Professional Documents
Culture Documents
(HOSPITAL BYLAWS)
SEMGREEN
BAGIAN PERTAMA : UMUM
BAB I. MUKADIMAH
Rumah Sakit SemGreen adalah rumah sakit swasta yang terletak di Jl. Besar Deli
Tua, Deli Serdang , Sumatera Utara. RS SemGreen didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 di
bawah naungan Yayasan RSU SemGreen . Kemudian sejak tanggal 1 Januari 2003 RS
SemGreen menjadi unit usaha di bawah Yayasan RSU SemGreen .
Falsafah dan ideologi RS SemGreen adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945 beserta Amandemennya.
Tujuan didirikannya RS SemGreen adalah untuk mengembangkan suatu rumah sakit
modern,bermutu dan profesional yang dapat melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa
memandang suku,agama,ras dan golongan. Selain itu RS SemGreen juga bertujuan untuk
membantu program pemerintah untuk memperluas dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Nilai-nilai yang mendasari pendirian RS SemGreen adalah : kebersamaan, keadilan,
kejujuran, integritas, tanggung jawab, rajin, melayani dan fokus pada mutu.
Walaupun RS SemGreen merupakan rumah sakit swasta yang profit-oriented, namun fungsi-
fungsi sosial tetap menjadi perhatian bagi pemilik dan pengelola rumah sakit.
Pada mula pendiriannya, hanya sebagai klinik bersalin yang juga melayani pasien-
pasien umum dan peserta Jamsostek. Setelah berubah status menjadi rumah sakit umum
dengan nama RS SemGreen , fasilitas terdiri dari satu gedung berlantai satu dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 30. Kemudian pada saat ini telah mempunyai gedung permanen tingkat
enam dengan jumlah tempat tidur sebanyak 247 buah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
506 orang. Di masa mendatang sesuai visi dan misi rumah sakit diharapkan RS SemGreen
mampu menjadi salah satu rumah sakit terbaik di pulau Sumatera dengan memberikan
pelayanan yang bermutu, modern dan profesional
28
BAB II. KETENTUAN UMUM
28
BAB III. JATI DIRI
28
BAB IV. FUNGSI DAN TUJUAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT
1. Sebagai acuan bagi pemilik rumah sakit dalam melakukan pengawasan rumah sakitnya
2. Sebagai acuan bagi direksi rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan menyusun
kebijakan yang bersifat teknis operasional
3. Sarana untuk menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu rumah sakit
4. Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak yang berkaitan dengan rumah sakit
5. Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah sakit, khususnya konflik antara
pemilik, direksi rumah sakit dan staf medis
6. Untuk memenuhi persyaratan akreditasi.
1. Umum : dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur pemilik rumah
sakit (Dewan Komisaris Yayasan RSU SemGreen ), direksi rumah sakit dan staf
medis sehingga penyelenggaraan rumah sakit dapat efektif, efisien dan bermutu.
2. Khusus :
a. Dimilikinya pedoman aspek hukum oleh rumah sakit dalam hubungannya
dengan pemilik rumah sakit (Yayasan RSU SemGreen ), direksi rumah
sakit dan staf medis
b. Dimilikinya pedoman aspek hukum dalam pembuatan kebijakan teknis
operasional rumah sakit
c. Dimilikinya pedoman aspek hukum dalam pengaturan staf medis.
d. Sebagai perangkat hukum internal untuk mencegah dan menyelesaikan
konflik antar profesional/staf medis yang bekerja di rumah sakit.
e. Memberi kepastian dan perlindungan hukum bagi pasien bahwa haknya
dihormati dan ia akan mendapat layanan yang profesional dan bermutu
tinggi.
28
BAB V. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL RS
28
BAB VI. ASAS DAN TUJUAN RS SEMGREEN
Pasal 6. Asas-asas
28
BAB VII. VISI DAN MISI RS SEMGREEN
Pasal 8. Visi.
Pasal 9. Misi.
1. Memberikan jasa pelayanan kesehatan bermutu dan terbaik kepada seluruh lapisan
masyarakat dan mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan.
