You are on page 1of 29

Jurnal Teknologi Pendidikan

Vol: 08/01 Juli 2020


Online ISSN: 2622-4283, Print ISSN: 2338-9184

http://doi.org/10.31800/jtp.kw.v8n1.p33--61

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN


INOVATIF BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
DAN KOMUNIKASI (TIK) SESUAI
KURIKULUM 2013
The Development of ICT-Based Innovative Learning Models of K13

Ade Koesnandar

Pengembang Teknologi Pembelajaran Madya - Pusat Teknologi Informasi dan


Komunikasi Pendidikan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Jl. RE. Martadinata KM. 15.5 Ciputat, Tangerang Selatan. 15411.
Pos-el: kusnandar@kemdikbud.go.id

INFORMASI ARTIKEL ABSTRACT:


Riwayat Artikel: This research is a development research that is intended to
Diterima : 2 Mei 2019 produce innovative ICT-based learning development service
Direvisi : 10 September 2019 models that are in line with the 2013 Curriculum through
Disetujui: 28 Desember 2019 distance assistance. Based on the preliminary survey, it was
obtained that teachers still face many difficulties in applying
innovative learning models. This condition is the reason for
Keywords:
the importance of this research. The development steps
Innovative learning, Project-
include: needs analysis, design, preparation of materials,
based Learning, Discovery, making examples of lesson plans, application development,
Inquiry, Flipped Classroom, and application trials. From the results of the needs analysis,
Blended, Educational Games it was found that (1) in general teachers had tried to apply
innovative learning models according to the demands of the
Kata kunci: 2013 curriculum even though they were still experiencing
Pembelajaran inovatif, Project- difficulties, (2) there was still a lack of examples and training
based Learning, Discovery, in the implementation of innovative learning models caused
Inquiry, Flipped Clasroom, the teacher's weak understanding of the concept innovative
Blended, Game Edukatif learning, (3) teachers still need additional knowledge and
guidance in the application of innovative learning, (4)
teachers also declare they are ready to utilize innovative
learning assistance applications if available, and (5) teachers
of Learning House Ambassadors (DRB) state their readiness
to help other teachers overcome the difficulties of developing
innovative learning models. In this research development,
innovative learning development tutorial materials have

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 33


been produced, both in the form of text and video media,
examples of innovative lesson plans, and application 01
version of innovative learning assistance services that can be
accessed via the website; sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif.

ABSTRAK:
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan
yang dimaksudkan untuk menghasilkan model
layanan pengembangan pembelajaran inovatif
berbasis TIK yang sesuai Kurikulum 2013 melalui
pendampingan jarak jauh. Berdasarkan survei awal
diperoleh informasi bahwa para guru masih banyak
menghadapi kesulitan dalam menerapkan model-
model pembelajaran inovatif. Kondisi yang demikian
inilah yang menyebabkan pentingnya dilaksanakan
penelitian ini. Langkah-langkah pengembangan
mencakup: analisis kebutuhan, perancangan,
penyiapan bahan, pembuatan contoh rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengembangan
aplikasi, dan uji coba aplikasi. Dari hasil analisis
kebutuhan diperoleh informasi bahwa (1) secara
umum guru sudah berusaha menerapkan model
pembelajaran inovatif sesuai tuntutan Kurikulum
2013 sekalipun masih mengalami kesulitan, (2) masih
dirasakan kurangnya contoh-contoh dan pelatihan
implementasi model pembelajaran inovatif
menyebabkan masih lemahnya pemahaman guru
terhadap konsep pembelajaran inovatif, (3) guru
masih memerlukan tambahan pengetahuan dan
bimbingan dalam penerapan pembelajaran inovatif,
(4) guru juga menyatakan siap untuk memanfaatkan
aplikasi pendampingan pembelajaran inovatif apabila
tersedia, dan (5) guru Duta Rumah Belajar (DRB)
menyatakan kesiapannya membantu guru lainnya
mengatasi kesulitan mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif. Dalam penelitian
pengembangan ini telah dihasilkan bahan tutorial
pengembangan pembelajaran inovatif, baik dalam
bentuk teks maupun media video, contoh-contoh
RPP inovatif, dan aplikasi versi 01 layanan
pendampingan pembelajaran inovatif yang dapat
diakses melalui laman;
sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 34


PENDAHULUAN pendekatan proses, di mana semua
Tujuan penelitian ini adalah aktivitas yang dirancang dan
menghasilkan model layanan dilakukan merupakan upaya untuk
pengembangan pembelajaran inovatif memberikan pengalaman belajar
berbais TIK yang sesuai Kurikulum kepada siswa. Pengalaman belajar
2013 melalui pendampingan jarak merupakan point penting dalam
jauh. Penerapan model pembelajaran keseluruhan proses belajar-mengajar.
inovatif merupakan salah satu Kurikulum 2013 telah
tuntutan Kurikulum 2013 (K13). Oleh diluncurkan lebih dari lima tahun
karena itu, setiap guru perlu memiliki yang lalu dan telah diterapkan secara
kemampuan dalam mengembangkan bertahap. Ditargetkan bahwa K13
berbagai model pembelajaran inovatif. sudah diterapkan pada seluruh satuan
Ada sejumlah model pembelajaran pendidikan pada tahun 2019. Namun
yang disebutkan dan disarankan pada pada kenyataannya, sampai saat ini,
K13 tetapi sesungguhnya lebih banyak masih banyak guru yang kesulitan
lagi model pembelajaran yang dapat mengembangkan model-model
dikembangkan guru sesuai dengan pembelajaran inovatif. Berdasarkan
kondisi dan kebutuhan pembelajaran hasil pengamatan guru Duta Rumah
pada latar (setting) sekolahnya Belajar (DRB) yang mewakili seluruh
masing-masing. Beberapa di antara provinsi di Indonesia, baru kira-kira
model pembelajaran inovatif tersebut 8% guru yang telah menerapkan
adalah: Project-based Learning, model pembelajaran inovatif sesuai
Discovery-Inquiry, Flipped K13; sedangkan 72% masih banyak
Classroom, Blended-Blog, Game kelemahan dalam penerapan model-
Educatif. model tersebut, dan 20% sisanya
Setiap model memiliki belum menerapkan model
karakteristiknya masing-masing, pembelajaran sesuai K13.
namun dalam implementasi K13 Demikian juga dengan kondisi
memiliki kesamaan umum, yakni guru di daerah terdepan, terpencil,
semua model ditujukan untuk dan tertinggal (3T). Mereka memiliki
membangun karakter siswa, kesulitan yang sama dalam
mengembangkan cara berpikir mengimplementasikan K13. Lebih-
saintifik, membangun kompetensi lebih lagi dikarenakan keterbatasan
abad 21, dan literasi siswa. Kegiatan mereka terhadap akses informasi
pembelajaran dilakukan dengan mengakibatkan kesenjangan semakin

