You are on page 1of 31

PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

(HOSPITAL BYLAWS)

SEMGREEN
BAGIAN PERTAMA : UMUM

BAB I. MUKADIMAH

Rumah Sakit SemGreen adalah rumah sakit swasta yang terletak di Jl. Besar Deli
Tua, Deli Serdang , Sumatera Utara. RS SemGreen didirikan pada tanggal 2 Maret 1981 di
bawah naungan Yayasan RSU SemGreen . Kemudian sejak tanggal 1 Januari 2003 RS
SemGreen menjadi unit usaha di bawah Yayasan RSU SemGreen .
Falsafah dan ideologi RS SemGreen adalah Pancasila dan Undang-undang Dasar
1945 beserta Amandemennya.
Tujuan didirikannya RS SemGreen adalah untuk mengembangkan suatu rumah sakit
modern,bermutu dan profesional yang dapat melayani seluruh lapisan masyarakat tanpa
memandang suku,agama,ras dan golongan. Selain itu RS SemGreen juga bertujuan untuk
membantu program pemerintah untuk memperluas dan meningkatkan kesehatan masyarakat.
Nilai-nilai yang mendasari pendirian RS SemGreen adalah : kebersamaan, keadilan,
kejujuran, integritas, tanggung jawab, rajin, melayani dan fokus pada mutu.
Walaupun RS SemGreen merupakan rumah sakit swasta yang profit-oriented, namun fungsi-
fungsi sosial tetap menjadi perhatian bagi pemilik dan pengelola rumah sakit.
Pada mula pendiriannya, hanya sebagai klinik bersalin yang juga melayani pasien-
pasien umum dan peserta Jamsostek. Setelah berubah status menjadi rumah sakit umum
dengan nama RS SemGreen , fasilitas terdiri dari satu gedung berlantai satu dengan jumlah
tempat tidur sebanyak 30. Kemudian pada saat ini telah mempunyai gedung permanen tingkat
enam dengan jumlah tempat tidur sebanyak 247 buah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
506 orang. Di masa mendatang sesuai visi dan misi rumah sakit diharapkan RS SemGreen
mampu menjadi salah satu rumah sakit terbaik di pulau Sumatera dengan memberikan
pelayanan yang bermutu, modern dan profesional

28
BAB II. KETENTUAN UMUM

Pasal 1. Pengertian-pengertian Dasar.


Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Rumah Sakit SemGreen adalah rumah sakit umum milik Yayasan RSU SemGreen
yang beralamat di Jl. Besar Deli Tua, Deli Serdang .
2. Komisaris dan Dewan Komisaris adalah orang atau orang-orang yang mewakili
pemegang saham Yayasan RSU SemGreen yang diangkat dalam Rapat Umum
Pemegang Saham untuk jabatan selama 5 (lima) tahun.
3. Direksi adalah pemimpin atau pengelola manajemen rumah sakit yang dapat terdiri
dari satu orang atau lebih, bila lebih dari satu orang maka diangkat salah satunya
menjadi Direktur Utama.
4. Komite Medik adalah wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari
Ketua Kelompok Staf Medik dan atau yang mewakili. Apabila Staf Medik Fungsional
belum terbentuk, maka Komite Medik diangkat oleh Direktur Utama.
5. Panitia adalah kelompok kerja di bawah Komite Medik yang dibentuk untuk masalah
khusus. Anggota panitia terdiri dari staf medis dan tenaga profesi lainnya secara ex-
officio.
6. Staf Medik Fungsional (SMF) adalah kelompok dokter yang bekerja di rumah sakit
dalam jabatan fungsional.
7. Staf Medis adalah dokter, dokter gigi, dokter spesialis dan dokter gigi spesialis yang
bekerja purna waktu maupun paruh waktu di unit pelayanan rumah sakit.
8. Tenaga Administrasi adalah orang atau sekumpulan orang yang bertugas
melaksanakan administrasi perkantoran guna menunjang pelaksanaan tugas-tugas staf
medis, komite medis dan panitia-panitia khususnya yang terkait dengan etik dan mutu
medis.
9. Peraturan Internal Staf Medis atau Medical Staff Bylaws adalah suatu peraturan
organisasi staf medis dan Komite Medis di rumah sakit yang ditetapkan oleh pemilik
rumah sakit.
10. Komite Etika Rumah Sakit adalah suatu badan otonom, non struktural yang dibentuk
oleh Direktur Utama RS untuk membantu dan memberikan nasehat kepada Pimpinan
RS berkaitan tentang masalah etika rumah sakit.
11. Corporate governance adalah mengatur aspek institusional dan aspek bisnis dalam
penyelenggaraan Rumah Sakit, bertujuan menunjang terlaksananya good clinical
governance.
12. Clinical governance adalah mengatur aspek pemberian pelayanan dan asuhan klinis
langsung kepada penderita.

28
BAB III. JATI DIRI

Pasal 2. Identitas Rumah Sakit.

1. Nama rumah sakit adalah Rumah Sakit SemGreen .


2. Jenis rumah sakit adalah rumah sakit umum swasta Utama setara kelas B Non
Pendidikan.
3. Lokasi di Jl. Besar Deli Tua, Deli Serdang , Sumatera Utara.
4. Tanggal didirikan 2 Maret 1981.
5. Pemilik Yayasan RSU SemGreen .
6. Akte pendirian oleh notaris : Nyonya Elfrieda Tamalan Panggabean-Sitanggang No. 56
Tanggal 15 Desember 1982 di Medan.
7. Bentuk badan hukum : Perseroan Terbatas (PT).
8. Izin dari yang berwenang : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. YM.
02.04.2.2.858 tertanggal 21 Februari 2002, berlaku dari tanggal 21 Juni 2001 sampai
tanggal 21 Juni 2006.
9. Logo Rumah Sakit SemGreen adalah :

28
BAB IV. FUNGSI DAN TUJUAN PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT

Pasal 3. Fungsi Peraturan Internal Rumah Sakit.

1. Sebagai acuan bagi pemilik rumah sakit dalam melakukan pengawasan rumah sakitnya
2. Sebagai acuan bagi direksi rumah sakit dalam mengelola rumah sakit dan menyusun
kebijakan yang bersifat teknis operasional
3. Sarana untuk menjamin efektivitas, efisiensi dan mutu rumah sakit
4. Sarana perlindungan hukum bagi semua pihak yang berkaitan dengan rumah sakit
5. Sebagai acuan bagi penyelesaian konflik di rumah sakit, khususnya konflik antara
pemilik, direksi rumah sakit dan staf medis
6. Untuk memenuhi persyaratan akreditasi.

Pasal 4. Tujuan Peraturan Internal Rumah Sakit

1. Umum : dimilikinya suatu tatanan peraturan dasar yang mengatur pemilik rumah
sakit (Dewan Komisaris Yayasan RSU SemGreen ), direksi rumah sakit dan staf
medis sehingga penyelenggaraan rumah sakit dapat efektif, efisien dan bermutu.

