You are on page 1of 14

Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran

Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)

SOCIOPRENEURSHIP MASYARAKAT GUSURAN DALAM MEMBANGUN KONSEP


KAMPUNG WISATA TEMATIK TOPENG MALANGAN

SOCIOPRENEURSHIP OF SOCIAL COMMUNITY IN TOPENG MALANGAN


COMMUNITY BASED TOURISM

Faizal Kurniawan
IKIP Budi Utomo Malang
faizal.pssbu@gmail.com

Krisna Abdi Parela


IKIP Budi Utomo Malang
woodkris62@gmail.com

ABSTRACT
The research which has been funded by the Ministry of Research and Technology in the beginner lecturer research
scheme is to find out the general description of sociopreneurship in the evicted community who live in the Kampung
Topeng Malangan village in Baran region, Tlogowaru village, Malang regency. This study concludes a result, that
sociopreneurship raises a new innovation for the people of Malangan mask tourism village. The community of the
kampong topeng malangan is a community consisting of a combination of street children, homeless and beggars from
several areas in Malang City. This community is fostered by social services and given capital of five million rupiah
as capital to start a new business. From the results of depth interviews with local residents it was found that
sociopreneurship or social activity-based businesses became a new solution for people who first started a new
business and left their jobs as scavengers, buskers and beggars. But this sociopreneurship does not only have a good
impact. Some people also find it difficult to start a new business. In fact, there are those who want to go back to their
old jobs as homeless and beggars. In this communal community they have to help each other so that their business
continues so that they can continue to carry out their sociopreneurship activities. They carry out the sociopreneur for
the sake of support for the implementation of the concept of a thematic tourist village typical of Malang, namely the
Malangan mask.
Keywords : Sociopreneurship, Displaced Community, Community Based Tourism

ABSTRAK
Penelitian yang telah didanai oleh kemenristek pada skim penelitian dosen pemula ini untuk mengetahui gambaran
umum sociopreneurship masyarakat gusuran yang bermukim di kawasan kampung wisata kampung 1000 topeng
malangan di dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kabupaten Malang. Penelitian ini menyimpulkan sebuah hasil,
bahwa sociopreneurship menimbulkan sebuah inovasi baru bagi masyarakat kampung wisata topeng malangan.
Masyarakat kampung topeng malangan adalah masyarakat yang terdiri dari gabungan anak jalanan, gelandangan dan
pengemis yang berasal dari beberapa kawasan di Kota Malang. Masyarakat ini dibina oleh dinas sosial dan diberikan
modal sebesar lima juta rupiah sebagai modal untuk memulai usaha baru. Dari hasil depth interview dengan warga
sekitar ditemukan bahwa sociopreneurship atau usaha berbasis kegiatan sosial menjadi solusi baru bagi masyarakat
yang pertama kali memulai usaha baru dan meninggalkan pekerjaan mereka sebagai pemulung, pengamen, dan
pengemis. Akan tetapi sociopreneurship ini tidak hanya memberikan dampak baik. Beberapa orang pun merasa
kesulitan dalam memulai usaha barunya. Bahkan, ada yang ingin kembali melakoni pekerjaan lamanya sebagai
gelandangan dan pengemis. Dalam komunal masyarakat gusuran ini mereka harus saling membantu antara satu sama
lain agar usaha mereka tetap berjalan sehingga mereka tetap bisa melaksanakan aktivitas sociopreneurshipnya.
Mereka melakoni sociopreneur tersebut demi sebuah dukungan demi terselenggarakannya konsep kampung wisata
tematik khas kota Malang yaitu topeng Malangan.
Kata kunci: Sociopreneurship, Masyarakat Gusuran, Kampung Wisata Tematik

35
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol.2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500

