You are on page 1of 43

PERATURAN INTERNAL

(HOSPITAL BYLAWS)
RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

BUKU KESATU
PERATURAN INTERNAL KORPORASI
(CORPORATE BYLAWS)

BAB I
KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama
Pengertian Umum
Pasal 1

Dalam Peraturan Internal (Hospital Bylaws) ini, yang dimaksud dengan:


1. Peraturan Internal (Hospital Bylaws) adalah aturan dasar yang mengatur tatacara
penyelenggaraan rumah sakit, yang mengatur hubungan antara Pemilik dan/atau
Pengurus Yayasan Rumah sakit Baptis Indonesia, Pengelola atau Direktur, Para
Wakil Direktur dan Anggota Kelompok Staf Medis.
2. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Baptis Batu, yang berkedudukan di Jl. Raya
Tlekung No. 1 Junrejo – Batu, yang organisasinya diatur oleh Peraturan Internal
Rumah Sakit dan Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah yang berlaku.
3. Pemilik Rumah Sakit Baptis Batu adalah Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia.
4. Direktur adalah pimpinan tertinggi yaitu seseorang yang diangkat menjadi
Direktur Rumah Sakit Baptis Batu oleh Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis
Indonesia.
5. Wakil Direktur adalah seseorang yang diangkat oleh Direktur dengan persetujuan
Pengurus YRSBI, untuk membantu tugas-tugas Direktur sesuai dengan bidang
tugasnya.

1
6. Komite Medis adalah organisasi non struktural yang dibentuk di rumah sakit oleh
Direktur dengan tujuan untuk menerapkan tata kelola klinis (clinical governance)
agar staf medis dirumah sakit terjaga profesionalismenya melalui mekanisme
kredensial, penjagaan mutu profesi medis, dan pemeliharaan etika dan disiplin
profesi medis.
7. Komite Etik dan Hukum adalah organisasi non struktural yang bertugas
memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan merumuskan
medicoetikolegal dan etika pelayanan rumah sakit, penyelesaian masalah etika
rumah sakit dan pelanggaran terhadap kode etik pelayanan rumah sakit,
pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit.
8. Satuan Pemeriksaan Internal (SPI) adalah organisasi non struktural yang bertugas
melaksanakan pemeriksaan intern di Rumah Sakit Baptis Batu.
9. Kelompok Staf Medis (KSM) adalah kelompok dokter dan/atau dokter spesialis
serta dokter gigi dan/atau dokter gigi spesialis yang melakukan pelayanan dan telah
disetujui serta diterima sesuai dengan aturan yang berlaku untuk menjalankan
profesi masing-masing di Rumah Sakit Baptis Batu.
10. Dokter dan dokter gigi adalah dokter umum dan atau dokter spesialis serta dokter
gigi dan atau dokter gigi spesialis yang mendapatkan penugasan klinis dari Direktur
untuk melakukan pelayanan di Rumah Sakit Baptis Batu.
11. Dokter tetap atau dokter purna waktu adalah dokter umum dan atau dokter
spesialis serta dokter gigi dan atau dokter gigi spesialis yang mendapatkan
penugasan klinis dari Direktur untuk melakukan pelayanan yang sepenuhnya
bekerja di Rumah Sakit Baptis Batu sebagai karyawan dan memperoleh gaji tetap.
12. Dokter Mitra adalah dokter umum dan atau dokter spesialis serta dokter gigi dan
atau dokter gigi spesialis yang mendapatkan penugasan klinis dari Direktur untuk
melakukan pelayanan di Rumah Sakit Baptis Batu pada waktu tertentu dan bukan
karyawan tetap berdasarkan hubungan kerjasama dengan Direktur, yang disepakati
bersama antara Komite Medis dan Direktur.
13. Dokter Konsulen adalah Dokter yang diakui keahliannya sebagai konsulen di
bidangnya karena keilmuannya dan telah direkomendasikan oleh Perhimpunan
Profesi serta telah mendapatkan penugasan klinis dari Direktur.