2. Khusus :
a. Dimilikinya pedoman aspek hukum oleh rumah sakit dalam hubungannya
dengan pemilik rumah sakit (Yayasan RSU SemGreen ), direksi rumah
sakit dan staf medis
b. Dimilikinya pedoman aspek hukum dalam pembuatan kebijakan teknis
operasional rumah sakit
c. Dimilikinya pedoman aspek hukum dalam pengaturan staf medis.
d. Sebagai perangkat hukum internal untuk mencegah dan menyelesaikan
konflik antar profesional/staf medis yang bekerja di rumah sakit.
e. Memberi kepastian dan perlindungan hukum bagi pasien bahwa haknya
dihormati dan ia akan mendapat layanan yang profesional dan bermutu
tinggi.

28
BAB V. LANDASAN HUKUM PENYUSUNAN PERATURAN INTERNAL RS

Pasal 5. Landasan Hukum.

1. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.


2. Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
3. Keputusan Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial No. 191/Menkes-
Kesos/SK/II/2001 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan No. 159
b/Menkes/Per/II/1988 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 tahun 1996 Lembaran Negara RI No.
49 /1995 Kesehatan tentang Tenaga Kesehatan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 983/MENKES/SK/XI/1992
tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum.
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 84/MENKES/PER/II/1990
tentang perubahan atas peraturan No. 920/MENKES/PER/XII/1986 tentang Upaya
Pelayanan Kesehatan Swasta di bidang Medik.
7. Surat Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.YM.02.04.3.5.02270 tentang
Pedoman Tugas Pokok,Peran dan Fungsi antara Pemilik, Dewan Penyantun (Badan
Pembina) dan Pengelola pada Rumah Sakit Swasta.
8. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.HK.00.06.3.5.5797 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Upaya Kesehatan Swasta di bidang Medik Spesialistik.
9. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No.
0308/YANMED/RSKS/PA/SK/IV/92 tentang Pedoman Teknis Upaya Kesehatan
Swasta di bidang Rumah Sakit dalam Rangka Penanaman Modal Dalam Negeri dan
Penanaman Modal Asing.
10. Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. HK.00.06.3.5.3018 tentang
Pedoman Pengorganisasian Staf Medik Fungsional dan Komite Medik di Rumah Sakit
Swasta.
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 772/MENKES/SK/VI/2002
tentang Pedoman Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws).
12. Keputusan Pengurus Pusat Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia No.
29/SK/PP.PERSI/II/2003 tentang Kerangka Statuta Rumah Sakit (Hospital Bylaws).
13. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Rumah Sakit SemGreen .

28
BAB VI. ASAS DAN TUJUAN RS SEMGREEN

Pasal 6. Asas-asas

1. Pasien adalah anggota masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan/ pelayanan


medis yang harus diberikan secara benar dengan tidak membeda-bedakan golongan,
agama, suku dan kemampuan sesuai dengan azas keadilan.
2. Memegang teguh dan menjunjung nilai-nilai etika profesi dan norma-norma religius.
3. Seluruh keputusan dan tindakan akan diambil sesuai dengan peraturan dan ketentuan
yang ada melalui musyawarah serta harus dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pelayanan yang diberikan harus utuh, terpadu dan paripurna.
5. Seluruh petugas RS SemGreen dalam melayani berfokus pada mutu, sesuai standar-
standar yang telah ditetapkan.
6. Dalam melaksanakan tugas-tugasnya seluruh petugas RS SemGreen mempunyai
integritas, rajin, jujur dan mau melayani.
7. Dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari, seluruh petugas RS SemGreen
mengembangkan kebersamaan sehingga tercipta suasana kerja yang produtif dan
sehat.
Pasal 7. Tujuan RS SemGreen

1. Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segala lapisan masyarakat


tanpa membedakan suku,agama,bangsa ,ras dan golongan.
2. Ikut serta berperan membantu pemerintah didalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat di sektor swasta.
3. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai perusahaan dan instansi dalam
meningkatkan derajat kesehatan pekerja dan pegawainya.
4. Secara terus-menerus dan konsekuen meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat sesuai standar kesehatan sehingga mampu memberikan keuntungan
bagi pelanggan maupun rumah sakit.
5. Meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit
sehingga mampu melayani setiap pelanggan dengan penuh komitmen dan manusiawi.

28
BAB VII. VISI DAN MISI RS SEMGREEN

Pasal 8. Visi.

Menjadi Rumah Sakit terdepan di Sumatera , khususnya di pelayanan jantung dan


urologi, dengan jaminan pelayanan bermutu, profesional dan modern sewindu
mendatang (tahun 2012).

Pasal 9. Misi.

1. Memberikan jasa pelayanan kesehatan bermutu dan terbaik kepada seluruh lapisan
masyarakat dan mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan.
2. Pengelolaan rumah sakit secara profesional dan modern sehingga secara bisnis tumbuh
secara sehat, kompetitif dan berkesinambungan.

BAB VIII. FUNGSI DAN KEGIATAN

Pasal 10. Fungsi dan Kegiatan Rumah Sakit.

1. Menyelenggarakan pelayanan medis, umum dan spesialistik.


2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis.
3. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan terutama penyakit jantung dan urologi.
5. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.

BAB IX. PENGORGANISASIAN

Pasal 11. Pengorganisasian Dewan Komisaris.

Dewan Komisaris Yayasan RSU SemGreen adalah organ yang berfungsi, berwenang dan
bertanggung jawab menentukan kebijakan umum Rumah Sakit SemGreen , menyiapkan
dan menentukan Direksi Rumah Sakit, menjaga mutu layanan profesional kepada publik
dan melakukan pengendalian serta pengawasan terhadap manajemen rumah sakit secara
keseluruhan.

28
Pasal 12. Pengorganisasian Direksi Rumah Sakit.
Direksi Rumah Sakit SemGreen adalah pimpinan eksekutif puncak yang bertugas,
berwenang dan bertanggung jawab menjalankan corporate governance di Rumah Sakit
SemGreen . Direksi Rumah Sakit SemGreen terdiri dari Direktur Utama, dibantu oleh
tiga Direktur Bidang. Direktur Bidang terdiri dari Direktur Medis & Keperawatan,
Direktur Penunjang Medik & Diklat dan Direktur Administrasi & Keuangan.

Pasal 13. Pengorganisasian Staf Medik.


Staf Medik adalah para profesional yang bertugas, berwenang dan bertanggung jawab
melaksanakan clinical governance dan asuhan klinis (clinical care) di Rumah Sakit
SemGreen . Yang dimaksudkan dalam staf medik adalah dokter umum, dokter gigi, dokter
spesialis dan dokter gigi spesialis. Staf medik diorganisasikan dalam Komite Medik dan
Staf Medik Fungsional.

Pasal 14. Pelaksanaan Corporate and Clinical Governance.

