You are on page 1of 18

JURNAL

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP BAGAN


PERAHU PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH TENGAH MALAM DI
KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

OLEH

ILHAM CANIAGO

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2019
1

COMPARISON OF CAPTURE RESULTS OF CAPTURE TRACKS OF


BOATS AT THE PREVIOUS AND AFTER MIDDLE NIGHT AT KOTO XI
DISTRICT TARUSAN, PESISIR SELATAN DISTRICT, WEST
SUMATERA PROVINCE

Ilham Caniago1* Syaifuddin2 Pareng Rengi2


*Email: ilhamcaniago19@gmail.com

ABSTRACK

This research was conducted from June to July in Koto XI Tarusan


subdistrict, Pesisir Selatan Regency, West Sumatra Province. This study aims to
determine the comparison of boat chart catches in the amount of weight (kg),
number of individuals (tails) and fish species before and after midnight fishing in
Koto XI Tarusan District, Pesisir Selatan Regency, West Sumatra Province. The
method used in this study is a participatory method, which is catching data on
catches in the fishing ground (fishing ground) by participating in the process of
catching boat fishing gear. All data obtained are processed and processed by t test
analysis. The results of this study based on statistical tests conducted there are
differences in catches of boat chart fishing equipment based on the amount of
weight before midnight and after midnight where thit 4.10 is greater than ttab
3.067 so the initial hypothesis is rejected means that there is a difference in the
number of results composition catch between the time before midnight and after
midnight.

Keywords: Boat Chart Fishing Equipment, Comparison, Test Analysis t

1) Student Of Fisheries And Marine Faculty., University Of Riau


2) Lecturer Of Fisheries And Marine Faculty, University Of Riau
2

PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN ALAT TANGKAP BAGAN


PERAHU PADA SAAT SEBELUM DAN SESUDAH TENGAH MALAM DI
KECAMATAN KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN
PROVINSI SUMATERA BARAT

Ilham Caniago1) Syaifuddin 2) Pareng Rengi2)

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli di Kecamatan Koto XI
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil tangkapan bagan perahu dalam
jumlah berat (kg), jumlah individu (ekor) dan jenis ikan pada penangkapan
sebelum dan sesudah tengah malam di Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten
Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode partisipatif, yaitu pengambilan data hasil tangkapan di daerah
penangkapan (fishing ground) dengan ikut serta dalam melakukan proses
penangkapan alat tangkap bagan perahu. Seluruh data yang diperoleh diproses dan
diolah dengan analisis Uji t. Hasil dari penelitian ini Berdasarkan uji statistik yang
dilakukan terdapat perbedaan hasil tangkapan alat tangkap bagan perahu
berdasarkan jumlah berat pada sebelum tengah malam dan sesudah tengah malam
dimana thit 4,10 lebih besar dari ttab 3,067 sehingga hipotesis awal ditolak artinya
terdapat perbedaan jumlah komposisi hasil tangkapan antara waktu sebelum
tengah malam dan sesudah tengah malam.

Kata Kunci: Alat Tangkap Bagan Perahu, Perbandingan, Analisis Uji t

1) Mahasiswa Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau


2) Dosen Fakultas Perikanan Dan Kelautan, Universitas Riau

I. Pendahuluan
Provinsi Sumatera Barat diantaranya kota Padang, Pariaman,
berada di pantai barat pulau Kabupaten Pesisir Selatan, Pasaman
Sumatera memiliki potensi kelautan Barat dan Agam (BPS Padang,
dan perikanan yang sangat besar. 2014).
Sayangnya, pemberdayaan sektor Kecamatan Koto XI Tarusan,
perikanan ini belum optimal, Desa Mandeh mempunyai wilayah
sehingga belum menghasilkan laut dengan potensi perikanan yang
produktivitas yang signifikan besar, menjadikan desa ini sebagai
terhadap perekonomian daerah ini. kawasan yang mayoritas warganya
Potensi kelautan dan perikanan di bekerja sebagai nelayan. Alat
Provinsi Sumatera Barat tersebar di tangkap yang digunakan nelayan di
tujuh daerah kabupaten dan kota Desa Mandeh Kecamatan Koto XI
3

