Professional Documents
Culture Documents
YEAR 2010
KABUPATEN AGAM
MANGGOPOH – PADANG SAWAH (LINK 047.1)
DRAFT EXECUTIVE SUMMARY
RP1040 v. 5
EXECUTIVE SUMMARY of LARAP for MANGGOPOH - PADANG SAWAH
in KABUPATEN AGAM
I. INTRODUCTION
1. Improvement of road performance by widening the road on the National Road link of
Manggopoh - Padangsawah (link 047.2) in order to implement the Law of the Republic of
Indonesia Number 38 Year 2004 regarding Roads.
2. The widening of the road link will be carried out within the right of way (ROW), however
it still requires the acquisition of buildings and plants residing within the ROW as well as
congestion problems that occurs in front of Bawan market.
3. In accordance with the Loan Agreement between the World Bank and the Republic of
Indonesia, if there is any encroachment in the Right of Way or if the project additional land
should be prepared, then a Land Acquisition and Resettlement Plan should be prepared in
accordance with World Bank Guidelines.
4. Widening of roads does not require resettlement, as the development will be done within
the ROW which is owned by the Republic of Indonesia.
5. Study Objectives
The study and data collection of communities affected by road widening project will be the
basis in the process of land acquisition in accordance to the LARAP purposes as mentioned
below.
a. Good and accurate estimate of the number of population, buildings and plants to be
affected by road widening.
b. Good and accurate estimate of the value of buildings and plants to be affected by the
project,
c. Applying for settlement planning for Bawan market considering the society
inspiration, thus will not cause conflicts use by the public.
6. The method used
a. Research conducted using the analytical descriptive survey method through
questionnaires.
b. To deepen the survey data, especially on the market location, focus group discussions
(FGD) was conducted with participants coming from a group of government officials
(district, sub districts and villages), community leaders, and representatives of Project
Affected People (PAP).
7. The results of this analysis is used to guide the land acquisition.
LARAP
(LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN)
PELEBARAN JALAN MANGGOPOH - PADANG SAWAH (RUAS 047.1)
DI KABUPATEN AGAM
TAHUN 2010
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN
II. LOKASI STUDI
III. HASIL SURVEY DAN KEBIJAKAN PEMBEBASAN LAHAN
IV. PROSEDUR DAN PROSES PEMBEBASAN
V. PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
VI. JADWAL PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN
TABEL
Kabupaten Agam
I. PENDAHULUAN
1. Peningkatan kinerja jalan dengan pelebaran pada Jalan Nasional Ruas Mangopoh –
Padangsawah (Ruas 047.1), diantaranya berada di Kabupaten Agam, dilakukan dalam
rangka melaksanakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004
tentang Jalan.
2. Pelebaran yang seluruhannya dilaksanakan dalam RUMIJA, masih memerlukan
pembebasan terhadap bangunan dan tanaman penduduk yang berada di dalamnya serta
permasalahan kemacetan yang terjadi di depan Pasar Bawan.
3. Sesuai dengan Perjanjian Pinjaman antara Bank Dunia dan Pemerintah Indonesia yang
menyatakan jika jalan jalan membutuhkan pembebasan lahan, maka harus dilakukan
Studi LARAP yang mengacu pada kebijakan pembebasan tanah dan pemukiman
kembali yang telah diterbitkan oleh Bank Dunia.
4. Studi yang dilaksanakan ini tidak membutuhkan pemindahan penduduk (Resettlement),
karena dilakukan di dalam RUMIJA yang telah menjadi milik Pemerintah Indonesia.
5. Tujuan Studi
Hasil studi dan pendataan terhadap masyarakat yang terkena proyek pelebaran jalan,
akan dijadikan dasar dalam proses pembebasan tanah sesuai tujuan studi LARAP
sebagaimana disebutkan berikut ini.
Memperkirakan secara baik dan akurat tentang jumlah penduduk, bangunan dan
tanaman yang akan terkena pelebaran jalan.
Memperkirakan secara baik dan akurat tentang nilai atau harga bangunan dan
tanaman yang akan terkena proyek,
Mengajukan pola penataan kawasan Pasar Bawan dengan tetap memperhatikan
inspirasi masyarakat, sehingga tidak menimbulkan konflik penggunaan.
6. Metode yang digunakan
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif analitis menggunakan metoda survai
melalui kuisioner.
Untuk pendalaman data survai, terutama pada lokasi pasar, dilakukan diskusi
kelompok terfokus atau (focused group discussion /FGD) dengan peserta berasal
kelompok aparatur pemerintah Kabupaten, Kecamatan dan Nagari (Desa), tokoh
masyarakat dan wakil Warga Terkena Proyek.
7. Hasil analisis ini digunakan untuk panduan dalam pembebasan lahan.
1. Hasil data lapangan, jumlah bangunan penduduk terkena pelebaran sebanyak 31 unit,
bangunan lainnya seperti pagar dan teras di 17 lokasi, tanaman bernilai ekonomi
sebanyak 175 pohon, bebarapa tiang listrik, telepon dan jaringan PAM, serta
dibutuhkannya penataan Pasar Bawan kawasan
2. Penduduk yang tinggal di sepanjang jalan di dominasi oleh petani (50,1%), pedagang
(17,65%).
3. Pendidikan masyarakat di sepanjang ruas jalan berturut-turut dinominasi oleh tamatan
SMP (37,25%), Tamatan SMA (27,45%).
4. Persepsi masyarakat terhadap proyek sangat tinggi 76,47% menyatakan setuju dan
7,84% tidak setuju pelebaran jalan, sedangkan lebihnya tidak memberikan opini.
5. Rincian identifikasi aset perorangan
a. Bangunan sebanyak 25 unit
1) Guguk 13 unit, semua digunakan untuk warung
2) Semipermanen 7 unit, 4 unit sebagai rumah, lainnya untuk usaha
3) Permanen 5 unit, digunakan untuk usaha
b. Bangunan Lainnya berjumlah 17 lokasi
1) Teras Rumah 6 lokasi
2) Pagar 11 lokasi,
c. Tanaman Ekonomi sebanyak 37 pohon
1) Sawit 9 batanag
2) Kelapa 1 batang
3) Pinang 22 batang
4) Pohon Jati 5 batang
6. Rincian identifikasi Fasilitas Publik
1. Penyusunan LARAP
a. Melakukan inventori aset bangunan dan tanaman bernilai ekonomi penduduk yang
terdapat di dalam RUMIJA yang terkena proyek pelebaran,
b. Melakukan survai sosial ekonomi
c. Melakukan sosialisasi, konsultasi dan dikusi dengan masyarakat,
d. Melakukan FGD untuk penanganan masalah kemacetan dan pedagang K5 di Pasar
Bawan.
2. Tahap Persiapan Administrasi
a. Pembentukan Panitia Pembebasan Lahan Kabupaten oleh Bupati Agam
berdasarkan surat Gubernur Sumatera Barat.
b. Pembentukan Panitia Penilai Harga Independen oleh Bupati.
3. Tahap Sosialisasi pada Masyarakat
Panitia pembebasan melakukan sosialisasi tentang proses pembebasan dan pembayaran
gantirugi bangunan dan tanaman dengan mengundang masyarakat terkena proyek,
Camat, Wali Nagari dan unsur pemuka masyarakat dari masing-masing kecamatan dan
nagari.
4. Pengukuran dan Pengitungan Gantirugi
a. Pengukuran dan penghitungan detail lapangan terhadap bangunan dan tanaman
ekonomi yang terkena proyek oleh Panitia Pembebasan disaksikan pemilik serta
dihadiri oleh Pihak Proyek dan Panitia Pembebasan Provinsi.
b. Menyampaikan hasil pengukuran dan penghitungan kepada masyarakat melalui
Rapat Sosialisasi Tahap II. Bagi masyarakat belum mengetahui secara jelas
bangunan dan tanaman mereka yang terkena proyek, dapat meminta panitia
mengukur ulang atas bangunan dan tanaman mereka untuk kepastian pembayaran
gantirugi nantinya.
c. Setelah proses pengukuran lahan selesai dan jumlah bangunan serta tanaman sudah
terdata dengan benar, maka masyarakat terkena proyek, mendapat gantirugi sesuai
Surat Keputusan Bupati yang telah diterbitkan sebelumnya.
d. Masyarakat diberi waktu untuk berpikir dan menyetujui besarnya gantirugi yang
akan diberikan terhadap bangunan dan tanaman yang terkena proyek.
