You are on page 1of 22

ANALISIS USAHA TANI PADI, JAGUNG, KEDELAI DITINJAU DARI

ASPEK AKUNTANSI

Mufarrohah

Pendidikan Vokasi Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang 65145


Telp. 082143161289 mufa@ub.ac.id

Diterima: 11 Januari 2018 Layak Terbit: 30 Juli 2018

Abstract: An Analysis of Rice , Corn, Soy Bean Farming from Accounting Aspect.
Indonesia is known as an agrarian country because Indonesia has a large land
supported climate suitable for agriculture. Malang Regency is one of the areas that
develop agricultural products through agropolitan located in District Poncokusumo.
There are several commodities developed in agropolitan area such as food
commodities in the form of rice and corn. Based on this case, this study aims to
determine the profitability of food commodities crops, namely rice and corn as well
as soybeans that have not been developed in agropolitan areas but have been
developed in the District Kalipare. Research method in this research use qualitative
descriptive approach and data used is secondary data. Analytical technique of this
research use economic feasibility analysis using R / C Ratio. The results of this study
indicate that the profitability level of paddy, corn and soybean farming are equally
profitable because based on the calculation of return cost ratio shows the value> 1.
However, in terms of optimizing the profit of corn crops is more profitable than other
crops this is indicated by the high return cost ratio of 1.75 followed by rice reaching
1.55 and 1.07 soybeans. Thus it can be concluded that corn crops are able to
generate profits and is an efficient business because the cost is relatively cheap
compared to rice farming. Therefore, farmers should be directed to plant maize and
rice and the government should assist in the development of marketing areas.
Keywords: profitability, return cost ratio

Abstrak: Analisis Usaha Tani Padi, Jagung, Kedelai Ditinjau Dari Aspek
Akuntansi. Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena Indonesia
memiliki lahan yang luas didukung iklim yang cocok untuk pertanian. Kabupaten
Malang merupakan salah satu wilayah yang mengembangkan hasil pertanian melalui
agropolitan yang terletak di Kecamatan Poncokusumo. Terdapat beberapa komoditas
yang dikembangkan di wilayah agropolitan diantaranya komoditas pangan berupa
padi dan jagung. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui profitabilitas tanaman komoditas pangan yaitu padi dan jagung juga
kedelai yang belum dikembangkan di wilayah agropolitan namun telah
dikembangkan di Kecamatan Kalipare. Metode penelitian dalam penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan data yang digunakan adalah data

177
sekunder. Teknik analisis penelitian ini menggunakan analisis kelayakan ekonomi
menggunakan R/CRatio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat
profitabilitas usaha tani padi, jagung maupun kedelai sama-sama menguntungkan
sebab berdasarkan perhitungan return cost ratio menunjukkan nilai >1 . Namun dari
dari segi optimalisasi laba tanaman jagung lebih menguntungkan dibanding tanaman
lainnya hal ini ditunjukkan oleh tingginya return cost ratio yang mencapai 1,75
disusul padi yang mencapai 1,55 dan kedelai 1,07. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa tanaman jagung mampu menghasilkan laba dan merupakan usaha
yang efesien karena biaya yang relatif murah dibanding usaha tani padi. Oleh karena
itu sebaiknya petani diarahkan untuk menanam jagung dan padi dan pemerintah
hendaknya membantu dalam pengembangan wilayah pemasaran.
Kata Kunci: profitabilitas, perbandingan pendapatan dan biaya

Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena Indonesia memiliki

lahan yang luas didukung iklim yang cocok untuk pertanian. Dengan adanya lahan

dan iklim yang mendukung hasil pertanian di Indonesia beranekaragam. Indonesia

dikenal dengan kelimpahan rempah dan tanaman yang nilai jualnya tinggi.

Sebagaimana disampaikan oleh Mubyarto (1972:2) Pertanian di Indonesia adalah

pertanian tropika, karena sebagian besar daerahnya berada didaerah tropika yang

berada di garis katulistiwa. Disamping itu ada dua faktor alam lain yang ikut

memberikan corak pertanian Indonesia yaitu merupakan kepulauan dan kedua

topografinya yang sebagian besar dataran tinggi. Dalam hubungan ini letaknya

diantara dua lautan besar yaitu lautan India dan lautan pasifik, dan ada dua benua

yaitu Asia dan Australia juga ikut memberikan pengaruh pada iklim indonesia

terutama dalam perubahan arah angin dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan

rendah. Iklim yang semacam ini mendukung berkembangnya keanekaragaman hasil

pertanian Indonesia.

