You are on page 1of 25

TEKNIK PENILAIAN KINERJA DALAM PEMBELAJARAN

BIOLOGI DI TINGKAT MADRASAH ALIYAH

THE TECHNIQUE OF PERFORMANCE ASSESSMENT IN


LEARNING BIOLOGY AT MADRASAH ALIYAH
LEVEL

Achmad Zanuar Ansori

Achmad Zanuar Ansori Abstract


Balai Diklat Keagamaan (BDK) The technique of performance assessment in 2013 in curriculum 2013 is
Surabaya usedto assess students’ ability todo something. This assessmenttechnique
Jl. Ketintang Madya 92 is in line with the aim and the characteristics of biology subject at
Surabaya Madrasah Aliyah level. As a branch of science, biology has
Naskah three aspects which
diterima : 24 Agustus i.e. process, product and attitude. Biology learning is led
2016 to reach those
direvisi : 15 September three aspects. The use of performance assessment technique is in line
2016 with the process aspect in which the Biology learning demands students
disetujui : 14 Oktober 2016 to do scientificperformance as a part of learning
process. Scientific performance will lead students to learn
how Biological knowledge is acquired. So the development of
performance assessment instruments is really important to be mastered
by the teachers of Biology. This is being
more strengthen by a compulsory assessment on basic
competence related to the skill domain as recommended by
2013 curriculum. The steps on developing assessment
instrument starts from deciding the skill that will be assessed to the
developing observation formand performance assessment rubric is
presented on this paper. This article also discuss the position of
performance assessment based some experts opinions.

Keywords: performance assessment techniques, learning


Biology, madrasah aliyah

Abstrak
Penggunaan teknik penilaian kinerja sejalan dengan aspek proses dimana
pembelajaran Biologimenuntut peserta didik melakukan kinerja ilmiah
sebagai bagian dalam proses pembelajaran. Kinerja ilmiah akan mengantar
peserta didik belajar bagaimana pengetahuan Biologi diperoleh.
Oleh karena itu, pengembangan instrumen penilaian kinerja menjadi
sangat penting untuk dikuasai para guru Biologi. Hal ini diperkuat dengan
keharusan melakukan penilaian pada kompetensi dasar terkait ranah
keterampilan sebagaimana amanah kurikulum 2013. Langkah
pengembangan instrumen penilaian yang dimulai dari penentuan bentuk
keterampilan yang akan dinilai sampai dengan langkah penyusunan format
observasi dan rubrik penilaian kinerja dipaparkan pada tulisan ini. Artikel
ini juga membahas kedudukan penilaian kinerja ditinjau dari pengertian
penilaian kinerja oleh para ahli.

Kata Kunci : teknikpenilaian kinerja, pembelajaran Biologi, madrasah aliyah


347
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Pendahuluan
semakin
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains
beragam. Termasuk permasalahan yang
atau
berkaitan dengan Biologi. Hal ini
natural sciences merupakan salah
dapat
satu
terjadi mengingat semakin komplek
kelompok ilmu pengetahuan yang mengalami
snya
kemajuan sangat pesat. Biologi sebagai
pola dan tuntutan kehidupan yang
salah
semakin berat. Oleh karena itu
satu disiplin ilmu di dalamnya juga mengalami
diperlukan
hal yang sama. Perkembangan ters
pemahaman yang lebih baik ter
ebut
hadap
terjadi pada Biologi beserta cabang-
Biologi oleh peserta didik yang di
cabang-
masa
nya baik secara indepen
depan akan menjadi warga masyara
den maupun
kat.
berkolaborasi dengan cabang ilmu
Pemahaman tersebut meliputi pr
lainnya
oduk
misalnya teknologi stem cell dan bioteknologi.
Biologi yang berupa pengetahuan
Kemajuan tersebut tidak terlepas dari
maupun
usaha
proses Biologi yang terkait tentang
para ilmwan yang mengabdi pada
bagaimana produk Biologi dihasilkan.
cabang
Proses
ilmunya masing-masing.
perolehan pengetahuan (produk) dan
Pengembangan Biologi dan
keterampilan (proses) terkait Biologi
cabangnya
tentunya akan didapat peserta didik
tidak hanya bertujuan untuk
melalui
pengembangan
serangkaian proses pembelajaran
ilmu pengetahuan murni.
baik
Pengembangan
di tingkat dasar maupun menengah.
dan kemajuan Biologi pada banyak
kasus
justru berawal pada kebutuhan
masyarakat
khususnya yang berkaitan de
ngan
permasalahan kehidupan. Hal ini
menunjuk-
kan bahwa Biologi merupakan salah
satu
cabang ilmu pengetahuan yang me
miliki
peranan sangat penting dalam
kehidupan
manusia. Kehadiran Biologi dengan
segala
kemajuannya juga menunjukkan ilmu
ini
memiliki peranan penting dalam
kemajuan
dan peningkatan kualitas kehidupan
manusia. Di sisi lain, permasalahan
yang akan
muncul di masa depan tentunya
Artikel berikut akan mendiskus pada beberapa kesempatan pelaksa
ikan
naan
penilaian kinerja pada pembelajaran
kediklatan ditemui banyak peserta di
Biologi di tingkat Madrasah Aliyah.
klat
Penilaian
yang belum terlalu menguasai teknik
kinerja menjadi fokus kajian karena
penyusunan rubrik penilaian kinerja.
teknik penilaian ini merupakan salah
Pembahasan dalam artikel ini
satu
dimulai
teknik penilaian ranah keterampilan
dari pengertian sains dan Biologi, t
sesuai Permendikbud 53 tahun 2015.
ujuan
Terlebih,
pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran
aspek pembelajaran Biologi tidak
Biologi di Madrasah Aliyah, peng
hanya
ertian
menyangkut produk berupa pengeta
kinerja dalam konteks IPA atau
huan
Biologi,
saja. Pembelajaran Biologi juga
penilaian kinerja dikaitkan dengan r
menyangkut
anah
aspek proses yaitu bagaimana
pembelajaran dalam Kurikulum 2013,
pengetahuan
penilaian kinerja menurut Panduan
tersebut dihasilkan melalui serang
Penilaian (Kemdikbud, 2015) dan
kaian
pendapat
kinerja ilmiah. Dengan demikian, k
ahli, jenis rubrik penilaian kinerja
inerja
yang
ilmiah dalam pembelajaran Biologi
meliputi proses, produk dan proses
ber-
dan
kedudukan sangat penting karena kemampuan
produk, cara pengembangan rubrik
ini dipe rgunakan dalam mendapa
penilaian
t kan
kinerja dan contoh pengembangan ru
pengetahuan bukan sekadar sebagai
brik
sarana
penilaian kinerja.
menunjukkan hasil belajar sebagaimana
ter- Pengertian IPA
dapat pada beberapa mata pelajaran Jasin (2002 : 6-13) menyatakan bahwa
lain. sains terdiri dari tiga dimensi yakni proses
Selanjutnya, untuk menilai kinerja ilmiah, sikap ilmiah dan produk ilmiah. Dalam
peserta Handbook for Science Teachers ( Un es
didik diperlukan rubrik penilaian k co, 2000) dinyatakan bahwa ”Science is what
inerja scientists do” yang berarti sains adalah
yang harus disusun oleh guru. Sementara tentang bagaimana
itu,