5. Tahap Pembayaran Gantirugi
a. Pembayaran akan dilakukan kepada masyarakat yang sudah bersedia, serta kepada
mereka diminta untuk mempersiapkan beberapa dokumen kepemilikan yang harus
dilampirkan saat pembayaran gantirugi.
b. Setiap masyarakat yang menerima gantirugi akan difoto dengan latardepan nilai
gantirugi yang diterima sesuai dengan jenis aset yang dibebaskan. Yang digunakan
sebagai kelengkapan administrasi dan dokumentasi
1. Pemantauan dan evaluasi proses pembebasan akan dilakukan oleh Tim Monitoring baik
secara internal maupun eksternal
2. Tim Monitoring dan Tim Evaluasi Internal akan dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten
Agam yang terdiri dari bagian Pemerintah Kabupaten seperti BAPPEDA, Wakil
masyarakat terkena Proyek, Pihak Universitas atau LSM yang independen.
3. Pemantauan akan oleh lembaga eksternal yang independen akan dilakukan pada waktu
sebelum konstruksi dan pada tahap awal pengoperasian jalan yang telah di lebarkan.
4. Pelaporan dilakukan secara berkala setiap bulan (laporan bulanan) dan disampaikan
diakhir kegiatan pembangunan
Waktu Kebutuhan
Sumber Biaya
No. Program Lokasi Kegiatan Keluaran Satuan/ Unit Penanggungjawab Pelaksanaan Biaya Keterangan
APBD Kab. 2013 APBD Prov. 2011 APBN 2011
1. Penyusunan LARAP 1. Kabupaten Agam 1. Melakukan inventori aset bangunan dan tanaman bernilai ekonomi Tersusunnya laporan studi LARAP dalam 1 Paket P2JJ atau SNVT Pembangunan Okto 2010 - Jan 2011 LS LS
di dalam RUMIJA proses pembebasan lahan Jalan dan Jembatan Provinsi
Sumatera Barat
2. Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 2. Melakukan survey sosial ekonomi di 3 kecamatan
Palembayan Melakukan sosialisasi, konsultasi dan diskusi
3. Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 3. Melakukan sosialisasi, konsultasi dan diskusi dengan masyarakat
Palembayan
4. Kecamatan IV Nagari 4. Melakukan FGD di Bawan
2. Tim Pembebasan Lahan (TPL) 1. Provinsi Sumatra Barat untuk tingkat Provinsi 1. Pembentukan PPL untuk kepentingan Proyek Pelebaran - Terbentuknya Panitia Pembebasan 2 Paket Pemprov. Sumatera Barat Jan 2011 45.000.000 45.000.000 Biaya Panitia Pembebasan
Kabupaten Agam unt tingkat kabupaten Lahan Tingkat Provinsi dan Kabupaten Pemerintah Kabupaten Agam dan Tim Independen
dibiayai sepenuhnya dari
2. Penyusunan rencana kerja pelaksanaan pembebasan lahan - Dokumen Rencana Kerja Pembebasan
APBD Prov.
di Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan Palembayan Lahan
3. Memfasilitasi pembentukan Tim Pemantau Independen
4. Melakukan kegiatan atas rencana kerja yang disusun
3. Pembentukan/Penetapan Tim Penilai Kabupaten Agam 1. Panitia Pembebasan Lahan Kabupaten Agam mengajukan - Terbentuknya Tim Penilai Harga 1 Paket Pemerintah Kabupaten Agam Jan 2011
Independen Harga Bangunan dan Tanaman Tim Penilai Hargauntuk ditetapkan Bupati
2. Melakukan penilaian harga bangunan dan tanaman berdasarkan ; - Masukan harga dasar kompensasi
- NJOP tahun berjalan atau Tarif yang telah ditetapkan sebelumnya
- Harga Pasar berpedoman pada variabel lokasi dan letak ,
kesesuaian penggunaan dengan tata ruang wilayah, serta sarana
dan prasarna yg tersedia & faktor lain yg mempengaruhi harga
- Harga permintaan warga terkena pembebasan
3 Sosialisasi Pembebasan Lahan dengan Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. Mengundang calon WTP yang bangunan dan tanamannya akan terkena - Tersosialisasikannya rencana proyek 1 Paket Panitia Pembebasan Lahan Feb 2011
Calon WTP Palembayan 2. Melakukan sosialisasi tentang rencana pembebasan lahan dan pembebasan Lahan, dilengkapi dihadiri oleh P2JJ atau SNVT
Pembangunan Jalan dan
3. Melakukan sosialisasi tentang tata cara penghitungan kompensasi dengan Berita Acara, Notulen dan
Jembatan Sumbar
dan cara pembayaran Daftar Hadir
4. Penandatanganan Berita Acara Sosialisasi
4 Identifikasi dan Inventarisasi Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. PPL melakukan pengukuran batas bangunan yang akan dibebaskan - Terpasangnya tanda batas bangunan 1 Paket Panitia Pembebasan Lahan Maret 2011
Palembayan (seuai RUMIJA) bersama dengan WTP, Proyek dan aparatur Nagari yang akan dibebaskan dihadiri oleh P2JJ atau SNVT
Pembangunan Jalan dan
2. Penentuan bersama batas bangunan dan pohon yang akan tanda - Daftar WTP dan aset yang akan terkena
Jembatan Sumbar
3. Melakukan perhitungan aset warga yang akan terkena - Tersusunnya Peta bangunan dan
4. Pembuatan Berita Acara Pengukuran dan Pematokan tanaman terkena proyek
5 Musyawarah untuk menentukan besaran Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. Musyawarah dengan Warga Terkena Proyek (WTP) - Terlaksananya proses musyawarah/ Lumpsum Panitia Pembebasan Lahan Maret 2011
kompensasi Palembayan 2. Kesepakatan besaran dan bentuk kompensasi negosiasi yang dilengkapi Berita Acara, dihadiri oleh P2JJ atau SNVT
Pembangunan Jalan dan
3. Penghitungan Nilai Kompensasi oleh Tim Penilai Harga Independen Notulen dan Daftar Hadir
Jembatan Sumbar
berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan
4. Kesepakatan Jadwal Pembayaran Kompensasi
5. Pembuatan Berita Acara Negosiasi/Musyawarah
6 PelaksanaanPembebasan Lahan Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. Pelaksaanaan Pembayaran Kompensasi Bangunan dan Tanaman warga - Terlaksananya pembayaran kompensasi 25 Unit Panitia Pembebasan Lahan April 2011 99.600.000 99.600.000
Palembayan 2. Dokumentasi proses pemberian Kompensasi Banguan warga - Bentuk dan besaran
17 Lokasi kompensasi adalah harga yang
3. Penandatangan Surat Pembayaran - Terlaksananya pembayaran kompensasi 112.000.000 112.000.000
diperoleh dari kesepakatan
Banguan teras dan pagar warga dengan WTP dalam
Terlaksananya Kompensasi untuk 37 Pohon 11.250.000 11.250.000 musyawarah mufakat
Tanaman
7 Penataan Kawasan Pasar Bawan Kecamatan IV Nagari - Pembangunan pelataran Parkir dan Pelataran Pedagang K5 - Tertatanya Parkir dan Pedagang K5 di 1 Paket Pemkab Agam Juli 2012 - Des 2012 535.000.000 535.000.000
Kawasan Pasar Bawan
8 Pelaksanaan Monitoring dan - Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1 Pembentukan Tim Pemantau (Internal dan Eksternal) - Terbentuknya Tim Pemantau Lumpsum Pemkab Agam Juli 2011 - Juli 2014 LS LS
Evaluasi Program Palembayan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Internal dengan SK Bupati
rencana kegiatan oleh PPL.
2 Evaluasi Akhir pelaksanaan pekerjaan oleh Tim Pemantau - Terbentuknya Tim Monitoring Eksternal P2JJ atau SNVT Juli 2011 - Juli 2014 75.000.000 75.000.000
Eksternal - Dokumen Laporan Monitoring Pembangunan
Jalan Prop
3 Rekomendasi kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan Pelaksanaan LARAP Bengkulu
Jumlah Luas Tarif Pemerintah/ NJOP Perhitungan HargaPasar Hasil Analisis Larap
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi Bangunan Banguna Harga/m2 Harga/m2 Harga/m2
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(Unit)*) n (m2)*) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Nagari Manggopoh Permanen 3 34 425.000,0 14.450.000,0 450.000,0 15.300.000,0 500.000,0 17.000.000,0
Semipermanen 1 16 310.000,0 4.960.000,0 320.000,0 5.120.000,0 350.000,0 5.600.000,0
Gubuk 5 58 145.000,0 8.410.000,0 220.000,0 12.760.000,0 250.000,0 14.500.000,0
2. Nagari Bawan Permanen 425.000,0 - 450.000,0 - 500.000,0 -
Semipermanen 5 64 310.000,0 19.840.000,0 320.000,0 20.480.000,0 350.000,0 22.400.000,0
Gubuk 7 81 145.000,0 11.745.000,0 220.000,0 17.820.000,0 250.000,0 20.250.000,0
3. Nagari Salareh Aia Permanen 425.000,0 - 450.000,0 - 500.000,0 -
Semipermanen 1 16 310.000,0 4.960.000,0 320.000,0 5.120.000,0 350.000,0 5.600.000,0
Gubuk 4 57 145.000,0 8.265.000,0 220.000,0 12.540.000,0 250.000,0 14.250.000,0
Total 72.630.000,0 Total 89.140.000,0 Total 99.600.000,0
Sumber : *) adalah Hasil Perhitungan data Lapangan 2010.
