
timin, dan turunan metil dari A, G, C, dan U
• t-RNA
 75 – 90 unit nukleotida
 terdapat dalam sitoplasma sel
 berfungsi sebagai pembawa asam amino yang sudah
dikhususkan untuk membentuk protein pada ribosom
 mengirim kode genetis pada m-RNA tentang urutan asam
amino yang akan dibentuk atau dipindahkan
• r-RNA
 berat molekul sangat besar (beberapa juta)
 terdapat dalam ribosom sebagai tempat sintesis protein
 berfungsi sebagai polimer struktural untuk memegang
partikel-partikel protein yang berbagai jenis dalam
keteraturan
SITOPLASMA
NUKLEUS Asam amino bebas

Rantai protein

m-RNA
mentranskrip t-RNA membawa
DNA di nukleus asam amino
ke ribosom

Ribosom
menggabungkan
asam amino
untuk
membentuk
m-RNA transkrip keluar protein
dari nukleus ke ribosom
TUGAS BIOKIMIA
1. Tuliskan rumus bangun dari :
a. timidin
b. 2 deoksiuridin
c. 2 deoksisitidin monofosfat
d. guanosin difosfat
2. Gambarkan satu buah rantai nukleotida dengan urutan
basa nitrogen guanine,timin, adenine, guanine dan
sitosin
VITAMIN
VITAMIN DAN KOFAKTOR
Vitamin vita : berkenaan dengan hidup

amina : turunan hidrokarbon yang mengandung gugus amina –NH2


Cassimir Funk (1912)
Vitamin : zat gizi esensial yang dibutuhkan oleh manusia dalam jumlah sedikit agar fungsi
semua bagian tubuh berjalan normal
Pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh
Vitamin dibutuhkan oleh : manusia
tanaman
hewan (golongan primata)
Enzim : protein
kofaktor (sisi aktif enzim)
Kofaktor dapat digolongkan atas 3 golongan :
a. Gugus prostetis : kofaktor yang terikat kuat pada protein enzim
Mis : gugus porfirin dari hemoprotein peroksidase
flavin adenin dinukleotida (FAD) pada suksinat dehidrogenase
b. Koenzim : senyawa organik berukuran kecil, tahan panas, dan mudah dibebaskan oleh
protein enzim
Cth : NAD+, NADP+, asam tetrahidrofolat, tiamin pirofosfat
c. Logam pengaktif : ion logam yang dibutuhkan oleh enzim untuk pengaktifannya, terikat
kuat maupun lemah pada protein enzim, terutama dengan membentuk kelat (jaringan)
dengan gugus-gugus fenol, amino, fosforil atau karboksil
VITAMIN A
Vitamin A atau retinol dan turunan aldehidnya retinal

retinol

retinal
CHO
Retinol dapat dibentuk dari β-karotein (terdapat dalam berbagai sumber hayati terutama sayur
dan buah yang berwarna merah, kuning dan ungu).
Minyak sawit merupakan sumber β-karotein
β-karotein  provitamin A

e. oksigenase
β-karotein 2 molekul retinal
e. Alkohol dehirogenase
Retinal retinol
Minyak ikan mengandung vitamin A2 dalam bentuk 3 dehidro retinol

Vitamin A2 mempunyai aktivitas biologis sekitar 40% retinol.


VITAMIN D
Vitamin D atau anti rakitis, termasuk lipid golongan sterol yaitu senyawa-senyawa yang
mempunyai rangka dasar siklopentano perhidro fenantren.
Vitamin D sumber hayati nabati : ergosterol
hewani : 7 dehidrokolesterol

Radiasi

Vitamin D2
ergosterol
Radiasi

Vitamin D3

kolesterol
Fungsi vitamin D sebagai koenzim juga belum jelas, yang lebih menonjol adalah fungsinya
sebagai hormon.
Vitamin D3 mendorong terbentuknya protein yang mengikat kalsium di dalam mukosa usus.
Mekanismenya :
Vitamin D3 diubah menjadi 1 α 25 dihidroksi kolekalsiferol yang menempel pada protein di
dalam jaringan sitosol. Kompleks yang terbentuk dibawa ke dalam inti sel dimana terjadi
ikatan dengan DNA dan memacu enzim RNA polimerase. Hasilnya adalah sintesis molekul
mRNA yang akan memberi perintah untuk menghasilkan protein khusus pengikat Ca.
Mekanisme perubahan vitamin D3 menjadi 1 α 25 dihidroksikolekalsiferol :
Vitamin D3 diserap oleh tubuh akan dibawa ke dalam saluran darah kemudian diikat oleh
protein pentransport yang disebut vitamin D-binding protein dan selanjutnya akan masuk ke
hati dan diubah menjadi 25 hidroksikolekalsiferol, selanjutnya akan menuju ke ginjal.
Jika kadar kalsium di dalam darah rendah maka kelenjar paratiroid akan mengeluarkan
parahormon yang akan mengubah vitamin D3 menjadi 1 α 25 dihidrokolekalsiferol
VITAMIN E / α TOKOFEROL

Vitamin E  mencegah kemandulan (antisteriltas)


terbukti pada tikus sedang pada manusia belum
Fungsi vitamin E yang menonjol adalah sebagai anti oksidan
Melindungi sistem mitokondria yang sangat peka terhadap oksidasi dari peroksida lipid
yang mengoksidasi asam lemak sangat tidak jenuh dalam organel tersebut.
Dalam peroksida ini dihasilkan hidrogen peroksida yang beracun.
O O
-CH=CH- + CH CH -C – C - + H2O2
Vitamin α tokoferol memecah rantai reaksi dengan memindahkan atom H kepada peroksida
tersebut, dimana α tokoferol akan mengalami perubahan menjadi α tokoferol kinon
O O