348
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

ilmuwan bekerja. Pernyataan ini se


cara dikembangkan dengan tujuan antara
tersirat mencakup tiga aspek sains yaitu lain
proses, sikap dan produk sains. Apa membangun pengetahuan peserta didik
yang ilmuwan yang
lakukan adalah dalam rangka mencakup pengetahuan faktual,
memperoleh konseptual,
produk sains. Produk dapat diperoleh melalui prosedural, dan metakognitif baik dalam ranah
proses berupa aktivitas pengamatan ata konkret maupun abstrak, membekali
u peserta
percobaan hingga memperoleh kesimpulan. didik dengan keterampilan metode i
Proses yang dilakukan dengan menera lmiah
p- baik melalui pengamatan maupun
kan sikap-sikap sains akan menghasilk percobaan
an dengan tetap menerapkan aspek keselamatan,
produk sains yang berkualitas. dan menumbuhkan hard skill dan soft skill agar
Berdasar uraian diatas dapat dinyatakan memiliki kemampuan melakukan
bahwa secara komprehensif sains d kerjasama,
apat komunikasi, berpikir dan bertindak kreatif
dipandang sebagai proses, sikap dan dan
produk. inovatif. Akhirnya diharapkan peserta
Sains sebagai proses dapat diartikan didik
sebagai 3
aktivitas untuk mendeskripsikan fenomena 4
alam. Aktivitas-aktivitas atau proses- 9
proses
tersebut antara lain merumuskan
masalah,
merencanakan eksperimen, mengobservasi,
merumuskan hipotesis, mengklasifikas
i,
m e n g u k u r, m e n g i n t e r p r e t a s i d a t a
, menyimpulkan, meramal, mengkomunikasikan
hasil dan sebagainya. Proses-proses
tersebut
juga sering disebut sebagai proses ilmi
ah
atau proses sains (scientific process).
Biologi merupakan salah satu cabang sains
selain Fisika dan Kimia. Biologi atau life
sciences berbeda dengan dua mata pelajaran
sebelum- nya pada obyek yang
dipelajari. Bi ologi
mempelajari makhluk hidup dengan
segala
interaksi yang terjadi diantara mereka
(Biggs,
2004). Seperti halnya sains, dalam Biologi juga
mempelajari aspek produk, sikap dan proses.

Tujuan Pembelajaran Biologi SMA/MA


Mata pelajaran Biologi SMA/MA
memiliki keinginan yang tinggi untuk perkembangbiakan, struktur dan perilaku.
mempelajari Biologi dan menganggap belajar Biologi sebagai keilmuan memiliki ruang
Biologi sebagai sebuah kebutuhan karena lingkup tersendiri. Pembelajaran Biologi
diperlukan dalam meningkatkan kemampuan dapat dilakukan berdasar ruang li
pemecahan masalah baik yang berkaitan dengan ngkup
dirinya sendiri maupun masyarakat.
Uraian di atas menunjukkan bahwa
tujuan pembelajaran Biologi di
SMA/MA tidak
hanya
bertujuan membekali peserta didik untu
k
memiliki pengetahuan saja. Pembelajaran
Biologi di MA juga bertujuan membe
kali
kemampuan peserta didik dengan keterampilan
melakukan kegiatan metode ilmiah.
Metode
ilmiah adalah serangkaian langkah ya
ng
digunakan para saintis dalam menemukan
pengetahuan. Menurut Groarke dan
Tindale
(2004) metode ilmiah meliputi lima langkah yang
berkaitan dengan pengajuan dan pengujian
hipotesis. Kelima langkah tersebut
adalah
memahami permasalahan, menyusun hipotesis,
mendeduksi konsekuensi, menguji hipotesis
dan mengevaluasi hipotesis. Kemampuan ini
lebih bersifat akademis dan teknis
sekaligus
menjadi bagian dari hard skill yaitu
kemampuan yang bersifat spesifik, dapat
diajarkan dan
berdasar fakta.
Selain itu, tujuan pembelajaran Biologi di
SMA/MA juga mencakup ranah sikap
seperti
terdapat pada mata pelajaran lainnya.
Tujuan
tersebut adalah tumbuhnya kesadaran peserta
didik terhadap pengakuan adanya kebesaran
Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan
keteraturan, kompleksitas, dan keindahan
keanekaragaman hayati dengan segala bioproses
yang ada di dalamnya.

