Professional Documents
Culture Documents
2559 6069 1 PB
2559 6069 1 PB
56- 64 56
p-ISSN: 2460-1497
e-ISSN: 2477-3840
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui kemampuan guru dalam melaksanakan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, 2) Mengetahui aktivitas siswa dalam
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share, 3) Mengetahui hasil
belajar IPS sebelum dan sesudah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share, 4) Mengetahui hasil belajar IPS sebelum dan sesudah pelaksanaan
pembelajaran dengan metode ceramah, 5) Mengetahui pengaruh pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar IPS. Jenis penelitian
yang digunakan adalah true experiment dengan desain penelitian Pre-Test Post-Test
Control Group Design. Populasi penelitian ini siswa kelas IV SDN Sungguminasa II
Kabupaten Gowa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 siswa yang
terdiri dari 20 siswa IVA dan 20 siswa kelas IVB, dilakukan dengan teknik simple random
sampling. Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan statistik inferensial. Hasil
penelitian menunjukkan: 1) kemampuan guru dalam pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share mengalami peningkatan, 2) aktivitas siswa dalam
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share mengalami
peningkatan, 3) hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share mengalami peningkatan, 4) hasil belajar siswa yang diajar dengan
metode ceramah tidak mengalami peningkatan, 5) terdapat pengaruh positif dan signifikan
pelaksanaan pembelajaran dengan tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas IV SDN Sungguminasa II Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Tipe Think Pair Share, Hasil Belajar
56
keberagaman anggota kelompok sebagai wadah mendiskusikan mengenai apa yang telah
siswa bekerjasama dan memecahkan suatu dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat
masalah melalui interaksi sosial dengan teman menghasilkan jawaban bersama jika suatu
sebayanya. pertanyaan telah diajukan atau penyampaian ide
Pengertian Think Pair Share yang bersama jika suatu isu khusus telah
dikemukakan oleh Lie (2005: 57) bahwa, Think diidentitifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak
Pair Share adalah pembelajaran yang memberi lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan, dan
siswa kesempatan untuk bekerja sendiri dan 3) Berbagi (Sharing). Pada langkah akhir ini
bekerjasama dengan orang lain. Arends (Trianto, guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk
2007: 121) menyatakan bahwa Think Pair Share berbagi atau bekerja sama dengan kelas secara
merupakan suatu cara yang efektif untuk keseluruhan mengenai apa yang telah mereka
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. bicarakan. Langkah ini akan menjadi efektif jika
Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke
diskusi membutuhkan pengaturan untuk pasangan yang lain, sehingga seperempat atau
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan separuh dari pasangan-pasangan tersebut
prosedur yang digunakan dalam Think Pair memperoleh kesempatan untuk melapor.
Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu Belajar merupakan kata yang tidak asing.
berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Bahkan sudah merupakan bagian yang tidak
Guru memperkirakan hanya melengkapi terpisahkan dari setiap aktivitas manusia dalam
penyajian singkat atau siswa membaca tugas atau mengembangkan kehidupannya. Sahabuddin
situasi yang menjadi tanda tanya. Suyatno (2009: (Haling, 2007: 2) menyatakan bahwa belajar
54) mengatakan bahwa Think Pair Share adalah “sebagai suatu proses kegiatan yang
model pembelajaran kooperatif yang memiliki menimbulkan kelakuan baru atau merubah
prosedur ditetapkan secara eksplinsit kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu
memberikan waktu lebih banyak kepada siswa memecahkan masalah dan menyesuaikan diri
untuk memikirkan secara mendalam tentang apa terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam
yang dijelaskan atau dialami (berfikir, hidupnya”. Lebih lanjut, Hamalik (2008: 2)
menjawab, dan saling membantu satu sama mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu
lain)”. perkembangan dari seseorang yang dinyatakan
Secara umum, model Think Pair Share dalam cara bertingkah laku yang baru berkat
berisi tiga tahapan sebagaimana yang pengalaman dan latihan”. Sementara Slameto
dikemukakan oleh Lie (2005) yaitu: 1) Berpikir (2003: 22) berpendapat bahwa “belajar adalah
(Thinking). Pada tahap ini siswa diminta untuk suatu proses usaha yang dilakukan individu
berpikir secara mandiri mengenai pertanyaan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
atau masalah yang diajukan. Siswa sebaiknya yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
menuliskan jawaban mereka, sehingga melalui pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
catatan tersebut guru dapat mengetahui jawaban lingkungan”.
