You are on page 1of 13

MAKALAH

MATERI PRESENTASI FIQIH 1 TENTANG JANAIZ

Dosen Pengampu :
Era Budianti,M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok XII

Muhammad Farid Al Aziz 2111010420 / L


Titi Anggraini 2111010437 / L
Rizki Auliyah 2111010431 / L

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayah - Nya kepada kita semua. Tak lupa Sholawat serta salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya lah sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Janaiz”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih pada
Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung. Penulis tentu menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempura dan masih banyak terdapat kesalahan serta
kekurangan di dalam nya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah
ini, penulis memohon maaf yang sebesar - besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Ibu Era Budianti,M.Pd.I selaku Dosen mata kuliah Fiqih
Demikian makalah ini kami susun, semoga makalah ini dapat berguna
dan bermanfaat dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan tentang
hal-hal yang harus diperhatikan dari mulai sakit sampai wafat dan tata cara
memandikan jenazah. Kami ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, 17 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang................................................................................................................. 4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hal-hal yang harus diperhatikan dari mulai sakit sampai wafat...................................... 5
2.2 Tata cara memandikan jenazah........................................................................................ 9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap makhluk yang hidup didunia ini pasti akan mengalami kematian, artinya
bahwa kematian adalah ketetapan bagi setiap makhluk yang telah diciptakan , tak ada
yang kekal, tak ada yang abadi kecuali Tuhan itu sendiri.

ِ ْ‫س َذٓاِئقَةُ ْال َمو‬


‫ت‬ ٍ ‫ۗ ُكلُّ نَ ْف‬

‘’Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. (QS. Ali 'Imran : 185

Oleh sebab itu, menjelang menghadapi kehariban Allah SWT orang yang telah
meninggal dunia mendapatkan perhatian khusus dari muslim lainnya yang masih
hidup. Dalam ketentuan hukum islam jika seseorang muslim meninggal dunia maka
hukumnya fardhu kifayah atas orang-orang muslim yang masih hidup untuk
menyelenggarakan 4 perkara yaitu memandikan,mengkafani, menshalatkan dan
menguburkan orang yang telah meninggal tersebut. Untuk lebih jelasnya pemakalah
akan mencoba menguraikan dalam penjelasan berikut ini.

1.2 Rumusan Masalah 


1. Apakah hal-hal yang harus dilakukan dari mulai sakit sampai wafatnya
seseorang ?
2. Bagaimana tata cara memandikan jenazah ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hal-Hal Yang Harus Dilakukan Dari Mulai Sakit Sampai Wafatnya
Seseorang

Q.S As-Syu'ara : 80
Dan apabila aku sakit,Dialah Allah yang menyembuhkan aku.
Rasulullah Saw bersabda :
“Musibah apa saja yang menimpa seorang mukmin berupa
keletihan,penyakit,kesedihan, kegelisahan, gangguan,dan kesempitan,hingga duri
yang menusukkannya pasti karena musibahnyaAllah mengampuni kesalahannya
(Muttaffaq' Alaih)”.

A. Adab - Adab Orang Sakit


1. Segera bertaubat,menyesali segala kesalahan dan dosa serta berniat kuat
untuk menjauhi dan tidak mengulangi.
2. Minta maaf kepada kedua orang tua,sanak famili,handai tolan, teman-teman
dan tetangga,serta mengembalikan barang-barang mereka,minta kehalalan
bila terlambat mengembalikan.
3.Berzikir dan beristighfar sebanyak-banyaknya,dengan tetap sholat 5 waktu di
awal waktu.
4. Mohon pahala dan berbaik sangka pada takdir Allah,sebab semua penyakit
berasal dari kelalaianmu atas takdir Allah.
5. Berobat dengan pengobatan halal seperti ke dokter,minum obat dengan
memohon kesembuhan kepada Allah saja, dengan penuh tawakal bahwa
Allah maha menyembuhkan.
6. Berwasiat kepada orang tua atau famili terdekat jika ada sesuatu yang
penting.

