You are on page 1of 13

Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937

Vol.5 No.1 Nopember 2016

PEMBELAJARAN PAUD BERTEMA GO GREEN


DENGAN PENDEKATAN EDUTAINING (EDUCATING AND ENTERTAINING)

Nasyi’ah Hasanah Purnomowati


Andi Asrihapsari
Hasan Fauzi
Universitas Sebelas Maret
nhp_wati@yahoo.com

ABSTRACT

Go Green attitude is very important to minimize global warming impacts.


This lifestyle would be more effective if it had been applicated since we were in the
early childhood education (PAUD). Whereas children are in the playing phase so
that the go green education concept must be educating and entertaining or shortly
called edutaining. Edutaining approach in PAUD could be done by using video to
persuade children catch the message about go green. Hopefully by using
edutaining,the development of go green character would be attainable. Therefore,
teachers in PAUD must be more creative in establishing curriculum for sustainability
education.
As a part of this community service project, researchers used PAUD IT Nur
Hidayah Surakarta as pilot project in applying edutaining go green curriculum by
some detail actions. Firstly, we use hydroponic installation as the learning media so
that children can learn and love plants. Secondly, kids were invited to recycle drink
bottles to become media planting. Afterwards, they plant vegetables on their own
pot. The next activities were harvesting their plants and cooking them. To expand
the edutaining idea, researches have invited 100 PAUD teachers in Surakarta to join
training of edutaining concept to build up go green curriculum and its applications.

Keywords: Global Warming, Go Green, PAUD, Education for Sustainability

59
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

PENDAHULUAN keberlanjutan lingkungan selalu terjaga.


Isu global warming yang ditunjuk Sementara itu, pendidikan memiliki
sebagai penyebab utama perubahan peran penting dalam perubahan
iklim di berbagai belahan dunia perilaku manusia. Anak-anak pada masa
memang selalu hangat untuk golden age, dimana perkembangan fisik,
dibicarakan. Isu ini selalu menjadi mental dan spiritual mulai terbentuk,
sorotan karena dampak yang membutuhkan pengetahuan dan
ditimbulkannya sangat serius dan keterampilan untuk memahami masalah
menyangkut banyak aspek kehidupan. yang ada di lingkungan mereka dan
Sofian et al (2011) menyatakan bahwa menemukan solusinya. Demi
peningkatan intensitas global warming mewujudkan masa depan yang
ditunjukkan dengan perubahan iklim, berkelanjutan (sustainable), peran
yang berdampak pada sektor kesehatan, pendidikan adalah memfasilitasi
pertanian, kehutanan dan transportasi. pentingnya berbagai pengetahuan,
Disamping berdampak langsung sikap dan perilaku untuk mencapai
terhadap perubahan iklim, global tujuan tersebut. Oleh karena itu,
warming menyebabkan semakin pembentukan pola pikir dan perilaku
meningkatnya akselerasi kenaikan suhu manusia dalam menerapkan kehidupan
permukaan laut, tinggi muka laut, dan keseharian yang berbasis lingkungan (go
mencairnya es baik di Antartika maupun green) efektif bila mulai ditanamkan
di Greenland. Sejak mencuatnya isu sejak anak menempuh pendidikan usia
tersebut, kesadaran masyarakat akan dini, seperti terlihat pada gambar di
pentingnya menjaga alam mulai bawah ini.
bermunculan.
Penting! Global
Masyarakat mulai tergerak untuk Menjaga Warming
menjaga kelestarian lingkungan demi Kelestarian & Perubahan
Lingkungan Iklim
meminimalisir dampak dari global
warming dan perubahan iklim. Salah cara
‘meminimalisi
satu upaya yang dilakukan adalah r’
dengan menerapkan pola hidup go Solusi: Go Green:
reduce, reuse,
Keberlanjutan
Lingkungan
Pola Hidup
green dimulai dari diri sendiri dan dari Go Green recycle,
replace
hal sederhana. Seperti yang dilakukan
oleh beberapa toko yang mulai cara
‘menanamkan’
memberlakukan tidak menyediakan
kantong plastik bagi konsumennya. Hal Pendidikan Go Kurikulum Keberlanjutan
Green PAUD Pendidikan
ini dilakukan agar konsumen pada Anak (anak masa
Usia Dini
menerapkan pola hidup go green Golden Age)

dengan membawa tas belanja sendiri


(reuse) serta meminimalisir sampah Gambar 1. Hubungan Global Warming,
kantong plastik (reduce). Dengan pola Go Green dan PAUD
hidup go green diharapkan

60
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

Pola Hidup Go Green keberlanjutan (sustainability).