yang harus diperbaiki atau diluruskan diakhir Hasil belajar merupakan indikator
pembelajaran. Dalam menentukan batasan waktu keberhasilan yang dicapai siswa dalam usaha
untuk tahapan ini, guru harus belajarnya. Hasil adalah istilah yang digunakan
mempertimbangkan pengetahuan dasar siswa menyatakan tingkat keberhasilan yang dicapai
untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, seseorang setelah melalui proses belajar. Sudjana
serta jadwal pembelajaran untuk setiap kali (2004: 22) menyebutkan hasil belajar sebagai
pertemuan. Kelebihan dari tahap ini adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
“think time” atau waktu berpikir yang setelah menerima pengalaman belajarnya”.
memberikan kesempatan kepada siswa untuk Selanjutnya Abdurrahman (1994: 37-38)
berpikir mengenai jawaban mereka sendiri mengatakan bahwa Hasil belajar adalah
sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa kemampuan yang diperoleh siswa setelah
lain. Selain itu, guru dapat mengurangi masalah kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
dari adanya siswa yang mengobrol, karena setiap suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
siswa memiliki tugas untuk dikerjakan sendiri, 2) memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
Berpasangan (Pairing). Selanjutnya guru yang relatif menetap.
meminta kepada siswa untuk berpasangan dan
Hasil belajar seseorang dapat dilihat pada saling membantu. Dengan demikian, pelaksanaan
perubahan sikap dan tingkah laku. Winkel (2009: pembelajaran dengan tipe Think Pair Share dapat
40) menggolongkan kemampuan-kemampuan mempengaruhi hasil belajar IPS siswa Kelas IV
yang menyebabkan perubahan sikap dan tingkah SDN Sungguminasa II Kecamatan Somba Opu
laku tersebut yaitu Kemampuan kognitif yang Kabupaten Gowa.
meliputi pengetahuan dan pemahaman, Penelitian ini bertujuan: 1) Untuk
kemampuan sensori-motorik yang meliputi mengetahui kemampuan guru dalam
keterampilan melakukan rangkaian gerak badan melaksanakan model pembelajaran kooperatif
dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik- tipe Think Pair Share, 2) Untuk mengetahui
afektif yang meliputi sikap dan nilai yang aktivitas siswa dalam pelaksanaan model
meresapi perilaku dan tindakan. pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share,
Kosasi Djahiri (Ishak, 2000: 28) 3) Untuk mengetahui hasil belajar IPS sebelum
menyatakan bahwa IPS adalah merupakan ilmu dan sesudah pelaksanaan model pembelajaran
pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep kooperatif tipe Think Pair Share, 4) Untuk
pilihan dari cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya mengetahui hasil belajar IPS sebelum dan
serta kemudian diolah berdasarkan prinsip- sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan
prinsip pendidikan dan didaktif untuk dijadikan metode ceramah, 5) Untuk mengetahui pengaruh
program pengajaran pada tingkat persekolahan. pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe
Sapriya, dkk (2006) mengemukakan Think Pair Share terhadap hasil belajar IPS.
bahwa secara mendasar pengajaran IPS Hipotesis penelitian ini adalah terdapat
berkenaan dengan kehidupan manusia yang perbedaan yang signifikan antara hasil belajar
melibatkan segala tingkah laku dan IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe
kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara Think Pair Share dan metode ceramah, dimana
manusia menggunakan usaha memenuhi hasil belajar IPS dengan model pembelajaran
kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kooperatif tipe Think Pair Share lebih baik
budayanya, kebutuhan kejiwaannya, daripada hasil belajar metode ceramah.
pemanfaatan sumber yang ada dipermukaan
bumi, mengatur kesejahteraan dan METODE PENELITIAN
pemerintahannya, dan lain sebagainya yang
mengatur serta mempertahankan kehidupan Penelitian ini dirancang untuk mengetahui
masyarakat manusia. Leonard (tanpa tahun) pengaruh pelaksanaan model pembelajaran
dalam Ishak (2000) mengemukakan bahwa IPS kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil
menggambarkan interaksi individu atau belajar IPS siswa kelas IV SDN Sungguminasa II
kelompok dalam masyarakat baik dalam Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang
lingkungan mulai dari yang terkecil misalkan digunakan adalah true experiment (eksperimen
keluarga, tetangga, rukun tetangga atau rukun sebenarnya). Desain yang digunakan adalah Pre-
warga, desa / kelurahan, kecamatan, kabupaten, Test Post-Test Control Group Design.
propinsi, negara dan dunia. Variabel dalam penelitian ini adalah model
Mata pelajaran IPS dirancang untuk pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan sebagai variabel bebas (independen) dan hasil
kemampuan analisis terhadap kondisi sosial belajar IPS sebagai variabel terikat (dependen).
