You are on page 1of 10

Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

INTEGRALISTIK
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/integralistik/index

Penggunaan Model Pembelajaran Make a Match pada Mata Pelajaran PPKn di


MTsN 3 Ponorogo

Sri Harmanti 1 , Sulton 2, Ambiro Puji Asmaroini 3

MTsN 3 Ponorogo1, Universitas Muhammadiyah Ponorogo2


Informasi Artikel Abstract
________________ ___________________________________________________________________
Hisrtory of Article The nature of PPKn lessons that tend to memorize the consequences of teachers using the
Received November 2019 lecture method in learning. The use of make a match learning model is an effective way
Accepted Desember 2019 in the learning process. The research objective is to understand the use of the Make a
Pusblished Januari 2020
match learning model and to understand the advantages of using the learning model in
________________ PPKn subjects in MTsN 3 Ponorogo. This research uses a descriptive approach with
Keywords: Learning model qualitative research methods. Describe the use of the Make a Match learning model and
Make a Match, PPKn, the advantages of using the Make a Match learning model in PPKn subjects in MTsN 3
Teachers, Students.
Ponorogo. The results and translators show that the use of the learning model makes a
Kata kunci : Model
Pembelajaran Make a
match the steps: the teacher prepares cards totaling 11 question cards and 11 answer
Match, PPKn, Guru, Siswa cards with the material meaning of the relationship between the Opening of the 1945
__________________ Constitution of the Republic of Indonesia and the Proclamation of Independence. Then
students get one card. Students think of the card they get and then find a partner that
matches the card. All students are able to find a partner with a value of 100. And the
final step, the teacher and students conclude learning together. As for the advantages of
this learning model that is fostering an atmosphere of student excitement in the learning
process, the realization of cooperation in the classroom and the emergence of mutual
cooperation dynamics of class VIIIB students.

Abstrak

Sifat pelajaran PPKn yang cenderung hafalan membawa konsekuensi guru


menggunakan metode ceramah dalam embelajaran. Penggunaan model
pembelajaran make a match merupakan cara efektif dalam proses pembelajaran.
Tujuan penelitian untuk memahai penggunaan model pembelajaran Make a
match dan untuk memahami kelebihan penggunaan model pembelajaran
tersebut pada mata pelajaran PPKn di MTsN 3 Ponorogo. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif dengan metode penelitian kualitatif.
Mendeskripsikan penggunaan model pembelajaran Make a Match dan
kelebihan penggunaan model pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran
PPKn di MTsN 3 Ponorogo. Hasil dan pembahasa menunjukkan bahwa
penggunaan model pembelajaran make a match langkah-langkahnya: guru
menyiapkan kartu berjumlah 11 kartu soal dan 11 kartu jawaban dengan
materi makna hubungan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Proklamasi Kemerdekaan. Kemudian siswa
mendapatkan satu buah kartu. Siswa memikirkan kartu yang diperoleh
kemudian mencari pasangannya yang cocok dengan kartunya. Semua siswa
mampu menemukan pasangannya dengan nilai 100. Dan langkah terakhir,
guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran secara bersama-sama. Adapun
untuk kelebihan model pembeajaran ini yaitu menumbuhkan suasana
41
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

kegembiraan siswa dalam proses pembelajaran, terwujudnya kerja sama di


dalam kelas dan munculnya dinamika gotong rotong siswa kelas VIIIB.
© 2019, Universitas Negeri Semarang
Corresponding author : ISSN 2549-5011
Address: Jl. S. Sikowati No. 90, Ngunut, Babadan Ponorogo1, JL
Budi Utomo No. 10 Ponorogo 2,3
E-mail: sri.harmanty@gmail.com1, sulton@umpo.ac.id2,
ambirop@gmail.com3

