You are on page 1of 10

Kata Pengantar

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peran Agama Dalam Keperawatan”.
Penulisan makalah adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah agama di Poltekkes Kemenkes Semarang.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan
pembuatan makalah ini.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memahami peran agama dalam
keperawatan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi,
referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu
yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh
kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Semarang. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna.
Untukitu, kepada dosen pembimbing saya meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah kami di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan saran
dari para pembaca.

Magelang, 10 April 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah suatu manifesatikan dari ibadah yang berbentuk pelayanan
profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada keimanan, keilmuan, dan amal serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukkan kepada individu keluarga
dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus kehidupan
manusia. Keperawatan Islam tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam secara
keseluruhan. Berbagai dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits juga Tarikh Islam diyakini
bahwa keperawatan Islam ada sejak jaman nabi Adam. Untuk dapat memberikan asuhan
keperawatan kepada klien, perawat dituntut memiliki keterampilan intelektual,
interpersonal, tehnikal serta memiliki kemampuan berdakwah Amar Ma’ruf Nahi
Munkar.
Paradigma Keperawatan Islam adalah cara pandang persepsi, keyakinan, nilai-nilai
dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang melaksanakan
sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.
Paradigma Keperawatan Islam di bangun melalui empat komponen besar, yaitu :
manusia dan kemanusiaan, lingkungan, sehat dan kesehatan serta keperawatan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hukum atau etika?
2. Apa pengertian etika keperawatan?
3. Bagaimana etika keperawatan menurut sudut pandangan islam?
4. Apa kaidah dan etika agama dindonesia yang berhubungan dengan kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum atau etika.
2. Untuk mengetahui pengertian etika keperawatan.
3. Menjelaskan yang dimaksud dengan etika keperawatan menurut sudut pandangan
islam.
4. Untuk mengetahui tentang kaidah dan etika agama dindonesia yang berhubungan
dengan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Etik atau ethics berasal dari bahasa Yunani : “etos” yg berarti adat, kebiasaan,
perilaku atau karakter. Menurut kamus Webster etik adalah suatu ilmu yg mempelajari
tentang apa yangbaik dan buruk secara moral.
Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip
yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu :
Baik & buruk
Kewajiban & tanggung jawab
Etika memberi keputusan tentang tindakan yg diharapkan benar, tepat atau
bermoral. Pengertian dan definisi Etika dari para filsuf atau ahli berbeda dalam pokok
perhatiannya antara lain:

1. Merupakan prinsip-prinsip moral yang termasuk ilmu tentang kebaikan dan


2. sifat dari hak (The principles of morality, including the science of good and the
nature of the right)
3. Pedoman perilaku, yang diakui berkaitan dengan memperhatikan bagian utama
dari kegiatan manusia. (The rules of conduct, recognize in respect to a
particular class of human actions)
4. Ilmu watak manusia yang ideal, dan prinsip-prinsip moral sebagai individual.
(The science of human character in its ideal state, and moral principles as of an
individual)
5. Merupakan ilmu mengenai suatu kewajiban (The science of duty) ilmu Dalam
pengertiannya yang secara khusus dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini
kemudian dirupakan dalam bentuk aturan (code) tertulis yang secara sistematik
sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip moral yang ada, dan pada saat yang
dibutuhkan akan bisa difungsikan sebagai alat untuk menghakimi segala macam
tindakan yang secara logika-rasional umum (common sense) dinilai menyimpang dari
kode etik (Kamus Umum Bahasa Indonesia).
Dengan demikian etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan "self control",
karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok
sosial (profesi) itu sendiri.

2. Etika Keperawatan
Suatu ungkapan tentang bagaimana perawat wajib bertingkah laku. Etika keperawatan
merujuk pada standar etik yang menentukan dan menuntun perawat dalam praktek sehari-
hari (Fry, 1994);
* Jujur terhadap pasien
* Menghargai pasien
* Beradvokasi atas nama pasien
Etika keperawatan mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan
membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-prinsip
tertentu serta, menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela diemban
oleh perawat dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat.

3. Etika Keperawatan Menurut Sudut Pandangan Islam


Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang berhubungan dengan etika keperawatan dan
menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang secara sukarela diemban oleh perawat
dan mencari informasi mengenai dampak dari keputusan-keputusan perawat.
Ayat-ayat tersebut diantaranya :
Artinya :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-
binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-
orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari
Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.
Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka
menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada
mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu
kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya"
(QS 5:2)
Dengan demikian mengobati serta merawat orang sakit adalah termasuk tugas mulia
dari sekian banyak tugas-tugas atau pekerjaan mulia lainnya. Bahkan jika menurut QS Al-
Maidah di atas maka mengobati dan merawat termasuk perbuatan ibadah berupa tolong
menolong terhadap sesama.
Sebagai perbuatan ibadah maka tugas mulia ini sedemikian rupa harus memenuhi
syarat-syarat terkabulnya ibadah yaitu IKHLAS dan SESUAI dengan TUNTUNAN
RASULULLAH SAW. Kalau tidak maka sia-sialah pekerjaan tersebut, kelak di akhirat
tidak akan mendapat buahnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

Artinya :
"Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita
sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak
dianiaya walau sedikitpun." (QS An-Nisa: 1)
Kode etik keperawatan dalam islam berasal dari ayat suci Al-Qur’an di mana Allah
berfirman :

Artinya :
“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa barang siapa
membunuh seseorng, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena
beerbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barang
siapa memelihara kehidupan seseorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara
kehidupan semua manusia. Sesungguhnya Rasul Kami telah datang kepada mereka dengan
(membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian banyak diantara mereka
setelah itu melampui batas di bumi.” (Q.S. al-maidah :32).

