You are on page 1of 79

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS

FISIK LANSIA PADA MASA PANDEMI COVID-19


DI WILAYAH DESA ULAK TEBERAU TAHUN 2022

Oleh :
RINI APRIANI
18.14201.30.15

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
TAHUN 2022
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
FISIK LANSIA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI WILAYAH DESA ULAK TEBERAU TAHUN 2022

Skripsi ini diajukan


sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar
SARJANA KEPERAWATAN
Oleh
RINI APRIANI
18.14201.30.15

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
2022
ABSTRACT
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE
BINA HUSADA PALEMBANG
NURSING SCIENCE STUDY PROGRAM
Thesis, 27 July 2022

Rini Apriani

Factors Related to Physical Activity of the Elderly During the Covid-19


Pandemic in the Ulak Teberau Village, Musi Banyuasin Regency in 2022

ABSTRACT
Elderly is synonymous with various declines in health status, especially
physical health status. Physical activity in the elderly is a variety of physical
activities that can be done/cannot be done by old people, such as running,
jumping, walking, exercising, cycling and so on.
This study aims to determine the relationship between age, gender ,
occupation and physical activity of the elderly. This study uses a quantitative
method with a cross sectional approach. The population in this study were the
elderly in the Ulak Teberau village area. The research sample for the elderly in the
area of Ulak Teberau village was 40 respondents. The data collection technique
used in this study was random sampling. Data analysis was carried out univariate
and bivariate using Chi Square test.
The results showed that respondents who did good activities were 25
people (62.5%), and respondents who did less activities were 15 people (37.5%).
Bivariate analysis showed that there was a relationship between age and physical
activity in the elderly with p value = 0.000 and there was a relationship between
work and physical activity in the elderly with p value = 0.000.
From this research, it is found that it is very important to always motivate
the elderly to always do physical activity to improve health, body immunity, and
maintain the fitness of the elderly. Ulak Teberau village should provide
counseling about physical activities such as gymnastics, sports, light running,
moderate running. with more applicable delivery methods such as web media and
posters. And provide a good and correct explanation of the fitness of the elderly.

Keywords: Age, Gender, Occupation, Physical activity

ii
ABSTRAK
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADA PALEMBANG
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Skripsi, 27 Juli 2022

Rini Apriani

Faktor Yang Berhubungan Dengan Aktivitas Fisik Lansia Pada Masa


Pandemi Covid-19 Diwilayah Desa Ulak Teberau Kabupaten Musi banyuasin
Tahun 2022

ABSTRAK
Lansia identik dengan berbagai penurunan status kesehatan terutama status
kesehatan fisik. Aktivitas fisik pada lansia adalah berbagai macam aktivitas fisik
yang bisa dilakukan/tidak bisa dilakukan oleh orang yang sudah tua, seperti
berlari, melompat, berjalan, berolahraga, bersepeda dan lain sebagainya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, jenis kelamin,
pekerjaan terhadap aktivias fisik lansia. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini
adalah lansia yang ada diwilayah desa ulak teberau. Sampel penelitian Lansia
yang berada diwilayah desa ulak teberau sebanyak 40 responden Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini digunakan Random sampling. Analisa data
dilakukan secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang melakukan aktivitas
baik sebanyak 25 orang (62,5%), dan responden yang melakukan aktivitas kurang
sebanyak 15 orang (37,5%). Analisa bivariat menunjukkan ada hubungan antara
usia terhadap aktivitas fisik lansia dengan p value = 0,000 dan ada hubungan
antara pekerjaan dengan aktivitas fisik lansia dengan p value = 0,000.
Dari penelitian ini dihasilkan bahwa maka sangat penting untuk selalu
memotivasi lansia untuk tetap selalu melakukan aktivitas fisik untuk
meningkatkan kesehatan, imunitas tubuh, mempertahankan kebugaran lansia.
hendaknya pihak desa ulak teberau melakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik
seperti senam, olahraga, lari ringan,lari sedang. dengan metode penyampaian yang
lebih aplikatif seperti media web dan poster. Serta memberikan penjelasan yang
baik dan benar terhadap kebugaran lansia.

Kata Kunci: Usia, Jenis Kelamin, Pekerjaan, Aktivitas fisik

iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
I. BIODATA
Nama : Rini Apriani
Tempat, tanggal lahir : Ulak Teberau, 28 November 1999
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat tempat tinggal : Jl.Lintas Sekayu Desa Ulak Teberau
No. Telp : 082278190339
Email : riniapriani237@gmail.com
Nama orang tua :
- Ayah : Rosidin
- Ibu : Nurima

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tahun 2006-2012 : SD N 2 Ulak Teberau
2. Tahun 2012-2015 : SMP N 1 Lawang Wetan
3. Tahun 2015-2018 : SMA PGRI Babat Toman
4. Tahun 2018-2022 : S1 Keperawatan STIK Bina Husada Palembang

iv
PERSEMBAHAN DAN MOTTO

Kupersembahkan kepada :

1. Keluargaku dan keluarga besarku terutama Papa, Mama , saudaraku kakakku,


ayukku, dan adik-adikku terima kasih atas doa, dan dukungannya baik moril
maupun materil, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Terlebih lagi
nasihat – nasihat serta masukan – masukan yang sangat membangkitkan rasa
semangat saya.
2. Teman – teman seperjuangan PSIK’18 atas kebersamaan dan kepeduliannya
dari awal kuliah hingga kita akan lulus bersama sama tahun ini.
3. Teman – Teman saya yang selalu ada untuk saya khusunya Ella, Indah, Mami,
Ade, Ineska, yang selalu memberikan motivasi kepada saya pada saat
penyusunan skripsi ini.
4. Sahabat saya, Nia Marlina Sari, Pegi Melati, terima kasih atas tawaan,
konyolan yang menghibur, dan banyaknya sekali kritikan dan masukan untuk
sahabat kalian ini dalam penyusunan skripsi ini.
5. Terimakasih atas komentar dan kritik yang mengesalkan tapi sangat membantu,
terlebih untuk support mental yang baik untuk penyusunan skripsi ini.

Motto:

“Tak pernah ada kata terlambat untuk menjadi apa yang kamu impikan”

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulisan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini

yang berjudul “Faktor Yang Berhubungan Dengan Aktivitas Fisik Lansia Pada

Masa Pandemi COVID-19 Diwilayah Desa Ulak Teberau Kabupaten Musi

Banyuasin 2022”.

Penyusunan skripsi ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

meraih gelar Sarjana Keperawatan. Dalam kesempatan ini penulisan ingin

menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ns. Ersita, S.Kep, M. Kes selaku Plt Ketua STIK Bina Husada Palembang

2. Ns. Kardewi, S.Kep, M.Kes. selaku Ketua Program Studi Ilmu


Keperawatan Ners STIK Bina Husada Pelembang.
3. Ns. Raden Surahmat, S.Kep, M.Kes, M.Kep. Selaku Pembimbing telah
banyak memberikan bimbingan dari awal sampai sidang Skripsi
4. Ns. Aris Citra Wisuda, S.Kep, M.Kes, M.Kep Selaku penguji I telah
banyak memberikan saran dan masukannya pada skripsi ini
5. Ns. Yofa Anggriani Utama, S.kep, M.Kes, M. Kep, selaku Penguji II telah
banyak memberikan saran dan masukannya pada skripsi ini
6. Kepada teman-teman seperjuangan PSIK almamater suka dan duka sudah
kita dapat capai semua
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih belum sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan
kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukan dan
bagi siapa saja yang membacanya.
Palembang, 27 Juli 2022

vi
DAFTAR ISI

ABSTRACT.............................................................................................................ii
ABSTRAK...............................................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP PENULIS...............................................................................iv
PERSEMBAHAN DAN MOTTO.....................................................................v
UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................vi
DAFTAR ISI..........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
DAFTAR BAGAN.................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3. Pertanyaan Penelitian................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
1.6. Ruang Lingkup..........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1. COVID-19.................................................................................................7
2.1.1. Sejarah Covid-19................................................................................7
2.1.2. Definisi Covid-19...............................................................................7
2.1.3. Manifestasi Covid-19.........................................................................7
2.1.4. Transmisi COVID-19.......................................................................11
2.1.5. Kelompok orang yang rentan terhadap virus COVID-19................12
2.1.6. Pencegahan-pencegahan Covid-19..................................................12
2.2. Konsep Lansia.........................................................................................13
2.2.1. Definisi lansia..................................................................................13
2.2.2. Teori Proses Menua.........................................................................13
2.2.3. Ciri-ciri lansia..................................................................................14
2.2.4. Klasifikasi dan batasan umur lansia.................................................15
2.2.5. Permasalahan pada lansia.................................................................16
2.2.6. Perubahan yang terjadi pada lansia..................................................17
2.2.7. Klasifikasi ADL (Activity of daily living).......................................20

vii
2.3. Aktivitas Fisik.........................................................................................20
2.3.1. Pengertian aktivitas fisik..................................................................20
2.3.2. Tingkat aktivitas fisik.......................................................................21
2.3.3. Faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik lansia............................22
2.3.4. Alat ukur aktivitas fisik....................................................................25
2.4. Penelitian Terkait....................................................................................26
2.5. Kerangka Teori........................................................................................28
BAB III METODOLOGI PENLITIAN.................................................................29
3.1. Desain penelitian.....................................................................................29
3.2. Tempat dan waktu penelitian..................................................................29
3.3. Kerangka konsep.....................................................................................29
3.4. Definisi Operasional................................................................................30
3.5. Hipotesis..................................................................................................30
3.6. Populasi dan sampel................................................................................31
3.7. Etika penelitian........................................................................................32
3.8. Sumber data.............................................................................................33
3.9. Pengolahan data.......................................................................................33
3.10. Analisis data.........................................................................................34
3.11. Kerangka Kerja....................................................................................36
................................................................................................................................36
BAB IV..................................................................................................................37
HASIL PENELITIAN............................................................................................37
4.1. Gambaran Kantor Desa Ulak Teberau....................................................37
4.1.1. Profil Desa Ulak Teberau.................................................................37
4.2. Hasil Penelitian...........................................................................................37
4.2.1. Analisa Univariat.............................................................................37
4.3.1. Analisa Bivariat................................................................................38
4.4. Pembahasan.............................................................................................40
4.4.1.1. Distribusi frekuensi Aktivitas fisik...............................................40
4.4.1.2. Distribusi Frekuensi Usia.............................................................41
4.4.1.3. Distribusi Frekuensi Jenis kelamin...............................................42
4.4.1.4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan.....................................................43
4.5.1. Hubungan usia dengan aktivitas fisik..............................................44
4.5.2. Hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik...............................45

viii
4.5.3. Hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik.....................................46
BAB V....................................................................................................................48
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................48
5.1. Kesimpulan..............................................................................................48
5.2. Saran........................................................................................................49
5.2.1. Bagi Desa Ulak Teberau..................................................................49
5.2.2. Bagi Stik Bina Husada palembang...................................................49
5.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya.................................................................49
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................50
LAMPIRAN...........................................................................................................57

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Manifestasi klinis yang berhubungan dengan infeksi COVID-19..........8