Kondisi alam yang mendukung terhadap hasil pertanian yang beranekaragam

juga dimanfaatkan oleh penduduk Indonesia sebagai mata pencaharian untuk

178
meningkatkan taraf perekonomian masyarakat. Berdasarkan data yang diperoleh dari

Badan Pusat Statistik (BPS) hingga pada Februari 2014, mata pencaharian penduduk

Indonesia Posisi teratas ditempati Petani sejumlah 38,97 juta jiwa atau sebesar 34%

dari seluruh jumlah penduduk. Angka tersebut merupakan angka yang tinggi dan

perlu adanya perhatian khusus mengingat taraf hidup petani masih rendah dan

prosentase penduduk bermata pencaharian yang semakin menurun karena mengalami

pergeseran untuk meningkatkan taraf perekonomian.

Taraf ekonomi masyarakat Indonesia dapat dikatakan sangat rendah hal ini

dibuktikan dengan adanya tingkat kemiskinan yang masih tinggi. Sebagaimana data

yang ditunjukkan oleh BPS menyebutkan bahwa prosentase penduduk miskin di

daerah perkotaan pada September 2015 sebesar 8,22 %, turun menjadi 7,79 %pada

Maret 2016. Sementara prosentase penduduk miskin di daerah pedesaan naik dari

14,09 %pada September 2015 menjadi 14,11 %pada Maret 2016. Hasil survey BPS

2016 juga menunjukkan bahwa peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan

jauh lebih besar dibandingkan komoditi bukan makanan (Perumahan, sandang,

pendidikan, dan Kesehatan). garis kemiskinan makanan t pada maret 2016 tercatat

sebesar 73,50 %, kondisi ini tidak jauh berbeda dengan kondisi September 2015

yaitu sebesar 73,07 %.

Berdasarkan kondisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pertanian

merupakan salah satu tumpuan dari peningkatan perekonomian. Dengan adanya

pertanian maka kebutuhan pangan terpenuhi, meningkatkan energi dan kreativitas dan

cara kerja seseorang. Sementara survey yang ditunjukkan oleh BPS menunjukkan

bahwa garis kemiskinan yang dialami Indonesia disebabkan kekurangan komoditi

179
makanan (kekurang mampuan dalam hal pemenuhan makanan). Hal ini lah yang

menghambat laju pembangunan dan perekonomian nasional. Selain sebagai tumpuan

pertanian juga merupakan sumber utama yang semestinya menjadi perhatian baik

pemerintah maupun petani itu sendiri. Posisi mata pencaharian penduduk Indonesia

adalah petani dimana untuk hampir separuh dari masyarakat Indonesia

penghasilannya disokong dari pertanian. Sebagaimana hasil survey BPS

menunjukkan bahwa Prosentase kemiskinan dipedesaan mencapai 73,50 %. Kondisi

ini menunjukkan Pertaniaan yang umumnya terlaksana di pedesaan dan dikerjakan

oleh penduduknya tidak mampu memberikan kesejahteraan sebagaimana yang

diharapkan.

Dua kondisi diatas merupakan dua hal yang bertentangan tentunya. Di satu

sisi menunjukkan bahwa kondisi geografis dan iklim sangat mendukung tumbuh

kembangnya pertanian, disisi lain menunjukkan bahwa kemiskinan pangan belum

teratasi dan penghasilan pertanian belum mampu menyokong kesejahteraan rakyat.

Dengan demikian hukum ekonomi tidak berlaku di Indonesia. Hal ini disebabkan

oleh tingkat kebutuhan masyarakat yang tinggi dan kondisi alam yag mendukung

belum mampu memberlakukan hukum permintaan dan penawaran sebagaimana

mestinya. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya yang pertama

kualitas dari pertanian Indonesia yang tentunya berpengaruh terhadap harga dan

berimbas pada pendapatan petani dan yang kedua kurangnya perhatian pemerintah

terhadap Industri Pertanian dan yang ketiga tingkat pendidikan petani dan keempat

pengetahun terhadap pengolahan pertanian yang masih minim.