Go green merupakan tindakan yang Pesan-pesan menjaga lingkungan
bertujuan untuk menyelamatkan bumi dan hidup dengan konsep go green akan
dari kerusakan sebagai akibat dari ulah semakin efektif apabila mulai
manusia dengan cara melakukan diterapkan pada anak usia dini. Masa
program yang menitikberatkan pada usia dini merupakan tahun-tahun
penghijauan lingkungan. Go green berharga bagi seorang anak untuk
terdiri atas 4R, yaitu reduce, reuse, mengenali berbagai macam fakta di
recycle dan replace lingkungannya sebagai stimulans
(www.pemalangkab.go.id). Reduce terhadap perkembangan kepribadian,
bertujuan untuk meminimalisisr psikomotor, kognitif maupun sosialnya
bertambahnya sampah atau sisa materi (Setyawan, 2014). Karena pada masa itu
dan barang yang telah digunakan. Reuse terjadi proses tumbuh kembang yang
artinya menggunakan kembali barang- sangat cepat dan tidak terjadi pada
barang yang fungsinya tidak sekali kelompok usia lain (www.depkes.go.id,
pakai. Recycle berarti mendaur ulang 2012).
sampah-sampah yang ada sedangkan
replace artinya adalah mengganti Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
barang-barang yang merusak Pendidikan memiliki peran penting
lingkungan dengan barang yang tidak dalam perubahan perilaku manusia.
merusak lingkungan Untuk itu pendidikan dianggap sebagai
(www.geocities.ws). hal yang terpenting dan utama dalam
Konsep go green ini sejalan dengan kehidupan sebagian besar orang. Setiap
konsep keberlanjutan (sustainability). orang memiliki hak untuk mendapatkan
Taylor et al (2015) menjelaskan bahwa pendidikan, seperti yang dijelaskan pada
masa depan yang berkelanjutan pasal 31 UUD 1945. Menurut UU No. 20
(sustainable) tergantung pada Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
hubungan antara empat hal yaitu sistem Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini
ekologi, ekonomi, sosial dan politik. (PAUD) adalah upaya pembinaan yang
Keseimbangan akan empat komponen ditujukan bagi anak sejak lahir sampai
tersebut sangat penting karena dengan usia enam tahun yang dilakukan
masyarakat dapat berfungsi secara baik melalui pemberian rangsangan
dalam jangka panjang apabila kita pendidikan untuk membantu
memiliki lingkungan alam yang sehat, pertumbuhan dan perkembangan
sistem ekonomi yang baik, dan proses jasmani dan rohani agar anak memiliki
politik yang berguna. Lebih lanjut, kesiapan dalam memasuki pendidikan
Taylor et al (2015) menjelaskan bahwa lebih lanjut. Penekanan pendidikan anak
rusaknya salah satu sistem, misalnya usia dini adalah pada pertumbuhan dan
sistem lingkungan akan mempengaruhi perkembangan fisik (koordinasi motorik
tiga sistem yang lain. Inilah yang disebut halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir,
complex interrelationship dalam konsep daya cipta, kecerdasan emosi dan