masyarakat dalam memasuki kehidupan Untuk menghindari perbedaan penafsiran
bermasyarakat yang dinamis. Dengan demikian, menyangkut variabel dalam penelitian ini, maka
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar IPS variabel tersebut didefenisikan secara
merupakan perubahan kemampuan kognitif, operasional yaitu 1) Pelaksanaan model
sikap, dan keterampilan yang diperoleh siswa pembelajaran tipe Think Pair Share, yakni proses
setelah pembelajaran IPS. Adapun kriteria belajar mengajar di kelas yang terdiri dari tiga
penilaian hasil belajar IPS yang digunakan bagian utama yaitu berpikir, berpasangan, dan
mengacu pada kurikulum yang diterapkan di berbagi, dan 2) Hasil belajar IPS, yakni
sekolah tempat penelitian dilakukan. pencapaian siswa dalam belajar IPS yang diukur
Secara teoretis dapat dikemukakan bahwa melalui pretest dan posttest.
tipe Think Pair Share dapat mendorong siswa Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
untuk aktif dalam belajar, bertukar pendapat, dan kelas IV SDN Sungguminasa II Kabupaten
Gowa semester genap tahun ajaran 2015/2016 Analisis data dilakukan secara deskriptif
yang terdiri atas dua kelas dengan jumlah siswa dan inferensial. Analisis deskriptif dilakukan
sebanyak 95 orang, 48 siswa di kelas IVA dan 47 untuk memperoleh gambaran pelaksanaan
siswa di kelas IVB. pembelajaran IPS dengan menggunakan model
Sampel yang digunakan dalam penelitian pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
ini adalah 40 siswa yang terdiri dari 20 siswa IVA Analisis inferensial dilakukan untuk mengetahui
dan 20 siswa kelas IVB. Pengambilan sampel pengaruh pelaksanaan model pembelajaran
dilakukan dengan menggunakan teknik simple kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil
random sampling. Penentuan kelompok belajar IPS. Sebelum dianalisis secara inferensial
eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan terlebih dulu dilakukan uji normalitas dan uji
dengan mengundi dan hasilnya kelas IVB sebagai homogenitas. Hasil yang diperoleh menunjukkan
kelompok eksperimen dan kelas IVA sebagai bahwa data berdistribusi normal dan berasal dari
kelompok kontrol. varian yang sama. Setelah itu dilakukan analisis
Pengumpulan data dalam penelitian ini inferensial dengan menggunakan uji t.
dilakukan dengan menggunakan observasi dan
tes. Sebelum tes digunakan, terlebih dulu
dilakukan analisis terhadap instrumen soal HASIL DAN PEMBAHASAN
melalui uji validitas dan uji realibilitas. Validitas
konstruk divalidasi oleh ahli dan selanjutnya Hasil
diujicoba lapangan. Uji coba dilakukan di SDN
Bonto Kamase dengan mengambil siswa kelas 1. Gambaran kemampuan guru dalam
IV sebanyak 20 siswa. Validitas butir soal diukur pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
dengan menggunakan korelasi Point Biserial. tipe Think Pair Share
Hasil uji validasi yaitu terdapat 4 butir soal yang Pedoman observasi memuat 20 item.
tidak valid sehingga jumlah soal yang akan Setiap item yang terlaksana dicentang kemudian
digunakan adalah 26 soal. Uji reliabilitas dijumlahkan. Hasil observasi dapat dilihat pada
dilakukan dengan test-retest dan diperoleh hasil Tabel 4.1 berikut:
bahwa instrumen yang digunakan reliabel.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Aktivitas Guru dalam Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share
Pertemuan ke-
Skala Kategori
1 2 3 4 5
17 – 20 18 Sangat Tinggi
13 – 16 13 16 Tinggi
9 – 12 11 Cukup
5–8 8 Rendah
0–4 Sangat Rendah
2. Gambaran aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran model kooperatif tipe Think Pair
Share
Pedoman observasi memuat 20 item. Setiap item yang terlaksana dicentang kemudian
dijumlahkan. Hasil observasi dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut:
Tabel 4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Think
Pair Share
Pertemuan ke-
Skala Kategori
1 2 3 4 5
17 – 20 Sangat Tinggi
13 – 16 13 15 Tinggi
9 – 12 10 12 Cukup
5–8 7 Rendah
0–4 Sangat Rendah
Hasil yang diperoleh menunjukkan aktivitas siswa meningkat dari kategori rendah pada
pertemuan pertama menjadi kategori cukup pada pertemuan kedua dan ketiga. Pada pertemuan
keempat dan kelima aktivitas siswa berada pada kategori tinggi.
3. Gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share
Tes yang digunakan berisi 26 soal. Hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dapat dilihat
pada Tabel 4.3 berikut:
4. Gambaran hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode ceramah
Tes yang digunakan berisi 26 soal. Hasil pretest dan posttest kelompok kontrol dapat dilihat
pada Tabel 4.4 berikut:
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada hasil
belajar siswa kelompok kontrol sebelum dan sesudah pembelajaran IPS dengan metode
ceramah.
5. Pengaruh model pembelajaran tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar IPS siswa kelas IV
SDN Sungguminasa II
Pengujian hipotesis dilakukan dengan mencari rata-rata dari nilai selisih atau gainscore hasil
pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perbandingan gainscore
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diaplikasikan dengan menggunakan uji t dua sampel
tidak berpasangan (independent sample t-test) untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran tipe
Think Pair Share terhadap hasil belajar IPS. Hasil uji gainscore dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:
Group Statistics
Std. Std. Error
Grup N Mean
Deviation Mean
Gain Kontrol 20 1.8500 2.34577 .52453
Eksperimen 20 9.4500 1.95946 .43815
Nilai thitung yang diperoleh adalah 14,113 yang signifikan penggunaan model pembelajaran
dengan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 yang kooperatif tipe Think Pair Share terhadap hasil
berarti pengaruh yang diperoleh adalah belajar IPS siswa kelas IV SDN Sungguminasa II
signifikan. Nilai didistribusikan dengan α = 0,05 Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa.
dan derajat kebebasan (dk = 20 – 2 = 18). Nilai α
dibagi 2 menjadi 0,025 sehingga diperoleh ttabel Pembahasan
pada uji dua pihak yaitu 2,552. Dengan demikian
diperoleh hasil thitung > ttabel yakni 14,113 > 2,552 Model pembelajaran tipe Think Pair Share
yang berarti hipotesis diterima. Dapat memberi kesempatan pada siswa untuk
dikemukakan bahwa terdapat perbedaan yang membangun pengetahuannya. Melalui tahap
signifikan antara hasil belajar IPS dengan model berpikir, siswa menggunakan pengetahuan awal
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang mereka miliki dan mengembangkannya
dan metode ceramah, dimana hasil belajar IPS dengan membentuk pendapat sendiri. Pada tahap
dengan model pembelajaran kooperatif tipe berpasangan, siswa belajar bekerjasama. Hal ini
Think Pair Share lebih baik daripada hasil lebih memudahkan siswa karena mereka lebih
belajar metode ceramah. Dengan demikian dapat leluasa dalam mengemukakan pendapat pada
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif temannya sendiri sehingga mereka saling
membelajarkan. Pada tahap berbagi, siswa Proses pembelajaran yang berbeda akan
belajar menyatukan pendapatnya dengan memberi hasil yang berbeda. Siswa pada
pendapat temannya. Hal ini membantu mereka kelompok eksperimen yang diajar dengan model
bertukar informasi dan mencari jawaban yang pembelajaran tipe Think Pair Share lebih
tepat terhadap tugas yang diberikan. Raditya, dkk menguasai materi dibandingkan dengan siswa
(2015) dari hasil penelitiannya mengemukakan kelompok kontrol yang diajar dengan metode
bahwa siswa yang diajar dengan menggunakan ceramah. Dalam model ini, siswa memiliki
model pembelajaran tipe Think Pair Share banyak waktu yang memungkinkan siswa untuk
memiliki hasil belajar yang lebih tinggi berbagi dan saling membantu satu sama lain
dibandingkan siswa yang diajar dengan sebagaimana yang dikemukakan oleh Lie (2005)
pembelajaran konvensional. Melalui tahap bahwa model pembelajaran tipe Think Pair
berpikir, berpasangan, dan berbagi siswa lebih Share memberikan waktu kepada siswa untuk
menguasai materi yang diajarkan sehingga hasil merefleksikan isi materi pelajaran serta melatih
belajar siswa meningkat. mengeluarkan pendapat sebelum berbagi dengan
Keaktifan siswa mengikuti pelajaran pada kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan.
kelompok kontrol mendorong siswa menguasai Hal ini membantu siswa menguasai materi
materi lebih cepat. Hal ini berdampak pada dengan lebih baik yang berdampak pada hasil
peningkatan hasil belajar siswa pada posttest. belajar. Rata-rata hasil belajar yang dicapai oleh
Sebaliknya pada kelompok kontrol, hasil belajar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
siswa tidak menunjukkan peningkatan yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
signifikan. Siswa kurang menguasai materi kelompok eksperimen lebih tinggi daripada
dengan baik. Dalam proses pembelajaran, siswa siswa pada kelompok kontrol. Dengan kata lain
cenderung pasif disebabkan pembelajaran model pembelajaran tipe Think Pair Share
didominasi oleh guru. Guru memberikan memberi pengaruh pada hasil belajar siswa.
