You are on page 1of 16

DOI: 10.21274/mardibasa.………..

P-ISSN:2774-485X; E-ISSN: 2747-2701

Eksistensi Bahasa Indonesia di Kalangan Generasi


Milenial pada Era Globalisasi

Nurma Nita Samsiyah


1

UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung


Alamat surel: nurrmaaa94@gmail.com

Abstract
The development of the current era is modern with the
presence of technology that can affect all aspects of life in the
world, especially in the era of globalization. Judging from the
process, globalization is a change marked by increasingly
sophisticated technology and foreign cultures entering from
various other cultural aspects. With this, every nation and
country must know how to respond to it. If a nation and state
cannot keep up with the current of globalization, especially for
countries whose standard of living and development is still
traditional, it will result in a concern for international
relations that will be carried out and will affect the condition
of their own country. With this globalization, it can improve
communication with languages that are interrelated and
understand each other. Language is the main means of
communication and also part of the occurrence of a dialogue
together. That's why language becomes the main and main
thing for humans. The need to have good communication
between each other by using good and correct language is very
important in interacting. The influence of globalization does
not escape the problem of the existence of this language. The
use of Indonesian for the millennial generation is still very
concerning, especially with the increasing era of globalization.
Therefore, as the millennial generation and the next
generation of the nation, it is necessary to speak good and
correct Indonesian in accordance with linguistic rules.

Keywords: existence, globalization, language, millennial


generation

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

Abstrak
Perkembangan zaman saat ini sudah modern dengan hadirnya
teknologi dapat memengaruhi segala aspek kehidupan yang
ada di dunia terutama pada era globalisasi. Ditinjau dari
prosesnya, globalisasi ialah suatu perubahan yang ditandai
dengan perkembangan teknologi dan menyebabkan beberapa
trend dari budaya asing yang masuk dari berbagai aspek
kebudayaan lainnya. Dengan adanya hal tersebut setiap
bangsa dan negara harus tau bagaimana cara untuk
menyikapinya. Jika suatu bangsa dan negara tidak bisa
mengikuti adanya arus globalisasi ini, terutama bagi negara
yang taraf kehidupan dan pembangunannya masih tradisional,
akan mengakibatkan sebuah kekhawatiran hubungan
internasional yang dijalani dan akan berpengaruh terhadap
kondisi negerinya sendiri. Dengan adanya globalisasi ini,
dapat meningkatkan komunikasi dengan bahasa-bahasa yang
saling berkaitan dan saling memahami. Bahasa menjadi
sarana utama dalam berkomunikasi dan juga bagian dari
terjadinya sebuah dialog bersama. Karena itulah bahasa
menjadi hal pokok dan utama bagi manusia. Perlunya
memiliki komunikasi yang baik antar sesama dengan memakai
bahasa yang baik dan benar sangat penting dalam
berinteraksi. Pengaruh globalisasi ini tidak luput akan adanya
persoalan eksistensi bahasa ini. Penggunaan bahasa
Indonesia bagi generasi milenial masih sangat
memprihatinkan apalagi dengan meningkatnya era globalisasi.
Oleh karena itu, sebagai generasi milenial dan generasi
penerus bangsa perlu akan berbahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai dengan kaidah tata kebahasaan.

Kata kunci: bahasa, eksistensi, globalisasi, generasi milenial

PENDAHULUAN
Dewasa ini, perkembangan zaman sudah modern dan semakin
berkembang dengan seiringnya waktu, terutama pada era
globalisasi saat ini. Globalisasi sendiri ialah sesuatu yang ditandai
dengan berkembangnya teknologi dan berhubungan dengan adanya
suatu konsep seperti universalisasi, internasionalisasi,
westernisasi, dan liberalisasi. Globalisasi akan mengakibatkan
terjadinya sebuah komplikasi teknologi dan informasi yang
menyebar secara universal (Battersby and Siracusa 2009, 59).