Tabel 4.2.
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Lainya Penduduk menurut Ruas Jalan Nasional
Jumlah Luas Tarif Pemerintah/ NJOP Perhitungan HargaPasar Hasil Analisis Larap
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi Bangunan Banguna Harga/m2 Harga/m2 Harga/m2
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(Unit)*) n (m2)*) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Nagari Manggopoh Teras 5 102 425.000,0 43.350.000,0 450.000,0 45.900.000,0 500.000,0 51.000.000,0
Pagar 6 95 310.000,0 29.450.000,0 320.000,0 30.400.000,0 350.000,0 33.250.000,0
Bangunan Lain 2 18 145.000,0 2.610.000,0 220.000,0 3.960.000,0 250.000,0 4.500.000,0
2. Nagari Bawan Tiang Rumah 1 5 425.000,0 2.125.000,0 450.000,0 2.250.000,0 500.000,0 2.500.000,0
Pagar 1 15 310.000,0 4.650.000,0 320.000,0 4.800.000,0 350.000,0 5.250.000,0
Bangunan Lain 1 20 145.000,0 2.900.000,0 220.000,0 4.400.000,0 250.000,0 5.000.000,0
3. Nagari Salareh Aia Teras 425.000,0 - 450.000,0 - 500.000,0 -
Pagar 1 30 310.000,0 9.300.000,0 320.000,0 9.600.000,0 350.000,0 10.500.000,0
Bangunan Lain 145.000,0 - 220.000,0 - 250.000,0 -
Total 94.385.000,0 Total 101.310.000,0 Total 112.000.000,0
Sumber : *) adalah Hasil Perhitungan data Lapangan 2010.
Tabel 4.3.
Perhitungan Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomis Penduduk menurut wilayah Administrasi
HOME
Halaman Depan
Peta Jumlah Responden : 118
SEARCH
Responden per Kabupaten
About Us
Contact Us Kabupaten Pasaman Barat 55 KK 46.61 %
Kabupaten Pasaman 10 KK 8.47 %
Kabupaten Agam 53 KK 44.92 %
Kembali ke atas
Larap
http://localhost/larapmanggopoh/[19/12/2010 2:17:29]
Larap - yulinafri
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Lokasi : Kabupaten Agam
SEARCH
About Us Kecamatan IV Nagari 17 KK 32.08 %
Contact Us Kecamatan Lubuk
23 KK 43.4 %
Basung
Kecamatan Palembayan 13 KK 24.53 %
Bangunan 27 KK 50.94 %
Bangunan Lainnya 18 KK 33.96 %
Tanaman 7 KK 13.21 %
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Lokasi : Kecamatan Palembayan
SEARCH
About Us
Nagari Salareh Aia 13 KK 100 %
Contact Us
Bangunan 6 KK 46.15 %
Bangunan Lainnya 1 KK 7.69 %
Tanaman 6 KK 46.15 %
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Keterangan
SEARCH Kabupaten Agam Nomor ID 1
About Us Kecamatan Lubuk Basung Kriteria Responden Pemilik bangunan
Contact Us Nagari Manggopoh Surveyor
Lokasi KM 102.45< td> Tanggal Survey 0000-00-00
Jenis Asset Tanaman Kelapa Dimensi 1 Btg
B. BIDANG PEREKONOMIAN
Pekerjaan Utama
Petani
Pekerjaan Sampingan
http://localhost/larapmanggopoh/mod.php?mod=larap&op=LRD&id=1[19/12/2010 2:28:12]
K E M E N T R I A N P E K E R J AA N U M U M
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATUAN KERJA NON VERTIKAL T ERTENTU PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ ) PROVINSI SUMATERA BARAT
Jl. Rasuna Said No. 85 A Padang, 25114 Telp. (0751) 70 51556 Fax. (0751) 70 51556
TAHUN 2010
Daftar Isi
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB V P E N U T U P V-1
5.1. Kesimpulan V-1
5.2. Rekomendasi V-1
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Teknis Rencana Pelebaran Ruas Jalan Nasional Manggopoh II-1
–Simpangempat
Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Nagari yang dilewati ruas jalan di Kabupaten Agam III-2
(Keadaan Tahun 2008)
Tabel 3.2 Distribusi Kuisioner Berdasarkan Kecamatan dan Nagari III-4
Tabel 3.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama III -5
Tabel 3.4 Harga Patokan Pemerintah berdasarkan Konstruksi Bangunan III -9
Tabel 3.5 Harga Pasar Bangunan berdasarkan Fungsi dan Konstruksi III-9
Tabel 3.6 Harga Pasar Bangunan lainnya sesuai dimensi dan Jenis III-10
Konstruksi
Tabel 3.7 Harga Patokan Pemerintah untuk Tanaman Ekonomi III-10
Tabel 3.8 Harga Pasar (perkiraan) untuk Tanaman Ekonomi III-11
Tabel 3.9 Hasil Studi LARAP untuk Tanaman Ekonomi III-11
Tabel 4.1 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk menurut Wilayah IV -1
Administrasi
Tabel 4.2 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk lainnya menurut IV -2
Wilayah Administrasi
Tabel 4.3 Perhitungtan Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomi Penduduk menurut IV -2
Wilayah Administrasi
Tabel 4.4 Perhitungtan Biaya Penanganan Pasar sempadan Jalan IV -3
Tabel 5.1 Rekapitulasi Biaya Larap Pelebaran Jalan Nasional Manggopoh – V -1
Padangsawah di Wilayah Kabupaten Agam
BAB
I
Peningkatan kinerja jalan melalui pelebaran pada Jalan Nasional Ruas Mangopoh –
Padangsawah (Ruas 047.1) dari KM 102+200 – KM 134+200) sepanjang 32,000 KM,
dimana 31,580 KM berada di Kabupaten Agam yakni dari KM 102+200 – KM 133+780.
Pelebaran yang seluruhnya dilaksanakan dalam RUMIJA, dilakukan dalam rangka
melaksanakan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan,
sehingga dapat memberikan kenyamanan dan kelancaran bagui penggunanya.
Walau peleberan dilaksanakan di dalam RUMIJA yang telah menjadi milik Negara, namun
masih memerlukan pembebasan terutama terhadap bangunan dan tanaman penduduk yang
berada di dalamnya, serta terhadap keberadan pedagang K5 dan kemacetan yang selalu
terjadi di depan Pasar Bawan. Karena kegiatan pembebasan sering menimbulkan dampak
pada lingkungan sosial ekonomi, maka sesuai Petunjuk operasional Bank Dunia (OD) No.
4.20 dan (OD) No.4.30, maka harus ditangani dengan panduan atau kerangka acuan kerja
yang jelas, sesuai hasil Studi Land Acquisition and Resettlement Action Plan (LARAP).
LARAP adalah suatu kegiatan pencarian pola aksi dalam pembebasan lahan, bangunan dan
tanaman (Land Acquisition) serta pemindahan penduduk (Resettlement) dengan
menggunakan pendekatan partisipasi, sehingga mendapatkan suatu kerangka kerja dalam
pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan yang dibutuhkan dalam pembangunan. Namun
dalam studi untuk kegiatan pelebaran Ruas Mangopoh – Padangsawah ini tidak memerlukan
pemindahan penduduk (Resettlement) .
gantiruginya. Hasil studi juga membantu Pemrakarsa Proyek sebagai acuan dalam
penyediaan anggaran sesuai siklus kegiatan pembangunan serta melaksanakan pembebasan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kesepakatan bersama masyarakat.
1. Memperkirakan secara baik dan akurat tentang jumlah penduduk, bangunan dan tanaman
yang akan terkena pelebaran jalan.
2. Memperkirakan secara baik dan akurat tentang nilai atau harga bangunan dan tanaman
yang akan terkena proyek,
3. Mengajukan pola penataan kawasan Pasar Bawan dengan tetap memperhatikan inspirasi
masyarakat, sehingga pelebaran jalan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja jalan,
dengan tidak menimbulkan konflik penggunaan dengan masyarakat.