5
7. Kuatkan kesabaran dan jangan banyak mengeluh atau putus asa,sebab
mengeluh dan putus asa hukumnya haram dan termasuk perbuatan orang
kafir.

B. Sabar Ketika Sakit


Hendaklah setiap muslim bersabar atas musibah yang menimpanya.Karena
dalam kehidupan ini setiap orang akan senantiasa dicoba dan diuji oleh
Allah.Untuk itu tidak ada sesuatu yang lebih baik yang diberikan kepada seorang
hamba melebihi kesabaran.Sakit merupakan ujian yang dengannya Allah
memberikan ampunan atas kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat.Dalam
sebuah hadits disebutkan :
"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberikan kebaikan niscaya ia
akan mendapatkannya." (HR. Al-Bukhari & Muslim)
Dalam riwayat yang lain juga disebutkan :
"Tidaklah musibah, penyakit, kesengsaraan, kesedihan dan rasa sakit menimpa
seorang muslim,bahkan sampai duri yang menusuknya melainkan dengannya
Allah akan mengampuni kesalahan-kesalahannya."

C. Disunnahkan Mengingat Kematian


Disunnahkan bagai setiap muslim yang sakit untuk mengingat kematian
sebagaimana yang disebutkan dalam hadits dari Abdullah bin Umar r.a yang
menceritakan bahwa Rasulullah pernah bersabda :
"Hendaklah kalian memperbanyak mengingat kematian. (HR.Ath Thabrani dengan
sanad hasan)
Masih dari Abdullah bin Umar, ia bercerita :
"Aku pernah mendatangi Nabi Saw sebagai orang kesepuluh,dari sepuluh orang
yang mendatangi beliau pada saat itu.Kemudian seseorang dan kau Anshar
berdiri dan bertanya: Wahai Nabi Allah, siapakah orang yang paling cerdik dan
terkuat pendiriannya? Beliau menjawab:Yaitu orang yang terbanyak mengingat
kematian dan yang terbanyak persiapan untuk menghadapi kematian.Mereka
itulah orang yang paling cerdik,di mana mereka berangkat dengan membawa
kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat." (HR. Ath-Thabrani)

6
D.Mengharap Kematian
Dimakruhkan bagi seorang muslim mengharapkan kematian atau mendoakan
kematian bagi dirinya, diriwayatkan dari Anas bin Malik ra,di mana ia
menceritakan, bahwa Rasulullah bersabda :
"Janganlah salah seorang di antara kalaian mengharapkan kematian akibat
kesengsaraan yang dialami.Andaikam harus berharap untuk itu,maka hendaklah
ia mengucapkan; Ya Allah,biarkanlah aku tetap hidup jika memang hidup itu yang
terbaik bagiku dan matikan lah aku jika memang hidup itu yang terbaik bagiku
dan matikan lah aku jika kematian itu lebih baik bagi diriku." (HR.Jamaah)

E. Disunnahkan Berbaik-Sangka Pada Allah

Hendaklah kita sebagai muslim senantiasa berbaik sangka pada Allah SAW
agar selalu mendapatkan tempat yang baik di sisi-Nya.Hal ini seperti apa yang
diriwayatkan dari Jabir Ra,dimana ia bercerita; Aku pernah mendengar Rasulullah
sebelum beliau wafat mengucapkan tiga kali :
" Janganlah salah seorang di antara kalian meninggal dunia kecuali berada
dalam keadaan berbaik-sangka kepada Allah." (HR.Muslim)

F. Wasiat
Sebelum meninggal dunia,setiap muslim diwajibkan untuk mewasiatkan apa
yang diinginkannya.Yaitu,supaya keluarga yang ditinggalkan senantiasa berpegang
teguh pada sunah Nabi dan aturan-aturan syari'at . Sebagaimana juga berkewajiban
untuk memberitahukan kepada ahli warisnya tentang utang atau tanggungan yang
masih dipikulnya.Dalam sebuah hadist disebutkan :
"Tidak ada kemauan yang cukup kuat dari seorang Muslim apabila memiliki
sesuatu yang hendak diwasiatkannya, sehingga ia menginap dua malam,
melainkan wasiat itu tertulis di sisinya."(HR Muslim)

