You are on page 1of 15

196 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model

pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

JURNAL PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Departemen
Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan
Indonesia

Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Kota Bandung 40154. e-mail: jpgsd@upi.edu
website:http://ejournal.upi.edu/index.php/jpgsd/index

PENINGKATAN KETERAMPILAN KERJASAMA MELALUI


MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES
TOURNAMENT KELAS III SEKOLAH DASAR
Syifa Fauziyah1, Ani Hendriani2, Kurniasih3
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pedagogik
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia
e-mail : syifawaziah04@gmail.com; anihendriani@upi.edu; kurniasihts@gmail.co.id.

Abstract : This research is based on the low skill of cooperation of third grade students of
SDN TKK. This is due to the lack of student activity in exploring potential, building
knowledge both alone and with friends and the lack of variation of methods and models
teachers use in learning. This study aims to describe the improvement of cooperative
skills of third grade students of SDN TKK through the implementation of cooperative
learning model type Teams Games Tournament. The research method used is Class
Action Research (PTK) with Kemmis and Taggart model and implemented as many as II
cycle. The instrument of data disclosure from PTK consists of observation sheet of
teacher and student activity, student cooperation skill observation sheet, and field note.
The research results showed that in the first cycle, the skills of student cooperation were
average percentage of 68.29%. In cycle II, the average percentage increased to 86.34%.
This can mean that the application of cooperative learning model type Teams Games
Tournament can improve the skills of cooperation class III SDN TKK.

Keywords: cooperation skills, teams games tournament.

PENDAHULUAN aktivitas sehingga siap berada pada


Perkembangan globalisasi dan kehidupan masyarakat.
ketatnya persaingan abad 21 menuntut Sejalan dengan hal tersebut terdapat
dunia pendidikan khususnya tenaga pengertian pembelajaran menurut
pendidik dan pendidikan Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal
mengembangkan kecakapan hidup 1 ayat 20 yang menyatakan bahwa
peserta didik. Oleh sebab itu, sebagai pembelajaran adalah proses interaksi
salah satu langkah mengembangkan peserta didik dengan pendidik dan
kecakapan hidup tersebut guru sebagai sumber belajar pada suatu lingkungan
pendidik perlu melaksanakan belajar. Pembelajaran juga perlu
pembelajaran yang memfasilitasi, mengarahkan siswa pada tujuan
mengakomodasi, serta mengoptimalkan pembelajaran yang terdapat pada
kemampuan siswa dalam berbagai kurikulum 2013 dalam Permendikbud

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar. 197

Nomor 24 Tahun 2016 yang kepentingan kepentingan tersebut;


mengembangkan kompetensi siswa kesadaran akan adanya kepentingan-
diantaranya kompetensi sikap, spiritual, kepentingan yang sama dan adanya
sikap sosial, pengetahuan dan organisasi merupakan fakta-fakta yang
keterampilan. penting dalam kerjasama yang berguna”.
Salah satu kecakapan hidup yang Johnson, dkk. (2012, hlm.6)
dapat dikembangkan pada pembelajaran menjelaskan bahwa “memahami
di sekolah dasar adalah keterampilan kerjasama berarti memahami kelima
kerjasama. Kerjasama dalam proses komponen pokok yang bisa membuat
pembelajaran merupakan salah satu kerjasama bersajalan”. Jadi, tidak semua
bagian yang penting dan tidak bisa kerja dalam kelompok dapat dianggap
dipisahkan dari kemampuan lain yang sebagai belajar bekerjasama. Karena
harus dikuasai oleh siswa. Pernyataan dalam pembelajaran ini, siswa tidak
tersebut dapat diperkuat dari penjelasan hanya duduk bersama dan meminta
Hapsari dan Yonata (2014, hlm.182) mereka untuk membantu satu sama lain,
bahwa keterampilan kerjasama tetapi didalam kegiatan kerjasama
merupakan salah satu kecakapan hidup terdapat komponen-komponen yang
yang harus dimiliki oleh siswa karena dapat meningkatkan produktivitas siswa
dapat bermanfaat untuk meningkatkan dalam bekerjasama. Kelima komponen
kerja kelompok dan menentukan keterampilan kerjasama menurut Johnson
keberhasilan hubungan sosial di diantaranya (1) interdependensi positif
masyarakat. (2) interaksi tatap muka (3) tanggung
Selain itu, urgensi keterampilan jawab individu (4) skil-skil kelompok
kerjasama di sekolah juga diutarakan oleh kecil dan interpersonal (5) pemrosesan
Boressa (dalam Apriono, 2011) kelompok. Peneliti kemudian menjadikan
yaitu,“Pentingya seorang siswa memiliki kelima komponen tersebut sebagai aspek.
keterampilan kerjasama, dengan Sedangkan untuk mengetahui
mengkondisikan siswa untuk benar-benar keterampilan kerjasama dalam aktivitas
memahami bahwa tidak ada satu orang pembelajaran siswa maka peneliti
yang dapat menyelesaikan semua tugas menjabarkan kelima aspek itu kedalam
dengan tepat, kecuali dengan bekerja beberapa indikator yang dikembangkan
sama untuk mencapai tujuan“. dari teori Lundgren (dalam Rusman 2014,
Kerjasama timbul karena adanya hlm. 210-211) dan terdiri dari 13
kesadaran dari setiap individu- indikator. Berikut adalah gambaran aspek
individunya (in-group-nya) dan dan indikator yang diamati
kelompok lainnya (yang merupakan out- Tabel 1. Aspek dan Indikator
group-nya) terhadap kepentingan yang Keterampilan Kerjasama yang
sama sehingga tercipta hubungan Diamati
interaksi sosial yang positif karena N Aspek Indikator
mereka memiliki visi misi yang sama.
o.
Pendapat ini sejalan dengan Cooley
(dalam Soekanto, 2007. hlm 66) yang 1. Interdepensi a. Mengikuti aturan
menjelaskan bahwa positif yang sudah
“Kerjasama timbul apabila orang disepakati oleh
menyadari bahwa mereka mempunyai kelompok.
kepentingan-kepentingan yang sama dan b. Berbagi
pada saat yang bersamaan mempunyai pengetahuan
cukup pengetahuan dan pengadilan dengan anggota
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kelompok.