2. Pengelolaan rumah sakit secara profesional dan modern sehingga secara bisnis tumbuh
secara sehat, kompetitif dan berkesinambungan.
Dewan Komisaris Yayasan RSU SemGreen adalah organ yang berfungsi, berwenang dan
bertanggung jawab menentukan kebijakan umum Rumah Sakit SemGreen , menyiapkan
dan menentukan Direksi Rumah Sakit, menjaga mutu layanan profesional kepada publik
dan melakukan pengendalian serta pengawasan terhadap manajemen rumah sakit secara
keseluruhan.
28
Pasal 12. Pengorganisasian Direksi Rumah Sakit.
Direksi Rumah Sakit SemGreen adalah pimpinan eksekutif puncak yang bertugas,
berwenang dan bertanggung jawab menjalankan corporate governance di Rumah Sakit
SemGreen . Direksi Rumah Sakit SemGreen terdiri dari Direktur Utama, dibantu oleh
tiga Direktur Bidang. Direktur Bidang terdiri dari Direktur Medis & Keperawatan,
Direktur Penunjang Medik & Diklat dan Direktur Administrasi & Keuangan.
Tiga pengemban kewenangan seperti tersebut dalam pasal 11, 12 dan 13 di atas secara
bersama-sama bertanggung jawab atas pelaksanaan corporate governance dan clinical
governance secara terpadu, efisien dan efektif untuk menghasilkan layanan dan asuhan
klinis yang profesional, aman dan memenuhi kepuasan pasien.
Struktur organisasi Rumah Sakit SemGreen dan deskripsi pekerjaan untuk staf menengah
ke bawah dan para pelaksana ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari
Dewan Komisaris Yayasan RSU SemGreen .
BAB X. MANAJEMEN
Direksi Rumah Sakit SemGreen bertanggung jawab (responsible) dan bertanggung gugat
(accountable) tentang Corporate Governance dan Clinical Governance. Komite Medik
bertanggung jawab (responsible) dan bertanggung gugat (accountable) tentang Clinical
Governance.
28
BAGIAN KEDUA : PERATURAN INTERNAL KORPORAT
1. Syarat-syarat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah : warga negara Indonesia dan
memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dewan Komisaris terdiri dari empat orang anggota komisaris dan salah satunya
diangkat menjadi Komisaris Utama.
28
surat, alat bukti, uang kas dan lain-lain serta berhak mengetahui segala tindakan
yang telah dijalankan Direksi.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang
segala hal yang ditanyakan oleh Komisaris.
4. Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau
lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya untuk proses pemberhentian secara menetap atau pembatalan
penghentian sementara tersebut maka dilakukan Rapat Umum Pemegang
Saham sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang
berlaku.
1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh
seorarng atau lebih anggota Komisaris atau atas permintaan tertulis seorang atau
lebih anggota Direksi atau atas permintaan dari satu pemegang saham atau lebih
yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari seluruh jumlah
saham dengan hak suara yang sah.
2. Panggilan rapat dilakukan oleh Komisaris Utama, dilakukan secara langsung
maupun dengan surat tercatat sekurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
3. Rapat dilakukan di tempat kedudukan Perseroan atau di Rumah Sakit SemGreen ,
dipimpin oleh Komisaris Utama. Bila Komisaris Utama berhalangan maka rapat
dipimpin oleh salah satu anggota komisaris setelah diadakan pemilihan sesuai
dengan ketentuan.
4. Setiap anggota Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Komisaris hanya oleh
seorang anggota komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
5. Rapat Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
hanya apabila lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota komisaris hadir atau
diwakili dalam rapat.
6. Keputusan Rapat Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat, bila musyawarah mufakat tidak tercapai dilakukan pemungutan suara
dengan ketentuan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan
yang berlaku.
7. Dewan Komisaris juga dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan
rapat komisaris, dengan ketentuan semua anggota komisaris telah diberitahu secara
tertulis dan semua anggota komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang
28
diajukan tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan tersebut di
atas mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah
dalam rapat komisaris.