G. Mengucapkan Talkin Pada Orang Yang Hendak Meninggal Dunia


Mu'adz menceritakan,bahwa Rasulullah telah bersabda:
"Barangsiapa pada akhir hayatnya mengucapkan kalimat Laa illaha illallah maka
dia akan masuk surga." (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim.Dari Sa'id Al-Khudri ia

7
mengatakan;bahwa Rasulullah telah bersabda:"Tuntunlah orang-orang yang
berada di ambang kematian untuk membaca kalimat Laa illaha illallah."
(HR.Muslim).

H. Menghadap Kiblat
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad : "Bahwa ketika menemui ajalnya,Fathimah
binti Rasulullah Saw menghadapkan wajahnya kearah kiblat kemudian meletakkan
bagian kanan tubuhnya disebelah bawah."

I. Yang Dibaca Ketika Menutup Mata Orang Yang Meninggal Dunia


Dari Ummu Salamah,ia menceritakan ; Rasulullah pernah menemui Abu
Salamah ketika mencapai ajalnya,sedang mata Abu Salamah pada saat itu dalam
keadaan terbuka.Maka beliau pun memejamkannya seraya berucap; Sesungguhnya
apabila ruh itu diambil,maka pandangan mata akan mengikutinya.Lalu beberapa
orang anggota keluarganya gaduh.Maka beliau pun berkata kepada
mereka;Janganlah kalian mendoakan bagi diri kalian sendiri, kecuali doa
kebaikam.Karena sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa yang kalian
ucapakan.Kemudian Rasulullah Saw berdoa:
"Ya Allah,berikanlah ampunan kepada Abu Salamah,tinggikan lah derajatnya di
antara orang-orang yang diberi petunjuk dan berikanlah derajatnya di antara
orang-orang yang diberi petunjuk dan berikanlah ganti kepada
keturunannya.Berikanlah ampunan kepada kami dan ia,wahai Penguasa sekalian
alam,serta berikanlah keleluasaan dan sinar yang terang baginya di dalam
kubur." (HR. Muslim)

J. Menutup Tubuh Jenazah Dan Mempersiapkan Pemakamannya


Menutup tubuh jenazah dengan kain itu dimaksudkan agar tidak terlihat oleh
pandangan mata yang bukan mahramnya.Hal ini seperti apa yang disebutkan
dalam sebuah hadits dari Aisyah ra :
"Ketika Nabi Saw wafat,beliau ditutup dengan kain tenunan negeri
Yaman."(Muttafaqun Alaih)

8
Disunnahkan untuk segera memandikan mayat serta menyiapkan pemakaman
dan menshalatkan sebelum baunya menjadi berubah.

2.1 . Memandikan Jenazah

Setiap orang muslim yang meninggal dunia harus dimandikan, dikafani dan
dishalatkan terlebih dahulu sebelum dikuburkan terkecuali bagi orang-orang yang mati
syahid. Hukum memandikan jenazah orang muslim menurut jumhur ulama adalah
fardhu kifayah. Adapun dalil yang menjelaskan tentang tata cara memandikan jenazah.