2
14. Dokter Penanggungjawab Pasien (DPJP) adalah dokter spesialis atau dokter gigi
spesialis yang bertanggung jawab atas pelayanan medis seorang pasien yang
pengaturannya sesuai dengan jadual konsultasi untuk pasien rumah sakit.
15. Dokter Ruangan adalah dokter umum yang bertugas di ruang perawatan, dengan
tugas dan kewajiban yang telah ditentukan.
16. Kewenangan Klinis (Clinical Privilege) adalah kewenangan yang diberikan
kepada Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis
oleh Direktur atas rekomendasi dari Komite Medis untuk melakukan pelayanan
medis di rumah sakit dalam waktu tertentu, yang dituangkan dalam penugasan klinis
yang diberikan oleh Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
17. Tim AdHoc Audit Medis adalah tim yang dibentuk oleh Komite Medis, yang
bertugas menangani kasus-kasus pelayanan medis secara terpadu yang memerlukan
koordinasi lintas profesi, yang ditetapkan dengan keputusan Direktur atas usul
Komite Medis, yang diatur oleh pimpinan rumah sakit.
18. Subkomite adalah anggota Komite Medik yang terdiri dari Subkomite Kredensial,
Subkomite Mutu Profesi dan Subkomite Etika dan Disiplin Profesi
19. Staf medis adalah semua dokter/dokter gigi/dokter spesialis/dokter gigi spesialis
yang bekerja di RS Baptis Batu, purna waktu maupun paruh waktu yang telah
terikat perjanjian kerja dengan RS Baptis Batu dan memiliki kewenangan klinis
untuk melakukan pelayanan medis di RS Baptis Batu.
20. Staf medis pengganti adalah dokter/dokter gigi/dokter spesialis/dokter gigi
spesialis yang telah terikat perjanjian kerja dengan RS Baptis Batu dan memiliki
kewenangan melakukan pelayanan medis yang sama dengan kewenangan dokter
yang digantikan karena berhalangan
21. Staf medis tamu adalah dokter/dokter gigi/dokter spesialis/dokter gigi spesialis
yang karena keahliannya diminta oleh direktur untuk melakukan pelayanan medis
sesuai dengan kompetensinya
22. Calon staf medis adalah dokter/dokter gigi/dokter spesialis/dokter gigi spesialis
yang sedang dalam proses untuk menjadi staf medis RS Baptis Batu
23. Unit pelayanan adalah tempat dimana dilakukan pelayanan medis terhadap pasien
dalam lingkungan RS Baptis seperti rawat jalan, rawat inap, rawat daruruat, rawat
intensif, kamar operasi, radiologi, laboratorium dan rehabilitasi medis

3
24. Unit kerja adalah tempat dimana staf medis melakukan profesinyPenugasan klinis
(clinical appointment) adalah penugasan Direktur Rumah Sakit Baptis Kediri
kepada seorang staf medis untuk melakukan sekelompok pelayanan medis di RS
Batu berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
25. Kredensial adalah proses evaluasi terhadap staf medis untuk menentukan kelayakan
diberikan kewenangan klinis (clinical privilege).
26. Rekredensial adalah proses reevaluasi terhadap staf medis yang telah memiliki
kewenangan klinis (clinical privilege) untuk menentukan kelayakan pemberian
kewenangan klinis tersebut.
27. Audit medis adalah upaya evaluasi secara profesional terhadap mutu pelayanan
medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam medisnya yang
dilaksanakan oleh profesi medis.
28. Mitra bestari (peer group) adalah sekelompok staf medis dengan reputasi dan
kompetensi profesi yang baik untuk menelaah segala hal yang terkait dengan profesi
medis.

Maksud dan Tujuan Peraturan Internal Rumah Sakit


Pasal 2

1. Nama dokumen ini adalah Peraturan Internal Rumah Sakit Baptis Batu (Hospital
Bylaws) yang selanjutnya disebut sebagai Peraturan Internal.
2. Tujuan Umum
Untuk mengatur tugas, kewenangan, tanggung jawab dan hubungan antara YRSBI,
Manajemen dan Tenaga Fungsional, sehingga penyelenggaraan Rumah Sakit dapat
efektif, efisien, dan bermutu.
3. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman aspek hukum Rumah Sakit dalam hubungannya dengan
YRSBI, Manajemen dan Tenaga Fungsional.
b. Sebagai pedoman dalam menjalankan corporate governance yang mengatur
aspek institusional dan bisnis dalam penyelenggaraan rumah sakit dan clinical
governance yang mengatur aspek pemberian layanan dan asuhan klinis kepada
pasien di Rumah Sakit

4
Landasan Hukum Peraturan Internal Rumah Sakit
Pasal 3

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Repoblik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek
Kedokteran
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan Jo Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun
2001 tentang Yayasan
5. Undang-Undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 772/MENKES/SK/VI/2002 tentang Pedoman
Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws)
7. Anggaran Dasar Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia (YRSBI)
8. Anggaran Rumah Tangga Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia (YRSBI)

