You are on page 1of 7

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN DENGAN MEDIA REALIA

DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA


BAGI SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Yuni Rahmawati 1 , Triyono 2 , Imam Suyanto 3
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Kepodang 67A Panjer Kebumen
Email: Yun1_Rahma@yahoo.co.id
1. Mahasiswa PGSD FKIP UNS
2. Dosen PGSD FKIP UNS

Abstract: Application of Experiment Method with Realia Media in Increase of


Science Learning for Elementary School Fourth Grade Student. The purposes of the
research are: (1) describe the steps of experiment method with realia media to increase
science learning process for elementary school fourth grade student, (2) to know the increase
of science learning output with application of experiment method with realia media for
elementary school fourth grade student, (3) identify obstacles and solutions in the application
of experiment method with realia media in science learning for elementary school fourth
grade student. This study is a Collaborative Classroom Action Research that was held in three
cycle. Each cycle consist of planning, implementation, observation, and reflection. The results
show that the application steps of experiment method with realia media can increase science
learning of elementary school fourth grade students. In learning process the first cycle,
student percentage reached 61,11%, in the second cycle 73,33%, and the third cycle increase
to 85,53%. In the pre-action completeness percentage still 0% of all students, having
performed the action in the first cycle of students completeness percentage increase to
47,73%, in the second cycle increase to 73,46% and the third cycle increase to 83,33%.

Keywords: experiment method, realia media, science learning

Abstrak: Penerapan Metode Ekperimen dengan Media Realia dalam Peningkatan


Pembelajaran IPA bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Tujuan penelitian ini adalah: ((1)
mendeskripsikan langkah-langkah penerapan metode eksperimen dengan media realia yang
dapat meningkatkan proses pembelajaran IPA bagi siswa kelas IV SD, (2) mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA melalui penerapan metode eksperimen dengan media realia
pada siswa kelas IV SD, (3) mengidentifikasi kendala dan solusi pada penerapan metode
eksperimen dengan media realia pada pembelajaran IPA bagi siswa kelas IV SD. Penelitian
ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif yang dilaksanakan dalam tiga siklus.
Tiap siklus mencakup tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Hasilnya
menunjukkan bahwa penerapan langkah-langkah pembelajaran metode eksperimen dengan
media realia dapat meningkatkan pembelajaran belajar IPA bagi siswa kelas IV. Pada proses
pembelajaran siklus I, persentase siswa mencapai 61,11%, pada siklus II 73,46%, dan pada
siklus III meningkat menjadi 83,33%. Pada pra tindakan persentase ketuntasan siswa masih
0%, setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I persentase ketuntasan siswa menjadi 47,73%,
pada siklus II meningkat menjadi 73,46% dan siklus III meningkat menjadi 83,33%.