Tarusan meliputi alat tangkap bagan Berdasarkan kebiasaan ikan


perahu, pancing tonda, gill net, dalam mencari makan baik pada
payang dan lain lain. sebelum tengah malam dan setelah
Bagan merupakan salah satu tengah malam, perlu dilihat jumlah
jaring angkat yang dioperasikan di hasil tangkapan alat tangkap bagan
perairan pantai pada malam hari perahu. Hasil tangkapan yang dilihat
dengan menggunakan cahaya lampu meliputi jumlah hasil tangkapan pada
sebagai faktor penarik ikan (Takril, sebelum tengah malam dan setelah
2008). tengah malam, jumlah individu
Dalam perikanan tangkap (ekor) yang tertangkap pada sebelum
sumber cahaya berasal dari alam dan tengah malam dan setelah tengah
buatan. Sumber cahaya alami yaitu malam dan jenis-jenis ikan apa saja
berasal dari matahari dan bulan. Pada yang tertangkap pada sebelum
saat bulan purnama cahaya dari tengah malam dan setelah tengah
bulan menyebar ke seluruh malam. Agar diketahui perbandingan
permukaan perairan maka ikan-ikan hasil tangkapan pada kedua waktu
juga ikut menyebar. Hal ini tersebut.
menyebabkan nelayan yang Tidak ada perbedaan
melakukan kegiatan penangkapan karakteristik alat tangkap bagan
ikan pada malam hari dengan perahu yang ada di Kecamatan Koto
menggunakan alat bantu cahaya XI Tarusan dengan bagan perahu di
(cahaya buatan). daerah lain, namun dalam
Bagan perahu merupakan alat pengoperasiannya nelayan harus
tangkap yang dioperasikan pada memiliki keahlian khusus. Nelayan
malam hari dengan menggunakan harus mengatahui daerah yang teapa
cahaya lampu sebagai alat bantu untuk melakukan. Keahlian tersebut
untuk mengumpulkan ikan. bisa didapatkan melalui pendidikan,
Konsumsi solar yang cukup tinggi pelatihan khusus dan juga melalui
pada pengoperasian bagan perahu kebiasaan kebiasaan nelayan.
akan berpengaruh terhadap Nelayan bagan perahu di
pendapatan nelayan (Rahmawati, Kecamatan Koto XI Tarusan
Irnawati dan Rahmawati, 2017). melakukan penangkapan 1 hari
Hasil tangkapan sangat dalam satu trip. Nelayan sendiri tidak
dipengaruhi oleh kebiasaan tingkah memiliki daerah penangkapan yang
laku ikan dan cara ikan beradaptasi tetap. Jenis ikan hasil tangkapan dari
dengan lingkungannya. Salah satu bagan perahu yaitu ikan teri, ikan
organ yang berperan dalam tembang, ikan baledang, ikan maco
membentuk tingkah laku ikan dan cumi-cumi.Nelayan bagan
terhadap lingkungan adalah mata. perahu di kecamatan Koto XI tarusan
Organ mata pada dasarnya mengoperasikan alat tangkap pada
mempunyai prinsip kerja yang sama dua waktu yang berbeda yaitu, pada
yaitu bekerja dengan pengaruh sebelum tengah malam kisaran jam
cahaya, yang membedakan adalah 18.00 - 24.00 WIB dan sesudah
ada ikan yang aktif mencari makan tengah malam di kisaran jam 24.00 -
di siang hari (diurnal) dan ada yang 06.00 WIB.
aktif dimalam hari (nocturnal) dalam Adanya penurunan yang
mencari makan (Fujaya, 2004). terjadi pada produktifitas hasil
tangkapan nelayan bagan perahu
4