PENDAHULUAN berinteraksi di lingkungan sekolah maupun di


Guru merupakan pekerjaan atau profesi luar sekolah. Dan yang terakhir adalah
yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini kompetensi profesional merupakan kemampuan
tidak bisa dilakukan oleh orang lain yang tidak guru dalam mengembangkan materi
memiliki keahlian sebagai seorang guru. Untuk pembelajaran yang diampu dan memanfaatkan
menjadi guru, diperlukan syarat-syarat khusus, TIK.
apalagi untuk menjadi seorang guru yang Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14
profesional harus menguasai selukbeluk dunia tahun 2005 tentang guru dan dosen, tugas
pendidikan dan pengajaran serta berbagai ilmu keprofesionalan guru antara lain: Pertama,
pengetahuan. merencanakan pembelajaran, melaksanakan
Berdasarkan Undang-Undang Republik proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai
Indonesia Nomor 14 Tahun tahun 2005 tentang dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kedua,
guru dan dosen, guru wajib memiliki kualifikasi meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat akademik dan kompetensi secara berkelanjutan
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. teknologi dan seni. Ketiga, bertindak objektif dan
Sedangkan untuk tujuan pendidikan nasional tindak diskriminatif atas dasar jenis kelamin,
Indonesia terdapat dalam Undang-Undang suku, ras, agama, kondisi fisik, latar belakang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem keluarga, status sosial ekonomi peserta didik
Pendidikan Nasional, dalam pasal 3 dalam pembelajaran. Keempat, menjunjung
menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional tinggi peraturan perundang-undangan, hukum,
yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar kode etik guru, nilai-nilai agama, dan etika.
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa Kelima, memelihara dan memupuk persatuan
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, dan kesatuan bangsa.
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan Berdasarkan Kompetensi
menjadi warga negara yang demokratis serta keprofesionalan guru tersebut, khususnya pada
bertanggung jawab. point pertama bahwa guru harus mampu
Berdasarkan Undang-Undang di atas, merencanakan pembelajaran, melaksanakan
maka tugas guru yaitu mengembangkan potensi pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi
peserta didik, memiliki jiwa yang berkarakter hasil pembelajaran. Pada ranah ini, dalam rangka
dan menjadi warga negara yang demokratis dan melaksanakan pembelajaran yang bermutu, guru
bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan harus merencanakan pula pembelajaran agar
pendidikan nasional tersebut guru harus memiliki menambah motivasi peserta didik dalam
beberapa kompetensi antara lain: kompetensi mengikuti kegiatan pembelajaran khususnya
pedagogis, kompetensi kepribadian, kompetensi pada mata pelajaran PPKn di MTsN 3 Ponorogo.
sosial, dan kompetensi profesional. Strategi yang perlu dipahami oleh guru
Kompetensi kepribadian merupakan dalam melaksanakan pembelajaran efektif
kemampuan pribadi yang mantap, berwibawa, berkaitan dengan pengetahuan dan keahlian
berakhlak mulia sehingga menjadi teladan bagi profesional dan komitmen, motivasi, dan
peserta didik. Kompetensi sosial merupakan kesabaran. Di bagian pengetahuan dan kehlian
kemampuan guru dalam berkomunikasi dan profesional, Priansa (2017: 89) menyatakan
bahwa guru yang efektif menguasai
42
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