Tabel 2. 2 Penelitian Terkait..................................................................................24
Tabel 3. 1 Definisi Operasional.............................................................................28
Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Lansia..........................................35
Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur............................35
Tabel 4. 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..............36
Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan.....................36
Tabel 4. 5 Hubungan usia dengan aktivitas fisik lansia diwilayah desa ulak teberau
tahun 2022..............................................................................................................37
Tabel 4. 6 Hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik lansia diwilayah desa
ulak teberau tahun 2022.........................................................................................37
Tabel 4. 7 Hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik lansia diwilayah desa ulak
teberau tahun 2022.................................................................................................38

DAFTAR BAGAN

x
Bagan 2. 1 Kerangka Teori....................................................................................26
Bagan 3. 1 Kerangka Konsep.................................................................................27
Bagan 3. 2 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja).................................................34

DAFTAR LAMPIRAN

xi
Lampiran 1. 1 Surat Kesediaan Menjadi Responden.............................................53
Lampiran 1. 2 Kuisioner........................................................................................55
Lampiran 1. 3 Surat Pengambilan Data Awal........................................................56
Lampiran 1. 4 Surat Izin penelitian........................................................................58
Lampiran 1. 5 Surat Selesai Penelitian..................................................................59
Lampiran 1. 6 Dokumentasi...................................................................................64

xii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

World Health Organization (WHO) secara resmi menyatakan bahwa


COVID-19 telah menjadi pandemi. Tercatat kasus coronavirus di dunia
mencapai 126.063 kasus, meninggal dunia sebanyak 4.616 orang dan sembuh
sebanyak 67.071 orang (Cucinotta & Vanelli, 2020). Di indonesia COVID-19
pertama kali terdeteksi pada bulan maret, dengan total kasus terkonfirmasi
sebanyak 2 kasus. Pada bulan agustus diketahui kasus konfirmasi COVID-19
di indonesia mencapai total kasus positif sebanyak 357,762, sembuh 281.592
dan kasus meninggal sebanyak 12.431 kasus (Azizah, 2020)
COVID-19 penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Penularan virus ini dapat menyebar
human to human atau antar manusia. Pada saat virus corona masuk ke dalam
tubuh manusia biasanya akan menimbulkan gejala awal yang ditandai dengan
suhu badan di bawah 38˚ dan terkena gangguan sistem pernafasan seperti
batuk kering, radang tenggorokan, demam, pilek. Virus corona hanya dapat
dibuktikan melalui pemeriksaan laboratorium. Jika infeksi corona virus telah
menyebar ke paru-paru dan tenggorokan dapat menyebabkan pneumonia atau
radang paru-paru. COVID-19 dapat menyerang siapa saja, mulai dari bayi,
anak-anak, remaja, orang dewasa, orang lanjut usia atau orang yang
mempunyai komplikasi penyakit yang lain dan sistem kekebalan tubuh yang
rendah (Davies et al., 2020)
Lansia menghadapi berbagai macam ancaman dan tantangan di masa
pandemi, meskipun semua kelompok usia beresiko tertular COVID-19, lansia
menghadapi resiko signifikan bisa mengembangkan penyakit parah jika
tertular penyakit tersebut karena perubahan fisiologi yang muncul seiring
dengan penuaan dan potensi kondisi kesehatan yang mendasarinya (WHO,
2020). Selain itu pandemi COVID-19 saat ini juga telah memengaruhi lansia

1
secara tidak proporsional, dampak yang langsung terlihat adalah tingkat
kematian yang sangat tinggi yaitu sebesar 80% kematian yang di laporkan
amerika serikat terjadi pada orang yang berusia 65 tahun, dan kasus kematian
meningkat seiring bertambahnya usia (Bialek et al., 2020). Usia lanjut sangat
berkaitan dengan gangguan pernapasan yang lebih buruk, karena perubahan
patofisiologi sistem pernapasan yang terjadi pada lansia (Libertini et al.,
2019).
Mempertahankan kemampuan fungsional dan mengatasi keterbatasan
fungsional merupakan tantangan bagi lansia, meskipun pembatasan COVID-
19 bertujuan untuk melindungi lansia, program pemerintah dengan
pembatasan jarak sosial dan fisik juga cenderung berdampak negatif pada
kesehatan fisik dan mental lansia (Aubertin-Leheudre & Rolland, 2020).
Disamping itu kerentanan lansia terhadap penyakit menular meningkat karena
penurunan jumlah sel-T yang memainkan peran penting dalam
mengidentifikasi dan beraksi terus menerus terhadap patogen yang tumbuh
seperti infeksi virus di dalam tubuh (Saurwein-Teissl et al., 2002). Secara
umum, banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa melakukan aktivitas
fisik secara teratur dapat meningkatkan harapan hidup lebih tinggi dan resiko
penyakit kardiovaskular, infeksi yang lebih rendah, meminimalkan efek buruk
dari proses penuaan dan meningkatkan indeks kebugaran (scartoni, 2020).
Selain itu aktivitas fisik juga mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh
dan respon imun terhadap antigen virus, serta mengurangi kejadian infeksi
virus sepanjang hidup.
Mempertahankan tingkat aktivitas fisik merupakan hal yang sangat
penting untuk lansia, karena aktivitas fisik dapat mengurangi peradangan
kronis tingkat rendah dan meningkatkan berbagai penanda kekebalan di
beberapa status penyakit di masa pandemi (Cunningham & O’ Sullivan,
2020). Oleh karena itu, sangat penting bagi lansia untuk tetap melakukan
aktivitas fisik di masa pandemi agar kondisi tubuh baik secara fisik, mental
dan kesejahteraannya tetap terjaga (Goethals et al., 2020). Selanjutnya
aktivitas fisik yang didukung dengan pola hidup bersih dan sehat seperti

2
makan makanan bergizi seimbang, menerapkan protokol kesehatan, produktif
serta berolahraga secara teratur dapat menjaga kesehatan fisik maupun mental
agar tetap bugar dan sehat serta untuk terhindar dari gangguan aspek psikologi
dan dapat meningkatkan sistem imun lansia agar tidak mudah terserang infeksi
virus (wijaya, Ulfiana, & wahyuni, 2020).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Heni purnama (2022) dengan judul
penelitian tingkat aktivitas fisik pada lansia di provinsi jawa barat bahwa
sebagian besar tingkat aktivitas fisik lansia memiliki aktivitas fisik sedang
(77,6%) dan hanya (15,5%) memiliki aktivitas fisik yang rendah.
Penelitian lain terkait dengan aktivitas fisik lansia yang dilakukan oleh
andriyanto(2020) dengan topik Aktivitas fisik terhadap kualitas hidup pada
lansia di posyandu lansia wilayah seyegan sleman, dengan hasil penelitiannya
yaitu didapatkan nilai aktivitas fisik dan kualitas hidup yaitu p=0,000 (p<0,05)
artinya ada hubungan aktivitas fisik terhadap kualitas hidup pada lansia.
Penelitian lain yang dilakukan oleh nadia ristamida (2020) dengan topik
Aktivitas fisik dan aspek kekhawatiran lansia pada masa pandemi covid-19 di
posyandu lansia, dengan hasil penelitiannya menunjukkan peserta posyandu
lansia lebih bnyak melakukan aktivitas fisik ringan yaitu sebesar (41%) pria
dan (57%) wanita,(30%) masih melakukan aktivitas bekerja dan (52%) peserta
memiliki tingkat kekhawtiran yang tinggi atau sangat khawatir dalam
menghadapi masa pandemi covid-19.
Berdasarkan hal tersebut maka sangat penting untuk mengidentifikasi
aktivitas fisik lansia pada masa pandemi COVID-19 sebagai bahan acuan
dalam upaya peningkatan kebugaran, kesehatan, mental bagi lansia pada masa
pandemi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang aktivitas
fisik sehari-hari lansia pada masa pandemi COVID-19 diwilayah desa ulak
teberau kabupaten musi banyuasin tahun 2022.

3
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas Fenomena pandemi COVID-19


menimbulkan dampak terhadap semua orang baik dari fisilogis maupun
psikologi dampak yang langsung terlihat adalah tingkat kematian yang sangat
tinggi yaitu sebesar 80% terjadi pada orang yang berusia 65 tahun, dan kasus
kematian meningkat seiring bertambahnya usia. Banyak hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik secara teratur dapat
meningkatkan harapan hidup lebih tinggi dan infeksi yang lebih rendah,
meminimalkan efek buruk dari proses penuaan dan meningkatkan indeks
kebugaran.
Oleh karena itu, sangat penting bagi lansia untuk tetap melakukan
aktivitas fisik agar kondisi tubuh baik secara fisik, mental dan
kesejahteraannya tetap terjaga. maka sangat penting untuk mengidentifikasi
aktivitas fisik lansia pada masa pandemi COVID-19 sebagai bahan acuan
dalam upaya peningkatan kebugaran, kesehatan, mental bagi lansia pada masa
pandemi, untuk itu rumusan masalah dalam penelitian ini adalah faktor apa
saja yang berhubungan dengan aktivitas fisik lansia pada masa pandemi
COVID-19 diwilayah desa ulak teberau kabupaten musi banyuasin tahun
2022.

1.3. Pertanyaan Penelitian

Apa saja faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik lansia pada masa
pandemi COVID-19 diwilayah desa ulak teberau tahun 2022 ?

1.4. Tujuan Penelitian

1.1.1. Tujuan Umum

4
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik lansia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada masa pandemi COVID-19
diwilayah desa ulak teberau tahun 2022?
1.1.2. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, pekerjaan
dan tingkat aktivitas fisik lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari
pada masa pandemi COVID-19 diwilayah desa ulak teberau tahun
2022
2. Untuk mengetahui hubungan usia dengan aktivitas fisik lansia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari pada masa pandemi COVID-19
diwilayah desa ulak teberau tahun 2022
3. Untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik
lansia dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada masa pandemi
COVID-19 diwilayah desa ulak teberau tahun 2022
4. Untuk mengetahui hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik lansia
dalam melakukan aktivitas sehari-hari pada masa pandemi COVID-19
diwilayah desa ulak teberau tahun 2022

1.5. Manfaat Penelitian

1.1.3. Bagi tempat penelitian


Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai tambahan
ilmu pengetahuan tentang bagaimana aktivitas fisik sehari-hari lansia pada
masa pandemi COVID-19
1.1.4. Bagi Stik Bina Husada Palembang
Hasil penelitian diharapkan sebagai referensi perpustakaan bagi

mahasiswa khususnya bagi sekolah tinggi ilmu kesehatan di bidang

keperawatan gerontik.

1.1.5. Bagi Peneliti

5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat manjadi referensi tambahan
bagi peneliti agar dapat menambah pengetahuan terhadap penyakit
COVID-19 serta bagaimana aktivitas fisik sehari-hari lansia pada masa
pandemi COVID-19.

1.6. Ruang Lingkup

Lingkup penelitian ini termasuk dalam area masalah keperawatan gerontik.


