Professional Documents
Culture Documents
Abstract
The title of this research “The Interference of Buginese to the using Indonesian Language In
the Sioyong Traditioal Market Donggala Regency”, the problem of this reearch is (1). How is the
Buginese Interference form to the using indonesian language in the sioyong traditional market of
Donggala regency, (2). What are the cause interference of buginese factors to the using indonesian
language in the sioyong traditional market donggala regency happen. The purpose of this research
are : (1) To describe the cause interference of buginese factors to the using indonesian language in
the Sioyong traditional market donggala regency happen. The data accumulation was done by
some of the techniques. There are: (1) Observation, (2) Interview, (3) Documentation, and (4)
Fieldwork notes. There are two sources data. They are primary and secondary data. The method
that used in this analysis data is descriptive qualitative method and the data analysis technique was
done by (1) Data Accumulation, (2) Data reduction, (3) Data presentation steps (4) concluding
step. According of this research could take the some of concludes: the interference happening at :
(1). Phonology Interference is the changes of phonem /o/ to be /u/, Phonemes /e/ be /i/, the missing
of Phoneme /e/, /h/ and /k/ (2). Morphology interference, (a) affixation interference; is the prefix
{pem-} be {pen-}, {pe-} be {pa-}, {ter-} be {ta-}, the using of enclitic {-pi}and {-kik}, and (b)
lexical Interference are verb interference, noun interference, adjective interference, question word
interference, and numeral word interference. (3) Syntactic interference is the changes of the
structure sentence pattern of indonesian language which interferenced by buginese. There are (a)
Phrase interference, and (b) Clause Interference.
Keywords: Buginese interference form to the using of indonesian language
Bahasa sejak dahulu hingga sekarang sehari-hari secara bersamaan, baik secara
telah memberikan andil besar bagi lisan maupun tulis.
perkembangan peradaban manusia, sehingga Sehubungan dengan hal tersebut
manusia dapat menyampaikan dan Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa
mengembangkan pemikirannya dalam aneka Nasional dan bahasa negara Indonesia yang
wujud kebudayaan. Bahasa merupakan suatu sudah menjadi ciri khas Bangsa. Namun,
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sekarang ini bahasa Indonesia telah banyak
manusia karena dengan bahasa, manusia dipengaruhi oleh bahasa Daerah, terutama
dapat mengungkapkan segala hal yang ada dari segi pengucapan, hal ini terjadi karena
dalam pikirannya. Masyarakat Indonesia penutur lebih menguasai bahasa Daerah dari
merupakan masyarakat yang bilingual atau pada bahasa Indonesia sehingga
dwibahasa, yaitu masyarakat yang menyebabkan kesalahan berbahasa.
menggunakan dua bahasa dalam Menurut Halim (dalam Setyawati,
berkomunikasi. Dalam proses komunikasi 2010:1) sebagai bahasa nasional fungsi
masyarakat Indonesia menguasai bahasa bahasa adalah: (1) lambang kebanggaan
Indonesia sebagai bahasa nasional selain nasional; (2) lambang identitas nasional; (3)
bahasa daerah masing-masing. Kedua bahasa alat pemersatu berbagai masyarakat yang
tersebut kadang digunakan dalam kehidupan berbeda-beda latar belakang sosial, budaya,
68
69 e-Jurnal Bahasantodea, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 68-78 ISSN: 2302-2000
dan bahasa; (4) alat perhubungan kontak bahasa. Intergrasi adalah masuknya
antarbudaya dan daerah. Sedangkan sebagai unsur bahasa lain ke dalam suatu bahasa yang
bahasa Negara fungsi bahasa adalah : (1) dianggap sangat diperlukan untuk dituturkan
bahasa resmi Negara; (2) bahasa pengantar sehingga digunakan sebagai bagian dan
resmi di lembaga-lembaga pendidikan; (3) bahasa yang menerimanya atau dimasukinya.