yang mengakibatkan banyaknya Tujuan Penelitian


nelayan yang tidak lagi
mengoperasikan kapal bagan perahu Tujuan penelitian ini adalah
untuk melakukan penangkapan yang untuk mengetahui perbandingan hasil
disebabkan oleh tidak sesuainya tangkapan bagan perahu dalam
biaya yang digunakan dalam jumlah berat (kg), jumlah individu
penangkapan dengan hasil yang (ekor) dan jenis ikan pada
didapat saat melakukan penangkapan sebelum dan sesudah
penangkapan. tengah malam di Kecamatan.
Perumusan Masalah II. METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Jumlah hasil tangkapan
sangat dipengaruhi oleh tingkah laku Penelitian ini telah
ikan dancara ikan beradaptasi dengan dilaksanakan pada bulan 26 juni- 8
lingkungannya. Hasil tangkapan juli 2019 di Kecamatan Koto XI
yang beragam jenisnya maka perlu Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan
dilakukan perbandingan hasil Provinsi Sumatera Barat.
tangkapan pada waktu sebelum
tengah malam dan sesudah tengah Bahan dan Alat Penelitian
malam.
Adanya perubahan dari tingkah Adapun alat-alat yang
laku ikan yang terjadi pada kedua digunakan untuk menunjang
waktu tersebut sehingga perlu untuk kelengkapan data selama penelitian
mengetahui bagaimana komposisi yaitu :
dan jumlah hasil tangkapan antara 1. Alat tangkap Bagan Perahu 2
sebelum dan sesudah tengah malam unit
hari tidak begitu diperhitungkan. 2. Timbangan : untuk
mengetahui berat hasil
tangkapan ikan
3. Kamera : Sebagai alat
dokumentasi selama
penelitian
4. Penggaris : untuk mengukur
panjang ikan
5. Secchi disk : mengukur
kecerahan perairan
6. Laptop : untuk mengolah data
7. Alat Tulis : seperti pulpen
dan note untuk mencatat data
hasil tangkapan dan data
lainnya.
Sedangkan bahan yang
digunakan adalah hasil tangkapan
alat tangkap bagan perahu yang
didaratkan serta kuisoner sebagai
pedoman menggali informasi
lainnya.
5

Metode Penelitian 1. Perbandingan Hasil


Tangkapan Menggunakan Uji
Metode yang digunakan dalam T (Sudjana, 1982)
penelitian ini adalah metode Untuk mengetahui adanya
partisipatif, yaitu pengambilan data pengaruh perbedaan terhadap
hasil tangkapan di daerah jumlah hasil tangkapan alat tangkap
penangkapan (fishing ground) bagan perahu secara keseluruhan
dengan ikut serta dalam melakukan dalam jumlah hasil berat (kg) maka
proses penangkapan alat tangkap dilakukan uji-t (Sudjana,1982) :
bagan perahu.

Prosedur Penelitian

Adapun langkah-langkah yang


dilakukan dalam penelitian ini yaitu:
1. Mempersiapkan alat tangkap
bagan perahu serta alat dan
bahan yang akan digunakan
dalam penelitian
2. Menentukan daerah Keterangan :
penangkapan alat tangkap
bagan perahu = rata-rata hasil tangkapan bagan
3. Pengoperasian alat tangkap. perahu pada sebelum tengah malam
Pengoperasian penangkapan
dilakukan pada sebelum (dalam kg)
tengah malam dimulai dari
jam 18.00 – 24.00 WIB dan = rata-rata hasil tangkapan bagan
pada setelah tengah malam perahu pada sesudah tengah malam
dari jam 24.00 – 06.00 WIB.
4. Setelah ikan tertangkap di (dalam kg)
dalam jaring, ikan dinaikan n1 = jumlah sampel pertama
ke atas kapal.
5. Hasil tangkapan kemudian n2 = jumlah sampel kedua
diidentifikasi jenis, berat dan
jumlahnya. Hasil dari Sp = standar deviasi gabungan
identifikasi dimasukan ke
S12 = ragam
tabel yang selanjutnya
dianalisis untuk melihat Nilai thit lalu dibandingkan
perbedan jumlah dan jenis dengan ttab apabila thit lebih besar dari
hasil tangkapan sebelum dan pada ttab maka hipotesis yang
sesudah tengah malam. diajukan ditolak, tetapi jika thit lebih
besar dari pada ttab maka hipotesis
Analisis Data diterima.
Analisis Data yang digunakan
untuk mencapai tujuan penelitian
adalah jumlah hasil tangkapan yang
diukur dalam berat (kg) sebagai
berikut :
6

III. HASIL DAN Jarak lokasi Pelabuhan Perikanan


PEMBAHASAN dengan pusat kecamatan 4 km, ke
Hasil pusat kabupaten Pesisir Selatan 20
Keadaan Umum Daerah Penelitian km dan ke pusat Provinsi Sumatera
Barat (Padang) 65 km.
Menurut badan pusat statistik Kapal Alat Tangkap Bagan
tahun 2014 Kabupaten Pesisir Perahu
Selatan Kecamatan XI Koto Tarusan
merupakan daerah paling utara dari Adapun spesifikasi kapal
Kabupaten Pesisir Selatan, secara bagan perahu yang menjadi objek
geografis terletak pada 0°59,00’ - pada saat pengambilan data adalah
1°17,30’ Lintang Selatan dan sebagai berikut :
100°19,00’ - 100°34,70’ Bujur
Timur. Kecamatan Koto XI Tarusan
memiliki luas 425,63 km² atau 7,40
dari luas Kabupaten Pesisir Selatan.
No Spesifikasi Kapal Km.Tiga Putra 06 (A) Km. Dio 01 (B)