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 35


melebar. Survei dilakukan terhadap pembelajaran, dan access point ke 752
171 guru yang bertugas di daerah 3T sekolah di daeah 3T. Selanjutnya, yang
yang tersebar di 29 provinsi di perlu mendapat perhatian adalah
Indonesia. Mereka menyatakan bagaimana upaya pemanfaatannya
kesulitan menerapkan model agar berdampak pada peningkatan
pembelajaran inovatif sesuai K13 kualitas proses pembelajaran di
karena beberapa kondisi/alasan. sekolah.
Beberapa di antara kondisi yang Sejumlah inisiatif dalam
dimaksudkan antara lain adalah: (1) pemanfaatan TIK di daerah 3T telah
kurangnya dukungan sarana dan dilakukan. Beberapa di antara inisiatif
prasarana (30,30%), (2) kurangnya tersebut dapat dikemukakan sebagai
contoh-contoh pembelajaran inovatif berikut.
yang sesuai kondisi masing-masing Pada tahun 2012, Pustekkom
(29,09%), (3) kurangnya pelatihan dan Kemendikbud mengembangkan
bimbingan (21,21%), dan (4) lemahnya model Pusat Sumber Belajar (PSB)
pemahaman mereka terhadap konsep berbasis TIKdi 10 sekolah di 5
model pembelajaran inovatif itu provinsi, yaitu Naringgul-Cianjur
sendiri (19,39%). Selatan (Jawa Barat), Cijaku-Lebak
Terkait kebutuhan dukungan (Banten), Atambua-Belu (NTT),
infrastruktur, sejak tahun 2015. Sebatik-Nunukan (Kaltara), dan
Kementerian Pendidikan dan Marore-Sangihe (Sulut). Inisiatif ini
Kebudayaan (Kemendikbud) telah mendapatkan respon yang
bekerjasama dengan Kementerian positif dan telah meningkatkan hasil
Komunikasi dan Informatika belajar siswa di sekolah. Di dalam
(Kemenkominfo) membantu 2500 rancangan model tersebut, telah
sekolah di daerah 3T mendapatkan disarankan bahwa sumber daya
koneksi internet melalui media very manusia (SDM) merupakan faktor
small apperture terminal (VSAT). Di penting dalam menentukan kegagalan
samping itu, Kemendikbud melalui atau keberhasilan suatu program
Pusat Teknologi Informasi dan inovasi. Oleh karena itu, pembinaan
Komunikasi Pendidikan dan SDM, baik melalui pendampingan,
Kebudayaan (Pustekkomdikbud) juga pelatihan tatap muka atau jarak jauh,
telah menyalurkan bantuan perangkat dan pembinaan dalam bentuk lainnya
teknologi informasi dan komunikasi perlu dilakukan secara terus-menerus
(TIK) berupa laptop, server konten sesuai kebutuhan (Koesnandar, 2013).

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 36


Bantuan infrastruktur dan peralatan
TIK, apabila tidak disertai bimbingan
teknis yang optimal belum akan
berpengaruh terhadap peningkatan
kualitas proses belajar-mengajar.
Penelitian yang dilakukan oleh
Supandri dan Sudirman Siahaan di
Gambar 1. Model Penerapan Inovasi
Lombok Timur mengungkapkan
Pembelajaran melalui Pendampingan Jarak Jauh
bahwa belum semua guru pada
sekolah penerima bantuan TIK
Model ini dimaksudkan untuk
memanfaatkannya untuk pem-
menjawab berbagai pertanyaan,
belajaran (Supandri dan Siahaan,
seperti: (1) bagaimana mengatasi jarak
2019).
dan akses ke titik paling ujung di
Berdasarkan pemikiran yang
sekolah penerima bantuan, (2) apa
telah dikemukakan tersebut, maka
yang paling dibutuhkan guru untuk
diperlukan adanya upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran,
pendampingan bagi guru, khususnya
(3) apa nilai utama/ nilai terpenting
yang bertugas di sekolah-sekolah di
dari kehadiran perangkat TIK di
daerah 3T. Melalui pendampingan ini,
sekolah, (4) bagaimana mengatasi
guru di daerah 3T akan terfasilitasi
keterbatasan waktu dan sumber daya,
untuk mendapatkan sumber belajar
(5) bagaimana menjamin
yang sama dengan rekan sejawat
keberlangsungan dukungan program,
mereka di daerah-daerah lainnya.
dan (6) siapa yang dapat diandalkan
Salah satu bentuk upaya
untuk menjadi volunteer change agent
pendampingan adalah layanan
(relawan agen perubahan) pada setiap
penerapan model pembelajaran
titik (Kusnandar, 2018).
inovatif melalui pendampingan jarak
Model pembelajaran merupakan
jauh. Secara sederhana, model layanan
kerangka konseptual yang dibangun
penerapan model pembelajaran
berdasarkan teori-teori belajar
inovatif melalui pendampingan jarak
tertentu. Teori-teori belajar modern
jauh yang dimaksudkan dapat dilihat
yang melandasi pengembangan
pada Diagram atau Gambar 01 berikut
model pembelajaran adalah model
ini.
interaksi sosial, model pemrosesan
informasi, model personal, dan model

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 37


modifikaksi tingkah laku (Darmawan, aktif yang unik, yang masing-masing
2018). memiliki karakteristiknya sendiri.
Model yang didasarkan pada Dalam teori ini, guru harus mampu
teori interaksi sosial berasal dari teori mengembangkan pembelajaran yang
belajar Gestalt. Menurut teori ini, kondusif agar siswa dapat
obyek atau peristiwa tertentu akan mengembangkan diri sesuai gaya
dipandang sebagai suatu keseluruhan belajarnya masing-masing.
yang terorganisasikan. Jadi makna Model pembelajaran inovatif
suatu obyek terletak pada keseluruhan yang berikutnya adalah model
bentuk, bukan bagian-bagiannya. modifikasi tingkah laku
Implementasinya dalam kegiatan dikembangkan berdasarkan teori
belajar-mengajar adalah bahwa behavioristik. Model ini memandang
kegiatan belajar akan lebih efektif belajar sebagai proses perubahan
apabila siswa diajak untuk melihat tingkah laku yang diakibatkan oleh
keseluruhan sistem terlebih dahulu, hubungan sebab-akibat atau stimulus
baru kemudian dilanjutkan dengan dan respon antara individu dengan
pengenalan bagian-bagiannya. Model lingkungan. Respon positif akan
pemrosesan informasi dibangun memberikan penguatan yang positif
berdasarkan teori belajar kognitif terhadap siswa. Sebagai contoh adalah
Piaget. Pemrosesan informasi merujuk model computer-assisted instruction
pada kemampuan kognitif seorang (CAI) sebagai model pembelajaran
individu menerima dan mencerna terprogram yang dikembangkan
stimuli dari lingkungan, meng- berdasarkan teori ini.
organisasikan data, memecahkan Secara singkat dapatlah dikata-
masalah, menemukan konsep, serta kan bahwa setiap model pembelajaran
menggunakan simbol-simbol verbal memiliki fokus dan konstruksinya
dan visual. Pendekatan saintifik sendiri yang unik, yang masing-
merupakan perkembangan dari teori masing berbeda satu sama lainnya.
ini. Namun demikian, suatu model
Kemudian, model personal yang pembelajaran dapat saja dibangun
bertitik tolak dari teori belajar berdasarkan gabungan (konvergen)
humanistik. Teori belajar ini dari sejumlah teori belajar yang
menekankan tentang pentingnya mendukungnya. Saat ini, model
pendekatan individu dalam belajar. pembelajaran telah berkembang
Individu merupakan subyek belajar sedemikian rupa dengan sejumlah

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 38


variasinya yang telah dikembangkan Teknologi informasi dan
berdasarkan kebutuhan yang relevan. komunikasi (TIK) diyakini
Secara umum, model pembelajaran memberikan kontribusi positif dalam
memiliki ciri-ciri, yaitu: (1) dirancang meningkatkan kualitas pembelajaran,
untuk memberikan solusi terhadap baik proses maupun hasil. Sejumlah
masalah belajar tertentu, (2) memiliki pengalaman dan penelitian telah
pola dan prosedur yang sistematis, (3) membuktikan hal tersebut.
terdiri dari sintaks atau langkah- Pemanfaatan TIK memberikan
langkah alur pembelajaran (learning pengaruh positif dalam meningkatkan
path) yang saling terkait, dan (4) setiap hasil ujian akhir (Waldopo, 2014).
sintaks berisi aktivitas yang Walaupun demikian, kehadiran TIK di
memberikan pengalaman belajar sekolah tidaklah dimaksudkan untuk
tertentu bagi siswa. menggantikan atau mengurangi peran
Pembelajaran pada hakekatnya guru dalam pembelajaran. Justru
adalah proses atau aktivitas yang sebaliknya, dengan pemanfaatan TIK,
bertujuan untuk mengembangkan guru menjadi semakin kuat
bakat, minat, dan potensi peserta didik peranannya dalam membelajarkan
agar memiliki karakter, kompetensi, siswa. Indriyanto mengingatkan
dan literat (Harosid, 2017). Untuk itu, bahwa keberadaan TIK tidak boleh
seorang guru dalam mengembangkan menggantikan tujuan pedagogis
kegiatan pembelajaran harus mampu (Indriyanto, 2014).
merekayasa pengalaman belajar siswa Penelitian lain yang terkait
yang menarik, bervariasi, berulang, dengan penerapan model-model
dan meningkat. Setiap langkah pada pembelajaran yang mengintegrasikan
sintaks harus memberikan TIK di dalamnya memberikan
pengalaman belajar yang senantiasa kesaksian bahwa dengan TIK, kualitas
terus meningkat, baik dalam artian pembelajaran semakin meningkat.
kompetensi siswa dalam berpikir dari Misalnya model pembelajaran Guide
berpikir tingkat rendah (low order Inquiry yang memberikan perbedaan
thinking atau LOT) sampai dengan hasil belajar yang signifikan (Nadia,
berpikir tingkat tinggi (high order 2014). Secara keseluruhan, hasil belajar
thinking atau HOT), maupun siswa setelah diimplementasikannya
meningkat pada penguatan karakter model pembelajaran elearning
melalui pembiasaan dan peningkatan berbasis moodle dan facebook
kemampuan literasi. mengalami peningkatan pada mata
pelajaran TIK (Darmawan, 2014).