Tiga pengemban kewenangan seperti tersebut dalam pasal 11, 12 dan 13 di atas secara
bersama-sama bertanggung jawab atas pelaksanaan corporate governance dan clinical
governance secara terpadu, efisien dan efektif untuk menghasilkan layanan dan asuhan
klinis yang profesional, aman dan memenuhi kepuasan pasien.

Pasal 15. Struktur dan Deskripsi Kerja.

Struktur organisasi Rumah Sakit SemGreen dan deskripsi pekerjaan untuk staf menengah
ke bawah dan para pelaksana ditetapkan oleh Direksi setelah mendapat persetujuan dari
Dewan Komisaris Yayasan RSU SemGreen .

BAB X. MANAJEMEN

Pasal 16. Tanggung jawab dan Tanggung gugat.

Direksi Rumah Sakit SemGreen bertanggung jawab (responsible) dan bertanggung gugat
(accountable) tentang Corporate Governance dan Clinical Governance. Komite Medik
bertanggung jawab (responsible) dan bertanggung gugat (accountable) tentang Clinical
Governance.

28
BAGIAN KEDUA : PERATURAN INTERNAL KORPORAT

BAB XI. DEWAN KOMISARIS

Pasal 17. Syarat dan Komposisi Dewan Komisaris.

1. Syarat-syarat menjadi anggota Dewan Komisaris adalah : warga negara Indonesia dan
memenuhi persyaratan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Dewan Komisaris terdiri dari empat orang anggota komisaris dan salah satunya
diangkat menjadi Komisaris Utama.

Pasal 18. Pemilihan dan Pengangkatan Dewan Komisaris.

1. Prosedur pemilihan dan pengangkatan Dewan Komisaris :


a. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham
untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum
Pemegang Saham untuk memberhentikan sewaktu-waktu. Setelah masa jabatan
tersebut dapat diangkat/dipilih kembali dalam RUPS.
b. Bila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus
diselenggarakan RUPS untuk mengisi lowongan itu.
c. Seorang anggota komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Perseroan
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
2. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila :
a. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
b. Mengundurkan diri sesuai dengan peraturan yang berlaku.
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
d. Meninggal dunia.
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

Pasal 19.Tugas dan Wewenang Dewan Komisaris.

1. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan Direksi dalam


menjalankan Rumah Sakit serta memberikan nasehat kepada Direksi.
2. Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu
dalam jam kerja kantor Perseroan berhak untuk memeriksa semua pembukuan,

28
surat, alat bukti, uang kas dan lain-lain serta berhak mengetahui segala tindakan
yang telah dijalankan Direksi.
3. Direksi dan setiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang
segala hal yang ditanyakan oleh Komisaris.
4. Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara seorang atau
lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan
dengan Anggaran Dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selanjutnya untuk proses pemberhentian secara menetap atau pembatalan
penghentian sementara tersebut maka dilakukan Rapat Umum Pemegang
Saham sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang
berlaku.

Pasal 20. Rapat Dewan Komisaris.

1. Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dianggap perlu oleh
seorarng atau lebih anggota Komisaris atau atas permintaan tertulis seorang atau
lebih anggota Direksi atau atas permintaan dari satu pemegang saham atau lebih
yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari seluruh jumlah
saham dengan hak suara yang sah.
2. Panggilan rapat dilakukan oleh Komisaris Utama, dilakukan secara langsung
maupun dengan surat tercatat sekurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
3. Rapat dilakukan di tempat kedudukan Perseroan atau di Rumah Sakit SemGreen ,
dipimpin oleh Komisaris Utama. Bila Komisaris Utama berhalangan maka rapat
dipimpin oleh salah satu anggota komisaris setelah diadakan pemilihan sesuai
dengan ketentuan.
4. Setiap anggota Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Komisaris hanya oleh
seorang anggota komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.
5. Rapat Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat
hanya apabila lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah anggota komisaris hadir atau
diwakili dalam rapat.
6. Keputusan Rapat Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk
mufakat, bila musyawarah mufakat tidak tercapai dilakukan pemungutan suara
dengan ketentuan sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan
yang berlaku.
7. Dewan Komisaris juga dapat mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan
rapat komisaris, dengan ketentuan semua anggota komisaris telah diberitahu secara
tertulis dan semua anggota komisaris memberikan persetujuan mengenai usul yang

28
diajukan tertulis serta menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan tersebut di
atas mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah
dalam rapat komisaris.

BAB XII. DIREKSI RUMAH SAKIT

Pasal 21. Syarat-syarat dan Komposisi Direksi.

1. Syarat-syarat menjadi Direksi Rumah Sakit SemGreen adalah : warga negara


Indonesia dan memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
2. Komposisi Direksi RS SemGreen adalah : Direktur Utama, Direktur Medis &
Keperawatan, Direktur Penunjang Medik dan Direktur Administrasi & Keuangan.

Pasal 22. Prosedur Pengangkatan dan Masa Jabatan Direksi.

1. Para anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, masing-masing
untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk
memberhentikannya sewaktu-waktu. Setelah masa jabatan tersebut maka anggota
Direksi dapat diangkat kembali sesuai ketentuan tersebut di atas.
2. Apabila oleh suatu sebab, jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam jangka waktu
paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak terjadi lowongan, harus diselenggarakan Rapat
Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu sesuai ketentuan.
3. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka dalam
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya lowongan tersebut harus
diselenggarakan RUPS untuk mengangkat Direksi baru dan untuk sementara Rumah
Sakit diurus oleh Dewan Komisaris.
4. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksudnya tersebut kepada Perseroan
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya itu.
5. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila :
a. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia.
b. Mengundurkan diri .
c. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku.
d. Meninggal dunia.
e. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

28
Pasal 23. Tugas dan Wewenang Direksi.

1. Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan


Rumah Sakit dalam mencapai maksud dan tujuannya.
2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Direksi berhak mewakili Rumah Sakit di dalam dan di luar pengadilan tentang segala
hal dan dalam segala kejadian, mengikat Rumah Sakit dengan pihak lain dan pihak lain
dengan Rumah Sakit, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai
kepengurusan maupun kepemilikan dengan pembatasan yang ditentukan oleh
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Rumah Sakit.
4. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Direktur
Utama dengan persetujuan Dewan Komisaris.

Pasal 24. Rapat Direksi.

1. Rapat Direksi dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh seorang atau
lebih anggota Direksi atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota
Dewan Komisaris atau atas permintaan tertulis 1 (satu) pemegang saham atau lebih
yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) bagian dari jumlah seluruh
saham dengan hak suara yang sah.
2. Ketentuan Rapat Direksi adalah sesuai dengan peraturan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Rumah Sakit SemGreen yang berlaku.
3. Rapat-rapat rutin Direksi untuk selanjutnya ditetapkan oleh Direktur Utama dengan
sepengetahuan Dewan Komisaris.
4. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi,
dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua
anggota Direksi memberikan persetujuan mengenai usul yang diajukan secara tertulis
serta menanda-tangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara
demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah
dalam Rapat Direksi.