1 Nama Pemilik Raihandes putra Tusriadi

2 Mesin Kapal Mitsubishi fuso 140 PK Mitsubishi fuso 120 PK

3 Panjang Kapal 19,08 m 19,36 m

4 Lebar Kapal 4,70 m 4,36 m

5 Dalam/Tinggi 1,40 m 1,28 m

6 Tonase Kotor 27 GT 27 GT

7 Tanda Selar GT.27 No.1248/Aaa GT.27 No. 608/Aaa

8 Bahan Kapal Kayu Kayu

9. Mesh size Jaring 4 mm 4 mm

10. Tinggi/Dalam Jaring 17 m 17 m

11. Lebar Jaring 21 m 21 m

12. Pangjang Jaring 21 m 21 m

13. Daya Lampu 5000 watt 5000 watt

14. Banyak Lampu 50 buah 50 buah

diteliti ialah sama dan melakukan


Kapal yang menjadi objek penangkapan 1 hari penangkapan.
pengamatan adalah kapal milik Konstruksi Alat Tangkap Bagan
nelayan setempat. Setiap kapal diisi Perahu
oleh 14 orang nelayan yang terdiri Adapun spesifikasi alat
dari 1 orang nahkoda kapal, 1 orang tangkap bagan perahu adalah sebagai
mekanik, 1 orang juru lampu dan 11 berikut :
orang abk. Spesifikasi alat tangkap
bagan perahu dari kedua kapal yang
7

Daerah Penangkapan b) Penurunan Jaring (Setting)


Setelah sampai di daerah
Nelayan bagan perahu di penangkapan jangkar diturunkan,
Kecamatan Koto XI Tarusan, dalam kemudian nelayan memperbaiki
melakukan pengoperasian alat jaring dan memancing, setelah cuaca
tangkap bagan perahu memerlukan sudah mulai gelap lampu pun mulai
waktu tempuh ± 1 jam dari di hidupkan, waring diikatkan pada
pelabuhan (fishing base) menuju sayap-sayap bagan dan waring
daerah penangkapan (fishing diturunkan keperairan dengan
ground). menggunkan bantuan net hauler.
Daerah penangkapan alat c. Perendaman Jaring (Soaking)
tangkap bagan perahu pada dan Pengumpulan ikan (Waiting)
penelitian ini adalah wilayah
perairan Kecamatan Koto XI Selama waring berada dalam
Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan perairan, nelayan langsung
Provinsi Sumatera Barat. Nelayan melakukan pengamatan terhadap
bagan perahu di Kecamatan Koto XI keberadaan ikan yang telah
tarusan memilih daerah penangkapan berkumpul di sekitar kapal untuk
di dekat pulau-pulau yang berada memperkirakan waktu yang tepat
tidak jauh dari pelabuhan perikanan dalam pengangkatan jaring.
pantai carocok Tarusan. d. Pemadaman Lampu
Kecerahan perairan diukukur Pemadaman lampu dilakukan
pada saat alat bantu berupa lampu secara bertahap setelah terlihat
pada kapal bagan perahu gerombolan ikan berkumpul di dekat
dihidupkan,semakin tingginya kapal. Pemadaman lampu dimulai
tingkat kecerahan pada saat dengan pemadaman lampu sorot
melakukan penangkapan disebabkan depan dan lampu sorot belakang,
oleh cahaya dari bulan yang akan setelah beberapa menit dilanjutkan
menyebabkan ikan menyebar dengan lampu sorot samping kiri dan
diperairan yang dapat mengakibatkan kanan kapal yang dilakukan secara
hasil tangkapan menurun. berkala, setelah semua lampu sorot
Pengoperasian Alat Tangkap mati dilanjutkan dengan pemadaman
Bagan Perahu lampu pijar samping kapal.
e. Penarikan Jaring (Hauling)
a) Persiapan Menuju Fishing Setelah semua lampu sorot
Ground dimatikan ikan akan berkumpul
Persiapan menuju fishing disamping kiri dan kanan sayap
ground biasanya terlebih dahulu bagan didekat lampu pijar. Setelah
dilakukan pemeriksaan dan persiapan beberapa menit semua lampu di
terhadap segala sesuatu yang matikan dan dilakukan pengangkatan
dibutuhkan dalam pengoperasian jaring dengan menggunakan line
bagan perahu. Pemeriksaan dan hauler. Setelah jaring terangkat ke
perbaikan terutama dilakukan atas dek kapal nelayan mengambil
terhadap waring dan mesin kapal. serok untuk memindahkan ikan
Persiapan lain yang dianggap penting untuk dilakukan penyortiran.
adalah kebutuhan perbekalan operasi f. Penyortiran Ikan
penangkapan seperti air tawar, solar Setelah ikan diangkat ke atas
dan bahan makanan. dek kapal, dilakukan penyortiran
8

