You are on page 1of 15

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.

2, Juli 2013

HUBUNGAN ANTARA HOSPITALISASI ANAK DENGAN TINGKAT KECEMASAN


ORANG TUA

Dyna Apriany
Program Studi Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Jendral Achmad Yani Cimahi

ABSTRACT
As a reference hospitals in regency that still has a lot of limitations in both medical devices and health of
counseling has the potential to cause great concern that society will live treatment in both the short and
long term. This study aimed to determine the relationship of length of stay (hospitalization) children
with levels of parental concern. The method of research used is an observational analysis. Samples
were parents of children who were treated in the Regency hospital Class B Cianjur 2013. The sampling
technique used in this research were consecutive sampling. The data collection used are primary data
that obtained directly from respondents through a questionnaire. Data analysis with simple linear
regression. Hospitalization of children affects the level of parental concern by 8.3% and the remaining
91.7% level of parental concern is influenced by other variables. Results of statistical tests obtained
no significant relationship between the length of stay of children with parental concern levels (p =
0.007). Ners should be able to give support to parents, information support, emotional support,
valuation support, and instrumental support.

Keywords: Observational Analysis, Length of stay (hospitalization) ,Anxiety Levels

ABSTRAK
RSUD Kelas B Cianjur merupakan rumah sakit satu-satunya yang dijadikan rumah sakit rujukan di
Kabupaten Cianjur. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan lama rawat (hospitalisasi) anak dengan
tingkat kecemasan orang tua. Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan sampel
orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kelas B Cianjur. Sebanyak 87 sampel terpilih secara
consecutive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Uji statistiknya adalah regresi
linear sederhana. Hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan orang tua tergolong
sedang (r=0287) dan berpola positif artinya semakin lama rawat anak, maka semakin tinggi tingkat
kecemasan orang tua. Hospitalisasi anak mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua sebesar 8.3% dan
sisanya 91.7% tingkat kecemasan orang tua dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil uji statistik
didapatkan ada hubungan yang signifikan antara lama rawat anak dengan tingkat kecemasan orang tua
(p=0.007). Perawat dapat memberikan dukungan kepada orang tua, mengenai informasi, emosional,
penilaian, dan instrumental.

Kata Kunci : Analisa Observasional, Lama Rawat, Tingkat Kecemasan

1
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

PENDAHULUAN
Angka kesakitan anak di sesuatu yang biasa dialami dan sesuatu yang
Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan dirasakan menyakitkan. Ball dan Blinder
Nasional (Susenas) tahun 2010 di daerah (2003) menjelaskan bahwa reaksi hospitalisasi
perkotaan menurut kelompok usia 0-4 tahun berbeda pada setiap tahapan tumbuh kembang
sebesar 25,8%, usia 5-12 tahun anak.
sebanyak 14,91%, usia 13-15 tahun Keluarga sering merasa cemas
sekitar 9,1%, usia 16-21 tahun sebesar dengan perkembangan anaknya,
8,13%. Angka kesakitan anak usia 0-21 tahun pengobatan, peraturan, dan keadaan di
apabila dihitung dari keseluruhan jumlah Rumah Sakit, serta biaya perawatan. Semakin
penduduk adalah 14,44%. Anak yang lama perawatan anak, semakin besar biaya
dirawat di rumah sakit akan berpengaruh yang dikeluarkan orang tua. sehingga orang
pada kondisi fisik dan psikologinya, hal ini tua menjadi stress. Meskipun dampak
disebut dengan hospitalisasi. tersebut tidak berlangsung pada anak, secara
Wong (2009), menjelaskan psikologis anak akan merasakan perubahan
bahwa hospitalisasi adalah keadaan krisis perilaku dari orang tua yang mendampinginya
pada anak saat anak sakit dan dirawat di selama perawatan. Anak akan semakin stres
rumah sakit, sehingga harus beradaptasi dan hal ini berpengaruh terhadap proses
dengan lingkungan rumah sakit. penyembuhan yaitu menurunnya respon
Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap imun. Hal ini telah dibuktikan bahwa
anak dan orang tua di RSUD Kelas B Cianjur, pasien yang mengalami kegoncangan jiwa
lingkungan rumah sakit yang asing, akan mudah terserang penyakit, karena pada
peralatan medis yang menakutkan dan kondisi stres terjadi penekanan sistem imun.
prosedur medis yang menyakitkan sering Respon kecemasan merupakan
menjadi gambaran hospitalisasi. Peristiwa ini perasaan yang paling umum yang dialami
dapat menjadi hal traumatis bagi anak yang oleh orang tua ketika ada masalah
tampak jelas pada reaksi anak. kesehatan pada anaknya. Hal itu dapat
Hospitalisasi adalah suatu proses disebabkan oleh beberapa sebab, seperti
oleh karena suatu alas an yang berencana atau penyakit kronis, perawatan (caring) yang
darurat mengharuskan anak untuk tinggal di kurang menyenangkan, tingkat ekonomi
rumah sakit menjalani terapi dan perawatan keluarga, yang semua itu dapat berdampak
sampai pemulangannya kembali ke rumah. pada proses penyembuhan. Kecemasan ini
Wright (2008) dalam penelitiannya tentang dapat meningkat apabila orang tua merasa
efek hospitalisasi pada perilaku anak kurang informasi terhadap penyakit anaknya
menyebutkan bahwa reaksi anak pada dari rumah sakit terkait sehingga dapat
hospitalisasi secara garis besar adalah sedih, menimbulkan reaksi tidak percaya apabila
takut dan rasa bersalah karena menghadapi mengetahui tiba-tiba penyakit anaknya serius.
sesuatu yang belum pernah dialami Reaksi- reaksi cemas yang timbul akibat
sebelumnya, rasa tidak aman, rasa tidak hospitalisasi berbeda pada setiap orang,
nyaman, perasaan kehilangan karena tinggal di rumah sakit bukanlah suatu
pengalaman yang menyenangkan,