1. Para anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, masing-masing
untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu. Setelah masa jabatan tersebut maka anggota
Direksi dapat diangkat kembali sesuai ketentuan tersebut di atas.
2. Apabila oleh suatu sebab, jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan, harus diselenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu sesuai ketentuan.
3. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus
diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Direksi baru dan untuk sementara Rumah
Sakit diurus oleh Dewan Komisaris.
4. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya itu.
5. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
b. Mengundurkan diri .
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
d. Meninggal dunia.
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.
28
Pasal 23. Tugas dan Wewenang Direksi.
1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh seorang atau
lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih
yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah.
2. Ketentuan Rapat Direksi adalah sesuai dengan peraturan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Rumah Sakit SemGreen yang berlaku.
3. Rapat-rapat rutin Direksi untuk selanjutnya ditetapkan oleh Direktur Utama dengan
sepengetahuan Dewan Komisaris.
4. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi,
dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua
anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
serta menanda-tangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara
demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah
dalam Rapat Direksi.
28
Pasal 25. Hubungan antara Direksi dengan Dewan Komisaris dan
Komite Medik.
Komite Medik adalah organ non- struktural berada di bawah Direktur Utama, namun
hubungan antara Komite Medik dengan Direksi dan Dewan Komisaris Rumah Sakit Mrtha
Friska bukan merupakan garis komando, melainkan berupa garis koordinasi. Komite Medik
mempunyai akuntabilitas kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjamin
terselenggaranya pelayanan medik yang baik, profesional serta selalu mengacu kepada
kepentingan penderita dengan memperhatikan kode etik kedokteran, kode etik rumah sakit
serta norma-norma yang berlaku di kalangan masyarakat.
BAB XIII
NAMA DAN TUJUAN ORGANISASI STAF MEDIK
Pasal 26
Nama Organisasi Staf Medik
(1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medik di rumah sakit ini adalah Staf
Medik Fungsional (SMF) Rumah Sakit SemGreen Medan.
(2) Pengelompokan anggota SMF adalah berdasarkan keahlian dan/atau spesialisasi yang
ada di Rumah Sakit SemGreen Medan.
(1) Untuk Kelompok Dokter Umum dan Dokter Gigi, masuk dalam SMF Dokter Umum.
(2) Untuk Kelompok Dokter Spesialis, dibagi atas SMF Medikal dan Surgikal.
(3) Yang masuk dalam SMF Medikal adalah kelompok dokter spesialis penyakit dalam,
anak, kardiologi, paru, nefrologi, saraf, kulit kelamin, patologi klinik, patologi anatomi,
rehabilitasi medik, radiologi dan psikiatri.
(4) Yang masuk dalam SMF Surgikal adalah kelompok dokter spesialis bedah, obstetri
ginekologi, bedah thorak, bedah onkologi, urologi, digestif, bedah saraf, ortopedi, bedah
anak, mata, THT dan anestesiologi.
(5) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari Ketua-ketua Staf
Medis Fungsional dan/atau yang mewakili SMF secara tetap adalah Komite Medik
Rumah Sakit SemGreen Medan.
28
Pasal 27. Tujuan Pengorganisasian Staf Medik
Tujuan dari pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF) adalah agar Staf Medis di Rumah
Sakit SemGreen dapat lebih menata diri dengan fokus terhadap kebutuhan pasien, sehingga
menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung jawab.
Secara administratif manajerial, Staf Medis Fungsional (SMF) berada di bawah Direksi
Rumah Sakit SemGreen , tetapi secara fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis
Fungsional (SMF) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Komite Medik melalui
Ketua SMF.
BAB XIV
PENERIMAAN, PENERIMAAN KEMBALI
DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA SMF
(1) Usia, maksimal 60 tahun bagi tenaga medik spesialis dan 55 tahun bagi tenaga medik
bukan spesialis.
(2) Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah.
(3) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Konsil Kedokteran Indonesia dan Surat Ijin
Praktek (SIP) di Rumah Sakit SemGreen .
(4) Sehat jasmani dan rohani.