Kata Kunci: metode eksperimen, media realia, pembelajaran IPA

PENDAHULUAN pembelajaran IPA. Samatowa (mengutip


Pembelajaran menuntut adanya inter- pendapat Powler, 1930) menyatakan, IPA
aksi siswa dengan lingkungannya. Dengan merupakan ilmu yang berhubungan dengan
demikian, pembelajaran harus dapat mem- gejala-gejala alam dan kebendaan yang
buat siswa lebih aktif, khususnya pada sistematis, tersusun secara teratur, berlaku
umum yang berupa kumpulan dari hasil Media realia merupakan benda nyata
observasi dan eksperimen (2006:2). yang digunakan sebagai bahan ajar dan
Dengan demikian, pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman langsung
menuntut siswa untuk menemukan bagi siswa. Media realia berfungsi sebagai
pengetahuan dari proses mengamati atau pendukung terlaksananya pembelajaran
observasi. Berdasarkan pendapat tersebut, menggunakan metode eksperimen sehing-
pembelajaran IPA hendaknya disajikan ga pengalaman yang diperoleh siswa bersi-
dengan metode dan media pembelajaran fat langsung dan nyata. Diharapkan pene-
yang dapat mengaktifkan siswa secara rapan metode eksperimen dengan media
langsung dalam menemukan pengetahuan. realia dapat meningkatkan pembelajaran
Peneliti melakukan observasi IPA bagi siswa kelas IV SDN Pondok-
pembelajaran IPA di kelas IV SDN gebangsari.
Pondokgebangsari tahun ajaran 2012/2013. Berdasarkan uraian di atas, dapat
Menurut hasil observasi pada pembelajaran dirumuskan masalah sebagai berikut: (1)
IPA di SDN Pondokgebangsari dan dialog Bagaimana langkah-langkah penerapan
dengan guru kelas, pembelajaran IPA yang metode eksperimen dengan media realia
dilaksanakan di SD tersebut masih yang dapat meningkatkan proses
didominasi oleh metode ceramah, tanya pembelajaran IPA bagi siswa kelas IV
jawab, serta jarang meng-gunakan media SDN Pondokgebang-sari? (2) Apakah pe-
pembelajaran. Hal tersebut membuat siswa nerapan metode eksperimen dengan media
kurang aktif dan antusias dalam mengikuti realia dapat meningkatkan hasil pembe-
pembelajaran. Keaktifan siswa cenderung lajaran IPA bagi siswa kelas IV SDN
negatif atau tidak terfokus pada Pondokgebangsari? (3) Apakah kendala
pembelajaran tetapi aktif berbicara atau dan solusi pada penerapan metode eksperi-
bermain sendiri ketika guru menyampaikan men dengan media realia pada pembe-
pembelajaran. Hal tersebut membuat lajaran IPA bagi siswa kelas IV SDN
proses pembelajaran tidak dapat berjalan Pondokgebangsari?
dengan lancar. Kondisi tersebut membuat Tujuan penelitian ini adalah (1) men-
hasil belajar siswa pun rendah. Hal tersebut deskripsikan langkah-langkah penerapan
terbukti dari hasil tes pra tindakan, tidak metode eksperimen dengan media realia
ada satu pun siswa yang mencapai batas dalam peningkatan proses belajar IPA bagi
KKM dan rata-rata siswa hanya 45,08. siswa kelas IV SDN Pondokgebangsari, (2)
Solusi yang dianggap tepat untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
mengatasi permasalahan yang terjadi di melalui menerapkan metode eksperimen
SDN Pondokgebangsari adalah melalui dengan media realia pada siswa kelas IV