α tokoferol + CH CH -C – C - + H2O + α tokoferol kinon

α tokotrienol

Alfa  R1 = CH3 ; R2 =CH3 Delta  R1 = H ; R2 = H


Beta  R1 = CH3 ; R2 = H
Gamma  R1 = H ; R2 = CH3
VITAMIN K
Beberapa senyawa yang mempunyai keaktifan yang sama sebagai vitamin K yaitu :
• fitil menakinon (K1)
 tanaman
• K2 (senyawa turunan menakinon)
 bakteri dalam usus hewan dan manusia

Senyawa menakinon / menadion (2 metil 1,4 naftokinon) juga menunjukkan keaktifan


vitamin K walaupun tidak sekuat vitamin K1 dan K2
Vitamin K2 menadion
Fungsi vitamin K

Protrombin Vitamin K Trombin


(zimogen) (enzim proteolitis)

Fibrin
Fibrinogen (protein yang membentuk
gumpalan/darah beku)

 Dengan bantuan enzim transamidase yang membutuhkan logam Ca


VITAMIN LARUT AIR
1. Asam Nikotinat (Niasin, Nikotinamida)
Asam nikotinat atau niasin dan bentuk amidanya nikotinamida merupakan
komponen pembentuk koenzim yaitu NAD+ (koenzim I) dan bentuk fosfatnya
NADP+ (koenzim II).

nikotinamida

 Kemampuan sama, tetapi bentuk amida yang terbanyak sebagai penyusun


koenzim
 Berdasarkan struktur molekul, nikotinamida merupakan salah satu basa nitrogen
sehingga jika bersenyawa dengan ribosa dan fosfat membentuk nukleotida

 Nukleotida : senyawa yang dibentuk dari monosakarida, fosfat dan basa nitrogen

 Polinukleotida : asam nukleat  RNA, DNA


NAD+ dan NADP+  koenzim pada enzim dehidrogenase dari golongan enzim
oksidoreduktase
Reaksi yang dikatalis : reaksi oksidasi dimana NAD+/NADP+  NADH/NADPH dan
membebaskan 1 proton
Bentuk teroksidasi dan bentuk tereduksi dari NAD :

H
H H
CONH 2 CONH 2
+ H2 ⇌ + H+

+
N N

bentuk teroksidasi bentuk tereduksi


Contoh lain : enzim alkohol dehidrogenase
CH3CH2OH + NAD+ alkohol
dehidrogenase CH3CHO + NADH + H+
NAD+/NADP+ kuat sekali menarik elektron dari substrat kemudian memberikannya
kepada substrat yang lain. Reaksi yang terjadi : reaksi kopling atau berpasangan
HC O

H C OH + H3PO4 NAD+ CH3CH2OH


H2C O PO3H2
Gliseraldehid 3P

O Triosafosfat Alkohol
dehidrogenase dehidrogenase
C O PO3H2

H C OH

H2C O PO3H2
NADH + H+ CH3CHO
Asam 1,3 diP gliseral
Contoh lain pada perubahan asam laktat menjadi asam piruvat

COOH
NAD+ C2H5OH
HC OH
CH3
Asam laktat
Laktat Alkohol
dehidrogenase dehidrogenase

COOH
C O
CH3 NADH + H+ CH3CHO
Asam piruvat
Reaksi kopling yang lain dimana NAD bekerja sama dengan FAD.
Pada reaksi reduksi senyawa glutation yang diikat oleh ikatan –S-S- oleh enzim
glutation reduktase

NADPH + H+ + FAD  NADP+ + FADH2


FADH2 + G-S-S-G  FAD + 2 GSH
NADPH + H+ + G-S-S-G  NADP+ + 2 GSH
(tereduksi) (teroksidasi)
2. Riboflavin (vitamin B2)
 terdiri dari alkohol gula D-ribitol yang terikat pada senyawa 7,8 dimetil
isoaloksazin

Riboflavin (vitamin B2)


 Terdapat dalam bentuk koenzim FMN (flavin mono nukleotida) dan FAD (flavin
adenin dinukleotida)
 Kedudukan FAD  salah satu koenzim terpenting sama dengan NAD+ dan NADP+
 FAD mampu menangkap H atau melepaskan e- menjadi FADH2
 Gugus flavin  basa nitrogen
FMN FAD
Reaksi oksidasi reduksi

Flavin teroksidasi Flavin tereduksi


(kuning) (tidak berwarna)
Enzim yang memakai FAD atau FMN sebagai koenzimnya juga mengandung ion
logam atau pigmen sebagai bagian terpadu.
Cth :

O
O
C OH C OH
CH
CH2
+ FAD suksinat
HC + FADH2
CH2 dehidrogenase
(mengandung Fe) C OH
C OH O
O
Asam suksinat Asam fumarat
Perubahan FAD  FADH2 memerlukan pemindahan 2 elektron maka di dalam sistem
yang menggunakannya harus ada penangkap elektron.
Penangkap elektron yang umum adalah sistem O2 ⟷ H2O2 ; O2 ⟷ H2O ; sistem
jaringan pernafasan, sistem pigmen penangkap elektron dan NAD+
Cth : sistem O2 ⟷ H2O2
SH2 + FAD  S + FADH2
substrat bentuk substrat bentuk
teroksidasi tereduksi

FADH2 + O2  FAD + H2O2


tereduksi teroksidasi
Pada sistem O2 ⟷ H2O substrat mengalami reaksi hidroksilasi
RH + O2 + FADH2  ROH + H2O + FAD
R : gugus sisa (gugus alkil dan sisa asam amino terutama)
3. Biotin (vitamin H)
 kofaktor pada enzim-enzim karboksilase