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

Globalisasi sangat berdampak bagi seluruh aspek kehidupan,


terutama dalam aspek bahasa. Dengan adanya globalisasi, bahasa
akan semakin mendunia terutama bahasa Inggris, yang
penggunanya sudah menyeluruh secara global. Bahasa sendiri
adalah wahana untuk mempermudah penyampaian gagasan, sikap,
dan perasaan. Bahasa juga termasuk lambang bunyi yang berfungsi
sebagai alat komunikasi seseorang untuk berinteraksi satu sama
lain.
Bahasa Indonesia merupakan sebuah bahasa yang
menggambarkan akan jati diri dan identitas bagi bangsa Indonesia.
Bahasa Indonesia memiliki dampak yang sangat berpengaruh bagi
komunikasi masyarakat di Indonesia. Karena fungsi bahasa
Indonesia sendiri ialah sebagai alat pemersatu bagi seluruh bangsa
Indonesia. Maka dari itu, peranan bahasa Indonesia sangat penting
pada kehidupan bermasyarakat, dikarenakan setiap individu satu
dengan lainnya memiliki bahasa daerahnya masing-masing.
Kalangan generasi milenial seringkali menggunakan bahasa
Indonesia yang dipadukan dengan bahasa asing maupun bahasa
gaul yang sedang trend saat ini. Pemaduan tersebut sering dijumpai
saat mengikuti acara formal, karena kebanyakan dari mereka masih
enggan untuk memakai bahasa Indonesia baku atau resmi.
Sehingga kebanyakan dari kalangan generasi milenial saat ini
memakai bahasa dengan memadukan bahasa gaul atau bahasa asing
dalam kesehariannya agar mengikuti trend masa kini. Seharusnya
dalam menghadiri acara yang bersifat formal lebih baik
menggunakan bahasa Indonesia yang baku atau resmi dalam
komunikasinya. Dengan demikian, eksistensi bahasa Indonesia di
kalangan generasi milenial pada era globalisasi bisa lebih
dikembangkan kembali dan harus sesuai dengan kondisinya.
Tulisan ini berupaya bisa berguna bagi seluruh orang termasuk bagi
kalangan generasi milenial, mahasiswa atau pelajar, serta seluruh
masyarakat Indonesia supaya bisa berkontribusi dalam
menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan
sebagai proses prosedur dalam mengidentifikasi dan juga
mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan yang terjadi di
lapangan secara objektif dan jelas tentang masalah “Eksistensi
Bahasa Indonesia di Kalangan Generasi Milenial pada Era
Globalisasi”. Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yaitu, proses
mencari data, mengelola data, dan menyajikan data. Metode ini
dipilih oleh penulis karena selaras dengan tujuan dari penelitian
yaitu untuk mengidentifikasi bahasa dalam era globalisasi, peran
generasi milenial dalam eksistensi bahasa Indonesia pada era
globalisasi dan menjaga eksistensi bahasa Indonesia dalam
menghadapi globalisasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil penelitian ini mengenai “Eksistensi Bahasa Indonesia di
Kalangan Generasi Milenial pada Era Globalisasi” yang memiliki
dampak besar terhadap perkembangan bahasa yang akan
digunakannya. Perkembangan pada era globalisasi sekarang ini
mengalami perkembangan yang semakin modern dibandingkan
dengan era sebelumnya. Hal ini terjadi dikarenakan oleh
berkembangnya teknologi dan informasi yang semakin canggih,
sehingga mengakibatkan komunikasi antar sesama di negara-negara
yang terpisah jauhpun bisa dilaksanakan dengan mudah tanpa
memerlukan waktu yang lama.
Bahasa berfungsi sebagai penyampaian informasi yang akan
ditujukan dan diterima. Bahasa Indonesia ialah bahasa resmi yang
digunakan di negara kita, Indonesia. Sehingga bahasa Indonesiapun
dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat umum
di Indonesia. Bahasa artinya suatu sistem lambang bunyi arbitrer
yang didapatkan oleh sebuah indera ucap manusia dan digunakan
oleh masyarakat umum dalam berkomunikasi, berinteraksi, bekerja
sama, serta untuk mengidentifikasikan diri. Bahasa Indonesia