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


198 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model
pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

c. Saling membantu observasi yang menunjukan bahwa rata-


dan mendukung rata keterampilan kerjasama siswa kelas
dalam III sebesar 49,87% dan termasuk pada
mengerjakan tugas kategori rendah. Dari presentasi tersebut
kelompok. 57% atau 17 orang siswa berada pada
2. Interaksi a. Memberikan kategori rendah, sedangkan 43% atau 13
tatap muka pendapat ide atau orang berada pada kategori sedang.
gagasan Ada beberapa faktor penyebab
b. Saling rendahnya keterampilan kerjasama
bertanya jawab dikelas tersebut. Pertama,lingkungan
c. Berada dalam pembelajaran kurang dirancang untuk
kelompok melakukan pembelajaran secara dinamis,
3. Tanggung a. Mengerjakan tugas hal ini terlihat dari penataan bangku yang
jawab dengan sungguh- masih ditata secara klasik dimana guru
individual sungguh sebagai pusat perhatian dan siswa hanya
b. Mampu diam, mendengarkan, dan mencatat apa
menjelaskan yang disampaikan guru. Kedua, setelah
jawaban saat guru menjelaskan tugas, siswa dibiarkan
melakukan games secara sendiri-sendiri mengerjakan tugas
dan turnament yang ada di buku siswa. sehingga tidak
4. Skil-skil a. Menyampaikan terciptanya hubungan sosial yang baik
kelompok pendapat dengan dan terjadi ketimpangan antara siswa
kecil dan santun yang memahami materi atau
interpersona b. Mendengarka pemebelajaran dan yang kurang
l n teman satu memahami materi menjadi tidak fokus
kelompok yang sehingga tertinggal dalam mengerjakan
sedang tugas. Ketiga, kurangnya variasi media,
menyampaikan strategi, metode dan model yang
pendapat diaplikasikan dalam pembelajaran
c. Menciptakan sehingga kelas terasa monoton dan siswa
suasana yang merasa cepat bosan karena mereka hanya
nyaman dan akrab melakukan kegiatan tanya jawab dengan
dalam kelompok guru, mendengarkan ceramah, membaca
5. Pemrosesan a. Memberikan buku tema dan menjawab soal yang ada
kelompok motivasi untuk didalamnya.
berkontirbusi Dari fakta yang terlihat dilapangan,
postitf pada terdapat suatu ketimpangan antara
kelompok kondisi ideal dengan kondisi yang terjadi
b. Mengevaluas dilapangan. Ketimpangan tersebut
i kinerja kelompok merupakan suatu masalah yang apabila
Dari hasil observasi yang pada kelas tidak ditangani akan menyebabkan siswa
III SDN TKK, ditemukan bahwa semakin sulit untuk menerapkan
pembelajaran aktivitasguru lebih keterampilan kerjasama dan kecakapan
dominan dari aktivitas siswa, sehingga hidup pada lingkungan sosialnya. Oleh
pembelajaran cenderung pada teacher karena itu, sebagai salah satu upaya
center. Selain itu siswa masih kurang dalam menyelesaiakan masalah tersebut,
optimal dalam mengembangkan potensi peneliti akan melaksanakan penelitian
diri khususnya keterampilan kerjasama. tindakan kelas dengan menggunakan
Hal tersebut terlihat dari data hasil model pembelajaran yang tepat dan

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar. 199

sesuai dengan kondisi kelas III SDN sehingga menjadi kelompok terbaik.
TKK yang membutuhkan motivasi serta Kelebihan model kooperatif tipe TGT ini
pembelajaran yang dapat meningkatkan juga dijelaskan oleh Priansa (dalam
keterampilan kerjasama. Sholihat hlm. 21) yaitu (1) Keterlibatan
Berdasarkan kajian teoritis, terdapat siswa dalam pembelajaran; (2)
model-model pembelajaran yang dapat Meningkatkan semangat siswa untuk
mengembangkan keterampilan belajar; (3) Siswa mengkontruksi
kerjasama, salah satunya adalah model pengetahuannya sendiri; (4)
pembelajaran kooperatif. Model Menimbulkan kerjasama, toleransi, serta
pembelajaran kooperatif diyakini dapat mau menerima pendapat orang lain.
mengembangkan keterampilan kerjasama (5)Memotivasi siswa untuk mencapai
sehingga berkembang menjadi hasil yang lebih tinggi karena adanya
keterampilan hidup dan berkarir yang penghargaan (6) Memudahkan guru
menjadi tuntutan abad 21. Selain itu untuk mengawasi siswa dalam belajar
dengan pembelajaran kooperatif, siswa dan melakukan kerjasama.
memiliki ketergantungan positif untuk Model pembelajaran tipe TGT
mencapai tujuan bersama. Seperti yang memiliki ke khasannya sendiri, yaitu
dikemukakan oleh Slavin (dalam adanya kegiatan kelompok dimana siswa
Sanjaya, 2014, hlm. 242) bahwa saling berdiskusi, mengerjakan tugas
pembelajaran kooperatif dapat bersama, dan melakukan tanya jawab
meningkatkan prestasi belajar siswa bersama teman yang berbeda-beda secara
sekaligus dapat menumbukan sikap akademik maupun hal lainnya. Selain itu
menerima kekurangan diri dan orang lain dalam TGT terdapat permainan dan
dan mampu meningkatkan rasa percaya turnament yang bertujuan untuk
diri. Pembelajaran kooperatif atau memfasilitasi siswa dalam bersaing
cooperative learning adalah suatu secara positif bersama teman yang
pembelajaran yang menekankan memiliki kesetaraan akademik, sehingga
kerjasama dalam kelompok (Savage, siswa dapat bertanggung jawab serta
dalam Rusman, 2012 hlm. 203). berkontribusi aktif untuk mendapatkan
Model pembelajaran kooperatif point bagi kelompoknya.
memiliki berbagai macam tipe seperti Slavin(DeVries&Slavin,1978;Slavi
Student Team Achievment Division n,1986) menjelaskan bahwa
(STAD), Numbered Head Together “Teams Games Tournament was the
(NHT), Jigsaw, dan Team Games first of the Johns Hopkins cooperative
Tournament. Adapun model learning methods . It uses the same
pembelajaran yang peneliti pilih untuk teacher presentations and teamswork as
dilaksanakan di kelas III adalah model in STAD, but replaces the quizzes with
kooperatif tipe Teams Games weekly tournaments, in which students
Tournament. Alasan memilih model ini compete with members of other teamss to
karena model tersebut memiliki unsur contribute points to their teams scores.”
permainan dan turnamen dimana siswa Berdasarkan masalah yang telah
akan berusaha dan bekerjasama untuk dipaparkan diatas, peneliti akan
menjadi tim terbaik. melaksanakan penelitian tindakan kelas
Selain itu terdapat berbagai dengan judul “Peningkatan Keterampilan
kelebihan yang terdapat pada model ini Kerjasama Melalui Model Pembelajaran
karena memiliki unsur permainan dan Kooperatif Ti[e Teams Games
turnamen dimana siswa akan berusaha, Tournament Pada Siswa kelas III Sekolah
bertanggung jawaba, dan membangun Dasar”. Model ini akan diterapkan pada
kepercayaan antar teman kelompok tema 8 yaitu Bumi dan Alam Semesta.