ikan. Penyortiran ini biasanya (Leiognathus sp) dan ikan layur (


dilakukan berdasarkan jenis ikan Trichiurus lepturus ).
yang tertangkap dan berdasarkan 1. Hasil tangkapan berdasarkan
ukuran ikan yang tertangkap. Ikan- waktu setting dan hauling
ikan yang telah disortir dimasukan sebelum tengah malam dan
kedalam plastik yang telah dikasih es sesudah tengah malam
dan dimasukan kedalam keranjang . Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil tangkapan berdasarkan
Hasil Tangkapan Bagan Perahu waktu setting dan hauling seperti
Hasil tangkapan selama pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut.
melakukan penelitian pada alat
tangkap bagan perahu yaitu ikan
tembang (sardinella flimbriata),
ikan teri (stolephorus sp), ikan maco
No Hari/tanggal Nama kapal Waku setting Waktu hauling Jumlah
tangkapan (kg)

1. Rabu/26-06-2019 KM. Dio 01 a. 18.30 WIB a. 20.00 WIB a. 22 kg

b. 21.00 WIB b. 22.30 WIB b. 10 kg

2. Kamis/27-06-2019 KM. Dio 01 a. 18.40 WIB a. 20.10 WIB a. 28 kg

b. 21.10 WIB b. 22.20 WIB b. 12 kg

3. Jum’at/27-06-2019 KM. Dio 01 a. 18.35 WIB a. 20.00 WIB a. 19 kg

b. 21.00 WIB b. 22.40 WIB b. 8 kg

4. Sabtu/28-06-2019 KM. Dio 01 a. 18.30 WIB a. 20.05 WIB a. 20 kg

b. 21.15 WIB b. 22.50 WIB b. 8 kg

5. Minggu/29-06-2019 KM. Dio 01 a. 19.00 WIB a. 20.35 WIB a. 19 kg

b. 21.10 WIB b. 22.30 WIB b. 11 kg

6. Senin/30-06-2019 KM. Dio 01 b. 20.40 WIB a.22.10 WIB a. 17 kg

7. Selasa/01-07-2019 KM. Dio 01 a. 21.30 WIB a. 22.50 WIB a. 11 kg

8. Rabu/02-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 21.40 WIB a. 23.00 WIB a. 32 kg

9. Kamis/03-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 22.00 WIB a. 23.40 WIB a. 34 kg

10. Jum’at/04-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 22.10 WIB a. 23.40 WIB a. 27 kg

11. Sabtu/05-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 22.30 WIB a. 23.50 WIB a. 33 kg

12 Minggu/06-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 22.20 WIB a. 23. 40 WIB a. 22 kg

13. Senin/07-07-2019 KM. Tiga Putra 06 0 0 0

14. Selasa/08-07-2019 KM. Tiga Putra 06 0 0 0


9

Waktu setting dan hauling


alat tangkap bagan perahu pada saat
sbelum tengah malam pada pukul
18.30 WIB sampai pukul 24.00 WIB.
No Hari/tanggal Nama kapal Waku setting Waktu Jumlah
hauling tangkapan (kg)

