Professional Documents
Culture Documents
(diajukan untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada mata kuliah Masail
Fiqhiyah)
Dosen Pengampu:
oleh :
Ai Nenti Purwanti (1501004)
2017
KATA PENGANTAR
Puji yang menjadi hiasan hati serta puja yang menjadi hiasan rasa marilah
kita panjatkan kepada Allah azawajala, karena dengan rahmat karunia serta taufik
dan hidayahnya saya dapat menyelesaikan makalah Masail Fiqhiyah tentang
“Aqiqah untuk orang yang sudah meninggal” serta solawat yang menjadi rahmat
serta salam yang menjadi keselamatan semoga tetap tercurah limpahka kepada
Nabi Muhammad SAW.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Masail
Fiqhiyah D.r. H. Hilman Farid yang telah memberikan tugas yang manfaatnya
sangat luar biasa sekali .
Saya sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai masalah-masalah fiqih yang mana
dalam makalah ini akan membahas seputar Aqiqah terutama ‘Aqiqah untuk orang
yang sudah meninggal’. Saya menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu saya berharap adanya
kritik saran dan usulan demi perbaikan dari makalah yang telah saya buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................3
A. Latar belakang.............................................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................5
A. Pengertian Aqiqah dan Pelaksanannya........................................................5
B. Ketentuan Hewan Aqiqah............................................................................6
C. Bagaimana hukum mengaqiqahi orang yang sudah meninggal...................6
D. Hikmah Aqiqah...........................................................................................7
BAB IVPENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan..................................................................................................9
B. Saran............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Aqiqah merupakan salah satu ajaran islam yang di contohkan rasulullah SAW.
Aqiqah mengandung hikmah dan manfaat positif yang bisa kita petik di dalamnya. Di
laksanakan pada hari ke tujuh dalam kelahiran seorang bayi. Dan Aqiqah hukumnya
sunnah muakad (mendekati wajib), bahkan sebagian ulama menyatakan wajib. Setiap
orang tua mendambahkan anak yang shaleh, berbakti dan mengalirkan kebahagiaan
kepada kedua orangnya. Aqiqah adalah salah satu acara penting untuk menanamkan
nilai-nilai ruhaniah kepada anak yang masih suci. Dengan aqiqah di harapkan sang
bayi memperoleh kekuatan, kesehatan lahir dan batin. Di tumbuhkan dan di
kembangkan lahir dan batinnya dengan nilai-nilai ilahiyah.
Aqiqah juga salah satu upaya kita untuk menebus anak kita yang tergadai. Aqiqah
juga merupakan realisasi rasa syukur kita atas anugerah, sekaligus amanah yang di
berikan allah SWT terhadap kita. Aqiqah juga sebagai upaya kita menghidupkan
sunnah rasul SAW, yang merupakan perbuatan yang terpuji, mengingat saat ini
sunnah tersebut mulai jarang di laksanakan oleh kaum muslimin.
Adapun orang yang sudah mati tidak diaqiqahi. tetapi didoakan untuknya
ampunan dan rahmat. Doa kebaikan untuknya lebih baik daripada hal lainnya,
berdasar ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
“Apabila seseorang meninggal, terputuslah amalannya, terkecuali tiga hal:
sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakan kebaikan
untuknya.
3
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian aqiqah dan Pelaksanannya?
2. Bagaimana Ketentuan hewan aqiqah?
3. Bagaimana hukum mengaqiqahi orang yang sudah meninggal?
4. Bagaimana Hikmah dari aqiqah?
C. Tujuan Penulisan
1. Dapat mengetahui pengertian aqiqah dan pelaksanaannya.
2. Dapat mengetahui ketentuan hewan aqiqah
3. Dapat mengetahui hukum mengaqiqahi orang yang sudah meninggal.
4. Dapat mengetahui hikmah dari aqiqah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Sedangkan waktu pelaksanan aqiqah dimulai dari awal kelahiran seorang anak
sampai anak tersebut baligh. Akan tetapi yang paling utama aqiqah dilaksanakan
pada hari ke-tujuh setelah kelahirannya apabila tidak bisa menyembelih pada hari ke-
tujuh, boleh dilakukan pada hari ke-14. Kalau tidak bisa juga, pada hari ke-21.
Apabila sampai umur baligh belum juga diaqiqahi maka gugurlah tuntutan bagi orang
tua untuk melaksanakan aqiqah. Namun, ketika sudah baligh anak tersebut lebih
utama melaksanakan aqiqah untuk dirinya sendiri.
Dalam pelaksanaan aqiqah boleh menyembelih satu ekor kambing, sapi ataupun
unta. Tapi lebih utama untuk anak laki-laki dengan menyembelih dua kambing,dan
cukup satu kambing untuk anak perempuan.
Sebagian para ualama berkata, bahwa adapun anak banci maka cenderung untuk
menyamakannya dengan anak laki – laki atau perempuan. Jika telah jelas ke laki-
lakian si anak banci itu, maka diperintahkan menyusuli. Dan menjadi bilangan aqiqah
sebab dengan adanya bilangan anak.
