You are on page 1of 5

E-ISSN 2656-7350

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


WANITA USIA SUBUR TENTANG KELUARGA BERENCANA
DI DESA FADOROBAHILI MANDREHE NIAS BARAT

Selli Dosriani Sitopu 1),


Rosita Saragih 2).
Rawati Gulo 3)
Universitas Darma Agung 1,2,3)
E-mail:
sitopuselli@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Fertility is a factor that influences population growth. The total birth rate is an
indicator of a country's success in development and also shows the success of the Family
Planning program. Acceptors have difficulty in choosing the type of contraception, due to
ignorance about the various advantages and disadvantages or side effects of contraception.
Mandrehe Subdistrict is an area that has a dense population. Women of childbearing age
(WUS) in choosing contraceptives are still tied to the use commonly used by the surrounding
community. Methods: The purpose of this study was to analyze the effect of health counseling
with WUS knowledge about family planning in Mandrehe District. This study aims to
examine the effect of health education with WUS Knowledge about Family Planning in
Mandrehe District. The research design is a quasi-experimental research. The research
location is in Fadorobahili, Mandrehe District, West Nias Regency. Results: Whereas the
majority of WUS knowledge before family planning counseling was less by 57 people (69.5%)
and after counseling the majority of good knowledge was 57 people (69.5%).The effect of
health education on WUS knowledge about family planning using the Paired Sample T-Test
obtained a Sig (2-tailed) value of 0.000 (<0.05), meaning that there is an effect of health
counseling with WUS knowledge about family planning in Fadorobahili Village. Conclusion:
Meaning that there was an effect of health counseling with WUS knowledge about family
planning in Fadorobahili Village. WUS can choose contraceptives according to rational and long-term
patterns of use. The involvement of community leaders to motivate the community to become
regular family planning and KIE acceptors from health workers.

Keywords: health education, knowledge, family planning.

ABSTRAK

Pendahuluan: Tingkat kesuburan Wanita merupakan faktor penentu pertumbuhan penduduk.


Angka kelahiran total menunjukkan keberhasilan program Keluarga Berencana. Akseptor
mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi, akibat ketidaktahuan
tentang berbagai kelebihan dan kelemahan atau efek samping alat kontrasepsi. Kecamatan
Mandrehe merupakan daerah yang memiliki jumlah penduduk yang padat, Wanita Usia subur
(WUS) dalam memilih alat kontrasepsi masih terikat dengan pemakaian yang lazim
digunakan masyarakat sekitarnya. Metode: Penelitian bertujuan untuk menguji pengaruh
penyuluhan kesehatan dengan Pengetahuan WUS tentang Keluarga Berencana di
Kecamatan Mandrehe. Rancangan penelitian adalah eksperimen semu (quasi experimental
research). Lokasi penelitian adalah di Desa Fadorobahili Kecamatan Mandrehe

JURNAL DARMA AGUNG HUSADA, Volume 8, Nomor 2, Oktober 2021:78-82 78


E-ISSN 2656-7350

Kabupaten Nias Barat. Populasi dalam penelitian ini adalah WUS di Desa Fadorobahili,
sebanyak 82 orang dan seluruhnya menjadi sampel (total sampling). Hasil: Bahwa
pengetahuan WUS sebelum penyuluhan KB mayoritas kurang sebesar 57 orang (69,5%) dan
sesudah dilakukan penyuluhan mayoritas pengetahuan baik sebesar 57 orang (69,5%).
Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan WUS tentang Keluarga berencana
dengan menggunakan Uji Paired Sample T-Test diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar 0,000
(< 0,05), Kesimpulan: ada pengaruh penyuluhan kesehatan dengan pengetahuan WUS
tentang Keluarga berencana Desa Fadorobahili. WUS dapat memilih alat kontrasepsi sesuai
pola penggunaan yang rasinal dan bersifat jangka panjang. Keterlibatan tokoh masyarakat
untuk memotivasi masyarakat menjadi akseptor KB dan KIE yang rutin dari petugas
kesehatan.
Kata Kunci : Penyuluhan kesehatan, pengetahuan, keluarga berencana