Reaksi karboksilasi melibatkan 2 tahap reaksi yaitu :


- Reaksi karboksilasi oleh kompleks biotin-protein
- Reaksi pemindahan gugus karboksil (transkarboksilasi) kepada suatu penerima
yang dilakukan oleh enzim transkaboksilase
Cth : asam piruvat  asam oksalasetat diikuti dengan perubahan
asetil –KoA  malonil KoA
O O
C OH C OH
Biotin asetil KoA
C O + CO2 + ATP + H2O C O + ADP + H3PO4
Piruvat karboksilase
H3C CH2
C OH
O
Asam piruvat
Asam oksalasetat

O
Transkarboksilase
Biotin –COO + H3C C SKoA Biotin + C SKoA

O HOOC

Asetil-KoA Malonil KoA


4. Tiamin (Vitamin B1)

Tiamin Koenzim tiamin pirofosfat


Koenzim TPP dipergunakan oleh berbagai enzim seperti asam keto dehidrogenase,
piruvat dekarboksilase, transketolase, dan fosfoketolase.
Koenzim ini terlibat dalam suatu kompleks enzim yang disebut kompleks enzim
piruvat dekarboksilase yang memerlukan ion Mg++.

Cth : asam piruvat  asetaldehid


COOH
TPP, Mg
Piruvat dekarboksilase HC O + CO2
C O
CH3
CH3
5. Vitamin B6
 terdiri dari : piridoksal, piridoksin (piridoksol), dan piridoksamin

CHO CH 2OH CH 2NH 2

HO CH 2OH HO CH 2OH HO CH 2OH

H3C H3C H3C


N N N
piridoksal piridoksin (piridoksol) piridoksamin
Bentuk aktif dari senyawa ini adalah piridoksal fosfat dan piridoksamin fosfat (PP)

CHO CH 2NH 2

HO CH 2OPO 3H2 HO CH 2OPO 3H2

H3C H3C
N N
piridoksal fosfat piridoksamin fosfat

Reaksi yang dikatalisis oleh enzim dengan kofaktor PP a.l.:


Reaksi transaminasi, dekarboksilasi, rasemisasi dan reaksi perubahan triftofan
menjadi niasin
1. Reaksi Transaminasi

COOH HOOC COOH


HOOC
H2C CH2 H2C
CH2
Glutamat-aspartat
CH2 + O C H2C + HC NH2
transaminase C O COOH
CH NH2 COOH
HOOC HOOC

Asam glutamat Asam oksalasetat Asam α ketoglutarat Asam aspartat


2. Reaksi dekarboksilasi

HOOC HOOC
CH2 Glutamat dekarboksilase CH2
CH2 H2C + CO2
CH NH2 H C NH2
HOOC H

Asam L-glutamat asam δ-amino butirat


3. Reaksi rasemisasi

HOOC HOOC
H2N CH HC NH2
CH2 Asam glutamat rasemase CH2
CH2 CH2
HOOC HOOC

asam L glutamat asam D glutamat


7. Asam lipoat

CH CH2 CH2 CH2 CH2 COOH CH CH2 CH2 CH2 CH2 COOH

S S SH HS

Teroksidasi tereduksi

Sebagai koenzim asam lipoat terikat dengan asam amino lisin membentuk
senyawa lipoil lisin
O
CH [CH2] 4 C NH [CH2] 4 CH COOH
NH2
S S
Koenzim lipoil lisin merupakan bagian dari kompleks enzim piruvat
dehidrogenase dan asam ketoglutarat dehidrogenase, yang merupakan
enzim-enzim yang penting dalam jalur glikolisis dan siklus asam
Trikarboksilat (SAT).
8. Vitamin B12
Vitamin B12 atau sianokobalamin merupakan rumus molekul (C68H88CoN14O14P)
Bentuk aktifnya adalah koenzim kobamida atau koenzim B12, dimana gugus CN
yang terikat pada atom Co digantikan oleh gugus 5-deoksi adenosin

Vitamin B12
HO OH

H
H

O
H2C N N

N
N

NH2

Koenzim Kobamida
Koenzim B12 disintesis dari vitamin B12 oleh koenzim sintetase dengan bantuan
NADH, H+, flavoprotein dan protein yang mengandung gugus –S-S-

SH SH
NADH + H+ Fp | | Vit. B12, Co++
Protein

S—S
NAD+ | | Vit. B12, Co+
FpH2
Protein
ATP
Koenzim B12 sintetase
ADP
Vit. B12, Co++, 5deoksiadenosin
Reaksi-reaksi dimana koenzim B12 berperan aktif :
1. Pemecahan ikatan C – C

COOH COOH
L-metil-malonil KoA mutase
H3C CH H2C CH2
O O
C
SKoA C
SKoA

L-metil malonil KoA Suksinil KoA


2. Pemecahan ikatan C – O

HO
Diol dehidrase
H3C CH CH2OH H3C CH2 CHO + H2O
2 metil glikol propionaldehid

3. Pemecahan ikatan C – N

α-D-lisin mutase
H2C CH2 CH2 CH2 CH COOH H3C CH CH2 CH2 CH COOH
NH2 NH2 H2N NH2

α-D-lisin β-D-lisin
4. Pengaktifan gugus metil

Sumber metil  CH3-kobalamin  enzim + homosistein


(SH-CH2-CHNH2-COOH)

CH3 – S – CH2 – CH2 CHCOOH


NH2
metionin
9. Asam Pantotenat (vitamin B5)
Asam pantotenat atau vitamin B5 mempunyai rumus bangun