Karakteristik Biologi SMA/MA


Biologi sebagai salah satu cabang
ilmu memiliki karakteristik yang berbeda
dengan cabang ilmu lain dalam sains. Biologi
SMA/MA memiliki fokus tersendiri yaitu
mempelajari masalah kehidupan dalam
segala bentuk dan fenomenanya khususnya
berkaitan dengan asal usul, pertumbuhan,
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

tersebut. Ruang lingkup yang dimaksud di dan produk. Produk Biologi dalam
atas adalah objek Biologi yang berupa konteks
kingdom, Kurikulum 2013 dikelompokkan dalam ranah
tingkat organisasi kehidupan yang pengetahuan. Sementara proses Biologi
berupa mencakup cara berpikir, bersikap da
molekul sampai dengan biosfer dan n
tema langkah-langkah para ilmuwan dala
persoalan Biologi misalnya genetika m
dan memperoleh pengetahuan. Biologi sebagai
keberlangsungan hidup, organisme d proses meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah
an dan keselamatan laboratorium. Aspek kerja
lingkungan, tingkah laku makhluk ilmiah dilakukan melalui dua kegiatan yaitu
hidup, pengamatan atau eksplorasi dan
evolusi, regulasi, dan homeostasis. eksperimental, penyelidikan, atau investigasi.
Setiap mata pelajaran
Proses Biologi dalam Kurikulum 2013
memiliki
ter-
pendekatan pembelajaran tersendiri
tuang dalam ranah keterampilan.
yang
merupakan ciri khususnya.
Pembelajaran
sains termasuk Biologi lebih
menekankan
pada penggunaan keterampilan pr
oses.
Penekanan tersebut tentu berdasar
pada
alasan yang kuat. Penggunaan keterampilan
proses dalam pembelajaran Biologi
mendukung pendapat bahwa
mempelajari
suatu ilmu sebaiknya didasarkan
pada
bagaimana ilmu tersebut didapatkan. Biologi
sebagai sebuah ilmu pengetahuan
diper-
oleh melalui sebuah aktivitas
pengamatan
atau penyelidikan. Akti vitas tersebut
dilakukan dengan serangkaian tahapan yang
disebut dengan metode ilmiah
yang
mensyaratkan penguasaan sebuah
keterampilan yaitu keterampilan proses
sains. Mata pelajaran Biologi di tingkat
SMA/
MA dikembangkan dengan tujuan
untuk
meningkatkan sikap spiritual, sikap
sosial,
pengetahuan dan keterampilan peserta
didik. Biologi sebagaimana
cabang sains lainnya
terdiri atas tiga aspek yaitu proses,
sikap,
Keterampilan proses
aktivitas
Keterampilan proses tidak hanya
tersebut peserta didik harus me
berkaitan dengan keterampilan
ngevaluasi
menggunakan gerakan otot semata.
pengetahuannya tentang syarat hidup baik fisik
Keterampilan proses juga melibatkan
maupun kimia yang harus dimiliki lingkungan agar
penggunaan proses mental dalam
ikan dapat hidup dengan baik.
pelaksanan- nya. Proses mental
Terdapat beberapa model
yang dimaksud adalah te rl i b a tnya
pengelompokkan dan jenis keterampilan
kema mpua n ber p i k i r. C ontoh sede
proses. Pengelompokkan ini
rh an a ad ala h pa da s aa t p es er ta
berdasar pada
d id ik melakukan pengamatan. Proses
penilaian
pengamatan tidak hanya menuntut
terhadap tingkat pentingnya sebuah
peserta didik ”melihat” fenomena atau
jenis
obyek dengan seluruh inderanya saja. Hasil
keterampilan proses. Seorang ahli
pengamatan akan sangat baik jika
melihat
proses pengamatan didampingi atau
sebuah aspek sangat penting tetapi
diiringi dengan proses berpikir,
ahli lainnya
setidaknya dikaitkan dengan
mungkin melihatnya biasa saja. Oleh karena
pengalaman atau pengetahuan yang
itu
sudah ada sebelumnya dalam
menjadi sangat penting bagi guru
skemata yang
Biologi MA
dimilikinya. Hal ini membuat hasil
agar melakukan kajian mendalam seb
proses
elum
pengamatan menjadi bermakna bagi
membuat rubrik penilaian kinerja. Harlen (1999)
sang
membagi keterampilan proses
pengamat. Sebagai contoh adalah
menjadi
terjadinya
mengamati, menyusun hipotesis,
kematian masal pada ikan yang dipelihara
menduga,
dalam
melakukan penelitian, menafsirkan data, menarik
keramba pada suatu perairan pada awal
kesimpulan dan melakukan komu
musim
nikasi.
hujan. Peserta didik akan berpikir
Sementara itu Rustaman (2005) me
mencari
mbagi
beberapa penyebab kematian ikan dan
keterampilan proses menjadi sembilan
diantara
yang
penyebab tersebut mana yang sekiranya
meliputi aktivitas mengamati, menafs
lebih
irkan
besar kemungkinannya. Untuk semua
hasil pengamatan, mengelompokkan,

