You are on page 1of 10

MAKALAH TAFSIR BPI

Tafsir bimbingan penyuluhan / Konseling dan psikoterapi

Dosen: Dr. Kusnadi, MA

Disusun Oleh : Kelompok 2

1. Muhammad Firli Akbar (2130502096)


2. Muhaimin iskandar (2130502091)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul ”bimbingan konseling islam dan psikoterapi”. Adapun tujuan penulisan
dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas makalah Bapak dr. Kusnadi M.A
pada mata kuliah Tafsir bpi. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Tafsir bimbingan penyuluhan islam dan
psikoterapi bagi para pembaca.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun
dosen. Demi tercapainya makalah yang sempurna.

September 2022

Kelompok 4

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................II
DAFTAR ISI.......................................................................................................III

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3 Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................2
2.1 Pengertian bimbingan konseling dan psikoterapi islam........................2
2.2 Ayat-ayat Al-Quran tentang bimbingan konseling dan psikoterapi
Islam......................................................................................................3

BAB III PENUTUP...........................................................................................6


3.1 Kesimpulan..........................................................................................6
3.2 Saran....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................7

III
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai wahyu yang dipandang begitu bernilai, Al-Quran dengan tingkat


sakralitasnya telah menghadirkan pemahaman, resepsi, dan budaya tanpa batas.
Semua ini bisa dilacak berdasarkan sejumlah peristiwa yang berkembang dalam
sejarah peradaban masyarakat muslim di seluruh penjuru dunia, terutama timur
tengah. Al-Quran menjelma dari sebuah kitab suci yang diturunkan dari Allah
Swt menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat. Sejak awal
pewahyuan, Al-Quran selalu mempengaruhi lingkungan sekitar, mulai dari
dibaca, diamalkan, ditransmisikan hingga berpengaruh terhadap arsitektur
(kaligrafi dalam bangunan), peradaban dan budaya.

Interaksi Al-Quran dan masyarakat Islam terus menerus terjadi


(berkesinambungan) hingga saat ini. Salah satu produk interaksi tersebut adalah
tradisi rukyah. Bagi sebagian besar masyarakat muslim, Al-Quran berperan
sebagai as-syifa (obat atau penawar) terhadap berbagai penyakit, baik penyakit
batin maupun jasmani.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu bimbingan konseling dan Psikoterapi

2. Apa Tafsir Q.S Yunus Ayat 57

3. Apa Tafsir Q.S Al Isra Ayat 82

1.3 Tujuan

1. Mengetahui bimbingan konseling dan Psikoterapi islam

2. Mengetahui Kaitan tafsir Q.S Yunus Ayat 57 dengan bimbingan konseling


dan psikoterapi islam

3. Mengetahui Kaitan tafsir Q.S Al Isra Ayat 82 dengan bimbingan konseling


dan psikoterapi islam

IV
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bimbingan konseling dan psikoterapi islam

Bimbingan Penyuluhan/Konseling Islam adalah proses pemberian bantuan


dari seorang konselor kepada klien untuk mengembangkan dan atau
mengembalikan fitrah iman dengan tujuan kearah kehidupan yang mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat. Psikoterapi islam adalah proses pengobatan
dengan metode terapi yang merupakan ikhtiar menyembuhkan penyakit baik
mental, spiritual, moral maupun fisik dengan merujuk pada Al-Quran dan
hadits.
Allah telah memberikan manusia predikat sebagai khalifah di muka di bumi,
yaitu predikat yang menunjukkan kelemahan, kekecilan dan keterbaatasan serta
ketergantungan kepada makhluk lain, sedangkan predikat kedua menunjukkan
kebesaran manusia sekaligus besarnya tanggungjawab yang dipikul dalam
kehidupan di muka bumi. Dengan predikat tersebut, menunjukan urgensi
bimbingan dan konseling bagi manusia. Sudah menjadi kodrat manusia
membutuhkan manusia lainnya, terlebih manusia merupakan makhluk yang
lemah, sehingga sangat memerlukan bantuan orang lain. Dalam proses
bimbingan maupun proses psikoterapi ini, individu atau klien akan di bantu
oleh konselor atau psikiater untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di
dalam dirinya, sehingga individu akan mampu berkembang dengan baik dan
menjadi individu yang kaffah. Berhubungan dengan bimbingan, dalam Al-
Quran terdapat landasan-landasan dalam bimbingan yaitu kata syifa' (obat dan
penyembuh), huda (petunjuk) dan rahmah (rahmat Allah). Semua landasan
bimbingan ini berkaitan dengan Al-Quran. Bahwa semua penyakit dalam diri
manusia dapat merujuk kepada Al-qur'an, karena Al-Qur'an ada syifa" (obat
atau penyembuh), Huda (petunjuk) dan rahmah (Rahmat Allah).

V
2.2 Ayat-ayat al quran tentang bimbingan konseling dan psikoterapi islam

Artinya : Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-


Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman Q.S Yunus; 57

Dalam surat Yunus ayat 57 ini, akan dijelaskan bagaimana Al-Quran


mampu membantu seseorang untuk memelihara kesehatan hati dan
jiwanya dengan bantuan seseorang yang ahli yang disebut konselor
melalui proses bimbingan dan konseling Islam.

