Professional Documents
Culture Documents
2, Juli 2013
Dyna Apriany
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Cimahi
ABSTRACT
As a reference hospitals in regency that still has a lot of limitations in both medical devices and health of
counseling has the potential to cause great concern that society will live treatment in both the short and
long term. This study aimed to determine the relationship of length of stay (hospitalization) children
with levels of parental concern. The method of research used is an observational analysis. Samples
were parents of children who were treated in the Regency hospital Class B Cianjur 2013. The sampling
technique used in this research were consecutive sampling. The data collection used are primary data
that obtained directly from respondents through a questionnaire. Data analysis with simple linear
regression. Hospitalization of children affects the level of parental concern by 8.3% and the remaining
91.7% level of parental concern is influenced by other variables. Results of statistical tests obtained
no significant relationship between the length of stay of children with parental concern levels (p =
0.007). Ners should be able to give support to parents, information support, emotional support,
valuation support, and instrumental support.
ABSTRAK
RSUD Kelas B Cianjur merupakan rumah sakit satu-satunya yang dijadikan rumah sakit rujukan di
Kabupaten Cianjur. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama rawat (hospitalisasi) anak dengan
tingkat kecemasan orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan sampel
orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kelas B Cianjur. Sebanyak 87 sampel terpilih secara
consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistiknya adalah regresi
linear sederhana. Hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan orang tua tergolong
sedang (r=0287) dan berpola positif artinya semakin lama rawat anak, maka semakin tinggi tingkat
kecemasan orang tua. Hospitalisasi anak mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua sebesar 8.3% dan
sisanya 91.7% tingkat kecemasan orang tua dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji statistik
didapatkan ada hubungan yang signifikan antara lama rawat anak dengan tingkat kecemasan orang tua
(p=0.007). Perawat dapat memberikan dukungan kepada orang tua, mengenai informasi, emosional,
penilaian, dan instrumental.
1
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
PENDAHULUAN
Angka kesakitan anak di sesuatu yang biasa dialami dan sesuatu yang
Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan dirasakan menyakitkan. Ball dan Blinder
Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah (2003) menjelaskan bahwa reaksi hospitalisasi
perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun berbeda pada setiap tahapan tumbuh kembang
sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun anak.
sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun Keluarga sering merasa cemas
sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar dengan perkembangan anaknya,
8,13%. Angka kesakitan anak usia 0-21 tahun pengobatan, peraturan, dan keadaan di
apabila dihitung dari keseluruhan jumlah Rumah Sakit, serta biaya perawatan. Semakin
penduduk adalah 14,44%. Anak yang lama perawatan anak, semakin besar biaya
dirawat di rumah sakit akan berpengaruh yang dikeluarkan orang tua. sehingga orang
pada kondisi fisik dan psikologinya, hal ini tua menjadi stress. Meskipun dampak
disebut dengan hospitalisasi. tersebut tidak berlangsung pada anak, secara
Wong (2009), menjelaskan psikologis anak akan merasakan perubahan
bahwa hospitalisasi adalah keadaan krisis perilaku dari orang tua yang mendampinginya
pada anak saat anak sakit dan dirawat di selama perawatan. Anak akan semakin stres
rumah sakit, sehingga harus beradaptasi dan hal ini berpengaruh terhadap proses
dengan lingkungan rumah sakit. penyembuhan yaitu menurunnya respon
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap imun. Hal ini telah dibuktikan bahwa
anak dan orang tua di RSUD Kelas B Cianjur, pasien yang mengalami kegoncangan jiwa
lingkungan rumah sakit yang asing, akan mudah terserang penyakit, karena pada
peralatan medis yang menakutkan dan kondisi stres terjadi penekanan sistem imun.