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

digunakan sebagai alat berkomunikasi secara resmi yang memiliki


beberapa tatanan dalam berbahasa. Berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar merupakan suatu peranan yang wajib dilakukan oleh
setiap bangsa Indonesia apalagi di dalam kondisi yang bersifat
resmi atau formal. Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar
harus sesuai dengan kaidah kebahasaan dan tata pemakaiannya
harus sesuai dengan tempatnya. Menggunakan bahasa di suatu
kondisi tertentu, yakni pada situasi formal atau acara resmi harus
memakai bahasa Indonesia yang baik dan benar atau menggunakan
bahasa baku maupun resmi.
Penguasaan bahasa Indonesia harus selalu bereksistensi dengan
baik seiring dengan perkembangan arus globalisasi. Globalisasi
yaitu era terjadinya dimana perubahan zaman akibat dampak
budaya asing maupun dampak teknologi yang semakin
berkembang. Globalisasi memiliki dampak besar bagi seluruh
aspek kehidupan di dunia, terutama dalam aspek bahasa. Bahasa
akan semakin mendunia dengan adanya globalisasi, terutama yaitu
bahasa Inggris, yang sudah dijadikan sebagai bahasa Internasional.
Sehingga fungsi bahasa Indonesia akan mulai tergantikan atau
tergeser oleh bahasa asing. Hal itu menimbulkan adanya perilaku
atau sikap yang cenderung memasukkan istilah asing, dikarenakan
perilaku tersebut meyakini bahwa akan terlihat modern atau
ngetrend, dan terpelajar terutama bagi generasi milenial saat ini.
Dengan adanya hal tersebut akan membuat bahasa yang digunakan
menjadi kurang baik karena telah tercampur oleh beberapa istilah
asing.
Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar harus bisa
menempatkan bahasa Indonesia tersebut pada kondisi yang sudah
ditentukan. Bahasa Indonesia yang sudah tercampur akan istilah
asing tersebut, seharusnya digunakan dalam pembicaraan yang
bersifat santai atau tidak resmi karena tidak ada ikatan kaidah di
dalamnya. Ragam bahasa seperti ini akan memunculkan gejala
bahasa yang berupa integrasi, interferensi, alih kode, campur kode,
maupun bahasa gaul. Maka dari itu eksistensi bahasa Indonesia

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

yang memiliki arti sebagai jadi diri bangsa Indonesia harus


dipertahankan oleh seluruh warga negara Indonesia agar tidak
terpengaruh oleh adanya arus globalisasi.

Bahasa dalam Era Globalisasi


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring, bahwa
bahasa ialah suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer dan
digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk
mengidentifikasikan diri, berinteraksi, serta untuk bekerja sama.
Bahasa dapat diartikan menjadi sebuah perkataan yang baik,
perilaku yang baik, atau sopan santun. Bahasa digunakan sebagai
sarana manusia untuk berpikir, untuk memperoleh pemahaman dan
ilmu pengetahuan, dan bahasa juga digunakan untuk
memungkinkan manusia dalam hal memahami sesuatu yang ada
disekitarnya, sehingga akan memperoleh ilmu pengetahuan dan
keterampilan dari sebuah bahasa yang dihasilkan.
Era globalisasi adalah suatu era yang mengalami perubahan
integrasi internasional, dengan ditandai adanya teknologi,
pertukaran pandangan dunia, dan berbagai aspek budaya asing yang
semakin berkembang. Globalisasi memiliki dampak yang besar
bagi seluruh aspek kehidupan yang ada di dunia, termasuk bahasa.
Dampak globalisasi ini menyebabkan masyarakat suatu negara mau
tidak mau harus mempertahankan bahasa ibunya, meskipun bahasa
Inggris dijadikan sebagai bahasa internasional.
Bahasa Indonesia pada era globalisasi ini memiliki peluang
banyak dan mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, terutama
peran media massa. Tetapi dengan adanya peluang juga akan
menimbulkan beberapa tantangan. Tantangan yang dimaksud ialah
tantangan internal dan tantangan eksternal. Tantangan internal yaitu
suatu tantangan yang berdampak negatif dari bahasa daerah
misalnya, pembentukan kata, kosakata, dan sruktur kalimat.
Sedangkan tantangan eksternal adalah suatu tantangan yang
berdampak negatif dari bahasa asing misalnya, penggunaan sruktur