180
Berdasarkan permasalahan tersebut diatas maka peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian terhadap profitabilitas usaha tani. Hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari usaha tani dan usaha tani

apa yang sebaiknya dikembangkan. Dalam hal ini peneliti menetapkan Kabupaten

Malang sebagai lokasi penelitian sebab Kabupaten Malang merupakan salah satu

daerah yang memiliki potensi pertanian tersebar diseluruh kecamatan. Hal tersebut

menjadi pertimbangan dalam rencana pembangunan menengah daerah kabupaten

Malang 2011-2015 yang mana pembangunan sektoral yang pertama difokuskan pada

sektor pertanian. Ditetapkannya Malang Raya sebagai salah satu pusat wilayah

pengembangan Provinsi Jawa Timur dimana Kabupaten Malang sebagai andalan

pertanian pangan, perkebunan, peternakan, perikanan, industri dan pariwisata. Hal

sedemikian inilah yang menjadi pertimbangan peneliti dalam memilih lokasi

penelitian dengan maksud mengetahui tingkat profitabilitas usaha tani dengan cara

mengklasifikasikan jenis tanaman dan meninjau biaya perolehan bibit, tingkat

pendapatan yang diper.leh dari usaha tani.

METODE

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui hasil pertanian yang memiliki

potensi tumbuh di daerah Kabupaten Malang, tingkat kebutuhan masyarakat akan

hasil pertanian (Permintaan pasar terhadap hasil tani) serta kemampuan hasil

pertanian dalam menghasilkan profitabilitas yang mampu mendongkrak ekonomi

masyarakat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptid dengan

pendekatan kuantitatif.

181
Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Malang pada tahun 2016. Metode

Penentuan Daerah penelitian dilakukan dengan cara Purposive, yaitu dengan cara

menentukan daerah penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Kriteria

yang ditentukan diantaranya 1. Kawasan agropolitan 2.produk yang dihasilkan

merupakan produk unggulan. Berdasarkan kriteria tersebut, daerah yang menjadi

objek penelitian adalah Kecamatan Poncokusumo. Sementara komoditas tanaman

pangan yang menjadi objek penelitian adalah tanaman Padi, jagung dan kedelai.

Teknik Pengambilan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data

sekunder. Data primer yang digunakan berupa observasi, wawancara dengan pihak

terkait. Sementara data sekunder yang digunakan berupa dokumen dan hasil

penelitian dari instansi terkait. Instansi terkait yang dimaksud disini adalah lembaga-

lembaga yang memiliki catatan atau hasil penelitian, diantaranya yaitu Badan Pusat

Statistik (BPS), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Kabupaten

Malang.

Metode Pengumpulan data yang pertama dilakukan observasi dengan

melakukan wawancara dengan pihak Dinas Pertanian. Selanjutnya melalui informasi

dari Dinas Pertanian, peneliti melakukan pengumpulan data primer melalui

wawancara secara langsung kepada responden. Adapun daftar pertanyaan yang

dikumpulkan secara garis besar terkait: 1) Daerah yang didominasi kegiatan usaha

tani, 2) Pemetaan Usaha Tani, 3)Rata-rata Luasan Lahan pertanian, 4)Sumber Modal

182
Petani di Kabupaten Malang, 5) Tingkat Pendapatan Petani, dan 6)Biaya yang

dikeluarkan oleh Petani.

Setelah proses wawancara, langkah berikutnya melakukan pengolahan data

untuk mengetahui jumlah penerimaan, pembiayaan dan keuntungan usaha tani.

Selanjutnya dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat profitabilitas dengan

menggunakan analisis Return cost Revenue.

Populasi dari penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman padi,

jagung, kedelai di kawasan agropolitan Kabupaten Malang. Penentuan sample

penelitian dilakukan secara stratified sampling atas dasar strata luas lahan yaitu 1Ha.

Penentuan strata luas lahan ini dimaksudkan untuk melihat tingkat keragaman

populasi yang dilihat berdasarkan luas lahan agar dapat mewakili populasi dan dapat

digeneralisasikan pada usaha tani serupa, yaitu dengan semakin luas penggunaan

lahan dalam usaha tani padi maka pendapatan petani semakin besar dan sebaliknya

apabila penggunaaan lahan semakin sedikit maka pendapatan petani semakin kecil.