PENDAHULUAN Penggusuran tersebut harus dilakukan


Pembangunan pada dasarnya (Yono, 2015). Penggusuran dilakukan agar
memiliki tujuan untuk meningkatkan sebuah jumlah gepeng tidak bertambah setiap
social wellfare. Pemerintah disini memiliki harinya. Pemerintah Kota Malang berkerja
andil besar dalam pembangunan. Pemerintah sama dengan Dinas Sosial Kota Malang
disini berperan sebagai mobilisator atau untuk menangani permasalahan sosial yang
sebagai penggerak agar terciptanya suatu intens terjadi setiap tahunnya.
peningkatan dalam kesejahteraan sosial bagi Dinas Sosial disini membuat
masyarakat serta pertumbuhan ekonomi kebijakan pemberdayaan yaitu membuat
negara (Prasetyo 2009). Kehidupan camp tersendiri untuk merelokasi dan
masyarakat kelas bawah di Kota Malang memberdayakan gelandangan dan pengemis
tidak lepas dari yang namanya penggusuran. untuk mempunyai pekerjaan tetap dan tidak
Sebagian masyarakat mengenal penggusuran kembali lagi ke jalanan. Kebijakan tersebut
yang dilakukan beberapa elit pemangku adalah pembangunan konsep kampung
kebijakan ini berdasarkan kepemilikan hak wisata tematik yaitu Kampung Wisata
tanah maupun terganggunya akses pengguna Topeng Malangan (Sri, 2016). Sebagai
jalan yang telah terbangun sebelumnya. gambaran kecil, kampung wisata ini terletak
Seperti contoh pada masyarakat di sekitar di dusun Baran kecamatan Tajinan Kota
kawasan rel kereta api di stasiun kota baru Malang. Kampung ini berada di kawasan
yang tergusur pada 2017 yang lalu terpencil di timur kota Malang. Kampung
(Malangpost, 2017) dan masyarakat di wisata ini sebagai jawaban dari Dinas Sosial
bawah kolong jembatan di Pasar Gadang. Kota Malang bekerjasama dengan
Selain itu konteks masyarakat gusuran di kementrian sosial untuk mengatasi
Kota Malang itu sendiri sangat erat dengan permasalahan yang sering terjadi di Kota
pemberdayaan bagi Gepeng atau Besar pada umumnya. Uniknya, kampung ini
gelandangan dan pengemis. Terminologi membawa identitas lokal masyarakat malang
kata gusur bagi gepeng adalah mereka yang yaitu Topeng Malangan. Masyarakat di
telah diberdayakan atau direlokasi dari Kampung wisata ini membangun kampung
tempat tinggal awalnya sebagai gelandangan mereka agar layak untuk dikunjungi dengan
dan pengemis. Dari data yang diperoleh mengadakan beberapa infrastruktur seperti
terlihat PEMKOT Malang memiliki spot foto, media bermain anak-anak, dan
keseriusan untuk membina gelandangan dan beberapa kuliner jajanan.
pengemis untuk dibina kedepannya.

36
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)