pembelajaran dan memiliki keahlian untuk sehingga pengetahuan dan informasi yang
menggunakan berbagai metode pembelajaran diterima siswa sebatas produk hafalan. Sifat
agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik. pelajaran PPKn tersebut membawa konsekuensi
Metode merupakan suatu cara yang guru menggunakan metode ceramah dalam
digunakan untuk mencapai tujuan yang telah proses pembelajaran. Guru atau calon guru harus
ditetapkan dalam kegiatan belajar mengaja, mampu mengubah metode ceramah yang biasa
metode sangat diperlukan oleh guru, dengan mereka gunakan dengan metode-metode
penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan pembelajaran baru yang lebih kreatif dan inovatif
yang ingin dicapai (Fathurrohman&Sutikno, sehingga mampu menumbuhkan partisipasi
2017: 15). Metode dan model pembelajaran siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas
sangat berkaitan erat dengan keberhasilan maupun luar kelas sehingga hasil belajar mereka
ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru harus dapat meningkat (Aliputri, 2018: 71).
mampu menggunakan metode dan model Penggunaan metode ceramah ini menjadikan
pembelajaran sesuai dengan situasi dan kondisi keterlibatan siswa dalam kelas menjadi kurang,
di kelas. Memudahkan pembelajaran bagi dan pola berfikir kritis siswa juga kurang. Untuk
murid/siswa adalah tugas utama guru. Untuk itu, itu, dalam kegiatan belajar mengajar guru
guru tidak saja dituntut untuk membuat suasana alangkah baiknya menggunakan metode dan
pembelajaran yang menarik, tetapi juga harus model pembalajaran yang bervariasi dalam
mampu menciptakan metode pembelajaran yang kegiatan belajar mengajar.
sesuai dengan keadaan diri masing-masing siswa Model yang digunakan pada
(Baharuddin&Wahyuni, 2015: 5). Guru harus pembelajaran di MTsN 3 kelas VIII pada Mata
mengunakan variasi metode dan model Pelajaran PPKn ini adalah Make a Match. Model
pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar. pembelajaran Make a Match merupakan model
PPKn merupakan Mata Pelajaran Wajib pembelajaran dengan memanfaatkan kartu, yang
yang harus ditempuh oleh siswa mulai dari berisi kartu soal dan kartu jawaban. Masing-
Tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah masing siswa akan mendapatkan satu buah kartu
Pertama, dan Sekolah Menengah Akhir. Adapun secara acak (salah satu dari kartu jawaban dan
Ruang lingkup materi PPKn pada SMP/MTs kartu soal). Setelah setiap siswa mendapatkan
khususnya kelas VIII sesuai Permendikbud satu kartu, maka siswa akan mencari
Nomor 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti pasangannya sesuai dengan isi kartunya. Seperti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum yang disampaikan oleh Shoimin (2014: 98), Ciri
2013 pada Pendidikan Dasar dan Mennengah utama model Make a Match adalah siswa diminta
khususnya jenjang SMP/MTs sebagai berikut: mencari pasangan kartu yang merupakan
jawaban atau pertanyaan materi tertentu dalam
1) Pancasila sebagai Dasar Negara dan
pembelajaran. Model pembelajaran ini cocok
pandangan hidup
diterapkan pada semua mata pelajaran, bahkan
2) Makna, kedudukan dan fungsi Undang- pada mata pelajaran PPKn yang memuat konsep-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia konsep materi hafalan dan penalaran.
tahun 1945
Berdasarkan hasil observasi awal melalui
3) Tata urutan peraturan perundangan-undangan wawancara dengan beberapa siswa kelas VIII B
dalam sistem hukum nasional di MTsN 3 Ponorogo, selama ini guru jarang
4) Makna dan arti kebangkitan nasional 1908 memberikan materi yang diselingi dengan game.
5) Nilai dan semangat Sumpah Pemuda 1928 Dari hasil observasi tersebut, menjadikan penulis
6) Semangat dan komitmen kebangsaan. untuk menggunakan model pembelajaran make a
match dalam kegiatan pembelajaran. Karena
PPKn merupakan mata pelajaran yang model pembelajaran ini menjadikan kegiatan
mengajarka tentang moral kepada siswa. Seperti belajar mengajar menjadi menyenangkan.
yang disampaikan oleh Sumiyati (2017: 66) PKn Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai salah satu bidang studi yang memiliki yaitu: 1) Bagaimana Penggunaan model
tujuan membekali siswa untuk mengembangkan pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran
penalarannya di samping aspek nilai dan moral, PPKn di MTsN 3 Ponorogo?, 2) Apa kelebihan
banyak memuat materi sosial bersifat hafalan dalam penggunaan model pembelajaran Make a
43
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