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas fisik sehari-hari
lansia di masa pandemi COVID-19, di desa ulak teberau kecamatan lawang
wetan kabupaten musi banyuasin tahun 2022 dan dilaksanakan pada bulan Juli
tahun 2022. Peneliti melakukan penelitian ini dikarenakan sangat penting
untuk mengidentifikasi aktivitas fisik lansia pada masa pandemi COVID-19
sebagai bahan acuan dalam upaya peningkatan kebugaran, kesehatan, mental
bagi lansia pada masa pandemi Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan pendekatan cross sectional sampel dalam penelitian ini yaitu lansia
yang berada di desa ulak teberau kecamatan lawang wetan kabupaten musi
banyuasin dengan jumlah 40 orang. Sampel diambil dengan teknik
pengambilan sampel secara Random sampling.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. COVID-19

2.1.1. Sejarah Covid-19

kasus COVID-19 pertama kali ditemukan pada desember 2019


terjadi di Wuhan Tiongkok provinsi hubei. Sumber penularan kasus ini
tidak diketahui secara pasti, namun kasus utama terkait dengan pasar
ikan diwuhan. Sejak 18 Desember sampai 29 Desember 2019, lima
pasien dirawat karena kondisi nyeri pernapasan yang intens. Sejak
Desember 2019 sampai 3 Januari 2020, kasus ini terus berkembang,
ditandai dengan 44 kasus yang terungkap. Dalam waktu kurang dari
sebulan, penyakit ini telah menyebar ke China, Jepang, Thailand, dan
Korea Selatan Pada 12 maret 2020, WHO menyatakan Coronavirus
sebagai pandemi.(pakpahan, 2020).

2.1.2. Definisi Covid-19


Covid-19 atau dikenal dengan coronavirus adalah sekelompok
besar infeksi yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Pada manusia biasanya menimbulkan penyakit saluran pernapasan,
mulai dari flu biasa hingga penyakit serius seperti Middle Eastern
Respiratory Conditions (MERS) dan sindrom pernapasan akut berat /
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Covid-19 adalah
penyakit menular yang disebabkan corona virus yang baru ditemukan
diwuhan tiongkok pada bulan desember 2019.(aminudin, 2020)

7
2.1.3. Manifestasi Covid-19
Manifestasi klinis pasien virus corona memiliki rentang yang luas,
mulai dari tanpa gejala, gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat.
Sekitar 80% kasus golongan ringan, 13,8% mengalami sakit berat, dan
6,1% pasien dalam keadaan kritis. Tingkat penyakit tanpa gejala belum
diketahui. Gejala ringan dicirikan sebagai pasien dengan penyakit
saluran pernapasan atas tanpa komplikasi, yang mungkin disertai
dengan demam, kejang, batuk, ketidaknyamanan, sakit tenggorokan,
penyumbatan hidung atau nyeri otak. Pasien virus corona dengan
pneumonia berat ditandai dengan demam, frekuensi pernapasan
>30x/menit, gangguan pernapasan yang parah, atau saturasi oksigen
93% tanpa bantuan oksigen.(pakpahan, 2020)

Tabel 2. 1 Manifestasi klinis yang berhubungan dengan infeksi COVID-19

Tanpa gejala (asimptomatik) Pasien tidak menunjukkan efek


samping
Sakit ringan tanpa komplikasi Pasien dengan gejala yang non-spesifik
seperti demam, batuk, sakit
tenggorokan, hidung tersumbat,
ketidaknyamanan, nyeri otot, harus
diwaspadai pada orang tua (lansia)
karena efek samping dan gejalanya
tidak teratur.
Pneumonia ringan (sakit Pasien dengan pneumonia tidak ada
sedang) tanda pneumonia berat. Anak-anak
yang mengalami pneumonia ringan
dengan tanda dan gejala batuk atau
kesulitan bernapas + napas cepat ;
frekuensi napas <2 bulan, >60x/menit,
2-11 bulan,>50x/menit, 1-5 tahun,>40

8
x/menit. Tidak ada tanda pneumonia
berat.
Pneumonia berat / ISPA berat Pasien remaja atau dewasa dengan
demam atau dalam pengawasan infeksi
saluran pernapasan ditambah satu dari
frekuensi napas,>30x/menit, gangguan
pernapasan berat, atau saturasi oksigen
(SpO2) <90% pada udara kamar.
Pasien anak dengan batuk atau dengan
kesulitan bernapas ditambah setidaknya
satu dari berikut :
 Sianosis sentral atau
SpO2<90%
 Disetres pernapasan berat
(seperti mendengkur, tarikan
dinding dada yang berat).
 Tanda pneumonia berat
ketidakmampuan menyusu atau
minum, penurunan kesadaran
atau kejang.
Acute Respiratory Distress Onseart : baru terjadi atau perburukan
Sydnrom (ARDS) dalam waktu satu minggu,pencintraan
dada (CT scan toraks atau
ultrasonografi paru) : opasitas bilateral,
efusi pleura yang tidak dapat dijelaskan
penyebabnya, kolaps paru,kolaps lobus
atau nodul. Penyebab edema : gagal
napas yang bukan akibat gagal jantung
atau kelebihan cairan, perlu
pemeriksaan objektif (seperti
ekokardiografi) untuk menyingkirkan

9
bahwa penyebab edema bukan akibat
hidrostatik jika tidak ditemukan faktor
resiko.
Sepsis Pasien dewasa : disfungsi organ yang
mengancam nyawa disebabkan oleh
diregulasi respon tubuh terhadap
dugaan atau terbukti infeksi.
Tanda disfungsi organ meliputi :
perubahan status mental/kesadaran,
sesak napas,saturasi oksigen rendah,
urin output menurun denyut jantung
cepat, nadi lemah, ekstremitas dingin
atau tekanan darah rendah.
Pasien anak : terhadap dugaan atau
terbukti infeksi dan kriteria systemic
inflammatory response syndrome
(SIRS) .2, dan disertai salah satu dari
suhu tubuh abnormal atau jumlah sel
darah putih abnormal.
Syok Septik Pasien dewasa : hipetensi yang
menetap meskipun sudah resusitasi
cairan dan membutuhkan vasopressor
untuk mempertahankan mean arterial
pressure (MAP) >64 mmHg dan kadar
laktat serum >2 mmol/L
Pasien anak : hipotensi (TDS <
persentil 5 atau > 2 SD dibawah normal
usia) atau terdapat 2-3 gejala dan tanda
berikut : perubahan status mental /
kesadaran : takikardia atau bradikardia
(HR<90x/menit atau >150x/menit pada

10
anak ) : waktu pengisian kembali
kapiler yang mamanjang (>2detik) atau
vasodilatasi hangat dengan bounding
pulse, takipnea, mottled skin atau ruam
petekie atau pupura. Peningkatan
laktat,oliguria,hipertermia atau
hipotermia
Sumber. (pakpahan, 2020)

2.1.4. Transmisi COVID-19


(pakpahan, 2020) menjelaskan Saat ini virus Corona menyebar dari
satu orang ke orang lain menjadi penyebab utama menularnya virus
corona hingga penyebarannya semakin kuat. Covid-19 ini menular dari
pasien simptomatik terjadi melalui droplet yang keluar saat batuk atau
bersin.
1. Transmisi kontak dan droplet
Penularan virus corona bisa terjadi melalui kontak
langsung, kontak menyimpang, dan juga kontak dekat
dengan orang yang tercemar melalui pernapasan, misalnya,
ludah dan sekresi pernapasan atau droplet pernapasan yang
dikeluarkan ketika seseorang yang terkontaminasi
berbicara, mengendus, bersin, dan bernyanyi
2. Transmisi melalui udara
Penularan lewat udara dicirikan sebagai penyebaran
spesialis yang disebabkan oleh penyebaran butiran lendir
(semburan uap) yang tetap infeksius saat melayang di udara
dan bergerak sampai jarak yang jauh.
3. Transmisi fomit
Pelepasan saluran pernapasan atau droplet yang dibawa
oleh orang yang terkontaminasi dapat mencemari
permukaan atau benda, sehingga terjadi pembentukan fomit

11
(permukaan yang terkontaminasi). Infeksi hidup yang
diidentifikasi oleh PCR dapat ditemukan di permukaan
selama berjam-jam hingga berhari-hari, tergantung pada
iklim umum (suhu dan kelembaban) dan jenis permukaan,
konvergensi infeksi ini serta RNA lebih tinggi di pelayanan
kesehatan tempat pasien Coronavirus berada. Dengan cara
ini virus corona bisa menular secara tidak langsung melalui
lingkungan umum dan juga barang-barang yang
terkontaminasi infeksi dari orang yang terkontaminasi
(misalnya stetoskop atau termometer) diikuti dengan
sentuhan pada mulut, hidung, atau kontak mata.

2.1.5. Kelompok orang yang rentan terhadap virus COVID-19


(Diah setia utami 2020) menjelaskan terkait Orang yang rentan
terinfeksi coronavirus yaitu, lansia, penyakit kronik (komorbid:
penyakit paru dan penyakit pernafasan lainnya, jantung, hipertensi,
ginjal, diabetes, autoimun, kanker ) anak dan ibu hamil. Adapun
kelompok rentan lainnya yang nudah terinfeksi COVID-19 sebagai
berikut :
1. Orang yang satu rumah tinggal dengan pasien atau orang yang
mempunyai gejala COVID-19
2. Tenaga medis yang menangani pasien positif COVID-19
3. Kelompok orang masuk kontak sosial
4. Area dari orang-orang yang terkonfirmasi COVID-19

2.1.6. Pencegahan-pencegahan Covid-19


(pakpahan, 2020) menguraikan beberapa pencegahan yang dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Jaga jarak dari satu tempat sekitar 1 meter dari yang lain

12
2. Mencuci tangan secara teratur, gunakan cairan antiseptik jika
tangan tidak terlihat kotor, saat tangan terlihat kotor cuci
tangan menggunakan sabun dengan air mengalir
3. Hindari untuk tidak menyentuh hidung, mulut, dan mata
4. Melakukan etika batuk dan bersin dengan menutup hidung dan
mulut dengan siku tertekuk atau tisu saat batuk atau bersin dan
buang tisu setelah digunakan.
5. Gunakan masker medis jika mengalami gejala-gejala penyakit
saluran pernapasan dan bersihkan tangan setelah melepas
masker

2.2. Konsep Lansia

2.2.1. Definisi lansia

Tahap akhir perkembangan pada kehidupan manusia bisa


dikatakan dengan usia lanjut. Proses terjadinya tua ialah proses secara
bertahap menghilangkan kemampuan jaringan untuk memperbaiki
dirinya sendiri/menggantikan dan mengikuti kapasitasnya yang tidak
terduga sehingga tidak tahan terhadap kontaminasi dan memperbaiki
kerusakan yang dialami. Lansia adalah orang yang berusia 60 tahun
atau lebih, karena unsur-unsur tertentu tidak dapat memenuhi
kebutuhan dasar baik secara jasmani dan rohani maupun sosialnya.
Seperti yang dijelaskan diatas lansia yang berumur 60 tahun atau lebih
yang mana berkaitan dengan hal-hal yang berbau kependudukan.
(Manurung, 2020).

2.2.2. Teori Proses Menua


Proses menua merupakan sebuah proses total dan sudah dimulai
saat masa konsepsi. Meskipun penuaan ialah sebuah proses
berkelanjutan, hanya karena usia tua belum tentu seseorang itu

13
meninggal. Setiap orang memiliki perbedaan yang unik terhadap
genetic, social, psikologi dan faktor-faktor ekonomi yang saling
terjalin dalam kehidupannya menyebabkan peristiwa menua berbeda
pada setiap orang. Sepanjanng kehidupan, setiap orang mengalami
pengalaman trauma baik fisik maupun emosional yang bisa
melemahkan kemampuan seseorang untuk memperbaiki atau
mempertahankan dirinya. Pada hakekatnya menjadi tua merupakan
proses alamiah yang berarti seseorang telah melalui 3 tahap
kehidupannya yaitu masa anak, masa dewasa dan masa tua. Tiga tahap
ini berbeda baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki masa
tua berarti mengalami kemunduran secara fisik maupun psikis.
Kemunduram fisik ditandai dengan kulit yang melonggar, rambut
memutih, penurunan pendengaran, penglihatan memburuk, gerakan
lambat.(Nurshalatun, 2020).