bahasa resmi dalam perhubungan pada Alih kode, yaitu beralihnya penuturan ragam
tingkat nasional, baik untuk kepentingan bahasa tertentu ke dalam kode ragam bahasa
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan lain. Campur kode adalah peristiwa
maupun untuk kepentingan pemerintah; (4) beralihnya penggunaan suatu kode berbahasa.
bahasa resmi di dalam kebudayaan dan Dipilihnya interferensi sebagai pokok
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi penelitian, karena interferensi dianggap
modern. merupakan suatu penyimpangan dan
Selain itu, menurut wardhaugh (dalam kesalahan kaidah berbahasa sebagaimana
Chaer dan Agustuna, 2010:15) fungsi bahasa dikemukakan (Chair 2012 :66) bahwa
adalah alat komunikasi manusia, baik tertulis terjadinya proses interferensi merupakan
maupun lisan. Adapun menurut Chaer sumber kesalahan terbesar yang paling
(2006:2) fungsi bahasa yaitu : (1) alat untuk menonjol pada tataran fonologi, morfologi,
menjalangkan administrasi Negara. Ini dan sintaktis yang digolongkan ke dalam segi
berarti, segala kegiatan administrasi gramatikal.
kenegaraan, seperti surat menyurat dinas, Interferensi merupakan penggunaan
rapat-rapat dinas, pendidikan dan sebagainya unsur-unsur bahasa pertama kedalam bahasa
harus diselenggarakan dalam bahasa ke dua yang digunakan pada saat
indonesia; (2) alat pemersatu pelbagai suku berkomunikasi. Interferensi dianggap suatu
bangsa diindonesia; (3) media untuk kesalahan karena menyimpang dari kaidah
menampung kebudayaan nasional. atau aturan bahasa yang digunakan.
Kebudayaan daerah dapat ditampung dengan Penyebab terjadinya interferensi ini adalah
media bahasa daerah; tetapi kebudayaan bahasa yang lebih dulu dikuasainya yaitu
nasional indonesia dapat dan harus bahasa Ibu atau bahasa pertama terhadap
ditampung dengan media bahasa indonesia. bahasa kedua yang digunakan oleh penutur
Berdasarkan dari pendapat para ahli yang menguasai dua bahasa. Adanya
yang telah dikemukakan diatas, maka fungsi masyarakat yang menguasai dua bahasa akan
bahasa yaitu: (1) alat untuk berinteraksi menyebabkan pengaruh dalam menggunakan
sosial; (2) alat untuk berkomunikasi; (3) alat satu bahasa saat berinteraksi. Hal ini akan
untuk menjalangkan kegiatan; (4) alat untuk memungkinkan terjadinya kesalahan
menyesuaikan diri dengan norma-norma berbahasa dalam masyarakat.
sosial; (5) alat penghubung; (6) alat Dengan adanya kondisi masyarakat
pemersatu. seperti ini, yang mempengaruhi mereka
Chaer 2006;35) menyatakan bahwa dalam berbicara pada saat menggunakan
bilingualisme dan multilingualisme suatu bahasa. Sengaja atau tidak, sering
merupakan akibat dan kontak bahasa sebagai terjadi kesalahan di dalam menggunakan
kasus yang muncul dalam pemakaian bahasa bahasa tertentu karena kebiasaan
seperti; interferensi, intergrasi, alih kode, dan menggunakan dua bahasa atau lebih secara
campur kode. Interferensi pada hakikatnya bergantian dalam kehidupan sehari-hari.
adalah penyimpangan norma kebahasaan Namun, hal separti ini sulit untuk di hindari
yang terjadi dalam ujaran dwibahasawan bagi masyarakat, karena bahasa pertama yang
karena keakrabannya terhadap lebih dari satu lebih dikuasai oleh masyarakat pada
bahasa, yang disebabkan karena adanya umumnya yang telah dipelajari bahkan
Saharuddin, Interferensi Bahasa Bugis terhadap Penggunaan Bahasa Indonesia di Pasar Tradisional ……………70
terwaris secara alamiah. Bahasa ibu dukuasai Dengan penggunaan instrumen ini,
bukan melalui proses belajar, melainkan diharapkan diperoleh data yang akurat yang
melalui prolehan bahasa secara bawah sadar. dapat mencukupi kebutuhan penelitian ini.