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

kalimat dalam bahasa asing dan masuknya kosakata tanpa proses


pembentukan istilah.
Masa globalisasi saat ini sudah penuh dengan berbagai warna
yang ditandai dengan adanya arus komunikasi, sehingga menuntut
para pemerintah untuk mengambil beberapa aturan. Disisi lain para
pekerja dalam bidang bahasa bersikeras untuk meningkatkan dan
menyempurnakan seluruh sektor yang berhubungan dengan suatu
persoalan tentang pembinaan bahasa.
Bahasa termasuk bagian dari budaya, oleh karena itu bahasa
sangat rentan terpengaruh akan adanya globalisasi yang semakin
berkembang, terutama dengan adanya pembelajaran dan
penggunaan bahasa dari berbagai sumber melalui teknologi yang
semakin mudah di akses oleh siapapun. Dengan hal itu pengaruh
globalisasi akan menyebabkan ketergantungan dari negara satu ke
negara yang lainnya, sehingga diperlukan bagi suatu negara
memiliki bahasa umum agar memudahkan komunikasi antar negara
tanpa memerlukan penerjemah dan memakan waktu yang lama.
Sehingga muncullah bahasa Inggris sebagai bahasa internasional,
dikarenakan bahasa tersebut sudah umum di berbagai negara dan
dipercaya sebagai bahasa yang paling mudah memengaruhi
dibandingkan bahasa lain di dunia.
Sesuai kodratnya bahasa sering digunakan oleh suatu bangsa
yakni bahasa Indonesia yang mulai mengalami perkembangan,
karena para penggunanya dengan teratur menggunakan bahasa
Indonesia. Setelah bangsa Indonesia merdeka, bahasa Indonesia
mulai berkembang kembali dengan baik dan meluas di seluruh
penjuru Indonesia. Bangsa Indonesia sudah merasakan betapa
pentingnya untuk memperhatikan dan membina perkembangan
sebuah bahasa Indonesia dikarenakan mempunyai kedudukan yang
sangat penting sebagai sistem pengembangan dan pembangunan
kondisi bangsa Indonesia secara keseluruhan. Hal ini dibutuhkan
adanya kekuatan pada peningkatan yang lebih signifikan, dengan
harapan bangsa Indonesia bisa mengalami pertumbuhan dalam
perubahan pada segi nasionalisme dan patriotisme bahasa serta

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

sastra Indonesia. Supaya bisa menarik simpati dari pendengar yang


menyimak, dibutuhkan sebuah keterampilan berbicara yang baik
dan benar dalam berinteraksi. Istilah untuk menarik simpati massa
bagi pendengar yaitu dengan melalui keterampilan berbicara yang
dimaknai sebagai retorika, retorika ialah sebuah seni dalam
berbicara (Saddhono, 2011). Sehingga kita sebagai bangsa
Indonesia akan mulai sadar bahwa pentingnya bahasa Indonesia
tersebut dalam memperoleh suatu kemajuan bangsa Indonesia.
Dengan demikian penggunaan bahasa Indonesia ini bisa
menumbuhkan keterampilan berbicara dengan baik dan benar dan
meningkatkan minat bagi masyarakat bangsa Indonesia ini untuk
mengkaji dan mempelajari bahasa Indonesia dengan baik dan benar
sesuai tata bahasanya. Akibatnya, bahasa Indonesia akan
mengalami suatu kemajuan yang semakin pesat jika hal tersebut
dilakukan dengan semestinya.

Peran Generasi Milenial dalam Eksistensi Bahasa Indonesia


pada Era Globalisasi
Generasi milenial ialah suatu generasi yang tercipta sesudah
generasi tradisionalis, generasi baby boomers, dan generasi X.
Menurut pembagian terstruktur mengenai generasi yang ada di
dunia, generasi milenial adalah suatu generasi yang ada di antara
tahun 1981 sampai awal tahun 2000an. Generasi milenial muncul
pada saat zaman yang semakin berkembang seperti munculnya
teknologi yang berupa gadget yang penggunanya sudah
menyeluruh sampai ke ranah publik sekarang ini. Menurut
Mannheim (Putra, 2016: 125) generasi milenial ini disebut sebagai
generasi digital yang mempunyai cita-cita yang sangat kuat untuk
melahirkan sebuah generasi yang hebat dibandingkan dengan
generasi sebelumnya. Namun, kualitas hidup dari generasi milenial
ini tidak luput dari generasi baby boomers, yakni dari dedikasi dan
tanggung jawab orang tua mereka.
Eksistensi bahasa Indonesia pada era globalisasi saat ini perlu
lebih ditingkatkan dan dibina oleh setiap masyarakat bangsa