metode eksperimen dengan media realia SDN Pondokgebangsari, (3) mengidentifi-
dalam pembelajaran IPA. Hal itu didasar- kasi kendala dan solusi yang ditemui da-
kan pada pemikiran bahwa hakikat lam penerapan metode eksperimen dengan
pembelajaran IPA sebagaimana dikemuka- media realia pada pembelajaran IPA bagi
kan oleh Asy’ari (2006: 7) yaitu mencip- siswa kelas IV SDN Pondokgebangsari.
takan kondisi agar siswa selalu aktif untuk
ingin tahu sehingga pembelajaran merupa- METODE PENELITIAN
kan kegiatan investigasi terhadap permasa- Penelitian dilaksanakan di kelas IV,
lahan alam sekitar. Metode eksperimen tepatnya SDN Pondokgebangsari Keca-
dianggap mampu meningkatkan keaktifan matan Kuwarasan Kabupaten Kebumen.
siswa secara langsung sebagaimana Jumlah subjek penelitian 12 siswa yang
pernyataan Roestiyah (2012: 82) bahwa terdiri atas 7 siswa laki-laki dan 5 siswa
metode eksperimen memiliki keunggulan perempuan. Waktu penelitian dilaksanakan
yaitu siswa lebih aktif berpikir dan berbuat. mulai bulan November 2012 sampai bulan
Sehingga, metode eksperimen merupakan April 2013 pada semester dua tahun ajaran
metode yang sesuai dengan hakikat 2012/2013.
pembelajaran IPA.
Adapun alat pengumpulan data da- dengan mempertimbangkan data yang
lam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu bersumber dari siswa, guru, observer, dan
instrumen tes dan non tes. Instrumen tes peneliti.
berupa lembar soal evaluasi hasil belajar Prosedur penelitian ini menggunakan
siswa, sedangkan instrumen non tes terdiri metode penelitian tindakan kelas (class
dari lembar observasi dan anecdotal record action research). Langkah atau prosedur
yang digunakan sebagai alat pengumpul penelitian tindakan kelas tersebut yaitu pe-
data terhadap proses pembelajaran IPA rencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
kelas IV menggunakan metode eksperimen pengamatan, dan refleksi. Pada tahap pe-
dengan media realia sesuai dengan RPP rencanaan, peneliti melakukan koordinasi
yang telah disusun. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk menentukan tin-
dengan guru kelas dalam merencanakan dakan yang akan diambil sesuai kondisi
tindakan sesuai dengan kondisi siswa kelas siswa kelas IV, menyusun RPP dan
IV, kemudian pelaksana tindakan dalam sosialisasi RPP kepada guru kelas, mem-
penelitian ini adalah guru kelas. Observer persiapkan media realia dan instrumen
dalam penelitian ini terdiri dari dua orang penelitian. Pada pelaksanaannya, tahapan
teman sejawat dan peneliti sendiri. Data ini selalu berhubungan dan berkelanjutan
yang diperoleh dalam penelitian ini dibagi dalam prosesnya, serta mengalami per-
menjadi dua yaitu data pra tindakan dan baikan-perbaikan sesuai dengan hasil ob-
data hasil tindakan atau hasil penelitian. servasi dan refleksi hingga memenuhi hasil
Data hasil penelitian berupa hasil observasi atau tujuan yang diharapkan.
terhadap penerapan metode eksperimen
dengan media realia oleh guru, penerapan HASIL DAN PEMBAHASAN
metode eksperimen dengan media realia Penerapan metode eksperimen de-
terhadap siswa, dan hasil tes evaluasi. ngan media realia yang dilaksanakan da-