Kampung wisata ini tergolong jenis Perubahan konteks kampung menjadi


community based tourism atau wisata kampung wisata ini menjadi berkah
berbasis pengembangan komunitas. tersendiri bagi penduduknya. Karena
Komunitas masyarakat di kampung wisata kampung wisata topeng malangan
ini terdiri dari beberapa kumpulan dari memberikan cirikhas dari kearifan lokal kota
masyarakat gelandangan, dan pengemis. Malang yaitu Topeng Malangan. Dalam
Masyarakat disana mendapat beberapa menempati tempat tinggal yang baru,
pengembangan pendidikan kecakapan hidup masyarakat juga dibekali modal sebesar lima
untuk memulai usaha baru (Hayu, 2016). juta rupiah untuk memulai usaha baru mereka
Pada dasarnya dalam tulisan ini adalah dalam berwira usaha.
memahami bagaimana masyarakat tergusur Tinggal bersama dalam camp
tersebut memulai kehidupan baru mereka penampungan apalagi dengan memulai usaha
sebagai sociopreneur. Meninggalkan baru dan meninggalkan pekerjaan lama
pekerjaan lama mereka sebagai Pengemis, mereka sebagai gepeng akan menjadi
Gelandangan dan Pengamen. Dalam usaha masalah baru bagi mereka. Sociopreneur
ini Dinas Sosial memberi kebijakan adalah kunci dalam mereka memulai
merelokasi seluruh gelandangan dan pekerjaan baru. Karena disini mereka
pengemis yang ada di beberapa kawasan diwajibkan bekerja bersama dalam kawasan
yang tidak layak huni seperti di beberapa wisata tersebut. untuk memajukan konsep
kawasan jalan protokol, kawasan bawah kampung wisata dan untuk keberlangsungan
jembatan yang ditempati oleh beberapa hidup mereka sendiri.
rumah temporer yang dibangun oleh Sociopreneurship bila dilihat dari
gelandangan dan pengemis itu. Pada suku katanya adalah gabungan dari dua suku
akhirnya Dinas Sosial bekerja sama dengan kata yaitu Social dan eterpreneurship. Karena
kementrian sosial membangun camp berasal dari dua suku kata, maka pemahaman
penampungan bagi gelandangan dan makna Sociopreneurshp harus dilihat dari
pengemis dalam sebuah tema yaitu Desaku dua suku kata yaitu makna sosial dari
Menanti. Setelah beberapa tahun berjalan, kewirausahaan atau dapat diartikan sebagai
guna meningkatkan pendapatan masyarakat kewirausahaan yang mengatasi
penguhuni kawasan kampung wisata, Dinas permasalahan sosial. Femina (2015)
sosial mengubah konteks desaku menanti menyimpulkan kompetensi dalam
menjadi kampung 1000 topeng malangan. sociopreneurship yaitu harus membantu

37
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol.2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500

menyelesaikan permasalahan sosial. dalam konteks sociopreneurship Tahapan


Kompetensi selanjutnya sociopreneurship kedua adalah Wawancara atau pengambilan
harus mencari hal atau membuat perubahan data, wawancara ini dilakukan kepada
yang lebih baik dan menyelesaikan masalah masyarakat di kampung topeng malangan
dengan mengubah sistem, menyebarkan dusun Baran. Tahapan Ketiga adalah
solusi dan meyakinkan orang lain untuk ikut Dokumentasi agar data yang diterima tidak
terlibat dalam melakukan perubahan. hilang dan dapat diambil kapan saja
Kompetensi selanjutnya dalam dibutuhkan.
sociopreneurship adalah pelaku wirausaha Pada tahap terakhir adalah tahap
harus terus berinovasi terhadap hal-hal baru, analisis data, pada tahapan ini dilakukan
akan tetapi tetap memperhatikan unsur sosial proses validasi temuan data penelitian.
(people), ekonomi (profit), dan lingkungan Proses validasi menggunakan triangulasi
(earth). Konsep sociopreneurship agar data yang diperoleh dapat valid sesuai
menekankan tidak hanya untuk mencari dengan hasil temuan di lapangan. Apabila
profit, tetapi juga harus memberikan dampak data yang didapatkan dirasakan kurang
sosial dan berorientasi pada lingkungan maka akan dilakukan observasi ulang dan
sekitar. sociopreneurship juga menghargai pengolahan data ulang. Seperti yang
kearifan lokal, serta kekuatan komunitas disimpulkan pada gambar 1.1
dalam setiap tindakan proses produksi
dilakukan.
Observasi/ Pengolahan
METODE PENELITIAN Wawancara Data

Penelitian ini menggunakan metode


kualitatif, dengan pendekatan studi kasus.
Menggunakan studi kasus tepat untuk
Penyajian
situasi yang masih berjalan sampai saat ini, Data
Selama isu suatu kasus masih berkembang,
teori masih harus diperbantukan untuk Gambar 1.1 Metode Penelitian
menentukan arah studi (Cresswell 1998)
Adapun pada tahapan pertama dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian ini adalah observasi. Pada Seperti yang telah dibahas diatas,
observasi kita melihat permasalahan yang Masyarakat kampung topeng malangan
ada, mengidentifikasi masalah yang ada terdiri dari dua bagian yang mengisinya,