Lokasi penelitian interferensi bahasa
METODE Bugis terhadap penggunaan bahasa Indonesia
di pasar Tradisional desa Sioyong, kabupaten
Penelitian ini mengkaji bentuk-bentuk Donggala, Propinsi Sulawesi Tengah.
interferensi bahasa Bugis terhadap Adapun waktu penelitian telah dilakukan
penggunaan bahasa Indonesia di pasar sejak observasi atau pengamatan pada awal
Tradisional desa Sioyong kabupaten Juli 2015. Selanjutnya prosedur pengumpulan
Donggala. Sehubungan dengan penelitian ini, data, verifikasi serta analisis data, dan
maka jenis penelitian ini merupakan penarikan kesimpulan (hasil temuan)
penelitian kualitatif dengan menggunakan direncanakan berlangsung pada awal
metode deskriptif. Penelitian kualitatif adalah September 2015.
penelitian yang berusaha menjelaskan secara Data penelitian merupakan hal yang
mendalam tentang semua apa yang terjadi sangat penting dan utama agar penelitian
yang berlangsung dalam aktivitas tertentu. dapat dilaporkan secara ilmiah, objektif, dan
Moleong (2012), menyatakan bahwa dapat dipercaya atau diakui. Jenis data yang
penelitian kualitatif adalah penelitian yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
bermaksud untuk memahami fenomena kualitatif yaitu data yang berupa kata-kata
tentang apa yang dialami oleh subjek lisan dari sumber data. Data kualitatif yang
penelitian misalnya perilaku, persepsi, dimaksud dalam penelitian ini adalah data
motivasi, tindakan secara holistik, dengan lisan yang terinterferensi oleh bahasa Bugis
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan terhadap penggunaan bahasa Indonesia di
bahasa pada suatu konteks khusus yang pasar Tradisional desa Sioyong kabupaten
alamiah dengan memanfaatkan metode Donggala.
alamiah. Teknik pengumpulan data dalam
Instrumen dalam penelitian kualitatif penelitian ini dilakukan dengan tiga cara
adalah peneliti itu sendiri. Instrumen yang (teknik), yaitu (1) perekaman, catatan
digunakan dalam penelitian ini peneliti lapangan (2) observasi. Berikut ini akan
melakukan serangkaian kegiatan dari diuraikan secara rinci.
perencanaan pengumpulan data, dan analisis Data dalam penelitian ini berupa
data sampai pada tahap hasil penelitian. tuturan. Karena datanya berupa tuturan,
Dalam kegiatan observasi peneliti sehingga teknik perekaman sangat dominan
mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penggunaannya dalam tahapan pengumpulan
penelitian yaitu di pasar Tradisional desa data. Perekaman dalam penelitian ini
Sioyong kabupaten Donggala, dan kehadiran dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
peneliti tidak diketahui sepenuhnya oleh data yang sebenarnya. Perekaman dilakukan
subjek. Hal ini bertujuan untuk menghasilkan dengan menggunakan perekam. Perekam
data yang natural tanpa disengaja atau dibuat- yang dipilih adalah perekam yang memiliki
buat. Dalam obserasi peneliti berperan tingkat kepekaan tinggi sehingga mampu
sebagai pengamat partisipan artinya peneliti merekam data secara maksimal. Setia data
dapat mengamati sekaligus berinteraksi yang telah direkam ditranskripkan dalam
dengan subjek. Selain peneliti sendiri sebagai bentuk ringkasan rekaman. Ringkasan
instrumen utama, dalam melakukan kegiatan rekaman tersebut dipadukan dengan konteks
tersebut peneliti juga menggunakan alat yang terjadi selama tuturan berlangsung.
perekam berupa handicam dan recorder.