CH3 H O
HOH 2C C C C NH CH2 CH2 COOH
H3C OH

Komponen utama pada koenzim A dan pada suatu zat yang menyerupai enzim
yang disebut protein pembawa asil atau PPA (Acyl Carrier Protein, ACP)
Rumus bangun koenzim A

sistein Asam pantotenat

4 fosfopantotein

KoA

Ko A (KoASH)
Adenosin3,5 -difosfat
KoA dan asam karboksilat  tioester  mempunyai sifat yang unik karena bisa
mengadakan resonansi sehingga suatu asil Ko-A bisa menjadi gugus yang
elektrofil maupun gugus nukleofil.
Contoh asetil KoA :

𝜹- + 𝜹-
O H O
H3C C𝛿 SKoA
+ : CH C𝛿 SKoA
2 +

Bentuk elektrofil Bentuk nukleofil


Senyawa-senyawa nukleofil seperti amino, amoniak, senyawa tiol dan fosfat
dapat menyerbu sisi elektrofil dan mengganti SKoA.
Senyawa-senyawa elektrofil seperti CO2, asil KoA yang lain dan kompleks
CO2-biotin menyerbu sisi nukleofil menggantikan H.
Dalam sintesis asam lemak terdapat suatu protein dengan BM rendah yang
disebut Protein Pembawa Asil atau PPA.
Gugus 4-fosfopantotein pada molekul PPA terikat secara kovalen pada gugus
–OH dari serin dalam protein tersebut.
Bersama dengan asil-KoA, PPA memegang peranan kunci dalam biosintesis asam
lemak dan lipid
10. Asam Askorbat (vitamin C)
 fresh food vitamin
Jenis primat (termasuk manusia) tidak mempunyai enzim L-gulonoksidase yang
mengubah L-gulonolakton menjadi 3 ketogulonolakton yang merupakan suatu
isomer keto dari asam askorbat.
O O O
C C C
HO CH HO CH HO C
O -2H O O
HO CH L gulonoksidase O C HO C
CH CH CH
HO CH HO CH HO CH
CH 2OH CH 2OH CH 2OH

L gulonolakton 3 keto L-gulonolakton Asam askorbat


Asam askorbat merupakan reduktor yang kuat
Asam askorbat sangat berperan penting dalam proses hidroksilasi asam amino
prolin dan lisin pada pembentukan kolagen, protein utama pembentuk gusi.

Kurang vitamin C  kerapuhan pada gusi (gusi berdarah atau skorbut)


O O
C C
O
HO C O C O
O -2 H O +O2
C OH
HO C C OH
oksidasi
O C CH OH
oksidasi +
CH +2 H CH C OH
HC OH
HO CH O
HO CH CH 2OH
CH 2OH GSSG GSH
CH 2OH
Asam
Asam oksalat Asam treonat
Asam askorbat dehidroaskorbat
Vitamin C banyak terdapat dalam buah-buahan dan sayur-sayuran
sebagai antioksidan alami.
Vitamin C disintesis oleh tanaman untuk melindungi komponen-
komponen senyawa lain yang mudah rusak teroksidasi, jika buah-
buahan atau sayuran mengalami reaksi dengan O2 maka O2 lebih
dahulu akan bereaksi dengan asam askorbat, jika asam askorbat sudah
habis barulah O2 akan menyerang senyawa-senyawa lain yang ada
pada tanaman.
BIOENERGI

1. Energi Bebas Standard


Energi bebas : energi yang dapat dimanfaatkan dari suatu reaksi.
Panas reaksi (ΔH) : panas atau energi yang dilepas dari suatu reaksi sehingga
kandungan panas (entalpi) dari reaksi itu akan berkurang.

Mis : A + B  C + D
ΔH = H C+D - H A+B
= H produk – H reaktan

Δ H bertanda (-) : melepaskan energi  reaksi eksergonis


Δ H bertanda (+) : memerlukan energi  reaksi endergonis
ΔH (panas reaksi) yang dilepaskan suatu reaksi tidak semuanya dapat
dimanfaatkan oleh sistem sekelilingnya.
Umumnya yang dapat dimanfaatkan lebih kecil dari harga ΔH.
Jumlah energi yang dapat dimanfaatkan dari suatu reaksi  Energi bebas (ΔG)
Besarnya ΔG tergantung pada entalpi dan entropi.
Dirumuskan :
ΔG = ΔH – TΔS

T : suhu absolut
ΔS : entropi
TΔS : energi entropi

Harga energi bebas pada pH 7 dan suhu 25°C dinamakan Energi Bebas Standar
(ΔG’)
Contoh : C2H5OH + 3O2  2CO2 + 3H2O
ΔH = -326.400 kal/mol
ΔG = -312.500 kal/mol
Pada sembarang reaksi seimbang :
A + B ⇌ C + D

𝐶 ×[𝐷]
K=
𝐴 ×[𝐵]

ΔG’ = - RT ln K
R : tetapan gas = 1,987 kal/Kmol
T : suhu absolut
Harga K adalah tetap dan berlaku dua arah
Mis :
Glukosa 1P ⇌ glukosa 6P

[𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 6𝑃]
K =[𝐺𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎 1𝑃] = 19
Pada keadaan setimbang didapat perbandingan [glukosa 6P] 19 kali [Glukosa 1P]

ΔG’ = - (1,987 kal/° Kmol) (298°K) (ln 19)


= - 1745 kal/mol

Artinya : 1 mol glukosa 1P berubah menjadi glukosa 6P akan melepaskan energi


sebesar 1745 kalori
perubahan 1 mol glukosa 6P menjadi glukosa 1P akan membutuhkan energi
sebesar 1745 kalori
Senyawa Energi Tinggi
 senyawa-senyawa yang mempunyai ΔG’ yang besar
1. Senyawa pirofosfat
a.l. : ATP, ADP, AMP
ATP merupakan suatu anion valensi 4
O O O O O
- -
adenosinH O P O P O P O + H2O adenosinH O P O P O
- - - - -
O O O O O