350
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

memprediksi, berkomunikasi,  Jawaban pertanyaan tidak harus ada


berhipotesis, di
merencanakan percobaaan, menerapka buku, namun bisa ditemukan
n sendiri
konsep, dan mengajukan pertanyaan. b. Keterampilan menentukan varia
American Association for the bel
Advancement of Science Beberapa indikator keterampilan menentu
(1970) mengklasifikasikan keterampilan kan variabel antara lain
proses menjadi keterampilan § Menentukan variabel bebas
proses dasar dan dan variabel
keterampilan proses terpadu. Indikator kedua terikat
keterampilan proses tersebut dapat § Mengidentifikasi variabel-variabel
dilihat yang
pada tabel berikut ini. bisa mempengaruhi variabel terikat
Tabel 1 Indikator Keterampilan Proses § Menentukan variabel yang
Keterampilan Proses Dasar Keterampilan Proses Terpadu harus dikendalikan
Pengamatan Pengontrolan variabel c. Keterampilan merumuskan hipot
Pengukuran Interpretasi data esis
Penarikan kesimpulan Perumusan hipotesis Beberapa indikator keterampilan merumus-
Meramalkan Pendefinisian variabel kan hipotesis antara lain
Pengklasifikasian operasional  Memberikan alternatif penjelasan
Pengkomunikasian Perancangan percobaan yang konsisten dengan bukti yang ada
 Memberikan alternatif penjelasan
yang
konsisten dengan prinsip ilmiah
Meskipun terdapat perbedaan d Beberapa indikator keterampilan
al a m menentukan apa saja yang merumuskan pertanyaan antara lain
termasuk dalam keterampilan proses, adalah
apapun jenis keterampilan proses yang ada  Pertanyaan hanya bisa
tetap penting untuk dikuasai peserta didik. ditemukan
Be ri ku t ad al ah jen is -jen is keterampilan jawabannya melalui pengamatan/
proses sains yang perlu dikuasai oleh peserta percobaan
didik.  Pertanyaan mengarahkan pada
1. Keterampilan mengamati (observasi) kegiatan pengamatan/percobaan
Indikator keterampilan mengobservasi
antara lain mencakup
 Menggunakan beberapa alat indera
 Memperhatikan ciri khusus objek
dan
lingkungan yang diamati
 Mengidenti fi kasi perbedaan
dan
persamaam objek yang diamati
 Menentukan urutan kejadian
 Menggunakan alat bantu untuk
mem-
pertajam/membantu alat indera
2. Keterampilan merencanakan
percobaan,
yang meliputi:
a. Keterampilan merumuskan
pertanyaan
penelitian
 Menerapkan pengetahuan
yang telah dimiliki sebelumnya
 Menyadari bahwa mungkin
saja ada beberapa penjelasan
yang sama-sama masuk akal
d. Keterampilan menentukan cara
dan langkah kerja penyelidikan.
 Menentukan alat dan bahan
yang sesuai untuk melakukan
penyelidikan
 Menentukan langkah-langkah yang
logis
 Menentukan cara yang
tepat untuk
melakukan percobaan
 Merancang alat yang sesuai
dengan
tujuan penyelidikan
3. Keterampilan memprediksi
Beberapa indikator keterampilan
memprediksi
antara lain
§ Menggunakan informasi dari
sebelumnya
ataupun sekarang untuk
membuat prediksi
§ Mendasarkan prediksi pada pola
yang ada
§ Membedakan prediksi
dari tebakan/ramalan
4. Keterampilan menafsirkan hasil
pengamatan
dan menarik kesimpulan
Beberapa indikator terkait
keterampilan
menafsirkan hasil pengamatan dan
menarik
kesimpulan antara lain:
§ Menggabung berbagai
informasi yang
terpisah menjadi sebuah
pernyataan yang
bermakna
§ Menemukan pola atau
keteraturan
351
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

dari informasi yang berserakan proses


§ Mengidentifikasi hubungan penilaiannya. Termasuk di dalamnya
antar variabel yang ada adalah
5. Keterampilan berkomunikasi rubrik penilaian yang digunakan.
Beberapa indikator kemampuan Selanjutnya, aspek keterampilan
ber- komunikasi antara lain tersebut dikategorikan menjadi dua
§ Bicara, mendengar, dan menulis bagian
untuk menyortir informasi dan yaitu keterampilan abstrak dan kongkri
memperjelas makna t.
§ Membuat catatan hasil Keterampilan abstrak meliputi
pengamatan secara sistematis kemampuan
§ Menggunakan tabel, grafik,
dan bentuk
sajian lain secara akurat
§ Memilih bentuk penyajian yang tepat

Penilaian Pembelajaran Biologi SMA/MA


Pada Kurikulum 2013, mata
pelajaran Biologi di tingkat Madrasah Aliyah
merupakan salah satu mata pelajaran
dalam Peminatan MIPA. Mata pelajaran
ini memiliki kedudukan yang sama dengan
mata pelajaran lain dalam Peminatan
tersebut dimana pembelajaran Biologi
mencakup tiga aspek yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. A
spek keterampilan yang harus dikuasai
peserta
didik tertuang dalam semua kompetensi dasar
yang merupakan penjabaran dari kompetensi
inti empat.
Pembelajaran aspek keterampil
an
bertujuan agar peserta didik
memiliki
kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan
kreatif dalam ranah abstrak dan
konkret
terkait dengan pengembangan dari
yang
dipelajarinya di sekolah sesuai dengan bakat,
minat dan kemampuannya. Tingkata
n
pencapaian hasil belajar pada aspek
keterampilan adalah mengamati,
menanya,
mencoba, mengolah, menyaji, menalar
dan
akhirnya mampu mencipta. Tingkatan
yang
berbeda menuntut proses pembelajaran yang
berbeda demikian juga dengan
peserta didik yang dalam
proses penyelesaiannya pembelajaran Biologi dimana dengan
kinerja
lebih banyak menuntut kemampuan
diperoleh pengetahuan Biologi. Selain itu kinerja
berpikir
merupakan aktivitas dimana keterampi
misalnya membaca, menulis, menghit
lan
ung,
proses memiliki kesempatan untuk dilatihkan
menggambar, dan mengarang.
Sementar dan diterapkan melalui pengalaman-
a pengalaman
dikatakan keterampilan kongkrit apabila langsung sebagai pengalaman
dalam pembelajaran.
proses pencapaiannya lebih banyak Peserta didik akan dapat lebih men
mengguna- ghayati
kan kemampuan motorik misalnya proses atau aktvitas yang sedang
meng- dilakukan
gunakan, mengurai, merangkai, dengan pengalaman langsung tersebut.
memodifikasi,
membuat, dan mencipta. Pengertian penilaian kinerja
Operasionalisasi penilaian Penilaian kinerja memiliki istilah lain yang
pembelajaran sering digunakan dalam dunia pendidikan yaitu
aspek keterampilan sebagaimana yang penilaian unjuk kerja dan penilaian
tertuang praktik. Penilaian kinerja adalah suatu
dalam Panduan Penilaian untuk SM teknik penilaian yang dilakukan dengan cara
A/MA mengamati kegiatan
dilakukan menggunakan teknik penilaian peserta didik dalam melakukan se
kinerja, suatu
proyek, produk, portofolio dan da (Kemdikbud, 2015). Oleh karena itu penilaian
n/atau ini sangat cocok digunakan untuk
teknik lain sesuai dengan kompetensi menilai
yang kemampuan peserta didik melakukan
dinilai misalnya tertulis. Penilaian tugas
kinerja tertentu. Definisi ini membatasi ruang
memiliki kedudukan yang sangat penting lingkup
dalam penggunaan teknik penilaian kinerja
pembelajaran Biologi MA karena hanya
dalam pada keterampilan atau kompetensi yang
pembelajaran Biologi kinerja tidak lebih
hanya bersifat aktifitas fisik atau motorik.
menjadi tujuan akhir pembelajaran. Definisi yang lain menyebutkan penilaian
Kinerja kinerja sebagai suatu penilaian yang
menjadi bagian integral dalam prose meminta
s