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 39


Sementara itu, penelitian terhadap waktu untuk melaksanakan model
penerapan model pembelajaran pembelajaran sesuai Kurikulum 2013,
problem solving menunjukkan bahwa dan pelaksanaan penilaian
secara keseluruhan penguasaan kompetensi sikap (Febriany, 2017).
literasi Matematika siswa lebih tinggi Sebagaimana juga disebutkan
daripada yang menerapkan model pada Permendikbud Nomor 22 Tahun
konvensional (Buyung, 2014). 2016 bahwa pemanfaatan TIK
Hasil penelitian terhadap dimaksudkan sebagai salah satu
penerapan model discovery upaya peningkatan efisiensi dan
menunjukkan bahwa pembelajaran efektivitas pembelajaran. Di dalam
discovery learning berbantuan e- Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016
learning dapat meningkatkan tersebut dijelaskan juga bahwa
penguasaan konsep siswa secara pembelajaran harus diselenggarakan
signifikan (Mustafa, 2019). Hasil secara interaktif, inspiratif,
penelitian menunjukkan bahwa menyenangkan, menantang, dan
penerapan model pembelajaran memotivasi peserta didik untuk
berbasis proyek berbantuan Google berpartisipasi secara aktif. Untuk itu,
Earth berpengaruh signifikan setiap guru harus mampu
terhadap keterampilan berpikir mengembangkan berbagai inovasi
spasial siswa (Octavianto, 2017). pembelajaran yang relevan sesuai
Demikian pula, penelitian terhadap dengan situasi dan kondisi masing-
penerapan model blended learning masing.
menunjukkan bahwa penerapan Ada banyak model pembelajaran
model ini efektif untuk meningkatkan yang dapat dipilih guru, di antaranya
kemampuan berpikir kritis dan hasil adalah: pembelajaran berbasis projek
belajar mahasiswa (Utomo, 2019). (PjBL atau Project-based Learning),
Oleh karena itu, penerapan TIK pembelajaran dengan cara penemuan
di sekolah harus disesuaikan dengan dan penyingkapan (Discovery/
kondisi dan karakteristik siswa. Model Inquiry), pembelajaran dengan cara
pembelajaran berbasis TIK harus membalik kebiasaan di kelas, yang
disesuaikan dengan kondisi sekolah biasanya dijelaskan oleh guru
(Warsihna, 2014). Penelitian yang kemudian siswa diberi tugas menjadi
dilakukan Febriany menemukan dilakukan sebaliknya (Flipped-
beberapa kendala yang dihadapi guru, Classroom), pembelajaran dengan
yaitu perubahan format RPP, alokasi memberikan kesempatan kepada

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 40


siswa untuk mengorganisasikan data, menarik kesimpulan, mem-
sendiri kegiatan belajarnya (Self- punyai sikap-sikap obyektif, jujur,
Organized Learning Environment hasrat ingin tahu, terbuka, dan
atau SOLE). Sebagai langkah awal sebagainya (Andamsari, 2017).
dalam membantu guru-guru Sintaks atau alur pembelajaran
mengembangkan model pembelajaran pada model Discovery Inquiry terdiri
inovatif, pada aplikasi yang sedang dari 6 langkah, yaitu: (1) stimulation
dikembangkan ini akan disediakan 6 (pada tahap ini, siswa diajak untuk
(enam) pilihan model, yaitu: memusatkan perhatian mereka pada
Discovery/Inquiry, Flipped- topik pembahasan tertentu), (2)
Classroom, PjBL, SOLE, Blended-Blog, problem statement (para siswa
dan Game-edu. diminta untuk mengidentifikasi
Discovery-inquiry merupakan permasalahan dan merumuskan
gabungan dari model discovery masalah terkait topik yang dibahas),
learning dan inquiry. Kedua model ini (3) data collection (pengumpulan
memiliki keunggulan yaitu dalam hal data), (4) data processing (pengolahan
mengarahkan dan membimbing data yang terkumpul untuk
peserta didik untuk menemukan mendapatkan jawaban atas per-
sendiri jawaban dari permasalahan masalahan yang diajukan sebagai
yang diberikan. Inquiry adalah suatu fokus pembahasan, (5) verification
perluasan proses-proses discovery (verifikasi terhadap beberapa
yang digunakan dalam cara lebih kesimpulan yang dihasilkan), dan (6)
dewasa. Proses discovery inquiry generalization (perumusan ke-
mengandung proses mental yang simpulan umum atau generalisasi oleh
lebih tinggi tingkatannya, misalnya peserta didik berdasarkan hasil
merumuskan masalah/problem belajarnya).
sendiri, merancang eksperimen,
melakukan eksperimen, mengumpul-
kan dan menganalisis

Identifikasi Pengumpula Pengolahan Generalisas


Verifikasi
1 Stimulasi
(stimulation) 2 Masalah
(Problem
Statement)
3 n Data
(Collecting
Data)
4 Informasi
(Data
Proceesing)
5 Hasil
(Verification)
6 i
(Generaliza
tion)

Gambar 02. Sintaks Model Discovery Inquiry

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 41


Model pembelajaran PjBL membuat alokasi waktu dan
(project-based learning) merupakan sumber-sumber lain seperti
salah satu model yang paling banyak perlengkapan untuk
disukai, baik oleh guru maupun siswa. menyelesaikan tugas;
Model ini memberikan pengalaman 8. menyediakan pengalaman belajar
belajar dan daya tarik tersendiri. yang melibatkan peserta didik
Nurhayati (2017) mengidentifikasi secara kompleks dan dirancang
sejumlah keunggulan model PjBL, berkembang sesuai dunia nyata;
yang antara lain adalah: 9. melibatkan peserta didik untuk
1. meningkatkan motivasi belajar belajar mencari informasi dan
peserta didik untuk belajar dan menunjukkan pengetahuan yang
mendorong kemampuan mereka dimiliki untuk kemudian
untuk melakukan pekerjaan diimplementasikan pada dunia
penting, dan mereka perlu nyata; dan
dihargai; 10. membuat suasana belajar menjadi
2. meningkatkan kemampuan menyenangkan sehingga baik
pemecahan masalah; peserta didik maupun pendidik
3. membuat peserta didik menjadi menikmati proses pembelajaran.
lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem Sintaks atau alur pembelajaran
yang kompleks; pada model PjBL terdiri dari 6 (enam)
4. meningkatkan kolaborasi; langkah, yaitu mulai dari (1)
5. mendorong peserta didik untuk pengenalan masalah yang biasanya
mengembangkan dan diajukan dalam bentuk pertanyaan
mempraktikkan keterampilan dasar; (2) merancang proyek sebagai
komunikasi; solusi untuk masalah tersebut; (3)

6. meningkatkan keterampilan menyusun jadwal pelaksanaan


proyek; (4) melaksanakan dan
peserta didik dalam mengelola
memonitor proses; (5)
sumber;
mempresentasikan hasil; dan (6)
7. memberikan pengalaman kepada
melaksanakan evaluasi dan refleksi.
peserta didik tentang
pembelajaran dan praktik dalam
mengorganisasikan proyek dan

