Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pengampu :
Era Budianti,M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok XII
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah - Nya kepada kita semua. Tak lupa Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Janaiz”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung. Penulis tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempura dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalam nya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, penulis memohon maaf yang sebesar - besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Ibu Era Budianti,M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Fiqih
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang
hal-hal yang harus diperhatikan dari mulai sakit sampai wafat dan tata cara
memandikan jenazah. Kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hal-hal yang harus diperhatikan dari mulai sakit sampai wafat...................................... 5
2.2 Tata cara memandikan jenazah........................................................................................ 9
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap makhluk yang hidup didunia ini pasti akan mengalami kematian, artinya
bahwa kematian adalah ketetapan bagi setiap makhluk yang telah diciptakan , tak ada
yang kekal, tak ada yang abadi kecuali Tuhan itu sendiri.
‘’Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. (QS. Ali 'Imran : 185
Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah
meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih
hidup. Dalam ketentuan hukum islam jika seseorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara yaitu memandikan,mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya pemakalah
akan mencoba menguraikan dalam penjelasan berikut ini.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dari Mulai Sakit Sampai Wafatnya
Seseorang
Q.S As-Syu'ara : 80
Dan apabila aku sakit,Dialah Allah yang menyembuhkan aku.
Rasulullah Saw bersabda :
“Musibah apa saja yang menimpa seorang mukmin berupa
keletihan,penyakit,kesedihan, kegelisahan, gangguan,dan kesempitan,hingga duri
yang menusukkannya pasti karena musibahnyaAllah mengampuni kesalahannya
(Muttaffaq' Alaih)”.
5
7. Kuatkan kesabaran dan jangan banyak mengeluh atau putus asa,sebab
mengeluh dan putus asa hukumnya haram dan termasuk perbuatan orang
kafir.
6
D.Mengharap Kematian
Dimakruhkan bagi seorang muslim mengharapkan kematian atau mendoakan
kematian bagi dirinya, diriwayatkan dari Anas bin Malik ra,di mana ia
menceritakan, bahwa Rasulullah bersabda :
"Janganlah salah seorang di antara kalaian mengharapkan kematian akibat
kesengsaraan yang dialami.Andaikam harus berharap untuk itu,maka hendaklah
ia mengucapkan; Ya Allah,biarkanlah aku tetap hidup jika memang hidup itu yang
terbaik bagiku dan matikan lah aku jika memang hidup itu yang terbaik bagiku
dan matikan lah aku jika kematian itu lebih baik bagi diriku." (HR.Jamaah)
Hendaklah kita sebagai muslim senantiasa berbaik sangka pada Allah SAW
agar selalu mendapatkan tempat yang baik di sisi-Nya.Hal ini seperti apa yang
diriwayatkan dari Jabir Ra,dimana ia bercerita; Aku pernah mendengar Rasulullah
sebelum beliau wafat mengucapkan tiga kali :
" Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal dunia kecuali berada
dalam keadaan berbaik-sangka kepada Allah." (HR.Muslim)
F. Wasiat
Sebelum meninggal dunia,setiap muslim diwajibkan untuk mewasiatkan apa
yang diinginkannya.Yaitu,supaya keluarga yang ditinggalkan senantiasa berpegang
teguh pada sunah Nabi dan aturan-aturan syari'at . Sebagaimana juga berkewajiban
untuk memberitahukan kepada ahli warisnya tentang utang atau tanggungan yang
masih dipikulnya.Dalam sebuah hadist disebutkan :
"Tidak ada kemauan yang cukup kuat dari seorang Muslim apabila memiliki
sesuatu yang hendak diwasiatkannya, sehingga ia menginap dua malam,
melainkan wasiat itu tertulis di sisinya."(HR Muslim)
7
mengatakan;bahwa Rasulullah telah bersabda:"Tuntunlah orang-orang yang
berada di ambang kematian untuk membaca kalimat Laa illaha illallah."
(HR.Muslim).
H. Menghadap Kiblat
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad : "Bahwa ketika menemui ajalnya,Fathimah
binti Rasulullah Saw menghadapkan wajahnya kearah kiblat kemudian meletakkan
bagian kanan tubuhnya disebelah bawah."