penjelasan materi dan sesekali melakukan tanya
jawab. Setelah itu siswa lalu diberi tugas yang SIMPULAN DAN SARAN
ada pada buku pegangan. Astutik (2012)
mengemukakan bahwa siswa yang tidak aktif Berdasarkan hasil penelitian yang
atau pasif dalam proses pembelajaran kurang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat ditarik,
menguasai materi yang diajarkan sehingga hasil yaitu:
belajar yang diperoleh tidak mengalami 1. Aktivitas guru meningkat dari kategori
peningkatan yang signifikan dibandingkan rendah pada pertemuan pertama menjadi
dengan siswa pada pembelajaran yang kategori cukup pada pertemuan kedua.
menggunakan strategi learning centre atau Pertemuan ketiga dan keempat aktivitas guru
pembelajaran berpusat pada siswa. berada pada kategori tinggi dan pada
Pembelajaran dengan metode ceramah pertemuan kelima aktivitas guru berada pada
pada kelompok kontrol membuat siswa kurang kategori sangat tinggi.
tertarik mengikuti pelajaran. Siswa terus menerus 2. Aktivitas siswa meningkat dari kategori
mendengar penjelasan guru yang menimbulkan rendah pada pertemuan pertama menjadi
rasa jenuh pada siswa. Siswa tidak lagi antusias kategori cukup pada pertemuan kedua dan
mengikuti proses pembelajaran, hanya mengikuti ketiga. Pada pertemuan keempat dan kelima
apa yang dikatakan guru. Kesempatan untuk aktivitas siswa berada pada kategori tinggi.
membangun sendiri pengetahuan mereka tidak 3. Hasil belajar siswa pada kelompok
diberikan. Siswa tidak berbagi pendapat sehingga eksperimen setelah diajar dengan model
ide atau pikiran mereka hanya tersimpan dalam pembelajaran tipe Think Pair Share
benak mereka. Tidak ada pertukaran informasi mengalami peningkatan yang signifikan.
sesama siswa sehingga kemampuan berpikir Pada pretest hasil belajar siswa berada pada
mereka tidak berkembang yang membuat siswa kategori rendah, cukup, dan tinggi meningkat
tidak menguasai materi dengan baik. Pada pada posttest dengan kategori tinggi dan
akhirnya, hasil belajar siswa juga tidak sangat tinggi.
mengalami peningkatan sebagaimana yang 4. Hasil belajar siswa pada kelompok kontrol
terjadi pada kelompok eksperimen. setelah diajar dengan metode ceramah tidak
menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Pada pretest hasil belajar siswa berada pada IPA Siswa Kelas VI SD Gugus Letda
kategori rendah, cukup, dan tinggi meningkat Made Putra Kecamatan Denpasar Utara
pada posttest dengan kategori cukup dan Tahun Ajaran 2014/2015. e-Journal
tinggi. PGSD Universitas Pendidikan Ganesha,
5. Terdapat pengaruh positif dan signifikan 3 (1).
pelaksanaan pembelajaran dengan tipe Think Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran:
Pair Share terhadap hasil belajar IPS siswa Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
kelas IV SDN Sungguminasa II Kecamatan Jakarta: Prenada Media Group.
Somba Opu Kabupaten Gowa. Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS.
Berdasarkan dari hasil penelitian, maka Bandung: UPI PRESS.
beberapa saran penulis ditujukan kepada: Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang
1. Bagi Kepala Sekolah, hendaknya Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
mengupayakan agar guru-guru menerapkan Cipta.
berbagai model pembelajaran dalam Sudjana, Nana. 2004. Penilaian Hasil Proses
mengajar di kelas. Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
2. Bagi guru, hendaknya mengembangkan Rosdakarya.
kemampuannya dalam menguasai model Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Inovatif. Surabya: Masmedia Buana
Share yang dapat diterapkan sesuai dengan Pustaka.
permasalahan yang muncul dalam Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
pembelajaran sehari-hari. Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
3. Bagi peneliti lainnya, hendaknya dapat Jakarta: Cerdas Pustaka Publisher.
mengkaji lebih lanjut tentang pengaruh Winkel, W.S. 2009. Psikologi Pengajaran.
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif Jakarta: Grasindo.
tipe Think Pair Share terhadap hasil belajar
siswa.
DAFTAR RUJUKAN