HR. Bukhari: 1176 – Tentang Tata Cara Memandikan jenazah Hadits Sahih Riwayat
al-Bukhari: 1176 ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َس^لَّ َم َونَحْ نُ نَ ْغ ِس^ ُل‬
َ ِ ‫ َد َخ َل َعلَ ْينَا َرسُو ُل هَّللا‬:‫ت‬ ِ ‫ع َْن ُأ ِّم َع ِطيَّةَ َر‬
ْ َ‫ض َي هَّللا ُ َع ْنهَا قَال‬
َ ^َ‫ فَِإ َذا ف‬،‫اآلخ َر ِة َكافُورًا‬
‫ فَلَ َّما‬.‫^ر ْغتُ َّن فَ^^آ ِذنَّنِي‬ ِ ‫ َواجْ َع ْلنَ فِي‬،‫ك بِ َما ٍء َو ِس ْد ٍر‬
َ ِ‫ ا ْغ ِس ْلنَهَا ثَالَثًا َأوْ خَ ْمسًا َأوْ َأ ْكثَ َر ِم ْن َذل‬:‫ا ْبنَتَهُ فَقَا َل‬
ُ‫ َأ ْش^ ِعرْ نَهَا ِإيَّاه‬:‫^ال‬ َ ‫ فَ^َأ ْلقَى ِإلَ ْينَ^ا ِح ْق‬،ُ‫فَ َر ْغنَا آ َذنَّاه‬. Dari Ummu Athiyyah radhiyallahu ‘anhu, dia
َ َ‫^وهُ فَق‬
berkata: Rasulullah ‫ ﷺ‬masuk menemui kami ketika kami akan memandikan puteri
beliau, lalu beliau bersabda: Mandikanlah dia tiga kali, lima kali atau lebih dari itu
dengan air dan daun bidara dan jadikanlah yang terakhir dengan kapur barus
(wewangian), dan apabila kalian telah selesai beritahukanlah kepadaku. Maka ketika
kami telah selesai, kami memberi tahu beliau, kemudian beliau memberikan kepada
kami kain beliau lalu bersabda: Jadikanlah ini sebagai kain pertama yang langsung
menyentuh kulitnya.
Berikut beberapa ketentuan yang harus diketahui sebelum tata cara memandikan
jenazah:

a. Orang yang paling utama memandikan dan mengafani jenazah laki-laki adalah
orang yang diberi wasiat, kemudian bapaknya, kakeknya, keluarga
kandungnya, keluarga terdekatnya yang laki-laki, dan istrinya.

b. Orang yang paling utama memandikan dan mengafani jenazah perempuan


adalah ibunya, neneknya, keluarga terdekat dari pihak wanita serta suaminya.

c. Yang memandikan jenazah anak laki-laki boleh perempuan, sebaliknya untuk


jenazah anak perempuan boleh laki-laki yang memandikanya.

9
d. Jika seorang perempuan meninggal, sedangkan yang masih hidup semuanya
hanya laki-laki dan dia tidak mempunyai suami. Atau sebaliknya, seorang laki-
laki meninggal sementara yang masih hidup hanya perempuan saja dan tidak
mempunyai istri, jenazah tersebut tidak dimandikan, tetapi cukup
ditayamumkan oleh seorang dari mereka dengan memakai sarung tangan.

Syarat Bagi Orang Yang Memandikan Jenazah

a. Muslim, berakal,dan baligh

b. Berniat memandkan jenazah

c. Jujur dan sholeh

d. Terpercaya, amanah, mengetahui hokum memandikan mayat dan


memandikannya sebagaimana yang diajarkan sunnah serta mampu menutupi
aib si mayat

Mayat Yang Wajib Dimandikan

a. Mayat seorang muslim dan bukan kafir

b. Bukan bayi yang keguguran dan jika lahir dalam keadaan sudah meninggal tidak
dimandikan

c. Ada sebahagian tubuh mayat yang dapat dimandikan

d. Bukan mayat yang mati syahid

Tata Cara Memandikan Jenazah

Berikut beberapa cara memandikan jenazah orang muslim, yaitu :


a. Perlu diingat,sebelum mayat dimandikan siapkan terlebih dahulu segala sesuat
yang dibutuhkan untuk keperlukan mandinya, seperti :
1. Tempat memandikan pada ruangan yang tertutup
2. Air secukupnya
3. Sabun,air kapur barus dan wangi-wangian
4. Sarung tangan untuk memandika.
5. Potongan atau gulungan kain kecil- kecil
6. Kain basahan, handuk, dll