2
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

dimana klien harus mengikuti peraturan serta


rutinitas ruangan (Sukoco, 2002). Beberapa Anak RSUD Cianjur diketahui bahwa
orang tua merasa cemasan terhadap sebanyak253 anak yang dirawat pada bulan
hospitalisasi ini dapat berkembang menjadi Februari 2013 sebagian besar anak yang
perasaan yang tidak nyaman dan cenderung dirawat di rumah sakit (hospitalisasi) sering
menakutkan (Ibrahim, 2002). rewel dan menangis, bahkan meminta pada
Trask, et. al .(2003) dalam orang tuanya untuk pulang. Dari data ruangan,
penelitiannya tentang koping dan dukungan ditemukan kasus pulang paksa sebesar 30 %
social keluarga bahwa perawat memiliki dari jumlah seluruhnya dikarenakan orang tua
peran dan fungsi yang penting dalam tidak sanggup lagi membayar biaya
membantu koping orang tua selama perawatan anaknya. Kondisi-kondisi semacam
hospitalisasi. Sarajarvi et al (2006) meneliti inilah yang merupakan pemicu meningkatnya
tentang dukungan emosional dan informasi tingkat kecemasan orang tua.
untuk keluarga saat anak sakit,terutama pada Hasil wawancara pada tanggal 23
orang tua yang anaknya lama mendapatkan Maret 2013 terhadap 10 orangtua yang anak
perawatan. Hasil dari penelitian tersebut dirawat di ruang anak RSUD Cianjur diperoleh
yaitu keluarga sangat menginginkan untuk 8 orang mengatakan cemas terhadap kondisi
didengarkan oleh perawat.Pada penelitian ini, anaknya, dan mengatakan ingin cepat
disebutkan bahwa informasi yang kurang pulang. Dari 10 orang tua yang diwawancarai
adalah penyebab stress yang paling dirasakan 4 orang tua mengatakan anaknya telah
orang tua. dirawat selama dua minggu, 2 orang tua
RSUD Cianjur adalah satu- mengatakan anaknya telah dirawat selama
satunya Rumah Sakit milik pemerintah seminggu, 2 orang tua mengatakan
daerah yang ada di Kabupaten Cianjur yang anaknya telah dirawat selama tiga hari, 1
memiliki jumlah kunjungan pasien klinik orang tua mengatakan anaknya telah dirawat
penyakit anak terbesar di Kabupaten Cianjur. satu hari dan 1orang tua mengatakan
Tercatat jumlah kunjungan pasien klinik anaknya baru masuk. Dari lamanya
penyakit anak pada tahun 2012 sebanyak perawatan 10% orang tua cemas ringan, 20%
12.131 orang pasien anak, dimana 2.781 orangtua cemas sedang dan 70% cemas
orang adalah pasien baru, berat. Orang tua juga mengatakan menjadi
9.350 orang merupakan pasien lama. gelisah, perasaan tidak tenang, kurang
Mayoritas jenis pembayaran menggunakan istirahat, cepat lelah, serta takut akan tindakan
Asuransi Kesehatan (ASKES), Jaminan yang dilakukan terhadap anak. Selain itu
Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), didapat bahwa kurangnya aplikasi tenaga
Surat Keterangan Tidak Mampu kesehatan khususnya perawat mengenai
(SKTM), Jaminan Sosial Tenaga Kerja pemberian informasi dan komunikasi
(JAMSOSTEK), serta perusahaan (Rekam terapeutik yang diberikan perawat kepada
Medik RSUD Cianjur, 2013). Berdasarkan orang tua yang anaknya dirawat di ruangan
studi pendahuluan yang dilakukan pada anak menyebabkan orang tua menjadi cemas
tanggal 22 Maret 2013 sampai dengan 23 dan gelisah.
Maret 2013, di Ruang

3
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan consecutive sampling yaitu pemilihan
penelitian kuantitatif dengan metode analisa sampel dengan menetapkan subjek yang
observasional. Pendekatan yang dilakukan memenuhi kriteria penelitian sampai kurun
adalah cross sectional karena pengukuran waktu tertentu, sehingga jumlah klien yang
lama rawat (hospitalisasi) anak (independen) diperlukan terpenuhi. Penelitian ini telah
dan tingkat kecemasan orang tua (dependen) dilaksanakan di Ruangan Anak RSUD Kelas
dilakukan secara simultan pada saat B Cianjur pada bulan Maret sampai dengan
bersamaan untuk melihat adanya hubungan Juni 2013. Data yang terkumpul akan
atau tidak diantara keduanya. Teknik dilakukan uji statistik Regresi Linier
sampling yang digunakan dalam penelitian Sederhana untuk mengetahui hubungan
ini adalah antar faktor.