O
-
+ H O P O + H+
-
O
ATP + H2O  ADP + H3PO4 ΔG’ = - 7.300 kal/mol
ADP + H2O  AMP + H3PO4 ΔG’ = - 6.500 kal/mol
ΔG’ = - 13.800 kal/mol
O O O O
-
adenosinH O P O P O P O + 3H2O adenosin
H O P O
-
- - -
O O O -
O
O O
- -
+ O P O P O + 2H+
- -
O O

ATP + H2O  AMP + pirofosfat (PP) ΔG’ = -8.600 kal/mol

O O O
- -
O P O P O + H2O 2 HO P O
-
- -
O O -
O
ΔG’ = -8.000 kal/mol

Δ G’ = -16.600 kal/mol
2. Senyawa asil fosfat
Contoh : asam 1,3-difosfogliserat

O O
O
C O P OH C OH O
OH
HC OH + H2O  + HO P OH
O HC OH O
H2C O P OH OH
CH2 O P OH
HO
OH

asam 1,3 difosfogliserat asam 3 fosfogliserat


ΔG’ = -11.800 kal/mol
3. Senyawa enol Fosfat
Contoh : fosfoenol piruvat
O
O
C OH O C OH
C O P OH + H2O  C OH + H3PO4
CH2 OH CH2
asam piruvat ΔG’ = -6.800 kal/mol

O
C OH

C O

CH3
asam piruvat ΔG’ = -8.000 kal/mol
4. Senyawa-senyawa tioester
 bukan senyawa fosfat
Contoh : asetil Koenzim A (asetil KoA)

O O
H3C C S KoA + H 2O  H C C OH + KoA-SH
3
Koenzim A

ΔG’ = -7.500 kal/mol


5. Senyawa-senyawa fosfoamin
 asam amino atau turunannya yang mengikat fosfat
Contoh : fosfokreatin

CH3 O CH3
HOOC CH2 N C NH P OH + H2O  HOOC CH2 N C NH2 + H3PO4
NH OH NH
fosfokreatin kreatin
ΔG’ = -10.300 kal/mol
Fosfokreatin juga melepaskan energi ketika menempelkan fosfatnya pada ADP
dengan bantuan enzim

Kreatin kinase
Fosfokreatin + ADP kreatin + ATP
ΔG’ = - 3.000 kal/mol
ADP + fosfat anorganik membutuhkan 7.300 kal/mol
Reaksi kopling :
Reaksi berpasangan : memanfaatkan energi dari reaksi
eksergonis untuk reaksi endergonis.
Reaksi kopling dapat terjadi jika terdapat senyawa peralihan yang sama pada
kedua reaksi tersebut.
Contoh :

a. Gliseraldehid 3P  asam 3 fosfogliserat ΔG’ = +12.000 kal/mol


ADP + H3PO4  ATP ΔG’ = + 7.300 kal/mol
O O O

C OH C O P OH
H
OH
HC OH + NAD+ + H3PO4 HC OH + NADH + H+
O O
CH2 O P OH CH2 O P OH
OH OH
Gliseraldehid 3P Asam 1,3 difosfogliserat
ΔG’ = + 1.500 kal/mol
O O O
C O P OH C OH
OH
HC OH CH OH
O + ADP O + ATP
CH2 O P OH H2C O P OH
OH OH
Asam 3 fosfogliserat
Δ G’ = -4.500 kal/mol
Jumlah kedua reaksi :
O O
H
C OH C OH

HC OH + NAD+ + H3PO4 + ADP  CH OH + NADH + H+ + ATP


O O
CH2 O P OH H2C O P OH
OH OH

Gliseraldehid 3P asam 3 fosfogliserat

Δ G’ = -4500 + 1500
= -3000 kal/mol
REAKSI REDOKS

Reaksi redoks seluruhnya termasuk dalam reaksi kopling yang sangat efisien
dalam menghasilkan dan memanfaatkan energi.
Harga energi bebas standar untuk reaksi-reaksi redoks

Δ G’ = - n ƒ ΔEo’

n = jumlah elektron yang dipindahkan


ƒ = tetapan Faraday = 23063 kal/volt ekivalen
ΔEo’ = selisih potensial reduksi oksidator dengan reduktor
Contoh :
Reaksi NADH + H+ + ½ O2  NAD+ + H2O

½ O2 + 2H+ + 2e-  H2O Eo’ = 0,82 volt


NAD+ + 2H+ + 2e-  NADH + H+ Eo’ = - 0,32 volt
½ O2 + 2H+ + 2e-  H2O
NADH + H+  NAD+ + 2H+ + 2e-
NADH + H+ + ½ O2  NAD+ + H2O Δ Eo’ = 1,14 volt

Δ G’ = - (2) (23063 kal/volt) ( 1,14 volt )