71 e-Jurnal Bahasantodea, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 68-78 ISSN: 2302-2000
masyarakat antara pedagang dan pembeli di seharusnya dalam bahasa Indonesia baku
pasar Tradisional desa Sioyong kabupaten //belikan//.
Donggala. Dapat dilihat pada data berikut ini.
Salah satu jenis interferensi yang (9) Pn : kurang uang’ta Bu!
dikemukakan oleh Weinreich (dalam Mt : barapa?
Thamrin 2007:95) adalah interferensi Pn : Rp. 5.000.00-,!
leksikal. Pada bidang leksikal, interferensi (10) Pn : berapa pisang’nge satu sisir?
dapat terjadi pada kata dasar, kata majemuk, Mt : Rp. 7.000.00-,!
dan frasa. Interferensi pada kata dasar Pn : nda bisa kurang lagi!?
merupakan jenis yang paling umum, yakni (11) Pn : takena pece celana’ta!
pemindahan urutan fonemik sekaligus dari Mt : ditempat penjual ikan tadi!
satu bahasa ke bahasa yang lain. Akhiran-ta pada kata benda /uang-ta/
Interferensi kata kerja terjadi karena merupakan akhiran bahasa Bugis, pada saat
adanya penambahan unsur akhiran dalam menggunakan bahasa Indonesia orang Bugis
suatu bahasa ke bahasa lain yang dituturkan sering menambahkan akhiran-ta pada
saat berkomunikasi. Terkait dengan penggunaan kata /uang’ta/ yang seharusnya
penelitian ini penambahan unsur akhiran dalam bahasa Indonesia baku //uang//. Pada
bahasa Bugis yang dituturkan pada saat kata /pisang’nge/ merupakan akhiran bahasa
berkomunikasi oleh masyarakat di pasar Bugis, pada saat menggunakan bahasa
Tradisional desa Sioyong secara bebas Indonesia orang Bugis sering menambahkan
menggunakan bahasa Indonesia yang akhiran-nge pada kata /pisang’nge/ yang
terinterferensi oleh bahasa Bugis. seharunya dalam bahasa Indonesia baku
Dapat dilihat pada data berikut ini. //pisang//. Selanjutnya pada akhiran-ta pada
(6) Pn : singgalah Bu, liat-liat’i baju dan kata benda /celana’ta/ merupakan akhiran
celananya! bahasa Bugis pada saat menggunakan bahasa
(7) Pn : capek sudah saya bawa’i Indonesia, yang seharusnya dalam bahasa
belanjaanku! Indonesia baku //celana//.
Mt : buang jo dang! Dapat dilihat pada data berikut ini.
(8) Pn : Ima, belikanngi ikan mamamu. (12) Pn : malas’ku masuk ditempat penjual
Mt : Iya, belum mau pulang saya! ikan!
Pn : jangan ko lupai itu! Mt : apa kenapai?
Akhiran-i pada pengulangan kata kerja Pn : pece skali!
/liat-liat-i/ merupakan akhiran bahasa Bugis, (13) Pn : sakit’na hatiku bis babeli baju tadi!
pada saat menggunakan bahasa Indonesia Mt : kenapa memangngi?
orang Bugis sering menambahkan akhiran-i Pn : hmm, kekecilanngi!
pada pengulangan kata /liat-liat’i/ yang (14) Pn : singgahlah cewek, bajunya keren
seharusnya dalam bahasa Indonesia baku model sekarang.
