Professional Documents
Culture Documents
KEBIJAKAN PUBLIK
Disusun Oleh :
NAMA NPM
NAMA NPM
NAMA NPM
NAMA NPM
NAMA NPM
NAMA NPM
NAMA NPM
NAMA NPM
PROGRAM STUDI
FAKULTAS
UNIVERSITAS
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah ta’ala. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul,
“Kebijakan Publik” dapat kami selesaikan dengan baik. Penulis berharap makalah ini
dapat menambah pengetahuan bagi pembaca untuk memahami kebijakan publik.
Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah Swt. karuniai kepada
kami sehingga karya tulis ilmiah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni
melalui kajian pustaka maupun melalui media internet.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah.
Kepada kedua orang tua yang telah memberikan banyak kontribusi bagi penulis, dosen
dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam berbagai hal.
Harapan penulis adalah semoga informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini
dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan,
ataupun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada penulisan makalah ini,
kami mohon maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca
agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
3
Pendahuluan
Maha Suci Allah yang telah menciptakan beraneka ragam hewan ternak
yang bermanfaat dalam kehidupan manusia. Jika kita perhatikan makna
yang tersirat dalam surat Al Mukminuun ayat 21 tersebut dapat dilihat
pentingnya hewan ternak bagi manusia. Betapa tidak, produk utama ternak
(susu, daging dan telur) merupakan bahan pangan hewani bergizi tinggi
yang dibutuhkan manusia. Selain itu, ternak juga berperan sebagai sumber
pendapatan, sebagai tabungan hidup, tenaga kerja pengolah lahan, alat
transportasi, penghasil biogas, penghasil pupuk kandang dan sebagai
hewan kesayangan (Tangka et al. 2000). Tidak heran bila Prof. I.K. Han,
Guru Besar Ilmu Produksi Ternak Universitas Nasional Seoul, Korea
Selatan (1999) menyebutkan pentingnya ternak dalam peningkatan kualitas
hidup manusia. Ternak juga bermanfaat dalam kegiatan keagamaan:
misalnya dalam melaksanakan ibadah qurban, dibutuhkan ternak sapi,
domba ataupun kambing. Pada zaman dahulu jumlah pemilikan ternak juga
merupakan indikasi strata sosial seseorang.
4
(QS. 16:68-69).
5
Etika Bisnis, firman Allah swt.dalam QS al Baqarah /2:2:
“Kitab (Al Qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa.”
6
jasa yang akan mereka beli.
Landasan Teori
1. Penerapan
a. Pengertian Penerapan
7
Berdasarkan penjelasan unsur- unsur penjelasan di atas maka penerapan
dapat terlaksana apabila adanya program- program yang memiliki sasaran
serta dapat memberi manfaat pada target yang ingin dicapai dan dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik. (Aziz. A, 2013 : 19)
2. Etika
a. Pengertian Etika
Etika adalah cabang filsafat yang mencari hakikat nilai-nilai baik dan
buruk yang berkaitan dengan perbuatan dan tindakan seseorang, yang
dilakukan dengan penuh kesadaran berdasarkan pertimbangan
pemikirannya. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan
hidup yang baik, baik itu berhubungan dengan diri sendiri maupun
berhubungan dengan orang lain. (Aziz. A, 2013 : 20) Dilihat dari segi asal
usulnya pun berbeda, meskipun ada kesamaan arti bahwa kata “Etika”
(Ethos) adalah istilah Yunani yang berarti adat, watak atau kesusilaan.
Dalam pengertian ini, etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik,
baik dalam diri seseorang maupun pada suatu kelompok atau masyarakat.
(Aziz. A2013 : 24) Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa etika adalah seperangkat aturan mana yang boleh dan dilarang
untuk dilakukan oleh seseorang dalam bertindak agar dapat memberikan
maslahah bersama.
3. Peternakan Hewan
a. Pengertian Peternakan
8
Peternakan adalah kegiatan mengembangbiakkan dan pemeliharaan hewan
ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut. Hewan
yang banyak diternakkan di antaranya sapi, ayam. kambing, domba, dan
babi. Hasil peternakan di antaranya daging, susu, telur, dan bahan pakaian
(seperti wol). Selain itu, kotoran hewan dapat menyuburkan tanah dan
tenaga hewan dapat digunakan sebagai sarana transportasi dan untuk
membajak tanah. Hal-hal yang termasuk kegiatan beternak di antaranya
pemberian makanan, pemuliaan atau pengembangbiakan untuk mencari
sifat-sifat unggul, pemeliharaan, penjagaan kesahatan dan pemanfaatan
hasil. Peternakan dapat dibedakan menjadi peternakan ekstensif atau
intensif, dan terdapat juga peternakan semi intensif yang menggabungkan
keduanya. Dalam peternakan ekstensif, hewan dibiarkan berkeliaran dan
mencari makan sendiri, kadang di lahan yang luas, dan kadang dengan
pengawasan agar tidak dimangsa. Dalam peternakan intensif, terutama
peternakan pabrik yang umum di negara-negara maju, hewan
dikandangkan dalam gedung berkepadatan tinggi, makanannya dibawa dari
luar, dan hidupnya diatur agar memiliki produksi dan efisiensi tinggi.