Metode Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui

profitabilitas usaha tani dengan mengklasifikasikan menurut komoditas pertanian

yang ada di Kabupaten Malang. Namun berdasarkan rentang waktu penelitian yang

pendek penelitian ini terlebih dahulu memfokuskan pada produk unggulan yang ada

di Kabupaten Malang terkait komoditas pangan yang berada dikawasan agropolitan

dan kecamatan Kalipare sebagai kawasan yang memiliki lahan pertanian kedelai yang

cukup luas.

183
Dari hasil observasi dan wawancara dengan kepala dinas Pertanian langkah

selanjutnya yaitu menelaah faktor produksi dan pendapatan bersih sebagaimana telah

disebutkan dalam tabel 3.1. Dari data tersebut dilakukan analisis Return cost ratio

(Rasio R/C) atau yang dikenal dengan perbandingan antara penerimaan dengan total

biaya produksi.

Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

a = R/C

R = Py . Y

C = FC + VC

A = {(Py . Y) / (FC +VC)}

Dimana : R = Penerimaan

C = Biaya

Py = Harga Output

Y = Output

FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)

VC = Biaya Variabel (Variabel Cost)

Indikatornya adalah sebagai berikut :

Bila R/C = 1 maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi

Bila R/C < 1 maka usaha tersebut rugi

Bila R/C > 1 maka usaha tersebut beruntung

184
HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam Hasil Pembangunan Kabupaten Malang yang di teliti oleh Badan

Perencanaan Kabupaten Malang tahun 2016 menyebutkan bahwa pengembangan

kawasan agropolitan di Kabupaten Malang merupakan tindak lanjut dari kebijakan

Provinsi. Berdasarkan rencana perwilayahan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Propinsi Jawa Timur, Kabupaten Malang termasuk dalam SWP Malang Raya

memiliki fungsi a) Fungsi SWP Malang Raya adalah pertanian tanaman pangan,

perkebunan, hortikultura, kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan,

perdagangan, jasa, pendidikan, kesehatan, pariwisata dan industri. b) Fungsi pusat

pengembangan adalah Pusat pelayanan pemerintahan, perdagangan, jasa, industri,

pendidikan, kesehatan, dan prasarana wisata.

Berdasarkan kebijakan dan potensi yang dimiliki tiap wilayah di Kabupaten

Malang, maka perencanaan agropolitan difokuskan di Kecamatan Poncokusumo.

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Malang periode 2011-2015, sektor pertanian merupakan fokus pembangunan sektoral

yag terus dikembangkan. Kabupaten Malang merupakan Kabupaten penyangga

pangan nasional, sehingga perkembangan padi, jangung dan kedelai yang merupakan

komoditas utama yang sangat berperan strategis dalam mewujudkan ketahanan

pangan sekaligus menjadikan komoditas padi, jagung, dan kedelai menjadi komoditas

tanaman pangan yang potensial dikembangkan di Kabupaten Malang. Tabel 1

menunjukkan gambaran secara umum terkait luasan tanaman pangan.

185
Tabel 1. Perkembangan Luas Panen Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Malang Tahun 2011-2015
No Uraian Satuan 2011 2012 2013 2014 2015
1 Padi Ha 66,61 66,46 66,32 65,12 67,36
8 5 5 6 3
2 Jagung Ha 59,11 58,42 56,15 49,19 45,23
0 0 3 2 2
3 Ubi Kayu Ha 15,93 14,19 13,21 12,95 9,608
1 3 6 4
4 Ubi Jalar Ha 1,221 1,236 1,99 1,172 647
5 Kedelai Ha 545 115 481 411 223
6 Kacang Tanah Ha 2,640 1,684 1,984 1,504 1,172
7 Kacang Hijau Ha 11 0 0 4 23
8 Sayur-sayuran Ha 25,28 29,34 29,37 27,00 29769
7 9 8 7
9 Buah-buah Ribu Phn 14,98 15,18 15,19 11,78 10,28
5 2 7 0 6
Sumber : Dinas Pertanian dan Perkebunan

Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa tanaman padi memiliki luas panen

pertanian tanaman pangan yang terluas disusul dengan tanaman jagung diposisi kedua

dan yang ketiga adalah tanaman sayur. Dengan demikian dapat diketahui bahwa

usaha tani tanaman padi mendominasi kegiatan usaha petani malang dan merupakan

kegiatan usaha yang masih diminati untuk mendukung prekonomian masyarakat.