61
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

spiritual), sosio emosional (sikap dan Pendidikan untuk Keberlanjutan


perilaku serta agama), bahasa dan (Education for Sustainability/EFS)
komunikasi. Hal itu disesuaikan dengan Masa anak-anak membutuhkan
keunikan dan tahap-tahap pengetahuan dan ketrampilan untuk
perkembangan yang dilalui oleh anak memahami masalah yang ada di
didik. lingkungan mereka dan menemukan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 solusinya, karena pada masa ini adalah
Pasal 28 Bagian Ketujuh tentang masa golden age di mana
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan perkembangan fisik, mental dan
anak usia dini diselenggarakan sebelum spiritual mulai terbentuk. Demi
jenjang pendidikan dasar. Pendidikan mewujudkan masa depan yang
anak usia dini dapat diselenggarakan berkelanjutan (sustainable), peran
melalui jalur pendidikan formal, pendidikan adalah memfasilitasi
nonformal, dan/atau informal yang bisa pentingnya berbagai pengetahuan,
saling melengkapi dan memperkaya. sikap dan perilaku untuk mencapai
Pendidikan anak usia dini pada jalur tujuan tersebut. Oleh karena itu,
pendidikan formal berbentuk Taman perubahan pola pikir dan perilaku
Kanak-kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), manusia dalam menerapkan kehidupan
atau bentuk lain yang sederajat. keseharian yang berbasis lingkungan (go
Pendidikan anak usia dini pada jalur green) bisa dilakukan mulai anak
pendidikan nonformal berbentuk menempuh pendidikan usia dini (Early
Kelompok Bermain (KB), Taman Childhood Education for Sustainability-
Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain ECEfS). Namun sayangnya, Elliot dan
yang sederajat. Pendidikan anak usia Davis (2009) menyatakan bahwa
dini pada jalur pendidikan informal pendidikan usia dini cenderung kurang
berbentuk pendidikan keluarga atau melaksanakan isu keberlanjutan
pendidikan yang diselenggarakan oleh (sustainability) dibanding sektor
lingkungan. pendidikan yang lain. Alasannya adalah
Peneliti memiliki pemikiran bahwa keyakinan orang tua dan pendidik serta
proses pembelajaran pada anak usia miskonsepsi mengenai kemampuan
dini mengenai menjaga lingkungan serta anak-anak mereka.
hidup dengan konsep go green akan Menurut Quinn et al (2015a),
semakin tertanam dalam karakter anak pendidikan untuk keberlanjutan
apabila materi dibuat dengan fun (Education for Sustainability/EfS) yang
learning. Artinya, dengan tetap secara formal diartikulasikan di Australia
mengedepankan prinsip bahwa anak memiliki fokus pada tiga jenis ide.
usia dini berada pada masa bermain Pertama, kita perlu memahami bahwa
maka konsep materi harus mendidik sistem ini saling bergantung dan bahwa
(educating) dan menghibur semua makhluk hidup, termasuk
(entertaining), atau lebih singkat manusia, bergantung pada ekosistem
disebut edutaining. yang sehat untuk bertahan hidup.

62
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

Kedua, kita perlu mengenali saling anak, sekaligus berkaitan langsung


ketergantungan ini dan menghargai dengan keterlibatan aktif dan realitis
bahwa pandangan kita dibentuk oleh mereka sekarang. Dengan demikian,
pengalaman dan tindakan kita. Ketiga, anak-anak membentuk pikiran
kita perlu untuk merancang dan mengenai kebiasaan penting dan
melakukan tindakan yang disposisi afektif yang mungkin akan
memperhitungkan kebutuhan generasi dibawa selama hidupnya.
mendatang serta kita sendiri, yang Banyak hubungan timbal balik
mencerminkan nilai-nilai perawatan, lainnya di antara konsep-konsep di atas,
hormat dan tanggung jawab, serta yang mana bila kita memperhatikan
secara hati-hati diinformasikan, keberlanjutan harus memperhatikan
dirancang dan dievaluasi. Sebagai dimensi lingkungan, sosial, politik dan
contoh, konsumsi di Barat ekonomi. Konsep ini memang kompleks,
menggunakan sumber daya dunia apalagi untuk anak usia dini, tetapi
dengan jumlah yang tidak imbang dan sebagai pendidik kita harus kreatif
mengakibatkan polusi dan limbah dalam dalam mengemasnya sehingga mereka
jumlah besar. Hal ini juga memperburuk dapat memahaminya. Hal tersebut
perubahan iklim, yang kemungkinan menjadi salah satu latar belakang
akan menyebabkan penurunan lebih diperlukannya pelatihan bagi pendidik
lanjut terhadap keanekaragaman hayati. PAUD untuk meningkatkan wawasan
Menurut McCrea dan Littledyke konsep materi berbasis go green.
(2015), penting untuk diingat bahwa Berikut ini beberapa gagasan cara
meskipun anak-anak dianggap kunci mengajarkan EfS, sebagai bentuk
penting dari perubahan, terutama di pendidikan untuk keberlanjutan dari
konteks ECEfS, tetapi bukan peran atau para peneliti.
tanggung jawab mereka untuk a. Menurut Taylor et al (2015),
menyelamatkan planet untuk orang lain. Australian Department of the
Perkembangan kehidupan mereka Environment tahun 2009 menyusun
sehari-hari dan interaksi mereka dengan tujuan Australian Sustainable School
siklus bumi selama tahun-tahun awal Initiative yaitu agar setiap anggota
pendidikan mereka dapat komunitas sekolah serta komunitas
mencerminkan pembelajaran yang yang lebih luas terlibat dalam dalam
bermakna dan membawa perubahan perbaikan sustainabilitas. Meskipun
dalam jangka panjang. Sebagai contoh, program di Australia ini dijalankan
anak-anak mengumpulkan sisa makanan untuk sekolah pada tingkat dasar,
sayur dari rumah atau pusat makanan namun setidaknya menjadi referensi
untuk peternakan cacing atau bagaimana mengintegrasikan isu
pembuatan kompos. Pendekatan dan keberlanjutan ke dalam kegiatan
praktik keseharian di atas mungkin belajar mengajar. Inisiatif tersebut
memiliki dampak jangka panjang memiliki beberapa tujuan:
terhadap keyakinan dan tindakan anak- 1) belajar dan mengajar untuk