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 42


1. Pengenalan
Masalah
(Pertanyaan)

2. Mendesain
6. Evaluasi dan
Perencanaan
Refleksi
Project

5. Menguji
Hasil (Presentasi 3. Penyusunan
Project) Jadwal Project

4. Pelaksanaan
dan Monitoring
Project

Gambar 03. Sintaks Model Pembelajaran PjBL

Flipped Classroom merupakan model diselesaikan di kelas. Peserta didik


pembelajaran yang cukup sederhana membaca buku, browsing materi di
namun inovatif. Model ini sering internet, atau menonton video
disebut sebagai model pembelajaran pembelajaran sebelum mereka datang
dengan kelas yang dibalik, yakni ke kelas. Mereka berdiskusi, bertukar
aktivitas pembelajaran yang biasanya pengetahuan, menyelesaikan masalah
diselesaikan di kelas sekarang dapat dengan sesama mereka atau bertanya
diselesaikan di rumah. Sebaliknya, kepada nara sumber yang mereka
aktivitas pembelajaran yang biasanya anggap ahli atau praktisi, dll.
dikerjakan di rumah sekarang dapat (Mutmainah, 2017).

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 43


Gambar 04. Sintaks Model Pembelajaran Flipped-Classroom

Sintaks atau alur pembelajaran pada memberikan penguatan atau


model Flipped Clasroom terdiri dari 3 penjelasan untuk hal-hal yang
(tiga) langkah besar, yaitu: (1) aktivitas memang memerlukan penjelasan.
siswa di rumah sebelum masuk kelas, Model pembelajaran inovatif
mereka mempelajari bahan dari lainnya yang juga mulai banyak
berbagai sumber, misalnya buku, dipakai para pendidik adalah model
video, internet, dll. dan kegiatan SOLE. Model ini pertama kali
belajar di rumah bisa dilakukan, baik diperkenalkan pada tahun 1999 oleh
secara sendiri-sendiri maupun dalam Sugata Mitra (Wikipedia, 2018).
bentuk diskusi kelompok; (2) aktivitas Sebagai seorang ahli pendidikan,
siswa di kelas, bahan yang sudah Mitra telah melakukan serangkaian
mereka persiapkan dari rumah, pengembangan yang menyimpulkan
dipresentasikan atau didiskusikan di bahwa siswa ketika diberikan akses ke
kelas, dipraktekkan atau didemokan komputer dan internet, mereka dapat
sesuai topik yang dipelajari; dan (3) mempelajari hampir semua hal
aktivitas guru, baik sebelum maupun dengan mengorganisasikan sendiri
selama kegiatan pembelajaran, lebih cara belajarnya. Di Indonesia, SOLE
berperan sebagai fasilitator. Guru antara lain diperkenalkan Purwanto
mendampingi, mengarahkan, dan bersama tim Pengembang Teknologi

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 44


Pembelajaran (PTP) dan telah melakukan pencarian jawaban atas
mencobakan model ini untuk pertanyaan tersebut melalui berbagai
membantu agar proses aktivitas upaya eksplorasi, searching,
belajar bagi siswa tetap berlangsung di browsing, googling, dll. sampai
daerah bencana (Purwanto, 2018). dengan mereka mendapat
Model SOLE lahir dari pemikiran kesimpulan, (3) review, pada tahap
bahwa setiap orang yang lahir telah ini, siswa melihat ulang (cross check)
dibekali dengan rasa ingin tahu. dan mengkonfirmasi jawaban yang
Kehadiran dan perkembangan TIK mereka hasilkan.
memberikan kemudahan dalam Model pembelajaran berikutnya
mengakses informasi. Dua proses ini adalah blended learning, yaitu
yang dipertemukan dan pembelajaran yang
dioptimalisasi oleh model mengkombinasikan tatap muka dan
pembelajaran SOLE. Model jarak jauh (online), baik secara
pembelajaran SOLE menitikberatkan synchronous maupun asynchronous,
proses pembelajaran mandiri yang dengan memanfaatkan berbagai
dilakukan oleh siapapun yang media dan teknologi untuk
berkeinginan untuk belajar dengan mendukung dan memberikan
memanfaatkan internet dan perangkat pengalaman belajar kepada siswa
pintar yang dimilikinya. Dalam secara mandiri. Model pembelajaran
konteks pembelajaran yang dilakukan blended learning memiliki tiga
di sekolah, model pembelajaran SOLE komponen penting, yaitu: (1) online
digunakan guru dalam meng- learning, (2) tatap muka, dan (3)
eksplorasi kedalaman pemahaman belajar mandiri. Melalui blended
peserta didik tentang materi pelajaran learning dapat diciptakan lingkungan
dengan memanfaatkan rasa belajar yang positif untuk terjadinya
keingintahuan peserta didik tersebut interaksi antara sesama peserta didik,
(Soleh, 2018). dan/atau peserta didik dengan
Sintaks atau alur pembelajaran pendidiknya tanpa dibatasi oleh ruang
pada model SOLE terdiri dari 3 (tiga) dan waktu.
langkah besar, yaitu: (1) big question, Untuk penerapan blended learning
pertanyaan dasar sebagai tantangan diperlukan tools atau media berbasis
bagi siswa untuk dapat mencari teknologi yang dapat mendukung
jawaban atas pertanyaan tersebut, (2) penerapan model pembelajaran
investigation, dalam proses ini, siswa tersebut. Salah satu media yang

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 45


direkomendasikan adalah blog atau dalam hal ini web blog dapat menjadi
webblog. Aplikasi blog yang bersifat sumber informasi utama yang
open source mudah untuk disediakan guru di samping sumber-
dimodifikasi sesuai kebutuhan sumber lainnya, (2) acquisition of
pengguna. Model ini dipandang information, menemukan, memahami,
sangat cocok untuk digunakan guru dan mengkonfrontasikan dengan
dalam pembelajaran. Perkembangan informasi yang telah dimiliki siswa
teknologi web 2.0 telah mengubah sebelumnya sehingga pengetahuan
karakteristik web menjadi lebih tersebut menjadi milik mereka, dan (3)
dinamis dan interaktif sehingga synthesizing information, pada
melahirkan banyak platform user akhirnya siswa dapat mengkonstruksi
generated content (UGC) yang atau merekonstruksi pengetahuan
memungkinkan penggunanya untuk mereka dan mereka dapat
dapat me-reuse, reshare, dan recreate mengkomunikasikan pengetahuan
konten-konten sesuai kebutuhan. tersebut sebagai hasil asimilasi dari
Melalui blog atau weblog yang berbagai pengetahuan yang mereka
digunakan dalam pembelajaran, peroleh.
peserta didik dapat mengakses Model pembelajaran yang
informasi belajar dan meningkatkan menjanjikan daya tarik dan
keterampilan teknologinya, berbagi menumbuhkan motivasi belajar siswa
dan menggunakan ulang konten- adalah game-edukatif. Model ini
konten pembelajaran. Blog dapat digunakan dengan tujuan agar
membantu peserta didik pembelajaran di kelas berlangsung
meningkatkan kemampuan menulis dinamis dan menyenangkan, serta
dan berpikir kritis. Selain itu, blog juga peserta didik menjadi lebih
dapat memudahkan peserta didik dan bersemangat dalam melakukan
pendidik untuk berinteraksi dan aktivitas belajar. Dengan menerapkan
berkolaborasi secara global melalui model ini, diharapkan pembelajaran
berbagai fitur dan sumber informasi tidak lagi berpusat pada pendidik
yang dapat mendukung proses tetapi berpusat pada peserta didik.
pembelajaran (Afidah, 2019). Agar tujuan pembelajaran dapat
Sintaks atau alur pembelajaran tercapai secara optimal, maka
model blended-blog mencakup: (1) pendidik “perlu menyiapkan model
seeking information, yakni pencarian pembelajaran yang cocok” dengan
informasi dari berbagai sumber yang pendekatan “game” (Hardianto, 2018).