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


200 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model
pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

METODE prosedur subtantif. Dalam prosedur


Penelitian ini merupakan Penelitian administratif, peneliti mempersiapkan
Tindakan Kelas (PTK) dengan model kegiatan pra penelitian, serta rancangan
Kemmis dan Taggart. Model ini tindakan penelitian menggunakan model
merupakan revisi dari model Kurt Lewin. pembelajaran kooperatif tipe TGT.
Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemudian, pada prosedur subtantif
Kemmis adalah model PTK dalam bentuk terdapat dua instrumen yang disiapkan
spiral yang terdiri atas beberapa siklus diantaranya instrument pembelajaran
kegiatan (Arifin, 2011, hlm. 109). yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan
Penelitian model spiral ini berawal dari Pembelajaran (RPP) tema 8 Bumi dan
rancangan yang dilakukan pada tahapaan Alam Semesta, bahan ajar, media
perencanaan (plan). Setelah itu diadakan pembelajaran, Lembar Kerja Kelompok
tindakan/pelaksanaan (act), yang (LKK), lembar games, dan soal jawaban
bertujuan untuk meningkatkan atau tournament. Kemudian terdapat
memperbaiki apa yang menjadi masalah instrumen pengungkap data diantaranya
pada pembelajaran. Sementara tindakan lembar observasi kegiatan guru siswa,
berlangsung, dilakukan pengamatan lembar observasi peningkatan
(observe) untuk mengetahui dan keterampilan kerjasama siswa, catatan
merekam bagaimana tindakan terjadi, lapangan, serta dokumentasi penting.
oleh sebab itu kegiatan pelaksanaan Data yang telah terkumpul kemudian
dan pengamatan tidak bisa dipisahkan diolah melalui tekhnik kualitatif dan
karena termasuk dalam satu kesatuan teknik kuantitatif. Bogdan dalam
kegiatan dalam satu waktu. Selanjutnya, Sugiyono (2015, hlm. 334) menyebutkan
untuk mengetahui adanya kekurangan bahwa “analisis data kualitatif adalah
yang terjadi pada saat tindakan, maka proses mencari dan menyusun secara
dilakukan refleksi dari hasil tindakan dan sistematis data yang diperoleh dari hasil
pengamatan oleh peneliti. Hasil refleksi wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
tersebut akan menjadi landasan untuk bahan lain, sehingga dapat mudah
memperbaiki atau mengembangkan dipahami, dan temuannya dapat
perencanaan dan tindakan pada siklus diinformasikan kepada orang lain”.
selanjutnya. Teknik kualitatif digunakan untuk
Subjek dalam penelitian kali ini menganalisis data dari hasil observasi
adalah siswa kelas III SDN TKK kegiatan guru dan siswa selama
Bandung pada semester II tahun ajaran pembelajaran berlangsung, hasil
2017/2018, dengan jumlah siswa 30 observasi keterampilan kerjasama siswa,
orang dan terdiri dari dari 17 perempuan dan catatan lapangan.
serta 13 laki-laki. Penelitian ini Adapun teknik analisis data yang
dilaksanakan di kelas III SDN TKK. digunakan dalam penelitian ini adalah
Lokasi sekolah berada di Jl. Titimplik model interaktif atau Flow Model yang
No.1, kelurahan Sadang Serang, dikemukakan oleh Miles dan Huberman
Kecamatan Coblong, Kota Bandung. (dalam Sugiyono, 2015, hlm. 337).
Adapun waktu penelitian disesuaikan Analisis ini terdiri dari tiga komponen
dengan jadwal sekolah kelas III SD, yaitu utama, yaitu reduksi data, penyajian data
pagi dimulai dari pukul 07.00 s.d. 12.00 dan conclution drawing/verification.
pada siklus I, dan sekolah siang dimulai Sedangkan teknik kuantitatif
dari 12.30 s.d. 17.00 pada siklus II pada digunakan untuk menganalisis data
bulan Februari hingga bulan Mei. berupa angka. Data kuantitatif diperoleh
Penelitian ini memiliki 2 prosedur dari hasil observasi keterampilan
diantaranya prosedur administratif, dan kerjasama siswa berdasarkan indikator