HASIL DAN BAHASAN


a. Rerata Lama Rawat Anak di Ruang Anak Kelas B RSUD Cianjur.

Tabel 1. Lama Rawat Anak di Ruang Anak Kelas B RSUD Cianjur


Minimal- 95%
Variabel Mean SD
CI
Maksim 3.17-
Lama 3.41 1.157 1-7
Rawat 3.66

Berdasarkan tabel 1 terdapat nilai tentunya tidak ada seorang pun yang ingin
rata-rata lama rawat (Hospitalisasi) anak di berlama-lama di rumah sakit. Lama hari rawat
Ruang Anak Kelas B RSUD Cianjur adalah adalah secara signifikan berkurang sejak
3.41, dengan standar deviasi 1.157. Hasil adanya pengetahuan tentang hal-hal yang
estimasi interval dapat disimpulkan bahwa 95% berkaitan dengan diagnosa yang tepat. Untuk
diyakini rata-rata skor lama rawat anak menentukan apakah penurunan lama hari
berkisar antara 3.17-3.66. Dari hasil tersebut rawat itu meningkatkan efisiensi atau
untuk rata-rata rawat (Hospitalisasi) anak di perawatan yang tidak tepat, dibutuhkan
Ruang Anak RSUD Kelas B Cianjur adalah 3 pemeriksaan lebih lanjut berhubungan
hari. dengan keparahan atas penyakit dan hasil
Hal ini berkaitan teori Heryati dari perawatan (Edward, 1992).
(1993) tentang lama hari rawat adalah salah Penelitian yang dilakukan di
satu unsur atau aspek asuhan dan pelayanan RSUD Kelas B Cianjur dengan hasil
di rumah sakit yang dapat dinilai atau kueseioner, ditemukan dimana sebagian besar
diukur. Bila seseorang dirawat di rumah sakit, responden orang tua anak yang
maka yang diharapkan tentunya ada dirawatmenjawab anaknya dirawat antara 1-7
perubahan akan derajat kesehatannya. Bila hari, mereka beranggapan bahwa semakin
yang diharapkan baik oleh tenaga medis lama anaknya dirawat semakin parah penyakit
maupun oleh penderita itu sudah tercapai yang diderita anaknya, dan
maka

4
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

di antara responden masih ada yang belum


paham tentang penyakit yang diderita oleh dialami dan sesuatu yang dirasakan
anaknya dan tindakan apa saja yang telah menyakitkan. Ball dan Blinder (2003)
dilakukan kepada anaknya selama menjalani menjelaskan bahwa reaksi hospitalisasi
perawatan. Hasil peneliti menemukan berbeda pada setiap tahapan tumbuh kembang
sebagaian besar responden mengatakan tidak anak. Bahkan disebutkan dalam penelitian
pernah mendapat informasi tentang Sarinti (2007), bahwasanya lama rawat inap
kesehatan anaknya selama menjalani merupakan salah satu faktor yang dapat
perawatan. Hal tersebut di dukung oleh memunculkan kecemasan orang tua terkait
kurangnya fasilitas informasi di rumah sakit, hospitalisasi anak, hal ini berhubungan
dimana tidak terdapat bagian khususnya dengan ketidakmampuan seseorang untuk
tentang konseling informasi kesehatan dan beradaptasi terhadap tempat yang baru dan
tidak ditemukan media promosi kesehatan. asing.
Berdasarkan teori menurut Berdasarkan penjelasan diatas, dapat
Supartini (2004) tentang hospitalisasi adalah disimpulkan bahwa sebagian responden
suatu proses karena alasan berencana atau orang tua yang anaknya menjalani
darurat yang mengharuskan anak untuk hospitalisasi memiliki pengetahuan
tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi kesehatan yang kurang karena keterbatasan
dan perawatan. Hospitalisasi adalah suatu informasi kesehatan anaknya. Hal tersebut di
keadaan krisis pada anak, saat anak sakit dan perkuat dengan tidak adanya penyuluhan-
dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi penyuluhan tentang kesehatan, serta jarangnya
karena anak berusaha untuk beradaptasi media promosi kesehatan padaorang tua yang
dengan lingkungan baru dan asing, yaitu anaknya menjalani perawatan
rumah sakit, sehingga kondisi tersebut (hospitalisasi).
menjadi faktor stressor bagi anak, orang tua,
maupun keluarga (Whaley & Wong, 2002). b. Skor Rerata Kecemasan Orang Tua
Wright (2008) dalam penelitiannya di Ruang Anak Kelas B RSUD
tentang efek hospitalisasi pada perilaku anak Cianjur.
dan orang tua menyebutkan bahwa reaksi anak Berdasarkan tabel 2 terdapat nilai
pada hospitalisasi secara garis besar adalah Mean tingkat kecemasan orang tua di Ruang
sedih, takut dan rasa bersalah karena Anak RSUD Kelas B Cianjur adalah 54.18,
menghadapi sesuatu yang belum pernah dengan standar deviasi 17.157. Skor tingkat
dialami sebelumnya, rasa tidak aman, rasa kecemasan anak terendah adalah 22, dan
tidak nyaman, perasaan kehilangan sesuatu tertinggi 80. Hasil estimasi interval dapat
yang biasa disimpulkan bahwa 95% diyakini rata-rata
skor tingkat kecemasan anak berkisar antara
50.53 - 57.84.