38
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)

yaitu dari gelandangan dan pengemis dari sebelum mereka menempati kawasan
(Gepeng) dan masyarakat yang tergusur dari kampung topeng malangan inilah yang
kawasan protokol yang tidak boleh ditempati menjadi masalah baru. Perasaan ingin
seperti kolong jembatan dan beberapa kembali menjadi Gepeng terus menghantui
kawasan yang telah dijadikan pertokoan di mereka dikarenakan sulitnya
kota Malang. Ibaratkan mendapatkan mengembangkan entrepreneur yang telah
kebijakan atau sebuah “mukjizat” baru mereka jalani selama menjadi warga
mereka harus memulai pekerjaan dari “nol” kampung topeng malangan. Jatuh bangun
lagi. Sebelum mereka menempati kawasan harus mereka hadapi selama mereka
kampung topeng Malangan, mereka menjalankan usaha baru yang belum tentu
kebanyakan mengandalkan belas kasih dari cocok dengan keinginan pribadi mereka.
orang lain yang merelakan uang kecil untuk Belum lagi adanya pressure dari Dinas Sosial
diberikan kepada mereka. Ada juga yang agar mereka terus mengembangkan usaha
mengharapkan sisa barang bekas yang telah mereka di Kampung Topeng untuk
tidak terpakai. Hal itu yang menyimpulkan mengembangkan Kampung Topeng yang
bahwa pada pekerjaan sebelumnya sebagai sebenarnya mereka sendiri tidak begitu
gepeng, mereka tidak menguras pikiran paham bagaimana mereka harus memulai.
mereka, bagaimana mengembangkan, Mereka seolah-olah dihadapkan kepada
mempertahankan, dan mencari modal baru sebuah pilihan yang dimana mereka tidak
untuk memperluas jaringan usahanya. bisa memilih, sudah dimasuki dan tidak bisa
Namun setelah mereka tinggal di kawasan kembali lagi ke jalan sebelumnya.
pemukiman yaitu kampung topeng Tidak semua wirausaha yang
malangan, dengan melakoni pekerjaan baru dilaksanakan sesuai dengan konsep dan
sebagai entrepreneur mereka harus berpikir tujuan sociopreneurship akan tetapi hanya
ekstra untuk mengembangkan dan beberapa pekerjaan saja yang sesuai dengan
mempertahankan usaha yang telah dilakoni tujuan tersebut. Ada pekerjaan yang
sebagai pekerjaan baru mereka. Selama menunjang dalam proses pengembangan
sudah menjadi warga kampung topeng, kampung wisata tematik dan ada yang tidak.
mereka tidak diperbolehkan lagi oleh dinas Tabel 3.3 Akan membagi entrepreneurship
sosial kembali melakoni pekerjaan yang mendukung terlaksananya
sebelumnya sebagai Gepeng. Tentu bagi konsep sociopreneurship bagi Kampung
mereka yang berpenghasilan lebih rendah Topeng Malangan.

39
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol.2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500

Nonprofit Corporation
Socially
with Practicing
Tradisional Social Responsi Traditional
incoming Social
Non Profit Enterprise ble For Profit
generating Responsibilit
Bussines
activities y
- Berjualan Bakso Berjualan Bakso -
- Berjualan Es Krim - -
- Penjual
- -
Cilok
- Service
- -
Kunci
- Penjual Pop Ice - -
- Penjual Pecel - -
- Penjual Topeng Malangan - -
- Petugas Parkir - -
- Penjual Pop Ice - -
- Penjual Rujak - -
- Penjual
- - Keripik
Tempe
- Peternak Lele - -
- Penjual Es - -
- Penjual Mie Ayam - -
Penjual Es
- -
Krim
- Toko Klontong - -
Penjual
- - Kripik
Pisang
- Penjual Sempol - -
- Toko Klontong - -
- Penjual Sempol - -
- Penjual Kaos - -
- Penjual Kaos - -
- Penjual Gantungan Kunci - -
Petugas
Keamanan - -
Kampung
- Penjual Boneka Singa - -
Tabel 1.1 Pembagian Sociopreneurship dan Enterpreneurship For Profit