Bagian Kedua
Nama, Visi, Misi, Tujuan, Value dan Moto
Pasal 4

(1) Nama rumah sakit ini adalah RUMAH SAKIT BAPTIS BATU, selanjutnya
disingkat RSBB, milik YAYASAN RUMAH SAKIT BAPTIS INDONESIA,
beralamat di Jalan Jalan R.P. Soeroso No 5 Jakarta 10330.
(2) Visi Rumah Sakit Baptis Batu adalah "Menjadi Rumah Sakit Pilihan utama
masyarakat Malang Raya karena Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien
dengan mengutamakan mutu dan keselamatan pasien ".
(3) Misi Rumah Sakit Baptis Batu adalah:
a) Memberikan pelayanan kesehatan secara holistik yang berlandasan Kasih
Kristus kepada setiap orang tanpa membedakan status sosial, golongan, suku
dan agama.
b) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berpusat pada pasien
dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan pasien.
c) Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi kesejahteraan dan pengembangan

5
Rumah Sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata Batu.
d) Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki belas kasih,
asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan sejahtera.
(4) Tujuan : berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi
peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani
(5) Value Rumah Sakit Baptis Batu adalah:
a) Belas Kasih;
b) Asertif (tegas);
c) Profesional;
d) Tim Kerja;
e) Integritas; dan
f) Sejahtera.

Pasal 5

Moto Rumah Sakit Baptis Batu adalah " Memberikan pelayanan dengan belas
kasih", yang diterjemahkan dalam moto: “Compassionate Hospital”.

Bagian Ketiga
Sejarah Pendirian, Kelas dan Alamat
Pasal 6

(1) Rumah Sakit Baptis Batu didirikan dan diresmikan pada tanggal 11 Mei 1999.
(2) Rumah Sakit Baptis Batu adalah Rumah Sakit tipe C.
(3) Alamat Rumah Sakit Baptis Batu adalah di Jalan Raya Tlekung Nomor 1 Kota
Batu Propinsi Jawa Timur.

Bagian Keempat
Keyakinan Dasar, Logo dan Logo Pemasaran
Pasal 7

(1) Keyakinan Dasar Rumah Sakit Baptis Batu adalah :

6
a) Menjadikan Rumah Sakit Baptis Batu pilihan utama masyarakat Malang
Raya;
b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu;
c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan
profesionalisme;
d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam
berkarya;
e) Bekerja secara tim berlandaskan kebersamaan dan saling menghargai antar
profesi;
f) Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit; dan
g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas.

(3) Logo Rumah Sakit Baptis Batu adalah sebagai berikut:

(4) Makna logo Rumah Sakit Baptis Batu sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah:
a). Salib : pengorbanan Kristus disalib menebus dosa kita
b). Bentuk Perisai: lambang perlindungan terhadap pasien
c). Warna Kuning: identik dengan perawatan
d). Warna Hijau : berarti hidup bertumbuh pasien yang bertambah sehat
e). Warna Merah : berarti darah Kristus yang menyelamatkan manusia
(5) Logo Pemasaran Rumah Sakit Baptis Batu adalah:

(6) Makna Logo Pemasaran : Salib yang dikelilingi oleh daun warna hijau terbuka
pada bagian bawah

7
a) Salib : melambangkan Kristus sebagai dasar pelayanan RS Baptis
Batu. Salib terbuka pada bagian bawah melambangkan
pelayanan RS Baptis Batu terbuka bagi semua orang
b) Warna Hijau : melambangkan suasana RS Baptis Batu yang nyaman dan
asri dikelilingi oleh tanaman dan pepohonan.

BAB II
PENGURUS YAYASAN RUMAH SAKIT BAPTIS INDONESIA
Pengorganisasian
Pasal 8

1. Adalah salah satu dari organ Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia yang secara
umum berfungsi, berwenang dan bertanggung jawab menentukan kebijakan umum
rumah sakit, menetapkan direktur dan melakukan pembinaan dan pengawasan
terhadap rumah sakit.
2. Ketentuan tentang pengangkatan dan pemberhentian Pengurus Yayasan Rumah
Sakit Baptis Indonesia diatur di dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia.
3. Ketentuan tentang pengorganisasian Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis
Indonesia diatur didalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan
Rumah Sakit Baptis Indonesia.
4. Syarat, susunan, masa jabatan, tugas, hak, wewenang, dan tanggungjawab Pengurus
diatur dalam AD/ART Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia.