5
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Tabel 2. Skor Kecemasan Orang Tua di Ruang Anak Kelas B RSUD Cianjur.

Minimal-
Variabel Mean SD 95% CI
Maksim
Skor
54.18 17.157 22-80 50.53-57.84
kecemasan

Hal tersebut terlihat dari hasil (lama rawat), jenis pekerjaan, dan tingkat
penelitian yang didapat, dimana sebagaian pendidikan. Selain itu faktor ekstrinsik seperti
responden masih banyak menjawab sering dan diagnosis penyakit, suku bangsa orang tua,
bahkan hampir setiap waktu, seperti merasa jenis kelamin dan usia anak, dan status
lebih gugup dan cemas dari biasanya. pernikahan orang tua juga dapat
Sehingga kecemasan orang tua anak yang mempengaruhi kecemasan. Untuk
mengalami hospitalisasi di ruang anak RSUD mengurangi kecemasan orang tua
Kelas B Cianjur masih di kategorikan tinggi diperlukan dukungan informasi perawat
hingga sedang. Hal ini dilihat dari hasil uji tentang informasi kesehatananaknya
statistik yang menunjukan hasil rata-rata tersebut(Stuart & Sundeen, 2006).
kecemasan orang tua 54.18. Namun dalam Jadi dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini peneliti tidak kecemasan orang tua anak yang menjalani
mengkategorikan kecemasan orang tua hospitalisasi di RSUD Kelas B Cianjur
kedalam tingkatan kecemasan menurut Zung didapatkan bahwa sebagian responden
Anxiety Self- Assessment Scalehanya memiliki kecemasansedang (moderate
merupakan asumsi penelitian. anxiety)dengan nilai rata-rata 54.18. Dari
Cemas merupakan respon individu orang tua anak yang dijadikan responden di
terhadap suatu keadaan yang tidak RSUD Kelas B Cianjur rata-rata
menyenangkan dan dialami oleh setiap ditemukannya tanda kecemasan sedang yang
mahluk hidup dalam kehidupan sehari- ditandai dengan, perubahan respon fisiologis
hari.Kecemasan merupakan pengalaman seperti peningkatan ketegangan dalam batas
sebjektif dari individu dan tidak dapat toleransi, perhatian terfokus pada penglihatan
diobservasi secara langsung serta dan pendengaran, dan kewaspadaan
merupakan suatu keadaan emosi tanpa objek meningkat, misalkan responden mengatakan
yang spesifik.Kecemasan pada individu dapat kadang-kadang hingga sering kaki dan
memberikan motovasi untuk mencapai sesuatu tangannya gemetar, mudah merasa lelah dan
dan merupakan sumber penting dalam capek. Respon kognitif seperti lapang
memberikan keseimbangan hidup (Suliswati, persepsi menyempit, mampu memecahkan
2005). masalah, fase yang baik untuk belajar, dapat
Faktor kecemasan sendiri fokus pada hal-hal yang spesifik, misalnya
dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor responden memilih jawaban dari kuesioner
instrinsik, faktor instrinsikyang dengan pernyataan tidak pernah dan kadang-
mempengaruhi kecemasan adalah usia dan kadang merasa takut tanpa alasan. Kemudian
jenis kelamin orang tua, pengalaman untuk respon tingkah

6
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

laku dan emosi seperti perasaan tertantang


dan perlu untuk mengatasi situasi pada anak dan orang tua harus mengikuti
dirinya, mampu mempelajari keterampilan peraturan serta rutinitas ruangan.
baru, misalnya responden memilih jawaban
dari kuesioner dengan pernyataan tidak c. Hubungan Hospitalisasi Anak dengan
pernah dan kadang- kadang merasa mudah Kecemasan Orang Tua
sedih dan merasa panik. Berdasarkan tabel 3 didapatkan
Kecemasan pada dasarnya hubungan lama rawat anak dengan tingkat
merupakan respon perasaan orang tua yang kecemasan orang tua menunjukkan
paling umum yang dialami ketika ada masalah hubungan sedang (r=0287) dan berpola
kesehatan pada anaknya. Hal itu dapat positif artinya semakin lama rawat anak,
disebabkan oleh beberapa sebab. Kecemasan maka semakin tinggi tingkat kecemasan
ini dapat meningkat apabila orang tua orang tua. Nilai koefisien dengan
merasa kurang informasi terhadap kesehatan determinasi 0.083 artinya, lama rawat anak
anaknya dari rumah sakit terkait sehingga mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua
dapat menimbulkan reaksi tidak percaya sebesar 8.3% dan sisanya 91.7% tingkat
apabila mengetahui tiba-tiba penyakit kecemasan orang tua dipengaruhi oleh
anaknya serius dan harus menjalani variabel lain (usia orang tua, jenis kelamin
perawatan dalam jangka waktu yang lama. orang tua, jenis pekerjaan orang tua, tingkat
Reaksi-reaksi cemas yang timbul akibat pendidikan orang tua, diagnosis penyakit
hospitalisasi anak berbeda pada setiap orang anak, suku bangsa, jenis kelamin anak, status
tua, karena tinggal di rumah sakit bukanlah pernikahan orang tua, dan dukungan
suatu pengalaman yang menyenangkan, perawat). Hasil uji statistic didapatkan ada
dimana hubungan yang signifikan antara lama rawat
anak dengan kecemasan orang tua (p=0.007)