Perkembangan areal tanaman padi dari tahun 2011 sampai dengan tahun

2015 menduduki posisi teratas dan meningkat dari tahun ke tahun. Tabel 2

menunjukkan perkembangan luas tanam dan luas panen tanaman pangan pada tahun

2016.

186
Tabel 2. Luas Tanam dan Luas Panen Tanaman Pangan Kabupaten Malang Tahun 2016

JENIS LUAS LUAS


NO TANAMAN TANAM PANEN
PANGAN (Ha) (Ha)
1 PADI 74,443 71.337
2 JANGUNG 57,913 54.052
KACANG
3
TANAH 1,289 1.352
4 UBI JALAR 712 628
5 KEDELAI 602 599
6 UBI KAYU 12,160 9.682
7 KACANG HIJAU 14 14

Berdasarkan data pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa luas tanam dan luas

panen tanaman pangan di Kabupaten Malang didominasi oleh tanaman padi dan

jagung. Dengan kondisi tersebut maka penelitian ini terfokus untuk meneliti

mengenai profitabilitas tanaman padi dan jagung pada Kabupaten Malang pada tahun

2016.

Profitabilitas Usaha Tani

Hasil penelitian terkait profitabilitas usaha tani yang akan dipaparkan meliputi

tiga jenis, yaitu profitabilititas usaha tani padi, jagung, dan kedelai.

Usaha Tani Padi

Analisis pendapatan usaha tani padi bersumber dari data sekunder yang

diperoleh dari Dinas Pertanian dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Malang. Pada

usahatani padi periode 2015/2016 pada musim tanam pertama (MT-1) atau musim

penghujan (Desember 2015 – Maret 2016) dan musim tanam kedua (MT-2) atau

187
musim kemarau (April – Juli 2016). Hasil perhitungan analisis pendapatan bersih dan

profitabilitas padi di tingkat petani dapat dilihat pada Tabel 3.

188
Tabel 3 Analisis Perbandingan Return Cost Usaha Tani Padi 2016
Volume
No Uraian Satua Nilai (Rp)
Unit Rp
n
A Biaya

1 Benih 25 Kg 11.000 275.000

2 Bajak 1 1.500.000 1.500.000

3 Persemaian 3 HOK 40.000 120.000

Perbaikan, Pembersihan Pematang 13 HOK 40.000 520.000


4
Pencabutan dan distribusi bibit padi 5 HOK 40.000 200.000
5
6 Tanam 20 HOK 30.000 600.000

7 Pembersihan gulma ke 1 15 HOK 30.000 450.000

8 Pembersihan gulma ke 2 15 HOK 30.000 450.000

9 Pemupukan 2 X
>Petroganik 200 KG 500 100.000
>Urea 300 KG 1.800 540.000
>ZA 100 KG 1.400 140.000
>SP36 25 KG 2.000 50.000
>NPK 300 KG 2.300 690.000

Tenaga pemupukan 2 X 6 HOK 40.000 240.000


10
11 Pestisida 4 X semprot 1 Ltr/Kg 975.000 975.000

12 Tenaga Penyemprotan 4 X 12 HOK 40.000 480.000

13 Biaya Panen 475 Kg 4.500 2.137.500

Pengairan Natura 200 Kg GKS/Ha 200 Musin 4.500 900.000


14
Total Biaya 10.367.500

Panen
B 7.007 Kg 4.500 31.531.500
Keuntungan sebelum sewa lahan 23.832.500
C
D Sewa Lahan 1 10.000.000 10.000.000
E Keuntungan setelah sewa lahan 13.832.500

BC Ratio sebelum sewa lahan 3,04


BC Ratio setelah sewa lahan 1,55

189
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa komponen biaya usaha tani terdiri dari

biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang sifatnya fluktuatif

sesuai dengan besarnya produksi. Biaya variabel meliputi biaya sarana produksi,

biaya tenaga kerja, dan operasional. Biaya sarana produksi meliputi pembelian benih,

pupuk, pestisida (zat pengatur tumbuh dan obat pembasmi hama dan penyakit). Biaya

tenaga kerja meliputi pengolahan tanah, pembenihan,penanaman, pemeliharaan

(penyulaman, penyiangan, pemupukan, dan penyemprotan), dan pasca panen (panen,

perontokan, pengangkutan, dan pengeringan).

Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa biaya variabel

dalam usaha tani yang diusahakan oleh masyarakat terdiri dari 14 komponen biaya

variabel dengan total Rp 10.367.500 dengan perincian sebagaimana dijelaskan dalam

tabel 3.6. Biaya tetap merupakan biaya yang tidak dipengaruhi oleh besarnya

produksi. Biaya tetap meliputi pajak/PBB, sewa lahan, penyusutan alat (cangkul, arit,

pedangan, kenca/jarak tanam, handsprayer, ember, timbangan, traktor, pompa air,

karung, motor/sepeda), pemeliharaan (lantai jemur, gudang penyimpanan gabah, dan

lain-lain) dan bunga modal (apabila modal diperoleh dari hutang). Dalam usaha tani

diketahui bahwa terdapat biaya yang sifatnya tetap yaitu sewa lahan yang nilainya Rp

10.000.000,- per hektar.

Dengan demikian Total biaya usaha tani adalah keseluruhan biaya yang

dikeluarkan untuk kegiatan usaha tani atau dengan kata lain penjumlahan dari total

biaya tetap dan total biaya variabel. Total biaya usaha tani padi pada adalah sejumlah

Rp 20.367.500. Sementara penerimaan usaha tani adalah jumlah rupiah yang diterima

oleh pelaku usaha tani berdasarkan hasil panen/ kuantitas padi yang dihasilkan. Untuk

190
mengetahui total penerimaan dapat dilakukan dengan cara mengkalikan kuantitas

hasil panen dengan harga satuan/kg yang berlaku. Kuantitas padi yang dihasilkan

untuk luas tanam 1 Hektar adalah 7.007kg dengan harga per kg Rp 4.500 sehingga

total penerimaan adalah sebesar Rp 34.200.000,-

Pendapatan adalah hasil penjualan padi yang diperoleh petani. Untuk

mengetahui profitabilitas petani dapat dihitung dengan cara mengurangkan jumlah

penerimaan dengan total pengeluaran atau biaya yang dkeluarkan. Total penerimaan

usaha tani adalah sebesar Rp 34.200.000,- dan jumlah biaya yang dikeluarkan adalah

Rp 20.367.500 sehingga untuk pendapatan bersih dari usaha tani adalah sebesar Rp

13.832.500,-.

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa perbandingan penerimaan

terhadap total biaya adalah sebesar 1,55. Hal ini mengindikasikan bahwa usaha tani

penanaman padi mengalami keuntungan. Sesuai indikator yang telah disebutkan

sebelumnya bahwa apabila perbandingan R/C > 1 maka menunjukkan bahwa terdapat

keuntungan dan layak dilanjutkan.

Usaha Tani Jagung

Analisis usaha tani jagung yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan

dengan memperhatikan musim tanam untuk luas lahan 1 ha pada tahun 2016. Tabel 4

menunjukkan analisis profitabilitas usaha tani jagung.

191
Tabel 4. Analisis Perbandingan Return Cost Usaha Tani Jagung Tahun 2016

No Uraian Harga Satuan


Unit Satuan Rp Jumlah

A Biaya

1 Benih 16 Kg 6.000 96.000

2.408.40
2 Bajak/cangkul 24 HOK 100.350 0

3 Tanam 8 HOK 28.500 228.000

4 >Urea 100 Kg 2.200 220.000

5 >NPK 250 Kg 2.300 575.000


Tenaga pemupukan
6 2X 8 HOK 29.500 236.000

7 Biaya Panen 8 Kg 15.000 120.000

3.883.40
Total Biaya 0

24.244.0
B Panen 5510 Kg 4.400 00

Keuntungan 21.460.6
C sebelum sewa lahan 00

10.000. 10.000.0
D Sewa Lahan 1 Ha 000 00

Keuntungan setelah 13.883.4


E sewa lahan 00
BC Ratio sebelum
sewa lahan 6,24
BC Ratio setelah
sewa lahan 1,75

Dari data Tabel 4 dapat diketahui bahwa biaya usaha tani jagung terdiri dari

7 komponen biaya variabel dan 1 komponen biaya tetap. Pada usaha tani jagung

biaya yang dikeluarkan relatif kecil dibanding dengan usaha tani padi. Sebagaimana

tercantum dalam tabel 4 menunjukkan total biaya variabel untuk luas lahan 1 ha

192
adalah sejumlah Rp 3.883.400 dan biaya tetap berupa sewa lahan adalah Rp

10.000.000,- sehingga total keseluruhan biaya usaha tani sejumlah Rp 13.883.400,-.