Tugas, Tanggung Jawab dan Kewenangan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis
Indonesia dalam Kaitannya dengan Rumah Sakit
Pasal 9

1. Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia mempunyai tugas :


a. Mengesahkan visi, misi, tujuan, dan master plan rumah sakit
b. Menetapkan kebijakan umum rumah sakit
c. Memilih dan menetapkan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu

8
d. Menyetujui dan Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Rumah
Sakit Baptis Batu
e. Melakukan pembinaan, pengawasan dan evaluasi jalannya kegiatan rumah sakit
berdasar visi, misi, program kerja dan kebijakan yang telah ditetapkan.
2. Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia bertanggung jawab atas:
a. Penetapan kebijakan dasar rumah sakit.
b. Pemantauan penyelenggaraan rumah sakit.
3. Dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya Pengurus Yayasan Rumah Sakit
Baptis Indonesia mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Memeriksa dokumen-dokumen, memeriksa kas dan kekayaan Rumah Sakit
Baptis Batu untuk kepentingan verifikasi atau pengawasan.
b. Meminta penjelasan dari direktur dan atau pejabat rumah sakit lainnya mengenai
hal-hal yang menyakut penyelenggaraan Rumah Sakit Baptis Batu.
c. Memberikan saran dan pendapat kepada Direktur dalam rangka mewujudkan
visi, misi, kebijakan dan mengoptimalkan kinerja rumah sakit
d. Meminta Direktur dan atau pejabat lainnya dengan sepengetahuan Direktur
untuk menghadiri rapat Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia.
e. Menghadiri rapat rumah sakit dan memberikan pendapat terhadap hal-hal yang
dibicarakan.
f. Memberikan persetujuan atau bantuan kepada Direktur dalam melakukan
perbuatan hukum tertentu.
g. Mengambil kebijakan bilamana terjadi kekosongan jabatan Direktur karena
pejabat baru belum ditetapkan.
4. Dalam kaitannya dengan Kelompok Staf Medik (KSM) dan Komite Medik,
Pengurus Rumah Sakit Baptis Batu bertugas mendorong dan mendukung upaya
pemberdayaan KSM dan Komite Medik untuk mencapai tujuan rumah sakit sesuai
visi, misi dan rencara strategis dengan cara mengedepankan integrasi dan koordinasi
secara berkesinambungan.

9
Ketentuan Lain Tentang Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
Pasal 10

Hal-hal lain yang berkaitan dengan Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
yang tidak di atur dalam Peraturan Internal Rumah Sakit Baptis Ini mengacu kepada
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
atau aturan lain yang ditetapkan oleh pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Kediri
dengan dengan tetap mengacu atau tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia.

BAB III
DIREKTUR RUMAH SAKIT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 11

(1) Pengelolaan atau pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di Rumah Sakit Baptis
Batu dilakukan oleh Direktur.
(2) Direktur dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh 2 (dua) orang Wakil Direktur.
(3) Para Wakil Direktur sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), terdiri dari 1 (satu)
orang Wakil Direktur Pelayanan dan 1 (satu) orang Wakil Direktur Umum dan
Keuangan.
(4) Direktur bertanggung jawab kepada Pengurus dalam hal pengelolaan dan
pengawasan rumah sakit beserta fasilitasnya, personil dan sumber daya terkait.
(5) Direktur bertugas untuk melaksanakan kebijakan pengelolaan Rumah Sakit Baptis
Batu setelah ditetapkan oleh Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
(6) Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab Direktur ditentukan oleh
Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis dan diperinci dalam suatu uraian tugas
secara tertulis dalam Struktur Organisasi dan Tata Laksana Rumah Sakit Baptis
Batu.
(7) Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk :

10
a) Memimpin dan mengelola Rumah Sakit sesuai dengan tujuan Rumah Sakit
Baptis Batu dengan senantiasa berusaha meningkatkan daya guna dan hasil
guna.
b) Memelihara dan mengelola kekayaan Rumah Sakit Baptis Batu.
c) Mewakili Rumah Sakit Baptis Batu, baik di dalam dan di luar Pengadilan.
d) Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha dalam mengelola Rumah Sakit
Baptis Batu sebagaimana yang telah digariskan oleh Pengurus.
e) Menetapkan kebijakan operasional Rumah Sakit Baptis Batu.
f) Menyiapkan Rencana Jangka Panjang dan Rencana Bisnis dan Anggaran
Rumah Sakit Baptis Batu.
g) Mengadakan dan memelihara pembukuan serta administrasi RS sesuai dengan
kelaziman yang berlaku bagi Rumah Sakit Baptis Batu.
h) Menetapkan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Baptis Batu lengkap
dengan susunan jabatan dan rincian tugasnya setelah disetujui oleh Pengurus
Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia (YRSBI).
i) Membuat dan mengakhiri Perjanjian Kesepakatan dengan Tenaga Bukan
Karyawan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan yang
berlaku.
j) Memberikan laporan kepada Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
apabila terjadi gejala menurunnya kinerja RS.
k) Menyiapkan laporan tahunan dan laporan berkala serta laporan lainnya yang
dibutuhkan
(8) Hubungan kerjasama dengan pihak lain diatur sebagai berikut :
a. Direktur berwenang menjalin hubungan kerjasama dengan pihak lain untuk
kepentingan Rumah Sakit.
b. Hubungan kerjasama dengan pihak lain harus dilaksanakan dengan prinsip
saling menguntungkan.
c. Hubungan kerjasama dengan pihak lain harus dilaksanakan secara tertulis.
d. Kerjasama yang mensyaratkan pengikatan sumberdaya yang besar harus
dengan persetujuan Pengurus.
(9) Bantuan pihak lain
a. Direktur dapat menerima bantuan dari pihak lain untuk kepentingan Rumah