Analisis data dilakukan melalui lam tiga siklus atau sebanyak enam kali
analisis statistik deskriptif komparatif pertemuan, membuat proses pembelajaran
untuk membandingkan data kuantitatif IPA yang dilakukan siswa kelas IV SDN
berupa data nilai hasil belajar siswa tiap Pondokgebangsari mengalami peningka-
siklus dan analisis interaktif yang mengacu tan. Hal tersebut dikarenakan metode
pada pendapat Kunandar (mengutip eksperimen membuat siswa lebih aktif
pendapat Miles dan Hiberman, 1984) dalam pembelajaran sebagaimana dikemu-
meliputi tiga alur kegiatan yaitu reduksi kakan oleh Duru (2010: 585):
data, beberan (display) data, dan penarikan “….Experimental teaching method helps to
kesimpulan (2008: 101). Analisis tersebut improve students hand skills, makes them
dilakukan selama dan setelah pengumpulan more productive and increases their active
data selesai. Untuk menguji dan menjaga involvement in learning…”. Metode ekspe-
keabsahan data, digunakan teknik rimen sesuai dengan hakikat pembelajaran
triangulasi berupa triangulasi teknik dan IPA sebagaimana dikemukakan oleh
triangulasi sumber. Trangulasi teknik Asy’ari (2006: 7) yaitu menciptakan kondi-
menurut Sugiyono (2011) mengandung si agar siswa selalu aktif untuk ingin tahu
maksud “peneliti menggunakan teknik sehingga pembelajaran merupakan kegi-
pengumpulan data yang berbeda-beda atan investigasi terhadap permasalahan
untuk mendapatkan data dari sumber yang alam sekitar. Selain itu, sesuai dengan
sama” (hlm. 241). Peneliti menggunakan perkembangan kognitif yang dikemukakan
teknik observasi, anecdotal record, oleh Warsita (2008:69, mengutip simpulan
didukung oleh dokumentasi, serta tes untuk Piaget), siswa kelas IV berada pada tahap
sumber data yang serempak. Sedangkan operasional konkret atau masih memer-
triangulasi sumber menurut Sugiyono lukan sesuatu yang konkret. Oleh karena
(2011: 241) berarti “mendapatkan data dari itu, pembelajaran dilaksanakan dengan
sumber yang berbeda-beda dengan teknik menerapkan metode dan media pembela-
yang sama.” Triangulasi sumber dilakukan
jaran sesuai dengan karakteristik siswa usia Tabel 1. Hasil Pengamatan terhadap Guru
tersebut. dan Siswa Siklus I, II, III
Hasil observasi memperoleh data A Perb Siklus I Siklus II Siklus III
berupa proses pembelajaran yaitu persen- 2,8 3,3 3,78
tase ketepatan guru dan siswa dalam proses G X
(%) 69,97% 82,49% 92,22 %
pembelajaran menerapkan metode ekspe- 2,44 2,93 3,43
rimen dengan media realia serta data hasil S X
(%) 61,11% 73,33 % 85,53%
belajar siswa berupa persentase ketuntasan
belajar siswa. Proses pembelajaran dapat Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui
berjalan dengan baik karena peran yang bahwa proses pembelajaran yang dilak-
baik dari guru maupun siswa. Semakin sanakan oleh guru pada siklus I sampai III
baik peran guru, maka proses pembelajaran mengalami peningkatan dari rata-rata skor
siswa pun ikut baik. 2,8 meningkat menjadi 3,3 pada siklus II
Penerapan metode eksperimen de- dan meningkat lagi menjadi 3,78 pada
ngan media realia pada siklus I, II, dan III siklus III. Persentase ketepatan guru pada