Match pada mata pelajaran PPKn di MTsN 3 dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
Ponorogo? Untuk menjawab rumusan masalah (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan
tersebut, maka dilaksanakan penelitian ini di terwawancara (interviewee) yang memberikan
MTs Negeri 3 Ponorogo khususnya pada mata jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2007:
pelajaran PPKn. 186). Peneliti meawancarai siswa kelas VIII B
untuk mendapatkan data terkait dengan
penggunaan model pembelajaran Make a Match
METODE
pada mata pelajaran PPKn di MTsN 3 Ponorogo
Penelitian dengan judul “Penggunaan serta kelebihan dari penggunaan model
Model Pembelajaran Make a Match pada Mata pembelajaran make a match tersebut dalam
Pelajaran PPKn di MTsN 3 Ponorogo” kegiatan belajar mengajar.
merupakan penelitian lapangan dengan
3. Dokumentasi. Pada kegiatan ini, peneliti
pendekatan deskriptif dengan metode penelitian
mencatat seluruh hasil wawancara, membuat
kualitatif. Denzin dan Lincoln dalam Moleong
catatan lapangan, dan mendokumentasikan
(2007: 5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
kegiatan melalui foto-foto yang diperlukan dalam
adalah penelitian yang menggunakan latar
peneitian penggunaan model pembelajaran Make
ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena
a Match pada mata Pelajaran PPKn di MTsN 3
yang terjadi dan dilakukan dengan jalan
Ponorogo.
melibatkan berbagai metode yang ada.
Pendekatan deskriptif dengan kualitatif yaitu Teknik analisis data penelitian ini
mendeskridpsikan fenomena yang terjadi di dengan menggolongkan, mereduksi dan
MTsN 3 dengan adanya penggunaan model menghilangkan data yang tidak diperlukan,
pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran selanjutnya dipaparkan secara deskripif. Dan
PPKn khususnya kelas VIII B. Serta yang terakhir adalah menyimpulkan hasil
mendeskripsikan kelebihan penggunaan model penelitian berdasarkan rumusan masalah dan
pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran tujuan penelitian.
PPKn di MTsN 3 Ponorogo. Untuk mendapatkan
data-data tersebut, metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan deskriptif berusaha
mengumpulkan data deskriptif yang disajikan
dalam bentuk laporan yang diperoleh dari catatan
lapangan, dokumentasi, hasil observasi, dan HASIL DAN PEMBAHASAN
wawancara. 1. Penggunaan model pembelajaran Make a
Informan atau nara sumber dalam Match pada mata pelajaran PPKn di MTsN 3
penelitian yaitu seluruh siswa kelas VIIIB Ponorogo
berjumlah 22 siswa. Siswa tersebut sedang Model pembelajaran make a match
mengikuti pelajaran mata Pelajaran PPKn di dikenal sebagai model pembelajaran dengan
MTsN 3 Ponorogo. selain itu, informan mencari pasangan. Karakteristik model
berikutnya adalah seorang guru PPKn sekaligus pembelajaran make a match adalah memiliki
sebagai pengamat penelitian secara langsung. hubungan yang erat dengan karakteristik siswa
Teknik pengumpulan datanya, melalui 3 yang gemar bermain (Shoimin, 2014: 98).
cara yaitu, Observasi, wawancara, dan Pelaksanaan model pembelajaran ini menuntut
dokumentasi. Penjabaran 3 cara pengumpulan keaktifan siswa untuk bergerak mencari
data sebagai berikut: pasangannya dengan kartu yang sesuai dengan
1. Observasi. Dalam metode observasi atau pertanyaan atau jawaban yag tertera dala kartu
pengamatan ini, peneliti berlaku sebagai tersebut. Sehingga dengan penggunaan model
pengamat langsung penggunaan model pembelajaran ini, siswa akan merasakan proses
pebelajaran make a match di kelas. Melalui cara belajar mengajar yang bermakna.
ini, peneliti akan lebih mudah mendapatkan Di MTs Negeri 3 Ponorogo pada mata
informasi yang diteliti. pelajaran PPKn Kelas VIII B dilaksanakan
2. Wawancara. Wawancara adalah percakapan kegiatan belajr mengajar dan terjadwal pada hari
dengan maksud tertentu. Percakapan itu Rabu pad semester Ganjil tahun pelajaran 2019-
44
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