Tabel 3 Hubungan Hospitalisasi Anak dengan Kecemasan Orang Tua di Ruang Anak
Kelas B RSUD Cianjur Tahun 2013 (n=87).
Variabel R 𝑅2 Persamaan garis P value
Lama rawat 0.287 0.083 Kecemasan = 39.640 + 4.260 * lama 0.007
hospitalisasi rawat
anak

Menurut penelitian Sarinti (2007), menurut Supartini (2004) bahwa dalam


lama rawat inap merupakan salah satu faktor menjalankan peran yang dimiliki seringkali
yang mempengaruhi kecemasan orang tua orang tua dihadapkan pada kondisi sulit yang
terkait hospitalisasi anak. Hal ini berhubungan dapat menyebabkan kecemasan. Terlebih lagi
dengan ketidakmampuan seseorang untuk apabila ada anggota keluarga yang sakit,
beradaptasi terhadap tempat yang baru dan sementara pada saat yang bersamaan juga
asing serta biaya perawatan yang semakin dituntut untuk menjalankan peran penting
lama semakin bertambah. Hal ini sesuai ditempat lain. Konflik sering
dengan teori

7
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

muncul, apakah berada di rumah atau


menunggui anaknya yang sedang dirawat di keluarga sangat berperan dalam
rumah sakit atau hospitalisasi. meminimalisasi cemas sebagai dampak
Hasil penelitian sebelumnya pada hospitalisasi yang terjadi pada anak dan orang
tahun 2003 oleh Sri Mayang di RSUD tua. Mok dan Leung (2006) dalam
Pekanbaru didapatkan hasil orang tua yang penelitiannya tentang perawat sebagai
anaknya dirawat > 3hari dan mengalami pemberi dukungan pada ibu sebagai orang tua
cemas sedang (78.33%) dan orang tua yang anak yang dirawat di rumah sakit
anaknya dirawat ≤ 3hari mengalami cemas menjelaskan orang tua merasa tenang ketika
ringan (21,67%) (Sri Mayang, 2003). tim keperawatan mampu memberikan
Sedangkan penelitian yang dlakukan oleh dukungan sehingga mereka mampu
Darmawan (2011) mengenai kecemasan membentuk koping positif. Pendapat yang
orang tua yang anaknya dirawat di RSUD tidak jauh berbeda dijelaskan oleh Trask, et.
Zaenoel Abidin diperoleh hasil sebanyak 37% al .(2003) dalam penelitiannya tentang
orang tua mengalami kecemasan berat, koping dan dukungan sosial keluarga bahwa
dimana terdapat hubungan antara lama rawat perawat memiliki peran dan fungsi yang
terhadap kecemasan orang tua (p=0,000). penting dalam membantu koping orang tua
Kondisi kecemasan dipengaruhi oleh selama hospitalisasi.
lama rawat, seseorang yang tidak memiliki Ball dan Blinder (2003)
informasi yang cukup tentang penyakit yang menyebutkan bahwa fokus peran perawat
diderita akan cenderung lebih cemas dan pada dalam merawat klien dan keluarga adalah
akhirnya ia akan melakukan tindakan yang memberikan informasi dan membangun
membahayakan bagi dirinya sendiri (Indradi, kepercayaan, meningkatkan keterlibatan
2007). Menurut Sukoco (2004) kecemasan orang tua, memfasilitasi kebutuhan fisik dan
ini dapat meningkat apabila orang tua merasa emosional, memfasilitasi hubungan positif
kurang informasi terhadap penyakit orang tua dan staf rumah sakit dalam
anaknya dari rumah sakit terkait sehingga berkomunikasi dan menjaga system dukungan
dapat menimbulkan reaksi tidak percaya keluarga. Senada dengan Ball dan Blinder
apabila mengetahui tiba-tiba penyakit (1999) menggambarkan peran perawat dalam
anaknya serius. memberikan dukungan kepada klien dan
Efek hospitalisasi jangka pendek orang tua terangkum dalam empat dimensi
atau jangka panjang baik pada anak dan orang dukungan perawat, yaitu : dukungan
tua dapat diminimalkan dengan informasi, dukungan emosional, dukungan
mengoptimalkan peran perawat. Potter dan penilaian, dan dukungan instrumental.
Perry (2005) menjelaskan bahwa salah satu Dukungan informasi adalah pemberian
peran perawat yaitu educator dimana informasi kepada orang tua dengan bahasa
perawat mendemonstrasikan prosedur, yang mampu dipahami tentang penyakit anak,
memberikan informasi penting dan pengobatan, perkembangan, perawatan yang
mengevaluasi hasil pembelajaran. Perawat diberikan, perilaku anak, respon emosional
sebagai tenaga kesehatan yang paling sering anak, dan peran orang tua dalam merawat
berinteraksi dengan anak dan anak di rumah sakit (Miles, Carlon & Brunssen
1999).