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 46


Media game secara umum dapat pemenang dalam persaingan, (3) kerja
dikategorikan ke dalam dua jenis. tim (team work), bukan hanya
Jenis pertama, yaitu game yang kompetisi, namun game seringkali
dengan sengaja dirancang sebagai menuntut siswa untuk mampu bekerja
media pembelajaran, dan jenis yang secara kelompok, (4) kolaboratif,
kedua game yang tidak dirancang dalam game juga seringkali siswa
sebagai media pembelajaran namun harus melakukan kerjasama
dapat dimanfaatkan sebagai media (kolaborasi), baik antarindividu
pembelajaran. Untuk jenis yang maupun antartim, (5) reward and
pertama, biasanya sudah sesuai punishment, karakter game yang
dengan kurikulum dan dilengkapi penting juga adalah adanya reward
dengan petunjuk pemanfaatan serta (penghargaan) untuk prestasi yang
evaluasinya. Guru tinggal dicapai atau punishment (hukuman)
menggunakan sesuai petunjuk untuk setiap pelanggaran.
pemanfaatannya. Sedangkan untuk Sintaks atau alur model
jenis game yang kedua, guru harus pembelajaran dengan game adalah: (1)
memilih game yang sesuai dengan memilih game sesuai topik yang akan
kebutuhan dan guru harus merancang dibahas, (2) memberikan pengantar
sendiri pemanfaatannya. Banyak konsep, (3) menyepakati aturan game,
game yang dapat dimanfaatkan untuk (4) melaksanakan pembelajaran
kepentingan pembelajaran, namun sambil bermain, (5) membuat
harus berhati-hati karena tidak semua rangkuman, dan (6) refleksi.
game cocok digunakan dalam
pembelajaran. METODE PENELITIAN
Prinsip-prinsip belajar yang Metoda yang digunakan di dalam
mendasari pemanfaatan game, antara penelitian ini adalah penelitian dan
lain adalah: (1) menantang pengembangan. Kegiatan ini
(challenging) merupakan salah satu merupakan bagian dari serangkaian
karakter dari game, yaitu bersifat pengembangan inovasi pembelajaran
menantang sehingga membuat siswa berbasis TIK di Sekolah di daerah 3T,
menjadi terdorong terus untuk khususnya Daerah Papua dan Papua
bermain, (2) kompetetif, sifat Barat sebagaimana telah
kompetisi atau persaingan juga disajiterbitkan pada Jurnal Kwangsan
merupakan karakter game yang Volume 06 dengan judul Inovasi
mendorong siswa untuk selalu Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah
berusaha belajar keras untuk menjadi 3T (Kusnandar, 2018). Penelitian dan

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 47


Pengembangan (Research and evaluasi (Creswell, 2012). Namun
Development) adalah penelitian yang secara umum, penelitian dan
ditujukan untuk menghasilkan pengembangan dapat dilakukan
produk tertentu dan menguji dengan tiga tahap, yaitu mencakup
keefektifan produk tersebut. studi pendahuluan, pengembangan
Penelitian dan pengembangan model, dan validasi (Darmawan,
dapat dilakukan dengan tujuan 2014).
membuat rancangan produk, menguji Dengan mengacu pada tiga
produk, mengembangkan produk tahap yang disarankan Darmawan,
yang telah ada, atau menciptakan maka kegiatan pengembangan
produk baru. Produk yang dihasilkan aplikasi merupakan tahap kedua
penelitian dan pengembangan dalam dalam penelitian pengembangan,
pendidikan antara lain mencakup: yaitu Pengembangan Model.
kebijakan, sistem, metode kerja, Pengembangan aplikasi ini dilakukan
kurikulum, buku ajar, media, atau dalam rangka mendukung
model pembelajaran (Sugiyono, 2019). implementasi model-model
Penelitian dan pengembangan dapat pembelajaran inovatif oleh guru,
juga dilakukan dengan langkah- khususnya para guru di daerah
langkah yang lebih rinci sebagaimana terdepan, terpencil, dan tertinggal.
yang disampaikan Munawaroh. Aplikasi dirancang dengan prinsip-
Dikemukakan bahwa langkah- prinsip simple, friendly, bertahap,
langkah penelitian dan pengembang- namun produktif. Simple maksudnya
an terdiri dari sepuluh langkah yaitu: aplikasi ini dirancang sederhana, tidak
studi pendahuluan, perancangan rumit, fitur-fitur yang disediakan
produk, pengembangan produk, uji pada aplikasi ini tidak banyak, hanya
coba terbatas, revisi, uji coba lebih tiga fitur yang tersedia, yaitu tamu
luas, revisi, uji kelayakan, revisi, (guest), daftar (registrasi), dan masuk
diseminasi dan sosialisasi (login). Friendly maksudnya bahwa
(Munawaroh, 2019). Sedangkan informasi yang tersedia pada aplikasi
Creswell menyebutkan ada 6 (enam) ini bersifat akrab dengan user (para
tahapan pada penelitian pendidikan, guru) bahkan merupakan bagian dari
yaitu mencakup: identifikasi masalah, pekerjaan mereka sehari-hari, yaitu
literature review, merumuskan tujuan, membuat Rencana Pelaksanaan
pengumpulan data, analisis dan inter- Pembelajaran (RPP). Bertahap
pretasi data, serta pelaporan dan maksudnya bahwa aplikasi ini akan
terus dikembangkan, versi pertama

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 48


akan dilanjutkan dengan versi kedua melalui aplikasi
sesuai dengan kebutuhan pengguna. formulir.kemdikbud.go.id antara
Dengan menggunakan aplikasi tanggal 29 Januari sampai 11 Februari
ini, para guru juga dapat menjadi lebih 2019. Pada kelompok pertama, jumlah
produktif dalam merancang RPP dan responden yang mengisi kuesioner on
mengembangkan model-model line sebanyak 171 orang guru yang
inovasi pembelajaran berbasis TIK. tersebar pada 29 provinsi, yang terdiri
Aplikasi yang baik adalah yang sesuai dari guru SD, SMP, SMP, dan SMK.
dengan kebutuhan pengguna dan Kelompok kedua adalah para guru
dapat memberikan manfaat untuk DRB yang mewakili guru inovatif
pengguna (Wahono, 2019). melek TIK. Jumlah guru DRB yang
Responden penelitian ini terdiri mengisi kuesioner on line sebanyak 62
dari dua kelompok guru sasaran, yaitu orang yang merupakan DRB tahun
kelompok pertama guru pengelola 2017 dan 2018 yang tersebar di seluruh
TIK pada sekolah 3T penerima provinsi.
bantuan perangkat TIK Pustekkom Berdasarkan berbagai referensi
tahun 2017-2018 dan kelompok kedua yang telah diuraikan, maka untuk
adalah guru Duta Rumah Belajar kebutuhan pengembangan dilakukan
(DRB) tahun 2017-2018. Responden melalui pentahapan yang mencakup:
yang terjaring dalam penelitian ini analisis kebutuhan, pengembangan
adalah mereka yang menjawab konsep, pembuatan bahan,
kuesioner on line yang dilakukan pembuatan contoh, pembuatan
aplikasi, dan uji coba aplikasi.