1.3. METODOLOGI
Penelitian yang bersifat deskriptif-analitis ini pada dasarnya menggunakan metode survai,
dimana informasi dikumpulkan dari responden dengan memakai kuisioner yang bertujuan
khusus menggali aspek-aspek kehidupan masyarakat yang terkait dengan rencana kegiatan.
Secara garis besar 4 aspek yang akan ditinjau melalui studi adalah :
Untuk melengkapi dan memperkaya data survai, terutama pada lokasi pasar, dilakukan
diskusi kelompok terfokus atau focused group discussion (FGD) dengan peserta berasal dari
kelompok aparat pemerintah (Kabupaten, Kecamatan dan Nagari), tokoh-tokoh masyarakat
setempat dan unsur dari masyarakat yang terkena secara langsung dari kegiatan pelebaran
jalan. Selain itu, dilakukan pula observasi lapangan dan wawancara bebas (spotcheck) dengan
sejumlah responden terpilih.
Selain data primer di atas, digunakan pula data sekunder yang didapatkan dari instansi terkait
berupa peraturan perundang-undangan tentang tata cara pembayaran ganti rugi bangunan dan
tanaman.
Data sekunder dari literatur dan data primer (hasil survey), selanjutnya dievaluasi dan
dianalisa dengan menggunakan rumus yang lazim digunakan. Hasil survey selanjutnya
dientrikan ke dalam suatu tabel data dasar (database entries) menggunakan perangkat
pemograman WEB php yang di disain untuk ini untuk selanjutnya digunakan dalam
penganalisisan lebih lanjut dalam penyajiannya ke dalam bentuk tabel-tabel, gambar atau
peta, ataupun sebagai tampilan dan akses cepat ke setiap penduduk yang terkena dampak.
Semua data dan hasil di samping digunakan untuk keperluan penyusunan LARAP, nantinya
dapat juga digunakan sebagai tool atau alat oleh Panitia Pembebasan Tanah dalam pendataan
secara lebih mendetail dalam rangka mempersiapkan proses pembebasan tanah dan
pembayaran gantirugi. Dengan demikian hasil larap yang disusun ini dapat digunakan sebagai
base data sampai dilaksanakannya penggantirugian.
Pelebaran Jalan Nasional Ruas Mangopoh – Padangsawah (Ruas 047.1) dari KM 102+200 –
KM 134+200, sepanjang 31,580 KM jalan ini berada di wilayah Kabupaten Agam. Pelebaran
yang dilakukan di dalam RUMIJA ini merupakan bagian dari Trans Sumatra Jalur Barat.
Pelebaran dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kinerja jalan yang akhirnya akan
memperlancar moda angkutan dari dan menuju Padang (Pelabuhan Teluk Bayur). Secara
administratif kegiatan pelebaran ruas jalan di Kabupaten Agam ini berada di Kecamatan
Lubukbasung dan Kecamatan IV Nagari dan Kecamatan Palembayan.
Berdasarkan studi Detail Engineering Design (DED), pelebaran jalan yang dilakukan akan
menjadikan ruas jalan ini menjadi 2 (dua) jalur 4 (empat) lajur dengan lebar perkerasan 7,0
m’ yang dilengkapi dengan bahu jalan dengan lapisan sspalt masing-masing 2,0 m’ kiri dan
kanan serta saluran drainase kiri kanannya masing-masing 0,5 m’. Dimensi teknis rencana
pelebaran sebagaimana disajikan pada Tabel 2.1. di bawah, sedangkan Typical Cross section
disajikan dalam lampiran.
Tabel 2.1.
Dimensi Teknis Rencana Pelebaran Ruas Jalan Nasional Manggopoh -Simpangempat
Ruas Jalan Nasional Mangopoh – Padangsawah (Ruas 047.1) sepanjang 32,000 KM dimulai
dari Sta 0.000 di Simpang Manggopoh Kecamatan Lubukbasung Kabupaten Agam atau pada
KM 102+200 dari Kota Padang, dan berakhir di Padangsawah Kecamatan III Nagari
Kabupaten Pasaman atau Sta 32+090.337 atau KM 134+200 dari Kota Padang. 31,580 KM
ruas jalan ini berada di wilayah Kabupaten Agam, yakni dari Sta 0+000 sampai Sta 31+580
atau (KM 102+200 atau KM 133+780) dari Kota Padang,
Pelebaran Ruas Jalan Nasional ini seluruhnya direncanakan dilaksanakan di dalam RUMIJA,
sehingga tidak membutuhkan pengadaan lahan. Namun akibat pertumbuhan sosial ekonomi
masyarakat, ditemukan beberapa bangunan penduduk termasuk pagar dan decker drainase
serta beberapa fasilitas lain seperti tiang listrik, telepon dan jaringan kabel bawah tanah atau
pun pipa air bersih yang berada di dalam RUMIJA. Disamping itu, kawasan di sepanjang ruas
jalan ini yang telah bertumbuh sebagai kawasan perkebunan, juga ditemukan adanya tanaman
ekonomi yang ditanamam penduduk di dalam RUMIJA.
Pada ruas ini juga ditemukan fasilitas pasar yakni Pasar Bawan yang keberadaanya sempadan
atau yang sangat dekat dengan pinggir jalan. Pada saat hari pasar, yakni Jumat, di lokasi ini
sering terjadi kemacetan akibat pasar tumpah dan banyaknya kendaraan yang parkir di
pinggir jalan.
Pelebaran ruas jalan ini secara fisik akan dilaksnakan pada Tahun Anggaran 2011 – 2013,
diman saat ini telah menyelesaikan tahap Perencanaan Teknis dan telah mendapat persetujuan
Pembiayaan dari Pemerintah Pusat melalui Anggran Kementrian Negara Pekerjaan Umum
Republik Indonesia.
Wilayah administrasi studi LARAP kegiatan peningkatan Ruas Jalan Nasional Manggopoh –
Padangsawah (Ruas 047.1) di Kabupaten Agam sepanjang 31,580 KM, berada pada 3 (tiga)
Kecamatan masing-masing meliputi satu Nagari (setingkat Desa) yakni Manggopoh, Bawan
dan Silareh Aia.
Pemanfaatan lahan di sepanjang trase jalan ini sebagian besar sudah menjadi kawasan
terbangun dan perkebunan dengan hasil utama kelapa sawit, kakao, jagung dan tanaman
perkebunan lainnya. Di kecamatan IV Nagari, yakni di Bawan, dijumpai sarana pasar dengan
hari pasar sekali dalam seminggu, masing-masing pada hari Jumat, dimana pada hari ini
sering terjadi kemacetan akibat pasar tumpah dan pemarkiran kendaraan di pinggir jalan.
3.2.1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah administratif nagari-nagari di Kabupaten Agam yang
dilewati ruas jalan pada Tahun 2008 mencapai 46.773 jiwa yang terdiri dari 10.820
Kepala Keluarga (KK). Sebaran penduduk menurut satuan wilayah administrasi
disajikan pada Tabel 3.1. Sebagian besar penduduk berkelamin perempuan dengan
jumlah penduduk terbanyak (19.838 jiwa) terdapat di Kenagarian Manggopoh dan
yang terendah sebesar 12.335 jiwa di Kenagarian Bawan.
3.2.2. Perekonomian
Secara umum struktur komunitas penduduk di wilayah studi didominasi oleh etnis
Minangkabau, disamping etnis lain seperti Mandailing dan Jawa. Walaupun secara etnis
terdapat kelompok yang dominan, namun pola interaksi yang berkembang cukup harmonis
dan tidak adanya pembentukan kelompok tersendiri secara eksklusif. Justru yang berkembang
adalah terbentuknya pengelompokan secara sosial ekonomi dalam bentuk koperasi
perkebunan dan kelompok sosial kemasyarakatan lainnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan, diperoleh data total jumlah bangunan penduduk
yang terkena rencana pembangunan ruas Manggopoh – Padangsawah di Kabupaten Agam
sebanyak 25 unit. Deskripsi bangunan yang terkena pembangunan sebagai berikut.
a. Guguk 13 unit, semua digunakan untuk warung
b. Semipermanen 7 unit, 4 unit sebagai rumah, lainnya untuk usaha
c. Permanen 5 unit, digunakan untuk usaha
Bangunan lain seperti pagar dan teras dijumpai di 17 lokasi dengan rincian.