352
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

peserta didik mendemonstrasikan an terampilan untuk menyelesaikan tugas


d
keterampilan-keterampilan dan skills atau menghasilkan sesuatu. Menurut definisi
kompetensi- to terakhir ini penilaian kinerja tidak
kompetensi yang telah mereka kuasai com hanya
dalam ple digunakan untuk menilai kemampuan peserta
t
penampilan atau memproduksi ses ea didik dalam menyelesaikan tugas
uatu task tertentu
( htt ps:// www.learner.org or tetapi juga menghasilkan sesuatu
/workshops/
s o c i a l s t u d i e s / p d f prod yang
/ s e s s i o n 7/ uc membutuhkan keterampilan dan pengetahuan.
e
7.PerformanceAssessment.pdf <diakses 22 a Dari beberapa definisi di atas
desember 2015>). Definisi kedua ini prod dapat
memiliki uct disimpulkan bahwa penilaian kinerja merupakan
ruang yang lebih luas dari pada yang pertama. in teknik penilaian yang digunakan untuk menilai
Menurut definisi kedua, penilaian mor penampilan peserta didik dalam
kinerja e melakukan
tidak hanya digunakan dalam or sesuatu atau memproduksi sesuatu. Definisi-
menilai less
keterampilan-keterampilan dan reali
kompetensi- stic
kompetensi yang berwujud penampilan cont
atau exts
melakukan sesuatu saja akan tetapi ”.
dapat Peni
juga digunakan untuk menilai laia
kemampuan n
dalam memproduksi sesuatu. Dengan kine
demikian, menurut definisi kedua rja
penilaian adal
kinerja tidak hanya dapat digunakan ah
untuk suat
menilai proses dalam melakukan u
sesuatu ben
akan tetapi juga hasil dari proses tuk
melakukan peni
sesuatu tersebut. laia
Pengertianselanjutnya berasal dari Slavin n
(2006) yang menyatakan penilaian yan
kinerja g
sebagai ”Assessments of students’ me
ability to mbu
perform tasks in real-life contexts, not just to tuhk
show knowledge”. Definisi ini sejalan denganan
definisi kedua dimana penilaian kin pen
erja ggu
digunakan untuk menilai penampilan naa
sekaligus
pengetahuan peserta didik. Pengertian serupa n
juga dikemukakan oleh Moreno (2010) menyatakan penilaian kinerja adalah ”A type
yang of assessment that requires using knowledge
p
e
n

g
e
t
a

h
u
a

d
a
n

k
e
defi
nisi a dokumen tersebut dibedakan
ters antara penilaian kinerja dengan peni
ebu laian
t produk. Penilaian kinerja dilakukan
jelas dengan
me cara mengamati kegiatan peserta didik
mili dalam
ki
pen melakukan sesuatu atau melakukan
gert tugas
ian tertentu. Sementara penilaian produk
yan didefinisikan sebagai penilaian
g
kemampuan
lebi peserta didik membuat produk-p
h roduk,
luas teknologi, dan seni.
diba Penilaian kinerja dalam Panduan Penilaian
ndin oleh Kemdikbud (2015) berkedudukan
gka sama
n dengan penilaian produk yaitu sebagai
den teknik
gan penilaian yang digunakan dalam me
bata nilai
san aspek keterampilan. Dalam
yan pembelajaran
g Biologi MA, penilaian kinerja digunakan misal-
dip nya untuk menilai keterampilan pes
apa erta
rka didik menggunakan peralatan
n laboratorium.
dala Pada contoh ini, penilaian kinerja
m digunakan
Pan menilai kegiatan peserta didik dalam
dua melaku-
n kan sesuatu. Akan tetapi, praktik di laboratorium
Pen sering pula diikuti dengan pembuatan laporan
ilaia hasil praktikum. Dalam hal ini, penilaian kinerja
n dapat berlanjut sampai dengan penil
unt aian
uk terhadap kemampuan menyusun la
SM poran.
A/ Dengan demikian laporan hasil prak
MA tikum
yan menjadi bagian integral dalam ke
g giatan
dite praktikum tersebut. Hal ini tentu
rbit berbeda
kan dengan penilaian produk berdasar
ole Panduan
h Penilaian oleh Kemdikbud (2015) yang menurut
353 Ke pendapat beberapa ahli sebelumnya menyata-
mdi kan penilaian produk merupakan bagian
kbu dari
d penilaian kinerja secara umum.
(20 Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
15). penulis mengajukan penggunaan is
Pad
tilah
penilaian kinerja proses, kinerja produk
dan
kinerja proses dan produk sebagai bagian dari
penilaian kinerja. Kinerja proses adalah
suatu
bentuk kinerja dimana dalam
pelaksanaannya
lebih menggunakan aktivitas motorik.
Kinerja
juga hanya dapat menghasilkan produk semata
karena prosesnya lebih bersifat abstrak
atau
lebih menggunakan kerja otak dalam
menghasilkan produk tersebut. Kinerja
tersebut
dinamakan kinerja produk. Semen
tara
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

dinamakan kinerja proses dan produk apabila sem 2010;


