Professional Documents
Culture Documents
Faizal Kurniawan
IKIP Budi Utomo Malang
faizal.pssbu@gmail.com
ABSTRACT
The research which has been funded by the Ministry of Research and Technology in the beginner lecturer research
scheme is to find out the general description of sociopreneurship in the evicted community who live in the Kampung
Topeng Malangan village in Baran region, Tlogowaru village, Malang regency. This study concludes a result, that
sociopreneurship raises a new innovation for the people of Malangan mask tourism village. The community of the
kampong topeng malangan is a community consisting of a combination of street children, homeless and beggars from
several areas in Malang City. This community is fostered by social services and given capital of five million rupiah
as capital to start a new business. From the results of depth interviews with local residents it was found that
sociopreneurship or social activity-based businesses became a new solution for people who first started a new
business and left their jobs as scavengers, buskers and beggars. But this sociopreneurship does not only have a good
impact. Some people also find it difficult to start a new business. In fact, there are those who want to go back to their
old jobs as homeless and beggars. In this communal community they have to help each other so that their business
continues so that they can continue to carry out their sociopreneurship activities. They carry out the sociopreneur for
the sake of support for the implementation of the concept of a thematic tourist village typical of Malang, namely the
Malangan mask.
Keywords : Sociopreneurship, Displaced Community, Community Based Tourism
ABSTRAK
Penelitian yang telah didanai oleh kemenristek pada skim penelitian dosen pemula ini untuk mengetahui gambaran
umum sociopreneurship masyarakat gusuran yang bermukim di kawasan kampung wisata kampung 1000 topeng
malangan di dusun Baran, Kelurahan Tlogowaru, Kabupaten Malang. Penelitian ini menyimpulkan sebuah hasil,
bahwa sociopreneurship menimbulkan sebuah inovasi baru bagi masyarakat kampung wisata topeng malangan.
Masyarakat kampung topeng malangan adalah masyarakat yang terdiri dari gabungan anak jalanan, gelandangan dan
pengemis yang berasal dari beberapa kawasan di Kota Malang. Masyarakat ini dibina oleh dinas sosial dan diberikan
modal sebesar lima juta rupiah sebagai modal untuk memulai usaha baru. Dari hasil depth interview dengan warga
sekitar ditemukan bahwa sociopreneurship atau usaha berbasis kegiatan sosial menjadi solusi baru bagi masyarakat
yang pertama kali memulai usaha baru dan meninggalkan pekerjaan mereka sebagai pemulung, pengamen, dan
pengemis. Akan tetapi sociopreneurship ini tidak hanya memberikan dampak baik. Beberapa orang pun merasa
kesulitan dalam memulai usaha barunya. Bahkan, ada yang ingin kembali melakoni pekerjaan lamanya sebagai
gelandangan dan pengemis. Dalam komunal masyarakat gusuran ini mereka harus saling membantu antara satu sama
lain agar usaha mereka tetap berjalan sehingga mereka tetap bisa melaksanakan aktivitas sociopreneurshipnya.
Mereka melakoni sociopreneur tersebut demi sebuah dukungan demi terselenggarakannya konsep kampung wisata
tematik khas kota Malang yaitu topeng Malangan.
Kata kunci: Sociopreneurship, Masyarakat Gusuran, Kampung Wisata Tematik
35
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol.2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500
36
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)
37
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol.2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500
38
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)
yaitu dari gelandangan dan pengemis dari sebelum mereka menempati kawasan
(Gepeng) dan masyarakat yang tergusur dari kampung topeng malangan inilah yang
kawasan protokol yang tidak boleh ditempati menjadi masalah baru. Perasaan ingin
seperti kolong jembatan dan beberapa kembali menjadi Gepeng terus menghantui
kawasan yang telah dijadikan pertokoan di mereka dikarenakan sulitnya
kota Malang. Ibaratkan mendapatkan mengembangkan entrepreneur yang telah
kebijakan atau sebuah “mukjizat” baru mereka jalani selama menjadi warga
mereka harus memulai pekerjaan dari “nol” kampung topeng malangan. Jatuh bangun
lagi. Sebelum mereka menempati kawasan harus mereka hadapi selama mereka
kampung topeng Malangan, mereka menjalankan usaha baru yang belum tentu
kebanyakan mengandalkan belas kasih dari cocok dengan keinginan pribadi mereka.
orang lain yang merelakan uang kecil untuk Belum lagi adanya pressure dari Dinas Sosial
diberikan kepada mereka. Ada juga yang agar mereka terus mengembangkan usaha
mengharapkan sisa barang bekas yang telah mereka di Kampung Topeng untuk
tidak terpakai. Hal itu yang menyimpulkan mengembangkan Kampung Topeng yang
bahwa pada pekerjaan sebelumnya sebagai sebenarnya mereka sendiri tidak begitu
gepeng, mereka tidak menguras pikiran paham bagaimana mereka harus memulai.
mereka, bagaimana mengembangkan, Mereka seolah-olah dihadapkan kepada
mempertahankan, dan mencari modal baru sebuah pilihan yang dimana mereka tidak
untuk memperluas jaringan usahanya. bisa memilih, sudah dimasuki dan tidak bisa
Namun setelah mereka tinggal di kawasan kembali lagi ke jalan sebelumnya.