Teras Rumah 6 lokasi
Pagar dan bangunan batas tanah di 11 lokasi,
Tanaman bernilai ekonomi yang dimiliki penduduk yang ditanam di dalam RUMIJA ruas
Jalan Manggopoh – Padangsawah di Kabupaten Agam sebanyak 22 pohon yang dimiliki oleh
7 KK, terdiri dari Pohon Sawit, Kelapa, Pinang dan pohon lain seperti Jati, Mangga,
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat III - 3
Rambutan dan Nangka. Uraian tentang jumlah tanaman sebagai berikut;
Sawit 9 batanag
Kelapa 1 batang
Pinang 22 batang
Pohon lainnya (Jati) 5 batang
Pasar Bawan merupakan Pasar Nagari dengan hari pasar sekali dalam seminggu setiap hari
Jumat. Pada hari-hari lain, sebagian toko atau warung hanya buka untuk melayani kebutuhan
masyarakat sekitar. Pada saat hari pasar ini, karena juga melayani masyarakat dari nagari
sekitarnya, maka suasana pasar sangat ramai dan selalu meluber sampai ke badan jalan dan
selalu menimbulkan kemacetan.
Walaupun bangunan pasar ini berada di luar RUMIJA, namun lapak pedagang K5 yang
menjual kebutuhan masyarakat sekitar sering digelar di bahu jalan, sehingga saat melayani, si
pembeli terpaksa melewati badan jalan. Kondisi ini di perparah lagi dengan tidak tertatanya
parkir dari kendaraan pedagang maupun pengunjung.
Jumlah responden yang berhasil diwawancarai dalam penelitian ini sebanyak 53 orang
meliputi 3 kecamatan dan 3 Nagari seperti disampaikan pada tabel berikut. Jumlah ini sama
dengan jumlah KK yang terkena pembebasan baik berupa bangunan maupun tanaman.
Dari data pada Tabel 3.2 terlihat bahwa besarnya responden di Kecamatan Kinali Kabupaten
Pasaman Barat menggambarkan bahwa banyaknya masyarakat mendirikan bangunan atau
kelengkapan bangunan, maupun menanam tanaman ekonomis di dalam RUMIJA. Hal ini
disebabkan kekurang-tauan mereka atas fungsi dan kepemilikan RUMIJA, serta lemahnya
pengawasan dari pihak-pihak terkait.
Tabel 3.2
Distribusi Kuisioner Berdasarkan Kecamatan dan Nagari
Luas Jumlah (Jiwa) Responden (KK)
No. Wilayah Studi Keterangan
(km2) Penduduk KK Jumlah % tase
1. Kec. Lubukbasung
a. Nagari Manggopoh 228,20 19.838 3.995 23 0,575 100% WTP
2. Kec. Ampek Nagari
a. Nagari Bawan 131,74 12.335 2.323 17 0,731 100% WTP
3. Kec. Palembayan
a. Nagari Salareh Aia 92,17 14.600 4.502 13 0,288 100% WTP
452,11 46.773 10.820 53 0,489
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah) dan Penelitian Lapangan 2010
Keadaan Sosial ekonomi responden dapat dilihat dari pekerjaan utama masing-masing. Dari
53 KK (100%) yang diwawancarai, merupakan pemilik atau yang mewakili pemilik. Dari
keseluruhan responden, berturut-turut 50,95 % berprofesi sebagai petani, 16,98 % berprofesi
sebagai pedagang, 7,55 % berstatus sebagai PNS/TNI/Polri. Sedangkan 11,33% tidak
memberikan jawaban.
Tabel 3.3.
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Utama
Wilayah Adminitrasi (KK/%)
No. Pekerjaan Utama Jumlah (KK/%)
Manggopoh Bawan Silareh Aia
1 PNS/POLRI/ABRI 3 1 4 7,55
2 Pertanian 10 9 8 27 50,95
3 Buruh Tani 1 1 1,88
4 Pengrajin 1 1 1,88
5 Perdagangan, 3 5 1 9 16,98
6 Sopir/ Ojek 1 1 1,88
7 Jasa 1 1 1,88
8 Rumahtangga 3 3 5,67
9 Lainnya 2 1 3 6 11,33
Jumlah 53 100,0
Sumber : Penelitian Lapangan 2010.
Responden di lokasi penelitian terbanyak berpendidikan Tamat SMP (37,47%), Tamat SMA
atau sederajat (26,42 %), dan sebanyak 22,64 % tidak menjawab. Dari total responden, hanya
(7,55 %) yang Tidak Tamat SD sedangkan 1 KK (1,89%) berpendidikan sarjana. Tingkat
pendidikan ini berpengaruh terhadap wawasan dan pola pikir seseorang serta hasil wawancara
dan pengisian kuisioner serta tanggapannya terhadap proyek.
Grafik 4.1.
Grafik Responden Berdasarkan Pendidikan
Jumlah anggota keluarha responden dinominasi oleh keluarga dengan jumlah anggota
keluarga 4 – 6 orang, yakni sebanyak 35 KK dari 53 KK, atau 66,04%, diikuti oleh keluarga
Kegiatan pelebaran jalan ini memberikan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi yang
cukup luas pada masyarakat. Namun hanya sekitar 24,53% masayarat menyatakan setuju,
sedangkan 22,64 menyatakan sebaliknya. Sebagian besar 50,49% tidak memberikan opini.
Lebihlanjut, berdasarkan FGD yang dilakukan, seluruh perserta memahami bahwa aktifitas
hari pasar selama ini justru telah menghambat laju kendaraan yang mengangkut hasil kebun
dan nkebutuhan masyarakat. Namun, di sisi lain, mereka juga memahami perilaku pedagang
yang menggelar dagangannya sampai ke bahu jalan.
Grafik 4.3.
Grafik Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian
Dalam pelaksaan FGD, peserta mengemukakan kebutuhan atas pengaruh dan pengawasan
pemerintah setempat terhadap harga hasil perkebunan. Hal berkaitan dengan pengorbanan
ataupun penggantirugian lahan masyarakat secara langsung. Namun di sisi lain kelancaran
arus transportasi lebih dinikmati secara langsung oleh pemilik kebun besar ataupun pabrik
pengolahan CPO.
3.7. KOMPENSASI
Sebelum dilakukan penetapan besaran kompensasi terhadap bangunan dan tanaman yang
terkena pembebasan, pada umumnya masyarakat menginginkan dilakukannya musyawarah.
Semntara itu, penetapan nilai gantirugi yang akan ditetapkan diserahkan sepenuhnya pada
penetapan atau aturan Pemerintah yang berlaku.
Grafik 4.4.
Grafik Bentuk Kompesasi yang dikehendaki Masyarakat
Bila dikaji dari bentuk kompensasi yang diinginkan responden, terlihat uang adalah bentuk
penggantian yang proporsi terbesar 79,25% dan hanya 2 KK atau 3,77% yang menginginkan
dalam bentuk kompensasi berupa memodifikasi bangunan.
Sementara itu, hasil diskusi kelompok terfokus (FGD) di lokasi pasar menggambarkan bahwa
pada umumnya masyarakat setuju dengan rencana kegiatan, karena dapat membawa kemajuan
dan perkembangan nagari. Namun demikian, sebagian perserta FGD masih mengharapkan
adanya penataan kawasan pasar, karena mereka menyadari bahwa pasar tumpah selama ini
telah mengakibatkan terjadinya kemacetan.
Untuk itu, masyarakat menginginkan kepada pemerintah, terutama pihak yang akan
melaksnakan pelebaran jalan ini, P2JJ Provinsi Sumatera Barat, sekaligus melakukan kegiatan
penataan kawasan pasar dengan menyediakan pelataran parkir bagi kendaraan dan pelataran
lapak bagi pedagang K5.
a. Fungsi Bangunan
Bila ditinjau pemanfaatan bangunan yang terkena dampak, jumlah terbesar digunakan
sebagai tempat usaha.
b. Konstruksi Bangunan
Dari kuiseioner dan wawancara yang dilakukan, masyarakat menginginkan adanya
penggantian atas bangunan terkena rencana kegiatan, namun masyarakat tidak
mengetahui perkiraan harga bangunan yang mereka miliki. Hasil pengamatan
memperlihatkan bahwa 32% WTP mempunyai bangunan permanen, 52% responden
dengan konstruksi bangunan semi permanen dan hanya 16% responden mempunyai
bangunan gubuk dengan konstruksi kayu.