Artinya :
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai
orang yang bertawakal.” (Q.S. Ali-imran : 159).

Kedua ayat menetapkan model bagi perawat Muslim dan mengharuskan mereka
untuk berbelas kasih dan belas kasihan dengan pasien, dengan mengikuti jejak Allah dan
Nabi mereka dan mereka senantiasa harus tegas membangun etika mereka pada hukum-
hukum islam.
Perawat harus sangat bermurah hati dan penuh kasih dengan pasien, puas dengan
profesi mereka dan bangga dengan pelayanan mulia mereka yang mereka tawarkan. Perawat
harus mempunyai martabat, harga diri, dan rasa hormat terhadap diri mereka sendiri dan
terhadap profesi mereka. Perilaku mereka harus menjadi contoh yang baik untuk seluruh
masyarakat. Ini tentu etika penting dari perawat Muslim.
Perawat muslim harus memahami bagian penting dari profesi mereka dan berpikir
tentang kesucian jiwa pasien dan tubuh mereka. Hal ini adalah perawatan yang paling
penting dalam kode etik islam.
4. Kaidah Dan Etika Agama Dindonesia Yang Berhubungan Dengan Kesehatan
Keinginan tersebut semakin menguat setelah penulis membaca buah pikir seorang
intelektual terkemuka dan kontroversial asal Mesir, Hassan Hanafi yang menjelaskan,
bahwa peradaban Barat yang kini berdiri kokoh memiliki dua sumber kesadaran yang
disembunyikannya dan tak terekspos. Salah satu penyebab disembunyikannya sumber-
sumber tak terekspos adalah rasialisme yang terpendam dalam kesadaran Barat.
Rasialisme inilah yang menjadikan Barat enggan mengakui eksistensi orang lain. Barat
diklaim sebagai pusat dan menempati puncak kekuatan serta menjadi pioner di dunia.
Sikap rasial ini terlihat jelas dalam ideologi yang diusung oleh Barat beberapa dasawarsa
yang lalu seperti nasionalisme, nazisme, fasisme, dan zionisme. Namun demikian,
terungkaplah bahwa sumber-sumber kesadaran Barat berasal dari Cina (Nedham), India
(Nakamura), Islam (Garaudy), dan Timur Lama (Toynbee) (Hassan Hanafi, 2000).Selama
seribu tahun, peradaban Islam telah membentang dari Andalusia, Spanyol hingga ke
Selatan Cina. Dari abad ke-7 dan seterusnya, para sarjana telah membangun ilmu
pengetahuan dari tradisi-tradisi umat manusia sebelumnya. Pergulatan mereka dengan
pengetahuan kuno orang Mesir, Yunani dan Roma, pada gilirannya membuat terobosan
besar yang membuka jalan bagi gerakan Renaissance di Barat pada abad
selanjutnyaSelain pasien mendapatkan obat-obatan secara gratis dan diperlakukan dengan
baik. Di rumah sakit Ahmad ibn Thulun ini didirikan pula sebuah perpustakaan medis
besar yang lengkap, sarana kebersihan seperti kamar mandi dibuat secara terpisah antara
laki-laki dan wanita. Begitu pula dengan pasien yang mengalami gangguan mental (gila)
ditempatkan dalam ruang yang terpisah dari pasien lainnya, dimana hal ini menunjukkan
bahwa pada saat itu para sarjana muslim telah menaruh perhatian yang cukup besar pada
perkembangan ilmu jiwa.Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal
Florence Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan
konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat.Sejarah islam juga
mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara,
Aminah, Ummu Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim
yang terkenal sebagai perawat adalah : Ku'ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari,
Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al Maziniyat 6). Litelatur lain
menyebutkan beberapa nama yang terkenal menjadi perawat saat masa Nabi Muhammad
SAW saat perang dan damai adalah : Rufaidah binti Sa'ad Al Aslamiyyat, Aminah binti
Qays al Ghifariyat, Ummu Atiyah Al Anasaiyat, Nusaibat binti Ka'ab Al Amziniyat,
Zainab dari kaum Bani Awad yang ahli dalam penyakit dan bedah mata.Tugas seorang
perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar tidak berputus asa apalagi
menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup lagi. "Pernyataan tidak
memiliki harapan hidup untuk seorang muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara
medis tidak lagi bisa menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan
mengabaikan hukum sebab akibat," katanya. Perawat juga memandu pasiennya untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya semakin saleh yang bisa
mendatangkan "manjurnya" doa.Kita tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik,
pendidikan atau seni. Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya
mempertentangkan ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan
penulis berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu
keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat baik para
pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik di institusi pendidikan
atau pada level pemerintah.Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri
banyak dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan di
Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health belief), dan
nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan keperawatan. Tidak seperti
pandangan keperawatan di negara barat, keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam
budaya mereka.Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana
keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan
asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan
informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah perkembangan
keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Peran agama di dunia keperawatan itu sangat penting, untuk menjadikan seorang
perawat profesional akhlak yang baik dan terampil menangani pasien. Dengan memiliki
etika dan akhlak yang baik perawat profesional dapat membedakan antara yang baik dan
buruk. Peran keperawatan dalam setiap agama berbeda , jadi sebagai seseorang perawat
profesional kita harus memahami agama masing-masing, bagaimana kebiasaan mereka. Agar
kita dapat menerapkan keahlian dengan posisi yang benar tanpa membedakan agama. Kaidah
dan etika agama dalam kesehatan berbeda-berbeda tergantung kepercayaaan dari agama
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.alquran-indonesia.com/
http://blogs.unpad.ac.id/k2_nurse/?tag=etika-keperawatan
http://siti-anggareni.blogspot.com/2009/07/etika-keperawatan.html
http://rianakurnia.blogspot.co.id/2014/11/peran-agama-dalam-keperawatan.html

You might also like