prosedur medis yang menyakitkan sering Respon kecemasan merupakan
menjadi gambaran hospitalisasi. Peristiwa ini perasaan yang paling umum yang dialami
dapat menjadi hal traumatis bagi anak yang oleh orang tua ketika ada masalah
tampak jelas pada reaksi anak. kesehatan pada anaknya. Hal itu dapat
Hospitalisasi adalah suatu proses disebabkan oleh beberapa sebab, seperti
oleh karena suatu alas an yang berencana atau penyakit kronis, perawatan (caring) yang
darurat mengharuskan anak untuk tinggal di kurang menyenangkan, tingkat ekonomi
rumah sakit menjalani terapi dan perawatan keluarga, yang semua itu dapat berdampak
sampai pemulangannya kembali ke rumah. pada proses penyembuhan. Kecemasan ini
Wright (2008) dalam penelitiannya tentang dapat meningkat apabila orang tua merasa
efek hospitalisasi pada perilaku anak kurang informasi terhadap penyakit anaknya
menyebutkan bahwa reaksi anak pada dari rumah sakit terkait sehingga dapat
hospitalisasi secara garis besar adalah sedih, menimbulkan reaksi tidak percaya apabila
takut dan rasa bersalah karena menghadapi mengetahui tiba-tiba penyakit anaknya serius.
sesuatu yang belum pernah dialami Reaksi- reaksi cemas yang timbul akibat
sebelumnya, rasa tidak aman, rasa tidak hospitalisasi berbeda pada setiap orang,
nyaman, perasaan kehilangan karena tinggal di rumah sakit bukanlah suatu
pengalaman yang menyenangkan,
2
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
3
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan consecutive sampling yaitu pemilihan
penelitian kuantitatif dengan metode analisa sampel dengan menetapkan subjek yang
observasional. Pendekatan yang dilakukan memenuhi kriteria penelitian sampai kurun
adalah cross sectional karena pengukuran waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang
lama rawat (hospitalisasi) anak (independen) diperlukan terpenuhi. Penelitian ini telah
dan tingkat kecemasan orang tua (dependen) dilaksanakan di Ruangan Anak RSUD Kelas
dilakukan secara simultan pada saat B Cianjur pada bulan Maret sampai dengan
bersamaan untuk melihat adanya hubungan Juni 2013. Data yang terkumpul akan
atau tidak diantara keduanya. Teknik dilakukan uji statistik Regresi Linier
sampling yang digunakan dalam penelitian Sederhana untuk mengetahui hubungan
ini adalah antar faktor.
Berdasarkan tabel 1 terdapat nilai tentunya tidak ada seorang pun yang ingin
rata-rata lama rawat (Hospitalisasi) anak di berlama-lama di rumah sakit. Lama hari rawat
Ruang Anak Kelas B RSUD Cianjur adalah adalah secara signifikan berkurang sejak
3.41, dengan standar deviasi 1.157. Hasil adanya pengetahuan tentang hal-hal yang
estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% berkaitan dengan diagnosa yang tepat. Untuk
diyakini rata-rata skor lama rawat anak menentukan apakah penurunan lama hari
berkisar antara 3.17-3.66. Dari hasil tersebut rawat itu meningkatkan efisiensi atau
untuk rata-rata rawat (Hospitalisasi) anak di perawatan yang tidak tepat, dibutuhkan
Ruang Anak RSUD Kelas B Cianjur adalah 3 pemeriksaan lebih lanjut berhubungan
hari. dengan keparahan atas penyakit dan hasil
Hal ini berkaitan teori Heryati dari perawatan (Edward, 1992).
(1993) tentang lama hari rawat adalah salah Penelitian yang dilakukan di
satu unsur atau aspek asuhan dan pelayanan RSUD Kelas B Cianjur dengan hasil
di rumah sakit yang dapat dinilai atau kueseioner, ditemukan dimana sebagian besar
diukur. Bila seseorang dirawat di rumah sakit, responden orang tua anak yang
maka yang diharapkan tentunya ada dirawatmenjawab anaknya dirawat antara 1-7
perubahan akan derajat kesehatannya. Bila hari, mereka beranggapan bahwa semakin
yang diharapkan baik oleh tenaga medis lama anaknya dirawat semakin parah penyakit
maupun oleh penderita itu sudah tercapai yang diderita anaknya, dan
maka
4
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
5
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
Tabel 2. Skor Kecemasan Orang Tua di Ruang Anak Kelas B RSUD Cianjur.