PENDAHULUAN alat kontrasepsi yang rasional. Calon


akseptor belum leluasa untuk menentukan
Fertilitas merupakan faktor yang jenis alat kontrasepsi yang akan digunakan
berpengaruh terhadap pertumbuhan karena keterbatasan informasi tentang
penduduk. Angka kelahiran total keunggulan dan kelemaahan masing-
merupakan indikator keberhasilan suatu masing alat kontraseppsi.
negara dalam pembangunan dan juga Beragam pilihan alat kontrasepsi
memperlihatkan keberhasilan program atau pilihan metode kontrasepsi
Keluarga Berencana (Hartanto,H, 2004). yang tersedia dan dapat digunakan oleh
Total fertility Rate Indonesia belum setiap pasangan usia subur (PUS).
menunjukkan nilai yang menggembirakan Pertimbangan pemilihan dengan
atau masih jauh dari target yang menggunakan pola yang rasional
diharapkan. tahun 2015-2019 sebesar 2,3. berdasarkan masa mencegah supaya tidak
(BKKBN, 2014) hamil karena factor usia yg masih muda,
Pemilihan alat kontrasepsi yang memberi jarak antara kehamilan
belum sesuai dengan tujuan seperti untuk sebelumnya dan masa memutuskan untuk
menunda kehamialn, menjarangkan tidakhamil lagi atau tutup. WUS dapat
kehamilan menjadi penyebab tidak memilih berdasarkan beberapa
tercapainya sasaran untuk mengendalikan pertimbangan, mulai dari cara
kelahiran (Everett,S, 2007). Salah satu penggunaan, keunggulan, hingga jangka
strategi dari pelaksanaan program waktu yang ditawarkan. Namun banyak
Keluarga Berencana dengan metode masyarakat memilih kontrasepsi
Kontrasepsi Jangka Panjang dengan berdasarkan kebiasaan yang paling banyak
pilihan Intra Uterine Device(IUD), dipilih oleh masyarakat tanpa
implant, dan sterilisasi. Hal ini terbukti mempertimbangkan paritas, usia dan juga
dari data yang diperoleh dari terbanyak kondisi kesehatan masing-masaing. Oleh
adalah alat kontrasepsi suntik, pil, implant, karena itu sangat dibutuhkan Komunikasi
IUD, kondom, MOW dan MOP (Arfand,B, Informasi dan Edukasi KB. (Yuhaaedi T.I
2014). dan Kurniawati T, 2013).
Pemilihan alat kontrasepsi di Kecamatan Mandrehe merupakan
Indonesia belum mengikuti pola pemilihan daerah yang memiliki jumlah penduduk
alat kontrasepsi yang rasional dan yang padat. sebagian besar letak
dominasi yang bersifat jangka pendek. geografisnya merupakan daerah
Ketidaktahuan tentang manfaat, efek pegunungan maka akses transportasi
samping, keunggulan dan kekurangan masih sulit. Kondisi ini membuat sulitnya
masing-masing alat kontrasepsi menjadi masyarakat untuk mendapat akses
penyebab tidak tepatnya dalam memilih pelayanan kesehatan termasuk

79 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


WANITA USIA SUBUR TENTANG KELUARGA BERENCANA
DI DESA FADOROBAHILI MANDREHE NIAS BARAT
Selli dosriani sitopu 1), rosita saragih 2). Rawati Gulo 3)
E-ISSN 2656-7350

memperoleh informasi keluarga berencan. HASIL DAN PEMBAHASAN


Dalam memilih alat kontrasepsi WUS
masih terikat dengan keadaan lingkungan. Tabel 1
Berdasarkan survei dari 10 orang pasien
yang ditemui, dua orang mengatakan tidak Gambaran Karakteristik WUS di Desa
menjadi akseptor KB karena tetangganya Fadorobahili
yg menggunakan KB suntik tidak
mendapatkan menstruasi. Satu orang No Variabel Frekuensi Persentase
mengatakan takut menggunakan IUD 1 Usia
karena mengganggu hubungan suami istri. < 20 tahun 2 2,4
Dua orang mengatakan tidak 20-35 tahun 61 74.4
menggunakan alat kontrasepsi karena > 35 tahun 19 23,2
tetangganya yang menggunakan KB pil Jumlah 82 100,0
menjadi gemuk, bahkan dua diantaranya 2 Jenis
tidak tahu bahwa ada alat kontrasepsi yang Kelamin
dipakai oleh laki-laki dan yang lain SD 28 34,1
mengatakan bahwa alat kontrasepsi yang SMP 19 23,2
diketahui hanya pil saja. SMA 28 34,1
DIOPLOMA 5 6,1
SARJANA 2 2,4
METODE PENELITIAN Jumlah 82 100,0
3 Pekerjaan
Rancangan penelitian ini adalah PNS 3 3,7
eksperimen semu (quasi experimental PTT 4 4,9
research). Rancangan penelitian ini Petani 75 91,5
menggunakan test awal dan test akhir, Jumlah 82 100,0
yang akan menghasilkan perbedaan
pengetahuan sebelum dan sesudah Tabel di atas menunjukkan bahwa usia
pemberian Pendidikan Kesehatan WUS mayoritas umur 20-35 tahun
(Nursalam 2013). sebanyak 61 orang (74,4%), pendidikan
Penelitian ini dilaksanakan di SD dan SMA masing-masing 28 orang
Kecamatan Mandrehe Kabupaten (34,1%) pekerjaan mayoritas petani 75
Nias Barat pada bulan Maret orang (91,5%).
sampai dengan Juli 2020. Subjek Tabel 2
penelitian adalah Wasangan Usia
Subur di Desa Fadorobahili sebanyak 82 Pengetahuan WUS di Desa
orang dan seluruhnya dijadikan sampel . Fadorobahili sebelum dan sesudah
Untuk mengukur pengetahuan dengan Penyuluhan
menggunakan lembar pertanyaan yang
berisi 35 pertanyaan tentang KB. Skore Sebelum Sesudah
jawaban dikelompokkan menjadi kategori Pengetahuan penyuluhan penyuluhan
baik, sedang dan kurang (Arikunto,S
f % F %
2006). Uji bivariat untuk menilai
pengaruh penyuluhan Kesehatan terhadap Baik 0 0 57 69,5
pengetahuan WUS tentang Keluarga Cukup 26 30,5 25 30,5
Berencana, dengan menggunakan uji T- kurang 57 69,5 0 0
Test dengan nilai α ≤. 0,05
Jumlah 82 100,0 82 100,0
(Sastroasmoro,S.,2008).