dalam proses pelaksanaannya menun ua Wulan, 2015). Kelebihan yang ada
tut ben pada
pelibatan aktivitas motorik untuk mendukung tuk penilaian kinerja antara lain :
ketercapainnya dan diakhiri dengan hasi 1. Penilaian dilakukan berdasar kinerja
suatu l yang
produk yang tingkat keberhasilannya bela ditunjukkan dengan bukti pengua
mencerminkan bagaimana aktivitas jar. saan
motorik Tekn mereka terhadap keterampilan
tersebut dilaksanakan. Dalam ik 2. Penilaian kinerja yang menekan
pembelajaran peni kan
Biologi MA, kinerja proses terilihat pada saat laia kemampuan melakukan sesuatu
peserta didik diminta menunjukkan n sangat
cara kine sesuai dengan Biologi dengan aspek kinerja
mengoperasikan mikroskop dengan rja ilmiahnya.
benar. yan
Kinerja produk dapat dilihat pada saat g
peserta didik diminta untuk menyajikan data dike
tentang ciri, replikasi, dan peran virus mba
dalam aspek ngk
kesehatan dalam bentuk model/cha an
rta. untu
Sementara kinerja proses dan produk tampak k
pada saat diminta merencanakan men
dan ilai
melaksanakan pengamatan pengaruh kem
pencemaran udara dan mengolah amp
informasi uan
beberapa resiko negatif merokok pada remaja asp
untuk menentukan keputusan. Bentuk kinerja ek
apa yang dituntut untuk ditampilkan kete
oleh ram
peserta didik menentukan teknik pila
penilaian n
kinerja yang akan diaplikasikan guru. pes
Kelebihan dan kekurangan erta
Penilaian didi
Kinerja k
Teknik penilaian dikembangkan juga
dengan me
mili
tujuan untuk menilai suatu bentuk
ki
hasil
kele
belajar tertentu. Selain itu, setiap
biha
teknik
n
penilaian yang dikembangkan tersebut
seka
juga
ligus
harus mampu mengukur tingkat keberhasilan
kek
atau pencapaian hasil belajar tertentu.
uran
Oleh
karena itu tidak ada satu teknik gan
penilaian (Mo
yang dapat digunakan untuk menilai reno
,
3. ng memberi pengalaman langsung
Kar
ena pada peserta didik
me 4. Tuntutan akan pengalaman langsung
nilai membuat penilaian kinerja bersifat
ket lebih alamiah atau
era autentik
mpi
lan 5. Keterampilan yang harus ditunjukkan
yan dapat
g bersifat kompleks yang tidak dapat
dap diukur
at hanya sekadar dengan penilaian pengetahuan
d 6. Mampu memotivasi karena memberi
i kesempatan kepada peserta didik menunjuk-
a kan kemampuan aslinya.
m
a Disamping kelebihan, penilaian
ti kinerja juga memiliki kekurangan.
mKekurangan yang terdapat pada penilaian
a kinerja antara lain:
k 1. Membutuhkan waktu dan tenaga yang
a lebih baik pada perencanaan maupun
p pelaksanaan nya
e 2. Proses penskoran yang berakibat
n pada penilaian terkadang bersifat
il subyektif
a 3. Tingkat reliabilitasnya cenderung rendah
i
Untuk mengatasi segala batasan di
a atas maka penilaian kinerja harus secara jelas
n mampu mendefinisikan keterampilan apa
i yang akan dinilai. Penggunaan rubrik
n penskoran untuk me nguk ur seti ap kete
rampil an y ang har us ditunjukkan dapat
i meningkatkan reliabilitas dan
m
validitas teknik penilaian kinerja dan
e
meningkatkan pencapaian belajar peserta didik.
n
u
n
t Jenis Rubrik Penilaian Kinerja
u Pengembangan rubrik penilaian
t kinerja dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
s holistik dan analitik. Pada rubrik penilaian
it holistik pedoman penilaian disusun berdasar
u kesan keseluruhan atau kombinasi
a semua kriteria. Pada rubri k holistik
s digunakan skala tertentu untuk menilai tingkat
i pencapaian. Pemberian skala dapat
b diberikan pada masing-masing indikator
e atau
354 l kesan keseluruhan. Pada umumnya
a skala
j diberikan untuk kesan keseluruhan.
a Pada
r masing-masing skala biasanya diberinya identitas
y tertentu yang menggambarkan tingkat
a pencapaiantersebut. Sebuah rubrik
penilaian
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

dengan skala 1 - 4 dapat menggunakan mun g k i nka n guru dan peserta didik
identitas secara berturut-turut mengevaluasi kinerja atau produk
yaitu misalnya tidak seobyektif mungkin. Adapun tahap- tahap
memuaskan, cukup memuaskan, memuaskan,
pengembangan rubrik penilaian kinerja
dan superior. Identitas lain yang bisa diguna- mengikuti pola sebagai berikut :
kan misalnya perlu peningkatan, sedan
1. Daftar seluruh keterampilan
g yang harus ditunjukkan peserta didik
berkembang, cukup berkembang dan
sudah 3
berkembang. 5
Rubrik penilaian analiti k proses 5
penilaiannya dilakukan pada masing-masing
indikator yang ditentukan. Rubrik model
ini
mampu melakukan penilaian dengan
lebih
rinci sehingga kelebihan dan kekurangan yang
dimiliki masing-masing peserta didik
dapat
lebih detil. Pada rubrik analitik skala
yang
digunakan bisa sama atau berbeda untuk tiap
indikatornya. Indikator yang sulit diberi skala
atau bobot yang tinggi. Misalnya keterampilan
menyiapkan alat dan bahan sebagai indikator
cukup diberi bobot atau skor maksimal 2 saja
karena dianggap lebih mudah.
Sementara
kegiatan melakukan pengujian asam da
n
basa diberi bobot 4 karena lebih rumit.