pemukiman yaitu kampung topeng Tidak semua wirausaha yang
malangan, dengan melakoni pekerjaan baru dilaksanakan sesuai dengan konsep dan
sebagai entrepreneur mereka harus berpikir tujuan sociopreneurship akan tetapi hanya
ekstra untuk mengembangkan dan beberapa pekerjaan saja yang sesuai dengan
mempertahankan usaha yang telah dilakoni tujuan tersebut. Ada pekerjaan yang
sebagai pekerjaan baru mereka. Selama menunjang dalam proses pengembangan
sudah menjadi warga kampung topeng, kampung wisata tematik dan ada yang tidak.
mereka tidak diperbolehkan lagi oleh dinas Tabel 3.3 Akan membagi entrepreneurship
sosial kembali melakoni pekerjaan yang mendukung terlaksananya
sebelumnya sebagai Gepeng. Tentu bagi konsep sociopreneurship bagi Kampung
mereka yang berpenghasilan lebih rendah Topeng Malangan.
39
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol.2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500
Nonprofit Corporation
Socially
with Practicing
Tradisional Social Responsi Traditional
incoming Social
Non Profit Enterprise ble For Profit
generating Responsibilit
Bussines
activities y
- Berjualan Bakso Berjualan Bakso -
- Berjualan Es Krim - -
- Penjual
- -
Cilok
- Service
- -
Kunci
- Penjual Pop Ice - -
- Penjual Pecel - -
- Penjual Topeng Malangan - -
- Petugas Parkir - -
- Penjual Pop Ice - -
- Penjual Rujak - -
- Penjual
- - Keripik
Tempe
- Peternak Lele - -
- Penjual Es - -
- Penjual Mie Ayam - -
Penjual Es
- -
Krim
- Toko Klontong - -
Penjual
- - Kripik
Pisang
- Penjual Sempol - -
- Toko Klontong - -
- Penjual Sempol - -
- Penjual Kaos - -
- Penjual Kaos - -
- Penjual Gantungan Kunci - -
Petugas
Keamanan - -
Kampung
- Penjual Boneka Singa - -
Tabel 1.1 Pembagian Sociopreneurship dan Enterpreneurship For Profit
40
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500
41
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)
42
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500
Tabel 1.2 Peran Dinas Sosial dan terus meningkat setiap tahun. Modal yang
Beberapa Instansi Terkait Dalam
mereka dapat untuk mengembangkan usaha
Pengembangan Kampung Wisata
Tematik mereka juga terus meningkat seiring
perkembangan waktu. Bagi mereka yang
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tidak dapat menjalankan sociopreneur
pengembangan life skill yang telah dilakukan dengan baik seperti tidak adanya inovasi
oleh dinas sosial sudah sangat mencukupi. dalam menngembangkan usaha mereka maka
Kegiatan penyuluhan yang diberikan dinas dengan sendirinya akan macet di
sosial selalu bertujuan mengembangkan sociopreneur yang telah mereka bangun
kemampuan berwirausaha dari warga sebelumnya.
kampung wisata topeng malangan. Feedback
12
dari warga kampung topeng pun sangat baik. 10
8
Mereka bersemangat untuk menjalani profesi
6 Pendapatan
(Dalam Juta…
barunya sebagai sociopreneur di tempat 4
2
mereka tinggal. Setelah penyuluhan mereka 0
2016 2017 2018
juga lebih mengerti, bagaimana cara
mengembangkan usaha mereka untuk Diagram 1.1 Pendapatan Masyarakat
Kampung Topeng dalam 3 Tahun
kedepannya. Terakhir
Dalam workshop yang diberikan oleh Bagan 3.3 menunjukkan bahwa
dinas sosial, mereka diharapkan dapat saling pendapatan masyarakat dalam tiga tahun
bekerja sama dalam mewujudkan dan terakhir terus meningkat. Adanya kerja sama
mensukseskan konsep kampung wisata. Jika antar warga dalam mengembangkan
mereka memulai sendiri usaha tanpa kampung wisata inilah yang menguatkan
memperdulikan sekitarnya maka mereka pendapatan secara ekonomi bagi masyarakat
akan kesulitan dalam mengembangkan kampung wisata. Masyararakat kampung
proses entrepreneur mereka. wisata topeng Malangan bekerja sama dalam
Dari hasil data wawancara mendalam memajukan konteks kampung wisata. Pada
yang dilakukan kepada warga kampung tahun 2016 mereka hanya berpendapatan
topeng malangan disebutkan bahwa Rp.5.000.000 per setengah tahunnya. Jumlah
peningkatan pendapatan bagi sebagian besar ini tentu akan sangat merugikan mereka yang
warga kampung topeng yang melakoni sebelumnya bekerja di jalanan mendapatkan
pekerjaan baru mereka sebagai sociopreneur penghasilan yang jauh lebih besar bila
43
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)
44
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500