28
Pasal 25. Hubungan antara Direksi dengan Dewan Komisaris dan
Komite Medik.

Komite Medik adalah organ non- struktural berada di bawah Direktur Utama, namun
hubungan antara Komite Medik dengan Direksi dan Dewan Komisaris Rumah Sakit Mrtha
Friska bukan merupakan garis komando, melainkan berupa garis koordinasi. Komite Medik
mempunyai akuntabilitas kepada Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjamin
terselenggaranya pelayanan medik yang baik, profesional serta selalu mengacu kepada
kepentingan penderita dengan memperhatikan kode etik kedokteran, kode etik rumah sakit
serta norma-norma yang berlaku di kalangan masyarakat.

BAGIAN KETIGA : PERATURAN INTERNAL STAF MEDIK

BAB XIII
NAMA DAN TUJUAN ORGANISASI STAF MEDIK

Pasal 26
Nama Organisasi Staf Medik

(1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medik di rumah sakit ini adalah Staf
Medik Fungsional (SMF) Rumah Sakit SemGreen Medan.
(2) Pengelompokan anggota SMF adalah berdasarkan keahlian dan/atau spesialisasi yang
ada di Rumah Sakit SemGreen Medan.
(1) Untuk Kelompok Dokter Umum dan Dokter Gigi, masuk dalam SMF Dokter Umum.
(2) Untuk Kelompok Dokter Spesialis, dibagi atas SMF Medikal dan Surgikal.
(3) Yang masuk dalam SMF Medikal adalah kelompok dokter spesialis penyakit dalam,
anak, kardiologi, paru, nefrologi, saraf, kulit kelamin, patologi klinik, patologi anatomi,
rehabilitasi medik, radiologi dan psikiatri.
(4) Yang masuk dalam SMF Surgikal adalah kelompok dokter spesialis bedah, obstetri
ginekologi, bedah thorak, bedah onkologi, urologi, digestif, bedah saraf, ortopedi, bedah
anak, mata, THT dan anestesiologi.
(5) Nama wadah profesional medis yang keanggotaannya berasal dari Ketua-ketua Staf
Medis Fungsional dan/atau yang mewakili SMF secara tetap adalah Komite Medik
Rumah Sakit SemGreen Medan.

28
Pasal 27. Tujuan Pengorganisasian Staf Medik

Tujuan dari pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF) adalah agar Staf Medis di Rumah
Sakit SemGreen dapat lebih menata diri dengan fokus terhadap kebutuhan pasien, sehingga
menghasilkan pelayanan medis yang berkualitas dan bertanggung jawab.

Pasal 28 Tanggung Jawab Staf Medik Fungsional

Secara administratif manajerial, Staf Medis Fungsional (SMF) berada di bawah Direksi
Rumah Sakit SemGreen , tetapi secara fungsional sebagai profesi, anggota Staf Medis
Fungsional (SMF) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Komite Medik melalui
Ketua SMF.

BAB XIV
PENERIMAAN, PENERIMAAN KEMBALI
DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA SMF

Pasal 29. Persyaratan Penerimaan Calon Anggota SMF

(1) Usia, maksimal 60 tahun bagi tenaga medik spesialis dan 55 tahun bagi tenaga medik
bukan spesialis.
(2) Mempunyai kualifikasi pendidikan yang sah.
(3) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) Konsil Kedokteran Indonesia dan Surat Ijin
Praktek (SIP) di Rumah Sakit SemGreen .
(4) Sehat jasmani dan rohani.
Pasal 30. Prosedur Penerimaan Calon Anggota SMF

(1) Prosedur penerimaan calon anggota SMF dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional Penerimaan Staf Medis Fungsional yang disusun oleh Direktur Medis &
Keperawatan dan Komite Medik.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Secara administratif, disusun oleh Direktur Medis & Keperawatan
b. Secara profesi, disusun oleh Komite Medik
(3) Penerimaan dan penempatan Staf Medis di RS SemGreen adalah melalui Surat
Keputusan Direktur Utama RS SemGreen , dengan terlebih dahulu meminta
rekomendasi dari Komite Medik.

28
Pasal 31. Penerimaan Kembali Anggota SMF

(1) Prosedur penerimaan kembali anggota SMF, dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional Penerimaan Kembali Anggota Staf Medis Fungsional yang disusun oleh
Komite Medik.
(2) Apabila seorang anggota SMF dengan alasan tertentu pindah/cuti sehingga tidak bisa
menjalankan tugas sebagai anggota SMF, dapat diterima kembali sebagai anggota SMF.
(3) Apabila yang bersangkutan akan kembali menjadi anggota SMF, maka yang
bersangkutan diharuskan mengikuti prosedur yang berlaku.
(4) Permohonan penempatan kembali/ulang dokter di RS SemGreen adalah melalui Surat
Keputusan Direktur Utama RS SemGreen , dengan terlebih dahulu meminta
rekomendasi dari Komite Medik.

Pasal 32. Pemberhentian Anggota SMF

Tenaga Medik anggota Staf Medik Fungsional (SMF) di Rumah Sakit SemGreen
dapat diberhentikan keanggotaanya oleh Direktur Utama bila:
1. Meninggal dunia
2. Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit SemGreen
3. Tidak mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan
kebijakan yang berlaku di RS SemGreen .

28
BAB XV
KEANGGOTAAN SMF

Pasal 33. Persyaratan Anggota SMF

Syarat untuk menjadi anggota Staf Medik Fungsional (SMF):


a. Mempunyai Ijazah dari Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi Pemerintah/ Swasta yang
diakui Pemerintah dan memilki Surat Penugasan dan/atau Surat Tanda Registrasi (STR)
yang masih berlaku dari Pejabat Yang Berwenang.
b. Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di RS SemGreen Medan.
c. Telah melalui proses penerimaan calon anggota SMF Rumah Sakit SemGreen Medan
yang dilaksanakan oleh Komite Medik dan Direksi Rumah Sakit SemGreen .
d. Memiliki Surat Keputusan Penugasan sebagai anggota SMF, berupa Hak Klinik Khusus
dari Direktur Utama Rumah Sakit SemGreen .
e. Mengikuti ketentuan kerja yang berlaku di Rumah Sakit SemGreen Medan.

Pasal 34. Kategori dan Masa Berlaku Keanggotaan SMF

(1) Kategori keanggotaan SMF adalah:


a. Anggota tetap SMF, yaitu dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan dokter
gigi spesilias yang bekerja secara tetap di RS SemGreen Medan.
b. Anggota tidak tetap SMF, yaitu dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan
dokter gigi spesilias yang bekerja secara tidak tetap atau paruh waktu di RS
SemGreen Medan.

(2) Masa berlaku keanggotaan adalah selama 3 (tiga) tahun sejak Keputusan Direktur
Utama dikeluarkan dan dapat diperpanjang kembali dengan mengikuti rekredensial.