Penentuan besarnya nilai penggantirugian bangunan dalam Studi LARAP dilakukan dengan
pendekatan harga yang ditetapkan pemerintah dan NJOP dengan tetap memperhatikan harga
pasar dan harga keinginan masyarakat yang terkena pembebasan. Namun hasil penelitian
menyatakan bahwa semua responden (100 %) menyerahkan sepenuhnya pada pemerintah
melalui Pihak Pemrakarsa sesuai hasil Studi LARAP.
b. Harga Pasar
Penentuan harga pasar untuk bangunan yang akan dibebaskan dihitung dengan
memperhatikan bentuk dan umur konstruksi, lokasi dan fungsi bangunan, serta
prospektif pengembangan kawasan bersangkutan. Berdasarkan hasil penelitian didapat
data bahwa bangunan berfungsi warung ataupun toko per m2mya di ibukota
kecamatan/Nagari lebih mahal dibanding bangunan yang sama jauh dari pusat
pemerintahan (rural). Selanjutnya bangunan rumah tinggal, lebih murah dibandingkan
bangunan toko atau warung. Hal ini berlaku untuk semua bentuk kontruksi berturut-
turut permanen, semipermanen dan terakhir gubuk.
Tabel 3.5.
Harga Pasar Bangunan berdasarkan Fungsi dan Konstruksi
Konstruksi Fungsi
No. Harga x Rp.1.000/m2) KETERANGAN
Bangunan
1. Toko Permanen 3.000.000,0
2. Toko Semi Permanen 1.500.000,0
3. Warung Gunuk 250.000,0
4. Rumah Permanen 2.500.000,0
5. Rumah Semi Permanen 1.250.000,0
6. Rumah Gunuk 200.000
Sumber : Hasil Studi di masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
Pagar dan teras masyarakat yang dijumpai dalam RUMIJA dikelola atau diganti dengan
penggeserannya ke luar rumija atau dilakukan dengan penggantirugian. Hasil kuisioner dan
b. Harga Pasar
Penentuan harga pasar (perkiraan), Tabel 3.8, untuk tanaman ekonomis dihitung
dengan memperhatikan jenis dan umur tanaman serta harga panen saat ini.
Berdasarkan hasil penelitian lapangan didapat data bahwa tanaman sawit dan kakao
Penelitian terhadap keberadaan pasar dan upaya penaganan masalah pelebaran jalan dan
kondisi pasar yang selalu tumpah saat hari-hari pasar, dilakukan melalui diskusi dan
wawancara terstruktur, serta dilanjutkan dengan group diskusi terfokus (FGD). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa masyarakat menyadari bahwa setiap hari pasar selalu terjadi
kemacetan akibat pasar tumpah dan mengharapkan adanya di penataan kawasan pasar. Untuk
itu, masyarakat pelaksana proyek pelebaran jalan, yakni P2JJ Provinsi Sumatera Barat, dapat
sekaligus melakukan penataan dengan penyediaan pelataran parkir dan pelataran lapak
pedagang K5.
Keberadaan lapak pedagang K5 dan pemarkiran kendaraan, baik kendaraan pedagang,
angkutan pedesaan, maupun kendaraan roda dua pribadi dan ojek, pada setiap hari pasar yakni
hari Jumat, telah menimbulkan kemacetan di ruas jalan ini. Walau masyarakat menyadari
terjadi kemacetan, namun sampai saat ini belum ada upaya penyelesaian masalahnya seperti
penataan pedagang K5 ataupun pemarkiran kendaraan.
Besarnya gantirugi bangunan rumah toko dan warung penduduk yang berada dalam rumija
pada Ruas Jalan Nasional Manggopoh – Padangsawah – Simpangempat berdasarkan hasil
analisis studi LARAP dengan mempertimbangkan hasil wawancara, FGD dan Kuisioner, di
hitung sebersar Rp. 99.600.000,00 sebagaimana dilihat pada Tabel 4.1. Sementara
perhitungan harga menurut ketetapan pemerintah dan NJOP atau pun harga pasar masing-
masing bangunan disampaikan pada lampiran.
Tabel 4.1.
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk menurut wilayah Administrasi
Gantirugi bangunan lainnya milik masyarakat seperti pagar dan teras di dalam rumija, dalam
penelitian ini di hitung tersendiri di luar bagunan induknya. Nilai gantirugi adalah sebesar Rp
112.000.000,00, sebagaimana Tabel 4.2., dihitung berdasarkan justifikasi tim LARAP untuk
selanjutnya diharapkan mendapat pengesehan dari pemerintah kabupaten masing-masing
pada saat gantirugi akan dibayarkan nantinya.
Basar harga gantirugi tanaman ekonomis masyarakat di dalam RUMIJA, Tabel 4.3 terhitung
sebesar Rp. 11.250.000,00. Hasil perhitungan berdasarkan ketetapan pemerintah dan harga
pasar selengkapnya disampaikan pada lampiran.
Tabel 4.3.
Perhitungan Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomis Penduduk menurut wilayah Administrasi
Besarnya biaya penangan pasar Bawan yang terdapat di Kanagarian IV Nagari, sebagai mana
terlihat pada Tabel 5.4 berikut. Walaupun nantinya akan disdiakan pelataran parkir yang
dilengkapi dengan kawasan untuk Lapak pedahang K5, namun upaya ini masih
membutuhkan tambahan derupa pemagaran kawasan pasar demi menjaga keselamatan
pengguna jalan nantinya. Pengadaan lahan di kawasan Pasar ini pun relatif mahal dari
kawasan lain sekitarnya.
Tabel 4.4
Perhitungan Biaya Penanganan Kawasan Pasar Sempadan Jalan
Walaupun kegiatan peningkatan kualitas jalan tidak memerlukan pembebasan karena akan
dilaksanakan di dalam RUMIJA, namun masih memerlukan pembebasan dari bangunan dan
tanaman ekonomi masyarakat yang berada di dalamnya. Peraturan perundang-undangan yang
menjadi landasan hukum terhadap proses pembebasan lahan dalam pembangunan untuk
kepentingan umum adalah :
a. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2043.);
b. Undang-undang Nomor 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah Tanpa
Izin Yang Berhak Atau Kuasanya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960
Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2106);
a. Tahap Awal
Sesuai ketentuan yang berlaku, maka setiap proyek atau pun subproyek yang
memerlukan pembebasan lahan terlebih dahulu harus melakukan proses penyiapan
yang mengacu pada Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum. Untuk itu, sesuai dengan
Sesuai hasil Studi LARAP, maka Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Provinsi
Sumatera Barat melalui Kepala Dinas Prasarana Jalan, Tataruang dan Pemukiman
Propinsi Sumatera Barat menyampaikan surat Gubernur Sumatra Barat guna
pembentukan Panitia Pembebasan Lahan Tingkat Provinsi dengan susunan
kepanitiaan terdiri dari sembilan unsur yang dianggap sudah mewakili semua pihak
terkait di pemerintahan dan selanjutnya disebut Panitia Sembilan Provinsi.
Selanjutnya dimintakan juga kepada Gubernur Sumatra Barat untuk menyurati Bupati
Kabupaten Agam, Pasaman dan Pasaman Barat yang menginformasikan bahwa akan
dilakukan pembebasan lahyan dari bangunan dan tanaman ekonomi masyarakat di
dalam RUMIJA sepanjang ruas jalan Manggopoh – Padangsawah – Simpangempat
karena akan dilakukan pelebaran jalan. Sehingga masing-masing Bupati juga
membentuk Panitia Sembilan Kabupaten yang nantinya akan bertugas mendapingi
Panitia Sembilan Provinsi dalam menangani proses penggantirugiaan.
Panitia Sembilan Provinsi dan Kabupaten beserta Pihak Proyek mengadakan rapat
intern mengenai prosedur pembayaran gantirugi atas bangunan dan tanaman yang
terkena proyek. Pembayaran akan dilakukan kepada masyarakat yang sudah bersedia,
Gantirugi Bangunan
1) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk.
2) Foto Copy Sertifikat Tanah atau surat kepemilikan tanah lainnya untuk bangunan
yang sebagianya berada di dalam RUMIJA.
3) Untuk tanah ulayat harus ada surat dari Ninik Mamak, Walinagari, Camat serta
tidak bermasalah dengan hukum.
4) Surat keterangan Walinagari atas kepemilikan bangunan yang seluruhnya berada
di dalam RUMIJA.
Tamaman Ekonomis
1) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk.
2) Surat keterangan Walinagari atas kepemilikan tanaman ekonomi yang ditanam
mereka masing-masing di dalam RUMIJA.