11
Sakit dan wajib melaporkannya kepada Pengurus.
b. Bantuan dari pihak lain tidak boleh mengikat Rumah Sakit sehingga
melanggar Visi dan Misi YRSBI maupun Visi dan Misi Rumah Sakit.
(10) Direktur berwenang untuk menetapkan berbagai ketentuan dan peraturan
operasional untuk melaksanakan ketentuan dasar ini yang dapat berupa Kebijakan
dan Peraturan Rumah Sakit serta keputusan Direktur dalam rangka optimalisasi
dan efisiensi pengelolaan rumah sakit dengan tetap mengacu pada visi, misi dan
tujuan rumah sakit.

Bagian Kedua
Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Direktur
Pasal 12

(1) Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis
Indonesia.
(2) Direktur diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali
masa jabatan berikutnya.
(3) Direktur dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya apabila
berdasarkan kenyataan Direktur:
a) Tidak menjalankan Visi dan Misi Rumah Sakit Baptis Batu dengan baik.
b) Tidak melaksanakan tugas dengan baik.
c) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d) Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit.
e) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan atau kesalahan yang bersangkutan dengan dengan sudah mendapat
keputusan hokum tetap dari Pengadilan.
(4) Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberitahukan
secara tertulis oleh Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia kepada
Direktur yang bersangkutan.
(5) Keputusan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) huruf a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri.

12
(6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), dilakukan secara tertulis
kepada Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia dalam jangka waktu
1 (satu) bulan terhitung sejak Direktur yang bersangkutan diberitahu secara
tertulis, sebagaimana dimaksud dalam ayat (4);
(7) Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) masih
dalam proses, maka Direktur yang bersangkutan dapat melanjutkan tugasnya
dengan tidak diperbolehkan mengambil keputusan-keputusan yang bersifat
strategis.
(8) Jika dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penyampaian
pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Pengurus Yayasan
Rumah Sakit Baptis Indonesia tidak memberikan keputusan pemberhentian
Direktur tersebut, maka rencana pemberhentian tersebut batal.
(9) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf d,
merupakan pemberhentian tidak dengan hormat.
(10) Kedudukan sebagai Direktur berakhir dengan dikeluarkannya keputusan
pemberhentian oleh Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia.

Pengangkatan, Masa Kerja dan Pemberhentian Wakil Direktur


Pasal 13

(1) Wakil Direktur diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Rumah Sakit Baptis
Batu dengan sepersetujuan Pengurus YRSBI.
(2) Wakil Direktur diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk masa jabatan berikutnya.
(3) Wakil Direktur dapat diberhentikan sebelum habis masa jabatannya apabila
berdasarkan kenyataan Wakil Direktur:
a) Tidak menjalankan Visi dan Misi Rumah Sakit Baptis Batu.
b) Tidak melaksanakan tugas dengan baik.
c) Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d) Terlibat dalam tindakan yang merugikan Rumah Sakit.
e) Dipidana penjara karena dipersalahkan melakukan perbuatan pidana, kejahatan
dan atau kesalahan yang bersangkutan dengan sudah mendapat keputusan

13
hokum tetap dari Pengadilan.
(4) Pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diberitahukan
secara tertulis oleh Direktur kepada Wakil Direktur yang bersangkutan, dengan
tembusan kepada Pengurus Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia
(5) Keputusan pemberhentian dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(3) huruf a, huruf b, dan huruf c, ditetapkan setelah yang bersangkutan diberi
kesempatan membela diri.
(6) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (5), dilakukan secara tertulis
kepada Direktur dengan tembusan kepada Pengurus Yayasan Rumah Sakit
Baptis Indonesia dalam jangka waktu 1 (satu) bulan terhitung sejak yang
bersangkutan diberitahu secara tertulis, sebagaimana dimaksud dalam ayat (4);
(7) Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) masih
dalam proses, maka Wakil Direktur yang bersangkutan dapat melanjutkan
tugasnya.dengan tidak diperbolehkan melaku keputusan strategis.
(8) Jika dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung sejak tanggal penyampaian
pembelaan diri sebagaimana dimaksud dalam ayat (6), Direktur tidak menerbitkan
surat keputusan pemberhentian, maka rencana pemberhentian tersebut batal.
(9) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf d,
merupakan pemberhentian tidak dengan hormat.
(10) Kedudukan sebagai Wakil Direktur berakhir dengan dikeluarkannya keputusan
pemberhentian oleh Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