Pasal 35
Tugas, Fungsi, Wewenang, Tanggung Jawab dan Kewajiban SMF

(1) Tugas Staf Medik Fungsional:


a. Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis, pengobatan,
pencegahan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan
b. Memberikan pelayanan Medik yang bermutu kepada pasien sesuai dengan Standar
Pelayanan Medik dan Standar Prosedur Operasional yang berlaku di RS SemGreen
Medan

28
c. Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan dan pelatihan
berkelanjutan

d. Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan
medis dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan
e. Menyusun, mengumpulkan, menganalisis, dan membuat laporan pemantauan
indikator mutu klinis.

(2) Fungsi Staf Medik Fungsional adalah sebagai pelaksana pelayanan medis dan
pengembangan di bidang medis.

(3) Wewenang masing-masing anggota Staf Medis Fungsional disusun oleh Ketua SMF dan
kemudian disetujui dan dibuatkan rekomendasi oleh Komite Medik untuk dibuatkan
Surat Keputusan oleh Direktur Utama RS SemGreen Medan.

(4) Tangung Jawab Staf Medis Fungsional


a. Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dalam tempo 2 x 24 jam
b. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik, cq Panitia Kredensial
kepada Direktur Utama terhadap permohonan penempatan dokter baru di RS
SemGreen
c. Melalukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data yang
komprehensif, melalui peer review, audit medis atau program peningkatan mutu
d. Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medik/Panitia Kredensial kepada
Direktur Utama terhadap permohonan penempatan ulang dokter di RS SemGreen
e. Memberi kesempatan bagi para dokter untuk mengikuti “continuing professional
development” (CPD)
f. Memberikan masukan kepada Direktur Utama RS SemGreen melalui Ketua
Komite Medik, hal-hal yang terkait dengan praktek kedokteran

g. Memberikan laporan melalui Ketua Komite Medik kepada Direktur Medik dan
Keperawatan
h. Melakukan perbaikan (up-dating) standar prosedur operasional dan dokumen terkait
lainnya.
(3) Kewajiban Staf Medis Fungsional
a. Mentaati Peraturan Internal Staf Medis/Medical Staf Bylaws
b. Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab

28
c. Mentaati Kode Etik dan disiplin profesi Kedokteran Indonesia dan Kode Etik
Rumah Sakit
d. Mempunyai surat ijin praktek di RS SemGreen Medan
e. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan Standar Presedur
Operasional serta kebutuhan medis pasien
f. Mematuhi kebijakan RS SemGreen Medan tentang penggunaan obat dan
formularium RS, Persetujuan Tindakan Medik (Informed Consent) dan Rekam
Medis RS SemGreen Medan
g. Merujuk pasien ke staf medis yang mempunyai kemampuan/keahlian yang lebih
baik apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan dan/atau pengobatan
h. Merahasiakan segala sesuatu yang diketahui tentang pasien bahkan juga setelah
pasien itu meninggal dunia
i. Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada
orang lian yang bertugas dan mampu melakukannya
j. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya secara terus menerus dengan ikut
serta secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan penelitian yang
berkesinambungan dan program-program pengembangan medik lainnya yang diatur
SMF dan RS SemGreen
k. Membangun dan membina kerjasama tim yang baik dengan sesama sejawat anggota
SMF, paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran pelayanan medik di
Rumah Sakit
l. Bersedia ikut dalam Panitia dan Tim Klinis pada Komite Medik dan Kepanitiaan di
Rumah Sakit
m. Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh SMF dan Rumah Sakit
n. Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat merugikan pasien dan
rumah sakit.

Pasal 36. Hak-hak Anggota SMF

(1) Menggunakan hak klinik khusus di RS SemGreen .


(2) Mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan tarif pelayanan yang berlaku di RS
SemGreen Medan.
(3) Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan
peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku.

28
Pasal 37. Hak Klinik Khusus (Clinical Privilege)

(1) Hak Klinik Khusus adalah kewenangan dari anggota SMF untuk melaksanakan
pelayanan Medik sesuai dengan kompetensi profesi dan keahliannya.
(2) Tanpa hak klinik khusus, maka seorang tenaga medik tidak dapat menjadi anggota SMF
dan bekerja di RS SemGreen Medan.
(3) Hak Klinik Khusus diberikan oleh Direktur Utama atas Rekomendasi Komite Medik
melalui Panitia Kredensial, sesuai dengan Prosedur Penerimaan Anggota SMF.
(4) Hak Klinik Khusus diberikan kepada seorang anggota SMF untuk jangka waktu 3 ( tiga
) tahun.
(5) Pemberian hak Klinik khusus ulang dapat diberikan setelah yang bersangkutan
mengikuti prosedur Rekredensial dari Panitia Kredensial Komite Medik

Pasal 38. Pembatasan Hak Klinik Khusus


(1) Komite Medik bila memandang perlu dapat memberi rekomendasi kepada Direktur
Utama agar hak klinik khusus anggota SMF dibatasi berdasarkan,atas keputusan dari
Panitia Kredensial.
(2) Pembatasan hak klinik khusus ini dapat dipertimbangakan bila anggota SMF tersebut
dalam pelaksanaan tugasnya di RS SemGreen dianggap tidak sesuai dengan standar
pelayanan medis dan standar prosedur operasional yang berlaku, dapat dipandang dari
sudut kinerja klinik, sudut etik dan disiplin profesi medis dan dari sudut hukum.
(3) Panitia Kredensial membuat rekomendasi pembatasan hak klinik khusus anggota SMF
setelah terlebih dahulu:
a. Ketua SMF mengajukan surat untuk mempetimbangkan pencabutan hak klinik
khusus dari anggotanya kepada Ketua Komite Medik.
b. Komite Medik meneruskan permohonanan tersebut kepada Panitia Kredensial
untuk meneliti kinerja klinis, etika dan disiplin profesi medis anggota SMF yang
bersangkutan.
c. Panitia Kredensial berhak memanggil anggota SMF yang bersangkutan untuk
memberikan penjelasan dan membela diri setelah sebelumnya diberi kesempatan
untuk membaca dan mempelajari bukti-bukti tertulis tentang
pelanggaran/penyimpangan yang telah dilakukan.
d. Panitia Kredensial dapat meminta pendapat dari pihak lain yang terkait.

28
Pasal 39. Pencabutan/Pembatasan Hak Klinik Khusus

(1) Pencabutan/pembatasan hak klinik khusus dilaksanakan oleh Direktur Utama atas
rekomendasi Komite Medik yang berdasarkan usulan dari Panitia Kredensial.
(2) Pencabutan Hak Klinik Khusus dilaksanakan apabila :
1. Pindah dari lingkungan Rumah Sakit SemGreen Medan
2. Meninggal dunia
3. Tidak mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan yang berlaku
di RS SemGreen .
BAB XVI
PENGORGANISASIAN STAF MEDIS FUNGSIONAL

Pasal 40. Struktur Organisasi SMF

(1) Anggota SMF dikelompokkan ke dalam masing-masing Staf Medik Fungsional ( SMF )
sesuai dengan profesi dan keahliannya, minimal dengan dua orang anggota.