10
b. Ambil kain penutup dan gantikan kain basah sehingga aurat utamanya tidak
kelihatan
c. Mandikan jenazah pada tempat yang tertutup
d. Pakailah sarung tangan dan bersihkan jenazah dari segala kotoran
e. Ganti sarung tangan yang baru, lalu bersihkan seluruh badannya dan tekan
perutnya perlahan – lahan
f. Tinggikan kepala jenazah agar air tidak mengalir kearah kepala
g. Masukkan jari tangan yang telah dibalut dengan kain basah kemulut jenazah.
gosok giginya dan bersihkan hidungnya, kemudian wudhukan
h. Siramkan air sebelah kanan dahulu kemudian kesebelah kiri tubuh jenazah
i. Mandikan jenazah dengan air sabun dan air mandinya yang terakhir dicampur
dengan wangi – wangian
j. Perlakukan jenazah dengan lembut ketika membalik dan menggosok anggota
tubuhnya
k. Memandikan jenazah satu kali dapat membasuh ke seluruh tubuhnya itulah yang
wajib. Disunnahkan mengulanginya beberapa kali dalam bilangan ganjil.
l. Jika keluar dari jenazah ini najis setelah dimandikan dan mengenai
badannya,wajib dibuang.Dan dimandikan lagi. Jika keluar najis setelah diatas
kafan tidak perlu diulangi mandinya. Cukup hanya dengan membuang najis itu
saja.
m. Bagi jenazah wanita, sanggul rambutnyaharus dilepas dan dibiarkan menyulur
kebelakang, setelah disiram dan dibersihkan lalu dikeringkan dengan handuk
dan dikepang
n. Keringkan tubuh jenazah setelah dimandikan dengan kain sehingga tidak
membasahi kain kafannya
o. Selesai mandi, sebelum dikafani berilah wangi- wangian yang tidak
mengandung alcohol.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 . Kesimpulan

Sepanjang uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwasanya manusia


sebagimakhluk yang mulia di sisi Allah SWT dan untuk menghormati
kemuliannya itu perlumendapat perhatian khusus dalam hal penyelenggaraan
jenazahnya.
dimana, penyelengaraan jenazah seorang muslim itu hukumnya adalah fardhu k
ifayah. artinya,kewajiban ini dibebankan kepada seluruh mukallaf di tempat
itu, tetapi jika telahdilakukan oleh sebagian orang maka gugurlah kewajiban
seluruh mukallaf.
Adapun 4 perkara yang menjadi kewajiban ialah :
1. Memandikan
2. Mengkafani
3. Menshalatkan
4. Menguburkan
Adapun hikmah yang dapat diambil dari tata cara pengurusan jenazah, antara lain :
1. Memperoleh pahala yang besar.
2. Menunjukkan rasa solidaritas yang tinggi diantara sesame muslim.
3. Membantu meringankan beban kelurga jenazah dan sebagai
ungkapan belasungkawa atas musibah yang dideritanya.
4. Mengingatkan dan menyadarkan manusia bahwa setiap manusia akan matidan
masing-masing supaya mempersiapkan bekal untuk hidup setelah mati.
5. Sebagai bukti bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia, sehinggaapabila
salah seorang manusia meninggal dihormati dan diurus dengansebaik-baiknya
menurut aturan Allah SWT dan Rasulnya.

Dengan adanya pembahasan tentang tata cara pengurusan jenazah ini,


pemakalah berharap kepada kita semua agar selalu ingat akan kematian dan me
mpersiapkan diriuntuk menyambut kematian itu. Selain itu, pemakalah juga
berharap agar pembahasan inidapat menambah wawasan dan pengetahuan kita

12
semua serta dapat mengajarkannyadengan baik ketika telah menjadi seorang
guru di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur'an dan terjemahan Depag RI, Riyadhush Shalihin,an-Nawawi Husnul Muslim,


terjemahan, Darul Haq Jakarta Etika Seorang Muslim, Darul Haq Jakarta
Al-Mulakhash Al-Fiqhi,Syaikh Shalih Al-Fauzan
Adabul Muslim (Wizarah At-Tarbiyah)Al-Mamlakah Al -Arabiiyab As Saudiyah
Syaikh Kamil Muhammad Uwaidah,1417 H/1996 M, Fiqih Wanita Edisi Lengkap,
Darul Kutub Al-Ilmiyah,Beirut-Libanon

13

You might also like