2.2.3. Ciri-ciri lansia

(Siti Nur Kholifah,2016,) menjelaskan beberapa ciri-ciri lansia


sebagai berikut:
a. Lansia ialah masa kemunduran
Kemunduran di usia tua tidak sepenuhnya berasal dari faktor
fisik dan psikologis. Inspirasi memiliki peran penting dalam
kemunduran orang tua. Misalnya, orang tua yang memiliki
inspirasi rendah dalam menyelesaikan latihan akan
mempercepat proses penurunan yang sebenarnya, tetapi ada
juga orang tua yang memiliki inspirasi tinggi, sehingga pada
saat itu penurunan yang sebenarnya akan memakan waktu lebih
lama.
b. Lansia memiliki kelompok motivasi
Kondisi pandangan sosial yang tidak diinginkan terhadap orang
yang lebih tua dan didukung oleh perasaan yang tidak

14
menyenangkan, misalnya orang tua suka mempertahankan
pendapat mereka, mentalitas sosial di mata masyarakat menjadi
negatif, namun ada juga orang tua yang mampu mengikuti
pendapat orang lain dengan tujuan agar perspektif sosial daerah
setempat menjadi baik.
c. Menua membutuhkan perbedaan dalam pekerjaan
Perubahan pekerjaan ini dilakukan karena yang lebih tua mulai
mengalami kemunduran dalam segala hal. Perubahan pekerjaan
orang yang lebih tua harus dilakukan berdasarkan keinginan
mereka sendiri, bukan karena tekanan dari orang lain.
Misalnya, yang lebih tua memiliki situasi sosial lokal sebagai
ketua RW, daerah tidak boleh memberhentikan yang lebih tua
sebagai ketua RW karena usia mereka.
d. Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perlakuan buruk terhadap orang yang lebih tua membuat
mereka umumnya akan menumbuhkan ide diri yang buruk
sehingga mereka dapat menunjukkan cara berperilaku yang
buruk. Karena perawatan yang mengerikan ini, perubahan yang
lama juga mengerikan. Misalnya: orang tua yang tinggal
bersama keluarga sering kali tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan karena dianggap kuno, kondisi ini membuat orang
tua keluar dari iklim, cepat terganggu dan bahkan kurang
percaya diri.

2.2.4. Klasifikasi dan batasan umur lansia

1) Menurut WHO batasan umur lansia dibagi kedalam tiga


kategori yaitu:
a) Usia lanjut (Erderly) :60-74 tahun
a) Usia tua (Old) :75-89 tahun
b) Usia sangat lanjut (Very old) :>90 tahun

15
2) Menurut Dep.Kes.Ri
a) Kelompok menjelang usia lanjut (45-55 tahun),keadaan
ini dikatakan sebagai masa virilitas
b) Kelompok usia lanjut (56-65 tahun) sebagai masa
presenium
c) Kelompok-kelompok usia lanjut (>65 tahun) yang
dikatakan sebagai masa senium

2.2.5. Permasalahan pada lansia

Permasalahan yang berkaitan dengan lanjut usia antara lain (sandu


siyoto, 2016):
1. Secara eksklusif, dampak dari siklus tersebut dapat
menimbulkan berbagai persoalan, baik secara nyata, wajar,
intelektual, maupun sosial-moneter, semakin tua seseorang
maka ia akan mengalami kemunduran pada kemampuan fisik,
yang dapat menyebabkan pengurangan dalam pekerjaan
sosialnya.
2. Usia lanjut tidak hanya ditandai dengan kemunduran fisik
kondisi lanjut usia juga dapat berpengaruh terhadap kondisi
mental, semakin menua seseorang maka kesibukan sosialnya
akan semakin berkurang.
3. Di usia tua mereka, sebagian dari lanjut usia sebenarnya masih
bisa untuk bekerja. Permasalahn yang mungkin muncul adalah
cara untuk menggunakan energi dan kapasitas mereka dalam
situasi keterbatasan bekerja
4. Masih ada sebagian orang tua yang mengalami pengabaian.
Selain tidak memiliki bekal hidup dan pekerjaan/gaji, mereka
juga tidak memiliki keluarga/sendiri.
5. Dalam masyarakat tradisional, yang lebih tua biasanya dihargai
dan dihormati dengan tujuan agar mereka tetap dapat

16
mengambil bagian yang berguna bagi masyarakat. Padahal,
dalam budaya modern ada kecenderungan mereka diremehkan
dengan tujuan terputus dari kehidupan publik.
6. Karena kondisinya, lansia membutuhkan tempat tinggal atau
penginapan atau perumahan yang khusus

2.2.6. Perubahan yang terjadi pada lansia

(Siti Nur Kholifah,2016,) Menjelaskan bahwa terjadi perubahan pada


lansia diantaranya yaitu :
1. Perubahan fisik
a. Sistem pendengaran : menghilangnya pendengaran di telinga
bagian dalam, terutama pada suara atau nada tinggi, suara-suara
yang tidak jelas, Sulit dipahami, terjadi di atas usia 60 tahun
b. Sistem intergumen : pada orang tua, kulit menjadi kendur, tidak
elastis, kering, dan berkerut. Kulit mengalami kekurangan
cairan sehingga menjadi tipis dan berbercak
c. Sistem muskuloskuletal : perubahan jaringan ikat tulang otot
dan sendi
d. Sistem kardiovaskuler : Perubahan pada orang tua adalah
pembesaran massa jantung, ventrikel kiri mengalami hipertrofi
sehingga perluasan jantung berkurang, keadaan ini terjadi
karena perubahan jaringan ikat.
e. System respirasi : perubahan jaringan ikat paru-paru, batas,
paru-paru absolut tetap tetapi paru-paru menahan peningkatan
volume untuk menebus ekspansi di ruang paru-paru, aliran
udara ke paru-paru berkurang. Perubahan pada otot, ligamen,
dan sendi dada menyebabkan gangguan perkembangan
pernapasan dan penurunan kapasitas perluasan toraks.
f. Pencernaan dan metbolisme : Perubahan terkait perut,
misalnya, berkurangnya rasa perasa. Rasa lapar menurun Nafsu

17
makan berkurang, dan menurunnya tempat penyimpanan dan
berkurangnya aliran darah
g. Sistem perkemihan : perubahan besar. Banyak kapasitas yang
mengalami kemunduran, misalnya, kecepatan filtrasi,
pembuangan, dan reabsorpsi oleh ginjal
h. Sistem saraf : Sistem sensorik mengalami perubahan anatomi
dan kerusakan sedang pada serabut saraf yang lebih tua.
Semakin tua mengalami penurunan dalam koordinasi dan
kapasitas untuk melakukan latihan sehari-hari
i. Sitem reproduksi : Perubahan susunan regeneratif yang lama
digambarkan dengan berkontraksinya ovarium dan uterus.
Pembusukan payudara terjadi. Pada pria, testis bagaimanapun
dapat menghasilkan spermatozoa, meskipun ada penurunan
yang stabil.
2. Perubahan kognitif
a. Memory (Penyimpanan)
b. Kapasitas untuk memahami (belajar)
c. Kapasitas untuk mendapatkan (apresiasi)
d. Berpikir kritis (critical thinking)
e. Arah independen
f. Kecerdasan (kecerdasan)
g. Inspirasi
3. Perubahan mental
Faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
a. Pertama perubahan fisik, khusunya organ perasa
b. Kesejahteraan umum
c. Tingkat instruksi
d. Keturunan
e. Iklim
f. Masalah saraf , defisiensi visual dan tuli muncul
g. Ide diri yang lemah karena kemalangan pekerjaan

18
h. Perkembangan kemalangan, khususnya kurangnya pergaulan
dengan orang yang dicintai
i. Hilangnya kekuatan dan kekokohan yang sebenarnya,
perubahan dalam pandangan mental diri, perubahan dalam ide
diri
4. Perubahan spiritual
Agama atau keyakinan secara progresif tergabung dalam
kehidupan mereka. Semakin tua semakin dewasa dalam kehidupan
yang ketat, ini harus terlihat dalam penalaran berfiki dan bertindak
sehari-hari
5. Perubahan psikososial
a. Kesepian : terjadi ketika jodoh atau teman tersayang meninggal
terutama lansia mengalami penurunan kesehatan.
b. Duka cita : Kematian pasangan hidup, teman tersayang, atau
bahkan hewan peliharaan dapat meruntuhkan pertahanan jiwa
yang telah rapuh pada lansia. Ini dapat memicu kondisi fisik
dan medis.
c. Depresi : duka cita yang berlanjut bisa membuat perasaan dan
pikiran kosongan, disertai dengan keinginan untuk menangis
yang berlanjut menjadi putus asa. Keputusasaan juga dapat
disebabkan oleh tekanan alami dan berkurangnya fleksibilitas.
d. Gangguan cemas : fobia, panic, merasakan kebingungan
ketegangan, gejolak stres pasca trauma dan masalah antusias
fanatik, masalah ini merupakan kelanjutan dari masa dewasa
muda dan terkait dengan dampak opsional dari penyakit klinis,
kesedihan, efek insidental, resep, atau efek samping dari
penghentian tak terduga obat
e. Parafrenia : digambarkan oleh mimpi (keraguan) bahwa lansia
sering merasa bahwa tetangga mereka mengambil barang-
barang mereka atau berencana untuk membunuh mereka.

19
Biasanya terjadi pada lansia yang terpisah/menarik diri dari
latihan sosial
f. Sindroma Diogenes : masalah dimana lansia menunjukkan
adanya cara berperilaku yang sangat menjengkelkan. Rumah
atau kamar kotor dan tengik karena orang tua bermain-main
dengan buang air besar dan kecil, sering menumpuk barang-
barang secara sporadis.

2.2.7. Klasifikasi ADL (Activity of daily living)


a. ADL (Activity of Daily Living) dasar yaitu keterampilan dsar
yaitu harus dimiliki seseorang untuk merawat dirinya, meliputi
berpakaian, makan dan minum, toileting, mandi dan berhias.
Ada juga yang memasukan kontinensi buang air besar dan
buang air kecil dalam kategori ADL (Activity of daily Living)
ini.
b. ADL (Activity of daily Living) instrumental yaitu ADL
(Activity of daily living) yang berhubungan dengan penggunaan
alat atau benda penunjang kehidupan sehari-hari seperti
menyiapkan makanan, menggunakan telepon, mengelola uang
kertas serta hal-hal yang ada pada ADL (Activity of Daily
Living) dasar.
c. ADL (Activity of daily Living) vokasional yaitu ADL (Activity
of daily Living) yang berhubungan dengan pekerjaan atau
kegiatan sekolah.
d. ADL (Activity of daily Living) non vokasional yaitu ADL
(Activity of daily Living) yang bersifat rekreasional, hobi dan
mengisi waktu luang.