= - 52.600 kal/mol
ATP sebagai Satuan Energi Bebas

Seluruh sel, organel dan organ dari setiap makhluk hidup membutuhkan energi.
Reaksi-reaksi oksidasi bahan makanan akan menghasilkan energi dan harus
disimpan untuk dapat dilepaskan kembali bila diperlukan.
Senyawa yang dapat menyimpan energi tersebut adalah senyawa-senyawa fosfat
energi tinggi. Senyawa yang terbanyak berfungsi untuk menyimpan energi
adalah ATP.
Sebagai contoh ATP bila melepaskan 1 gugus fosfat maka akan membebaskan
energi sebesar 7.300 kal/mol.
Demikian juga sebaliknya yakni reaksi pengikatan gugus fosfat (fosforilasi) yang
merupakan reaksi penangkapan dan penyimpanan energi dari suatu reaksi
ATP  ‘mata uang’ pertukaran energi
ATP yang dibentuk hanya berumur beberapa menit (1 menit)
Pada manusia  40 kg ATP/24 jam  istirahat
 30 kg ATP/jam  latihan atau kerja keras
Sel makhluk hidup menggunakan ATP dan senyawa-senyawa fosfat energi tinggi
lainnya sebagai penyimpan energi sementara, artinya dapat dimanfaatkan sewaktu
diperlukan.
Sel akan menyimpan energi untuk jangka waktu yang panjang maka energi
tersebut dialihkan ke dalam bentuk senyawa kaya energi yakni lipid, karbohidrat
ataupun protein.
BIOKIMIA
LINDA MASNIARY LUBIS
ENZIM
Enzim : biokatalisator
: zat biologis yang bertindak sebagai katalisator reaksi-reaksi
biokimia dan dapat bekerja di dalam maupun di luar tubuh
makhluk hidup

Bagian protein (apoenzim)


Enzim (holoenzim)
Bukan protein Gugus prostetik
(kofaktor) Koenzim
Logam pengaktif
Bagian kofaktor sangat kecil dibandingkan dengan protein, tapi
bagian kofaktor ini merupakan sisi aktif enzim.
Sisi aktif enzim : bagian yang dapat mengikat substrat.
Substrat yang dapat diikat/dirombak adalah yang mempunyai bentuk
yang sesuai dengan sisi aktif enzim.
Teori Kunci dan Gembok (Key and Lock Theory)
Model kecocokan induksi (Induced Fit Model)
 Enzim mempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan bentuk
substrat
Enzim merupakan biokatalisator (katalisator organik).
Katalisator adalah zat yang memperkecil Energi aktivasi
Energi Aktivasi : energi yang harus dilampaui agar zat dapat bereaksi

A B
AB + CD ⇌ Komplek ⟶ AC + BD
pengaktifan
C D
Oleh Arrhenius dirumuskan :

−Eaൗ
k = Aе RT

Ea
log k = log A - 2,303 RT

k = tetapan laju reaksi


A = tetapan Arrhenius
Ea = energi aktivasi
R = tetapan (1,987 kal/mol⁰K)
T = suhu ( ⁰K)
ada inhibitor
Ea’
tanpa katalisator
Ea
dengan enzim

Ea’’
Pada suhu sekitar 30⁰C , Ea untuk sebagian besar reaksi hayati adalah 15.000 sampai
20.000 kal/mol, sedangkan reaksi yang dipacu oleh enzim mempunyai harga Ea antara
2.000 saampai 6.000 kal/mol.
Kalau kita ambil contoh untuk reaksi yang tidak dikatalis maka Ea = 20.000 kal/mol
sedangkan untuk reaksi yang dikatalis Ea = 6.000 kal/mol.
Untuk reaksi yang dikaatalis
20.000
log k1 = log A - 2,303 1,987 (310)
= log A -14,1
Untuk reaksi yang dikatalis

6000
log k2 = log A - 1419
= log A – 4,23
Selanjutnya

k2
log = 14 ̵ 4,23 =10
k1

k2
= 1010
k1

Artinya : laju reaksi yang dikatalis adalah 10 milyar kali lebih besar daripada laju
reaksi yang tidak dikatalis
Faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
1. Konsentrasi Enzim
Jika substrat tidak terbatas maka laju reaksi yang dikatalisis meningkat linier dengan
meningkatnya konsentrasi enzim
2. Konsentrasi Substrat
Jika konsentrasi enzim tetap, maka laju reaksi akibat penambahan konsentrasi substrat
terbagi atas 3 tahap
Tahap I : tahap reaksi orde pertama dengan kecepatan V = -dC/dt = kC
berakhir pada V = ½ V max
Tahap II : peralihan reaksi orde I dengan orde nol
berakhir pada V = 4/5 V max
Tahap III : tahap dengan laju reaksi tetap
(laju reaksi mencapai max)
V=4/5Vmax
Michaelis – Menten
𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
V= Km = tetapan Michaelis-Menten (mol/L)
𝐾𝑚+[𝑆]

Jika konsentrasi substrat [S] sangat besar maka Km dapat diabaikan


𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
V=  V = Vmax
[𝑆]

Pada waktu V = ½ Vmax


𝑉𝑚𝑎𝑥 𝑉𝑚𝑎𝑥 [𝑆]
V= =
2 𝐾𝑚+[𝑆]

Vmax (Km + [S]) = 2 Vmax [S]


Km +[S] = 2 [S]
Km = 2 [S] – [S]
Km = [S]
 Tetapan Michaelis-Menten (Km) = [S] pada saat laju reaksi ½ Vmax
3. Suhu
Laju reaksi enzimatis bertambah 2x lipat pada kenaikan suhu 10˚C.
Persamaan Arrhenius diintegralkan
𝑘2 𝐸𝑎 𝑇2−𝑇1
ln =
𝑘1 𝑅 𝑇1𝑇2
𝑘2
= 2  untuk reaksi enzimatis jika T2 – T1 = 10˚C
𝑘1
𝑘
Harga 𝑘2 pada T2 = 10 + T1 dinamakan Q10
1