63
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

sustainabilitas sebagai bagian perlu dilakukan adalah


integral dari kurikulum sekolah; mengidentifikasi "konsep kaya"
2) sekolah terikat secara aktif dan (misalnya, keadilan sosial,
kontinu dalam siklus kesejahteraan, sumber daya dan
perencanaan, implementasi dan sebagainya). Siswa membayangkan
review pendekatan masa depan yang berkelanjutan yang
sustainabilitas sebagai bagian melibatkan hubungan yang sehat
dari operasi keseharian; dan bahagia di rumah, di sekolahan
3) sekolah dan otoritas sekolah dan di tempat bermain yang meliputi
melaporkan perubahan dunia nyata, alam dan sosial.
terhadap sustainabilitas; Selanjutnya, masa depan
4) sekolah menggunakan sumber berkelanjutan tersebut bisa
daya alam, termasuk energi, memberikan dorongan siswa untuk
sampah dan biodiversitas berbagai strategi perubahan yang
dengan cara yang lebih direncanakan. Setelah meneliti lebih
berkelanjutan (in a more lanjut dan menjelajahi “konsep kaya”
sustainable ways); ini, siswa dapat memilih untuk
5) pembagian kepemilikan atas bertindak dengan cara tertentu
inisiatif sustainabilitas dan untuk meningkatkan hubungan
pengambilan keputusan dengan mereka dengan seseorang di rumah,
generasi muda; di sekolah, di masyarakat atau
6) pekerjaan sekolah untuk dengan alam. Contoh tindakan yang
menuju pada sustainabilitas mungkin mereka pilih bisa saja
bermitra dengan komunitas merencanakan dan menciptakan
lokal; taman untuk memasok sayuran
7) sekolah dan otoritas sekolah organik segar untuk kantin sekolah
mengimplementasikan praktik dan restoran lokal. Tindakan ini
governance yang mendukung menyiratkan pembelajaran tentang
lingkungan pendidikan yang cara membuat interaksi dan
efektif untuk mencapai hubungan manusia dengan alam
sustainabilitas; yang sehat.
8) individu mendukung pilihan dan c. McCrea dan Littledyke (2015)
keputusan sustainabilitas yang mempunyai ide bentuk
efektif; dan pembelajaran berkelanjutan yang
9) sekolah dan komunitas fokus pada anak-anak sekitar tiga
mengembangkan nilai yang sampai lima tahun, yaitu
mendukung etos sustainabilitas. pembelajaran “saya yang lebih
b. Menurut Jenkins (2015), guru harus sehat” (a healthier me). Disini anak
mencari cara praktis dan mudah diakui sebagai pribadi yang aktif,
diadopsi untuk menggabungkan EfS kuat, mandiri, terutama ketika
di kurikulum. Dalam model ini, yang mereka berinteraksi dengan

64
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

temannya. Sebagai contoh, untuk 1) membantu kelangsungan hidup


dapat memahami contoh yang tanaman asli dan hewan lokal
diberikan, pertama kita harus dalam menghadapi kondisi iklim
mengkaji lebih dalam pembelajaran yang merugikan dengan mencoba
terpadu anak. Jadi apa yang berbagai metode penyiraman
dimaksud dengan sehat dalam dan perawatan;
konteks “saya yang lebih sehat”? 2) mendokumentasikan spesies
untuk menjawab pertanyaan ini, hewan atau tumbuhan lokal dari
pada awalnya kita bisa lihat konsep waktu ke waktu dan setiap
sehat ini dari cara pandang orang perubahan populasi yang
dewasa terlebih dahulu, baru setelah mungkin terkait dengan
itu kita lihat dari cara pandang anak. degradasi lingkungan;
Menjadi “lebih sehat” adalah 3) menulis surat kepada badan
tentang jumlah atau sehat secara pemerintah daerah mengenai
keseluruhan. Bentuk pembelajaran perlindungan habitat asli
ini dibangun di atas pendidikan setempat; dan
menyeluruh yang dijalani anak 4) berbicara dengan orang lain
berkaitan dengan pendekatan (teman sekelas/orang tua)
keberlanjutan. Rencana pendidik tentang hewan dan tumbuhan
serta pertanyaan dan tindakan anak- unik yang telah beradaptasi
anak mewakili kurikulum bidang untuk hidup di habitat lokal
pelajaran yang saling terhubung dan mereka, dan mungkin membuat
terintegrasi. peta di mana mereka tinggal.
d. Menurut Quinn et al (2015b), ilmu e. Menurut Everett et al (2015),
sebagai media untuk kegiatan seni (atau produk dari
mempromosikan pemahaman kegiatan seni) dapat membahas isu
tentang isu-isu yang berkaitan keberlanjutan dan dapat disajikan
dengan keberlanjutan dan dalam ruang publik untuk tujuan
bagaimana aktivitas manusia praktik-praktik berkelanjutan. Teknik
mempengaruhinya, serta seperti proses drama dapat
memberikan sebuah keharusan memberikan siswa pengalaman
untuk tindakan perbaikan, nyata dalam kegiatan dengan cara
mengingat bahwa masa depan tidak proaktif untuk melindungi atau
berkelanjutan merupakan bencana. memperbaiki warisan alam. Karya
Idealnya, siswa harus seni dapat menggambarkan
mengidentifikasi ide untuk tindakan transformasi lingkungan dari
mereka sendiri yang berkaitan kehancuran ke pembaharuan,
dengan konsep adaptasi dan habitat. komposisi musik dan lagu dapat
Beberapa pilihan yang mungkin memfokuskan tentang pembaharuan
dapat mencakup: lingkungan.
f. Kennelly dan Elliott (2015)