40
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500

membuat satu buah posko yang selalu


Dari tabel 1.1 diatas dapat kita
ditempati oleh petugas Dinas Sosial sebagai
simpulkan bahwa tidak semua pekerjaan
wadah sharing bagi warga yang mempunyai
yang dilakoni warga kampung wisata topeng
keluhan atau masalah selama mereka
malangan mendukung kegiatan aktivitas
menetap.
sociopreneurship bagi kampung wisata
Sisi lainnya, Dinas Sosial bekerja
tersebut. Dari total 70% pekerjaan yang
sama dengan masyarakat, Karang Taruna,
mendukung, berada dalam kuadran yang ada
dan Perguruan Tinggi Setempat agar
di sebegelah kiri. Biasanya mereka berjualan
kampung wisata tematik Kampung Topeng
sesuatu untuk mendukung usaha yang
Malangan dapat berkembang dan dikenal.
lainnya seperti pada contoh penjual souvenir
Tujuannya tentu saja agar wisatawan yang
topeng malangan, maka usahanya didukung
datang semakin banyak dan mendatangkan
oleh penjual kaos topeng malangan.
rezeki tersendiri bagi masyarakat sekitar
Keduanya bisa bersinergi secara bersama-
yang menempatinya. Membangun jaringan
sama dalam memajukan usaha souvenir khas
yang baik telah dilakukan agar Kampung
topeng malangan. Pengunjung kampung
Wisata Topeng Malangan dapat dikenal dan
topeng dimanjakan dengan tersedianya
wisatawan menjadi tertarik untuk
banyak pilihan souvenir khas kampung
mengunjungi. Tabel 1.2 menunjukkan
topeng malangan seperti kaos, mug,
beberapa kegiatan yang telah dilakukan
gantungan kunci, dan topeng
Dinas Sosial untuk mengembangkan
Selain modal 5 Juta rupiah yang
kampung wisata tematik topeng Malangan.
diberikan, Dinas Sosial juga memberikan
Pada awal tahun 2018 Dinas Sosial
uang untuk bertahan hidup sebesar 9 juta
bekerja sama dengan lembaga sosial terkait
rupiah untuk membeli keperluan mereka
membangun kembali infrastruktur yang ada
selama tinggal di Kampung Topeng
di kampung wisata topeng Malangan, seperti
Malangan. Tidak dilepas disitu, Dinas Sosial
area bermain flying fox dan spot foto.
juga memberikan pelatihan entrepreneur
Penambahan ini juga berbasis pemberdayaan
bagi mereka yang akan memulai usaha baru.
dikarenakan mereka mengerjakan secara
pelatihan dan pendekatan diberikan guna
bersama-sama dan dengan usaha sukarela.
memudahkan mereka untuk
Setelah adanya tambahan wahana ini
mengembangkan dan meneruskan pekerjaan
diharapkan pengunjung yang datang ke
baru mereka. Selain itu Dinas Sosial juga
kawasan kampung topeng Malangan ini

41
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)