//lihat-lihat//. Pada kata /bawa’i/ merupakan Akhiran-ku pada kata sifat /malas’ku/
akhiran bahasa Bugis, pada saat merupakan akhiran bahasa Bugis, pada saat
menggunakan bahasa Indonesia orang Bugis menggunakan bahasa Indonesia orang Bugis
sering menambahkan akhiran-i pada kata sering menambahkan akhiran-ku pada
/bawa’i/ yang seharunya dalam bahasa penggunaan kata /malas’ku/ yang seharusnya
Indonesia baku //bawa//. Selanjutnya pada dalam bahasa Indonesia baku //malas//. Pada
akhiran-ngi pada kata kerja /belikanngi/ kata /sakit’na/ merupakan akhiran bahasa
merupakan akhiran bahasa Bugis pada saat Bugis, pada saat menggunakan bahasa
menggunakan bahasa Indonesia, yang Indonesia orang Bugis sering menambahkan
akhiran-na pada kata /sakit’na/ yang
75 e-Jurnal Bahasantodea, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 68-78 ISSN: 2302-2000
yang terinterferensi oleh bahasa Bugis, yang mengharapkan adanya reaksi berupa tindakan
merupakan bentuk struktur kalimat bahasa atau perbuatan dari orang yang di ajak bicara
Bugis. Kalimat /pangjang lengangnge/ dalam (pendengar atau pembaca). Kalimat
kalimat bahasa Indonesia yang baku //lengan /tungguka kawan/ dalam kalimat bahasa
panjang//. Indonesia yang baku adalah //teman, tunggu
Interferensi pada bentuk klausa saya//.
(kalimat) yang terdapat pada penggunaan Terjadinya interferensi bahasa Bugis
bahasa Indonesia para pedagang dan pembeli terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang
di pasar Tradisional desa Sioyong kabupaten terjadi dalam komunikasi antara penjual dan
Donggala dalam bidang sintaksis pola pembeli di pasar Tradisional desa Sioyong
susunan klausa maupun kalimatnya terdiri kabupaten Donggala. Situasi penggunaan
dari (O)-(P)-(S) yang mana berbeda dengan bahasa Bugis dan bahasa Indonesia secara
pola susunan bahasa Indonesia, yang terdiri bergantian, menyebabkan munculnya penutur
dari (S)-(P)-(O). Dapat dilihat pada tuturan dwibahawan Hal ini disebabkan bangsa
berikut ini. Indonesia terdiri dari berbagai kelmpok etnis
(22) Pn : sapa barang ini? yang banyak ragam dan jumlahnya.
Mt : om.. Celing! Kelompok etnis itu mempunyai kebudayaan
(23) Pn : massau banna motorona Bapakku! dan bahasa
Mt : kenapa bisa? yang berbeda masing-masing.
Pn : natusui paku! Keadaan ini memperlihatkan bahwa
(24) Pn : Tungguka kawan? interferensi terjadi bukan karena disengaja
Mt : Iyo, saya tunggu! oleh masyarakat dengan maksud untuk
Pn : Sama-sama ki pulang. mempermudah penyampaian buah
Kalimat /sapa barang ini/ merupakan pikirannya, tetapi terjadi karena penguasaan
kalimat yang terinterferensi dari bahasa sistem bahasa pertama (bahasa Bugis)
daerah Bugis, yang merupakan bentuk mereka yang lebih tinggi dari kemampuan
struktur kalimat bahasa Bugis. Kalimat /sapa mereka bertutur dengan bahasa Indonesia.
barang ini/ adalah kalimat tanya yang isisnya Penguasaan bahasa pertama yang lebih tinggi
mengharapkan reaksi atau tanggapan dari menyebabkan mereka terbiasa berbicara
orang yang diajak bicara. Kalimat /sapa dengan bahasa tersebut, dan hal ini agaknya
barang ini/ dalam kalimat bahasa Indonesia menjadi sebab mengapa bahasa Bugis banyak
yang baku adalah //siapa punya barang//. terbawa ke dalam kata bahasa Indonesia saat
Kalimat / massau banna motorona Bapakku/ mereka berkomunikasi anatara penutur dan
merupakan kalimat yang terinterferensi dari mitra tutur di pasar Tradisional desa Sioyong
bahasa daerah Bugis, yang merupakan bentuk kabupaten Donggala.