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar. 201

keterampilan kerjasama yang Pada kegiatan awal pembelajaran,


dikembangkan dari berdasarkan aspek siswa berbaris seperti biasa untuk
komponen esensial dari Jhonson dan juga memasuki ruangan, kemudian guru
tingkatan keterampilan kerjasama oleh memeriksa kerapihan badan dan pakaian
Lundgren. siswa. Selanjutnya guru mengkondisikan
siswa untuk duduk dibangkunya masing-
HASIL DAN PEMBAHASAN masing. Setelah kelas mulai kondusif,
Perencanaan Pembelajaran Siklus I guru mengajak siswa untuk berdo’a dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran membaca Asmaul Husna bersama-
siklus I telah dirancang sesuai dengan sama.yang dipimpin oleh GRF sebagai
kurikulum 2013 serta peraturan ketua kelas. Setelah selesai berdoa dan
Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang membaca Asmaul Husna, siswa
Standar Proses Pendidikan Dasar dan kemudian memberi salam kepada guru.
Menengah. Dalam kurikulum 2013, Karena disekolah melakukan pembiasaan
alokasi pembelajaran yang dibuat adalah 1 “Rebo Nyunda”. Maka setelah berdo’a
kali pertemuan dengan waktu 5 x 35 menit guru meminta perwakilan dari siswa
(1 hari). Dalam merancang RPP, terdapat perempuan MNB dan siswa laki laki AFF
komponen-komponen yang terdiri dari 1) untuk kedepan dan memimpin siswa
identitas; 2) kompetensi dan indikator; 3) menyanyikan lagu Daerah yang berjudul
tujuan pembelajaran; 4) materi ajar; 5) Manuk Dadali. Setelah selesai
metode, model, dan pendekatan; 6) media, menyanyikan lagu Daerah, guru
alat, dan sumber belajar; 7) langkah- selanjutnya mengecek kehadiran siswa
langkah pembelajaran; 8) penilaian. dengan memanggil siswa satu persatu.
Sistematika RPP yang dibuat pada siklus I Guru dan siswa kemudian melakukan
sama dengan sistematika pada pra siklus kegiatan apersepsi dengan melakukan
yaitu mengacu kepada Permendikbud tanya jawab, kemudian siswa mengetahui
No.22 Tahun 2016. Namun pada RPP ini tujuan pembelajaran mengenai fase dan
terdapat perbedaan pada kegiatan intinya bentuk bulan, mengenal antariksawan,
yang menyesuaikan denan langkah- serta mengidentifikasi bentuk pada
langkah model pembelajaran kooperatif pesawat luar angkasa. Untuk mencapai
tipe TGT. Kegiatan tersebut dimulai dari tujuan tersebut, guru juga menjelaskan
presentasi kelas, team (belajar kelompok), kegiatan apa saja yang akan siswa
games, tournament dan rekognisi tim. lakukan.
Kegiatan inti pembelajaran dimulai
Pelaksananaan Pembelajaran Siklus I dengan langkah presentase kelas.
Pelaksanaan pembelajaran dengan Sebelumnya, siswa dikondisikan untuk
menerapkan model pembelajaran mencatat dan memperhatikan materi yang
kooperatif tipe Teams Games disampaikan agar mampu menjawab
Tournament siklus I dilaksanakan pada pertanyaan yang ada pada kegiatan game
hari Rabu 11 April 2018 dan dimulai dari dan tournament.Selanjutnya guru
pukul 07.00 sampai pukul 12.00 di kelas menayangkan video mengenai bulan dan
III SD TKK. Pembelajaran yang dibahas antariksawan.Siswa melihat video yang
pada saat itu adalah pembelajaran 6 ditayangkan dengan seksama, ada
subtema 1 tema 8 mengenai Bumi dan beberapa siswa yang melihat dari laptop
Alam Semesta. Pembelajaran guru karena kurang terlihat pada saat
dilaksanakan melalui tahapan kegiatan ditayangkan, dan ada satu siswa MRA
pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan yang duduk di lantai dan membuat
penutup. teman-teman yang lain ikut menonton
dilantai. guru kemudian memberikan

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


202 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model
pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

kesempatan kepada siswa untuk bertanya turnamen. Setelah siswa duduk bersama
dan berpendapat, apabila ada siswa yang kelompok nomor, guru menyampaikan
belum mengerti, guru mengajak siswa peraturan dalam tournament, dan
untuk menjawab pertanyaan yang memberikan contoh pelaksanaan langkah
dilontarkan oleh siswa, namun bila siswa kegiatan tournament. Kegiatan
kesulitan menjawab maka guru akan tournament dilaksanakan selama 1 jam
menjelaskan secara ringkas jawaban atau dimana kelompok penantang memilih
materi perlu dibahas. nomor soal, kelompok selanjutnya
Langkah kedua pada kegiatan inti membacakan soal. Apabila salah satu
adalah kegiatan kelompok. Sebelumnya, siswa dari kelompok penantang
guru telah membagi siswa yang menjadi menjawab dengan benar maka akan
6 kelompok setiap kelompok terdiri dari 5 diberikan poin sesuai dengan tingkat
orang, kelompok tersebut dibedakan kesukaran soal yang didapatkan. Untuk
berdasarkan 6 dan merupakan kelompok soal yang mudah siswa akan mendapat 10
awal atau asal (heterogen). Setelah siswa poin, untuk soal yang tingkat
berkumpul bersama kelompoknya, guru kesukarannya sedang akan mendapat 20
menjelaskan peraturan yang harus ditaati poin, dan untuk soal yang sulit akan
serta membagikan lembar kerja kelompok mendapat 25 poin.
(LKK) pada setiap kelompok. Pada Langkah terakhir dari kegiatan inti
langkah ini, siswa saling berdiskusi, ini adalah rekognisi tim. Pada tahap ini
melakukan tanya jawab, membagi tugas, guru menghitung perolehan poin bersama
serta mempresentasikan apa yang sudah siswa yang telah ditulis dipapan tulis.
mereka dapatkan. Setelah itu guru kemudian membacakan
Siswa selanjutnya diajak untuk hasil perolehan dari setiap kelompok dan
melakukan kegiatan mengisi lembar mengumumkan juaranya. Pada kegiatan
games. Guru menjelaskan peraturan yang kali juara pertama adalah kelompok
harus dilakukan siswa dalam kegiatan ini, merah muda dengan perolehan poin 600,
setiap siswa harus bertanggung jawab dan juara kedua adalah kelompok oranye
bersungguh sungguh dalam mengerjakan dengan poin 580 dan juara ketiga adalah
lembar games. Pada saat guru kelompok biru dengan poin 560.
menjelaskan peraturan, ada beberapa Sedangkan untuk tiga kelompok yang
siswa yang sudah tidak sabar lain, guru memberikan penghargaan atas
mengerjakan lembar games, sehingga dia proses yang telah mereka lakukan. Siswa
tidak mendengarkan penjelasan guru. kemudian diberikan motivasi agar tidak
Siswa mulai mengerjakan soal setelah mudah menyerah dan putus asa.
mendengar aba-aba dari guru yang Setelah bermain dan melakukan
menghitung mundur “3, 2, 1, Mulai”. turnamen, guru mengembalikan siswa
Siswa antusias dalam kegiatan ini,mereka untuk duduk dengan rapih dibangkunya
berlomba-lomba agar mendapatkan poin masing-masing. Selanjutnya, siswa dan
yang tinggi untuk kelompoknya. guru melakukan refleksi,menyampaikan
Sebelum melakukan langkah kesan dan pesannya atas pembelajaran
selanjutnya yaitu tournament, guru dan yang sudah dilakukan. Kemudian, siswa
siswa menyanyikan lagu tentang planet- diberikan lembar evaluasi mengenai
planet serta melakukan tepuk tata surya. pembelajaran yang sudah dipelajari hari
Siswa kembali kondusif dan semangat ini. Untuk memantapkan pemahaman
untuk melakukan kegiatan selanjutnya. siswa, guru memberikan tugas atau PR
Guru mengintruksikan siswa untuk yang harus siswa kerjakan pada buku
berkumpul dengan nomor yang sama. tema 8 mengenai soal evaluasi
Siswa berpindah tempat untuk melakukan pembelajaran subtema 1. Sebelum