2.3. Aktivitas Fisik

2.3.1. Pengertian aktivitas fisik

20
Menurut WHO aktivitas fisik (physical activity) merupakan
gerakan tubuh yang dihasilkan otot rangka yang memerlukan
pengeluaran energi. Aktivitas fisik melibatkan proses biokimia dan
biomekanik. Aktivitas fisik dapat dikelompokkan berdasarkan tipe
dan intensitasnya. Seringkali orang menukarkan istilah aktivitas
fisik dengan latihan olahraga atau exercise. Secara definisi latihan
2 olahraga (exercise) merupakan bagian dari aktivitas fisik atau
dapat dikatakan latihan olahraga (exercise) adalah aktivitas fisik
yang terencana, terstruktur, berulang, dan bertujuan untuk
memelihara kebugaran fisik (Welis, dkk, 2013).
Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh yang
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori).
Aktivitas fisik adalah pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi
pemeliharaan kesehatan fisik dan mental, serta mempertahankan
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Tetap
aktif, artinya diharapkan lansia hidup sederhana, santai, aktif dalam
berorganisasi, aktif dalam kegiatan sosial, berkarya, selalu
mengembangkan hobi dan olahraga, dalam melaksanakan aktivitas
harus disesuaikan dengan kemampuan, serta bergerak secara
teratur atau kontinu (Prastiwi et al., 2017).
Aktivitas fisik adalah setiap gerakan yang dihasilkan oleh
otot rangka yang membutuhkan pengeluaran energi. Kurangnya
latihan fisik merupakan faktor risiko penyakit kronis dan
diperkirakan menyebabkan kematian secara keseluruhan di seluruh
dunia (Harahap et al., 2018).

2.3.2. Tingkat aktivitas fisik

21
Menurut (Nurmalina, 2017), aktivitas fisik dapat digolongkan
menjadi tiga tingkatan, aktivitas fisik yang sesuai untuk seseorang
sebagai berikut :
a. Kegiatan Ringan
Kegiatan ringan hanya memerlukan sedikit tenaga dan biasanya
tidak menyebabkan perubahan dalam pernapasan atau
ketahanan (endurance), contoh berjalan kaki, menyapu lantai,
mencucui baju/piring, mencuci kendaraan, berdandan, duduk,
les disekolah, les diluar sekolah, mengasuh adik, nonton tv,
aktivitas main play station, main komputer, belajar dirumah.
b. Kegiatan sedang
Tenaga sedang membutuhkan tenaga intens atau terus menerus,
gerakan otot yang berirama atau kelenturan (flexbility), contoh
berlari kecil, tenis meja, berenang, bermain dengan hewan
peliharaan, bersepeda, bermain musik, jalan cepat.
c. Kegiatan berat
Kegiatan berat biasanya berhubungan dengan olahraga dan
membutuhkan kekuatan (strength), membuat berkeringat,
contoh bermain sepak bola, aerobik, berlari, bela diri (misal
karate, taewondo, pancak silat) dan outbond.

2.3.3. Faktor yang mempengaruhi aktivitas fisik lansia

Menurut (Karim et al., 2018), beberapa faktor yang mempengaruhi


aktivitas fisik adalah:
a. Umur
Umur adalah usia individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai saat beberapa tahun. Semakin cukup usia,
tingkat kematangan seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan bekerja. Semakin tua usia seseorang maka proses-
proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi
pada usia tertentu. Aktivitas fisik seseorang sampai dewasa

22
meningkat sampai mencapai maksimal usia 25-30 tahun
kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari
seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi jika
rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai
separuhnya.
Menurut (Putri, 2016) Usia merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tingkat kebugaran fisik. Semakin
bertambahnya usia maka semakin menurunnya juga tingkat
kebugaran fisiknya. Status kesehatan lansia menurun dengan
seiring bertambahnya usia akan mempengaruhi kualitas hidup
lansia. Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya
berbagai penyakit. Penurunan fungsi tubuh, keseimbangan
tubuh risiko jatuh. Seiring dengan bertambahnya jumlah lansia,
terdapat banyak permasalahan yang dialami lansia diantaranya,
tidak memperoleh akses pendidikan, tidak memiliki jaminan
hari tua, tidak memiliki dukungan sosial dari keluarga dan
kurangnya latihan fisik.
Penelitian yang dilakukan oleh (Purnama & Suhada, 2019)
berjudul tingkat aktvitas fisik pada lansia diperoleh hasil usia
responden dalam penelitian ini sebagian besar merupakan
lanjut usia berumur 60-90 tahun, yaitu sebanyak (41,4%) dan
70-90 (34,5%). Usia dapat menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi aktivitas lansia. Menurut (Potter Patricia A,
2005) mengatakan bahwa semakin tinggi usia seseorang maka
aktivitas fisik semakin menurun, usia seseorang menunjukkan
tanda kemauan dan kemampuan ataupun bagaimana seseorang
bereaksi terhadap ketidakmampuan melaksanakan aktivitas
sehari-hari.
b. Jenis kelamin.

23
Sampai pubertas biasanya aktivitas fisik seorang laki-laki
hampir sama dengan perempuan, tapi setelah pubertas seorang
laki-laki biasanya mempunyai nilai yang jauh lebih besar.
Menurut (Notoatmodjo, 2011) jenis kelamin yaitu tanda
biologis yang membedakan kelompok laki-laki dan perempuan
jenis kelamin mengacu pada seseorang berperilaku dan
mencerminkan penampilan sesuai dengan jenis kelaminnya.
Penelitian yang dilakukan (Nurlita kurnia wijaya, 2021)
yang berjudul hubungan karakteristik individu aktivitas fisik
dan gaya hidup dengan tingkat kebugaran fisik pada lansia
diperoleh hasil responden yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 64 orang (59,3%), sedangkan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 44 orang (47,7).
c. Pekerjaan
Pekerjaan sebagai mata pencaharian yang dijadikan pokok
penghidupan sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan
nafkah. Persepsi pekerjaan ialah gambaran seseorang mengenai
satu atau lebih tugas yang dilaksanakan untuk secara langsung,
dan adanya pekerjaan seseorang akan meluangkan banyak
waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dianggap penting.
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia
sehat berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara
fisik, sosial dan mental sehingga dapat tetap sejahtera
sepanjang hidup dan tetap berpartisipasi dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota masyarakat.
Berdasarkan pusat data dan informasi kemenkes RI 2016
sumber dana lansia sebagian pekerjaan/usaha (46,7%) pensiun
(8,5%) dan (3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan
sosial. Usia lanjut ditandai dengan penurunan produktivitas

24
kerja, memasuki masa pensiun atau berehentinya pekerjaan
utama (Ratnawati, 2017).
Penelitian yang dilakukan oleh (Fitria & Aisyah, 2020)
yang berjudul hubungan aktivitas fisik dengan kualitas tidur
pada lansia diperoleh hasil bahwa responden yang masih
bekerja sebagian besar 27 orang (56,4%) sedangkan responden
yang tidak bekerja berjumlah 20 orang (43,6%).pekerjaan dapat
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas lansia.

2.3.4. Alat ukur aktivitas fisik

Physical Activites for the Erderly (PASE) merupakan


kuisioner untuk menilai aktivitas fisik. PASE terdiri dari tiga
macam aktivitas yaitu leisure time activity (aktivitas waktu luang)
yang terdiri dari 6 pertanyaan, house hold activity (aktivitas rumah
tangga) yang terdiri dari 3 pertanyaan dan work related activity
(aktivitas relawan) terdiri dari 1 pertanyaan. Penentuan jawaban
kuisioner menggunakan skala likert, dimana jawabannya
responden menggunakan rentang skala 1-4 yaitu tidak pernah (1),
jarang (2), kadang-kadang(3), sering (4). Total maksimal skor 30
dan skor minimal 10, dikatakan aktivitas fisik kurang jika hasil
skor <15, jika aktivitas fisik baik didapatkan skor >15 (Mulyadi,
2017).

25
2.4. Penelitian Terkait

Tabel 2. 2 Penelitian Terkait


No Judul Nama Tujuan Tahun dan Rancanan Hasil penelitian
penelitian peneliti penelitian tempat penelitian
penelitan
1 Tingkat Heni Untuk 2019,di panti Penelitian Hasil penelitian
aktivitas fisik purnama mengidentifikasi jompo jawab deskriptif menunjukkan
pada lansia kegiatan fisik propvinsi dengan lansia memiliki
pada lansia jawa barat pendekatan aktivitas fisik
dipanti jompo cros sectional sedang (77,6%),
provinsi jawa dan hanya
barat (15,5,%)
memiliki
aktivitaa fisik
yang rendah.
2 Aktivitas Andriyant Untuk 2020, di Jenis Hasil penelitian
fisik terhadap o mengetahui posyandu penelilitian didapatkan nilai
kualitas apakah ada lansia metode aktivitas fisik dan
hidup pada hubungan wilayah observasional kualitas hidup
lansia aktivitas fisik seyegan dengan yaitu p=0,000
terhadap kualitas sleman pendekatan (p<0,05) artinya
hidup pada cros sectional ada hubungan
lansia aktivitas fisik
terhadap kualitas
hidup pada lansia
3 Aktivitas Nadya Untuk 2021 Jenis Hasil penelitian
fisik dan ristamida mengetahui posyandu Penelitian ini menunjukkan
aspek tentang aktivitas lansia dengan peserta posyandu
kekhawatiran fisik dan tingkat deskriptif lansia lebih
lansia pada kekhawatiran kuantitatif bnyak melakukan
masa lansia pada masa dengan aktivitas fisik
pandemi pandemi covid- menggunakan ringan yaitu
covid-19 19 metode sebesar (41%)
survey pria dan (57%)
wanita,(30%)
masih melakukan
aktivitas bekerja
dan (52%)

26
peserta memiliki
tingkat
kekhawtiran yang
tinggi atau sangat
khawatir dalam
menghadapi masa
pandemi covid-
19
4 Aktivitas Yunita Untuk 2021 Jenis Hasil penelitian
fisik dan sari mengetahui dipuskesmas penelitian menunjukkan
tingkat hubungan antara rangkasbitun deskriptif bahwa tidak ada
depresi lansia aktivitas fisik g korelatif hubungan antara
di masa dan tingkat dengan tingkat aktivitas
pandemi depresi lansia di pendekatan fisik dan depresi
masa pandemi cros sectional lansia di masa
pandemi covid-
19

5 Hubungan Nori Untuk 2020 Jenis metode Didapatkan hasil


aktivitas fisik wirahmi mengetahui diwilayah penelitian distribusi
dengan hubungan kerja cros sectional aktivitas fisik
resiko jatuh aktivitas fisik puskesmas lansia ringan
pada lansia dengan resiko nusa indah (41,3%), sedang
jatuh pada lansia kota (33,3%), berat
bengkulu (25,3%),
sedangkan
tingkat resiko
jatuh (37,3%)
tidak beresiko,
(32%) resiko
rendah , (30%)
resiko tinggi
6 Hubungan Devi Untuk 2021 Penelitian ini Hasil penelitian
antara rahmayant mengetahui dikarang menggunakan menunjukkan ada
aktivitas fisik i hubungan antara lansia desain srvei hubungan antara
dengan aktivitas fisik bahagia analitik aktivitas fisik
tingkat dengan tingkat banjarmasin dengan dengan tingkat
kesepian kesepian pada pendekatan kesepian lansia
pada lanjut lansia cros sectional dengan nilai p-
usia value=0,023<0,0
5, dan nilai
koefisien korelasi
(r) =-0,396,
semakin baik
aktivitas fisik
seseorang maka
semakin tidak

27
kesepian, dan
sebaliknya

2.5. Kerangka Teori

Bagan 2. 1 Kerangka Teori

Virus Covid-19

Lansia beresiko tinggi


terhadap Covid-19
Faktor yang
mempengaruhi
1. Umur
Aktivitas fisik sehari-hari 1. Baik
2. Jenis
lansia 2. Kurang
kelamin
3. pekerjaan

Aktivitas Berat
Aktivitas Ringan Aktivitas Sedang

1. Berjalan kaki 1. Berlari kecil 1. Melakukan


2. Menyapu 2. Bersepeda pekerjaan
lantai 3. Berenang rumah tangga
3. Mencuci baju 4. Tenis meja 2. Joging
4. Mencucui 5. Bermain 3. Angkat beban
kendaraan dengan hewan 4. Aerobik
5. Mengasuh peliharaan 5. Berlari
6. Menonton tv 6. Bermain musik 6. Bela diri
7. Jalan cepat

Sumber. (pakpahan, 2020),(Karim et al., 2018),(Nurmalina, 2017),(Mulyadi,


2017)

28
BAB III
METODOLOGI PENLITIAN

3.1. Desain penelitian

Jenis Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan


desain yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan cross
sectional, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui dinamika korelasi
antara hubungan dengan efek dengan cara pendekatan observasi atau
pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya tiap subjek penelitian
hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status
karakter atau variabel subjek pada saat bersamaan (Notoatmodjo, 2018).