dilaksanakan oleh guru kelas IV terhadap siklus I masih 69,97%, meningkat menjadi
siswa kelas IV SDN Pondokgebangsari. 82,49% pada siklus II, dan meningkat lagi
Penerapan metode eksperimen menurut menjadi 92,22 % pada siklus III. Sedang-
Dewi (mengutip pendapat Winaputra, kan dari segi proses pembelajaran yang
1997) meliputi tahap mempersiapkan dilakukan oleh siswa, pada setiap siklus
eksperimen atau persiapan eksperimen, juga mengalami peningkatan. Hal itu ter-
pelaksanaan eksperimen, dan mengambil bukti pada siklus I rata-rata skor siswa
kesimpulan dari hasil eksperimen atau hanya 2,44, pada siklus II meningkat men-
pembuatan kesimpulan (2012:15). Guru jadi 2,93, dan meningkat lagi menjadi 3,43
melaksanakan langkah-langkah yang ter- pada siklus III. Persentase ketepatan siswa
muat dalam tahap-tahap penerapan metode semula hanya 61,11% pada siklus I,
eksperimen menurut Dewi, namun divari- kemudian meningkat menjadi 73,33% pada
asikan dengan langkah-langkah penerapan siklus II, dan meningkat lagi menjadi
metode eksperimen Winataputra (2005: 85,53%.
4.19) yaitu ditambah dengan pemberian Keterlibatan guru dan siswa sangat
penguatan temuan berupa diskusi dan ta- penting dalam proses pembelajaran. Proses
nya jawab pada evaluasi proses serta di- pembelajaran meningkat karena kerja sama
lengkapi dengan media realia pada mata atau interaksi yang baik antara guru dan
pelajaran IPA kelas IV tentang gaya dan siswa. Guru selalu berusaha dalam
energi. melaksanakan proses pembelajaran meng-
Penerapan metode eksperimen de- gunakan metode eksperimen dengan media
ngan media realia yang dilakukan secara realia sehingga siswa dapat mengikuti
tepat dapat meningkatkan proses pembe- pembelajaran yang disajikan oleh guru
lajaran IPA di kelas IV. Peningkatan dengan semakin baik dan aktif. Jadi, dapat
proses pembelajaran tersebut dapat diukur disimpulkan bahwa peran guru dan peran
melalui skor hasil observasi guru dan siswa siswa sangat penting dalam menentukan
serta perentase ketepatan guru dan siswa keberhasilan proses pembelajaran.
dalam menerapkan metode eksperimen Skor dan persentase ketepatan guru
dengan media realia. Berdasarkan hasil cenderung lebih tinggi dibandingkan
observasi terhadap guru dan siswa pada dengan persentase ketepatan siswa karena
siklus I, II, dan III, dapat diperoleh hasil guru lebih mengetahui aspek-aspek yang
pada tabel 1 sebagai berikut: akan dilakukan dalam pembelajaran
menggunakan metode eksperimen dengan
media realia, sedangkan siswa hanya
mengikuti. Meskipun demikian, siswa
tetap dituntut aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Jika semua langkah pembe-
lajaran dapat dilakukan dengan baik oleh Tabel 2. Persentase Ketuntasan Hasil
guru, peluang siswa untuk mengikuti Belajar IPA
proses pembelajaran dengan baik lebih Perbandingan
Tindakan
besar. Berikut ini adalah diagram Ketuntasan (%) Rata-rata
perbandingan persentase ketepatan guru Pretest 0% 45,08
dan siswa dalam proses pembelajaran Sik. I 47,73% 65,31
menggunakan metode eksperimen dengan Sik. II 73,34% 71,58
media realia: Sik. III 83,33% 77,04