Profesi sebagai peternak sapi juga pernah dilakukan Nabi Musa AS selama
delapan tahun, sebagai mahar atas pernikahannya dengan anak perempuan
Nabi Syuaib AS. Menjadi peternak sapi selama 8 tahun tentu bukanlah
waktu yang singkat, namun itu yang dijalani Nabi Musa. Ikhlas menjadi
seorang peternak. Bahkan, profesi pengembala ternak telah tercatat dalam
sejarah sejak Nabi Adam AS ketika Allah SWT memerintahkan kepada
dua anak lelaki Nabi Adam, Habil dan Qabil untuk berkurban, dalam
menentukan siapa yang lebih berhak kawin dengan Iklima (anak gadis
Nabi Adam yang cantik) dan Labuda (anak gadis Nabi Adam yang kurang
9
cantik). Sejarah mencatat, Habil mempersembahkan seekor domba yang
sehat dan gemuk, sedangkan Qabil hanya mempersembahkan hasil
pertanian yang tidak baik. Kurban Habil diterima Oleh Allah SWT.
Berkurban dengan seekor domba. Ada pula sebuah hadis Nabi yang
diriwayatkan oleh Abu Daud dan Nasai: “Sesungguhnya Tuhanmu kagum
pada seorang pengembala kambing”. Menjadi pengembala kambing
mungkin profesi yang biasa di mata kita, bukan pekerjaan yang istimewa.
Tapi dimata Allah, si pengembala kambing itu adalah istimewa. “Alkisah,
seorang pengembala, di padang lapang, sunyi, tak berpenduduk, tak
berpenghuni. Sendirian, ia hanya bersama kambing-kambingnya. Bila
waktu shalat tiba, di padang lapang itu, ia berdiri mengumandangkan adzan
sendiri, lalu shalat sendirian. Setelah melakukan shalat, Allah swt.
berfirman:
10
Penulisan ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang relevan,
diantaranya adalah sebagai berikut :
11
Penerapan Etika Peternakan Hewan Terhadap Prinsip dan Nilai Alquran
Perilaku dalam Berternak atau berdagang tidak luput dari adanya nilai
moral atau etika. Nilai-nilai inilah yang sangat diperhatikan islam untuk di
intregasikan dalam perilaku berternak dan berbisnis. Perilaku bisnis sangat
perlu dilakukan dalam bermuamalah yang bertujuan memberikan manfaat
baik produsen maupun konsumen. Perilaku merupakan salah satu unsur
yang paling penting dalam aktivitas perekonomian baik dari konsumen
maupun produsen.
12
saja, memelihara dan peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang
ditetapkan. Selain mengetahui bagaimana tata cara beternak, kita juga
harus memperhatikan bagaimana etika dalam berbisnis, karena etika bisnis
dalam islam disini sebagai seperangkat prinsip dan norma dimana para
pelaku bisnis harus komit padanya dalam bertransaksi, berperilaku, dan
berelasi guna mencapai tujuan bisnisnya dengan selamat. Sedangkan titik
sentral etika islam adalah menentukan kebebasan manusia untuk bertindak
dan bertanggung jawab karena kepercayaannya terhadap kemahakuasaan
Allah Swt. Hanya saja kebebasan manusia itu tidak mutlak, dalam arti
kebebasan yang terbatas. Dengan keterbatasan tersebut manusia harus
mampu memilih antara yang baik dan jahat, benar dan salah, halal dan
haram. Sebagaimana Firman Allah Swt Qs. At-Taubah (9) Ayat 111:
13
erat kaitannya dengan lingkungan, oleh karena itu harus adanya standar
kelayakan dalam mendirikan kandang untuk usaha peternakan. Terdapat
tiga unsur yang berkaitan dengan standar kelayakana mendirikan kandang
usaha peternakan di lingkungan masyarakat.
14
tinggal dan menetap didaerah tersebut sudah pasti banyak sekali dampak
yang akan ditimbulkan, dari limbah hasil peternakan tersebut baik dampak
negatif maupun dampak positif.
Kesimpulan
15
Daftar Pustaka
Basran, N. F. (2019). Penerapan Etika Bisnis Islam pada Jual Beli Telur
Ayam Ras di Lingkungan Mangarabombang Kelurahan Samataring Kec.
Sinjai Timur (Doctoral dissertation, Institut Agama Islam Muhammadiyah
Sinjai).
Fadilah, R. (2019). Sistem kemitraan peternak sapi ditinjau dari etika bisnis
islam (Studi Kasus Kelompok Tani di Desa Cempaka Dalam Kecamatan
Menggala Timur Kabupaten Tulang Bawang) (Doctoral dissertation, IAIN
Metro).
16
PEDAGANG SAPI DAN DAMPAKNYA TERHADAP
KESEJAHTERAAN PEDAGANG DI KECAMATAN MASBAGIK
KABUPATEN LOMBOK TIMUR). Justicia Islamica: Jurnal Kajian
Hukum dan Sosial, 14(1), 32-46.
Hulaimi, A., Sahri, S., & Huzaini, M. (2017). Etika Bisnis Islam Dan
Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Pedagang Sapi. JEBI (Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis Islam), 2(1), 17-32.
17
Masyarakat Ditinjau dari Etika Bisnis Islam (Studi Kasus di Desa
Sembersari Bantul Metro Selatan) (Doctoral dissertation, IAIN Metro).
18
19