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

Indonesia. Hal tersebut ditandai dengan adanya indera komunikasi


yang semakin berkembang dengan seiring zaman sehingga menjadi
canggih dari sebelumnya. Maka dengan adanya hal itu kita harus
menghadapi situasi yang ada dibawah arus globalisasi terutama
dengan cara mempertahankan jati diri suatu bangsa yakni
Indonesia.
Selain itu, kedisiplinan berbahasa sebagai bahasa nasional
sangat penting untuk dilaksanakan. Pelaksanaan tersebut dilakukan
dengan cara mematuhi seluruh kaidah atau aturan tentang
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dengan cara
melakukan kedisiplinan berbahasa akan dapat membantu bangsa
Indonesia untuk mempertahankan bahasa nasionalnya dan terhindar
pengaruh negatif bahasa asing.
Bahasa Indonesia dari awal perkembangannya hingga sekarang
ini sudah dapat menyerap beberapa istilah asing yang sedang trend
terutama dari kosa kata. Sehingga menimbulkan dampak pada kosa
kata bahasa Indonesia seperti kosa kata dari bahasa Inggris, bahasa
Sansekerta, dan bahasa daerah. Selain kosa kata juga terdapat kata
serapan. Kata serapan dalam bahasa ialah sesuatu hal yang sudah
sangat lumrah. Bagi pengguna bahasa pasti akan terjadi serap
menyerap antar kata jika berinteraksi antara satu sama lain. Struktur
bahasa dan unit bagi pengaruh bahasa lain memiliki sifat terbuka
dan sifat tertutup. Terbuka berarti mudah menerima pengaruh dari
bahasa lain, sedangkan tertutup berarti sukar menerima pengaruh
dari bahasa lain. Kosa kata dan bunyi bahasa biasanya bersifat
terbuka. Maka dari itu, hubungan antar bahasa akan saling
berpengaruh satu sama lain. Bahasa Indonesia digunakan atau
berfungsi sebagai bahasa nasional dan pemersatu, pengantar
pendidikan, sarana pengembangan ilmu pengetahuan, serta
teknologi dan bahasa media massa.1

1
Putri, N. P. (2017). Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi
Millennial. Widyabastra: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, 5(1), hlm 45-49.

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

Bangsa Indonesia sebagai pengguna bahasa Indonesia,


terutama bagi kalangan generasi milenial ketika menemukan
bahasa yang ada di internet ataupun di media cetak lainnya harus
lebih teliti dalam mengklasifikasikan bahasa tersebut untuk
diimplementasikan dalam berkomunikasi. Sehingga mereka dapat
membatasi pemakaian bahasa asing atau bahasa gaul yang sudah
berlebihan dalam penggunaannya. Bahasa Indonesia yang ada di
laman media sosial atau aplikasi dari situs web harus digunakan
sesuai dengan kaidah tata kebahasaan, supaya bahasa Indonesia
bisa menjadi salah satu bahasa internet. Dengan adanya hal tersebut
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan menjadi bagian dari
perkembangan era globalisasi.
Generasi milenial lebih banyak menguasai bahasa asing atau
bahasa gaul dan bahasa prokem dibandingkan dengan bahasa
Indonesia. Karena saat menggunakan bahasa tersebut mereka akan
merasa lebih keren dan mengikuti trend terkini dibandingkan
dengan menggunakan bahasa Indonesia resmi. Dengan adanya
jangkauan informasi yang semakin merata dan tanpa batas dampak
globalisasi ini mengakibatkan kalangan generasi milenial
berlomba-lomba untuk menampilkan trend terkini. Sehingga
menimbulkan perhatian dari kalangan generasi milenial bahwa
eksistensi bahasa Indonesia di kalangan generasi milenial pada era
globalisasi ini sudah memasuki peningkatan yang lebih signifikan
dibandingkan sebelumnya. Maka dari itu peran generasi milenial
dalam eksistensi bahasa Indonesia pada era globalisasi ini sangat
berpengaruh. Terutama bahasa Indonesia yang digunakan pada era
globalisasi ini mengalami perubahan sebagai bahasa yang terbaru.
Hal ini dikarenakan peran generasi milenial mempunyai bahasa
tersendiri dalam mengungkapkan ekspresinya di setiap kesempatan
yang mereka miliki, sehingga terciptalah bahasa baru dari kalangan
generasi milenial akibat dampak dari globalisasi.