Minimal-
Variabel Mean SD 95% CI
Maksim
Skor
54.18 17.157 22-80 50.53-57.84
kecemasan
Hal tersebut terlihat dari hasil (lama rawat), jenis pekerjaan, dan tingkat
penelitian yang didapat, dimana sebagaian pendidikan. Selain itu faktor ekstrinsik seperti
responden masih banyak menjawab sering dan diagnosis penyakit, suku bangsa orang tua,
bahkan hampir setiap waktu, seperti merasa jenis kelamin dan usia anak, dan status
lebih gugup dan cemas dari biasanya. pernikahan orang tua juga dapat
Sehingga kecemasan orang tua anak yang mempengaruhi kecemasan. Untuk
mengalami hospitalisasi di ruang anak RSUD mengurangi kecemasan orang tua
Kelas B Cianjur masih di kategorikan tinggi diperlukan dukungan informasi perawat
hingga sedang. Hal ini dilihat dari hasil uji tentang informasi kesehatananaknya
statistik yang menunjukan hasil rata-rata tersebut(Stuart & Sundeen, 2006).
kecemasan orang tua 54.18. Namun dalam Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini peneliti tidak kecemasan orang tua anak yang menjalani
mengkategorikan kecemasan orang tua hospitalisasi di RSUD Kelas B Cianjur
kedalam tingkatan kecemasan menurut Zung didapatkan bahwa sebagian responden
Anxiety Self- Assessment Scalehanya memiliki kecemasansedang (moderate
merupakan asumsi penelitian. anxiety)dengan nilai rata-rata 54.18. Dari
Cemas merupakan respon individu orang tua anak yang dijadikan responden di
terhadap suatu keadaan yang tidak RSUD Kelas B Cianjur rata-rata
menyenangkan dan dialami oleh setiap ditemukannya tanda kecemasan sedang yang
mahluk hidup dalam kehidupan sehari- ditandai dengan, perubahan respon fisiologis
hari.Kecemasan merupakan pengalaman seperti peningkatan ketegangan dalam batas
sebjektif dari individu dan tidak dapat toleransi, perhatian terfokus pada penglihatan
diobservasi secara langsung serta dan pendengaran, dan kewaspadaan
merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek meningkat, misalkan responden mengatakan
yang spesifik.Kecemasan pada individu dapat kadang-kadang hingga sering kaki dan
memberikan motovasi untuk mencapai sesuatu tangannya gemetar, mudah merasa lelah dan
dan merupakan sumber penting dalam capek. Respon kognitif seperti lapang
memberikan keseimbangan hidup (Suliswati, persepsi menyempit, mampu memecahkan
2005). masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat
Faktor kecemasan sendiri fokus pada hal-hal yang spesifik, misalnya
dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor responden memilih jawaban dari kuesioner
instrinsik, faktor instrinsikyang dengan pernyataan tidak pernah dan kadang-
mempengaruhi kecemasan adalah usia dan kadang merasa takut tanpa alasan. Kemudian
jenis kelamin orang tua, pengalaman untuk respon tingkah
6
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
Tabel 3 Hubungan Hospitalisasi Anak dengan Kecemasan Orang Tua di Ruang Anak
Kelas B RSUD Cianjur Tahun 2013 (n=87).
Variabel R 𝑅2 Persamaan garis P value
Lama rawat 0.287 0.083 Kecemasan = 39.640 + 4.260 * lama 0.007
hospitalisasi rawat
anak
7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
8
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
9
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
10
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
11
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
Penelitian Keperawatandan Teknik
Analisa Data. Jakarta:
SalembaMedika
12
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
13
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
http://www.IndonesiaDLN.Muhamad
yah.html.
14
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
15