8
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Berbagai macam perasaan muncul


pada orang tua terhadap hospitalisasi anak kecemasan orang tua, artinya masih ada faktor
yaitu takut, rasa bersalah, stres dan cemas lain yang mempengaruhi kecemasan orang tua.
ketika anaknya menjalani perawatan di Jadi dapat disimpulkan pada
rumah sakit. Cemas merupakan suatu penelitian ini dimana terdapat hubungan yang
reaksi emosional yang timbul oleh penyebab signifikan antara lama rawat (hospitalisasi)
yang tidak pasti dan tidak spesifik yang dapat anak dengan tingkat kecemasan orang tua
menimbulkan perasaan tidak nyaman dan dengan nilai p value 0,007 ≤ nilai α 0,05.
merasa terancam (Stuart dan Sundden, 2006). Lama rawat (hospitalisasi) anak dan tingkat
Hal ini dapat dilihat dari instrument penelitian kecemasan orang tua merupakan dua hal
bahwa rata-rata orang tua menjawab yang berkaitan atau berhubungan, dimana
pertanyaan negatif dengan nilai skor yang jika semakin lama rawat anak maka semakin
tinggi, seperti hampir setiap waktu merasa tinggi tingkat kecemasan orang tua.
takut tampa alasan yang jelas, kadang- Hospitalisasi akan memberikan dampak pada
kadang sebagian waktu mengalami mimpi anak dan orang tua, dampak bagi anak akan
buruk, dan hampir setiap waktu mudah marah mempengaruhi tumbuh kembangnya, akibat
dan panik. sakit dan dirawat di rumah sakit, anak juga
Berdasarkan kajian teoritis yang ada, dapat bereaksi karena kehilangan kendali.
salah satu cara mengurangi kecemasan Anak akan kehilangan
orang tua yang anaknya menjalani kebebasan dalam
hospitaliasasi dengan memberikan mengembangkan otonominya, sehingga anak
dukungan informasi kesehatan, bereaksi negatif terhadap ketergantungan
menjelaskan prosedur- prosedur yang yang dialaminya, terutama anak menjadi cepat
dijalani anaknya, dan membuka konseling marah dan agresif. Sedangkan reaksi karena
bagi orang tua yang ingin mengetahui tentang luka pada tubuh dan rasa sakit, anak
kesehatan anaknya. Jika kecemasan orang biasanya mengungkapkan secara verbal apa
tua tersebut tidak diatasi akan menyebabkan yang dirasakannya. Sedangkan pada anak yang
kecemasan yang berlanjut bahkan dapat sudah mampu mengkomunikasikan rasa nyeri
menyebabkan sterss bahkan depresi pada orang yang mereka alami dan mampu
tua. menunjukkan lokasinya.
Menganalisa hubungan lama rawat Dampak lain karena adanya
(hospitalisasi) anak dengan kecemasan pembatasan lingkungan, anak akan
orang tua yang anaknya menjalani kehilangan kemampuannya untuk
hospitalisasi penulis dapat mengaitkan mengontrol diri dan anak menjadi
dengan beberapa faktor. Dimana lama rawat tergantung pada lingkungannya. Akibatnya anak
(hospitalisasi) anak yang lama belum tentu akan kembali mengalami penurunan keaktifan
skor kecemasan orang tuatinggi juga. Hal serta kemampuan dalam tahap
tersebut terjadi karena lama rawat perkembangannya. Selain itu, terhadap
(hospitalisasi) hanyalah salah satu faktor yang perlukaan yang dialami atau nyeri yang
mempengaruhi dirasakan karena mendapatkan tindakan
invasif, seperti injeksi, infus, pengambilan

9
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

darah, anak akan menangis bahkan sampai


menyerang, baik secara verbal maupun secara tercapainya tujuan untuk merawat anaknya
fisik, seperti menggigit, memukul, mencubit dalam keadaan sehat dan bahagia (Gunarsa,
dan menentang perawat. 2004).
Sedangkan dampak hospitalisasi bagi Depresi juga dapat terjadi pada
orang tua anak terhadap perawatan anak di orang tua akibat hospitalisasi anak. Depresi
rumah sakit adalah perasaan cemas dan biasanya terjadi setelah masa krisis anak
takut, rasa tidak percaya, penolakan marah, berlalu. Dalam hal ini, orang tua merasa
perasaan bersalah, perasaan frustasi, dan khawatir terhadap anak-anaknya yang lain
depresi. Perasaan cemas orang tua dapat dan orang tua biasanya lebih fokus terhadap
ditimbulkan oleh bahaya dari luar maupun keluhan-keluhan anak walaupun itu dirasa
dari dalam dirinya sendiri. Adanya bukan masalah besar. Hal-hal lain yang
kecemasan yang berasal dari dalam dirinya membuat orang tua merasa cemas dan
karena ada sesuatu hal yang tidak diterima baik depresi adalah kesehatan anaknya dimasa-
dalam pikiran dan perasaan. Sedangkan rasa masa yang akan datang, misalnya efek dari
takut karena kecemasan biasanya akibat prosedur pengobatan dan juga biaya
adanya ancaman, sehingga seseorang akan pengobatan.
menghindar. Dalam menangani kecemasan orang
Menurut Nursalam, dkk (2005), tuaperlu dilakukan pemberikan dukungan
ketidakpercayaan dan rasa penolakan orang informasi kesehatan, menjelaskan prosedur-
tua terjadi apabila anaknya sakit. Apalagi prosedur yang dijalani anaknya, dan
kalau dirasa anaknya yang sakit terjadi secara membuka konseling bagi orang tua yang
tiba-tiba dan harus segera dibawa di rumah ingin mengetahui tentang kesehatan anaknya.
sakit. Misalnya anak mengeluh sakit perut Oleh karena itu perawat harus dapat berperan
yang hebat, dan orang tua menganggap aktif dalam pemberian informasi kesehatan
enteng dan kemudian dokter mendiagnosa yang tepat kepada orang tua yang
appendicitis acute. memerlukan informasi lebih lanjut tentang
Selain itu, rasa ketidakpercayaan kesehatan anaknya untuk mengurangi
orang tua biasanya diiringi dengan perasaan kecemasan orang tua anak yang menjalani
marah maupun rasa bersalah. Pada perasaan hospitalisasi, sehingga orang tua anak
bersalah orang tua cenderung menyalahkan mengetahui cara mengatasi
dirinya sendiri karena merasa tidak kecemasannya.
memperhatikan keluhan anaknya dan tidak
dapat menolong dan mengurangi rasa sakit SIMPULAN DAN SARAN
yang dialami oleh anaknya. Dampak lain yang Dari hasil penelitian diperoleh
muncul pada orang tua akibat hospitalisasi bahwa ada hubungan yang signifikan antara
anak adalah perasaan frustasi. Perasaan ini lama rawat (hospitalisasi) dengan kecemasan
ditimbulkan adanya sesuatu hal yang orang tua di ruang anak RSUD Kelas B Cianjur
menyebabkan tidak dengan p value 0.007. Diharapkan Rumah
Sakit menyediakan pelayanan konseling
kesehatan bagi orang tua yang anaknya
menjalani hospitalisasi.