Gambar 05 Tahapan Pengembangan Aplikasi

Analisis kebutuhan dilakukan untuk diperlukan para guru, khususnya di


mendapatkan informasi dari lapangan daerah 3T, dalam implementasi model
terkait dukungan apa saja yang pembelajaran inovatif sesuai dengan

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 49


tuntutan Kurikulum 2013. Beberapa teknologi pembelajaran dengan guru
pertanyaan dasar, antara lain, apakah yang berpengalaman.
para guru telah menerapkan model Pembuatan contoh RPP merupakan
pembelajaran inovatif, kesulitan- langkah penting di dalam model ini.
kesulitan apa saja yang mereka hadapi Pembuatan RPP merupakan
dalam penerapan model inovatif, kewajiban yang melekat pada setiap
dukungan apa yang mereka perlukan, guru. Implementasi pembelajaran
dll. yang baik dimulai dari RPP yang baik.
Penyiapan konsep tahap awal, Silabus dan format RPP bisa sama di
telah dipilih 6 (enam) model antara para guru, namun strategi
pembelajaran inovatif berbasis TIK pembelajaran bisa berbeda-beda.
yang akan dikembangkan melalui Perbedaan tersebut dapat terjadi
aplikasi pendampingan jarak jauh ini. karena adanya perbedaan kondisi dan
Keenam model tersebut adalah masalah yang dihadapi oleh masing-
Discovery-Inquiry, Project-based masing guru pada tempat dan waktu
Learning, Flipped-Classroom, SOLE, yang berbeda. RPP seharusnya
Blended-Blog, dan Game Edukatif. merupakan satu jawaban dari masalah
Setiap model memiliki sintaks atau pembelajaran yang dihadapi guru saat
alur pembelajaran yang unik yang itu. Oleh karena itu, pemilihan model
merupakan kekuatan dari masing- pembelajaran harus didasarkan pada
masing model tersebut. Penyiapan kondisi setempat saat itu.
konten dilakukan oleh tim yang terdiri Pembuatan aplikasi ditujukan
dari unsur pengembang teknologi untuk memberikan layanan guna
pembelajaran dan guru yang telah mempermudah guru mengembang-
memiliki pengalaman. kan model pembelajaran inovatif.
Pembuatan video tutorial model- Aplikasi dikembangkan secara
model pembelajaran inovatif dilaku- bertahap disesuaikan dengan
kan sebagai upaya untuk memberikan kebutuhan lapangan. Untuk tahap
pembekalan pengetahu-an yang awal atau versi 01 lebih menekankan
memadai bagi guru dalam memilih pada tiga hal, yaitu: (1) penyediaan
dan mengembangkan model pem- informasi dan pengetahuan dasar
belajaran inovatif. Pembuatan video tentang berbagai model pembelajaran
tutorial dilakukan dalam tim inovatif, (2) penyediaan template
kolaborasi antara pengembang pembuatan RPP dengan pilihan 6
(enam) model pembelajaran inovatif,

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 50


dan (3) fasilitas upload dokumentasi dari dua kelompok responden.
hasil implementasi model Pertanyaan fokus pada tiga hal, yaitu:
pembelajaran inovatif. Uji coba, apakah para guru sudah menerapkan
preview, dan revisi aplikasi dilakukan model-model pembelajaran inovatif
secara berjenjang dan merupakan sesuai Kurikulum 2013 dengan tepat?
siklus yang berkelanjutan, dalam Kesulitan apa saja yang mereka
kelompok kecil terbatas, mencakup hadapi dalam mengembangkan model
kegiatan tes fungsi, preview dan pembelajaran inovatif? Bagaimana
revisi. respon mereka terhadap adanya
aplikasi pembelajaran inovatif?
HASIL DAN PEMBAHASAN Terkait pertanyaan tentang
Di dalam penelitian dan pengembang- apakah para guru sudah menerapkan
an ini telah dilakukan 6 (enam) model pembelajaran inovatif sesuai
langkah kegiatan yang merupakan Kurikulum 2013 secara tepat, sebagian
rangkaian yang saling terkait, yaitu: besar para guru kelompok pertama
analisis kebutuhan, pengembangan (74,54%) menyatakan sudah namun
konsep, pembuatan bahan, masih banyak kelemahan. Hanya
pembuatan contoh, pengembangan sebagian kecil responden (11,52%)
aplikasi, dan uji coba aplikasi. yang menyatakan sudah

1. Hasil analisis kebutuhan. Analisis menerapkannya secara tepat sesuai


Kurikulum 2013 dan sisanya (13,94%)
kebutuhan dilakukan dengan
menyatakan belum.
membandingkan data yang diperoleh

Grafik Respon Guru Pengelola TIK di Sekolah Sasaran dalam penerapan model pembelajaran inovatif

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 51


Apabila data hasil jawaban guru pembelajaran inovatif secara tepat.
terhadap kuesioner ini dibandingkan Sedangkan 19,35% guru DRB
dengan hasil pengamatan guru DRB, menyatakan bahwa guru belum
maka tampak adanya kesesuaian menerapkan model pembelajaran
antara pengamatan DRB dengan inovatif. Dengan demikian dapatlah
pengalaman guru yang menerapkan dikemukakan bahwa secara umum
model pembelajaran inovatif di daerah para guru sudah berusaha
3T. Sebagian besar guru DRB (72,59%) menerapkan model pembelajaran
menyatakan sudah menerapkan inovatif sesuai tuntutan Kurikulum
model pembelajaran inovatif namun 2013 namun masih mengalami
masih banyak kelemahan. Hanya beberapa masalah/kesulitan dalam
8,06% guru DRB yang menyatakan penerapannya.
bahwa guru sudah menerapkan model

Grafik Respon Guru Duta Rumah Belajar dalam penerapan model pembelajaran inovatif.

Selanjutnya, terkait dengan contoh-contoh pembelajaran inovatif


pertanyaan tentang faktor-faktor apa yang sesuai dengan kondisi masing-
saja yang menyebabkan guru masing daerah (29,09%), kurangnya
kesulitan mengimplementasikan pelatihan dan pembimbingan
model pembelajaran inovatif. Setidak- (21,21%), dan lemahnya pemahaman
tidaknya, ada 4 (empat) alasan utama, guru terhadap konsep model
yaitu: kurangnya dukungan sarana pembelajaran inovatif (19,39%).
dan prasarana (30,30%), kurangnya

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 52


Grafik faktor-faktor kesulitan dalam penerapan model pembelajaran inovatif.

Terkait dengan faktor-faktor kesulitan Fokus pertanyaan ketiga adalah


yang dikemukakan tersebut, respon mengenai bagaimana respon para
guru DRB pun menunjukkan data guru terhadap adanya aplikasi
yang cenderung sama dengan pendampingan pengembangan model
pengakuan guru sasaran. Menurut pembelajaran inovatif. Pada
guru DRB, faktor kesulitan utama umumnya, guru merespon positif dan
secara berurutan adalah: kurangnya menyatakan memerlukan aplikasi
dukungan sarana dan prasarana tersebut. Kemudian terhadap
(37,10%), kurangnya contoh-contoh pertanyaan apakah mereka akan
pembelajaran inovatif yang sesuai memanfaatkan aplikasi pen-
dengan kondisi daerah masing- dampingan pembuatan RPP
masing (32,26%), dan lemahnya pembelajaran inovatif apabila tersedia
pemahaman guru terhadap konsep pada portal Rumah Belajar, ternyata
pembelajaran inovatif (29,03%), dan hampir seluruh responden guru
kelemahan lainnya hanya 1,61%. sasaran (95,12%) menyatakan akan
Dengan demikian, dapat diartikan memanfaatkannya. Hanya 4,27% guru
bahwa para guru masih memerlukan yang ragu dan 0,61% yang
tambahan pengetahuan dan menyatakan tidak akan memanfaat-
bimbingan dalam penerapan model kannya. Dalam kaitan ini, seluruh
pembelajaran inovatif tersebut. responden guru DRB (100%)
Bahkan secara eksplisit sebagian para menyatakan kesediaan mereka
guru sasaran menyatakan kurangnya membantu guru mengembangkan dan
pelatihan dan pembimbingan sebagai menerapkan model-model
salah satu faktor penyebab kesulitan. pembelajaran inovatif.

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 53


Grafik kesediaan guru sasaran memanfaatkan aplikasi model pembelajaran inovatif.

Grafik pernyataan keinginan guru DRB untuk membantu memberikan bimbingan kepada guru
dalam mengatasi kesulitan pengembangan pembelajaran inovatif.