Bagian Ketiga
Persyaratan Menjadi Direktur
Pasal 14

Yang dapat diangkat menjadi Direktur adalah orang-perorangan yang:


(1) Seorang anggota Gereja Baptis yang memahami dan berkomitmen untuk
menjalankan Visi dan Misi Rumah Sakit Baptis Batu dan YRSBI.
(2) Memenuhi kriteria keahlian, integritas, kepemimpinan, pengalaman di
bidang perumahsakitan.
(3) Berkelakuan baik serta memiliki dedikasi untuk mengembangkan kinerja guna

14
kemajuan rumah sakit.
(4) Mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan pailit
atau dinyatakan bersalah menyebabkan suatu rumah sakit dinyatakan pailit.
(5) Berkewarganegaraan Indonesia.
(6) Persyaratan menjadi Direktur diatur dalam Anggaran Rumah Tangga YRSBI.

Bagian Keempat
Rapat-Rapat
Pasal 15

(1) Rapat Direktur dan Wakil Direktur diselenggarakan sekurang–kurangnya 1 (satu)


bulan sekali.
(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dibicarakan hal–hal yang
berhubungan dengan kegiatan Rumah Sakit Baptis Batu sesuai dengan tugas,
kewenangan dan kewajibannya.
(3) Dalam rapat-rapat tertentu yang bersifat khusus, Direktur dapat mengundang
Pengurus YRSBI, yang disampaikan secara tertulis dalam waktu paling lambat 48
jam sebelumnya.
(4) Untuk setiap rapat dibuat daftar hadir dan risalah rapat sebagai notulensi.

Bagian Kelima
Direktur
Pasal 16

(1) Direktur mempunyai tugas pokok untuk memimpin pelaksanaan tugas pengelolaan
Rumah Sakit Baptis Batu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Direktur
mempunyai fungsi merumuskan kebijakan operasional, perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan di bidang pelayanan Medis dan Keperawatan, SDM dan Pendidikan,
Keuangan, serta Umum dan Operasional.

15
(3) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Direktur
dibantu oleh 2 (dua) Wakil Direktur.

Bagian Keenam
Wakil Direktur Pelayanan
Pasal 17

(1) Wakil Direktur Pelayanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur.
(2) Wakil Direktur Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pelayanan
medis dan pelayanan keperawatan.
(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Wakil Direktur
menyelenggarakan fungsi:
a) penyusunan rencana sistem pelayanan medis, penunjang medis dan
keperawatan.
b) koordinasi pelaksanaan pelayanan medis, penunjang medis dan keperawatan
serta utilisasi peralatan medis dan penunjang medis.
c) pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelayanan medis, penunjang medis
dan keperawatan.

Bagian Ketujuh
Wakil Direktur Umum dan Keuangan
Pasal 18

(1) Wakil Direktur Umum dan Keuangan, mempunyai tugas melaksanakan


perencanaan dan informasi, pengelolaan administrasi umum, sumber daya manusia
serta pendidikan dan penelitian, melakukan pengelolaan keuangan rumah sakit
yang meliputi penyusunan dan evaluasi anggaran, perbendaharaan dan mobilisasi
dana serta akuntansi dan verifikasi.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Wakil Direktur
Umum dan Keuangan menyelenggarakan fungsi:

16
a. Menyusun rencana program anggaran kegiatan operasional bidang umum
meliputi administrasi, SDM, Pemasaran & humas, transportasi, keamanan,
rumah tangga, binatu & housekeeping, sarana prasarana dan sanitasi RS
b. Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan program dan informasi, evaluasi dan
laporan rumah sakit.
a. Koordinasi dan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan, urusan hukum, organisasi
dan hubungan masyarakat, serta rumah tangga dan perlengkapan rumah sakit.
b. Koordinasi rencana dan pengembangan sumber daya manusia, pelayanan
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan rumah sakit.
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan perencanaan dan informasi,
pengelolaan administrasi umum, pengelolaan sumber daya manusia, serta
pendidikan dan penelitian.
d. Penyusunan rencana kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana, serta
akuntansi.
e. Koordinasi pelaksanaan kegiatan perbendaharaan dan mobilisasi dana, serta
akuntansi.
f. Pengendalian, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan perbendaharaan
dan mobilisasi dana serta akuntansi.