1. Rabu/26-06-2019 KM. Dio 01 a. 04.00 WIB a. 05.40 WIB a. 31 kg

2. Kamis/27-06-2019 KM. Dio 01 a. 03.50 WIB a. 05.25 WIB a. 23 kg

3. Jum’at/27-06-2019 KM. Dio 01 a. 04.00 WIB a. 06.00 WIB a. 42 kg

4. Sabtu/28-06-2019 KM. Dio 01 a. 04.10 WIB a. 05.30 WIB a. 32 kg

5. Minggu/29-06-2019 KM. Dio 01 a. 03.30 WIB a. 05.00 WIB a. 37 kg

6. Senin/30-06-2019 KM. Dio 01 a. 01.30 WIB a. 02.40 WIB a. 29 kg

b. 03.50 WIB b. 05.30 WIB b. 19 kg

7. Selasa/01-07-2019 KM. Dio 01 a. 01.20 WIB a. 03.00 WIB a. 35 kg

b. 04.00 WIB b. 05.30 WIB b. 25 kg

8. Rabu/02-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 02.00 WIB a. 03.30 WIB a. 26 kg

b. 04.00 WIB b. 05.40 WIB b. 38kg

9. Kamis/03-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 01.50 WIB a. 03.30 WIB a. 29 kg

b. 03.50 WIB b. 05.30 WIB b. 21 kg

10. Jum’at/04-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 01.30 WIB a. 03.10 WIB a. 30 kg

b. 04.10 WIB b. 05.40 WIB b. 16 kg

11. Sabtu/05-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 01.20 WIB a. 03.10 WIB a. 21 kg

b. 04.00 WIB b. 05.30 WIB b. 13 kg

12 Minggu/06-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 01.20 WIB a. 02.30 WIB a. 26 kg

b. 03.40 WIB b. 05. 30 WIB b. 10 kg

13. Senin/07-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 02.00 WIB a. 03.40 WIB a. 32 kg

b. 04.00 WIB b. 05.40 WIB b. 5 kg

14. Selasa/08-07-2019 KM. Tiga Putra 06 a. 02.00 WIB a. 03.30 WIB a. 31 kg

b. 04.10 WIB b. 05.50 WIB b. 13 kg

2. Hasil tangkapan berdasarkan


Waktu setting dan hauling jumlah berat (kg) sebelum
alat tangkap bagan perahu pada saat tengah malam dan sesudah
sesudah tengah malam pada pukul tengah malam
24.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB. Dari hasil penelitian
menunjukan hasil tangkapan
10

berdasarkan jumlah berat (kg) yang penangkapan pada sebelum tengah


dilakukan selama 14 hari (14 trip) malam berjumlah 333 kg seperti
hasil tangkapan yang terbanyak pada Tabel 6.
didapat adalah pada sesudah tengah
malam berjumlah 589 kg dan
No Hari/ Bulan Km. Dio 01 Km. Tiga Putra 06 Jumlah Rata Rata

1 Sebelum 185 kg 148 kg 333 kg 166,5 kg


tengah
malam

2 Sesudah 273 kg 316 kg 589 kg 294,5 kg


tengah
malam

Jumlah 523 kg 399 kg 922 kg 461 kg

malam pada kapal Km. Tiga putra 06


sebanyak 148 kg. Sedangkan hasil
tangkapan yang tertinggi pada saat
sesudah tengah malam yaitu pada
Km. Tiga putra 06 sebanyak 316 kg
dan hasil tangkapan terendah pada
saat sesudah tengah malam yaitu
pada Km. Dio 01 sebanyak 273 kg.
3. Hasil tangkapan berdasarkan
Berdasarkan tabel dan grafik jenis ikan yang tertangkap
diatas dapat dilihat jumlah hasil sebelum tengah malam dan
tangkapan berdasarkan berat (kg) sesudah tengah malam
selama penelitia 14 hari (14 trip) Hasil penelitian menunjukan
adalah 922 kg. Secara keseluruhan bahwa jumlah jenis ikan yang
jumlah hasil tangkapan pada setelah tertangkap pada sebelum tengah
tengah malam lebih banyak malam dan sesudah tengah malam
dibangdingkan dengan hasil selama pengamatan adalah ikan
tangkapan yang didapat sebelum tembang (sardinella flimbriata),
tengah malam yaitu sebanyak 589 kg ikan teri (stolephorus sp), ikan maco
dengan rata-rata hasil tangkapan (Leiognathus sp), dan ikan layur (
setelah tengah malam adalah 294,5 Trichiurus lepturus ), seperti pada
kg. Sedangkan jumlah hasil Tabel 7 berikut.
tangkapan pada sebelum tengah
malam adalah sebanyak 333 kg
dengan rata-rata hasil tangkapan
sebelum tengah malam perkapal
adalah 166,5 kg.
Hasil tangkapan terbanyak
pada saat sebelum tengah malam
yaitu pada kapal Km. Dio 01
sebanyak 185 kg dan hasil tangkapan
terendah pada saat sebelum tengah
11

Individu (ekor) Berat (kg)