2. Pengembangan konsep. Setelah pembelajaran. Konsep modul


melalui pembahasan yang cukup dikembangkan secara berkolaborasi
panjang bersama tim, akhirnya antara pengembang teknologi
disepakati untuk tahap awal pembelajaran dengan guru sebagai
dikembangkan 6 (enam) model praktisi di sekolah. Setiap model
pembelajaran inovatif. Keenam model pembelajaran memiliki karakteristik
tersebut merupakan model yang berbeda yang dapat
pembelajaran yang sudah cukup diimplementasikan untuk setting dan
dikenal para guru. Konsep tentang kondisi atau permasalahan
model pembelajaran tersebut telah pembelajaran berbeda sehingga model
ditulis dalam bentuk modul

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 54


tersebut dapat diimplementasikan dapat mengimplementasikan model
secara tepat guna. pembelajaran inovatif berbasis TIK
Sintaks atau alur pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum 2013.
dibedah (break down) dan kemudian Keempat langkah tersebut adalah: (1)
dirangkai kembali menjadi satu sistem memilih model pembelajaran sesuai
pendekatan pembelajaran yang utuh. kebutuhan, (2) menyusun RPP dengan
Setelah diperoleh sintaks masing- mengisi formulir template yang
masing, selanjutnya sintaks tersebut tersedia, (3) melaksanakan
dimasukkan ke dalam aplikasi pembelajaran, dan (4) mengunggah
pembuatan RPP. Konsep rancangan (upload) rekaman hasil pembelajaran.
aplikasi ini dibuat sederhana. Hanya Alur aplikasi dapat dilihat pada
dengan empat langkah, guru sudah Gambar Bagan 06 berikut ini.

Gambar 06 Konsep Alur Aplikasi Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif

3. Pembuatan bahan. Bahan tutorial untuk dapat diunduh (download).


dibuat guna memperkuat pemahaman Video tutorial dikembangkan oleh
konsep terkait model-model masing-masing tim yang terdiri dari
pembelajaran inovatif, pemberian guru, PTP, dan dibantu oleh tim
contoh, dan motivasi bagi para guru. teknis.
Bahan tutorial dibuat dalam beberapa Langkah-langkah pengembangan
versi, yaitu berupa video, teks dimulai dengan pembagian tugas tim,
deskripsi singkat, dan teks uraian di mana satu tim bertugas
dilengkapi gambar dalam versi pdf. mengembangkan satu model. Jadi,

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 55


terdapat enam tim untuk enam model 4. Pembuatan contoh RPP. Walaupun
pembelajaran inovatif. Selanjutnya, membuat RPP merupakan suatu
setiap tim menyusun naskah kewajiban yang melekat pada setiap
(skenario) video tutorial. Naskah diri guru namun tidak semua guru
dikembangkan bersama oleh tim yang secara teratur menyiapkan RPP
memiliki latar belakang kompetensi sebagai persiapan mengajar. Dari 66
masing-masing, baik di bidang orang guru DRB, masih ada 11,29%
teknologi pembelajaran, pengalaman yang mengaku kadang-kadang tidak
lapangan, maupun di bidang teknis. teratur membuat RPP. Sedangkan
Langkah selanjutnya adalah pada guru sasaran, terdapat 24,39%
produksi atau pelaksanaan yang mengaku hanya kadang-kadang
perekaman video. Untuk perekaman membuat RPP. Model pembelajaran
video tutorial ini, guru sendiri yang yang baik dimulai dari rencana
melaksanakannya dan sebagian di pembelajaran yang baik. Untuk itu,
antaranya dapat juga bekerjasama pembuatan RPP merupakan langkah
dengan siswa. Peralatan produksi penting dalam pengembangan model
menggunakan sarana yang tersedia di ini. Guna membantu para guru
sekolah masing-masing-masing. Pada mengembangkan RPP, maka dibuat
umumnya, guru menggunakan contoh-contoh RPP untuk masing-
kamera video smartphone. Untuk masing model pembelajaran dengan
mengeditnya, guru menggunakan masing-masing setting kondisi yang
aplikasi bebas yang tersedia pada berbeda. Contoh RPP sudah dapat
android. Pilihan teknologi ini diakses pada alamat url:
dimaksudkan agar nantinya mudah sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif.
untuk ditiru atau dicontoh guru-guru
lainnya. Setelah video tutorial selesai 5. Pengembangan aplikasi.
diproduksi, dilaksanakan preview Pengembangan aplikasi layanan
oleh teman sejawat. Setiap tim diminta pengembangan pembelajaran inovatif
menonton dan memberi masukan telah tersedia pada lamat url;
untuk tim lainnya. Berdasarkan sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif.
masukan tersebut, setiap tim Fitur-fitur aplikasi ini dapat
melakukan revisi dan hasil akhirnya dimanfaatkan baik oleh pengguna
diunggah. Bahan-bahan tersebut yang terdaftar ataupun tamu. Tamu
sudah dapat diakses pada alamat url: dapat memperoleh berbagai bahan
sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif. belajar terkait model-model
pembelajaran inovatif, baik yang

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 56


berupa buku teks modul dalam format informasi dengan mengunggah video
pdf, bahan presentasi, video tutorial, hasil pengembangan pembelajaran
ataupun contoh-contoh RPP. inovatif. Pengembangan aplikasi
Sedangkan pengguna yang terdaftar dilakukan oleh satu tim yang terdiri
dapat memanfaatkan aplikasi ini dari perancang pembelajaran,
untuk mengembangkan pembelajaran perancang grafis, dan pengembang
inovatif, menyusun RPP dan berbagi aplikasi.

Gambar 07 Tampilan Aplikasi Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif

6. Uji coba. Kegiatan ini dilakukan fitur unggah video. Pada umumnya,
dalam beberapa tahapan, antara lain desain dianggap telah cukup baik,
reviu dan revisi langsung selama namun masih perlu perbaikan dalam
proses pengembangan, preview dalam hal pilihan gambar dan warna.
forum terbatas, dan uji fungsi secara Sedangkan fitur-fitur yang
online. Uji fungsi secara online disediakan, semuanya menganggap
dilakukan guru DRB sebagai yang cukup sesuai kebutuhan. Formulir
mewakili kelompok sasaran guru dan registrasi juga dianggap telah
tenaga fungsional pengembang berfungsi dengan baik. Demikian juga
teknologi pembelajaran. Subyek uji halnya dengan materi tutorial
fungsi fokus ke dalam 6 (enam) dianggap sudah cukup jelas. Namun
pertanyaan, yaitu: (1) daya tarik pada fungsi unggah RPP dan unggah
desain tampilan, (2) kecukupan fitur, video, masih terdapat kendala yang
(3) fungsi registrasi, (4) kejelasan harus diperbaiki.
materi tutorial, (5) fitur RPP, dan (6)

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 57


SIMPULAN WA group, ataupun pendampingan
Secara umum, guru-guru sudah langsung oleh DRB.
berusaha menerapkan model-model Aplikasi layanan pengembangan
pembelajaran inovatif sesuai tuntutan pembelajaran inovatif ini disediakan
Kurikulum 2013, namun masih agar dapat dimanfaatkan, baik oleh
mengalami kesulitan dalam guru dalam mengimplementasikan
penerapannya. Kesulitan tersebut model-model pembelajaran inovatif
antara lain disebabkan oleh maupun pengembang teknologi
kurangnya contoh-contoh, bimbingan, pembelajaran dalam melakukan riset
dan pelatihan implementasi model dan pengembangan pembelajaran
pembelajaran inovatif. Salah satu inovatif. Agar aplikasi ini bermanfaat
upaya untuk mengatasi masalah secara optimal disarankan agar
tersebut, dilakukan terobosan dengan pengembang teknologi pembelajaran
memanfaatkan TIK yakni dengan berkolaborasi dalam pemanfaatannya,
menyediakan aplikasi pendampingan terlebih lagi pada riset lanjutan yang
jarak jauh dalam pengembangan lebih fokus pada masing-masing
model pembelajaran inovatif. model.
Dalam penelitian dan pengembangan PUSTAKA ACUAN
ini telah dihasilkan sebuah aplikasi Afidah, Yane Hendarita, Purwanto,
layanan pendampingan pembelajaran (2018). Model Pembelajaran
inovatif versi 01 yang dapat diakses Blended Learning dengan Media
Blog, Jakarta: Pustekkom
pada alamat url:
Kemendikbud.
sibatik.kemdikbud.go.id/inovatif. Andamsari, Eni Susilowati, Purwanto,
Pada aplikasi tersebut telah tersedia (2018). Model Pembelajaran
bahan tutorial pengembangan Discovery Inquiry Learning yang
pembelajaran inovatif, baik dalam Memanfaatkan Sumber Belajar
bentuk teks pdf, infografis, maupun untuk Jenjang SMP. Jakarta:
Pustekkom Kemendikbud.
video tutorial. Telah disediakan pula
Buyung, (2014). Pengaruh Model
sejumlah contoh RPP inovatif,
Pembelajaran Problem Solving
templete pembuatan RPP inovatif,
dan Kemampuan Numerik
serta fasilitas unggah video hasil Terhadap Penguasaan Literasi
rekaman implementasi pembelajaran Matematika Di SMP. Jurnal
inovatif. Dukungan pendampingan Teknologi Pendidikan UNJ, Vol 16
dilakukan melalui video conference, No. 1.
http://journal.unj.ac.id/unj/index
.php/jtp/article/view/5399