Menjaga Eksistensi Bahasa Indonesia dalam Menghadapi


Globalisasi

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

Fenomena globalisasi yang semakin modern pada era sekarang


ini ditandai dengan adanya perkembangan teknologi dan
menyebabkan beberapa trend dari budaya asing terutama dalam hal
bahasa. Hal ini tentu tidak bisa dihindari, karena dampak dari
globalisasi membuat bahasa-bahasa lain di duniapun banyak
mengalami pencampuran dari bahasa asing, bahasa gaul atau
bahasa slang dari negaranya masing-masing. Meskipun ada
pencampuran dari bahasa lain, perkembangan pada era globalisasi
ini tidak akan bisa menghilangkan sebuah eksistensi bahasa
Indonesia yang selama ini menjadi jati diri bangsa Indonesia.
Menurut ST. Alisjahbana dalam PELLBA 5 (1992:7) stardarisasi
dan modernisasi dari bahasa Indonesia itu sangat diperlukan
kedudukannya dalam bidang pendidikan yang berfungsi sebagai
bahasa pengantar untuk segala mata pelajaran. Hal itu
menunjukkan bahwa globalisasi sangat berpengaruh dalam aspek
bahasa, akan tetapi bahasa Indonesia tetap dijadikan sebagai bahasa
utama di bidang pendidikan bagi bangsa Indonesia.
Kemunculan teknologi komputer dan internet yang semakin
berkembang pada era globalisasi ini menjadi bukti bahwa
perkembangan globalisasi telah menyebar ke seluruh aspek
kehidupan. Salah satu faktor pendukung yang menyebabkan
perkembangan internet semakin berkembang yaitu ditandai dengan
kemudahan untuk mengakses suatu informasi dari berbagai sumber.
Disisi lain untuk meningkatkan perkembangan tersebut dibentuklah
sebuah inovasi baru. Inovasi ini diperkenalkan hampir setiap tahun
dan langsung dipraktikan ke dalam teknologi berupa gadget
kemudian inovasi tersebut akan dirilis pada tahun berikutnya.
Adanya hal tersebut akan semakin mendukung bagi keterbukaan
informasi untuk semua orang yang memakainya agar mendapatkan
informasi yang aktual dan terbaru.
Fenomena tersebut otomatis menimbulkan sebuah statement
bagi masyarakat Indonesia untuk memperoleh berbagai kosa kata
melalui internet, terutama dalam bahasa asing dan bahasa gaul yang
sedang trend pada era globalisasi ini terutama bagi kalangan
generasi milenial, misalnya pada kata skuy, story, update, caption,
netizem dan download. Kata-kata tadi itu nyatanya sudah
Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

digunakan dalam komunikasi sehari-hari bagi masyarakat


Indonesia saat ini apalagi di kalangan generasi milenial. Padahal,
istilah kata yang digunakan bukan asli berasal dari bahasa
Indonesia. Kata yang berasal dari bahasa asing tersebut
berkemungkinan dipilih dan digunakan karena bahasa Indonesia
masih belum mempunyai padanan kata yang sesuai, sehingga lebih
memilih memakai kata-kata aslinya tanpa padanan kata dari bahasa
Indonesia.
Dengan adanya akses informasi yang semakin berkembang
setiap saat, pasti ada kosa kata asing yang terus berdatangan.
Sebagai generasi milenial penerus bangsa seharusnya kita patut
waspada akan keberadaan kosa kata asing tersebut, karena
dikhawatirkan dampak dari kemunculan bahasa asing yang semakin
lama berkembang akan dapat menggeser banyak kosa kata bahasa
Indonesia. Maka dari itu, eksistensi bahasa Indonesia harus lebih
dilestarikan lagi supaya bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
ini tidak akan tergantikan oleh adanya bahasa asing yang sedang
berkembang.
Adanya era globalisasi ini menyebabkan eksistensi bahasa
Indonesia perlu adanya penjagaan. Penjagaan tersebut dapat
dimulai dari pihak pemerintah, yakni dibutuhkan keikutsertaan
suatu badan pengembangan, yaitu BPPB (Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa) yang berada di bawah bimbingan
Kemendikbud RI (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia) yang bertugas untuk merumuskan padanan
kata dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia. Bahasa asing
yang sering digunakan sesuai kata aslinya oleh kalangan generasi
milenial, misalnya netizen, story, caption, download, unduh, dan
upload. Kata-kata itu dipilih karena sebelumnya bahasa Indonesia
masih belum memiliki padanan kata yang sejalan dengan istilah
kata asing tadi. Hal tersebut dapat dimaklumi sebab istilah kata itu
baru ada di waktu era globalisasi yang semakin berkembang
belakangan ini. Disinilah peran BPPB, terutama di bidang
leksikografi atau perkamusan, yang sangat diperlukan untuk
merumuskan padanan kata-kata asing tersebut. Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) tersebut telah
Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