3.2. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di wilayah desa ulak teberau kabupaten


musi banyuasin pada bulan juli tahun 2022.

3.3. Kerangka konsep

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep


Variabel Independen Variabel Dependen

1. Usia Aktivitas fisik sehari-


2. Jenis kelamin hari lansia pada masa
3. Pekerjaan pandemi COVID-19

29
3.4. Definisi Operasional

Tabel 3. 1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala
operasional ukur
Aktivitas Aktivitas fsik Angket Kuesioner 1. Aktivitas fisik Ordinal
fisik adalah setiap baik jika
gerakan tubuh nilainya >15
yang dihasilkan 2. Aktivitas fisik
kurang jika
oleh otot rangka
nilainya <15
yang Sumber :
memerlukan (Mulyadi, 2017)
pengeluaran
energy
Usia Umur Angket Kuisioner 1. 45-55 tahun Ordinal
responden pada masa lansia
saat penelitian awal
2. 56-65 tahun
masa lansia
akhir
3. >65 tahun
masa manula
(Depkes,
2009)
Jenis Status gender Angket Kuisioner 1. Perempuan Nominal
kelamin respponden 2. Laki-laki
(Depkes,
2008)
Pekerjaan Mata Angket Kuisioner 1. Bekerja Nominal
pencaharian 2. Tidak bekerja
responden

3.5. Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban pernyataan sementara yang kebenarannya


akan dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2018). Adapun hipotesis
yang akan di ajukan dlam penelitian ini :

30
1. Ada hubungan usia dengan aktivitas fisik lansia dalam melakukan
aktivitas sehari-hari pada masa pandemi COVID-19 diwilayah desa
ulak teberau tahun 2022
2. Ada hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik lansia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari pada masa pandemi COVID-19
diwilayah desa ulak teberau tahun 2022
3. Ada hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik lansia dalam
melakukan aktivitas sehari-hari pada masa pandemi COVID-19
diwilayah desa ulak teberau tahun 2022

3.6. Populasi dan sampel

a. Populasi
Populasi merupakan jumlah keseluruhan yang terdiri atas obyek
atau subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti kemudian ditarik kesimpulannya
(wiratna sujarweni, 2020). Populasi yang digunakan dalam penelitian
ini adalah lansia yang berada diwilayah desa ulak teberau kabupaten
musi banyuasin yang berjumlah 203 orang.

b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari sejumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi yang digunakan untuk penelitian (wiratna
sujarweni, 2020). Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik Random sampling yaitu pengambilan sampel
secara random atau acak. Penentuan besar sampel dalam penelitian ini
menggunakan rumus slovin adalah sebagai berikut :
N
n=
N . e 2+1
Keterangan
N = Jumlah sampel

31
N = Jumlah populasi
e² = Tingkat kepercayaan yang diinginkan 0,2
N
n= 2
N . e +1

203
n=
203 , 0 , 2²+1

203
n=
1+ 4,06

203
n=
5,06
n= 40,1
dibulatkan menjadi n=40 sampel

3.7. Etika penelitian

Pada saat akan melakukan penelitian ini, sebelumnya peneliti


menentukan etika penelitian terhadap responden yang akan diteliti antara
lain sebagai berikut (Notoadmodjo, 2014) :
1. Lembar persetujuan (informed conset)
Sebelum responden menandatangani lembar persetujuan penelitian,
peneliti memberikan informasi kepada responden tentang tujuan
penelitian dan dalam pengisian kuisioner ini dilakukan dengan keadaan
sadar, kemudian peneliti memberikan lembar persetujuan kepada
responden untuk ditanda tangani.
2. Kerahasiaan (confidentiality)
Peneliti menjaga rahasia identitas responden dengan tidak
mencantumkan nama (cukup dengan kode responden) pada setiap
kusioner. Peneliti juga menjaga kerahasiaan data penelitian dengan

32
menyimpannya pada file / komputer pribadi yang tidak memungkinkan
diakses orang lain
3. Tanpa nama
Dalam menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan
mencantumkan nama responden pada lembar pengumpulan data tetapi
dalam bentuk kode pada masing-masing lembar tersebut.

3.8. Sumber data

(wiratna sujarweni, 2020) menjelaskan bahwa data berdasarkan


sumber datanya dibagi menjadi :
1. Data primer
Informasi didapat dari responden melalui polling, kuesioner, dan
panel, atau juga informasi dari pertemuan wawancara peneliti
dengan narasumber. Informasi yang didapat dari informasi penting
ini harus ditangani sekali lagi. Sumber informasi yang secara lugas
memberikan informasi kepada otoritas informasi.

2. Data sekunder
Data yang didapat dari catatan, buku, majalah, berupa laporan
keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-
buku sebagai teori, majalah dan lain sebaginya. Data yang
diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber
yang tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data.

3.9. Pengolahan data

Tahap dalam pengolahan data yang harus dilalui yaitu


(Notoatmodjo, 2018):

33
1. Editing data
Editing data merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
pengecekan data yang sudah diberikan oleh responden dalam
pengisian kuisioner yang meliputi kejelasan, kelengkapan serta
kesesuian jawaban dengan pertanyaan
2. Mengkode data (coding)
Coding data merupakan kegiatan yang mengubah data dalam
bentuk huruf atau kalimat menjadi data bilangan atau angka.
1. Aktivitas
Baik =1
Kurang =2
2. Usia
46-55 Lansia awal =1
56-65 Lansia akhir =2
>65 Masa manula =3
3. Jenis kelamin
Perempuan =1
Laki-laki =2
4. Pekerjaan
Bekerja =1
Tidak bekerja =2

3. Memasukan data (entry)


Entry yaitu memasukan data yang sudah dikoding kedalam
program komputer sesuai dengan jawaban yang diberikan oleh
responden. Aplikasi program yang digunakan Microsof Excel
dan SPSS
4. Pembersih data (cleaning)
Cleaning data yaitu pembersih data untuk mencegah kesalahan
yang mungkin terjadi pada saat pengkodean data, ketidak

34
lengkapan dan lainnya kemudian dikoreksi ulang dan dilakukan
pembetulan
5. Tabulating
Tabulating yaitu pembuatan tabel-tabel data sesuai dengan
tujuan penelitian yang dilakukan

3.10. Analisis data

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa univariat dan
bivariat.
1. Analisa univariat
Analisa univariat adalah analisis yang gunanya untuk menjelaskan
dan mendeskripsikan karakteristik di setiap variabel yang digunakan
dalam penelitian (Notoatmodjo, 2018). Analisa univariat pada penelitian
ini untuk mengetahui distribusi frekuensi variabel independen (umur, jenis
kelamin, pekerjaan) dan variabel dependen (aktivitas fisik sehari-hari
lansia)
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan dengan tujuan
untuk mencari hubungan antara variabel. Analisa yang bertujuan untuk
melihat hubungan antara variabel independen (umur, jenis kelamin,
pekerjaan) dan variabel dependen (aktivitas fisik sehari-hari lansia) dengan
uji chi square. Uji chi square yang digunakan dengan batas kemaknaan
a=0.05 pada tes signifikasi sebagai berikut:
a. P value <a(0,05), H0 ditolak yang berarti ada hubungan yang
bermakna antara variabel independen dan variabel dependen.
b. P value >a(0,05) H0 gagal ditolak yang berarti tidak terdapat
hubungan yang berlaku antara variabel independen dan varibel
dependen

35
3.11. Kerangka Kerja

Bagan 3. 2 Jalannya Penelitian (Kerangka Kerja)

Penyusunan
Proposal

Populasi
Lansia yang berada diwilayah desa
ulak teberau kabupaten musi
banyuasin juni 2022

Sampling
Randon sampling

Sampel
40

Desain Penelitian
Deskriptif

Pengumpulan Data
Kuisioner

Pengolahan dan Analisa Data


Editing, Coding, Scoring,
Processing, Cleaning
36 dan Analisa
data menggunakan SPSS
Hasil Penelitian
Diketahuinya berhubungan usia,
jenis kelamin, pekerjaan dengan
aktivitas fisik sehari-hari lansia pada
masa pandemi COVID-19 diwilayah
desa ulak teberau kabupaten musi
banyuasin tahun 2022

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Kantor Desa Ulak Teberau

4.1.1. Profil Desa Ulak Teberau

Desa : Ulak Teberau


Kecamatan : Lawang Wetan
Kabupaten : Musi Banyuasin
Provinsi : Sumatera Selatan
Kepala Desa : Rusman

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Analisa Univariat

4.2.1.1. Aktivitas Fisik


Tabel 4. 1 Distribusi Frekuensi Aktivitas Fisik Lansia

Aktivitas Fisik Jumlah (n) Presentase (%)


Baik 25 62.5%
Kurang 15 37.5%

37
Jumlah 40 100%
(Data Penelitian Rini Apriani 2022)
Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui bahwa responden yang melakukan
aktivitas baik sebanyak 25 orang (62,5%), lebih banyak jika dibandingkan dengan
responden yang melakukan aktivitas kurang sebanyak 15 orang (37,5%).
4.2.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Uisa, Jenis Kelamin,
Pekerjaan
Tabel 4. 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin,
Pekerjaan

Karakteristik Jumlah (n) Presentase (%)


1. Usia
45-55 3 7.5%
56-55 12 30.0%
>65 25 62.5%
2. Jenis Kelamin
Perempuan 21 52.5%
Laki-laki 19 47.5%
3. Pekerjaan
Bekerja 22 55%
Tidak bekerja 18 45%
Total 40 100%
(Data Penelitian Rini Aprian 2022)
Tabel 4.2. diatas diketahui bahwa distribusi karakteristik responden
didapatkan lebih dari sebagian responden memiliki usia >65 tahun sebanyak
(62.5%), lebih dari setengah responden berjenis kelamin perempuan sebanyak
(52.5%), lebih dari setengah responden yang bekerja sebanyak (55%).

4.3.1. Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan dengan tabulasi silang (crosstab) dan uji


Chi-Square untuk menemukan bentuk hubungan statistik antara variabel
independen (Usia, jenis kelamin, pekerjaan) dengan variabel dependen
(Aktivitas fisik). Hasil analisa bivariat menemukan hubungan antara masing-
masing variabel independen dan variabel dependen.