Pasal 30. Prosedur Penerimaan Calon Anggota SMF
(1) Prosedur penerimaan calon anggota SMF dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional Penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Direktur Medis &
Keperawatan dan Komite Medik.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Secara administratif, disusun oleh Direktur Medis & Keperawatan
b. Secara profesi, disusun oleh Komite Medik
(3) Penerimaan dan penempatan Staf Medis di RS SemGreen adalah melalui Surat
Keputusan Direktur Utama RS SemGreen , dengan terlebih dahulu meminta
rekomendasi dari Komite Medik.
28
Pasal 31. Penerimaan Kembali Anggota SMF
(1) Prosedur penerimaan kembali anggota SMF, dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional Penerimaan Kembali Anggota Staf Medis Fungsional yang disusun oleh
Komite Medik.
(2) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu pindah/cuti sehingga tidak bisa
menjalankan tugas sebagai anggota SMF, dapat diterima kembali sebagai anggota SMF.
(3) Apabila yang bersangkutan akan kembali menjadi anggota SMF, maka yang
bersangkutan diharuskan mengikuti prosedur yang berlaku.
(4) Permohonan penempatan kembali/ulang dokter di RS SemGreen adalah melalui Surat
Keputusan Direktur Utama RS SemGreen , dengan terlebih dahulu meminta
rekomendasi dari Komite Medik.
Tenaga Medik anggota Staf Medik Fungsional (SMF) di Rumah Sakit SemGreen
dapat diberhentikan keanggotaanya oleh Direktur Utama bila:
1. Meninggal dunia
2. Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit SemGreen
3. Tidak mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan
kebijakan yang berlaku di RS SemGreen .
28
BAB XV
KEANGGOTAAN SMF
(2) Masa berlaku keanggotaan adalah selama 3 (tiga) tahun sejak Keputusan Direktur
Utama dikeluarkan dan dapat diperpanjang kembali dengan mengikuti rekredensial.
Pasal 35
Tugas, Fungsi, Wewenang, Tanggung Jawab dan Kewajiban SMF
28
c. Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan
d. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
medis dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan
e. Menyusun, mengumpulkan, menganalisis, dan membuat laporan pemantauan
indikator mutu klinis.
(2) Fungsi Staf Medik Fungsional adalah sebagai pelaksana pelayanan medis dan
pengembangan di bidang medis.
(3) Wewenang masing-masing anggota Staf Medis Fungsional disusun oleh Ketua SMF dan
kemudian disetujui dan dibuatkan rekomendasi oleh Komite Medik untuk dibuatkan
Surat Keputusan oleh Direktur Utama RS SemGreen Medan.
g. Memberikan laporan melalui Ketua Komite Medik kepada Direktur Medik dan
Keperawatan
h. Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dan dokumen terkait
lainnya.
(3) Kewajiban Staf Medis Fungsional
a. Mentaati Peraturan Internal Staf Medis/Medical Staf Bylaws
b. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
28
c. Mentaati Kode Etik dan disiplin profesi Kedokteran Indonesia dan Kode Etik
Rumah Sakit
d. Mempunyai surat ijin praktek di RS SemGreen Medan
e. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan Standar Presedur
Operasional serta kebutuhan medis pasien
f. Mematuhi kebijakan RS SemGreen Medan tentang penggunaan obat dan
formularium RS, Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) dan Rekam
Medis RS SemGreen Medan
g. Merujuk pasien ke staf medis yang mempunyai kemampuan/keahlian yang lebih
baik apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan dan/atau pengobatan
h. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia
i. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lian yang bertugas dan mampu melakukannya
j. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya secara terus menerus dengan ikut
serta secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang
berkesinambungan dan program-program pengembangan medik lainnya yang diatur
SMF dan RS SemGreen
k. Membangun dan membina kerjasama tim yang baik dengan sesama sejawat anggota
SMF, paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran pelayanan medik di
Rumah Sakit
l. Bersedia ikut dalam Panitia dan Tim Klinis pada Komite Medik dan Kepanitiaan di
Rumah Sakit
m. Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan Rumah Sakit
n. Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat merugikan pasien dan
rumah sakit.