Pengembangan Rubrik Penilaian Kinerja


Rubr ik pen ilaian kinerja mode l anal
itik memiliki kelebihan dalam hal
kemampuan melakukan analisis
terhadap keterampilan peserta didik
sesuai indikator kriteria. Guru dapat
melakukan proses perbaikan keterampilan
peserta didik berdasar hasil penilaian.
Alasan tersebut mendasari mengapa
model analitik sebaiknya digunakan
pada saat melakukan penilaian kinerja.
Setiap pengembangan alat atau
instrumen penilaian memiliki kaidah
keilmuan tertentu. W is cons i n Educa ti on
Associati on Council (1996) menyarankan
bahwa setiap penilaian kinerja harus
berdasar pada dua hal utama yaitu
kriteria harus mendefinisikan bentuk
prilaku atau produk yang diharapkan.
Kedua ad al a h si ste m p e n skora n me
2. Rencanakan tugas keterampilan y
ang
menuntut peserta didik
mendemonstrasikan keterampilan tersebut.
3. Kembangkan keterampilan kinerja
yang
eksplisit yang dapat mengukur sejauh mana
peserta didik telah menguasai keterampilan
tersebut

Sumber lain menyarankan lima hal


untuk dipertimbangkan pada saat menyusun
rubrik penilaian kinerja (Kemdikbud, 2015).
Kelima hal tersebut adalah sebagai berikut.
1. Langkah-langkah kinerja yang perlu
dilakukan peserta didik untuk menunjukkan
kinerja dari suatu kompetensi.
2. Kelengkapan dan ketepatan aspek yang
akan dinilai dalam kinerja tersebut.
3. Kemampuan-kemampuan khusus yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
4. Kemampuan yang akan dinilai tidak
terlalu
banyak, sehingga semua dapat diamati.
5. Kemampuan yang akan dinilai
selanjutnya
diurutkan berdasarkan langkah-langkah
pekerjaan yang akan diamati.

Langkah penyusunan rubrik penilaian


kinerja lainnya adalah
1. Identifikasi semua langkah penting yang harus
ditunjukkan atau yang mempengaruhi hasil
akhir yang terbaik.
2. Tulis perilaku kemampuan-kemampuan
spesifik yang penting dan diperlukan untuk
menyelesaikan tugas dan menghasilkan
produk yang terbaik.
3. Usahakan kriteria-kriteria kemampuan yang
akan diukur tidak terlalu banyak
sehingga
dapat diamati selama peserta di
dik
melakukan tugas.
4. Definisikan kriteria kemampuan-kemampuan
yang akan diukur dengan jelas berdasarkan
kemampuan siswa yang harus dapat diamati
atau karakteristik produk yang dihasilkan.
5. Urutkan kriteria kemampuan-kemampuan
yang akan diukur berdasarkan urutan yang
dapat diamati.
6. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan
kriteria-kriteria yang sudah dibuat sebelum
nya oleh orang lain di lapangan (http://digilib.
uinsby.ac.id/8225/5 /bab.%20ii.pdf)
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Kesimpulan yang dapat diambil kemampuan khusus atau sangat penting dapat
dari
beberapa petunjuk penyusunan atau
pengembangan rubrik penilaian kinerja
adalah
1. Definisikan bentuk kinerja yang harus
dilaku- kan peserta didik
2. Tulis semua langkah penting yang
harus
ditunjukkan
3. Identifikasi kemampuan khusus yang
harus
dikuasai untuk menyelesaikan tugas
4. Pastikan kemampuan yang akan diukur
tidak terlalu banyak
5. Pastikan kemampuan-kemampuan tersebut
dapat dilakukan oleh peserta didik
6. Pastikan pula kemampuan tersebut
dapat
diamati dan diukur tingkat pencapaiannya
7. Definisikan kriteria kemampuan-
kemampuan yang akan diukur dengan
jelas berdasarkan
kemampuan siswa
8. Urutkan kemampuan yang diukur
sesuai
dengan langkah pelaksanaan
Hal yang tak kalah penting
dalam
penyusunan atau pengembangan ru
brik
penilaian kinerja adalah skor. Skor
digunakan
untuk menilai setiap langkah kerja
berdasar
tingkat pencapaian masing-masing
individu.
Untuk rubrik penilaian kinerja skor
yang
digunakan sebaiknya tidak terlalu banyak. Untuk
memudahkan pemberian skor pada se
tiap
langkah kerja maka setiap skor diberi deskripsi
berupa kriteria yang menunjukkan
tingkat
pencapaian pada langkah kerja terse
but.
Pemberian skor maksimal untuk setiap langkah
kerja yang akan dilakukan tidak harus
selalu
sama. Untuk langkah kerja yang
memerlukan
diberi skor maksimal yang
lebih tinggi
dibandingkan dengan langkah kerja yang
sifat- nya lebih mudah dilakukan.
Sedangkan
jumlah indikator untuk setiap rubrik
penilaian kinerja
berkisar antara 3-4 atau
maksi mal 10
(Rustaman, 2006).
Pengembangan instrumen
penilaia n
kinerja diawali dengan
penyusunan format
obsevasi. Selanjutnya diikuti
dengan penyusunan rubrik
penilaian kinerja.
Contoh
pengembangan instrumen
penilaian kinerja
yang meliputi format observasi
dan rubrik
penilaian kinerja adalah sebagai berikut.
Format Tabel
observasi berisi kriteria atau indikator yang 2
akan dinilai dan skor maksimal untuk masing- Format Observasi Kerja Enzim Katalase
masing kriteria tersebut. Penskoran Skor
No Indik a to r
0 1 2 3 4
masing- masing 1 Penyiapan alat dan bahan
indikator didasarkan pada tingkat 2 Ketepatan dan kerapian menyusun alat
3 Ketepatan langkah kerja dan waktu
kesulitan Mata Pelajaran : pelaksanaan
Biologi Kelas/Semester 4
Pencatatan data Penarikan kesimpulan
Penyusunan laporan
: XII/Ganjil 5
Tahun Pelajaran : 2016/2017 6