dengan syarat rentang suhu terbatas pada daerah dimana enzim masih aktif.
Kebanyakan enzim mempunyai suhu optimum : 35 - 40˚C
4. PH
Karena enzim adalah protein maka aktivitasnya tergantung pada pH lingkungannya.
setiap enzim mempunyai pH minimum, pH optimum, pH maximum
pH optimum enzim : 4,5 – 8,0
5. Penghambat
Penghambat (inhibitor) : senyawa-senyawa yang mempertinggi Ea
2 cara penghambatan enzimatis :
1. Penghambatan tak dapat balik (irreversible)
Membentuk ikatan kovalen dengan gugus yang perlu untuk enzim dan ikatan ini tidak
dapat diputuskan
Umumnya protein enzim menggumpal
Misalnya : reaksi-reaksi dengan logam berat Hg, Pb, Cr, Mn, dll
2. Penghambatan dapat balik (reversible) terdiri dari :
a. Penghambatan bersaing (kompetitif)
b. Penghambatan ½ bersaing (non kompetitif)
c. Penghambatan tidak bersaing (unkompetitif)
a. Penghambatan Bersaing (Kompetitif)
 penghambat dan substrat dapat menempel pada enzim sehingga terjadi persaingan
E + S ⇌ ES ⟶ E + P
ks
+

⇃↾ kh
EH

E : enzim
S : substrat
H : penghambat
Ks : tetapan laju reaksi enzim dengan substrat
Kh : tetapan laju reaksi enzim dengan penghambat
Dapat dikurangi dengan memperbesar konsentrasi substrat
Terjadi jika penghambat dengan substrat mempunyai rumus bangun molekul yang serupa.
Contoh enzim suksinat dehidrogenase dihambat oleh senyawa-senyawa malonat

O
O
C
C
OH OH
CH2
CH2
CH2 O
O C
C OH
OH

asam suksinat asam malonat


b. Penghambatan ½ Bersaing (Non kompetitif)
Penghambat dapat bergabung dengan enzim dan dengan kompleks enzim-substrat dan
kompleks enzim penghambat dapat bergabung dengan substrat membentuk EHS
E + S ⇌ ES ⟶ E + P
+ +
H H
⇃↾ ⇃↾
EH + S ⇌ EHS
Penghambat tidak hanya berebutan dengan substrat tapi dapat dengan kompleks ES
Dapat dikurangi hanya dengan mengurangi/menghilangkan penghambat itu sendiri
c. Penghambatan Tak Bersaing (Unkompetitif)
Penghambat dapat bergabung dengan kompleks enzim substrat tapi tidak dengan
enzimnya sehingga tidak terjadi persaingan langsung
ks
E + S ⇌ ES ⟶ E + P
+
H
⇃↾ kh
EHS
Penghambatan hanya dapat dikurangi dengan mengurangi/menghilangkan penghambat
5. Penghambat
Penghambat (inhibitor) : senyawa-senyawa yang mempertinggi Ea
2 cara penghambatan enzimatis :
1. Penghambatan tak dapat balik (irreversible)
Umumnya protein enzim menggumpal
Misalnya : reaksi-reaksi dengan logam berat Hg, Pb, Cr, Mn, dll
2. Penghambatan dapat balik (reversible) terdiri dari :
a. Penghambatan bersaing (kompetitif)
b. Penghambatan ½ bersaing (non kompetitif)
c. Penghambatan tidak bersaing (unkompetitif)
a. Penghambatan Bersaing (Kompetitif)
 penghambat dan substrat dapat menempel pada enzim sehingga terjadi persaingan
E + S ⇌ ES ⟶ E + P
ks
+

⇃↾ kh
EH

E : enzim
S : substrat
H : penghambat
Ks : tetapan laju reaksi enzim dengan substrat
Kh : tetapan laju reaksi enzim dengan penghambat
Dapat dikurangi dengan memperbesar konsentrasi substrat
Terjadi jika penghambat dengan substrat mempunyai rumus bangun molekul yang serupa.
Contoh enzim suksinat dehidrogenase dihambat oleh senyawa-senyawa malonat

O
O
C
C
OH OH
CH2
CH2
CH2 O
O C
C OH
OH

asam suksinat asam malonat


b. Penghambatan ½ Bersaing (Non kompetitif)
Penghambat dapat bergabung dengan enzim dan dengan kompleks enzim-substrat dan
kompleks enzim penghambat dapat bergabung dengan substrat membentuk EHS
E + S ⇌ ES ⟶ E + P
+ +
H H
⇃↾ ⇃↾
EH + S ⇌ EHS
Penghambat tidak hanya berebutan dengan substrat tapi dapat dengan kompleks ES
Dapat dikurangi hanya dengan mengurangi/menghilangkan penghambat itu sendiri
c. Penghambatan Tak Bersaing (Unkompetitif)
Penghambat dapat bergabung dengan kompleks enzim substrat tapi tidak dengan
enzimnya sehingga tidak terjadi persaingan langsung
ks
E + S ⇌ ES ⟶ E + P
+
H
⇃↾ kh
EHS
Penghambatan hanya dapat dikurangi dengan mengurangi/menghilangkan penghambat
Mekanisme Reaksi Enzimatis
 Melibatkan 2 atau lebih substrat
a. Mekanisme Teratur
Substrat dan hasil masuk dan keluar mengikuti jalur yang teratur
A B
E E
EA EAB ⇌ EPQ EQ
P Q
Hanya substrat A yang dapat membentuk kompleks dengan enzim
substrat B hanya dapat membentuk kompleks EAB
Contoh : oksidasi etanol menjadi asetaldehid oleh enzim alkohol dehidrogenase