Bagian Kedelapan
Koordinasi Antar Direktur Dengan Wakil Direktur
Pasal 19

1. Dalam menjalankan tugas-tugas Direktur sebagimana dimaksud dalam Pasal 13,


maka:
a. Direktur dapat bertindak atas nama Rumah Sakit.
b. Para Wakil Direktur berhak dan berwenang bertindak atas nama Direktur,
untuk masing-masing bidang yang menjadi tugas dan wewenangnya.
2. Apabila Direktur berhalangan tetap menjalankan pekerjaannya atau apabila
jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku jabatan, maka
kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh salah seorang yang ditunjuk sementara
oleh Pengurus YRSBI.

17
3. Apabila Direktur dan semua Wakil Direktur berhalangan tetap melakukan
pekerjaannya atau jabatan Direktur terluang seluruhnya dan belum diangkat,
maka sementara pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh Pengurus YRSBI.
4. Dalam keadaan Direktur berhalangan sementara dalam menjalankan tugas dan
kewenangan sebagaimana dimaksud, Direktur dapat mendelegasikannya kepada
Wakil Direktur.

Bagian Kesembilan
Hubungan Direktur Dengan Pengurus Yrsbi
Pasal 20

(1) Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur.


(2) Direktur bertanggung jawab kepada Pengurus YRSBI.
(3) Pengurus YRSBI melakukan pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan
Rumah Sakit, dengan menetapkan kebijakan pelaksanaan, baik di bidang
pelayanan medis, pendidikan dan latihan serta penelitian dan pengembangan
kesehatan untuk tercapainya visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.
(4) Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur dan
pembinaan serta pengawasan dari Pengurus YRSBI sehingga dalam
pertanggungjawaban tugas dan kewajiban antara Pengelola dan Pengurus
adalah bersifat tanggung renteng.

Bagian Kesepuluh
Hubungan Direktur Dengan Komite Medis
Pasal 21

(1) Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Rumah
Sakit Baptis Batu.
(2) Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medis dilaporkan secara tertulis kepada Direktur
dalam bentuk rekomendasi.
(3) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

18
Bagian Kesebelas
Hubungan Direktur Dengan Komite Etik Dan Hukum
Pasal 22

(1) Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit Baptis Batu.
(2) Tugas secara terperinci Komite Etik dan Hukum adalah:
a) Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan
merumuskan medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta penyelesaian
masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap etika pelayanan Rumah
Sakit Baptis Batu.
b) Membantu Direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait
medico-legal dan etiko-legal.
c) Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, yang meliputi
kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws dan medical staf bylaws;
d) Merupakan gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di
Rumah Sakit Baptis Batu.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Komite Etik
dan Hukum berfungsi:
a) Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi medikoetikolegal, baik
internal maupun eksternal Rumah Sakit Baptis Batu.
b) Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan hukum bagi
petugas di Rumah Sakit Baptis Batu.
c) Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risk management terhadap
masalah-masalah etika dan hukum di Rumah Sakit Baptis Batu.
(4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan secara
tertulis kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.
(5) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

19
Bagian Keduabelas
Hubungan Direktur Dengan Satuan Pemeriksaan Internal (Spi)
Pasal 23

(1) Satuan Pemeriksaan Intern berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Rumah Sakit Baptis Batu.
(2) Tugas pokok Satuan Pemeriksan Intern adalah melaksanakan pemeriksaan dan
penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit agar dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku.
(3) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Satuan
Pemeriksaan Intern berfungsi:
a) Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b) Merancang dan melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan pengendalian intern.
c) Melakukan identifikasi risiko.
d) Mencegah terjadinya penyimpangan.
e) Memberikan konsultasi pengendalian intern.
(4) Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan dalam
bentuk rekomendasi kepada Direktur.
(5) Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4),
adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

Bagian Keempatbelas
Hubungan Direktur Dengan Staf Medis
Pasal 24

(1) Direktur berhak mengangkat dan memberhentikan Anggota Kelompok Staf Medis
(KSM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–undangan dan peraturan
kebijakan yang berlaku serta Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws)
Rumah Sakit Baptis Batu.
(2) Sebagai pengelola, Direktur mempunyai tugas dan wewenang untuk
menetapkan strategi organisasi dan tata kerja lengkap dengan rincian tugasnya,
menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Staf Medis

20
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(3) Dalam pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktur
berkewajiban menjamin Staf Medis melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai
Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional.
(4) Kewajiban Staf Medis untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban dilaksanakan
sesuai standar yang berlaku, maka Ketua Kelompok Staf Medis bertanggung jawab
kepada Direktur melalui Wadir Pelayanan.
(5) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat bersifat
pertanggungjawaban proporsional administratif manajerial dan
pertanggungjawaban secara profesional.