2020. Tepatnya pada hari Rabu, 18 September Gambar 1 Contoh kartu soal dan jawaban
2019 pukul 12.30 sampai pukul 14.30 guru b. Setiap siswa mendapatkan satu buah kartu.
menggunakan model pembelajaran make a match Guru menyiapkan 11 kartu pertanyaan, dan
dalam kegiatan belajar mengajar. Materi yang 11 kartu jawaban.
disampaikan yaitu pada BAB 2 yaitu
Guru membagikan kartu soal dan kartu
menumbuhkan kesadaran terhadap Undang-
jawaban kepada setiap siswa secara acak.
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
Sehingga setiap siswa mendapatkan satu buah
1945. Kompetensi Dasar 3.2 Menelaah makna,
kartu. Adapun kegiatan ini bisa dilihat
kedudukan, dan fungsi UUD Negara RI Tahun
berdasarkan gambar 2 berikut:
2945, serta perundang-undangan lainnya dalam
sistem hukum nasional. Untuk indikator
pencapaian kompetensinya 3.2.2
Mengidentifikasi makna hubungan Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dan Proklamasi
Kemerdekaan.
Sebelum penggunaan model
pembelajaran make a match, guru
mempersilahkan siswa untuk mempelajari materi
sejenak sekitar 30 menit, untuk menemukan
konsep dan ide tersendiri berkaitan dengan
materi makna hubungan Pembukaan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Gambar 2 Setiap siswa mendapatkan satu
1945 dan Proklamasi Kemerdekaan. Setelah buah kartu soal dan kartu jawaban
siswa selesai mempelajari materinya maka
langsung diterapkan model pembelajaran ini Adapun isi kartu soal sebagai berikut:
dalam kegiatan belajar mengajar. Adapun, Soal 1) Jelaskan kebersatuan antara proklamasi
langkah-langkah penggunaan model dengan pembukaan UUD 1945!; Soal 2)
pembelajaran Make a match seperti yang Bagaimana sifat hubungan antara Pembukaan
dikemukakan oleh Shoimin (2014: 98-99) UUD 1945 dengan proklamasi kemerdekaan?;
sebagai berikut: Soal 3) Mengapa hubungan antara pembukaan
UUD 1945 dan proklamasi kemerdekaan sangat
a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang erat?; Soal 4) Pada naskah proklamasi alenia
berisikan beberapa konsep atau topik yang pertama memuat tentang apa?; Soal 5) Naskah
cocok untuk sesi review, sebaliknya proklamasi alenia kedua berisi tentang apa?; Soal
sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian 6) Dalam sistem ketatanegaraan di Indonesia,
lainnya kartu jawaban. pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan
Guru menyiapkan 11 kartu soal dan 11 senagai pokok kaidah negara yang fundamental,
kartu jawaban sama persis dengan jumlah siswa apa makna dari pernyataan ini?; Soal 7)
kelas VIII B di MTsN 3 Ponorogo. Berikut ini Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai
merupakan contoh pasangan kartu soal dan kartu universal, apa makna pernyataan tersebut?; Soal
jawaban berdasarkan gambar 1. 8) Pembukaan UUD 1945 mengandung nilai
lestari, apa makna dari pernyataan tersebut?; Soal
9) Apa saja makna dari alenia pertama
pembukaan UUD 1945?; Soal 10) Apa saja
makna alenia kedua dalam pembukaan UUD
1945?; dan Soal 11) Apa makna alenia keempat
pembukaan UUD 1945?
Sedangkan isi kartu jawaban sebagai
berikut: Jawaban 1) Disebutkannya kembali
pernyataa proklamasi kemerdekaan dalam alenia
ketiga pembukaan UUD 1945, Ditetapkannya
45
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