65
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

menjelaskan bahwa kegiatan dalam perkembangan area penelitian


berkebun makanan di sekolah dapat mengenai ECEfS. Ide-ide praktis yang
digunakan untuk tujuan eksplorasi berkaitan dengan pendidikan
keberlanjutan. Bahan makanan yang keberlanjutan (sustainability) bagai anak
ditumbuhkan di sekolah mempunyai usia dini meliputi, kebun sayuran, daur
manfaat yang banyak serta dapat ulang, kompos, kebun cacing,
dihubungkan dengan tujuan dan isi memelihara ayam, menggunakan
dari kurikulum. Guru kelas dapat kembali barang-barang, bermain dan
menggunakan taman sebagai belajar di alam, diskusi mengenai
sumber daya mengajar. Kurikulum lingkungan dan keberlanjutan,
Australia dan New Zealand menanam pohon, konservasi air/hutan,
menawarkan dasar yang kuat dimana kemitraan keberlanjutan dengan
guru dapat merencanakan dan masyarakat, panel solar, aboriginal
mengembangkan program berkebun perspectives, konservasi dan efisisensi
mereka. Sebuah kebun bukan hanya energi serta perencaaan kebijakan
sebuah kebun tetapi merupakan tentang keberlanjutan. Hasil survei Hill
miniatur dimana siswa dapat tersebut diringkas dalam gambar di
mengeksplorasi untuk mendapatkan bawah ini.
pemahaman, keterampilan dan nilai-
nilai sepadan dengan hidup yang
berkelanjutan, cara berpikir
berkelanjutan, dan melakukan dan
bekerjasama dengan orang lain.
Program pendidikan go green
untuk anak dilakukan melalui
pemberian pemahaman bahwa aktivitas
kesehariannya, di rumah maupun di
sekolah, mempengaruhi lingkungannya.
Pemahaman akan diperoleh melalui
pelajaran di kelas, community field trips,
serta aktivitas di luar sekolah yang
mengikat anak-anak dengan pendidikan
Gambar 3. Frekuensi Ide Praktis ECEfS
sustainabilitas. Dalam hal ini, guru-guru
Sumber: Hill et al (2014)
PAUD memiliki peran sangat penting
sebagai pihak yang melakukan transfer
METODE/APLIKASI
pengetahuan dan pengalaman.
Subjek dari pengabdian masyarakat
Hill et al (2014) mengeksplorasi
ini adalah pendidik PAUD di seluruh
konseptualisasi dan ide praktis seperti
wilayah Surakarta dan PAUD IT
yang dilaporkan oleh guru PAUD,
(Pendidikan Anak Usia Dini Islam
pendidik serta orang tua di Tasmania.
Terpadu) Nur Hidayah Surakarta sebagai
Artikel Hill ini sangat berkontribusi
pilot project-nya. Sedangkan objeknya