bagus untuk menuntaskan pekerjaan mereka lokal) atau berskala besar (sistemik atau
sebai sociopreneurship yang baru. perubahan yang lebih berhubungan dengan
Konteks kewirausahaan suatu sistem). Dengan demikian, hasil
menunjukkan identifikasi faktor-faktor sosial kewirausahaan sosial dapat bermanfaat
yang menentukan dan memperpanjang langsung bagi target populasi di dalam
kemiskinan, marjinalisasi, dan pengecualian. sebuah wilayah tertentu atau hasil tersebut
Karakteristik kewirausahaan mengacu dapat berupapergeseran maupun perubahan
kepada tindakan langsung dalam bentuk paradigm (Maria, 2016)
solusi baru atau inovasi untuk target populasi PENUTUP
(target population), konteks, atau penerapan. Sociopreneurship masyarakat
Komponen yang ketiga; hasil kewirausahaan Kampung wisata terus berkembang
sosial, mengacu kepada ekosistem baru
dikarenakan adanya kema uan yang keras
Analisis Implementasi (Maria Satya Rini & dari masing-masing individu yang ada di
Monika Teguh) Volume 02, No. 02, Agustus masyarakat. Selain itu peran Dinas Sosial
201662 No ISSN: 2442-885X Buletin Bisnis Tekait dalam memberikan pelatihan dan
& Manajemen Buletin Bisnis & Manajemen penyuluhan dirasakan sangat efektif. Topeng
yang stabil atau perubahan sosialsubstansial Malangan sebagai identitas sosial kota
bagi segmen (target) populasi yang Malang. Selain itu perlu adanya
dirugikan. Hasil kewirausahaan sosial dapat bimbingan dan bantuan Dinas Sosial yang
terlihat (visible) dan terukur (measurable) disini berfungsi sebagai pemangku kebijakan
melalui peningkatan kualitas kehidupan, untuk selalu malakukan promosi dan
efisiensi, kebersinambungan sosial dan/atau
motivating kepada masyarakat kampung
opsi pertumbuhan ekonomi yang bernilai. wisata topeng malangan agar tetap
Martin dan Osberg (idem) menegaskan menjalankan tugasnya yang baru sebagai
bahwa perubaan sosial dapat berskala kecil sociopreneur.
(biasanya mencakup wilayah kecil atau
45
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)
DAFTAR PUSTAKA
John W. Cresswell. 1998. Qualitative Inquiry _February2012_0.pdf Diakses 27 Juli
and Research Design: Choosing 2018
Among Five Traditions, London: Santosa, Setyanto P. 2007. Peran Social
Sage Publications Enterpreneurship dalam
Utomo, Hardi. 2014. Menumbuhkan Minat Pembangunan. Makalah
Kewirausahaan Sosial. Jurnal Ilmiah dipresentasikan di acara seminar
Among Mukarti. “Membangun sinergitas Menuju
Hulgard, Lars. 2010. Discourses of Social Bangsa Indonesia yang Inovatif,
Enterpreneurship, Pape. Inventif, dan Kompetitif, Universitas
Stanford:Kauffman centre for Brawijaya..
entrepreneurial leadership, Prasetyo, B.R. Firdaus. 2009. Pengaruh
Standford University. Infrastruktur pada pertumbuhan
Maria, Setya. 2016. Analisis Implementasi Ekonomi Wilayah Indonesia. Jurnal
Kewirausahaan Sosial Dalam Ekonomi dan Kebijakan Pembangunan
Program Klinik Sungai Universitas Fina, Malangpost https://www.malang-
Saputra post.com/kriminal/sepakat-lawan-pt-
https://media.neliti.com/media/publi kai-somasi-agar-hentikan-penggusuran,
cations/58405-ID-analisis- diakses 24 April 2018
implementasi-kewirausahaan- Hayu, Yudha, Surya Malang
sosi.pdf http://suryamalang.tribunnews.com/201
Santoso, Humam. 2012. Pemberdayaan 6/11/12/kampung-gelandangan-dan-
Masyarakat Melalui pengemis-di-kota-malang-beda-
Sociopreneurship warganya-bisa-berkarya-lho Diakses 24
http://repository.upnyk.ac.id/4850/2 Mei 2018
/7_Humam_ABUPNYK.pdf, Wahyunintyas, Sri, Tribun News 2016,
diakses 20 Juli 2018 http://surabaya.tribunnews.com/2016/0
Saidan, Abu Samer. 2012. Social 1/08/kota-malang-segera-bangun-
Enterprenurship, Definition And kampung-pengemis-dan-gelandangan-
Boundaries ini-lokasinya Diakses 24 Juli 2018
https://timreview.ca/sites/default/fil Yono, MalangKota,
es/article_PDF/Saifan_TIMReview https://malangkota.go.id/2015/05/19/pe
46
Sociopreneurship Masyarakat Gusuran Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi
p (35-48) Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500
mkot-malang-antisipasi-gepeng-dan-
pkl-jelang-ramadan/ , diakses 26 April
2018
47
Dialektika Masyarakat: Jurnal Sosiologi Sociopreneurship Masyarakat Gusuran
Vol. 2, No.2, November 2018. ISSN: 2615-7500 p (35-48)
48