8
Disunnahkan untuk segera memandikan mayat serta menyiapkan pemakaman
dan menshalatkan sebelum baunya menjadi berubah.
Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati
syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah
fardhu kifayah. Adapun dalil yang menjelaskan tentang tata cara memandikan jenazah.
HR. Bukhari: 1176 – Tentang Tata Cara Memandikan jenazah Hadits Sahih Riwayat
al-Bukhari: 1176 صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس^لَّ َم َونَحْ نُ نَ ْغ ِس^ ُل
َ ِ َد َخ َل َعلَ ْينَا َرسُو ُل هَّللا:ت ِ ع َْن ُأ ِّم َع ِطيَّةَ َر
ْ َض َي هَّللا ُ َع ْنهَا قَال
َ ^َ فَِإ َذا ف،اآلخ َر ِة َكافُورًا
فَلَ َّما.^ر ْغتُ َّن فَ^^آ ِذنَّنِي ِ َواجْ َع ْلنَ فِي،ك بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر
َ ِ ا ْغ ِس ْلنَهَا ثَالَثًا َأوْ خَ ْمسًا َأوْ َأ ْكثَ َر ِم ْن َذل:ا ْبنَتَهُ فَقَا َل
ُ َأ ْش^ ِعرْ نَهَا ِإيَّاه:^ال َ فَ^َأ ْلقَى ِإلَ ْينَ^ا ِح ْق،ُفَ َر ْغنَا آ َذنَّاه. Dari Ummu Athiyyah radhiyallahu ‘anhu, dia
َ َ^وهُ فَق
berkata: Rasulullah ﷺmasuk menemui kami ketika kami akan memandikan puteri
beliau, lalu beliau bersabda: Mandikanlah dia tiga kali, lima kali atau lebih dari itu
dengan air dan daun bidara dan jadikanlah yang terakhir dengan kapur barus
(wewangian), dan apabila kalian telah selesai beritahukanlah kepadaku. Maka ketika
kami telah selesai, kami memberi tahu beliau, kemudian beliau memberikan kepada
kami kain beliau lalu bersabda: Jadikanlah ini sebagai kain pertama yang langsung
menyentuh kulitnya.
Berikut beberapa ketentuan yang harus diketahui sebelum tata cara memandikan
jenazah:
a. Orang yang paling utama memandikan dan mengafani jenazah laki-laki adalah
orang yang diberi wasiat, kemudian bapaknya, kakeknya, keluarga
kandungnya, keluarga terdekatnya yang laki-laki, dan istrinya.
9
d. Jika seorang perempuan meninggal, sedangkan yang masih hidup semuanya
hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami. Atau sebaliknya, seorang laki-
laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan tidak
mempunyai istri, jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi cukup
ditayamumkan oleh seorang dari mereka dengan memakai sarung tangan.
b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah meninggal tidak
dimandikan
10
b. Ambil kain penutup dan gantikan kain basah sehingga aurat utamanya tidak
kelihatan
c. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup
d. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan
perutnya perlahan – lahan
f. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala
g. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah kemulut jenazah.
gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudian wudhukan
h. Siramkan air sebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh jenazah
i. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir dicampur
dengan wangi – wangian
j. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok anggota
tubuhnya
k. Memandikan jenazah satu kali dapat membasuh ke seluruh tubuhnya itulah yang
wajib. Disunnahkan mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil.
l. Jika keluar dari jenazah ini najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya,wajib dibuang.Dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah diatas
kafan tidak perlu diulangi mandinya. Cukup hanya dengan membuang najis itu
saja.
m. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnyaharus dilepas dan dibiarkan menyulur
kebelakang, setelah disiram dan dibersihkan lalu dikeringkan dengan handuk
dan dikepang
n. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain sehingga tidak
membasahi kain kafannya
o. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi- wangian yang tidak
mengandung alcohol.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 . Kesimpulan
12
semua serta dapat mengajarkannyadengan baik ketika telah menjadi seorang
guru di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
13