dapat lebih dimanjakan dengan fasilitas yang 6 22 Dekorasi Pengunjun


Februa Infrastruktur : g dan
ada. Pengelolaannya juga bergantung kepada
ri Melukis Warga
warga sekitar. Jadi pendapat dari wahana 2017 Tembok di Kampung
Kampung Topeng
tersebut bisa digunakan sebagai salah satu
Topeng Malangan
sumber pendapatan warga. Tabel 1.2 Malangan
7 3 Pengadaan Warga
Dibawah akan menjabarkan peranan Dinas
Maret Taman Baca Kampung
Sosial Kota Malang dalam mengembangkan 2017 Bagi Anak Topeng
Usia Dini Malangan
Kampung Wisata Topeng Malanganang dari
8 15 Maret Pengadaan Warga
hasil wawancara dengan staff Bapak Dimas 2017 Media Kampung
selaku Dinas Sosial yang menempati. Pembelajara Topeng
n Bagi Malangan
N Wakt Kegiatan Sasaran PAUD dan
o u TK
1 17 Juli Workshop Beberapa 9 14 April Penambahan Warga
2016 Sosialisasi Gelandang 2017 Media Kampung
Enterpreneurs an, Pembelajara Topeng
hip Pengemis, n Bagi Anak Malangan
dan Usia Dini
Pengamen 10 18 Mei Pengadaan Warga
2 11 Pembagian Warga 2017 Pelatihan Kampung
Januar Modal dan Kampung Wirausaha Topeng
i Sosialisasi Topeng Keripik Malangan
Dinas Malangan Pisang
3 12 Sosialisasi Karang 11 20 Mei Pengadaan Warga
Januar Pengembanga Taruna, 2017 Pelatihan Kampung
i 2017 n Konsep dan Warga Pembuatan Topeng
Wisata Kampung Jajanan Malangan
Kampung Topeng Cilok, Es
Tematik Campur, Dll
4 15 Sosialisasi Warga 12 31 Juni Pelatihan Warga
Februa dan Kampung 2017 Wirausaha Kampung
ri Pengembanga Topeng Peternak Topeng
2017 n Malangan Ikan Lele Malangan
Kewirausahaa dan Dinas 13 14 Juli Pelatihan Warga
n Bagi Warga 2017 Wirausaha Kampung
Kampung Pembuatan Topeng
Topeng Tempe Malangan
Malangan 14 18 Konsultasi Warga
5 16 Pengadaan Pengunjun Agustus Kewiraushaa Kampung
Februa Wahana Baru g dan 2017 n Topeng
ri “Flying Fox” Warga Malangan
2017 Kampung dan Dinas
Topeng Terkait
Malangan

42
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500

Tabel 1.2 Peran Dinas Sosial dan terus meningkat setiap tahun. Modal yang
Beberapa Instansi Terkait Dalam
mereka dapat untuk mengembangkan usaha
Pengembangan Kampung Wisata
Tematik mereka juga terus meningkat seiring
perkembangan waktu. Bagi mereka yang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak dapat menjalankan sociopreneur
pengembangan life skill yang telah dilakukan dengan baik seperti tidak adanya inovasi
oleh dinas sosial sudah sangat mencukupi. dalam menngembangkan usaha mereka maka
Kegiatan penyuluhan yang diberikan dinas dengan sendirinya akan macet di
sosial selalu bertujuan mengembangkan sociopreneur yang telah mereka bangun
kemampuan berwirausaha dari warga sebelumnya.
kampung wisata topeng malangan. Feedback
12
dari warga kampung topeng pun sangat baik. 10
8
Mereka bersemangat untuk menjalani profesi
6 Pendapatan
(Dalam Juta…
barunya sebagai sociopreneur di tempat 4
2
mereka tinggal. Setelah penyuluhan mereka 0
2016 2017 2018
juga lebih mengerti, bagaimana cara
mengembangkan usaha mereka untuk Diagram 1.1 Pendapatan Masyarakat
Kampung Topeng dalam 3 Tahun
kedepannya. Terakhir
Dalam workshop yang diberikan oleh Bagan 3.3 menunjukkan bahwa
dinas sosial, mereka diharapkan dapat saling pendapatan masyarakat dalam tiga tahun
bekerja sama dalam mewujudkan dan terakhir terus meningkat. Adanya kerja sama
mensukseskan konsep kampung wisata. Jika antar warga dalam mengembangkan
mereka memulai sendiri usaha tanpa kampung wisata inilah yang menguatkan
memperdulikan sekitarnya maka mereka pendapatan secara ekonomi bagi masyarakat
akan kesulitan dalam mengembangkan kampung wisata. Masyararakat kampung
proses entrepreneur mereka. wisata topeng Malangan bekerja sama dalam
Dari hasil data wawancara mendalam memajukan konteks kampung wisata. Pada
yang dilakukan kepada warga kampung tahun 2016 mereka hanya berpendapatan
topeng malangan disebutkan bahwa Rp.5.000.000 per setengah tahunnya. Jumlah
peningkatan pendapatan bagi sebagian besar ini tentu akan sangat merugikan mereka yang
warga kampung topeng yang melakoni sebelumnya bekerja di jalanan mendapatkan
pekerjaan baru mereka sebagai sociopreneur penghasilan yang jauh lebih besar bila