10
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Perawat dapat memberikan dukungan kepada


orang tua, mengenai pemberian dukungan (STAI).American Psychological
informasi, emosional, penilaian, dan Association Journal, 4, 369-381
instrumental sehingga orang tua dapat Efendy.F. & Makhfludli., (2010).
mengurangi dan mencegah kecemasan yang Keperawatan Kesehatan Komunitas,
dialami orang tua terhadap hospitalisasi Teori dan Praktek dalam
anak. Keperawatan. Jakarta:
SalembaMedika
DAFTAR PUSTAKA Gass, S. C. &Curiel, E.R. (2011). Test
Alexander, D., el al. (1988). Anxiety levels of anxiety in relation to measures of
rooming in and non rooming in cognitive and intellectual
parents of young functioning.
hospitalized children. Maternal Child http:/anc.oxfirdjournals.org/content/e
Nursing Journal, 17, 79-99 arly/2011/06/01/arclin.
American Academy of Pediatric. (2003). Acr034.abstract
Family centered care and the Gunarsa, Singgih. D. (2004). Psikologi
pediatrician’s role. Journal of Keperawatan. Jakarta: PP BPK
American Academy of Pediatrics, GunungMulia
112(3): 691 Hallstroom, I., Runesson,. I &Elander, G.
Arikunto, S., (2006). Prosedur Penelitian (2002) Observed parental needs
Suatu Pendekatan Praktik.Edisi during their child’s hospitalization.
Revisi VI. Jakarta :Rineka Cipta Journal of Pediatric Nursing, 17,
. (2010). Prosedur 140-148
Penelitian Suatu Pendekatan Hawari, D. (2006). Psikiatrik Manajenen
Praktik. Edisi Revisi X. Jakarta Stres, Cemas & Depresi. Jakarta :
:Rineka Cipta FKUI
Asmadi.(2008). Tehnik Prosedural _. (2008). Stres, Cemas dan
Keperawatan Konsep dan Aplikasi Depresi. Jakarta: FKUI
Kebutuhan Dasar. Jakarta: Salemba Heryati.(1993). Peranan Rehabilitas Medik
Medika dalam Menurunkan Lama Hari
Ball, W. J. &Bindler, C. R. (2003).Pediatric Rawat (LOS).
Nursing Caring of Children.Pearson darihttp://www.kalbe.co.id/files/22Re
: New Jersey habilitasMedikdlmLamaRawat91.pdf
Bjelland, I. (2002. February 22). The /22_RehabilitasiMedikdlmLamaRaw
validity of the hospital anxiety and at91.htm
depression scale.Psychosomatic Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar
journal, 52(2), 69-77. Ilmu Kesehatan Anak untuk
Budiman.(2011). Penelitian Kesehatan Pendidikan Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Buku Pertama. Bandung : Rafika . (2009). Metode
Aditama Inventory for Anxiety
Daniel, F., et al. (2007).Psychometric Inventory
Properties of the State –Trait

11
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
Penelitian Keperawatandan Teknik
Analisa Data. Jakarta:
SalembaMedika

12
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Ibrahim, A. (2007). Panik Neurologis