Kandungan surat Yunus ayat 57 secara eksplisit menjelaskan tentang


kandungan Al-Quran mengenai pelajaran, obat, petunjuk bagi para
pemeluknya serta akan mendatangkan rahmat berupa karunia dan kasih
sayang, mengarah pada bentuk dan proses konseling. Namun secara
implisit ayat tersebut diketahui mengandung konsep tentang model
pelaksanaan bimbingan dan konseling Islam. Pada proses bimbingan dan
konseling Islam yang diberikan oleh seorang konselor kepada klien
tentunya memiliki ragam bentuk seperti memberikan pengajaran, petunjuk
terhadap masalah yang dihadapi klien, dan membantu klien mengobati
segala bentuk persoalan yang klien hadapi

Menurut Anwar Sutoyo, konseling Islam bertujuan untuk membantu


klien agar kembali kepada fitrahnya sehingga klien berkembang dengan
baik dan kaffah (menyeluruh) sesuai tuntunan Al-Quran130 . Berdasarkan

VI
pendapat tersebut, dalam kebingungan manusia, Tuhan menunjukkan
jalan. Tuhan menerangkan bahwa betapa sulitnya jalan yang akan
ditempuh, akan dapatlah di atasi, sebab Tuhan telah memberikan pedoman.
Itulah dia kitab Al-Quran yang mengandung empat unsur penting di dalam
menempuh kehidupan

Bertepatan dengan ajaran Islam yang menarik perhatian umat-Nya.


Dalam membentuk akhlak yang mulia, seorang mukmin haruslah sadar
atas kesalahan yang diperbuat dan memohon ampun kepada Allah SWT.
Sejalan dengan usaha seorang mukmin untuk berubah, maka dibutuhkan
seseorang yang dipercayai dalam membimbing dan mengarahkan
seseorang mukmin agar kembali kepada fitrahnya salah satunya dengan
konseling Islami.

Artinya : Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi


penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang
zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian Q.S Al Isra;82

Secara umum ayat di atas bermakna, “Dan bagaimana kebenaran itu tidak
akan menjadi kuat dan batil tidak akan lenyap, sedangkan Kami telah
menurunkan Al-Quran sebagai obat penawar keraguan dan penyakit-penyakit
yang ada dalam dada dan Al-Qur’an juga adalah rahmat bagi orang-orang yang
beriman dan ia yakni Al-Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian disebabkan oleh kekufuran mereka.

VII
Kata syifa’ biasa diartikan kesembuhan atau obat, dan digunakan juga
dalam arti keterbebasan dari kekurangan, atau ketiadaan aral dalam
memperoleh manfaat. Menurut Thabathaba’i ini menunjukkan bahwa Al-
Qur’an berfungsi sebagai obat penawar penyakit-penyakit jiwa yang dialami
manusia, terutama bagi mereka yang beriman.

Menurut Quraish Shihab, hadis tersebut jika benar riwayatnya tidak


menunjukkan kepada penyakit jasmani, tetapi itu menunjukkan kepada
penyakit rohani/jiwa yang berdampak pada jasmani atau biasa disebut
psikosomatik. Memang tidak jarang seseorang merasa sesak nafas atau dada
bagaikan tertekan karena adanya ketidakseimbangan rohani.

Seorang sufi besar bernama al-Hasan al-Bashri sebagaimana dikutip oleh


Muhammad Sayyid Thanthawi dan berdasarkan pada riwayat Abu asy-Syeikh
berkata: “Allah menjadikan Al-Qur’an obat terhadap penyakit-penyakit hati,
dan tidak menjadikannya obat untuk penyakit jasmani.” (Tafsir Al-Misbah [7]:
532).

Pada ayat ini dijelaskan juga bahwa Al-Qur’an berfungsi sebagai rahmat.
Rahmat adalah kepedihan di dalam hati karena melihat ketidakberdayaan pihak
lain, sehingga mendorong yang pedih hatinya itu untuk membantu
menghilangkan atau mengurangi ketidakberdayaan tersebut. Ini adalah rahmat
manusia atau makhluk. Sedangkan rahmat Allah dipahami dalam arti bantuan-
Nya, sehingga ketidakberdayaan itu tertanggulangi.

VIII
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dengan demikian, antara bimbingan, konseling, dan psikoterapi memiliki


keterkaitan yang sangat erat sebagai bagian dari aktifitas pemberian bantuan
psikologis kepada seorang klien (individu). Sehingga dalam tesis ini,
penggunaan istilah “Bimbingan Psikologi” adalah untuk mencakup ketiga
istilah tersebut

BimbinganMenurut Arthur J. Jones (1970), bimbingan adalah proses


dimana pembimbing membantu si terbimbing sehingga terbimbing mampu
membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya. Di sini, pembimbing membantu individu agar dapat
mengatasi masalah-masalah dengan memberikan alternatif yang tepat sesuai
dengan keadaan dirinya; membantu memahami permasalahan dan sanggup
menerimanya sebagai suatu kenyataan; membantu membukakan jalan yang bisa
jadi tidak disadari oleh si terbimbing bahwa ada jalan yang bisa diambil; dan
mensugesti si terbimbing agar memiliki kemauan menuju jalan pemecahan,
yang bisa jadi karena tekanan emosional, kelelahan, stres, sehingga kemampuan
dan kemauannya menjadi hilang.

Saran

Dalam pengumpulan materi pembahasan diatas tentunya kami banyak


mengalami kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu hendaknya pembaca
memberikan tanggapan dan tambahan terhadap makalah kami. Sebelum dan
sesudahnya kami haturkan banyak terimakasih

IX
DAFTAR PUSTAKA

Raof dan Zulkufli. 2013. Jurnal Ushuluddin: Tafsir Al-Azhar dan Tasawuf
menurut Hamka. Universiti Malaya.

Mubarok, Achmad. 2000. Konseling Agama Teori dan Kasus. Jakarta: Bina
Rena

Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islam , hal. 209

Rafi, muhammad. 2020. Al quran adalah obat bagi penyakit rohani.


https://tafsiralquran.id/al-quran-adalah-obat-bagi-penyakit-rohani/ (diakses
tanggal 17 oktober 2020)

You might also like