4.3.1.1. Hubungan usia dengan aktivitas fisik

38
Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisa hubungan usia dengan
aktivitas fisik lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.
Tabel 4. 3 Hubungan usia dengan aktivitas fisik lansia diwilayah desa ulak
teberau tahun 2022

Usia Aktivitas fisik Jumlah P


Value
Baik Kurang
N % N % N %
45-55 3 1.9% 0 1.1% 3 25.0%
0.001
56-65 12 7.5% 0 4.5% 12 15.0%
>65 10 15.6% 15 9.4% 10 100%
Jumlah 25 25% 15 15% 40 100%
(Data Penelitian Rini Apriani 2022)
Dari tabel 4.6. didapatkan bahwa responden yang usia 45-55 tahun dengan
aktivitas baik berjumlah 3 orang (1.9%) responden yang usia 56-65 tahun dengan
aktivitas baik bejumlah 12 orang (7.5%). Dan responden yang usia >65tahun
sebanyak 10 orang (15.6%). Hasil uji statistik diperoleh p value = 0.001 maka
dapat disimpulakn ada hubungan yang signifikan antara usia terhadap aktivitas
fisik sehari-hari lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.

4.3.1.2. Hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik


Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisa hubungan jenis kelamin
dengan aktivitas lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.
Tabel 4. 4 Hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik lansia diwilayah
desa ulak teberau tahun 2022

Aktivitas fisik Jumlah P


Jenis kelamin value
Baik Kurang
N % N % N %
Perempuan 10 13.1% 11 7.9% 21 21.0%
Laki-laki 15 11.9% 4 7.1% 19 19.0% 0.086
Jumlah 25 25.0% 15 15.0% 40 100%
(Data Penelitian Rini Apriani 2022)

39
Dari tabel 4.7 didapatkan bahwa responden yang jenis kelamin perempuan
dengan aktivitas baik sebanyak 10 orang (13.1%), sedangkan responden yang
jenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang (11.9%). Hasil uji statistik diperoleh p
value = 0.086 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
antara jenis kelamin dengan aktivitas fisik sehari-hari lansia di wilayah desa ulak
teberau tahun 2022.

4.3.1.3. Hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik


Tabel berikut ini menjelaskan hasil analisa hubungan pekerjaan
dengan aktivitas fisik lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.
Tabel 4. 5 Hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik lansia diwilayah desa
ulak teberau tahun 2022.

Pekerjaan Aktivitas fisik Jumlah P


Baik Kurang value
N % N % N %
Bekerja 21 13.8% 1 8.3% 22 22.0% 0.000
Tidak bekerja 4 11.3% 14 6.8% 18 18.0%
Jumlah 25 25.0% 15 15.0% 40 100%
(Data Penelitian Rini Apriani 2022)
Dari tabel 4.8 didaptakan bahwa responden yang bekerja dengan aktivitas
baik sebanyak 21 orang (13.8%), sedangkan responden yang tidak bekerja dengan
aktivitas baik sebanyak 4 orang (11.3%). Hasil uji statistik diperoleh p value =
0.000 maka dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan
dengan aktivitas fisik sehari-hari lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.

4.4. Pembahasan

4.4.1. Univariat

4.4.1.1. Distribusi frekuensi Aktivitas fisik

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diwilayah desa ulak


teberau kabupaten musi banyuasin menunjukkkan bahwa dari 40
responden yang diteliti sebagian besar yang melakukan aktivitas baik

40
sebanyak 25 orang (62,5%), lebih banyak jika dibandingkan dengan
responden yang melakukan aktivitas kurang sebanyak 15 orang (37,5%).
Aktivitas fisik merupakan kegiatan atau aktivitas yang
menyebabkan peningkatan penggunaan energi atau kalori oleh tubuh.
Aktivitas fisik dalam kehidupan sehari-hari dapat dikategorikan ke dalam
pekerjaan, olahraga, kegiatan dalam berumah tangga ataupun kegiatan
lainnya. Namun proses penuaan yang terjadi berdampak pada keterbatasan
lansia dalam melakukan aktivitas yang mempengaruhi kemandirian lansia
sehingga lansia menjadi mudah bergantung pada bantuan orang lain.
Keterbatasan lansia melakukan aktivitas fisik juga menyebabkan
menurunnya tingkat kesehatan (Chiquita, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Karim, 2018)
didapatkan bahwa responden dengan aktivitas fisik sedang sebanyak 28
orang (70%) sedangkan responden dengan aktivitas berat sebanyak 12
orang (30%).
Penelitian yang dilakukan oleh (Fitria & Aisyah, 2020) dengan
jumlah 46 lansia yang memiliki aktivitas ringan sebanyak 21 (45,7%),
aktivitas sedang 13 (28,3%) dan aktivitas berat 12 (26,0%). Menurut
penelitian (Effendi D A, Mardijana & Dewi, 2014) di jamber dengan
jumlah 43 lansia menunjukkan bahwa lansia yang memiliki aktivitas
rendah sebanyak 24 (56%), aktivitas sedang 14 (33%) dan aktivitas berat 5
(12%).

4.4.1.2.Distribusi Frekuensi Usia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diwilayah desa ulak


teberau kabupaten musi banyuasin menunjukkan bahwa dari 40 responden
yang diteliti didapatkan bahwa responden yang berusia 45-55 tahun
berjumlah 3 orang (7.5%), responden yang berusia 56-65 sebanyak 12
orang (30.0%) sedangkan responden yang berusia >65 sebanyak 25 orang
(62.5%).

41
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
kebugaran fisik. Semakin bertambahnya usia maka semakin menurunnya
juga tingkat kebugaran fisiknya. Status kesehatan lansia menurun dengan
seiring bertambahnya usia akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit.
Penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh risiko jatuh. Seiring dengan
bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak permasalahan yang dialami
lansia diantaranya, tidak memperoleh akses pendidikan, tidak memiliki
jaminan hari tua, tidak memiliki dukungan sosial dari keluarga dan
kurangnya latihan fisik (Putri, 2016).
Penelitian lainnnya juga dilakukan oleh (Purnama & Suhada, 2019)
bahwa karakteristik responden yang terbanyak berada pada rentan usia 60-
69 tahun sebanyak 24 orang (41,4%), dan rentan berikutnya pada usia 70-
79 tahun 20 orang (34,5%), sedangkan yang berusia >80 tahun sebanyak
14 orang (24,1%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Fitria & Aisyah, 2020)
didapatkan karakteristik responden usia 60-64 berjumlah 19 orang
(40,4%), usia 65-69 berjumlah 26 orang (55,3%) dan usia 70-74 berjumlah
(4,3%).

4.4.1.3.Distribusi Frekuensi Jenis kelamin

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diwilayah desa ulak


teberau kabupaten musi banyuasin menunjukkan bahwa dari 40 responden
yang diteliti didapatkan responden yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 21 orang (52.5%), lebih banyak jika dibandingkan dengan
responden yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang (47.5%).
Menurut (Notoatmodjo, 2011) jenis kelamin yaitu tanda biologis
yang membedakan kelompok laki-laki dan perempuan jenis kelamin
mengacu pada seseorang berperilaku dan mencerminkan penampilan
sesuai dengan jenis kelaminnya.

42
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Nadya Ristamida et
al., 2021) sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan lebih
besar dibandingkan dengan laki-laki yaitu responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 40 orang (57%) sedangkan responden berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 30 orang (43%).
Penelitian lain dengan hasil didapatkan bahwa responden
perempuan sebanyak 64 orang (59,3%), sedangkan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 44 orang (47,7%) (Nurlita kurnia wijaya, 2021).

4.4.1.4.Distribusi Frekuensi Pekerjaan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diwilayah desa ulak


teberau kabupaten musi banyuasin menunjukkan bahwa dari 40 responden
yang diteliti didapatkan responden yang bekerja sebanyak 22 orang (55%),
sedangkan responden yang tidak bekerja sebanyak 18 orang (45%).
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat
berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan
mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap
berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota
masyarakat. Berdasarkan pusat data dan informasi kemenkes RI 2016
sumber dana lansia sebagian pekerjaan/usaha (46,7%) pensiun (8,5%) dan
(3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan sosial. Usia lanjut ditandai
dengan penurunan produktivitas kerja, memasuki masa pensiun atau
berehentinya pekerjaan utama (Ratnawati, 2017).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Nadya Ristamida et
al.2021) bahwa responden yang masih melakukan aktivitas bekerja
sebanyak (52%).
Penelitian yang lainnya dilakukan oleh (Fadhia et al.2012)
didapatkan hasil bahwa responden yang masih bekerja sebanyak 24 orang
(73%) sedangkan responden yang tidak bekerja sebanyak 9 orang (27%).

43
Penelitian lainnya dilakukan oleh (Fitria & Aisyah, 2020)
didapatkan hasil bahwa responden yang masih bekerja sebagian besar 27
orang (56,4%) sedangkan responden yang tidak bekerja berjumlah 20
orang (43,6%).

4.5. Bivariat

4.5.1. Hubungan usia dengan aktivitas fisik

Hasil analisis univariat diperoleh dari 40 responden diketahui


bahwa jumlah responden yang usia 45-55 tahun sebesar 7.5 %, responden
yang usia 56-65 tahu sebesar 30.0% dan responden yang usia >65 tahun
sebesar 62.5%.
Hasil uji statistik diperoleh p value = 0.001 maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara umur terhadap aktivitas
fisik sehari-hari lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.
Usia merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat
kebugaran fisik. Semakin bertambahnya usia maka semakin menurunnya
juga tingkat kebugaran fisiknya. Status kesehatan lansia menurun dengan
seiring bertambahnya usia akan mempengaruhi kualitas hidup lansia.
Bertambahnya usia akan diiringi dengan timbulnya berbagai penyakit.
Penurunan fungsi tubuh, keseimbangan tubuh risiko jatuh. Seiring dengan
bertambahnya jumlah lansia, terdapat banyak permasalahan yang dialami
lansia diantaranya, tidak memperoleh akses pendidikan, tidak memiliki
jaminan hari tua, tidak memiliki dukungan sosial dari keluarga dan
kurangnya latihan fisik (Putri, 2016).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (Surti 2017) dengan
menggunakan uji pearson product moment dengan menggunakan bantuan
program SPSS, didapatkan p value = 0.000 <a (0.05) yang berarti data
dinyatakan signifikan. Artinya ada hubungan karakteristik usia dengan
pemenuhan aktivitas fisik lansia.

44
Berdasarkan asumsi peneliti hal ini menunjukkan bahwa usia
sangat mempengaruhi aktivitas fisik lansia. Peningkatan usia akan diikuti
dengan kelemahan fungsi tubuh baik fisik maupun psikologis sehingga
dapat berpengaruh dengan kemampuan lansia dalam melakukan aktivitas.
Semakin tinggi usia seseorang maka akan semakin menurun kemampuan
fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya sehingga lansia akan mengalami
ketergantungan dan membutuhkan bantuan orang lain dalam melakukan
aktivitas sehari-hari.