43
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)

dibandingkan setelah mereka tergusur di harus “tunduk” kepada pasar agar


kampung wisata. Akan tetapi pada 2017, meningkatkan nilai rating usaha yang mereka
mereka sudah dapat mengembangkan dua jalani (Gregorry:1998). Pasar itu sendirilah
kali lipat dari tahun sebelumnya. Hal ini yang nantinya akan menghidupi dan
dikarenakan mereka dapat membangun relasi mengunggulkan kampung wisata dalam
bisnis yang baik di dalam pemukiman melaksanakan promosinya. Promosi yang
kampung wisata. Mereka saling bekerja sama baik di kampung wisata akan meningkatkan
untuk mengembangkan usaha yang telah pendapatan dari masyarakat itu sendiri. Akan
mereka jalani. Peningkatan income yang tetapi masyarakat yang terbiasa bekerja
mencapai dua kali lipat dari tahun secara bebas, dan tanpa terikat target tentu
sebelumnya bisa dijadikan tolak ukur akan merasa “terbebani” oleh ajakan dinas
keberhasilan yang telah dilakukan oleh dinas sosial untuk berkerja secara wirausaha.
terkait tentang pengembangan wirausaha Keberhasilan sociopreneur juga
berbasis kegiatan sosial ini. bergantung kepada pengelolaan komunitas
yang baik pula, seperti yang dikatakan dalam
Humam (2012), Pengelolaan yang berasal
SOCIOPRENEURSHIP
dari komunitas tertentu harus diselesaikan
dan dibantu oleh organisasi terkait. Peran
WISH TOGETHERNESS COMMITMENT Dinas Sosial dalam komitmennya menjaga
kemampuan berwirausaha sosial dari
masyarakat binaan ini memerlukan
GOALS PROMOTION sustainability atau keberlanjutan yang baik
agar kampung topeng malangan dapat terus
Bagan 3.4 Skema Hasil Sociopreneurship berjalan dan eksis di dunia pariwisata tematik
di Kampung Wisata
yang memberdayakan masyarakat.
Dalam Bagan 3.4 Dapat dijelaskan Sociopreneurship akan terus
bahwa dalam menunjang konteks berkembang di tingkat praktis daripada di
keberhasilan promosi kampung wisata adalah tingkat teoritis (Saifan : 2012) karena itu
kebersamaan. Kebersamaan yang kuat akan merupakan waktu untuk berproses. Seperti
dapat menunjang keberhasilan halnya dengan masyarakat kampung topeng
sociopreneurship bagi masyarakat kampung malangan perlu waktu dan promosi yang
wisata (Rahmawati, 2011). Sociopreneurship