Judul : Kerja Enzim Katalase


Kompetensi Dasar : 4.2 Melaksanakan Pada contoh format observasi
percobaan dan diatas, penyiapan alat dan bahan diberi
menyusun laporan hasil skor maksimal 2
percobaan tentang cara yang berarti apabila alat dan baha
kerja enzim, fotosintesis, n y an g dibawa lengkap akan mendapat skor 2.
respirasi anaerob secara Indikator ketiga yaitu ketepatan langkah kerja
tertulis dalam berbagai dan waktu pelaksanaan di beri skor
media informasi maksimal 4 karena indikator ini sangat
. krusial dalam menentukan hasil akhir
Indikator : 4.2.1 Melakukan kinerja praktik. Selanjutnya format ob se r v
percobaan tentang faktor- asi perlu dilengkapi dengan rubrik
faktor yang penilaian. Dengan rubrik penilaian maka
mempengaruhi kerja setiap
enzim katalase indikator dapat diberi penilaian yang
4.2.2 Melaporkan hasil seobyektif mungkin.
percobaaan tentang
faktor- faktor yang
mempengaruhi kerja 356
enzim katalase
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

Tabel
Kesimpulan
3
Rubrik Penilaian Kinerja Kerja Enzim Dari pembahasan di atas dapat
Katalase ditarik kesimpulan bahwa penilaian kinerja
No Indikator Skor Kriteria
merupakan salah satu teknik penilaian yang
Menyiapkan seluruh alat dan bahan yang
sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata
2
diperlukan pelajaran Biologi SMA/MA khususnya pada
1 Penyiapan alat
dan bahan 1 Menyiapakan sebagian alat dan bahan aspek proses sains. Meskipun terdapat
yang diperlukan
0 Tidak menyiapkan alat bahan
perbedaan pandangan tentang batasan
Ketepatan dan k 3 Merangkai alat tepat dan rapi penggunaan istilah penilaian kinerja menurut
2 e r a p i a n 2 Merangkai alat tepat atau rapi Panduan Penilaian dengan para ahli. Sebelum
1 Merangkai alat tidak tepat dan tidak rapi
menyusun alat
0 Tidak membuat rangkaian alat melakukan penilaian kinerja, guru harus
4
Melakukan empat langkah kerja dengan mengembangkan format observasi dan
tepat
rubrik penilaian kinerja sesuai
3 Melakukantigalangkah kerja dengantepat
2 Melakukan dua langkah kerja dengan tepat kaidah penyusunannya. Dengan demikian
Ketepatan
langkah kerja
1 Melakukansatulangkah kerja dengan tepat diharapkan
3 0 Tidakmelakukanlangkahkerjadengantepat
dan waktu diperoleh hasil penilaian yang seoby
Langkah kerja :
pelaksanaan
1. Mengisi tabung reaksi dengan H2 O 2
ektif mungkin. []
2. Memotong hati dan memasukkan pada
tabung reaksi
3. Menutup mulut tabung reaksi dengan
menggunakan ibu jari.
4. Ambil lidi membara dan dekatkan ke mulut
tabung reaksi, lalu bukalah dan masukkan lidi
perlahan-lahan sambil diamati perubahannya
3 Mencatat dan mengolah data dengan tepat
Pencatatan dan 2 Mencatatataumengolahdata dengan tepat
4
pengolahan data 1 Mencatat dan mengolah data tidak tepat
0 Tidak mencatat dan mengolah data
3 Simpulan tepat
Penarikan 2 Simpulan kurang tepat
5 kesimpulan 1 Simpulan tidak tepat
0 Tidak membuatsimpulan
3 Memenuhi 3 kriteria
Penyusunan 2 Memenuhi 2 kriteria
6
laporan 1 Memenuhi 1 kriteria
0 Tidak memenuhi kriteria
Kriteria laporan :
1. Memenuhi sistematika laporan (judul,
tujuan, alat dan bahan, prosedur, data
pengamatan, pembahasan, kesimpulan)
2. Data, pembahasan, dan kesimpulan benar
Komunikatif

Daftar Pustaka
Biggs, A., dkk, 2004, Biology: The Dynamics of Life, Ohio: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Groarke., .A. dan Tindale., C. W., 2004. Reasoning Matters: A Constructive Approach to Critical Thinking
(Ed ke-3). Toronto Canada: Oxford University Press.
Harlen, W. (1992). The Teaching of Science. London: David Fulton Publishers.
Jasin, M., 2002, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta: PT, Raja Grafindo Persada.
Kemdikbud, 2014, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, Jakarta: Kemdikbud.
Kemdikbud, 2015, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar

357
Jurnal Diklat Keagamaan, Vol. 10, no. 4, Oktober-Desember 2016

dan Pendidikan Menengah, Jakarta: Kemdikbud.


Kemdikbud, 2015, Panduan Penilaian untuk Satuan Pendidikan Menengah Atas, Jakarta: Kemdikbud.
Kemdikbud, 2016, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Biologi SMA/MA, Jakarta:
Kemdikbud.
Moreno, R., 2010, Educational Psychology, New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Rustaman, N.Y. dkk., 2005, Strategi Belajar Mengajar Biologi (Edisi 1), Malang: Universitas Negeri Malang.
Rustaman, N.Y. 2006, ‘Penilaian Autentik (Authentic Assessment) dan Penerapannya dalam Pendidikan
Sains’, Google <file:///E:/ANDRAGOGI/KTI /2016/PENILAIAN_OTENTIK_ Sgr’06.pdf> (diakses 30
Desember 2015)
Slavin, R.E., 2008, Educational Psychyolog: theory and practice (Edisi ke-8), Boston: Pearson
Education, Inc.
Unesco, 2000, Handbook of Science Teachers, London: Paris Heinemann.
Wisconsin Education Association Council, 1996, ‘Performance Assessment’ Google, <https: //
www.learner.org/workshops/ socialstudies/pdf/session7/7. PerformanceAssessment. pdf >
(diakses 30 Desember 2015).
Wulan, 2015, ‘Penilaian Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Biologi’ Google, <http://
file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/197404171999032-ANA_RATNAWULAN/
handout_-penilaian_kinerja_dan_portofolio.pdf> (diakses 30 Desember 2015).

358

You might also like