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar. 203

pulang, siswa diminta mengecek


kerapihan kelas apabila ada sambah maka Dari presentase keterampilan
dari itu guru melakukan operasi semut kerjasama siswa secara keseluruhan
terlebih dahulu, selanjutnya guru dan tersebut, maka dapat digambarkan
siswa berdoa dipimpin oleh MRA. presentase kerjasama siswa dari setiap
aspek, yaitu interdependensi positif,
Peningkatan Keterampilan Kerjasama interaksi tatap muka, tanggung jawab
Siklus I individual, skil-skil kelompok kecil dan
Berdasarkan pembelajaran dengan interpersonal, serta pemrosesan
menerapkan model pembelajaran kelompok. Adapun presentase dari setiap
kooperatif tipe Teams Games aspek keterampilan kerjasama siswa pada
Tournament yang sudah dilaksanakan siklus I dapat dilihat pada gambar2
pada siklus I, terdapat peningkatan
keterampilan kerjasama siswa kelas III 80.00% 68.05% 74.16% 75.83% 71.66%
70.00%
SD TKK. Pada prasiklus rata-rata nilai 60.00% 47.08%
keterampilan kerjasama siswa kelas III 50.00%
40.00%
adalah 49,87 dengan presentase sebesar 30.00%
20.00%
49,87%. Pada siklus I rata-rata nilai 10.00%
keterampilan kerjasama meningkat 0.00%
menjadi 68,29 dengan presentase sebesar
68,29%. Pada tabel 4.3 dapat
diperlihatkan presentase keterampilan
kerjasama siswa sesuai tingkatannya.
Tabel 2
Presentase Keterampilan Kerjasama Gambar 2 Grafik Presentase Aspek
Siswa Siklus I Keterampilan Kerjasama Siswa Siklus I
Tingkat
No. Presentase Keterampilan Jumlah Presentase Aspek-aspek tersebut dijabarkan ke
Kerjasama dalam 13 indikator keterampilan
kerjasama siswa, dan setiap indikator
1 75-99% Tinggi 8 26,67%
digambarkan sebagai berikut.
2 50-74% Sedang 22 73%
3 25-49% Rendah 0 0%
5b 36.66%
Hasil penelitian siklus I
5a 57.50%
menunjukan bahwa keterampilan
4c 74.20%
Indikator Keterampilan

kerjasama siswa tergolong pada kategori


4b 73%
sedang, dapat dilihat peningkatan
4a 68.30%
Kerjasama

keterampilan kerjasama dari pra siklus ke 3b 69.20%


siklus I pada gambar 1 3a 83%
2c 89%
80.00% 68.29% 2b 66%
60.00% 49.87% 2a 67.50%
40.00% 1c 68.30%
20.00%
1b 62.50%
1a 73.30%
0.00%
Pra Siklus Siklus 1 0.00% 50.00% 100.00%

Gambar 1 Grafik Perbandingan Gambar 3 Grafik Presentase Indikator


Presentase Keterampilan Keterampilan Kerjasama Siswa Siklus
Kerjasama Pra Siklus dan Siklus I I

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


204 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model
pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

Perencanaan Pembelajaran Siklus II Selanjutnya siswa menyimak video yang


RPP yang disusun pada siklus II ditayangkan oleh guru mengenai
memiliki kesamaan dengan RPP siklus I keindahan laut indonesia, selain itu guru
yang mengacu kepada Permendikbud menayangkan sedikit materi pada power
No.22 Tahun 2016. Tetapi pada RPP point, siswa kemudian diberikan
siklus II ini terdapat perbaikan kesempatan untuk bertanya atau
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. menyampaikan pendapatnya.
Perbaikan tersebut terlihat pada kegiatan Selanjutnya pada kegiatan diskusi
inti dimana siswa akan diberikan kelompok, guru masih membagi siswa
kesempatan untuk menyemangati teman kedalam kelompok yang sama namun
kelompoknya, dan melakukan evaluasi dengan urutan nomor yang berbeda pada
kinerja kelompok pada saat rekognisi tim. beberapa kelompok. Guru kembali
Selain itu pengaturan waktu pada mengintruksikan siswa untuk
kegiatan inti lebih diperhatikan sesuai memperhatikan nama kelompoknya
dengan alokasi waktu yang tersedia. berdasarkan slide pembagian kelompok,
dan membimbing siswa untuk berkumpul
Pelaksananaan Pembelajaran Siklus II bersama teman kelompoknya. Untuk
Pelaksanaan pembelajaran siklus II membuat siswa semangat, guru mengajak
dilaksanakan pada hari Rabu 18 April mereka melakukan tepuk relief laut.
2018 dan dimulai dari pukul 12.00 Setelah itu guru menegaskan peraturan
sampai pukul 17.00 di kelas III SD TKK. yang sudah ditetapkan, kemudian siswa
Pembelajaran yang dibahas pada saat itu mengerjakan LKK yang sudah dibagikan
adalah pembelajaran 5 subtema 2 tema 8 bersama teman kelompoknya selama 15
mengenai Bumi dan Alam Semesta. menit. Setelah waktu habis, guru
Pembelajaran dilaksanakan melalui mengajak siswa membahas hasil LKK
tahapan kegiatan pendahuluan, kegiatan selama 10 menit. Selanjutnya guru
inti, dan kegiatan penutup. meminta setiap kelompok untuk
Berikut ini adalah deskripsi mengumpulkan LKK di meja guru.
kegiatan pada saat siklus II. Kegiatan Setelah mereka melakukan diskusi
pendahuluan siswa melakukan kegiatan kelompok, selanjutnya guru meminta
pembiasaan seperti berdo’a, membaca perwakilan siswa untuk membagikan
asmaul husna, mengucapkan salam, lembar games. Sebelum memulai
mengecek kehadiran, serta menyanyiakn permainan, siswa diajak untuk
lagu tradisional. Selanjutnya, siswa dan melakukan tepuk relief agar siswa
guru melakukan tanya jawab, apersepsi, kembali semangat dan berkonsentrasi.
mengaitkan dengan tujuan pembelajaran, Selanjutnya, guru mengingatkan kembali
menjelaskan kegiatan yang akan peraturan yang harus dilakukan siswa
dilaksanakan, dan memberikan motivasi dalam kegiatan ini dimana setiap siswa
pada siswa. harus bertanggung jawab dan bersungguh
Pada kegiatan inti, pembelajaran sungguh dalam mengerjakan lembar
dimulai dengan mengajak siswa untuk games.Siswa mendengarkan penjelasan
mencatat dan memperhatikan materi yang dan peraturan dari guru dengan baik.
disampaikan agar mampu menjawab Mereka juga sudah mengetahui bahwa
pertanyaan yang ada pada kegiatan game nilai dari games akan menjadi poin awal
dan tournament. Selain itu guru juga untuk kelompok mereka, serta bintang
menyampaikan sanksi berupa pencopotan yang akan mereka dapatkan. Siswa
bintang atau pengurangan poin bagi siswa diberikan waktu 15 menit untuk
yang melanggar aturan. Siswa menyimak mengerjakan lembar games dengan
peraturan yang disampaikan oleh guru. baik.Siswa mulai mengerjakan soal