merumuskan banyak istilah asing yang lagi trend di kalangan


generasi milenial, seperti kata hashtag, netizen, selfie, upload, dan
gadget dirumuskan menjadi kata "ungkapan untuk tagar di sosmed,
warganet, mengambil gambar sendiri, unggah, dan gawai."
Untuk menjaga eksistensi bahasa Indonesia pada era
globalisasi tidak sekadar mengupayakan dari pemadanan kata saja,
tetapi juga memerlukan keikutsertaan kalangan generasi milenial
saat ini untuk membantu menjaga eksistensi bahasa Indonesia agar
tetap terjaga. Keikutsertaan tersebut dilakukan dengan cara
menyosialisasi dan memakai padanan kata yang telah dirumuskan
oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB)
tersebut. Wujud dari sosialisasi dalam menggunakan padanan kata
tersebut harus berbau digital, karena sektor yang akan menjadi
sasaran yaitu pada era globalisasi. Dengan adanya teknologi dan
informasi yang semakin berkembang, bentuk sosialisasi akan
menjadi mudah dikarenakan menggunakan media sosial yang
jangkauannya bisa untuk seluruh orang, misalnya Twitter,
Instagram, Facebook, Youtube, Line, dll. Media sosial tersebut
sangat cocok digunakan karena bersifat sosial, salah satunya yaitu
dalam melakukan kegiatan sosialisasi atau pengenalan mengenai
penggunaan padanan kata asing yang sudah dirumuskan oleh BPPB
melalui beberapa akun resmi media sosialnya dengan cara
mengunggah padanan kata tersebut menjadi sebuah konten
unggahan di akun media sosialnya seperti unggahan di Instragram,
Twitter, Facebook, Line maupun di Youtube sebagai contoh
partisipasinya.
Dengan adanya dampak globalisasi saat ini, kalangan generasi
milenial sebagai pengguna media sosial memiliki pengaruh yang
besar. Maka dari itu bagi kalangan generasi milenial memiliki
peran yaitu dengan melanjutkan unggahan dari akun resmi Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB) ke akun media
sosial kita masing-masing. Tugas tersebut merupakan sebuah
bentuk keikutsertaan kalangan generasi milenial sebagai pengguna
media sosial yang paling berpengaruh dalam menyebarkan suatu
informasi yang mutakhir terkait dengan bahasa Indonesia yang baik
dan benar sesuai kaidah kebahasaanya.
Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

Beberapa upaya pengeksistensian bahasa Indonesia yang sudah


dijelaskan diatas ternyata tidak sampai disitu saja, melainkan
membutuhkan sebuah upaya yang efektif dengan pihak lain, yaitu
pihak Kemkominfo RI (Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia). Kemkominfo RI adalah sebuah kementerian
yang berdekatan dengan zaman modern sekarang yaitu pada era
globalisasi. Sesuai dengan sebutannya, Kemkominfo RI ialah
sebuah kementerian yang mengurusi mengenai komunikasi dan
informatika yang ada di Indonesia. Keikutsertaan dari kementerian
ini sangat diperlukan dalam kondisi saat ini apabila dikaitkan
dengan bahasa sebagai alat komunikasi. Adanya Kemkominfo RI
diharapkan keikutsertaan dan berperan aktif dalam menggunakan
bahasa Indonesia di seluruh komunikasi dan informatika
dibandingkan dengan menggunakan bahasa asing. Hal tersebut
akan mendukung adanya gerakan penjagaan eksistensi bahasa
Indonesia pada era globalisasi sekarang ini.
Dalam menjaga dan melestarikan penggunaan bahasa
Indonesia, bahwa eksistensi bahasa Indonesia pada era globalisasi
akan terus ditingkatkan kembali agar dunia bisa mengenal akan
kualitas bahasa Indonesia itu sendiri sebagai bahasa nasional bagi
bangsa Indonesia.2 Dengan demikian, bahasa Indonesia bisa
bertahan dibawah arus perkembangan teknologi yang semakin
modern dan era globalisasi, asalkan penggunaan bahasa Indonesia
bisa dibatasi dari campuran penggunaan bahasa asing yang terlalu
berlebihan. Jika hal itu berjalan dengan semestinya, maka bahasa
Indonesia bisa digunakan sebagai bahasa di internet.