Berdasarkan tabel 2, dapat disim-


pulkan bahwa hasil tes dari pre test sampai
siklus III mengalami peningkatan. Hal itu
terbukti dari nilai rata-rata pada tes awal
hanya 45,08 dan persentase ketuntasan
masih 0%, lalu pada siklus I nilai rata-rata
meningkat menjadi 65,31 dan persentase
ketuntasan 47,73%. Pada siklus II, nilai
rata-rata meningkat menjadi 71,58 dan per-
sentase ketuntasan sebesar 73,34%. Setelah
Gambar 1. Diagram Perbandingan Persen- dilakukan tindakan pada siklus III, siswa
tase Guru dan Siswa dalam mengalami peningkatan hasil belajar cukup
Proses Pembelajaran Siklus I, pesat sehingga nilai rata-rata menjadi
II, III 77,46 dan persentase ketuntasan mencapai
83,33%.
Proses pembelajaran mempengaruhi Hubungan antara proses pembe-
hasil belajar siswa. Padmono (2009: 26, lajaran baik guru maupun siswa dengan
mengutip pendapat Sudjana, 1992:22) me- hasil pembelajaran cukup erat. Jika proses
nyatakan “hasil belajar adalah ke- pembelajaran guru dan siswa lebih baik,
mampuan-kemampuan yang dimiliki siswa maka hasil belajar pun cenderung lebih
atau mahasiswa setelah ia menerima pe- baik. Hal tersebut dapat diketahui dari
ngalaman belajarnya”. Pengalaman belajar tabel perbandingan persentase proses
yang dimaksud adalah proses belajar pembe-lajaran oleh guru, siswa, dan hasil
melalui metode eksperimen dengan media belajar siswa pada tabel 3 sebagai berikut:
realia. Proses pembelajaran yang baik
cenderung memperoleh hasil belajar yang Tabel 3. Perbandingan Persentase Proses
baik pula. Hal tersebut terbukti, pada saat Pembelajaran (Guru dan Siswa)
proses pembelajaran siklus I masih kurang dan Hasil Belajar Siswa
baik atau memerlukan banyak perbaikan, Aspek
hasil belajar (nilai tes) siswa pun No Si. I Si. II Si. III
Pngmtn
cenderung rendah. Ketika proses pembe- Proses
lajaran lebih baik atau mengalami pe- 1. 69,97% 82,49% 92,22 %
Guru
ningkatan, maka hasil belajar siswa pun Proses
lebih baik dan mengalami peningkatan. 2. 61,11% 73,33% 85,53%
Siswa
Hasil belajar siswa sebelum Hasil
dilakukan tindakan penerapan metode 3 47,73% 73,34% 83,33 %
Belajar
eksperimen dengan media realia sampai
pada siklus III mengalami peningkatan. Berdasarkan tabel 3. dapat digam-
Perbandingan hasil tes awal sampai siklus barkan diagram perbandingan pada gambar
III dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini: 2 berikut ini:
dengan sikap yang lebih tegas, guru
membuat tata tertib yang lebih tegas, guru
sering mengingatkan siswa untuk lebih
cermat, serta guru mengadakan remidi
untuk siswa yang belum tuntas pada
pertemuan yang persentase ketuntasannya
belum mencapai indikator kinerja.
Selain itu, karena penelitian ini
merupakan penelitian tindakan kelas
kolaboratif yang menempatkan guru kelas
Gambar 2. Perbandingan Persentase Kete- sebagai pelaksana tindakan, terkadang
patan Proses Pembelajaran terjadi kesalahpahaman antara peneliti dan
(Guru dan Siswa) serta Hasil guru dalam langkah-langkah pembelajaran
Belajar Siklus I, II, III menggunakan metode eksperimen dengan
media realia. Kendala tersebut dapat di-
Berdasarkan gambar 2, dapat dike- atasi dengan cara peneliti melakukan
tahui bahwa hasil pembelajaran yang diskusi dengan guru setelah pembelajaran
semakin meningkat dipengaruhi oleh peran (refleksi) untuk memantapkan langkah-
guru dan siswa dalam mengikuti langkah- langkah pembelajaran yang harus diper-
langkah pembelajaran semakin meningkat baiki oleh guru.
pula. Meskipun persentase pembelajaran
cenderung lebih tinggi dibandingkan SIMPULAN DAN SARAN
dengan hasil belajarnya hal tersebut wajar Berdasarkan hasil penelitian, dapat
karena proses pembelajaran pada setiap disimpulkan bahwa penerapan metode
siklus memiliki kemiripan sedangkan hasil eksperimen dengan media realia secara
belajar memiliki indikator yang berbeda tepat dan sesuai dengan langkah-langkah
setiap siklus. Dengan demikian, dapat pada tahap persiapan, pelaksanaan ekspe-
disimpulkan bahwa proses pembelajaran rimen, dan pembuatan kesimpulan dari ha-
menggunakan metode eksperimen dengan sil eksperimen dapat meningkatkan proses
media realia dapat meningkatkan hasil pembelajaran pada siswa kelas IV SDN
belajar siswa kelas IV SDN Pondok- Pondokgebangsari. Selain itu, hasil pene-