pembukaan UUD 1945 tanggal 18 Agustus 1945, Setelah guru menyiapkan 11 karu soal
pembukaan UUD 1945 merupakan suatu dan 11 kartu jawaban, maka 22 kartu tersebut
pernyataan kemerdekaan yang lebih terinci dari dibagikan kepada siswa secara acak. 1 siswa
cita-cita luhur menjadi semangat ditegakkan mendapatkan 1 kartu kemudian siswa
kemerdekaan; Jawaban 2) Memberikan memikirkan kartu jawaban/kartu soal yang
penjelasan terhadap dilaksanakannya proklamasi, diterima.
meberikan penegasan terhadap dilaksanakannya d. Setiap siswa mencari pasangan yang
proklamasi, dan memberikan mempunyai kartu yang cocok dengan
pertanggungjawaban tehadap dilaksanakannya kartunya (soal/jawaban).
proklamasi; Jawaban 3) Mempunyai hubungan
Setiap siswa secara aktif mencari
erat karena keduanya merupakan satu rangkaian
pasangannya yang cocok dengan kartu yang
yang tidak terpisahkan, satu dengan lainnya
dipegang. Adapun dokumentasi kegiatan ini
saling terkait, pernyataan proklamasi dijabarkan
adalah sebagai berikut:
dalam naskah pembukaan; Jawaban 4) Memuat
tentang pernyataan kemerdekaan yang dalam hal
ini dinyatakan kembali dalam pembukaan UUD
1945 alenia satu, dua, dan tiga; Jawaban 5) Berisi
tentang memberikan arah pertanggungjawaban
terhadap tindakan proklamasi, yaitu menetapkan
dan mengesahkan UUD 1945 yang memuat
pembukaan; Jawaban 6) Fundamental artinya
mempunyai kedudukan yang kuat, tetap dan
tidak berubah, sehingga yan bisa merubah hanya
pembentuk negara; Jawaban 7) Nilai universal
artinya pembukaan UUD 1945 mempunyai nilai
yang harus dijunjung tinggi bagi negara beradab
dan mampu menjunjung tinggi hak asasi
manusia; Jawaban 8) Nilai lestari artinya mampu
menampung aspirasi dari masyarakat dan mampu Gambar 3 Setiap siswa mencari pasangan
memberi motivasi dalam melanjutkan dan kartu soal dan jawaban yang cocok
mengisi kemerdekaan Indonesia; Jawaban 9) Hasil dari pencarian pasangan ini,
Alenia pertama mengandung makna obyektif seluruh siswa telah menemukan pasangannya
bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan tanpa ada kesalahan. Sehingga secara
perikemanusiaan dan semua bangsa berhak keseluruhan siswa mendapatkan nilai 100.
menjadi negara merdeka yang merupakan hak Adapun rincian nama dan nilai siswa sebagai
bagi setiap bangsa, makna subyektif bahwa berikut:
bangsa Indonesi tidak menyukai segala bentuk
penjajahan; Jawaban 10) Alenia kedua
mengandung makna: perjuangan bangsa
Indonesia telah sampai pada tingkat yang
menentukan, momentum itu harus dimanfaatkan Tabel 1 Daftar nilai siswa hasil make a match
untuk menyatakan kemerdekaan, kemerdekaan
yang dicapai bukan tujuan akhir tetapi masih
harus diisi dengan mewujudkan negara yang Nama Siswa Nilai Pasangan
merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur kartu
(cita-cita proklamasi kemerdekaan); dan Jawaban 1 Alifia 100 Virna
11) makna Alenia keempat mengandung makna: Azzahra Dwi
tujuan negara, ketentuan tentang diadaakannya Salsabila
UUD, susunan pemerintahan dan bentuk negara, 2 Aliya Nazira 100 Puji
bentuk kedaulatan negara, dan falsafah negara. Raihana Putri Listari
c. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari 3 Anggun Tri 100
kartu yang dipegang. Wulan
46
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

4 Atina Anisatul Vera Ayu pasangan kartunya. Sehingga semua siswa


Rosyida 100 menapatkan pasangannya dan pasangn yang
5 Bintang benar akan mendapatkn nilai 100. Waktu yang
Khoirotul
Angga dibutuhkan dalam menemukan pasngannya
100 sekitar 30 menit.
Oktavian
Hawin e. Setiap siswa dapat mencocokkan kartunya
6 Dea Putri
100 Dwi sebelum batas waktu yang diberi point.
Febrianti
7 Dewi Andrian Ada siswa yang berhasil menemukan
Febriantika 100 Hafiz pasangannya tercepat, yaitu pasangan siswa
bernama Kristina dan Tara, sehingga kedua siswa
8 Hafiz Zahria
Kelvin F tersebut mendapatkan pont tambahan yaitu nilai
Ulfa 100 sikap dan keterampilan. Berikut ini gambar 4
9 Hawin Dwi siswa yang berhasil menemukan pasangannya
Suryaningtyas 100 Dea Putri tercepat.
10 Kelvin Fafian
Mahardi Bintang
100
11 Khoirotul
Laila
Purnamasari 100 Dewi
12 Kristina
13 Mita Safitri 100 Atina
Mustaghfiroh 100
14 Natasya Tara A
Rizmada 100 Risky Y
Kartika Devi
15 Puji Listari Riski A
16 Risky Yoga Gambar 4 siswa yang berhasil menemukan
Pratama 100 pasangan tercepat
17 Riskyta 100 f. Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar
Cantikasari Aliya setiap siswa mendapatkan kartu yang berbeda
18 Riski Azlina 100 Mita dari sebelumnya.
Febriana Hadi Safitri Guru bisa menggunakan kartunya
19 Rorencia kembali untuk menerapkan model pembelajaran
100
Kanaya Rorencia Make a match. Namun pada tahan ini digunakan
Annanta untuk membahas Kartu soal dan Kartu Jawaban.
100 g. Kesimpulan/penutup
20 Tara Apriliani Natasya
Terate P. Setelah semua proses selesai, guru dan
21 Vera Ayu siswa menyimpulkan materi bersama terkait
Riskyta makna hubungan Pembukaan Undang-Undang
Andraria Putri 100
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
22 Virna Dwi dan Proklamasi Kemerdekaan.
Fahra Diva 100
Kristina Penelitian sebelumnya oleh
Anggarawati, Kristiantari, & Asri (2014)
100 Perpaduan materi IPS dengan bantuan media
Anggun T kartu gambar di dalam penerapan model
pembelajaran Make A Match menghasilkan
Alifia dasar-dasar pengetahuan yang mendalam dimana
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kaya dengan pemahaman masalah dan cara
siswa kelas VIII B, semua siswa mampu mencari untuk menyelesaikannya, meningkatkan