(2) SMF yang ada di Rumah Sakit SemGreen , adalah:


a. SMF Medikal
b. SMF Surgikal
c. SMF Dokter Umum;
(3) Susunan Kepengurusan SMF terdiri dari:
a. Ketua SMF merangkap anggota;
b. Sekretaris merangkap anggota;
c. Anggota.
(4) Masa bakti kepengurusan SMF adalah 3 (tiga) tahun.

Pasal 41. Ketua Staf Medis Fungsional

(1) Pemilihan Calon Ketua SMF dilakukan dalam rapat pleno SMF dengan prosedur yang
telah ditetapkan oleh Komite Medik.
(2) Ketua SMF dipilih oleh Direktur Utama dari 3 (tiga) orang calon yang diajukan.
(3) Dalam menentukan pilihan Ketua SMF, Direktur Utama dapat meminta pendapat dari
Komite Medik.
(4) Bila anggota SMF hanya 2 orang, maka penentuan Ketua SMF dilakukan oleh Direktur
Utama setelah mendapat saran/masukan dari Komite Medik.
(5) Ketua SMF terpilih dapat menjadi anggota Komite Medik.

28
(6) Tugas Ketua SMF adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota SMF, menyusun
uraian tugas, wewenang dan tata kerja serta jasa pelayanan anggota SMF dengan rincian
sebagai berikut:
a. Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan medis bidang administrasi /
manajerial, di bawah koordinasi Direktur Medik dan Keperawatan dan bidang
keilmuan (Standar Pelayanan Medis) di bawah koordinasi Komite Medis.
b. Menyusun indikator mutu klinis;
c. Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya;
(7) Ketua SMF mempunyai kewenangan mengatur anggota SMF yang mempunyai jabatan
rangkap di Struktural dan bila dianggap perlu, maka Ketua SMF dapat
membebastugaskan yang bersangkutan dari kegiatan rutin di SMF dan menerima
kembali setelah yang bersangkutan selesai dengan tugas/jabatan strukturalnya.

Pasal 42. Sekretaris Staf Medis Fungsional

(1) Sekretaris dipilih oleh Ketua SMF dari anggota tetap SMF.
(2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam bidang administrasi dan
manajerial.

Pasal 43. Dokter Penanggung Jawab Pelayanan

(1) Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) secara otomatis merupakan hak dan
kewajiban setiap anggota tetap SMF tanpa perlu penunjukan.
(2) Hak menjadi DPJP dapat hilang apabila hak kewenangan klinis anggota SMF tersebut
dicabut oleh Komite Medik dan ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit.

Pasal 44. Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan

(1) Kegiatan Pendidikan, Penelitian dan Pengembangan menjadi tanggung jawab dan tugas
Ketua SMF dan anggota tetap SMF.
(2) Sekretaris SMF bertugas membantu Ketua SMF dalam mengkoordinasikan kegiatan
penelitian , pengembangan dan pelatihan anggota SMF.

28
BAB XVII
PENGORGANISASIAN KOMITE MEDIK

Pasal 45. Kedudukan Komite Medik

(1) Komite Medik mempunyai otoritas tertinggi di dalam pengorganisasian Staf Medis Fungsional (SMF).
(2) Komite Medik berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Utama RS SemGreen .
(3) Komite Medik melaksanakan pengawasan dan review terhadap
pelayanan pasien, mutu pelayanan medis, rekomendasi penetapan Staf
Medis, audit medis dan pengawasan Etika dan disiplin profesi medis .
(4) Pengawasan dan review sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
dilakukan oleh Panitia dan Tim Klinis.

Pasal 46. Organisasi Komite Medik

(1) Komite Medik RS SemGreen adalah wadah non struktural kelompok profesional medis
yang keanggotaannya terdiri dari Ketua-ketua Staf Medis Fungsional atau yang
mewakili SMF secara tetap.
(2) Susunan kepengerusan Komite Medik terdiri dari :
a. Ketua merangkap Anggota.
b. Wakil Ketua merangkap Anggota
c. Sekretaris merangkap Anggota
d. Sekretaris bukan Anggota
e. Anggota

(4) Masa bakti kepengurusan Komite Medik adalah 3 (tiga) tahun.


(5) Kepengurusan Komite Medik dipilih melalui rapat pleno untuk memilih Ketua, Wakil
Ketua dan Sekretaris.
(6) Pemilihan dilaksanakan sesuai prosedur tetap yang telah diatur di dalam Medical Staf
Bylaws/Peraturan Internal Staf Medis.

Pasal 47. Pemilihan Komite Medik

(1) Pemilihan calon ketua/wakil ketua komite medik dilakukan secara musyawarah
mufakat/demokratis dalam rapat pleno dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh
Komite medik.

28
(2) Ketua dan Wakil Ketua Komite Medik dipilih oleh Direktur Utama RS SemGreen dari
3 ( tiga ) orang calon yang diajukan.
(3) Dalam menentukan ketua/wakil ketua Direktur Utama dapat meminta pendapat dari
Komisaris PT.Karya Utama Sehat Sejahtera.

BAB XVIII
TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG KOMITE MEDIK

Pasal 48. Tugas Komite Medik

Tugas Komite Medik RS SemGreen adalah:


1. Membantu Direktur Utama menyusun standar pelayanan medis dan memantau
pelaksanaannya
2. Membantu Direktur Utama menyusun Peraturan Internal staf medis dan memantau
pelaksanaannya
3. Melakukan koordinasi dengan Direktur Medik dan keperawatan dalam melaksanakan
pemantauan dan pembinaan pelaksanaan tugas Kelompok SMF
4. Melaksanakan pembinaan etika dan disiplin profesi medis
5. Mengatur kewenangan profesi antar Kelompok SMF
6. Meningkatkan program pelayanan, pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan
pengembangan dalam bidang medis
7. Melakukan pemantauan dan evaluasi mutu pelayanan medis, antara lain melalui
monitoring dan evaluasi farmasi dan therapi, ketepatan, kelengkapan dan keakuratan
rekam medis, pengendalian infeksi nosokomial, medical care review/peer review/audit
medis, melalui pembentukan Panitia-panitia.

Pasal 49. Fungsi Komite Medik

Fungsi Komite Medik RS SemGreen Medan adalah:


1. Memberikan saran kepada Direktur Utama melalui Direktur Medik dan Keperawatan
2. Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan pelayanan medis
3. Menangani hal-hal yang berkaitan dengan etika dan disiplin profesi medis
4. Menyusun kebijakan pelayanan medis sebagai standar yang harus dilaksanakan oleh
Semua SMF di Rumah Sakit.