66
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

adalah pembelajaran PAUD bertema go edutaining terhadap para pendidik


green dengan pendekatan edutaining. PAUD di Surakarta.
Untuk melakukan koordinasi dengan
PAUD di seluruh wilayah Surakarta, tim HASIL, PEMBAHASAN, DAN DAMPAK
pengabdian melakukan kerja sama Peneliti yang saat ini menjadi
dengan HIMPAUDI (Himpunan Pendidik Anggota Komite Sekolah PAUD IT Nur
Anak Usia Dini) Surakarta. Selain itu, tim Hidayah Surakarta telah melakukan
pengabdian juga melakukan kerja sama wawancara dengan beberapa
dengan tim Grow Green Surakarta pendidiknya. Kurikulum yang digunakan
terkait project bertemakan go green di PAUD IT Nur Hidayah adalah Kurtilas
dalam penerapan pembelajaran (Kurikulum 2013) yang mengacu pada
edutaining di PAUD. Permendiknas No. 58 Tahun 2009.
Garis besar dari aplikasi kegiatan Selanjutnya, sekolah yang tergabung
pengabdian masyarakat ini adalah dalam JSIT (Jaringan Sekolah Islam
sebagai berikut. Terpadu) menyusun garis-garis besar
a. Melakukan wawancara dengan penjabaran dan pelaksanaan kurikulum
beberapa pendidik di PAUD IT Nur tersebut sedangkan untuk
Hidayah Surakarta untuk mengetahui pengembangan pelaksanaan teknisnya
lingkungan pendidikan dari subjek diserahkan kepada masing-masing
pengabdian. sekolah. Kurtilas tersebut dijabarkan ke
b. Melakukan pilot project dengan dalam aspek perkembangan, standar
menerapkan konsep edutaining perkembangan, perkembangan dasar
bertema Go Green di PAUD IT Nur dan indikator PAUD.
Hidayah Surakarta. Beberapa Tema-tema lingkungan dan go
kegiatan yang dilakukan adalah: green telah masuk ke dalam kurikulum
1) melihat dan meringkas yang diterapkan di PAUD IT Nur Hidayah
video/film pendek/animasi Surakarta. Misalnya dalam aspek
bertema go green, pengembangan dasar yaitu anak-anak
2) memasang instalasi hidroponik terbiasa menjaga lingkungan. Indikator
sebagai media pembelajaran, yang disusun untuk terbentuknya
3) membuat pot tanaman dari kebiasaan menjaga lingkungan
botol bekas, diantaranya adalah tidak coret-coret
4) aksi tanam sayur bersama tembok, buang sampah pada
menggunakan pot recycle tempatnya, hemat listrik dan air, serta
buatan sendiri, membersihkan alat makan, dan
5) merawat tanaman sayur di sebagainya. Dalam pelaksanaannya,
rumah, pola pembentukan karakter untuk
6) memanen sayuran hidroponik menciptakan pribadi yang peduli
dan memasaknya di sekolah. lingkungan tidak terbatas pada apa yang
c. Melakukan pelatihan dan sudah disusun dalam kurikulum sekolah.
penyuluhan mengenai konsep Pada kasus-kasus tertentu hal itu dapat

67
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

dilaksanakan secara insidental. Misalnya penggunaan hidroponik adalah instalasi


pada bulan Maret 2015 yang lalu, saat ini dapat dipasang di sekolah dengan
terjadi banjir di beberapa titik di wilayah lahan terbatas. Setelah instalasi
kota Surakarta, anak-anak diajak hidroponik terpasang di PAUD IT Nur
melakukan kerja bakti membersihkan Hidayah, para guru melibatkan para
sampah di sekitar sekolah. Aktivitas anak didiknya dalam kegiatan menanam
tersebut dilakukan untuk memberikan sayuran. Kegiatan dimulai dari aktivitas
pemahaman bahwa salah satu menyemai, menanam (memindahkan
penyebab banjir adalah membuang bibit ke pipa hidroponik), merawat
sampah tidak pada tempatnya, misalnya tanaman, memberi tambahan nutrisi
di sungai dan selokan. dan air, memanen sayuran serta
Pilot project pembelajaran PAUD memasak sayuran hasil panen.
bertema go green dengan pendekatan Kegiatan ketiga adalah membuat
edutaining, dilakukan di PAUD IT Nur pot tanaman dari botol bekas. Limbah
Hidayah Surakarta oleh tim pengabdian botol minuman bagi kebanyakan orang
dengan dibantu oleh tim Grow Green. dianggap sebagai sampah yang kurang
Kegiatan pertama adalah melihat bermanfaat. Botol plastik
video/film pendek/animasi bertema go membutuhkan ratusan bahkan ribuan
green. Para guru diberi pemahaman tahun agar dapat terurai. Alangkah
bahwa penggunaan video baiknya, botol plastik tersebut dapat
mempermudah penyampaian pesan kita jadikan sebagai kerajinan tangan
karena sifatnya menghibur dengan yang berseni, seperti pot tanaman. Hal
konten yang tetap mendidik. Video- ini akan bermanfaat untuk
video tersebut dapat diperoleh dari menyelamatkan bumi dari limbah tak
www.youtube.com dengan kata-kata terurai sekaligus sebagai media kreasi
kunci seperti: go green, global warming, agar anak berpikir kreatif bahwa
konservasi lingkungan, dll. Para guru “sampah” dan berbagai barang bekas di
dapat memilih video dalam bentuk sekitar kita dapat diubah menjadi
animasi atau kartun yang menarik bagi sesuatu yang lebih bermanfaat. Setelah
anak-anak. Di kelas, film/video tersebut para anak didik selesai membuat pot
dirangkai oleh para guru berdasarkan tanaman dari botol bekas, para guru
tema/pesan yang akan disampaikan mengarahkannya untuk menanam sayur
kepada para anak didiknya. Setelah pada pot tersebut.
melihat tayangan video tersebut, para Kegiatan keempat adalah aksi
guru mengajak para anak didiknya menanam sayur bersama dan merawat
untuk berdiskusi mengenai ringkasan tanaman tersebut di rumah. Setelah
pesan yang disampaikan dalam video kegiatan membuat pot dan menanam
tersebut. sayur di sekolah, maka tanaman dapat
Kegiatan kedua adalah dibawa pulang untuk ditindaklanjuti
pemasangan instalasi hidroponi sebagai dirawat di rumah masing-masing. Untuk
media pembelajaran. Keuntungan itu perlu adanya aktivitas pemantauan,