28
Pasal 37. Hak Klinik Khusus (Clinical Privilege)
(1) Hak Klinik Khusus adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan
pelayanan Medik sesuai dengan kompetensi profesi dan keahliannya.
(2) Tanpa hak klinik khusus, maka seorang tenaga medik tidak dapat menjadi anggota SMF
dan bekerja di RS SemGreen Medan.
(3) Hak Klinik Khusus diberikan oleh Direktur Utama atas Rekomendasi Komite Medik
melalui Panitia Kredensial, sesuai dengan Prosedur Penerimaan Anggota SMF.
(4) Hak Klinik Khusus diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 3 ( tiga
) tahun.
(5) Pemberian hak Klinik khusus ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan
mengikuti prosedur Rekredensial dari Panitia Kredensial Komite Medik
28
Pasal 39. Pencabutan/Pembatasan Hak Klinik Khusus
(1) Pencabutan/pembatasan hak klinik khusus dilaksanakan oleh Direktur Utama atas
rekomendasi Komite Medik yang berdasarkan usulan dari Panitia Kredensial.
(2) Pencabutan Hak Klinik Khusus dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit SemGreen Medan
2. Meninggal dunia
3. Tidak mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku
di RS SemGreen .
BAB XVI
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL
(1) Anggota SMF dikelompokkan ke dalam masing-masing Staf Medik Fungsional ( SMF )
sesuai dengan profesi dan keahliannya, minimal dengan dua orang anggota.
(1) Pemilihan Calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh Komite Medik.
(2) Ketua SMF dipilih oleh Direktur Utama dari 3 (tiga) orang calon yang diajukan.
(3) Dalam menentukan pilihan Ketua SMF, Direktur Utama dapat meminta pendapat dari
Komite Medik.
(4) Bila anggota SMF hanya 2 orang, maka penentuan Ketua SMF dilakukan oleh Direktur
Utama setelah mendapat saran/masukan dari Komite Medik.
(5) Ketua SMF terpilih dapat menjadi anggota Komite Medik.
28
(6) Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota SMF, menyusun
uraian tugas, wewenang dan tata kerja serta jasa pelayanan anggota SMF dengan rincian
sebagai berikut:
a. Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan medis bidang administrasi /
manajerial, di bawah koordinasi Direktur Medik dan Keperawatan dan bidang
keilmuan (Standar Pelayanan Medis) di bawah koordinasi Komite Medis.
b. Menyusun indikator mutu klinis;
c. Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya;
(7) Ketua SMF mempunyai kewenangan mengatur anggota SMF yang mempunyai jabatan
rangkap di Struktural dan bila dianggap perlu, maka Ketua SMF dapat
membebastugaskan yang bersangkutan dari kegiatan rutin di SMF dan menerima
kembali setelah yang bersangkutan selesai dengan tugas/jabatan strukturalnya.
(1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF.
(2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan
manajerial.
(1) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) secara otomatis merupakan hak dan
kewajiban setiap anggota tetap SMF tanpa perlu penunjukan.
(2) Hak menjadi DPJP dapat hilang apabila hak kewenangan klinis anggota SMF tersebut
dicabut oleh Komite Medik dan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.
(1) Kegiatan Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan menjadi tanggung jawab dan tugas
Ketua SMF dan anggota tetap SMF.
(2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam mengkoordinasikan kegiatan
penelitian , pengembangan dan pelatihan anggota SMF.
28
BAB XVII
PENGORGANISASIAN KOMITE MEDIK
(1) Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF).
(2) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama RS SemGreen .
(3) Komite Medik melaksanakan pengawasan dan review terhadap
pelayanan pasien, mutu pelayanan medis, rekomendasi penetapan Staf
Medis, audit medis dan pengawasan Etika dan disiplin profesi medis .
(4) Pengawasan dan review sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dilakukan oleh Panitia dan Tim Klinis.
(1) Komite Medik RS SemGreen adalah wadah non struktural kelompok profesional medis
yang keanggotaannya terdiri dari Ketua-ketua Staf Medis Fungsional atau yang
mewakili SMF secara tetap.