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar. 205

setelah mendengar aba-aba dari guru teman kelompok (warnanya) dengan


yang menghitung mundur “3, 2, 1, memberikan tepuk semangat, tepuk hebat
Mulai”. Setelah waktu habis mereka dan tepuk salut. Siswa lebih antusias
mengumpulkan lembar games mereka dalam menjawab soal saat turnamen
dalam kelompoknya masing-masing, karena merasa dihargai oleh temannya.
kemudian guru mengintruksikan mereka Pada kegiatan inti terakhir, guru
untuk menukar lembar games tersebut meminta siswa untuk kembali lagi pada
untuk diperiksa bersama-sama. Sambil kelompok asal mereka berdasarkan
diperiksa guru juga memberitahukan pada warna. Siswa kembali kepada kelompok
siswa jawaban yang tepat agar mereka asal dengan tertib dan membawa kartu
tidak salah lagi. Siswa kemudian jawaban yang mereka peroleh saat
memeriksa lembar jawaban dan menilai tournament. Karena pada saat siklus I
sendiri dibimbing oleh guru. nilai pemrosesan kelompok rendah, maka
Pada langkah berikutnya, guru pada siklus ke II guru menyiapkan lembar
mengintruksikan siswa untuk berkumpul evaluasi kinerja kelompok. Guru
dengan nomor yang sama. Siswa membagian lembar evaluasi kinerja
berpindah tempat untuk melakukan kelompok tersebut dan membimbing
turnamen lebih tertib dari pembelajaran siswa untuk mengetahui sejauh mana
sebelumnya. Setelah siswa duduk mereka mendapatkan poin dari setiap
bersama kelompok nomor dan fokus, anggota dan menghitung bersama
guru mengingatkan peraturan dalam perolehan poin tersebut. Setelah siswa
tournament di depan kelas. Siswa sudah selesai mengisi dan menghitung lembar
menyimak penjelasan dari guru dengan evaluasi tersebut, mereka diminta guru
lebih seksama karena guru memberikan untuk menyebutkan perolehan poin.
peraturan dan sangsi apabila siswa Setiap siswa menyebutkan perolehan poin
mengobrol saat ada yang menjelaskan. yang mereka dapatkan. . Dari perolehan
Pada pembelaaran kali ini siswa sudah kelompok tersebut kelompok merah
mengetahui bahwa dalam kelompok muda masih menjadi juara I, dan
nomor mereka harus bertanding bukan kelompok oranye masih menjadi juara II,
berdiskusi. Guru mempersiapkan 30 namun disini kelompok biru yang tadinya
amplop turnamen dimana setiap amplop menjadi juara III harus mengalah dengan
tersebut berisikan kartu soal dan kartu kelompok merah. Setelah mengetahui
jawaban yang telah dilengkapi dengan siapa juaranya guru meminta perwakilan
point yang berbeda mulai dari 10, 20, dan siswa dari setiap kelompok yang menang
25 tergantung tingkat kesukaran soalnya. untuk maju kedepan. Selanjutnya, guru
Soal-soal tersebut berkaitan dengan meminta perwakilan kelompok yang
materi yang sudah dipelajari siswa tidak menang untuk maju kedepan dan
bersama kelompoknya. memberikan hadiah pada kelompok yang
Siswa memulai kegiatan turnamen dan menang. Guru tak lupa memberikan
guru membimbing pelaksananaan penghargaan pada kelompok yang tidak
kegiatan turnamen. Ada beberapa siswa mendapat juara 1, 2, dan 3 karena telah
yang bagus dalam membacakan soal bekerjasama dengan cukup baik dan mau
namun ada juga siswa yang kurang jelas untuk aktif dalam pembelajaran kali ini.
atau suaranya pelan dalam membaca soal Guru juga memberikan nasehat pada
sehingga kelompok yang melakukan setiap kelompok agar mau belajar dan
turnamen merasa kesulitan. Disini ketika bekerjasama sehingga mendapatkan hasil
siswa mulai kesulitan, guru membantu yang baik.
membacakan soalnya. Saat melakukan Pada kegiatan penutup guru
turnamen, siswa terlihat memotivasi mengajak siswa untuk duduk pada

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


206 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model
pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

bangkunya masing-masing. Guru presentase keterampilan kerjasama siswa


memberikan kesempatan kepada siswa sesuai tingkatannya.
untuk merayakan hasil kerja mereka.
Setelah mereka terlihat tenang barulah Tabel 4
guru menyiapkan mereka dengan Presentase Keterampilan
mengatakan “Mana-mana siapmu”, siswa Kerjasama Siswa Siklus II
pun menjawab “Ini-ini siapku”.Guru Tingkat
mengajak siswa untuk merefleksikan N Presenta Keterampi persenta
Jml
kegiatan yang sudah dilakukan, o. se lan se
mengulang sedikit mengenai materi yang Kerjasama
sudah dipelajari dan memberikan 1 75-99% Tinggi 28 93,33%
kesempatan kepada siswa untuk bertanya 2 50-74% Sedang 2 6,67%
mengenai materi yang mereka belum
3 25-49% Rendah 0 0%
mengerti. Guru memberikan tugas atau
PR yang harus siswa kerjakan pada buku
Hasil penelitian siklus II
tema 8 mengenai soal evaluasi
menunjukan bahwa keterampilan
pembelajaran subtema 2. Sebelum
kerjasama siswa meningkat dan tergolong
pulang, siswa diminta mengecek
pada tingkat keterampilan kerjasama
kerapihan kelas apabila ada sambah maka
yang tinggi. Berikut ini dapat dilihat
dari itu guru melakukan operasi semut
peningkatan keterampilan kerjasama dari
terlebih dahulu, selanjutnya guru dan
pra siklus, siklus I, dan siklus II pada
siswa berdoa dipimpin oleh MRA. Siswa
gambar 4
memberikan salam kepada guru, lalu guru
membalas salam siswa sambil memilih
100.00% 86.34
siswa dengan sikap yang rapih untuk %
90.00%
pulang terlebih dahulu. 68.29
80.00%
%
70.00%
Peningkatan Keterampilan Kerjasama 49.87
60.00%
Siklus II %
50.00%
Berdasarkan pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran 40.00%
kooperatif tipe Teams Games 30.00%
Tournament yang sudah dilaksanakan 20.00%
pada siklus II, terdapat peningkatan 10.00%
keterampilan kerjasama siswa kelas III 0.00%
SD TKK. Pada siklus I rata-rata nilai Pra Siklus 1 Siklus 2
keterampilan kerjasama siswa kelas III Siklus
adalah 68,29 dengan presentase sebesar Gambar 4 Grafik Perbandingan
68,29% dan jumlah siswa yang termasuk Presentase Keterampilan
dalam kategori tinggi hanya 8 orang saja Kerjasama Pra Siklus, Siklus I,
dan untuk siswa yang termasuk kategori dan Siklus II
sedang sebanyak 22 orang. Pada siklus II
rata-rata nilai keterampilan kerjasama Adapun perbandingan presentase
meningkat menjadi 86,34 dengan dari setiap aspek keterampilan kerjasama
presentase sebesar 86,34% dan jumlah siswa pada siklus I dan siklus II dapat
siswa yang termasuk dalam kategori dilihat pada gambar5
tinggi sebanyak 28 orang dan untuk siswa
yang termasuk katergori sedang sebanyak
2 orang. Pada tabel 3 dapat diperlihatkan