gebangsari. litian menunjukkan bahwa hasil belajar
Pelaksanaan proses pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I sam-
menggunkan metode eksperimen dengan pai siklus III. Kendala yang ditemukan da-
media realia menemukan banyak kendala. lam pelaksanaan metode eksperimen de-
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis ngan media realia pada pembelajaran IPA
hasil anecdotal record pada setiap siklus, siswa kelas IV SDN Pondokgebangsari
kendala utama adalah peran siswa. Pada adalah: (a) terjadi kesalahpahaman antara
setiap pertemuan masih ditemukan siswa peneliti dan guru, (b) masih terdapat siswa
yang pasif, siswa kurang fokus, dan tidak yang pasif, (c) siswa kurang fokus dalam
mematuhi tata tertib yang telah disepakati pembelajaran, (d) siswa sulit dikondisikan,
antara siswa dan guru. Selain itu, siswa (e) siswa kurang cermat, serta (f) hasil
juga kurang cermat dalam melakukan belajar siswa terkadang ada yang belum
eksperimen. Hal tersebut membuat hasil memenuhi indikator kinerja. Solusi yang
belajar siswa tidak maksimal dan ditentukan adalah: (a) refleksi setiap siklus,
persentase ketuntasan siswa sering tidak (b) pemberian motivasi kepada siswa untuk
memenuhi indikator kinerja penelitian. aktif berupa penguatan, (c) pengarahan
Kendala dari segi siswa dapat diatasi kepada siswa untuk lebih fokus pada
dengan cara: guru memberikan motivasi pembelajaran, (d) membuat tata tertib yang
kepada siswa untuk aktif dan memberikan lebih tegas, (e) sering mengingatkan siswa
penguatan berupa bintang prestasi kepada untuk lebih cermat, serta (f) pengadaaan
siswa yang mau aktif, guru mengarahkan remidi untuk siswa yang belum tuntas pada
siswa untuk lebih fokus pada pembelajaran
pertemuan yang persentase ketuntasannya Duru, A. (2010). The Experimental
belum mencapai indikator kinerja. Teaching in some Topics Geometry
Selanjutnya peneliti memberikan sa- (Versi Elekronik). Academic
ran kepada guru yaitu penerapan metode Journals, 5 (10), 584-592. Diperoleh
eksperimen dengan media realia hen- 6 Desember 2012, dari http : // www.
daknya dapat dijadikan sebagai salah satu academicjournals. Org /err /PDF /Pdf
metode pembelajaran yang sering digu- % 202010 /Oct /Duru .pdf.
nakan dalam pembelajaran IPA karena
terbukti dapat meningkatkan pembelajaran Kunandar. (2008). Langkah Mudah
IPA serta penerapan metode eksperimen Penelitian Tindakan kelas Sebagai
de-ngan media realia sebaiknya diterapkan Pengembangan Profesi Guru.
se-suai dengan prosedur dan langkah- Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
langkah yang tepat dengan memperhatikan
tiga tahap pokok yaitu persiapan, pelaksa- Padmono. (2009). Evaluasi Pembelajaran.
naan, dan pembuatan kesimpulan. Surakarta: UNS.
Peneliti juga memberikan saran lem-
baga pendidikan agar menganjurkan kepa- Roestiyah. (2012). Strategi Belajar
da para pendidik yaitu guru supaya meng- Mengajar. Jakarta: PT RINEKA
gunakan berbagai metode dan media pem- CIPTA.
belajaran yang sesuai dengan karakteristik
dan perkembangan usia siswa seperti me- Samatowa, U. (2006). Bagaimana
tode eksperimen dengan media realia serta Membelajarkan IPA di Sekolah
memperlengkap fasilitas yang dapat men- Dasar. Jakarta: Depdiknas.
dukung terlaksananya pembelajaran de-
ngan baik dan lancar khususnya media Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
pembelajaran yang nyata dan lebih ber- Kuantitatif Kualitatif Dan R & D.
variasi. Sedangkan kepada siswa, peneliti Bandung: Alfabeta.
memberikan saran agar lebih bersungguh-
sungguh, lebih tertib, lebih fokus, dan lebih Warsita, B. (2008). Teknologi
aktif sehingga proses pembelajaran selalu Pembelajaran, Landasan dan
berjalan dengan baik dan hasil belajarnya Implikasinya. Jakarta: Rieneke Cipta.
pun maksimal.
Winataputra, U. S. (2005). Strategi Belajar
DAFTAR PUSTAKA Mengajar. Jakarta: Univertas
Asy’ari. (2006). Pembelajaran Sains Terbuka.
dengan Pendekatan Teknologi
Masyarakat. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.

Dewi, R. M. (2012). Penerapan Metode


Eksperimen Untuk Meningkatkan
Pembelajaran IPA. Kumpulan Skripsi
Hasil Penelitian Universitas
Pendidikan Indonesia Tahun 2010-
2011, Hlm. 14. Repositori UPI.

You might also like