(2) Susunan kepengerusan Komite Medik terdiri dari :
a. Ketua merangkap Anggota.
b. Wakil Ketua merangkap Anggota
c. Sekretaris merangkap Anggota
d. Sekretaris bukan Anggota
e. Anggota
(1) Pemilihan calon ketua/wakil ketua komite medik dilakukan secara musyawarah
mufakat/demokratis dalam rapat pleno dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
Komite medik.
28
(2) Ketua dan Wakil Ketua Komite Medik dipilih oleh Direktur Utama RS SemGreen dari
3 ( tiga ) orang calon yang diajukan.
(3) Dalam menentukan ketua/wakil ketua Direktur Utama dapat meminta pendapat dari
Komisaris PT.Karya Utama Sehat Sejahtera.
BAB XVIII
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG KOMITE MEDIK
28
Pasal 50. Wewenang Komite Medik
28
d. Biaya operasional Panitia dibebankan pada Anggaran rumah sakit.
(1) Tim Klinis RS SemGreen Medan dibentuk untuk menangani kasus-kasus pelayanan
medik yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
(2) Tim Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a. Tim Klinis Penanggulangan Kanker Terpadu RS (Onkologi)
b. Tim Klinis Pelayanan Stroke
c. Tim Klinis Medik Transfusi
d. Tim Lainnya, yang dipandang perlu.
(3) Jumlah Tim Klinis dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan.
BAB XIX
KERAHASIAAN INFORMASI MEDIS
28
Pasal 54. Informasi Medis
(1) Pasien dapat meminta informasi medis atau penjelasan kepada Dokter yang merawat,
sesuai dengan haknya.
(2) Informasi medis atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang harus
diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai:
a. Keadaan kesehatan pasien
b. Rencana terapi dan alternatifnya
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan
d. Prognosis
e. Kemungkinan komplikasi.
(1) Hak dan kewajiban dokter yang dimaksud adalah hak dan kewajiban dokter sebagaimana
yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
(2) Hak dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional
b. Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional
c. Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur
d. Hak menerima imbalan jasa.
(2) Kewajiban Dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur
Operasional serta kebutuhan medis
b. Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu
c. Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal
d. Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu
e. Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.
28
Pasal 56. Hak dan Kewajiban Pasien
(1) Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang diatur di dalam
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu:
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan
dilakukan, sekurang-kurangnya mencakup:
1). Diagnosis dan tata cara tindakan medis
2). Tujuan tindakan medis yang dilakukan
3). Alternatif tindakan lain dan risikonya
4). Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
5). Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
b. Meminta pendapat kedua dari dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan
dokter gigi spesialis lain
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d. Menolak tindakan medis
e. Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk “resume medis”.
(2) Kewajiban Pasien adalah sebagai berikut:
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di RS SemGreen
b. Mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam pengobatannya
c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada Dokter yang merawat
d. Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Rumah Sakit dan/atau Dokter
e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.
28
(2) Kewajiban Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a. Mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan
yang berlaku bagi RS SemGreen Medan
b. Memberikan pelayanan kepada pasien tanpa diskriminasi
c. Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan
d. Menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan
e. Memberikan pertolongan di Instalasi Rawat darurat tanpa meminta jaminan materi
terlebih dahulu
f. Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan
g. Menjaga agar sarana, prasarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai;
h. Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, dan
peralatan serta tenaga yang diperlukan
i. Mengusahakan adanya sistem, sarana, dan prasarana pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana
j. Melindungi dokter dan tenaga lainnya dengan memberikan bantuan administrasi dan
hukum bilamana dalam melaksanakan tugas ternyata petugas yang bersangkutan
mendapat perlakukan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya
k. Mengadakan perjanjian tertulis dengan Dokter dan Dokter Spesasilis serta Dokter
Gigi dan Dokter Gigi Spesialis yang bekerja di RS SemGreen
l. Membuat Standar dan Prosedur tetap, baik untuk pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, maupun non medik.
Komite Etika Rumah Sakit SemGreen adalah suatu badan otonom, non-struktural yang
berfungsi sebagai Penasehat Pimpinan Rumah Sakit, serta berkewajiban membantu
Pimpinan Rumah Sakit dalam penanganan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu
etika profesi di rumah sakit. Masalah-masalah etika dapat berupa:
Etika hubungan staf medik dengan sesamanya.