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 58


(diakses tanggal 22 Oktober Informasi dan Komunikasi (TIK)
2019). untuk Pendidikan di Daerah
Darmawan, Deni, dan Din Wahyudin, Terpencil, Tertinggal, dan
(2018). Model Pembelajaran di Terdepan. Jurnal Teknologi
Sekolah. Bandung: PT. Remaja Pendidikan Kwangsan, Vol 1 No. 2.
Rosdakarya. Koesnandar, Ade, (2018).Inovasi
Creswell, John W., (2012). Educational Pembelajaran Berbasis TIK di
Research, Planning, Conducting, Sekolah 3T, Jurnal Teknologi
and Evaluating Qualitative and Pendidikan Kwangsan, Vol 06 No.
Quantitative Research, four 2.
edition. Boston: Pearson. Munawaroh, Isniatun, (2019) Urgensi
Darmawan, Deni dan Siti Husnul Penelitian dn Pengembangan.
Bariyah (2014), Pengembangan Sumber:
Elearning Berbasis Moodle dan http://staff.uny.ac.id/sites/defaul
Facebook pada Mata Pelajaran t/files/PENELITIAN%20PENGE
TIK. Jurnal Teknodik, Vol 18 No. 3. MBANGAN.pdf(diakses tanggal
Febriany, Rizki Putri, (2017). 8 Maret 2019).
Kemampuan Guru Fisika dalam Muthmainah, Siti, (2019). Model
Menerapkan Model Pembelajaran Pembelajaran Flipped-Classroom,
pada Kurikulum 2013, Yogyakarta: 2019. Sumber:
UNY. http://sibatik.kemdikbud.go.id/i
Haroshid, Harun, (2017) Kurikulum novatif/assets/pengantar/Flippe
2013 Revisi 2017 (paparan pdf.). d%20clasroom%20Muthi.pdf
Jakarta: Puskurbuk, (Diakses tanggal 14 Maret 2019).
Kemendikbud. Mustafa, Zainul, (2019). Pengaruh
Hardianto, dkk., (2018). Model Discovery Learning Berbantuan
Pembelajaran Berbasis Game e-Learning dalam Meningkatkan
Edukatif, 2019, Penguasaan Konsep Siswa
http://psbsekolah.kemdikbud.go tentang Konsentrasi Larutan dan
.id/pjj/assets/pengantar/Game%2 Aplikasinya, Jurnal Kwangsan,
0Edukatif.pdf (diakses tanggal Vol 7 No. 1. Sumber:
14 Maret 2019). https://jurnalkwangsan.kemdikb
ud.go.id/index.php/jurnalkwang
Indriyanto, Bambang, (2014).
san/article/view/116(diakses
Maksimalisasi Tujuan Pedagogis
tanggal 22 Oktober 2019).
dalam Pemanfaatan Teknologi
Informasi dan Komunikasi, Nadia, Zulfa, (2014). Pengaruh Model
Jurnal Teknodik, Vol 18 No. 2. Pembelajaran Guided Inquiry
terhadap Hasil Belajar IPA.
Koesnandar, Ade, (2013)
Jurnal Teknodik, Vol 18 No. 2.
Pengembangan Model
Pendayagunaan Teknologi

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 59


Nurhayati, Ai, Dwi Harianti, (2019). http://sibatik.kemdikbud.go.id/i
Model Pembelajaran Project-based novatif/assets/pengantar/SOLE%
Learning, 2019. Sumber: 20M%20Soleh.pdf (diakses
http://sibatik.kemdikbud.go.id/i tanggal 14 Maret 2019).
novatif/assets/pengantar/Project Sugiyono,
%20Based%20Learning%20Ai%2 https://id.scribd.com/document/
0Sri.pdf (diakses tanggal 14 359411371/SUGIYONO-
Maret 2019). METODE-PENELITIAN-DAN-
Oktavianto, Dwi Angga, (2017). PENGEMBANGAN-pdf
Pengaruh Pembelajaran Berbasis (diakses tanggal 8 Maret 2019).
Proyek Berbantuan Google Earth Supandri; Siahaan, Sudirman (2019).
Terhadap Keterampilan Berpikir Pemanfaatan Perangkat TIK
Spasial, Jurnal Teknodik, Vol 21 Bantuan USO untuk
No. 1. Sumber: Pembelajaran di SMPN 2 Sakra,
https://jurnalteknodik.kemdikbu Kabupaten Lombok Timur.
d.go.id/index.php/jurnalteknodi Jurnal Teknodik, Vol 23 No. 1.
k/article/view/227 (diakses Sumber:
tanggal 22 Oktober 2019). https://jurnalteknodik.kemdikbu
Purwanto, d.go.id/index.php/jurnalteknodi
https://www.youtube.com/watc k/article/view/505 (diakses
h?v=vMa82VAw4IQ (diakses tanggal 22 Oktober 2019).
tanggal 6 Maret 2019). Utomo, Supri Wahyudi; Liana Vivin
Pustekkom, Pedoman Pemilihan Duta Wihartanti, (2019). Penerapan
Rumah Belajar 2018. Sumber: Strategi Blended Learning untuk
http://simpatik.belajar.kemdikbu Meningkatkan Kemampuan
d.go.id/uploads/Pedoman- Berpikir Kritis Mahasiswa pada
Pemilihan-Duta-Rumah-Belajar- Era Revolusi Industri 4.0. Jurnal
2018.pdf diakses 12 Maret 2019 Kwangsan, Vol 7 No. 1. Sumber:
(diakses tanggal 22 Oktober https://jurnalkwangsan.kemdikb
2019). ud.go.id/index.php/jurnalkwang
Permendikbud nomor 22 tahun 2016, san/article/view/116(diakses
https://bsnp-indonesia.org/wp- tanggal 22 Oktober 2019).
content/uploads/2009/06/Permen Utari, Ita dan Kusnandar, (2019).
dikbud_Tahun2016_Nomor022_ Laporan Hasil Analisis Kebutuhan
Lampiran.pdf (diakses tanggal Pengembangan Model Pembelajaran
25 Juni 2019). Inovatif, (tidak diterbitkan).
Syarifuddin, Soleh, (2019) Deskripsi Pustekkom, 2019.
dan Langkah-langkah Model Warsihna, Jaka, (2014). Peranan TIK
Pembelajaran SOLE, 2019. dalam Pembelajaran di Sekolah
Sumber:

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 60


Dasar sesuai Kurikulum 2013.
Jurnal Teknodik, Vol 18 No. 2.
Wahono, Romi Satrio, (2019). Systems
Analysis and Design. Sumber:
http://romisatriawahono.net/sad
/?fbclid=IwAR3LCpy31UOXtA
WP6nai9-
DJBhYqAbGzlcWOjvssWeMwV
DRCjxw5RZ-WKQk (diakses
tanggal 4 April 2019).
Waldopo, (2014). Pengaruh
Pemanfaatan TIK Pembelajaran
Terhadap Nilai Ujian Akhir di
Daerah Perbatasan. Jurnal
Teknodik, Vol 18 No. 2.

K- JTP: Vol. 08, No.01/Juli 2020/hal: 33 – 61. 61

You might also like