5.1. KESIMPULAN
Pada dasarnya masyarakat Kabupaten Agam yang dilewati setuju dengan pelebaran ruas
Jalan Nasional Manggopoh – Padang Sawah dengan tingkat resistensi sangat rendah. Nilai
ganti rugi yang harus desediakan oleh pemerintah sebesar Rp. 727.950.000,- sebagaimana
Tabel 5.1. Penyediaan ini dibutuhkan untuk pembayaran ganti rugi bangunan rumah, warung
bengkel dan sarana ekonomi lainnya, bangunan lain masyarakat seperti pagar, teras rumah,
ataupun batas tanah masyarakat, serta tanaman ekonomis yang semuanya berada dalam
RUMIJA. Dana ini juga alokasikan untuk perbaikan beberapa bagian dari sarana pasar di
Bawan sehingga keberadaan pasar tidak mengurangi kinerja jalan yang sudah ditingkatkan.
Biaya juga dicxadangkan untuk Panitia Pembebasan Lahan, baik tingkat Kabupaten maupun
tingkat Provinsi, tidak termasuk Biaya Evaluasi dan Monitoring yang disediakan oleh
Departemen PU melalui RAPBN.
Tabel 5.1
Rekapitulasi Biaya Larap Peningkatan Ruas Jalan Nasional Manggopoh - Padangsawah
Di Wilayah Kabupaten Agam
5.2. REKOMENDASI
Agar proyek pelebaran jalan dapat dilaksanakan sesuai perencanaan dengan langkah-langkah
yang disarankan sebagai berikut :
LARAP
(LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN)
PELEBARAN JALAN MANGGOPOH - PADANG SAWAH (RUAS 047.1)
DI KABUPATEN AGAM
LAMPIRAN 1 RENCANA KERJA PEMBEBASAN LAHAN
PENINGKATAN RUAS PENINGKATAN JALAN MANGGOPOH - PADANGSAWAH (RUAS 047.1) DI KABUPATEN AGAM, PROPINSI SUMATERA BARAT
Waktu Kebutuhan
Sumber Biaya
No. Program Lokasi Kegiatan Keluaran Satuan/ Unit Penanggungjawab Pelaksanaan Biaya Keterangan
APBD Kab. 2013 APBD Prov. 2011 APBN 2011
1. Penyusunan LARAP 1. Kabupaten Agam 1. Melakukan inventori aset bangunan dan tanaman bernilai ekonomi Tersusunnya laporan studi LARAP dalam 1 Paket P2JJ atau SNVT Pembangunan Okto 2010 - Jan 2011 LS LS
di dalam RUMIJA proses pembebasan lahan Jalan dan Jembatan Provinsi
Sumatera Barat
2. Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 2. Melakukan survey sosial ekonomi di 3 kecamatan
Palembayan Melakukan sosialisasi, konsultasi dan diskusi
3. Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 3. Melakukan sosialisasi, konsultasi dan diskusi dengan masyarakat
Palembayan
4. Kecamatan IV Nagari 4. Melakukan FGD di Bawan
2. Tim Pembebasan Lahan (TPL) 1. Provinsi Sumatra Barat untuk tingkat Provinsi 1. Pembentukan PPL untuk kepentingan Proyek Pelebaran - Terbentuknya Panitia Pembebasan 2 Paket Pemprov. Sumatera Barat Jan 2011 45.000.000 45.000.000 Biaya Panitia Pembebasan
Kabupaten Agam unt tingkat kabupaten Lahan Tingkat Provinsi dan Kabupaten Pemerintah Kabupaten Agam dan Tim Independen
dibiayai sepenuhnya dari
2. Penyusunan rencana kerja pelaksanaan pembebasan lahan - Dokumen Rencana Kerja Pembebasan
APBD Prov.
di Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan Palembayan Lahan
3. Memfasilitasi pembentukan Tim Pemantau Independen
4. Melakukan kegiatan atas rencana kerja yang disusun
3. Pembentukan/Penetapan Tim Penilai Kabupaten Agam 1. Panitia Pembebasan Lahan Kabupaten Agam mengajukan - Terbentuknya Tim Penilai Harga 1 Paket Pemerintah Kabupaten Agam Jan 2011
Independen Harga Bangunan dan Tanaman Tim Penilai Hargauntuk ditetapkan Bupati
2. Melakukan penilaian harga bangunan dan tanaman berdasarkan ; - Masukan harga dasar kompensasi
- NJOP tahun berjalan atau Tarif yang telah ditetapkan sebelumnya
- Harga Pasar berpedoman pada variabel lokasi dan letak ,
kesesuaian penggunaan dengan tata ruang wilayah, serta sarana
dan prasarna yg tersedia & faktor lain yg mempengaruhi harga
- Harga permintaan warga terkena pembebasan
3 Sosialisasi Pembebasan Lahan dengan Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. Mengundang calon WTP yang bangunan dan tanamannya akan terkena - Tersosialisasikannya rencana proyek 1 Paket Panitia Pembebasan Lahan Feb 2011
Calon WTP Palembayan 2. Melakukan sosialisasi tentang rencana pembebasan lahan dan pembebasan Lahan, dilengkapi dihadiri oleh P2JJ atau SNVT
Pembangunan Jalan dan
3. Melakukan sosialisasi tentang tata cara penghitungan kompensasi dengan Berita Acara, Notulen dan
Jembatan Sumbar
dan cara pembayaran Daftar Hadir
4. Penandatanganan Berita Acara Sosialisasi
4 Identifikasi dan Inventarisasi Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. PPL melakukan pengukuran batas bangunan yang akan dibebaskan - Terpasangnya tanda batas bangunan 1 Paket Panitia Pembebasan Lahan Maret 2011
Palembayan (seuai RUMIJA) bersama dengan WTP, Proyek dan aparatur Nagari yang akan dibebaskan dihadiri oleh P2JJ atau SNVT
Pembangunan Jalan dan
2. Penentuan bersama batas bangunan dan pohon yang akan tanda - Daftar WTP dan aset yang akan terkena
Jembatan Sumbar
3. Melakukan perhitungan aset warga yang akan terkena - Tersusunnya Peta bangunan dan
4. Pembuatan Berita Acara Pengukuran dan Pematokan tanaman terkena proyek
5 Musyawarah untuk menentukan besaran Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. Musyawarah dengan Warga Terkena Proyek (WTP) - Terlaksananya proses musyawarah/ Lumpsum Panitia Pembebasan Lahan Maret 2011
kompensasi Palembayan 2. Kesepakatan besaran dan bentuk kompensasi negosiasi yang dilengkapi Berita Acara, dihadiri oleh P2JJ atau SNVT
Pembangunan Jalan dan
3. Penghitungan Nilai Kompensasi oleh Tim Penilai Harga Independen Notulen dan Daftar Hadir
Jembatan Sumbar
berdasarkan hasil pengukuran dan pematokan
4. Kesepakatan Jadwal Pembayaran Kompensasi
5. Pembuatan Berita Acara Negosiasi/Musyawarah
6 PelaksanaanPembebasan Lahan Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1. Pelaksaanaan Pembayaran Kompensasi Bangunan dan Tanaman warga - Terlaksananya pembayaran kompensasi 25 Unit Panitia Pembebasan Lahan April 2011 99.600.000 99.600.000
Palembayan 2. Dokumentasi proses pemberian Kompensasi Banguan warga - Bentuk dan besaran
17 Lokasi kompensasi adalah harga yang
3. Penandatangan Surat Pembayaran - Terlaksananya pembayaran kompensasi 112.000.000 112.000.000
diperoleh dari kesepakatan
Banguan teras dan pagar warga dengan WTP dalam
Terlaksananya Kompensasi untuk 37 Pohon 11.250.000 11.250.000 musyawarah mufakat
Tanaman
7 Penataan Kawasan Pasar Bawan Kecamatan IV Nagari - Pembangunan pelataran Parkir dan Pelataran Pedagang K5 - Tertatanya Parkir dan Pedagang K5 di 1 Paket Pemkab Agam Juli 2012 - Des 2012 535.000.000 535.000.000
Kawasan Pasar Bawan
8 Pelaksanaan Monitoring dan - Kecamatan Lubukbasung, IV Nagari dan 1 Pembentukan Tim Pemantau (Internal dan Eksternal) - Terbentuknya Tim Pemantau Lumpsum Pemkab Agam Juli 2011 - Juli 2014 LS LS
Evaluasi Program Palembayan Pelaksanaan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Internal dengan SK Bupati
rencana kegiatan oleh PPL.