Dari luas lahan 1 ha dengan total sebagaimana tersebut diatas dapat

menghasilkan 5.510 kg dengan harga satuan yang berlaku di Malang Rp 4.400 per

Kg. Total penerimaan dari hasil usaha tani dengan luas lahan 1 ha adalah sejumlah Rp

24.244.000,-. Return cost ratio dari usaha tani jagung di Kabupaten Malang adalah

1,75.

Usaha Tani Kedelai

Usaha tani kedelai merupakan usaha yang minim dilakukan di Kabupaten

Malang dan tercatat usaha tani kedelai banyak dilakukan di kecamatan Kalipare

dengan luas lahan pertanian 342 ha. Penelitian ini menyertakan analisis usaha tani

kedelai pada kecamatan Kalipare untuk membandingkan profitabilitas dari usaha tani

kedelai dengan usaha tani padi dan jagung. Hal ini dilakukan mengingat bahwa harga

jual kedelai sangat tinggi dibanding padi dan jagung. Tabel 5 menunjukkan analisis

Return cost ratio pada usaha tani kedelai.

193
Tabel 5. Analisis Perbandingan Return Cost Usaha Tani Kedelai 2016

Volume
No Uraian Unit Satuan Rp Jumlah
A Biaya

1 Benih 14 Kg 12.500 175.000

2 Bajak/cangkul 10 HOK 85.500 855.000

3 Tanam 10 HOK 85.500 855.000

4 >Petroganik -

5 >Urea 50 Kg 2.200 110.000

6 >NPK 125 Kg 2.300 287.500


Tenaga
7 pemupukan 2 X 10 HOK 29.500 295.000
10 HOK
8 Biaya Panen 15.000 150.000

Total Biaya 2.727.500


B Panen 1896 Kg 8.500 16.116.000
Keuntungan
sebelum sewa
C lahan 12.727.500
10.000.
D Sewa Lahan 1 Ha 000 10.000.000
Keuntungan
E setelah sewa lahan 3.388.500
BC Ratio sebelum
sewa lahan 5,01
BC Ratio setelah
sewa lahan 1,07

Tabel 5 menunjukkan bahwa usaha tani kedelai membutuhkan biaya variabel

sebesar Rp 2.727.500,- untuk luas lahan 1 ha dan biaya sewa yang merupakan

komponen biaya tetap sebesar Rp 10.000.000,-. Hasil panen yang diperoleh dari luas

lahan 1 ha adalah 1896 kg dengan harga kedelai Rp 8.500,- sehingga total penerimaan

yang diterima dari usaha tani sejumlah Rp16.116.000,-. Dengan demikian dapat

diketahui bahwa return costratio dari usaha tani kedelai adalah 1,07. Untuk lebih

194
memahami profitabilitas dari usaha komoditas pangan di kabupaten Malang, berikut

disajikan diagram Profitabiliatas komoditas pangan pada Gambar 1.

Gambar. 1 Perbandingan Profitabilitas Usaha Tani

Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa keuntungan/profitabilitas dari usaha

tani padi jagung dan kedelai layak dilakukan karena masing-masing memberikan

keuntungan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hasil return cost ratio setelah sewa

lahan > 1. Sementara return cost ratio sebelum sewa lahan menunjukkan hasil yang

bervariasi artinya dengan kepemilikan lahan sendiri akan menghasilkan keuntungan

yang maksimal dan yang paling memberikan kontribusi tertinggi adalah tanaman

jagung. Tanaman jagung dapat dijadikan pilihan usaha tani yang menguntungkan

dengan beberapa pertimbangan sebab biaya yang dibutuhkan untuk usaha tani jagung

relatif murah selain itu kuantitas yang dihasilkan sangat tinggi meskipun harga per kg

relatif murah dibanding dengan harga kedelai dan padi. Sementara untuk usaha

kedelai Nilai return cost ratio menunjukkan nilai yang rendah dibanding usaha tani

jagung dan padi. Hal tersebut disebabkan kuantitas yang dihasilkan usaha tani kedelai

lebih rendah dibanding usaha tani jagung dan padi dengan luasan lahan yang sama

meskipun harga jual kedelai relatif tinggi dibanding dua komoditas lainnya.