44
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500

bagus untuk menuntaskan pekerjaan mereka lokal) atau berskala besar (sistemik atau
sebai sociopreneurship yang baru. perubahan yang lebih berhubungan dengan
Konteks kewirausahaan suatu sistem). Dengan demikian, hasil
menunjukkan identifikasi faktor-faktor sosial kewirausahaan sosial dapat bermanfaat
yang menentukan dan memperpanjang langsung bagi target populasi di dalam
kemiskinan, marjinalisasi, dan pengecualian. sebuah wilayah tertentu atau hasil tersebut
Karakteristik kewirausahaan mengacu dapat berupapergeseran maupun perubahan
kepada tindakan langsung dalam bentuk paradigm (Maria, 2016)
solusi baru atau inovasi untuk target populasi PENUTUP
(target population), konteks, atau penerapan. Sociopreneurship masyarakat
Komponen yang ketiga; hasil kewirausahaan Kampung wisata terus berkembang
sosial, mengacu kepada ekosistem baru
dikarenakan adanya kema uan yang keras
Analisis Implementasi (Maria Satya Rini & dari masing-masing individu yang ada di
Monika Teguh) Volume 02, No. 02, Agustus masyarakat. Selain itu peran Dinas Sosial
201662 No ISSN: 2442-885X Buletin Bisnis Tekait dalam memberikan pelatihan dan
& Manajemen Buletin Bisnis & Manajemen penyuluhan dirasakan sangat efektif. Topeng
yang stabil atau perubahan sosialsubstansial Malangan sebagai identitas sosial kota
bagi segmen (target) populasi yang Malang. Selain itu perlu adanya
dirugikan. Hasil kewirausahaan sosial dapat bimbingan dan bantuan Dinas Sosial yang
terlihat (visible) dan terukur (measurable) disini berfungsi sebagai pemangku kebijakan
melalui peningkatan kualitas kehidupan, untuk selalu malakukan promosi dan
efisiensi, kebersinambungan sosial dan/atau
motivating kepada masyarakat kampung
opsi pertumbuhan ekonomi yang bernilai. wisata topeng malangan agar tetap
Martin dan Osberg (idem) menegaskan menjalankan tugasnya yang baru sebagai
bahwa perubaan sosial dapat berskala kecil sociopreneur.
(biasanya mencakup wilayah kecil atau

45
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)

DAFTAR PUSTAKA
John W. Cresswell. 1998. Qualitative Inquiry _February2012_0.pdf Diakses 27 Juli
and Research Design: Choosing 2018
Among Five Traditions, London: Santosa, Setyanto P. 2007. Peran Social
Sage Publications Enterpreneurship dalam
Utomo, Hardi. 2014. Menumbuhkan Minat Pembangunan. Makalah
Kewirausahaan Sosial. Jurnal Ilmiah dipresentasikan di acara seminar
Among Mukarti. “Membangun sinergitas Menuju
Hulgard, Lars. 2010. Discourses of Social Bangsa Indonesia yang Inovatif,
Enterpreneurship, Pape. Inventif, dan Kompetitif, Universitas
Stanford:Kauffman centre for Brawijaya..
entrepreneurial leadership, Prasetyo, B.R. Firdaus. 2009. Pengaruh
Standford University. Infrastruktur pada pertumbuhan
Maria, Setya. 2016. Analisis Implementasi Ekonomi Wilayah Indonesia. Jurnal
Kewirausahaan Sosial Dalam Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan
Program Klinik Sungai Universitas Fina, Malangpost https://www.malang-
Saputra post.com/kriminal/sepakat-lawan-pt-
https://media.neliti.com/media/publi kai-somasi-agar-hentikan-penggusuran,
cations/58405-ID-analisis- diakses 24 April 2018
implementasi-kewirausahaan- Hayu, Yudha, Surya Malang
sosi.pdf http://suryamalang.tribunnews.com/201
Santoso, Humam. 2012. Pemberdayaan 6/11/12/kampung-gelandangan-dan-
Masyarakat Melalui pengemis-di-kota-malang-beda-
Sociopreneurship warganya-bisa-berkarya-lho Diakses 24
http://repository.upnyk.ac.id/4850/2 Mei 2018
/7_Humam_ABUPNYK.pdf, Wahyunintyas, Sri, Tribun News 2016,
diakses 20 Juli 2018 http://surabaya.tribunnews.com/2016/0
Saidan, Abu Samer. 2012. Social 1/08/kota-malang-segera-bangun-
Enterprenurship, Definition And kampung-pengemis-dan-gelandangan-
Boundaries ini-lokasinya Diakses 24 Juli 2018
https://timreview.ca/sites/default/fil Yono, MalangKota,
es/article_PDF/Saifan_TIMReview https://malangkota.go.id/2015/05/19/pe

46
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500

mkot-malang-antisipasi-gepeng-dan-
pkl-jelang-ramadan/ , diakses 26 April
2018

47
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)

48

You might also like