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar. 207

100.00%
5b 85%
90.00% 86.67% 87.50% 87.08% 85.56% 84.58% 36.66%
5a 84.17%
80.00% 57.50%
4c 89%
70.00% 74.16% 75.83% 74.20%
71.66%
68.05% 4b 82%
60.00% 73%
4a 85.80%
50.00% 68.30%
47.08% 3b 85.80%
40.00% 69.20%

Indikator
30.00% 3a 88.30%
83%
20.00% 2c 92.50%
89%
10.00% 2b 82.50%
66%
0.00% 2a 87.50%
67.50%
1c 89.20%
68.30%
1b 84.20%
62.50%
1a 86.67%
73.30%
0.00% 50.00% 100.00%

Siklus II Siklus I

Siklus I Siklus II Gambar 6 Grafik Perbandingan


Presentase Indikator Keterampilan
Gambar 5 Grafik Presentase Aspek Kerjasama Siswa Siklus I dan Siklus II
Keterampilan Kerjasama Siswa Siklus
I dan Siklus II Pembahasan
Pada siklus II setiap aspek Berdasarkan temuan yang telah
memiliki peningkatan dibandingkan dipaparkan terdapat peningkatan yang
dengan siklus I. Aspek-aspek tersebut terlihat mulai dari komponen RPP yang
sudah termasuk dalam kategori tinggi telah disusun berdasarkan Permendikbud
karena mencapai lebih dari 75%. Hal ini No. 22 Tahun 2016, dan menggunakan
juga terlihat pada aspek pemrosesan langkah-langkah model pembelajaran
kelompok dimana pada awalnya, aspek kooperatif tipe Teams Games
tersebut hanya mencapai 47,08% dalam Tournament pada kegiatan inti.Untuk
siklus I dan pada siklus II meningkat lebih menunjang RPP tersebut maka guru
menjadi 84,58%. mempersiapkan media seperti LKK,
Untuk menunjukan lebih jelas lagi (video) audiovisual juga sudah
peningkatan keterampilan kerjasama dipersiapkan untuk menunjang
siswa kelas III maka aspek-aspek tersebut pembelajaran. Hal tersebut disesuaikan
akan dijabarkan ke dalam 13 indikator dengan kriteria pemilihan media menurut
keterampilan kerjasama siswa, dan setiap Henrawan, dkk (2007, hlm. 64) yang
indikator tersebut menunjukan meliputi kesesuaian dengan (1) tujuan
peningkatan pada siklus II dan pembelajaran (2 materi pelajaran (3)
digambarkan sebagai berikut. karakteristik pembelajaran siswa (4)
kesesuaian dengan teori (5) gaya belajar

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


208 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model
pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

siswa (6) kondisi lingkungan, fasilitas kinerja kelompok dalam rekognisi tim.
pendukung, dan waktu yang tersedia. Parsons (dalam Slavin, 2005, hlm.167)
Pada pelaksanaan pembelajaran menjelaskan bahwa
yang telah dilakukan pada tindakan siklus Model TGT menciptakan suatu kompetisi
I dan siklus II terdapat peningkatan dalam kondisi atau suasana yang positif
keterampilan kerjasama siswa, hal ini sehingga siswa menyadari bahwa
dikarenakan pembelajaran menggunakan kompetisi merupakan suatu hal yang
langkah-langkah model kooperatif tipe selalu mereka hadapi setiap saat tetapi
TGT dapat memfasilitasi siswa juga ada peraturan dan strategi untuk
meningkatkan aktivitas mereka bersaing sebagai individu setelah mereka
membangun pengetahuan secara mandiri menerima bantuan dari temannya.
maupun berekelompok. Oleh karena itu Bantuan dari teman disini
dalam penyusunan kelompok sendiri guru merupakan salah satu upaya mereka
membagi siswa menjadi kelompok kecil dalam bekerja sama dalam tim saat
yang heterogen. Hal ini dijelaskan oleh melakukan kegiatan diskusi dan
Slavin (2005, hlm. 144) bahwa kelompok mengerjakan tugas LKK bersama dan
disini terdiri dari siswa yang bersifat kompetisi yang dimaksud adalah adanya
heterogen baik secara kinerja akademis, game dan turnamen. Dalam pembelajaran
jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Langkah- kooperatif tipe TGT ini, siswa memiliki
langkah pembelajaran kooperatif tipe motivasi untuk menang bersama
Teams Games Tournament menurut kelompoknya oleh karena itu mereka
Slavin (dalam Rusman, 2012, hlm. 225) perlu membangun kerjasama dan
terdiri dari lima langkah yaitu presentasi tanggung jawab untuk mencapai
kelas, belajar bersama kelompok, games, penghargaan atau reward yang mereka
tournament, dan rekognisi tim. Dari harapkan.
kelima langkah tersebut guru
mengembangkan aktivitas siswa sehingga SIMPULAN
aspek dan indikator keterampilan Berdasarkan penelitian tindakan
kerjasama dapat tercapai. Menurut kelas yang telah dilaksanakan sebanyak II
Rusman (2012, hlm. 207) keterampilan siklus, serta pembahasan yang telah
kerjasama dapat dilatih dilatih melalui dipaparkan mengenai peningkatan
aktivitas dalam kegiatan pembelajaran keterampilan kerjasama melalui
secara berkelompok. Sehingga siswa penerapan model pembelajaran
didorong untuk mauberinteraksi dan kooperatif tipe Teams Games
berkomunikasi dengan anggota lainnya Tournament di kelas III SDN TKK,
untuk mencapai tujuan pembelajaran maka dapat ditarik simpulan sebagai
yang telah ditetapkan. berikut :
Model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games 1. Rencana Pelaksanaan
Tournament terbukti dapat meningkatkan Pembelajaran dengan menerapkan model
keterampilan kerjasama siswa kelas III. pembelajaran kooperatif tipe Teams
Hal ini dapatdilihat berdasarkan paparan Games Tournament dalam upaya
peningkatan keterampilan kerjasama pada meningkatkan keterampilan kerjasama
siklus I yang memiliki rata-rata 68,29% siswa kelas III SDN TKK telah disusun
menjadi 86,34% pada siklus II dengan berdasarkan Permendikbud No.20 Tahun
kenaikan 18,05% . Hal dikarenakan siswa 2016. Sekalipun sistematika RPP ini
sudah mengetahui langkah TGT ditambah memiliki kesamaan dengan sistematika
dengan kegiatan menyemangati RPP pada pra siklus, tetapi terdapat
kelompok dan juga adanya evaluasi perbedaan dalam langkah pembelajaran