28
Pasal 50. Wewenang Komite Medik

Wewenang Komite Medik RS SemGreen Medan adalah:


1. Memberikan usul rencana kebutuhan dan peningkatan kualitas tenaga medis
2. Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan pemeliharaan
peralatan pelayanan medis dan peralatan penunjang medis serta pengembangan pelayanan
medis
3. Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan medis, sesuai yang
tercantum dalam tugas Komite Medik
4. Melaksanakan pembinaan Etika Profesi serta mengatur kewenangan profesi antar
Kelompok Staf Medik Fungsional
5. Membentuk Tim Klinis yang mempunyai tugas menangani kasus-kasus pelayanan medis
yang memerlukan koordinasi lintas profesi
6. Memberikan rekomendasi tentang kerjasama antara Rumah Sakit dan Fakultas
Kedokteran/Kedokteran Gigi/Institusi pendidikan lain
7. Memantau dan mengevaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit
8. Memantau dan mengevaluasi efisiensi dan efektivitas penggunan alat kedokteran di
Rumah Sakit
9. Menetapkan tugas dan kewajiban Panitia/Tim Klinis dalam lingkungan Komite Medik.

Pasal 51. Panitia-panitia


(1) Panitia adalah kelompok kerja khusus yang bertugas membantu pelaksanaan tugas –
tugas Klinik Bidang Medis.
(2) Panitia dibentuk sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
(3) Panitia kepengurusannya ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur Utama.
(4) Keanggotaan Panitia-panitia terdiri dari anggota tetap Staf Medis Fungsional dan tenaga
lain secara ex officio.
(5) Susunan Kepengurusan Panitia terdiri dari:
a. Ketua Merangkap Anggota.
b. Sekretaris merangkap Anggota.
c. Anggota.

(6) Tata Kerja Panitia:


a. Panitia membuat kebijakan, program dan prosedur operasional;
b. Panitia membuat laporan berkala dan laporan tahunan kepada Komite Medik, di
mana laporan tahunan berisi evaluasi kegiatan dan rencana kegiatan berikutnya;
c. Panitia mempunyai masa kerja sama dengan periode masa kerja Komite Medis

28
d. Biaya operasional Panitia dibebankan pada Anggaran rumah sakit.

(4) Panitia-panitia yang ada di RS SemGreen Medan terdiri dari:


a. Panitia Peningkatan Mutu Profesi Medis
b. Panitia Kredensial
c. Panitia Etika dan Disiplin Profesi Medis
d. Panitia Rekam Medik
e. Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial
f. Panitia Farmasi dan Terapi.
(8) Jumlah Panitia dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan.

Pasal 52. Tim Klinis

(1) Tim Klinis RS SemGreen Medan dibentuk untuk menangani kasus-kasus pelayanan
medik yang memerlukan koordinasi lintas profesi.
(2) Tim Klinis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), terdiri dari:
a. Tim Klinis Penanggulangan Kanker Terpadu RS (Onkologi)
b. Tim Klinis Pelayanan Stroke
c. Tim Klinis Medik Transfusi
d. Tim Lainnya, yang dipandang perlu.
(3) Jumlah Tim Klinis dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan.

BAB XIX
KERAHASIAAN INFORMASI MEDIS

Pasal 53. Kerahasiaan Pasien


(1) Kerahasiaan Pasien rumah sakit adalah sebagaimana diatur dalam Pedoman Rekam Medik
RS SemGreen Medan.
(2) Pengungkapan kerahasian pasien dimungkinkan pada keadaan:
a. Atas ijin/otorisasi pasien
b. Menjalankan Undang-undang (Pasal 50 KUHP)
c. Perintah jabatan (Pasal 51 KUHP)
d. Bela diri (Pasal 49 KUHP)
e. Daya paksa (Pasal 48 KUHP)
f. Pendidikan dan penelitian.

28
Pasal 54. Informasi Medis

(1) Pasien dapat meminta informasi medis atau penjelasan kepada Dokter yang merawat,
sesuai dengan haknya.
(2) Informasi medis atau penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang harus
diungkapkan dengan jujur dan benar adalah mengenai:
a. Keadaan kesehatan pasien
b. Rencana terapi dan alternatifnya
c. Manfaat dan resiko masing-masing alternatif tindakan
d. Prognosis
e. Kemungkinan komplikasi.

Pasal 55. Hak dan Kewajiban Dokter

(1) Hak dan kewajiban dokter yang dimaksud adalah hak dan kewajiban dokter sebagaimana
yang diatur di dalam Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.

(2) Hak dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Hak memperoleh perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan
Standar Profesi dan Standar Prosedur Operasional
b. Hak memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar
Prosedur Operasional
c. Hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur
d. Hak menerima imbalan jasa.

(2) Kewajiban Dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan medis sesuai dengan Standar Profesi dan Standar Prosedur
Operasional serta kebutuhan medis
b. Merujuk ke dokter lain, bila tidak mampu
c. Merahasiakan informasi pasien, meskipun pasien sudah meninggal
d. Melakukan pertolongan darurat, kecuali bila yakin ada orang lain yang bertugas dan
mampu
e. Menambah IPTEK dan mengikuti perkembangan.

28
Pasal 56. Hak dan Kewajiban Pasien

(1) Hak-hak pasien yang dimaksud adalah hak-hak pasien sebagaimana yang diatur di dalam
Undang-undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, yaitu:
a. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis yang akan
dilakukan, sekurang-kurangnya mencakup:
1). Diagnosis dan tata cara tindakan medis
2). Tujuan tindakan medis yang dilakukan
3). Alternatif tindakan lain dan risikonya
4). Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi
5). Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.
b. Meminta pendapat kedua dari dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan
dokter gigi spesialis lain
c. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis
d. Menolak tindakan medis
e. Mendapatkan isi rekam medis, dalam bentuk “resume medis”.
(2) Kewajiban Pasien adalah sebagai berikut:
a. Mentaati segala peraturan dan tata tertib di RS SemGreen
b. Mematuhi segala instruksi Dokter dan Perawat dalam pengobatannya
c. Memberikan informasi dengan jujur dan selengkapnya tentang penyakit yang
diderita kepada Dokter yang merawat
d. Melunasi semua imbalan atas jasa pelayanan Rumah Sakit dan/atau Dokter
e. Mematuhi hal-hal yang telah disepakati/diperjanjikan.

Pasal 57. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit

(1) Hak Rumah Sakit adalah sebagai berikut:


a. Membuat Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) dan Standar-standar
yang berlaku dalam memberikan pelayanan medis kepada pasien
b. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit SemGreen Medan
c. Mensyaratkan bahwa pasien harus mentaati segala instruksi yang diberikan dokter
kepadanya
d. Memilih tenaga dokter yang akan bekerja di Rumah Sakit SemGreen Medan
e. Menuntut pihak-pihak yang telah melakukan wanprestasi, baik Pasien, Pihak Ketiga
dan lain-lain.