68
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

agar kegiatan anak yang ditindaklanjuti kurikulum berbasis go green semakin


di rumah dapat terpantau dengan baik. berkembang.
Untuk memantau perkembangan
aktivitas anak, diperlukan adanya peran PENUTUP
dari 2 (dua) pemantau, yaitu guru yang Pola hidup go green sangat penting
memantau aktivitas di sekolah dan untuk diterapkan karena dapat
orang tua/ wali dari anak didik yang meminimalisir dampak global warming.
memantau aktivitas di rumah. Untuk dapat menjadi pola hidup,
Alat untuk mempermudah proses penanaman go green ini efektif apabila
pemantauan di atas adalah dilakukan sejak anak usia dini, yaitu
menggunakan Lembar Pemantauan. pada masa golden age, karena pada
Lembar Pemantauan ini bisa dibuat 2 masa ini tumbuh kembang anak
lembar. Lembar Pemantauan 1 diisi berjalan sangat cepat khususnya
oleh orang tua/wali dari anak didik dan jaringan otak dan syaraf. Sementara itu,
Lembar Pemantauan 2 diisi oleh guru. pendidikan memiliki peran penting
Di samping menggunakan Lembar dalam perubahan perilaku manusia.
Pemantauan, bisa juga dibantu dengan Dengan demikian, pembentukan pola
menggunakan aplikasi WhatsApp di pikir dan perilaku manusia dalam
telepon seluler. Melalui WhatsApp, menerapkan kehidupan keseharian
guru bisa meminta orang tua/wali yang berbasis go green efektif bila
untuk memotret tanaman anak mulai ditanamkan sejak anak
kemudian mengirimnya ke grup menempuh pendidikan usia dini.
WhatsApp. Setelah itu, guru dapat Pendekatan dan praktik keseharian ini
mengkompilasi Lembar Pemantauan bisa berdampak jangka panjang
dan foto-foto tanaman anak, menilai terhadap keyakinan dan tindakan anak-
dan memberikan reward bagi anak yang anak, sehingga kemungkinan akan
berhasil merawat tanamannya dengan dibawa selama hidupnya.
baik. Anak usia dini berada pada masa
Dalam rangka mengembangkan bermain maka konsep materi harus
pemikiran mengenai pembelajaran mendidik (educating) dan menghibur
PAUD dengan konsep edutaining (entertaining), atau disebut edutaining.
bertema go green di atas, langkah Pendekatan edutaining bertema go
berikutnya adalah dengan mengadakan green bisa dilakukan dengan cara
pelatihan bagi 100 pendidik PAUD yang melihat dan menangkap pesan dalam
berasal dari lima Kecamatan di video/film pendek/animasi bertema go
Surakarta, yaitu Kecamatan Banjarsari, green, membuat pot daur ulang dan
Kecamatan Laweyan, Kecamatan menanam sayur pada pot tersebut serta
Jebres, Kecamatan Serengan dan menggunakan instalasi hidroponik
Kecamatan Pasar Kliwon. Melalui sebagai media belajar go green bagi
pelatihan ini, diharapkan wawasan anak-anak. Diharapkan dengan
pendidik PAUD dalam menyusun pendekatan edutaining, pembentukan