JURNAL DARMA AGUNG HUSADA, Volume 8, Nomor 2, Oktober 2021:78-82 80


E-ISSN 2656-7350

Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa Pre test 82 17,68 3,038


Pengetahuan WUS sebelum penyuluhan 0,000
KB Post test 82 27,30 3,257
mayoritas pengetahuan kurang yaitu
sebesar 57 orang (69,5%) dan Pengetahuan
sedang sebesar 26 orang (30,5%).
Pengetahuan sesudah dilakukan terapi Hasil uji pengaruh penyuluhan
bermain mayoritas pengetahuan baik kesehatan terhadap pengetahuan WUS
sebesar 57 orang (69,5%) , dan tentang Keluarga berencana di Kecamatan
pengetahuan cukup sebesar 25 orang Mandrehe dengan menggunakan Uji T-
(30,5%). Test diperoleh nilai Sig (2-tailed) sebesar
Hasil dari test pertama (pre test) 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, Ha
tingkat pengetahuan WUS diperoleh diterima berarti ada pengaruh penyuluhan
mean sebesar 17,68, standar deviasi kesehatan terhadap pengetahuan WUS
sebesar 3,038 dengan tingkat tentang Keluarga Berencana.
pengetahuan yang bervariasi yaitu baik, Dengan memberikan perlakuan
sedang dan kurang. Pada tahap pre test melalui Penyuluhan Kesehatan tentang
mayoritas pengetahuan kurang yaitu KB terjadi komunikasi infoermasi dan
sebesar 57 orang (69,5%) dan edukasi kepada WUS sehingga pesan
pengetahuan sedang sebesar 26 orang Kesehatan tersampaikan. Melalui KIE
(30,5%), tidak ada dengan pengetahuan maka transfer ilmu dari petugas kepada
baik. Tidak ditemukannya responden WUS akan terlaksana. Dalam pemilihan
dengan pengetahuan baik ada alat kontrasepsi dijelaskan berbagai jenis
hubungannya dengan tingkat pendidikan mulai dari manfaat, efek samping,
masyarakat. Dari distribusi pendidikan kelebihan dan kelemahan masing-masing
yang berpendidikan SMP dan SD 57,3%. jenis alat kontrasepsi. Melalui teknik
Disamping itu akses media sosial atau konseling ini terjadi komunikasi dua arah
media elektronik masih terbatas. sehingga sedikit demi sedikit perubahan
Setelah test kedua (post test) pengatahuan akan tercapai sesuai dengan
pengetahuan WUS meningkat yang diperlukan.
dibandingkan mean nilai sebelumnya yaitu Dengan meningkatnya
27,30 dengan penyimpangan 3,257, pengetahuan tentang KB akan
berdasarkan kategori pengetahuan pada memengaruhi mereka dalam menentukan
tahap post test mayoritas pengetahuan baik jenis atau alat kontrasepsi yang akan
yaitu sebesar 57 orang (69,5%) dan digunakan berdasarkan fase yang
pengetahuan sedang sebesar 26 orang dibutuhkan yaitu menunda kehamilan dan
(30,5%). Setelah post test tidak ditemukan menjarangkan kehamilan. Kemampuan
PUS dengan pengetahuan kurang. untuk menentukan pilihan akan lebih baik
Meningkatnya pengetahuan PUS saat mereka punya pengetahuan yang
disebabkan karena adanya informasi yang baik. Pengetahuan yang lebih baik akan
diberikan sehingga merubah dari yang menyadarkan masyarakat akan pentingnya
tidak tahu menjadi tahu. memilih jenis kontrasepsi yang tepat
sesuai fasenya. Dengan demikian
Tabel 3 keinginan dan kemauan untuk
berkonsultasi tentang pemilihan Alat
Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Kontrasepsi akan meningkat.
dengan Pengetahuan Wanita Usia Subur Kecamatan Mandrehe merupakan
Pengetahu n Mean Std Sig. daerah yang sangat ketat dengan adat
an Deviation (2- istiadat, tentu ini dapat mempengaruhi
tailed kemauan, kesadaran dari masyarakat untuk