195
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari ketiga usaha tani dari

komoditas pangan yang dikembangkan di Kabupaten Malang, usaha tani jagung

merupakan usaha tani yang dapat menyokong perekonomian masyarakat dengan

biaya yang realatif murah dan kuantitas yang relatif tinggi sehingga dapat

memberikan keuntungan yang cukup tinggi dan efesien. Sehubungan dengan usaha

tani padi, dengan harga per kg yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman

jagung serta kuantitas yang dihasilkan cukup tinggi dibandingkan dengan jagung juga

memberikan tingkat keuntungan yang tinggi. Akan tetapi, biaya yang dikeluarkan

lebih tinggi sehingga resiko kerugian juga tinggi. Dari hasil analsis tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa dalam melakukan usaha perlu dipertimbangkan terkait

biaya produksi, kuantitas yang dihasilkan serta harga satuan dari produk tersebut.

KESIMPULAN DAN SARAN

Komoditas unggulan yang dikembangkan di kawasan agropolitan kabupaten

malang adalah tanaman pangan yaitu tanaman padi dan tanaman jagung yang lahan

pertaniannya lebih luas dibanding luas lahan pertanian komoditas lainnya. Usaha tani

padi merupakan usaha yang banyak mengeluarkan biaya disebabkan perlu adanya

perawatan secara intensif melalui pemupukan dan pengairan yang rutin sehingga

membutuhkan banyak tenaga kerja dan biaya pupuk. return cost ratio yang diperoleh

dari usaha tani padi adalah 1,55. Hal tersebut menunjukkan bahwa usaha tani

merupakan usaha yang efesien dan layak dilakukan. Usaha tani jagung memiliki

struktur biaya yang relative lebih murah dari usaha tani padi . Return Cost yang

diperoleh adalah 1,75. Sementara untuk tanaman kedelai return cost ratio yang

196
diperoleh adalah 1,07. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa usaha tani padi, jagung

dan kedelai layak dilakukan namun dari segi profitabilitas lebih menguntungkan

usaha tani jagung sebab biaya yang dikeluarkan relative lebih rendah daripada usaha

tani padi dan kuantitas yang dihasilkan relative tinggi disbanding dengan usaha tani

kedelai.

Hasil penelitian ini memberikan hasil temuan bahwa hasil tani jagung dan

padi cukup menguntungkan, oleh karenanya bagi pengusaha tani yang berada di

Malang dapat melakukan usaha tani jagung dan padi sebab usaha ini layak dilakukan

dengan mempertimbangkan return cost ratio dari hasil penelitian ini. Untuk peneliti

selanjutnya dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait profitabilitas usaha tani

padi , jagung dan kedelai dengan mempertimbangkan tingkat permintaan pasar.

DAFTAR PUSTAKA

Jusup, H.A., 2011. Dasar-dasar Akuntansi. Yogyakarta: PT. Sekolah tinggi Ilmu
Ekonomi YKPN.

Mubyarto. 1972. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Lembaga Penelitian,


Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES).

Nurasa, T., dan Purwoto, A., 2010. Analisis Profitabilitas Usaha Tani Padi pada
Agroekosistem Lahan Sawah Irigasi di Jawa dan Luar Jawa Perdesaan
PATANAS. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Panjaitan, E.D.F., Lubis, N.S., Hasman. Analisis Efesiensi Produksi dan Pendapatan
Usaha Tani Jagung, (Online), (https://media.neliti.com), diakses pada 20
Agustus 2016.

197
Peraturan Daerah Kabupaten Malang tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Malang Tahun 2010-2015.

Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor


19/Permentan/HK.140/4/2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian
Tahun 2015-2019.

Sujarweni, W.V., 2016. Akuntansi Biaya Teori dan Penerapannya. Yogyakarta:


Pustaka Baru Press.

Ulum, I., 2004. Akuntansi Sektor Publik. Malang: Universitas Muhammadiyah


Malang.

198

You might also like