4.5.2. Hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik

Hasil analisis univariat diperoleh dari 40 responden diketahui


bahwa jumlah responden yang jenis kelamin perempuan sebesar 52.5%
lebih besar jika dibandingkan dengan responden yang jenis kelamin laki-
laki sebesar 47.5%.
Hasil uji statistik diperoleh p value = 0.086 maka dapat
disimpulkan ada tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas
fisik sehari-hari lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.
Menurut (Notoatmodjo, 2011) jenis kelamin yaitu tanda biologis
yang membedakan kelompok laki-laki dan perempuan jenis kelamin
mengacu pada seseorang berperilaku dan mencerminkan penampilan
sesuai dengan jenis kelaminnya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu oleh (Marisa
anggriani 2020) dengan hasil uji statistik diperoleh p value = 0.383 yang
berarti p>a = 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
antara jenis kelamin dengan fungsi kognitif pada lansia.
Penelitian yang dilakukan oleh (Novitaningtyas, 2014) dengan
judul hubungan karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan)
dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di kelurahan
makamhaji kecamatan kartasura kabupaten sukoharjo, diperoleh hasil

45
penelitian tidak ada hubungan karakteristik (umur, jenis kelamin, tingkat
pendidikan) dan aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia.
Berdasarkan asumsi peneliti hasil analisis menujukkan bahwa tidak
ada hubungan antara jenis kelamin dengan aktivitas lansia diwilayah desa
ulak teberau kabupaten musi banyuasin tahun 2022. Bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara laki–laki dan perempuan dalam
mempertahankan fungsi kognitif. Selain itu semakin tinggi usia seseorang
maka kemampuan dari setiap organ dalam tubuh juga akan mengalami
penurunan sehingga dapat mempengaruhi fungsi organ tersebut. Jadi baik
laki-laki maupun perempuan memiliki kemampuan yang sama.

4.5.3. Hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik

Hasil analisis univariat diperoleh dari 40 responden diketahui


bahwa jumlah responden yang bekerja sebesar 55%, lebih besar jika
dibandingkan dengan responden yang tidak bekerja sebesar 45%.
Hasil uji statistik diperoleh p value = 0.000 maka dapat
disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan
aktivitas fisik sehari-hari lansia diwilayah desa ulak teberau tahun 2022.
Mengacu pada konsep active ageing WHO, lanjut usia sehat
berkualitas adalah proses penuaan yang tetap sehat secara fisik, sosial dan
mental sehingga dapat tetap sejahtera sepanjang hidup dan tetap
berpartisipasi dalam rangka meningkatkan kualitas hidup sebagai anggota
masyarakat. Berdasarkan pusat data dan informasi kemenkes RI 2016
sumber dana lansia sebagian pekerjaan/usaha (46,7%) pensiun (8,5%) dan
(3,8%) adalah tabungan, saudara atau jaminan sosial. Usia lanjut ditandai
dengan penurunan produktivitas kerja, memasuki masa pensiun atau
berehentinya pekerjaan utama (Ratnawati, 2017).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh (siti khosiah 2018)
dengan hasil uji statistik diperoleh p value = 0.013 <a (0.05) maka dapat
disimpulkan bahwa da hubungan antara pekerjaan dengan aktivitas lansia.

46
Berdasarkan asumsi peneliti hasil penelitian menunjukan terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan aktivitas lansia. Ini membuktikan
bahwa semakin tinggi aktivitas lansia dalam bekerja maka akan
berdampak dalam pemenuhan kebutuhan. Pekerjaan yang dimaksudkan
dalam hal ini adalah sebagai bentuk aktivitas fisik lansia dalam
mempertahankan gerak, kekuatan otot. Lansia dengan pekerja keras seperti
buruh, petani akan lebih terjaga secara fisiknya.

47
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada bulan juni tahun 2022


diwilayah desa ulak teberau kabupaten musi banyuasin dengan judul
Faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik lansia pada masa
pandemi covid-19 diwilayah desa ulak teberau kabupaten musi banyuasin
tahun 2022 didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Distribusi frekuensi responden sebagian besar melakukan
aktivitas baik sebanyak 25 orang (62.5%) sedangkan responden
yang melakukan aktivitas kurang sebanyak 15 orang (37.5%).
2. Distribusi frekuensi responden yang berusia 45-55 tahun
berjumlah 3 orang (7.5%), responden yang usia 56-65 tahun
berjumlah 12 orang (30.0%), dan responden yang usia >65 tahun
sebanyak 25 orang (62.5%)
3. Distribusi frekuensi responden yang berjenis kelamin perempuan
sebanyak 21 (52.5%) sedangkan responden yang berjenis kelamin
laki-laki sebanyak 19 orang (47.5%)
4. Distribusi frekuensi responden yang bekerja sebanyak 22 orang
(55%) sedangkan responden yang tidak bekerja sebanyak 18
orang (45%)
5. Ada hubungan usia dengan aktivitas fisik lansia diwilayah desa
ulak teberau tahun 2022 (p= 0.001)
6. Tidak ada hubungan jenis kelamin dengan aktivitas fisik lansia
diwilayah desa ulak teberau tahun 2022 (p= 0.086)
7. Ada hubungan pekerjaan dengan aktivitas fisik lansia diwilayah
desa ulak teberau tahun 2022 (p= 0.000)

48
5.2. Saran

Adapun saran dapat diberikan peneliti dengan penelitian ini adalah


sebagai berikut:

5.2.1. Bagi Desa Ulak Teberau

Saran peniliti terhadap lansia yang berada diwilayah desa ulak


teberau untuk selalu beraktifitas fisik seperti berjalan, berolahraga,
bergerak, sehingga tubuh menjadi sehat dan bugar serta kualitas hidup
menjadi lebih baik.

5.2.2. Bagi Stik Bina Husada palembang

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan


kepustakaan dan dapat dijadikan suatu masukan dan bahan pertimbangan
bagi pihak institusi dengan adanya aktivitas fisik guna untuk
meningkatkan kesehatan dimasa yang akan datang.

5.2.3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi metode sebagai dasar


untuk penelitian selanjutnya dengan meneliti variabel-variabel yang belum
pernah diteliti dengan rancangan yang berbeda.

49
DAFTAR PUSTAKA

Automatic citation updates are disabled. To see the bibliography, click Refresh in
the Zotero tab.

50
LAMPIRAN

51
Lampiran 1. 1 Surat Kesediaan Menjadi Responden
SURAT PERNYATAAN
KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN

Saya bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :

Menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi menjadi responden


penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa program studi ilmu
keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan STIK Bina Husada
Palembang

Nama : Rini Apriani


NPM : 18.1421.30.15

Dengan judul penelitian faktor yang berhubungan dengan aktivitas


fisik lansia pada masa pandemi COVID-19 di wilayah desa ulak teberau
tahun 2022.
Saya menyadari bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan
akibat yang merugikan bagi saya dan jawaban yang saya berikan adalah
jawaban yang sebenarnya sesuai dengan apa yang saya ketahui tanpa ada
paksaan dari pihak lain.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk
dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Palembang,Juni 2022

Penulis Responden

52
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
FISIK LANSIA DI MASA PANDEMI COVID-19
DI WILAYAH DESA ULAK TEBERAU TAHUN 2022

No. Responden :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian :

a. Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan dan alternative jawaban yang


tersedia sebelum menjawab pertanyaan dibawah ini.
b. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat dan sesuai dengan
pendapat dengan memberikan tanda check (√) pada kolom yang tersedia.
c. Sebelum mengumpulkan kuisioner ini, periksa dan baca sekali lagi serta
yakinkan bahwa pertanyaan telah terjawab semuanya.

A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis kelamin
2. Umur responden
3. Pekerjaan

53
Lampiran 1. 2 Kuisioner
LEMBAR KUISIONER
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS
FISIK LANSIA PADA MASA PANDEMI COVID-19
DI WILAYAH DESA ULAK TEBERAU TAHUN 2022

Nama (Inisial) :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
1. Aktivitas fisik
Beri tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan keadaan anda !

Frekueni dalam seminggu


No Jenis Aktivitas Fisik
Tidak Jarang Kadang- Sering
pernah kadang
1 Senam
2 Bersepeda
3 Lari Ringan
4 Lari sedang
5 Berjalan kaki
6 Menaiki
tangga/menanjak
7 Menyapu
8 Mencuci/mencuci
piring
9 Mengepel
1 Berkebun
0
Keterangan :
1. Tidak pernah : Dalam satu minggu tidak melakukan apa-apa
2. Sering : Jika dilakukan 4-7 hari dalam seminggu
3. Kadang-kadang : jika dilakukan 2-3 hari dalam seminggu
4. Jarang : jika dilakukan sekali dalam seminggu

54
Lampiran 1. 3 Surat Pengambilan Data Awal

55
56
Lampiran 1. 4 Surat Izin penelitian

57
Lampiran 1. 5 Surat Selesai Penelitian

58
Frequency Table
Aktivitas fisik

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 25 62.5 62.5 62.5

Kurang 15 37.5 37.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Usiaa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 45-55 Lansia awal 3 7.5 7.5 7.5

56-65 Lansia akhir 12 30.0 30.0 37.5

>65 Masa manula 25 62.5 62.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 21 52.5 52.5 52.5

Laki-laki 19 47.5 47.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Pekerjaann

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Bekerja 22 55.0 55.0 55.0

Tidak bekerja 18 45.0 45.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

59
Crosstabs
Usiaa * Aktivitas fisik Crosstabulation

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usiaa * Aktivitas fisik 40 100.0% 0 .0% 40 100.0%

Usiaa * Aktivitas fisik Crosstabulation

Aktivitas fisik

Baik Kurang Total

Usiaa 45-55 Lansia awal Count 3 0 3

Expected Count 1.9 1.1 3.0

56-65 Lansia akhir Count 12 0 12

Expected Count 7.5 4.5 12.0

>65 Masa manula Count 10 15 25

Expected Count 15.6 9.4 25.0

Total Count 25 15 40

Expected Count 25.0 15.0 40.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 14.400a 2 .001

Likelihood Ratio 19.274 2 .000

Linear-by-Linear Association 11.921 1 .001

N of Valid Cases 40

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 1.13.

60
Jenis Kelamin * Aktivitas fisik Crosstabulation

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Jenis Kelamin * Aktivitas fisik 40 100.0% 0 .0% 40 100.0%

Jenis Kelamin * Aktivitas fisik Crosstabulation

Aktivitas fisik

Baik Kurang Total

Jenis Kelamin Perempuan Count 10 11 21

Expected Count 13.1 7.9 21.0

Laki-laki Count 15 4 19

Expected Count 11.9 7.1 19.0

Total Count 25 15 40

Expected Count 25.0 15.0 40.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value Df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 4.177a 1 .041

Continuity Correction b
2.947 1 .086

Likelihood Ratio 4.304 1 .038

Fisher's Exact Test .055 .042

N of Valid Cases 40

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.13.

b. Computed only for a 2x2 table

61
Pekerjaann * Aktivitas fisik Crosstabulation

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pekerjaann * Aktivitas fisik 40 100.0% 0 .0% 40 100.0%

Pekerjaann * Aktivitas fisik Crosstabulation

Aktivitas fisik

Baik Kurang Total

Pekerjaann Bekerja Count 21 1 22

Expected Count 13.8 8.3 22.0

Tidak bekerja Count 4 14 18

Expected Count 11.3 6.8 18.0

Total Count 25 15 40

Expected Count 25.0 15.0 40.0

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)

Pearson Chi-Square 22.653a 1 .000

Continuity Correctionb 19.636 1 .000

Likelihood Ratio 25.720 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

Linear-by-Linear Association 22.087 1 .000

N of Valid Cases 40

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.75.

b. Computed only for a 2x2 table

62
Lampiran 1. 6 Dokumentasi

63
64
65
66

You might also like