28
(2) Kewajiban Rumah Sakit adalah sebagai berikut:
a. Mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan kebijakan
yang berlaku bagi RS SemGreen Medan
b. Memberikan pelayanan kepada pasien tanpa diskriminasi
c. Merawat pasien sebaik-baiknya dengan tidak membedakan kelas perawatan
d. Menjaga mutu perawatan dengan tidak membedakan kelas perawatan
e. Memberikan pertolongan di Instalasi Rawat darurat tanpa meminta jaminan materi
terlebih dahulu
f. Menyediakan sarana, prasarana dan peralatan yang dibutuhkan

g. Menjaga agar sarana, prasarana dan peralatan senantiasa dalam keadaan siap pakai;
h. Merujuk pasien ke rumah sakit lain apabila tidak memiliki sarana, prasarana, dan
peralatan serta tenaga yang diperlukan
i. Mengusahakan adanya sistem, sarana, dan prasarana pencegahan kecelakaan dan
penanggulangan bencana
j. Melindungi dokter dan tenaga lainnya dengan memberikan bantuan administrasi dan
hukum bilamana dalam melaksanakan tugas ternyata petugas yang bersangkutan
mendapat perlakukan tidak wajar atau tuntutan hukum dari pasien atau keluarganya
k. Mengadakan perjanjian tertulis dengan Dokter dan Dokter Spesasilis serta Dokter
Gigi dan Dokter Gigi Spesialis yang bekerja di RS SemGreen
l. Membuat Standar dan Prosedur tetap, baik untuk pelayanan medik, pelayanan
penunjang medik, maupun non medik.

BAGIAN KEEMPAT : BADAN ETIKA RUMAH SAKIT

BAB XX. KOMITE ETIKA RS SEMGREEN

Pasal 58. Pengertian Komite Etika RS

Komite Etika Rumah Sakit SemGreen adalah suatu badan otonom, non-struktural yang
berfungsi sebagai Penasehat Pimpinan Rumah Sakit, serta berkewajiban membantu
Pimpinan Rumah Sakit dalam penanganan masalah-masalah yang berkaitan dengan isu
etika profesi di rumah sakit. Masalah-masalah etika dapat berupa:
 Etika hubungan staf medik dengan sesamanya.
 Etika hubungan staf medik dengan paramedik/nonmedik.
 Etika hubungan antar rumah sakit.
 Etika hubungan rujukan medik/kesehatan.
28
Masalah-masalah etika profesi kedokteran/medis ditangani tersendiri oleh Panitia Etika
Profesi Medis dalam Komite Medik RS SemGreen .

Pasal 59. Susunan Komite Etika RS , Prosedur Pemilihan dan


Syarat-syaratAnggota.

1. Ketua dan Anggota Komite Etika Rumah Sakit SemGreen dipilih dan diangkat
oleh Direktur Utama untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun, untuk kemudian dapat
dipilih kembali.
2. Susunan Komite Etika terdiri dari : Seorang Ketua, seorang Wakil Ketua, seorang
Sekretaris, dan beberapa anggota dengan jumlah seluruhnya paling banyak 7
(tujuh) orang.
3. Untuk dapat dipilih atau ditunjuk sebagai Anggota Komite Etika RS harus
memenuhi syarat-syarat berikut:
(a) Berjiwa Pancasila.
(b) Memiliki kepribadian, integritas, dan kredibilitas sosial serta profesional yang
tinggi.
(c) Memiliki kepekaan dan responsif terhadap perkembangan sosial,lingkungan,
nilai-nilai moral dan kemanusiaan, serta perkembangan keilmuan dan
teknologi.
(d) Memiliki kepedulian dan pengalaman dalam bidang perumahsakitan, yang
meliputi berbagai bidang profesi.

Pasal 60. Fungsi dan Tugas Komite Etika Rumah Sakit.

1. Memberi nasehat atau konsultasi melalui diskusi dan berperan dalam menilai
penyelesaian dan kebijaksanaan etika rumah sakit.
2. Melaksanakan sosialisasi dan pendidikan kepada seluruh bidang profesi tentang
etika rumah sakit, khusus profesi kedokteran berkoordinasi dengan Komite Medis
(dalam Panitia Etika Kedokteran).
3. Berhubungan secara khusus dan memberikan anjuran-anjuran pada pelayanan
review kasus sulit.
4. Membantu para dokter, perawat, bidan dan anggota tim kesehatan lainnya di rumah
sakit dalam menghadapi masalah-masalah etika.

28
Pasal 61. Rapat-rapat Komite Etika RS

1. Rapat rutin Komite diadakan paling sedikit dua kali dalam setahun. Rapat ini untuk
membicarakan program kerja, pelaksanaannya seta evaluasi program.
2. Rapat khusus untuk membicarakan kasus-kasus yang ada diadakan menurut
keperluannya.
3. Rapat dianggap sah apabila dihadiri oleh 2/3 (dua per tiga) dari seluruh Anggota
Komite Etika RS dan keputusan ditetapkan secara mufakat melalui musyawarah.
Bila musyawarah tidak mencapai mufakat diadakan voting dan keputusan diambil
melalui suara terbanyak
4. Keputusan yang diambil diteruskan kepada Direktur Utama untuk keperluan tindak
lanjut yang akan diambil.

BAGIAN KELIMA : PENUTUP


BAB XXI
AMANDEMEN/PERUBAHAN

Pasal 62. Tata Laksana Amandemen/Perubahan

Peraturan Internal Rumah Sakit SemGreen ini dapat diubah sesuai dengan perkembangan,
baik oleh karena perkembangan di dalam rumah sakit sendiri maupun oleh karena
perkembangan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Pemerintah.

(1) Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan.
(2) Perubahan dapat dilakukan, apabila ada permohonan secara tertulis dari salah satu Pihak
yang terkait dengan Peraturan Internal Rumah Sakit, yaitu Komisaris, Direksi dan
Komite Medik.
(3) Usulan untuk merubah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2), hanya dapat dilaksanakan apabila ada pemberitahuan tertulis dari salah satu pihak
kepada pihak lainnya, yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) minggu sebelumnya.
(4) Perubahan dilakukan dengan men-addendum Peraturan
Internal Rumah Sakit ini.
(5) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Internal Rumah Sakit ini.

28
BAB XXII. PENUTUP

Pasal 63. Ketentuan Penutup

(1) Peraturan internal Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf medis ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan, mengikat kepada semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan,
pemberian pelayanan dan bekerja di Rumah Sakit SemGreen .

(2) Semua peraturan rumah sakit yang dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Internal
Rumah Sakit dan Peraturan Internal staf medis ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan Internal rumah sakit/Peraturan Internal Staf medis.

Ditetapkan di : Medan
Pada tanggal : 5 Februari 2004
Penetapan Revisi I pada tanggal : 30 September 2004
Penetapan Revisi II pada tanggal: 30 Mei 2008

YAYASAN RSU SEMGREEN


RUMAH SAKIT SEMGREEN

..........................................................
KOMISARIS UTAMA

28

You might also like