2 Evaluasi Akhir pelaksanaan pekerjaan oleh Tim Pemantau - Terbentuknya Tim Monitoring Eksternal P2JJ atau SNVT Juli 2011 - Juli 2014 75.000.000 75.000.000
Eksternal - Dokumen Laporan Monitoring Pembangunan
Jalan Prop
3 Rekomendasi kegiatan tindak lanjut yang harus dilakukan Pelaksanaan LARAP Bengkulu
LARAP
(LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN)
PELEBARAN JALAN MANGGOPOH - PADANG SAWAH (RUAS 047.1)
DI KABUPATEN AGAM
Tabel 5.1
Rekapitulasi Biaya Larap Peningkatan Ruas Jalan Nasional Manggopoh - Padangsawah
Di Wilayah Kabupaten Agam
Jumlah Luas Tarif Pemerintah/ NJOP Perhitungan HargaPasar Hasil Analisis Larap
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi Bangunan Banguna Harga/m2 Harga/m2 Harga/m2
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(Unit)*) n (m2)*) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Nagari Manggopoh Permanen 3 34 425.000,0 14.450.000,0 450.000,0 15.300.000,0 500.000,0 17.000.000,0
Semipermanen 1 16 310.000,0 4.960.000,0 320.000,0 5.120.000,0 350.000,0 5.600.000,0
Gubuk 5 58 145.000,0 8.410.000,0 220.000,0 12.760.000,0 250.000,0 14.500.000,0
2. Nagari Bawan Permanen 425.000,0 - 450.000,0 - 500.000,0 -
Semipermanen 5 64 310.000,0 19.840.000,0 320.000,0 20.480.000,0 350.000,0 22.400.000,0
Gubuk 7 81 145.000,0 11.745.000,0 220.000,0 17.820.000,0 250.000,0 20.250.000,0
3. Nagari Salareh Aia Permanen 425.000,0 - 450.000,0 - 500.000,0 -
Semipermanen 1 16 310.000,0 4.960.000,0 320.000,0 5.120.000,0 350.000,0 5.600.000,0
Gubuk 4 57 145.000,0 8.265.000,0 220.000,0 12.540.000,0 250.000,0 14.250.000,0
Total 72.630.000,0 Total 89.140.000,0 Total 99.600.000,0
Sumber : *) adalah Hasil Perhitungan data Lapangan 2010.
Tabel 4.2.
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Lainya Penduduk menurut Ruas Jalan Nasional
Jumlah Luas Tarif Pemerintah/ NJOP Perhitungan HargaPasar Hasil Analisis Larap
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi Bangunan Banguna Harga/m2 Harga/m2 Harga/m2
Jumlah (Rp) Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
(Unit)*) n (m2)*) (Rp) (Rp) (Rp)
1. Nagari Manggopoh Teras 5 102 425.000,0 43.350.000,0 450.000,0 45.900.000,0 500.000,0 51.000.000,0
Pagar 6 95 310.000,0 29.450.000,0 320.000,0 30.400.000,0 350.000,0 33.250.000,0
Bangunan Lain 2 18 145.000,0 2.610.000,0 220.000,0 3.960.000,0 250.000,0 4.500.000,0
2. Nagari Bawan Tiang Rumah 1 5 425.000,0 2.125.000,0 450.000,0 2.250.000,0 500.000,0 2.500.000,0
Pagar 1 15 310.000,0 4.650.000,0 320.000,0 4.800.000,0 350.000,0 5.250.000,0
Bangunan Lain 1 20 145.000,0 2.900.000,0 220.000,0 4.400.000,0 250.000,0 5.000.000,0
3. Nagari Salareh Aia Teras 425.000,0 - 450.000,0 - 500.000,0 -
Pagar 1 30 310.000,0 9.300.000,0 320.000,0 9.600.000,0 350.000,0 10.500.000,0
Bangunan Lain 145.000,0 - 220.000,0 - 250.000,0 -
Total 94.385.000,0 Total 101.310.000,0 Total 112.000.000,0
Sumber : *) adalah Hasil Perhitungan data Lapangan 2010.
Tabel 4.3.
Perhitungan Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomis Penduduk menurut wilayah Administrasi
LARAP
(LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN)
PELEBARAN JALAN MANGGOPOH - PADANG SAWAH (RUAS 047.1)
DI KABUPATEN AGAM
K E M E N T R I A N P E K E R J AA N U M U M
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATUAN KERJA NON VERTIKAL T ERTENTU PERENCANAAN DAN PENGAWASAN
JALAN DAN JEMBATAN ( P2JJ ) PROVINSI SUMATERA BARAT
Jl. Rasuna Said No. 85 A Padang, 25114 Telp. (0751) 70 51556 Fax. (0751) 70 51556
LARAP
(LAND ACQUISITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN)
PELEBARAN JALAN MANGGOPOH - PADANG SAWAH (RUAS 047.1)
DI KABUPATEN AGAM
Larap - Jalan Nasional Trans Sumatra Jalur Barat
HOME
Halaman Depan
Peta Jumlah Responden : 118
SEARCH
Responden per Kabupaten
About Us
Contact Us Kabupaten Pasaman Barat 55 KK 46.61 %
Kabupaten Pasaman 10 KK 8.47 %
Kabupaten Agam 53 KK 44.92 %
Kembali ke atas
Larap
http://localhost/larapmanggopoh/[19/12/2010 2:17:29]
Larap - yulinafri
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Lokasi : Kabupaten Agam
SEARCH
About Us Kecamatan IV Nagari 17 KK 32.08 %
Contact Us Kecamatan Lubuk
23 KK 43.4 %
Basung
Kecamatan Palembayan 13 KK 24.53 %
Bangunan 27 KK 50.94 %
Bangunan Lainnya 18 KK 33.96 %
Tanaman 7 KK 13.21 %
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Lokasi : Kecamatan Lubuk Basung
SEARCH
About Us
Nagari Manggopoh 23 KK 100 %
Contact Us
Bangunan 8 KK 34.78 %
Bangunan Lainnya 14 KK 60.87 %
Tanaman 1 KK 4.35 %
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Lokasi : Kecamatan IV Nagari
SEARCH
About Us
Nagari Bawan 17 KK 100 %
Contact Us
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Lokasi : Kecamatan Palembayan
SEARCH
About Us
Nagari Salareh Aia 13 KK 100 %
Contact Us
Bangunan 6 KK 46.15 %
Bangunan Lainnya 1 KK 7.69 %
Tanaman 6 KK 46.15 %
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Keterangan
SEARCH Kabupaten Agam Nomor ID 1
About Us Kecamatan Lubuk Basung Kriteria Responden Pemilik bangunan
Contact Us Nagari Manggopoh Surveyor
Lokasi KM 102.45< td> Tanggal Survey 0000-00-00
Jenis Asset Tanaman Kelapa Dimensi 1 Btg
B. BIDANG PEREKONOMIAN
Pekerjaan Utama
Petani
Pekerjaan Sampingan
http://localhost/larapmanggopoh/mod.php?mod=larap&op=LRD&id=1[19/12/2010 2:28:12]
Larap - yulinafri
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Keterangan
SEARCH Kabupaten Agam Nomor ID 17
About Us Kecamatan IV Nagari Kriteria Responden Pemilik bangunan
Contact Us Nagari Bawan Surveyor
Lokasi KM 114.8< td> Tanggal Survey 0000-00-00
Jenis Asset Bangunan Warung Dimensi 18 M2
B. BIDANG PEREKONOMIAN
Pekerjaan Utama
Petani
Pekerjaan Sampingan
http://localhost/larapmanggopoh/mod.php?mod=larap&op=LRD&id=17[19/12/2010 2:29:09]
Larap - yulinafri
HOME
<< B A C K
Halaman Depan
Peta Keterangan
SEARCH Kabupaten Agam Nomor ID 20
About Us Kecamatan Palembayan Kriteria Responden
Contact Us Nagari Salareh Aia Surveyor
Lokasi KM 124.3< td> Tanggal Survey 0000-00-00
Jenis Asset Bangunan Warung Dimensi 8 M2
B. BIDANG PEREKONOMIAN
Pekerjaan Utama
Petani
Pekerjaan Sampingan
Pedagang
Sudah berapa lama Anda mengelola usaha/bekerja pada pekerjaan utama?
Pedagang
Berapa penghasilan Anda pada pekerjaan utama?
Rp. 500.100 - 1.000.000,- / bulan
Berapa penghasilan Anda pada pekerjaan sampingan?
Rp. 300.100 - 500.000 / bulan
Berapa jumlah anggota keluarga yang menjadi tanggungan Anda ?
4-6 orang
Berapa besar pengeluaran rumah tangga Anda setiap bulan ?
Rp. 500.100 - 1.000.000,- / bulan
Apakah penghasilan yang Anda peroleh cukup untuk kebutuhan hidup Anda sehari-hari? (untuk kebutuhan makan,
sekolah dan lain-lain)
Kurang Cukup
Apakah Anda menabung setiap bulan ?
Ya
Berapa besar tabungan Anda setiap bulan ?
< Rp. 250.000
http://localhost/larapmanggopoh/mod.php?mod=larap&op=LRD&id=20[19/12/2010 2:29:59]