No Jenis Ikan Sebelum Sesudah Jumlah Sebelum Sesudah Jumlah


tengah tengah tengah tengah
malam malam malam malam

1 Teri 117.450 63.000 180.450 145 kg 180 kg 325 kg

2 Tembang 3.060 8.280 11.340 85 kg 230 kg 315 kg

3 Maco 6.450 8.140 18.890 43 kg 74 kg 117 kg

4 Layur 360 630 990 60 kg 105 kg 165 kg

didominasi oleh ikan tembang


sebanyak 8.280 ekor, yang
mempunyai jumlah berat 230 kg.
Sedangkan jumlah hasil tangkapan
terendah secara keseluruhan pada
saat sesudah tengah malam yaitu
ikan maco sebanyak 8.140 ekor
dengan jumlah berat 74 kg.
4. Hasil tangkapan berdasarkan
jumlah (ekor) sebelum tengah
malam dan sesudah tengah
malam
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hasil tangkapan berdasarkan
jumlah (ekor) selama 14 hari (14
trip) hasil tangkapan terbanyak
terjadi pada sebelum tengah malam
sebanyak 127.320 ekor dan sesudah
tengah malam sebanyak 80.050 ekor
seperti pada tabel berikut.

Dari tabel 6 dan grafik diatas


dapat dilihat secara keseluruhan
jumlah hasil tangkapan pada sebelum
tengah malam didominasi oleh ikan
teri yaitu sebenyak 117.450 ekor,
yang mempunyai jumlah berat 145
kg. Sedangkan jumlah hasil
tangkapan terendah pada saat
sebelum tengah malam adalah ikan
maco yaitu sebanyak 6.450 ekor,
dengan jumlah berat 43 kg.
Untuk hasil tangkapan
keseluruhan berdasarkan berat pada
saat sesudah tengah malam
12

No Hari/ Bulan Km. Dio 01 Km. Tiga Putra 06 Jumlah Rata Rata

1 Sebelum 93.468 33.825 127.320 63.660


tengah
malam

2 Sesudah 46.394 33.656 80.050 40.025


tengah
malam

Jumlah 139.862 67.481 207.370 103.685

flimbriata), ikan teri (stolephorus


sp), ikan maco (Leiognathus sp) dan
ikan layur ( Trichiurus lepturus ),
merupakan komoditas air laut yang
biasanya hidup berkelompok. Hasil
tangkapan yang diperoleh selama
penelitian 14 hari (14 trip
penangkapan) dengan menggunakan
alat tangkap bagan perahu adalah
sebanyak 207.370 ekor yang
Dari tabel dan grafik diatas memiliki berat 922 kg. Dimana
dapat dilihat jumlah hasil tangkapan jumlah hasil tangkapan sebelum
berdasarkan jumlah individu yang tengah malam sebanyak 127.320
tertangkap selama penelitian adalah ekor dengan berat 333 kg, sedangkan
sebanyak 207.370 ekor . Jumlah hasil jumlah hasil tangkapan setelah
tangkapan berdasarkan jumlah tengah malam sebanyak 80.050 ekor
individu ikan pada sebelum tengah dengan berat 589 kg.
malam lebih banyak dibandingkan Adapun hasil tangkapan
dengan jumlah hasil tangkapan pada perjenis ikan alat tangkap bagan
sesudah tengah malam yaitu perahu selama penelitian adalah ikan
sebanyak 127.320 ekor dengan rata- teri 180.450 ekor dengan berat 325
rata hasil tangkapan sebelum tengah kg, ikan tembang berjumlah 11.340
malam 63.660. Sedangkan jumlah ekor dengan berat 315 kg, ikan maco
hasil tangkapan berdasarkan jumlah berjumlah 14.590 ekor dengan berat
individu pada sesudah tengah malam 117 kg dan ikan layur berjumlah 990
sebanyak 80.050 ekor dengan rata- ekor dengan berat 165 kg.
rata hasil tangkapannya adalah Jika dilihat dari jumlah berat
40.025. hasil tangkapan terdapat perbedaan
Pembahasan jumlah hasil tangkapan antara
Selama melakukan penelitian sebelum tengah malam dan sesudah
di Kecamatan Koto XI Tarusan tengah malam, dimana hasil
Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi tangkapan sesudah tengah malam
Sumatera Barat jenis ikan yang lebih banyak dibandingkan dengan
tertangkap menggunakan alat sebelum tengah malam, sedangkan
tangkap bagan perahu pada saat jika dilihat dari jumlah individu hasil
sebelum tengah malam dan sesudah tangkapan tersebut juga terdapat
tengah malam terdiri dari 4 jenis ikan perbedaan antara sebelum tengah
yaitu ikan tembang (sardinella malam dan sesudah tengah malam,
13