struktur kalimat bahasa Bugis. Kalimat Hal yang paling mendasar mengenai
/massau banna motorona Bapakku/ adalah faktor penyebab terjadinya interferensi
kalimat berita yang isisnya bahasa Bugis terhadap penggunaan bahasa
menginformasikan pendengar untuk Indonesia di pasar Tradisional desa Sioyong
diketahui. Kalimat /massau banna motorona adalah (1) penyebab terjadinya interferensi
Bapakku/ dalam bahasa Indonesia yang baku fonologi: a) adanya faktor kesusahan dalam
//ban motornya bapakku kempes//. pengucapan fonem dalam bahasa Indonesia
Kalimat/tungguka kawan/ merupakan kalimat akibat kebiasaan pelafalan dalam bahasa
yang terinterferensi dari bahasa daerah Bugis, Bugis. Hal ini dapat menyebabkan adanya
yang merupakan bentuk struktur kalimat perubahan dan penghilangan fonem dalam
bahasa Bugis. Kalimat /tungguka kawan/ ujaran masyarakat dalam pemakaian bahasa
adalah kalimat perintah yang isinya Indonesia, b) terbawa masuknya dialek
77 e-Jurnal Bahasantodea, Volume 4 Nomor 1, Januari 2016 hlm 68-78 ISSN: 2302-2000
struktur kaidah bahasa Bugis, (c) filosofi terima kasih yang setulus-tulusnya. Ucapan
masyarakat yang masih memiliki kebanggaan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
(prestice) terhadap bahasa dan kebudayaan tingginya penulis haturkan kepada yang
Bugis yang cukup menarik, sehingga terhormat: Ali Karim, dan Moh. Tahit, yang
tertanam kecintaan terhadap bahasa dan telah banyak memberikan motivasi,
kebudayaan secara mandalam dan penuh dorongan, dan saran kepada penulis dalam
kekeluargaan. penyusunan tesis dan artikel ini sehingga
penulis dapat menyelesaikan strata S2 di
Rekomendasi Program Studi Magister Pendidikan bahasa
Berdasarkan hasil temuan dalam Indonesia pada Program Pascasarjana
penelitian tentang interferensi bahasa Bugis Universitas Tadulako Palu.
terhadap penggunaan bahasa Indonesia di
pasar Tradisional desa Sioyong kabupaten DAFTAR RUJUKAN
Donggala, maka beberapa hal yang perlu
disarankan antara lain sebagai berikut: Chaer, Abdul dan Agustina, leonie. 2006.
Penulis mengharapkan kepada semua Sosiolinguistik Perkenalan Awal Edisi
pihak baik penutur suku Bugis maupun suku Revisi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
yang lainnya agar memperhatikan kaidah Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum.
kebahasaan ketika berkomunikasi dengan Jakarta: Rineka Cipta.
mitra tutur untuk mencegah terjadinya Moleong, Lexi J. 2012. Metode Penelitian
inteferensi. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Bahasa Bugis adalah salah satu dari Rosdakarya.
sekian bahasa Daerah yang terdapat di Setyawati, Nanik. 2010. Analisis Kesalahan
Sulawesi Tengah yang masih menyimpan Berbahasa Indonesia. Surakarta: Yuma
berbagai persoalan kebahasaan yang Pustaka.
menantang untuk dikaji. Salah satunya Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian
mengenai kesalahan berbahasa yang Kualitatif-Kuantitatf & RD. Bandung:
disebabkan terjadinya transfer (interferensi) Alfabeta.
bahasa bugis terhadap bahasa Indonesia. Tarigan, Guntur. 2009. Pengajaran Sintaksis.
Oleh karena itu, penelitian ini perlu Bandung. Angkasa.
dilakukan secara berkesinambungan sehingga Thamrin. 2007. Interferensi Penggunaan
masalah kebahasaan ini dapat diungkap Bahasa Indonesia di Pasar Tradisional
melalui karya tulis yang pada akhirnya Kota Palu. Palu: Jurnal Multilingual
memberikan kontribusi. vol.2 Tahun VI Desember 2007. Balai
Bahasa Provinsi Sulawesi Tengah.
UCAPAN TERIMA KASIH