SIMPULAN
Globalisasi adalah suatu era yang mengalami perubahan
integrasi internasional, dengan ditandai adanya teknologi,
pertukaran pandangan dunia, dan berbagai aspek budaya asing yang
semakin berkembang. Globalisasi memengaruhi seluruh aspek

2
Umam, C. (2020). Peran Humas Kementrian Komunikasi Dan Informasi
(Kominfo) Dalam Mensosialisasikan Informasi Kepada Masyarakat. Jurnal
Ilmu Komunikasi, 9(1).

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

kehidupan di dunias, terutama aspek bahasa. Dengan adanya


globalisasi, bahasa akan semakin mendunia terutama bahasa
Inggris, yang penggunanya sudah menyeluruh secara global.
Bahasa Indonesia yang digunakan pada era globalisasi ini
mengalami perubahan sebagai bahasa yang terbaru. Hal ini
dikarenakan peran kalangan generasi milenial mempunyai bahasa
tersendiri dalam mengungkapkan ekspresinya di setiap kesempatan
yang mereka miliki, sehingga terciptalah bahasa baru.
Adanya era globalisasi yang memiliki dampak besar,
membuat eksistensi bahasa Indonesia diperlukan penjagaan.
Penjagaan tersebut bisa dimulai dengan keikutsertaan pemerintah,
yakni dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB),
sebagai badan yang bertugas untuk merumuskan padanan istilah
kata yang berasal dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia.
Selain upaya dari BPPB sebagai pemadanan kata juga memerlukan
keikutsertaan kalangan generasi milenial saat ini dengan cara
menyosialisasikan dan memakai padanan kata yang telah
dirumuskan melalui akun media sosial. Disisi lain juga ada
keterlibatan Kemkominfo yang sangat berpengaruh dalam
eksistensi bahasa Indonesia. Karena kementerian ini berperan aktif
apabila dikaitkan dengan bahasa sebagai alat komunikasi.
Meskipun dengan adanya beberapa hal tersebut bahasa
Indonesia akan bertahan dalam perkembangan era globalisasi dan
teknologi yang semakin modern, apabila bahasa Indonesia tersebut
dapat dibatasi dari pencampuran bahasa asing. Dengan demikian
eksistensi bahasa Indonesia yang memiliki arti sebagai simbol jati
diri sebuah bangsa Indonesia pada era globalisasi sekarang ini,
penting untuk dilestarikan dan ditingkatkan kembali oleh setiap
warga negara Indonesia. Sehingga bahasa Indonesia akan
terealisasikan dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN

Arisandy, D., Rizkika, D. P., & Astika, T. D. (2019). Eksistensi Bahasa


Indonesia Pada Generasi Milenial Di Era Industri 4.0.

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]
Nurma Nita Samsiyah: Eksistensi Bahasa

https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Bahastra/article/view/3180
Battersby, Paul, dan Joseph M. Siracusa. Globalization and Human Security.
United States of America: Royman and Little Field Publisher, 2009
Kusumawati, T. I. (2018). Peranan Bahasa Indonesia dalam Era
Globalisasi. NIZHAMIYAH, 8(2).
Murti, S. (2015). Eksistensi Penggunaan Bahasa Indonesia di Era Globalisasi.
http://repository.unib.ac.id/id/eprint/11123
Putri, N. P. (2017). Eksistensi Bahasa Indonesia pada Generasi
Millennial. Widyabastra: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa dan
Sastra Indonesia, 5(1), hlm 45-49.
PELLBA 5. 1992. Bahasa Budaya. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atmajaya
Saddhono, K., & Wijana, I. D. P. (2011). Wacana Khotbah Jumat di Surakarta:
Suatu Kajian Linguistik Kultural. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, 17(4), 433-446.
Umam, C. (2020). Peran Humas Kementrian Komunikasi Dan Informasi
(Kominfo) Dalam Mensosialisasikan Informasi Kepada Masyarakat. Jurnal
Ilmu Komunikasi, 9(1).

Mardibasa: Jurnal Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia


Vol. xx, No.xx, Bulan, Tahun
ж [Halaman]

You might also like