5
B. Ketentuan Hewan Aqiqah
Pada dasarnya ketentuan hewan aqiqah itu sama dengan hewan qurban, mulai dari
syarat umurnya hewan, jenis hewan, syarat selamat dari cacat atau penyakit, menjadi
wajib ketika dibuat sebagai nadzar dll. Tapi bagaimanapun juga aqiqah mempunyai
terdapat beberapa perbedaan dengan udlhiyyah (kurban), diantaranya sebagi berikut:
1. Aqiqah tidak harus diberikan kepada orang fakir atau miskin, tapi juga boleh
diberikan kepada orang kaya.
2. Dalam aqiqah dianjurkan untuk diberikan dalam keadaan sudah dimasak
dengan rasa yang manis, sedangkan udlhiyyah harus diberikab dalam keadaan
mentah.
Dan bila orang tua tidak pernah berwasiat untuk diaqiqahi maka cukup dengan
menyembelih hewan dan disedekahkan atas nama orang tua yang telah meninggal
untuk menghasilkan kebaikan. Hal ini sesuai hadits Nabi SAW:
َأَّن َر ُج اًل َقاَل ِللَّنِبِّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْي ِه َو َس َّلَم ِإَّن ُأِّم ي:َع ْن َعاِئَش َة َر ِض َي ُهَّللا َع ْنَها
اْفُتِلَتْت َنْفُس َها َو َأُظُّنَها َلْو َتَك َّلَم ْت َتَص َّدَقْت َفَهْل َلَها َأْج ٌر ِإْن َتَص َّد ْقُت َع ْنَها َقاَل َنَعْم
Dari Aisyah radliallahu anha bahwa ada seorang laki-laki berkata, kepada Nabi
Shallallahu alaihi wasallam: "Ibuku meninggal dunia dengan mendadak, dan aku
menduga seandainya dia sempat berbicara dia akan bersedekah. Apakah dia akan
memperoleh pahala jika aku bersedekah untuknya (atas namanya)?". Beliau
menjawab: "Ya, benar". (Shahih Bukhari bab Jana’iz no. 1299).
6
Jadi mengaqiqahi orang tua yang sudah meninggal tanpa ada wasiat hukumnya
tidak boleh, yang diperbolehkan dan dianjurkan adalah menyembelih hewan dan
disedekahkan atas orang tua yang telah meninggal
Adapun orang yang sudah mati tidak diakikahi, tetapi didoakan untuknya ampunan
dan rahmat. Doa kebaikan untuknya lebih baik daripada hal lainnya, berdasar ucapan
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu
‘anhu.
Hal ini menunjukkan bahwa doa kebaikan untuk orang mati lebih utama daripada
amalan yang pahalanya dihadiahkan untuknya.
D. Hikmah Aqiqah
Akikah Menurut Syaikh Abdullah nashih Ulwan dalam kitab Tarbiyatul Aulad Fil
Islam sebagaimana dilansir di sebuah situs memiliki beberapa hikmah di antaranya:
7
yang sering mengganggu anak-anak. Hal inilah yang dimaksud oleh Al-Imam
Ibnul Qayyim Al-Jauziyah "bahwa lepasnya dia dari syaithan tergadai oleh
akikahnya".
3. Akikah merupakan tebusan hutang anak untuk memberikan syafaat bagi kedua
orang tuanya kelak pada hari perhitungan. Sebagaimana Imam Ahmad
mengatakan: "Dia tergadai dari memberikan Syafaat bagi kedua orang tuanya
(dengan akikahnya)".
4. Merupakan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala sekaligus sebagai wujud rasa syukur atas karunia yang dianugerahkan
Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan lahirnya sang anak.
5. Akikah sebagai sarana menampakkan rasa gembira dalam melaksanakan
syari'at Islam & bertambahnya keturunan mukmin yang akan memperbanyak
umat Rasulullah SAW pada hari kiamat.
6. Akikah memperkuat ukhuwah (persaudaraan) di antara masyarakat.
8
BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum aqiqah ini sunah,
tetapi sunah muakadah (sunah yang amat dianjurkan untuk dilaksanakan). Ibadah
aqiqah ini selain besar pahalanya di sisi Allah Swt. Juga sangat erat kaitannya dengan
aspek kemanusiaan, untuk akikah hanya dianjurkan satu kali seumur hidup.
Dalam pelaksanaan aqiqah boleh menyembelih satu ekor kambing, sapi ataupun
unta. Tapi lebih utama untuk anak laki-laki dengan menyembelih dua kambing,dan
cukup satu kambing untuk anak perempuan.
Sedangkan mengaqiqahi orang tua yang sudah meninggal tanpa ada wasiat
hukumnya tidak boleh, yang diperbolehkan dan dianjurkan adalah menyembelih
hewan dan disedekahkan untuk menghasilakn kebaikan atas nama orang tua yang
telah meninggal.
B. Saran
Aqiqah merupakan salah satu sunah Nabi Muhammad SAW. Aqiqah juga
merupakan tebusan bagi anak yang baru lahir karena setiap anak yang baru lahir
masih tergadai atau menjadi tanggungan orang tuanya yang berharta dan mampu
untuk mengaqiqahkan. Sehingga kita sebagai umat-nya sangat dianjurkan untuk
meyegerakan aqiqah ketika anak kita lahir.
9
DAFTAR PUSTAKA
NN. Aqiqah untuk orang tuas yang sudah meninggal Fiqih Kontemporer. (online).
Tersedia file:///I:/Aqiqah untuk orang tua yang sudah meninggal Fikih Kontemp.html
10