69
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

karakter anak yang merupakan tujuan DAFTAR PUSTAKA


awal pembelajaran akan tercapai. Elliott, S. dan Davis J.. 2009. “Exploring
Untuk itu pendidik harus kreatif the Resistance: An Australian
untuk menggabungkan education for Perspective on Educating for
sustainability (EfS) di kurikulum. Sustainability in Early
Dengan latar belakang tersebut maka Childhood”. International
diperlukan pelatihan bagi pendidik Journal of Early Childhood. Vol
PAUD untuk meningkatkan wawasan 47, No 2, hal. 65-77.
mengenai materi berbasis go green
dengan pendekatan edutaining. Melalui Everett, Lynn; Genevieve Noone;
pelatihan tersebut, diharapkan Margaret Brooks dan Ros
wawasan pendidik PAUD dalam Littledyke. 2015. Sustainability
menyusun kurikulum berbasis go green and the Creative Arts. Sense
semakin berkembang, sehingga Publishers: Rotterdam.
pembentukan karakter anak dalam
menerapkan kehidupan keseharian Hill, Allen; Nadine McCrea, S. Emery; D.
yang berbasis go green juga semakin Nailon; J.M. Davis; J. Dyment
berkembang. dan S. Getenet. 2014.
“Exploring How Adults Who
UCAPAN TERIMA KASIH Work with Young Children
Tim Pengabdian Masyarakat dalam Conceptualise Sustainability and
kegiatan ini mengucapkan terima kasih Describe their Practice
kepada: Initiatives”. Australasian Journal
a. HIMPAUDI Kota Surakarta yang telah of Early Childhood. Vol 39, No 3,
memfasilitasi pendataan PAUD dan
pendidik PAUD sehingga sosialisasi Jenkins, Kathy. 2015. How to Teach
dan pelaksanaan pelatihan berjalan Education for Sustainability,
dengan sukses. Integrating Theory and Practice.
b. PAUD IT Nur Hidayah Surakarta yang Sense Publishers: Rotterdam.
bersedia menjadi pilot project
Kennelly, Julie dan Sue Elliott. 2015.
pengembangan materi PAUD
Sustainable Gardening Across
berbasis go green.
the Curriculum. Sense
c. Tim Grow Green Project sebagai
Publishers: Rotterdam.
aktivis dan praktisi bisnis di bidang
go green yang memberikan
McCrea, Nadine dan Ros Littledyke.
dukungan penuh atas
2015. Young Children Sampling
terselenggaranya kegiatan
Sustainable Learning as
pengabdian masyarakat ini.
Healthier Me. Sense Publishers:
Rotterdam.

70
Jurnal SEMAR, ISSN 2302-3937
Vol.5 No.1 Nopember 2016

Quinn, Frances; Michael Littledyke dan http://puslitbang.bmkg.go.id/j


Neil Taylor. 2015a. Issues and mg/index.php/jmg/article/view
Dimensions of Sustainability. File/86/80, diakses 4 Juli 2016.
Sense Publishers: Rotterdam.
Taylor, N.; Frances Quinn dan Chris
Quinn, Frances; Sue Elliott; Neil Taylor Eames. 2015. Educating for
dan Michael Littledyke. 2015b. Sustainability: Teaching for
Education for Sustainability in Futures. Sense Publishers:
Primary Science Education. Rotterdam.
Sense Publishers: Rotterdam.
www.depkes.go.id. 2012. “Penuhi
Setyawan, Davit. 2014. “Pemenuhan Kebutuhan Gizi Pada 1000 Hari
Hak Pendidikan Anak Sejak Usia Pertama Kehidupan” dalam
Dini” dalam http://www.depkes.go.id/articl
http://www.kpai.go.id/artikel/p e/view/2014/penuhi-
emenuhan-hak-pendidikan- kebutuhan-gizi-pada-1000-hari-
anak-sejak-usia-dini/, diakses 18 pertama-kehidupan.html,
Juli 2016. diakses 25 Juli 2016.

Sofian, Ibnu; Agus Supangat; M.S. www.geocities.ws/rq_da_richii/hijau.ht


Fitriyanto dan Roni Kurniawan. ml , diakses 15 Februari 2016.
2011. “Memahami dan
Mengantisipasi dampak www.pemalangkab.go.id , diakses 15
Perubahan Iklim pada Pesisir Februari 2016.
dan Laut di Indonesia Bagian
Timur”. Jurnal Meteorologi dan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.
Geofisika. Vol 12, No 1. Dalam Sistem Pendidikan Nasional.

71

You might also like