Gangguan Cemas. Jakarta: Dua As 94/jiptummpp-gdl-sl-2008-pujiastuti-
Indradi.(2007). Perbedaan Lama Dirawat 14678-PENDAHULUAN.pdf
dengan Hari Rawat. Diunduh dari Riyanto .A. (2011). Pengolahan dan
http://prisal:wordpress.com Analisa Data Kesehatan (Dilengkapi
Krasucki, C., Howard, C. & Mann, A. (1998 Uji Validitas dan Reliabilitas serta
February).The relationship between Aplikasi Program SPSS).
anxiety disorders and age.Geriatry Yogyakarta: NuhaMedika
Psychiatry Journal. 13(2): 79-99 Sastroasmoro& Ismael.(2009). Dasar- Dasar
Laporan Medic RSUD Kelas B Cianjur Metidologi Penelitian Klinis. Jakarta:
Tahun 2013 AgungSeto
Liliweri, A., (2002). Makna Budaya dalam Scott. et al. (2010). Anxiety Responses of
Komunikasi Antar Budaya. Parents During and After The
Yogyakarta: KLIS Hospitalization of Their 5 to 11
Mok, E. & Leung, S.F. (2006).Nursesas Years Old Children. Psychology
providers of support for mothers of Media. 2010 Sep, 40(9). 495-505
premature infants.Journal of Clinical Shields, L,. Kristersson.Hallstroom, I.&
Nursing. 15. 726-734 O’Callaghan, M. (2003).
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Anexamination of The Needs of
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Parents of hospitalized Children :
Cipta Parents and Staffs Pereception.
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Scandinavian Journal of Caring
Metodologi Penelitian Ilmu Sciences, 17, 176-184
Keperawatan :Pedoman Slavin, Robert.E. (2006).Educational
Skripsi,Tesis, dan Instrumen Psychology: Theory Into Practice.
Penelitian Keperawatan. Jakarta: Boston: Allyn and Boston
SalembaMedika Stuart, G. W. (2006). Keperawatan Jiwa
Nursalam,dkk. (2005). Asuhan ,Edisi 6. Jakarta: EGC
Keperawatan Bayi dan Anak . Stuart, G. W. & Sunden, J. (2009).
Jakarta: Salemba Medika Principles and Practice of
Nursalam&Parianai, S. (2001). Psychiatric Nursing. St Louis: Mosby Statton,
Pendekatan Praktis Metodologi M. K. (2004). Parents Experiences of Their
Riset Keperawatan. Jakarta: Agung Child’s Care During
Seto Hospitalization. Journal of Cultural
Potter, Patricia. A. & Perry, Anne. G. Diversity 11(1)
(2005).Buku Ajar Fundamental Sugiono. (2008). Metode Penelitian
Keperawatan I. Jakarta: EGC Administrasi: Dilengkapi dengan
Pujiastutik.(2008). Tingkat Kecemasan Orang Metode R&D. Bandung: Alfabeta
Tua Terhadap Anak yang Mengalami Sukoco, B.N. (2002). Tingkat Kecemasan
Hospitalisasi di Ruang Mawar RSI Klien yang Diopname Lebih dari Satu
Gondolegi Malang. Diambil dari Minggu Di RSD Kepanjen, Diunduh
http://skripsi.umm.ac.id/files/disk1/2
Di

13
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013
http://www.IndonesiaDLN.Muhamad
yah.html.

14
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 8, No.2, Juli 2013

Suliswati. (2005). Konsep Dasar


Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC Tucker, Ladd, C. (2007). Theories
Supartini, Y. (2004). Buku Ajar Konsep Explaning Stress and
Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: Anxiety.Diunduhpada 14 Mei 2013. Di
EGC www.mentalhelp.net
Tamsuri, A., Lenawati, H. & Puspitasari, H. Vulcan, B.N. &Niculich B. (1988). The
(2008). Faktor-Faktor Yang Effect of Selected Information on
Mempengaruhi Kecemasan Ibu Saat Mothers Anxiety Level During Their
Menghadapi PadaAnak Di Ruang Childrens Hospitalization. Journal of
Anak RSUD Pare Kediri Pediatric Nursing. 3(2): 97-102.
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/ Wheleydan Wong.(2002). Buku Ajar
keperawatan/article/viewfile/404/406 Keperawatan Pediatrik, Jakarta:
Theofanidis , D. (2006). Chronic Illnes in EGC
Childhood: Psychososial Adaptation and Wong, Dona L, dkk.(2009). Buku Ajar
Nursing Support for The Child and KeperawatanPediatrik, Volume 2.
Family. Jakarta: EGC
http://www.hsj.gr/volume1/issue2/iss Wright, M.C. (2008). Behavioural Effect of
ue02_rev01.pdf Hospitalization in Children.Journal of
Tiederman, E. M. (2006). Anxiety Pediatric and Health, 31, 165-167.
Responses of Parents During and After Yahya.F. (2011).Kecemasanpada Orang Tua
The Hospitalization of Their 5- to 11- yang Anaknya Di Rawat Di
year old children. Journal of Pediatric RuangAnak RSUD Dr.
Nursing volume 12 SoerotoNgawi.http://fendyahya.blog
Tomb, D. (2003). Buku Saku Psikiatrik. spot.com/2011/03/kecemasan-
Jakarta: EGC orang-tua-yang-anaknya.html
Tommey ,M. &Aligood,M.R. (2006). Zung, W.W.K. Rating Anxiety for anxiety
Nursing Theory and Their Work.6 th disorder physychosomatic. USA:
edition. Philadelphia: Elsevier Mosby Company, 1997.
Towsend. M. C. (2009). Psychiatric Mental
Health Nursing: Concept of Care.
Philadelphia: Davis Company
Trask, C.P. Peterson, G.K. Trask, L. C, Bares,
B.C, Brit,J.&Moan, C. (2003). Parents
and Adolescent Adjustment to Pediatric
Cancer: Associations with Coping,
Sosial Support and Family Function.
Journal of Pediatric Oncology
Nursing, 20(1). 36-47

15

You might also like