dimana hasil tangkapan sebelum mendapatkan makanan (Gustaman


tengah malam lebih banyak dkk, 2012).
dibandingkan sesudah tengah malam, IV. KESIMPULAN
hal itu disebebkan oleh adanya Berdasarkan uji statistik yang
perbedaan ukuran tubuh ikan, dilakukan terdapat perbedaan hasil
dimana ukuran tubuh ikan yang tangkapan alat tangkap bagan perahu
didapat sebelum tengah malam lebih berdasarkan jumlah berat pada
kecil daripada ukurun tubuh ikan sebelum tengah malam dan sesudah
sesudah tengah malam. tengah malam dimana thit 4,10 lebih
Hal ini disebabkan karena besar dari ttab 3,067 sehingga
pada saat setelah tengah malam ikan hipotesis awal ditolak artinya
predator lebih banyak tertarik terdapat perbedaan jumlah hasil
mendekati kapal. Meskipun ikan tangkapan antara waktu sebelum
predator tidak tertarik pada cahaya, tengah malam dan sesudah tengah
tapi ikan mencari makan dengan malam.
tetap memanfaatkan indera
penglihatan (Caosteau 2003). V. DAFTAR PUSTAKA
Menurut (Nursam, 2016) BPS Kota Padang. 2014. Padang
faktor yang menyebabkan ikan teri Dalam Angka. Bappeda dan
(Stolephorus sp.) paling dominan BPS Kota Padang.
tertangkap pada bagan perahu adalah
Caosteau. F. 2003. Ocean
ikan teri merupakan salah satu ikan
Environments. London
yang bersifat fototaksis positif atau
WC2R : Darling Kindersley
tertarik oleh cahaya lampu. Ikan teri
Lied 80 Stand.
(Stolephorus sp) merupakan jenis
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi
ikan yang responsif terhadap cahaya,
Ikan, Dasar Pengembangan
akibat ketertarikan terhadap cahaya
Teknologi Perikanan.
mengakibatkan ikan teri (Stolephorus
Kerjasama Fakultas
sp) banyak terkonsentrasi di
Perikanan dan Ilmu Kelautan
catchable area, sehingga peluang
Universitas Hassanudin
tertangkap menjadi lebih besar
dengan Direktorat Jendral
dibandingkan jenis ikan lainnya.
Pendidikan Tinggi,
Menurut Sudirman dan Natsir
Departemen Pendidikan
(2011) ikan teri sangat responsif
Nasional Republik
terhadap cahaya sehingga
Indonesia.204 hlm.
terkonsentrasi di bagian permukaan,
Gustaman, G., Fauziyah dan Isnaini.
sedangkan beberapa jenis ikan
2012. Efektifitas Perbedaan
pelagis kecil lainnya berada pada
Warna Cahaya Lampu
kedalaman 20-30 meter.
terhadap Hasil Tangkapan
Berkumpulnya ikan-ikan kecil (teri,
Bagan Tancap di Perairan
udang, japuh) di sekitar bagan akan
Sungsang Sumatera Selatan.
memicu berkumpulnya ikan-ikan lain
Maspari Journal 4(1):92-102.
dengan ukuran lebih besar. Hal ini
Nursam, M. 2016. Kajian Elastisitas
terjadi karena adanya siklus saling
Produktivitas Penangkapan
memakan (rantai makanan) antara
Bagan Perahu Di Perairan
ikan kecil dengan predatornya yang
Laut Flores Kabupaten
berukuran lebih besar untuk
Kepulauan Selayar [Tesis].
Program Studi Ilmu
14

Perikanan. Program
Pascasarjana. Universitas
Hasanuddin.
Rahmawati Epry, Ririn Irnawati, dan
Ani Rahmawati. 2017.
Kelayakan Usaha Bagan
Perahu yang Berbasis di
Pelabuhan Perikanan
Nusantara Karangantu
Provinsi Banten. Jurusan
Perikanan, Fakultas
Pertanian, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa. Banten.
Sudirman dan Natsir, N. 2011.
Perikanan Bagan dan Aspek
Pengelolaannya. UMM Press.
Malang.
Takril. 2008. Kajian Pengembangan
Perikanan Bagan Perahu di
Polewali, Kabupaten
Polewali Mandar, Sulawesi
Barat. Tesis. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
15
16
17

You might also like