47
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

motivasi, kerjasama, rasa tanggung jawab, Model pembelajaran Make a match


komunikasi dan gairah dalam melakukan tugas mamp mewujudkan kerja sama antar siswa. Hal
sehingga dapat tercipta proses pembelajaran yang ini bisa langsung diamati oleh peneliti (guru)
lebih baik dan mencapai hasil belajar yang pada saat proses mnemukan kartu jawaban dan
maksimal. Berdasarkan penelitian tersebut maka kartu soal siswa. Siswa berusaha menemukan
terdapat kesesuaian dengan hasil penelitian di kartu yang tepat sasaran antara Kartu Soal dan
MTsN 3 Ponorogo dengan menggunakan model Kartu Jawaban.
pembelajaran make a match diperoleh penilaian c. Munculnya dinamika gotong royong yang
siswa kelas VIII B seluruhnya mendapatkan nilai merata di seluruh siswa.
100. Siswa juga termotivasi untuk mengikuti
Penggunaan model pembelajaran make a
kegiatan belajar mengajar.
match mampu memunculan dinamika gotong
Hasil penelitian penggunaan model royong. Siswa berupaya mencari pasangan yang
pembelajaan make a match di MTsN 3 Ponorogo cocok antara kartu jawaban dan kartu soal. Dan
selaras pula dengan penelitian yan dilaksanakan melibatkan seluruh siswa kelas VIII B.
oleh Aliputri (2018: 75) yang menyampaikan
Berdasarkan kelebihan dalam
bahwa Hasil belajar dapat meningkat terjadi
penggunaan model pembelajran Make a match di
setelah guru menerapkan model pembelajaran
MTsN 3 Ponorogo. Siswa mearasakan
Make A Match berbantuan kartu bergambar, di
kegembiraan dalam mengikuti kegiatan
mana model pembelajaran Make A Match
pembelajaran, terwujudnya kerja sama dan
merupakan salah satu model pembelajaran
gotong royong siswa. Hal ini selaras dengan
kooperatif yang mengandung unsur permainan
penelitian yang dilaksanakan oleh Aliputri (2018:
didalamnya yaitu saat mencari psangan dari
75) bahwa dengan menggunakan model
jawaban dalam kartu.
pembelajaran make a match siswa akan lebih
bekerja sama, lebih aktif dan tidak pasif dalam
2. Kelebihan dalam penggunaan model mengikuti pembelajaran di kelas. Selaras pula
pembelajaran Make a Match pada mata dengan penelitian yang dilaksanakan oleh
pelajaran PPKn di MTsN 3 Ponorogo Deschuri, Kurnia, & Gusrayani (2016: 369)
Model pembelajaran make a matc yang menyampaikan bahwa Hasil yang diperoleh
tergolong model pembelajaran yang merabgsang bukan hanya pada aspek kognitif saja tetapi
siswa untuk aktif dalam menbikuti kegiatan siswa juga mendapatkan pengalaman baru dari
pebelajaran. Soimin (2014: 99) menyampaikan hasil pembelajaran ini yaitu meningkatnya
kelebihan dari model pembelajaran Make a keaktifan siswa, tanggungjawab siswa, serta
Match yaitu: kerjasama siswa pada setiap tugas yang mereka
peroleh, hal ini merupakan dari sisi aspek afektif
a. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam
siswa.
proses pembelajaran.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh
siswa kelas VIIIB berdasarkan hasil wawancara SIMPULAN
bahwa siswa merasa bahagia dan gembira Penggunaan model pembelajaran Make a
dengan menggunakan model pembelajaran make match efektif digunakan dalam proses
a match. Siswa sedang mengikuti kegiatan pembelajaran. Dibuktikan dengan perolehan nilai
belajar engajar namun dengan model pebelajaran siswa dengan pasangannya semuanya
ini tidak terasa pembelajaran menyerupai mendapatkan nilai 100. Dengan langkah-langkah
game/permainan. Jadi, berdasarkan hasil model pembelajarannya yaitu: Guru menyiapkan
wawancara tersebut, memang model pebelajaran kartu soal dan kartu jawaban, siswa mendapatkan
ini mampu membuat siswa merasa bahagi dan satu buah kartu (bisa soal atau jawaban), siswa
gembira dalam proses pembelajaran. memikirkan kartu soal/jawaban tersebut, siswa
Kegembiraan bertambah dengan mendapatkan mencari pasangannya kemudian yang terakhir
nilai terbaik yaitu 100. adalah menyimpulkan secara bersama-sama
b. Kerja sama antar siswa terwujud dengan materi makna hubungan Pembukaan Undang-
dinamis. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 dan Proklamasi Kemerdekaan.
48
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