81 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


WANITA USIA SUBUR TENTANG KELUARGA BERENCANA
DI DESA FADOROBAHILI MANDREHE NIAS BARAT
Selli dosriani sitopu 1), rosita saragih 2). Rawati Gulo 3)
E-ISSN 2656-7350

menjadikan alat kontrasepsi sebagai hal DAFTAR PUSTAKA


yang sangat perlu. Oleh karena itu
keterlibatan dari tokoh yang merupakan Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian
yang sangat perlu dipertimbangkan. Suatu Pendekatan Praktek. Edisi
Sosial ekonomi masyarakat yang VIII. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
masih rendah, ditandai dengan besarnya
proporsi responden dengan pekerjaan Arfand,B .2014. Buku Panduan Praktis
petani menjadi pertimbangan untuk Pelayanan Kontraspsi., Jakarta,
memberikan pelayanan tanpa memerlukan Jakarta, PT Bina Pustaka
biaya. Demografi kota Mandrehe yang Sarwono Prawirohardjo,
masih sangat sulit untuk dijangkau dengan BKKBN. 2014. Kebijkan dan Strategi
transportasi umum membuat keinginan Akselerasi Program
masyarakat untuk berkunjung ke Kependudukan, KB dan
Puskesmas sangat terbatas, oleh karena itu Pembangunan Keluarga TA.
perlu kehadiran petugas kesehatan yang 2014. Jakarta: BKKBN.
bisa langsung mengunjungi desa-desa Hartanto, H. 2004. Keluarga Berencana
yang belum ada transportasi umum. dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka
Selain itu dengan ekonomi yamg Sinar Harapan.
rendah jika keluarga mempunyai anak
lebih dari dua akan memperberat kondisi Kholid, A. 2012.Promosi Kesehatan
keuangan keluarga bahkan akan Dengan Pendektan Teori Perilaku,
mempersulit untuk memenuhi kebutuhan Media, Dan Aplikasinya. Jakarta:
gizi anggota keluarga. Oleh karena itu Rajawali Pers.
pemilihan alat kontrasepsi yang paling Maryam, S. 2014. Promosi Kesehatan
tepat akan mencegah kehamilan yang tidak dalam Pelayanan Kebidanan.
direncanakan. Jakarta: EGC.
Mubarak, I. 2007. Promosi Kesehatan:
SIMPULAN Sebuah Pengantar Proses
Mengajar dalam Pendidikan.
Ada pengaruh penyuluhan kesehatan Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal:10-
terhadap pengetahuan PUS tentang 30
Keluarga Berencana di Fadorobahili Rahayu, Eka P.B. 2010. Pengaruh
Kecamatan Mandrehe. Penyuluhan Pada Pasangan Usia
Subur Terhadap Tingkat
SARAN
Pengetahuan Tentang Keluarga
1. Diharapkan WUS agr dapat Berencana di Desa Sine Sragen.
menentukan jenis kontrasepsi yang [Skripsi Ilmiah]. Surakarta :
bersifat jangka panjang. Fakultas Kedokteran UNS.
2. Diharapkan Petugas kesehatan dapat Setiyaningrum.,E, 2016, Pelayanan
memberikan KIE secara rutin kepada keluarga Berencana . Jakarta.
WUS agar informasi tentang Keluarga TIM
berencana. Sastroasmoro,S,. 2008, Dasar-Dasar
3. Diharapkan keterlibatan tokoh Metodologi Penelitian Klinis,
masyarakat memotivasi PUS menjadi Jakarta, Sagung Seto.
Akseptor KB. Yuhaedi T.L, dan Kurniawati T. 2013.
Buku Ajar Kependudukan dan
Pelayanan KB. Jakarta: EGC.

JURNAL DARMA AGUNG HUSADA, Volume 8, Nomor 2, Oktober 2021:78-82 82

You might also like