CH3CH2OH + NAD+ alkohol dehidrogenase CH3CHO + NADH + H+

NAD+ CH3CH2OH
E E
E-NAD+ E-NAD+CH3CH2OH ⇌ E-NADH + H + CH3CHO
CH3CHO NADH + H+
b. Mekanisme Acak
Substrat A dan B dapat bergabung dengan enzim. Penggabungan substrat A dan B dengan
enzim maupun pembebasan dapat berlangsung secara acak
A B Q P
EA EP
E E
EAB ⇌ EPQ
EB EQ
B A P Q
Contoh :
Penempelan Pa pada ujung rantai dari glikogen oleh enzim fosforilase
Glikogen (Gli) + Pa fosforilase glukosa1-P + glikogen 1-glu
(Glu-1P) (Gli-1-Glu)
Pa Gli Glu-1P Gli-1-Glu

E E
EGli P EGlu-1-P-Gli-1-Glu

Gli Pa Gli-1-Glu Glu-1P


c. Mekanisme Pingpong
Enzim hanya bereaksi dengan substrat A sedangkan substrat B hanya dapat bereaksi
dengan modifikasi enzim E (F)
A B
E E
EA ⇌ FP F FB ⇌ EQ
P Q
Contoh : Perubahan Asetil-KoA menjadi malonil-KoA oleh enzim karboksilase dengan
bantuan ATP dan ion HCO3- (karbonat)

Asetil-KaA + ATP + HCO3-  Malonil KoA + ADP + Pa

ATP HCO3- Asetil KoA


E. Biotin Enzim Biotin
E.biotin COO-

ADP Pa malonil KoA


Penggolongan enzim (IUB/Internasional Union of Biochemistry)  1956
Berdasarkan jenis reaksi yang dikatalisisnya
1. Golongan oksidoreduktase : reaksi redoks
a. Subgolongan reduktase . Cth : Sitokrom C reduktase
b. Subgolongan oksidase . Cth : dehidrogenase, katalase, peroksidase, tirosinase
2. Golongan transferase : reaksi-reaksi pemindahan gugus
Cth : transglikosidase (Glukosil), transfosforilase (fosfat), transaminase (amino)
3. Golongan hidrolase : reaksi hidrolisis
Cth : lipase, protease, urease,
dan enzim berakhiran –in : papain (pepaya), bromelin (nenas),
pepsin (lambung), tripsin (ludah).
4. Golongan liase : reaksi-reaksi pemecahan C-C dan C-O tanpa menggunakan
molekul air
Cth : dekarboksilase (C-C), karbonat anhidrase ( C-O)
5. Golongan isomerase : perubahan isomer yang satu ke isomer yang lain
Cth : fosfoheksosaisomerase ( Glu-6-P  Fru-6P)
6. Golongan ligase : pembentukan ikatan C-C, C-O, C-S, C-N
Cth : sitrat sintetase (asam oksalat  asam sitrat)
Penamaan
a. Berdasarkan substrat yang dirombak
 laktase, protease, amilase
b. Berdasarkan sumber enzim
 papain (pepaya), pepsin (lambung), tripsin (ludah)
Beberapa enzim penting
1. Enzim penghidrolisis karbohidrat
Selulase  menghidrolisis selulosa menjadi potongan-potongan karbohidrat tanpa
menghasilkan gula.
Amilase  menghidrolisis amilosa maupun amilopektin menjadi senyawa yang lebih
sederhana yaitu maltosa dan glukosa.
Sukrase  dinamakan juga invertase atau sakarase  sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
Maltase  maltosa menjadi glukosa.
Laktase  laktosa menjadi glukosa dan galaktosa
Glukoronosidase  glukoronat atau rantai molekul yang mengandung asam tersebut.
2. Enzim-enzim penghidrolisis protein
a. Proteinase hewani
Pepsin  enzim penghidrolisis protein utama dalam perut mamalia
Renin berperan dalam penggumpalan susu (kasein)  pembuatan keju
Tripsin dan kimotripsin  menghidrolisis protein alami baik yang kompleks maupun yang
sederhana, mengubah protrombin menjadi trombin
b. Proteinase nabati
Papain  kekuatan proteolitik dan menggumpalkannya sangat kuat  melembutkan
daging
Bromelin  menghidrolisis protein dan peptida-peptida kecil
Enzim proteinase endopeptidase (menyerang bagian dalam dari rantai peptida)
eksopeptidase (menyerang bagian ujung atau bagian luar saja)

3. Enzim-enzim penghidrolisis ikatan C-N bukan peptida


 Amidase atau desaminase
Urease  urea menjadi CO2 dan NH3
Arginase  terdapat dalam inti sel-sel hati
Glutaminase  glutamin menjadi asam glutamat dan amoniak
Asparaginase  asparagin menjadi amoniak dan asam aspartat
Aspartase  asam aspartat menjadi asam fumarat dan amoniak
4. Enzim-enzim penghidrolisis lipid
Lipase  lemak netral (gliserida) menjadi asam lemak dan gliserol
Kolesterase  ester-ester kolesterol menjadi kolesterol dan asam lemak
5. Enzim-enzim penghidrolisis ester yang lain
Enzim-enzim ini dapat digolongkan menjadi :
• Fosfatase (fosforilase, pirofosfatase, nukleotidase, nukleinase)
• Kolinesterase
• Klorofilase
• Sulfatase
• Pektinesterase
6. Enzim oksidoreduktase
Dikelompokkan atas :
 Dehidrogenase (alkohol dehidrogense, suksinat dehidrogenase)
 Oksidase
 Peroksidase
 Katalase
7. Enzim-enzim transferase
• Transaminase
• Transmetilase
• Transasilase
• Transketolase
• Transaldolase
8. Dekarboksilase  reaksi pembebasan gugus –COO menjadi CO2
Cth : histidin karboksilase, tirosin karboksilase
9. Isomerase  mengkatalisis reaksi perubahan dari satu bentuk isomer ke bentuk yang
lain.
Cth : fosfoglukomutase (glukosa 1P  glukosa 6P)

You might also like