Adapun kelebihan dari penggunaan kreatif, dan presentatif dalam memahami


model pembelajarn make a match yaitu peserta didik. Bandung: CV Pustaka Setia
munculnya suasana kebahagiaan atau Shoimin, Aris. (2014). 68 Model Pembelajaran
kegembiraan siswa dengan penggunaan model Inovatif dalam Kurikulum 2013.
pembelajaran make a match. Mampu Yogyakarta: Ar-Ruzz media
mewujudkan kerja sama antar siswa untuk
Sumiyati, Elfa. (2017). Penggunaan Model
menemukan pasagan kartu yang pas dan cocok.
Pembelajaran Interaktif berbasis Aktivitas
Dan yang terakhir penggunaan model
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
pembelajaran ini mampu menumbuhkan jiwa
Siswa Kelas VI pada Pelajaran PKn SD
gotong royong siswa kelas VIII B pada mata
Negeri 09 Kabawetan. Universitas
pelajaran PPKn.
Bengkulu: Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Guru Sekolah Dasar 10 (2)
DAFTAR PUSTAKA 2017. Hal 66-72
Anggarawati, I, G, A, A. MG, Rini, Kristiantari. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
& Asri, I, G, A, Agung, Sri. (2014). Tahun tahun 2005 tentang guru dan dosen,
Pengaruh Make a Match berbantuan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Media Kartu Gambar terhadap Hasil Sistem Pendidikan Nasional
Belajar IPS SD. Universitas Pendidikan
Ganesha: Jurnal Mimbar PGSD Vol. 2 No.
1 Tahun 2014
Aliputri, Dhestha, Hazilla. (2018). Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Make a Match Berbantuan Kartu
Menggambar untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa. Universitas Kanjuruhan
Malang: Jurnal Bidang Pendidikan Dasar
(JBPD) Vol. 2 No. 1A April 2018
Baharuddin. & Wahyuni, Esa, Nur. (2015). Teori
Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media
Deschuri, Cani. Kurnia, Dadang. & Gusrayani,
Diah. (2016). Penerapan Model
Kooperatif Teknik Make a Match dengan
Media Kartu Klop untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Materi
Kenampakan Alam Buatan.Universitas
Pendidikan Indonesia: Jurnal Pena Ilmiah
Vol. 1 No. 1 2016
Fathurrohman, Pupuh. & Sutikno, Sobry. (2017).
Strategi Belajar Mengajar melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep
Islam. Bandung: PT Refika Aditama
Moleong, Lexy, J. 2007.Metode Penelitian
Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya.
Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang KI
KD Kurikulum 2013 SMP/MTs
Priansa, Donni, Juni. (2017). Pengembangan
Strategi & Model pembelajaran Inovatif,

49
Sri Harmanti, dkk / INTEGRALISTIK Volume 31 (1) (2020)

50

You might also like