Etika hubungan staf medik dengan paramedik/nonmedik.
Etika hubungan antar rumah sakit.
Etika hubungan rujukan medik/kesehatan.
28
Masalah-masalah etika profesi kedokteran/medis ditangani tersendiri oleh Panitia Etika
Profesi Medis dalam Komite Medik RS SemGreen .
1. Ketua dan Anggota Komite Etika Rumah Sakit SemGreen dipilih dan diangkat
oleh Direktur Utama untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, untuk kemudian dapat
dipilih kembali.
2. Susunan Komite Etika terdiri dari : Seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, dan beberapa anggota dengan jumlah seluruhnya paling banyak 7
(tujuh) orang.
3. Untuk dapat dipilih atau ditunjuk sebagai Anggota Komite Etika RS harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
(a) Berjiwa Pancasila.
(b) Memiliki kepribadian, integritas, dan kredibilitas sosial serta profesional yang
tinggi.
(c) Memiliki kepekaan dan responsif terhadap perkembangan sosial,lingkungan,
nilai-nilai moral dan kemanusiaan, serta perkembangan keilmuan dan
teknologi.
(d) Memiliki kepedulian dan pengalaman dalam bidang perumahsakitan, yang
meliputi berbagai bidang profesi.
1. Memberi nasehat atau konsultasi melalui diskusi dan berperan dalam menilai
penyelesaian dan kebijaksanaan etika rumah sakit.
2. Melaksanakan sosialisasi dan pendidikan kepada seluruh bidang profesi tentang
etika rumah sakit, khusus profesi kedokteran berkoordinasi dengan Komite Medis
(dalam Panitia Etika Kedokteran).
3. Berhubungan secara khusus dan memberikan anjuran-anjuran pada pelayanan
review kasus sulit.
4. Membantu para dokter, perawat, bidan dan anggota tim kesehatan lainnya di rumah
sakit dalam menghadapi masalah-masalah etika.
28
Pasal 61. Rapat-rapat Komite Etika RS
1. Rapat rutin Komite diadakan paling sedikit dua kali dalam setahun. Rapat ini untuk
membicarakan program kerja, pelaksanaannya seta evaluasi program.
2. Rapat khusus untuk membicarakan kasus-kasus yang ada diadakan menurut
keperluannya.
3. Rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari seluruh Anggota
Komite Etika RS dan keputusan ditetapkan secara mufakat melalui musyawarah.
Bila musyawarah tidak mencapai mufakat diadakan voting dan keputusan diambil
melalui suara terbanyak
4. Keputusan yang diambil diteruskan kepada Direktur Utama untuk keperluan tindak
lanjut yang akan diambil.
Peraturan Internal Rumah Sakit SemGreen ini dapat diubah sesuai dengan perkembangan,
baik oleh karena perkembangan di dalam rumah sakit sendiri maupun oleh karena
perkembangan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
(1) Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Perubahan dapat dilakukan, apabila ada permohonan secara tertulis dari salah satu Pihak
yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit, yaitu Komisaris, Direksi dan
Komite Medik.
(3) Usulan untuk merubah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), hanya dapat dilaksanakan apabila ada pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak
kepada pihak lainnya, yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya.
(4) Perubahan dilakukan dengan men-addendum Peraturan
Internal Rumah Sakit ini.
(5) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Internal Rumah Sakit ini.
28
BAB XXII. PENUTUP
(1) Peraturan internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf medis ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan, mengikat kepada semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan,
pemberian pelayanan dan bekerja di Rumah Sakit SemGreen .
(2) Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Internal
Rumah Sakit dan Peraturan Internal staf medis ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan Internal rumah sakit/Peraturan Internal Staf medis.
Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 5 Februari 2004
Penetapan Revisi I pada tanggal : 30 September 2004
Penetapan Revisi II pada tanggal: 30 Mei 2008
..........................................................
KOMISARIS UTAMA
28