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model pembelajaran
kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar. 209

dimana pada kegiatan inti terdiri dari kerjasama tingkat tinggi dan 22 orang
presentasi kelas, team (belajar siswa dengan keterampilan kerjasama
kelompok), games, tournament serta sedang. Pada siklus II keterampilan
rekognisi tim. Untuk mengembangkan kerjasama siswa lebih meningkat lagi
RPP dari siklus I ke siklus II, peneliti dengan nilai rata-rata siswa mencapai
memperbaiki beberapa komponen yang 86,34 dan presentase 86,34%. % dengan
memiliki kekurangan seperti pengelolaan jumlah siswa yang termasuk dalam
waktu pada langkah pembelajran kegiatan kategori keterampilan kerjasama tingkat
inti, serta pemilihan media pembelajaran . tinggi sebanyak 28 orang dan 2 orang
2. Pelaksanaan pembelajaran di siswa yang masih berada dalam kategori
kelas III SDN TKK dengan menerapkan keterampilan kerjasama tingkat sedang.
model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament lebih DAFTAR RUJUKAN
meningkatkan aktivitas siswa serta Apriono, D. (2011). Meningkatkan
kemampuan siswa dalam bekerjasama. Keterampilan Kerjasama Siswa
Aktivitas siswa tersebut dimulai dari Dalam Belajar Melalui
mendengarkan penjelasan guru, Pembelajaran Kooperatif.
mengamati video, melakukan tanya [Online]. Tersedia:
jawab, diskusi kelompok, mengerjakan http://ejournal.unirow.ac.id/ojs/fi;
lembar kerja kelompok, es/journal/2/articles/4/pblic/8.%20
mempresentasikan hasil diskusi, joko.pdf. Diakses 24 Mei 2017.
mereview materi ajar, melakunan games, Arifin. (2011). Metode Penelitian
melakukan turnament dengan anggota Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D.
kelompok lain, mengevaluasi kinerja Bandung : Alfabeta
kelompok, mendapatkan penghargaan, Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI
merefleksikan pembelajaran dan No. 20 Tahun 2003 Tentang
membuat kesimpulan, mengerjakan soal Sistem Pendidikan Nasional.
evaluasi pembelajaran, hingga mencatat Hapsari, N.S dan Yonata, B. (2014).
tugas. Selain itu guru disini menjadi Keterampilan Kerjasama Saat
fasilitator yang memberikan kemudahan Diskusi Kelompok Siswa Kelas VI
dalam pembelajaran, sebagai IPA Pada Materi Asam Basa
pembimbing siswa dalam membangun Melalui Penerapan Model
pengetahuan bersama teman Pembelajaran Kooperatif di SMA
kelompoknya, dan mengarahkan siswa Kemala Bhayangkati 1 Surabaya.
dalam melakukan kegiatan games dan Unesa Journal of Chemical
turnament sehingga siswa dapat Education, Vol. 3 (2), hlm. 181-
melaksanakan kegiatan pembelajaran 188.
dengan baik. Henrawan, dan Riyana. (2017). Media
3. Penerapan model pembelajaran Pembelajaran SD. Bandung : UPI
kooperatif tipe Teams Games PRESS
Tournament telah berhasil meningkatkan Jhonson, dkk. (2012). Colaborative
keterampilan kerjasama siswa kelas III Learnning Strategi Pembelajaran
SDN TKK. Pada pra siklus keterampian Bersama. Bandung : Nusamedia.
kerjasama siswa masih mencapai 49,87 Permendikbud. (2016). Standar Proses
dan presentase 49,87%. Pada siklus I Pendidikan Dasar dan Menengah.
keterampilan kerjasama siswa meningkat Jakarta
dengan nilai rata-ratanya mencapai 68,29 Rusman. (2012). Model-Model
dan presentase 68,29% yang terdiri dari 8 Pembelajaran (Edisi Ketiga).
orang siswa dengan keterampilan

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210


210 Fauziyah, hendriani, kurniasih, peningkatan keterampilan kerjasama melalui model
pembelajaran kooperatif teams games tournament kelas III sekolah dasar.

Depok : PT. RajaGrafindo


Persada.
Sanjaya, W. (2014). Strategi
Pembelajaran : Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta : Pranadamediagroup.
Sholihat, I. N. (2017). Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe
Team Games Tournament Untuk
Meningkatkan Keterampilan
Kerjasama Siswa Kelas III SD.
(Skripsi). Universitasa Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Slavin, E.R. (1989). Research on
Cooperative Learning : An
International Prespective.
Scandinavian Journal of
EducationalResearch,Vol.33,No.4
. Page. 231-243.
Slavin, E. R. (2005). Cooperative
Learning Teori, Riset, dan
Praktik. Bandung : Penerbit Nusa
Media.
Soekanto, S. Sosiologi Suatu Pengantar.
Jakarta : PT Rajagrafindo.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung : CV Alfabeta.

JPGSD, Volume.4 No.II, Agustus 2019, hlm 196-210

You might also like