Tanggung Jawab Dan Perlindungan


Pasal 25

1. Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia bertanggungjawab terhadap pelaksanaan


tugas di Rumah Sakit Baptis sesuai peraturan dan perundang-undangan yang
berlaku.
2. Pengurus YRSBI memberikan perlindungan hukum kepada Direktur, Pejabat
Struktural dan Fungsional, Staf Medik dan profesi lainnya yang menjalankan tugas
Rumah Sakit, sesuai peraturan dan perundang-undangan rumah sakit yang berlaku.
3. Tuntutan Pidana yang ditujukan kepada pihak-pihak yang melakukan kelalaian atau
perbuatan diluar ketentuan yang ditetapkan rumah sakit menjadi tanggungjawab
pribadi yang bersangkutan. Dalam hal ini Rumah Sakit wajib memberikan bantuan
menurut ketentuan yang berlaku.
4. Adanya kewajiban memberi ganti rugi akibat tuntutan pihak lain atas pelaksanaan
tugas Rumah Sakit menjadi kewajiban Yayasan, Rumah Sakit dan pribadi yang
bersangkutan secara tanggung renteng sesuai dengan ketentuan yangberlaku.

21
BUKU KEDUA
PERATURAN INTERNAL STAF MEDIS
(MEDICAL STAFF BYLAWS)
BAB IV
STAF MEDIS
Bagian Kesatu
Nama Dan Tujuan
Pasal 26

1) Nama kelompok Dokter dan Dokter Spesialis serta Dokter Gigi dan Dokter Gigi
Spesialis yang berhak memberikan pelayanan medis di rumah sakit ini adalah
Kelompok Staf Medis (KSM) Rumah Sakit Baptis Batu.
2) Pengelompokan anggota KSM adalah berdasarkan keahlian dan atau spesialisasi
yang ada di Rumah Sakit Baptis Batu.
3) Untuk Kelompok Dokter Umum, masuk dalam KSM sesuai bidang peminatan dan
untuk Kelompok Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis masuk dalam KSM Gigi
dan Mulut. Sedangkan Kelompok Dokter Spesialis Non Bedah masuk didalam KSM
Non Bedah, untuk Kelompok Dokter Spesialis Bedah masuk ke dalam Kelompok
KSM Bedah.

Pasal 27

Tujuan dari pengorganisasian Kelompok Staf Medis (KSM) adalah agar Staf Medis di
Rumah Sakit Baptis Batu dapat lebih menata diri dengan fokus terhadap kebutuhan
pasien, sehingga menghasilkan pelayanan medis yang profesional, berkualitas dan
bertanggung jawab.

22
Bagian Kedua
Tanggung Jawab
Pasal 28

Secara administratif manajerial, Kelompok Staf Medis (KSM) berada di bawah Direktur
Rumah Sakit Baptis Batu.

Bagian Ketiga
Tugas, Kewajiban dan Kewenangan Kelompok Staf Medis
Pasal 29

Kelompok Staf Medis (KSM) mempunyai tugas untuk melakukan pelayanan medis,
penelitian pengembangan pelayanan medis sesuai dengan kemajuan ilmu kedokteran,
meningkatkan keterampilan dan ilmu pengetahuan, serta memberikan pendidikan dan
pelatihan.

Pasal 30

(1) KSM wajib menyusun Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis yang
terdiri dari :
a) Standar Prosedur Operasional Pelayanan Medis bidang keilmuan yang terdiri
dari Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional.
b) Standar Prosedur Operasional bidang administrasi/manajerial yang meliputi
pengaturan tugas rawat jalan, rawat inap, pengaturan tugas jaga, rawat
intensif, pengaturan tugas di kamar operasi, kamar bersalin, dan lain
sebagainya, pengaturan visite/ronde, pertemuan klinis, presentasi kasus
(kasus kematian, kasus langka, kasus sulit, kasus penyakit tertentu), prosedur
konsultasi dan lain-lain di bawah koordinasi Wakil Direktur Pelayanan.
(3) KSM wajib menyusun indikator kinerja mutu klinis/mutu pelayanan medis
yang meliputi indikator output atau outcome.

23
Pasal 31

Kelompok Staf Medis (KSM) berwenang:


(1) Memberikan rekomendasi tentang penempatan anggota KSM baru dan
penempatan ulang anggota KSM kepada Direktur melalui Ketua Komite Medis.
(2) Melakukan evaluasi kinerja anggota KSM di dalam kelompoknya dan bersama-
sama dengan Komite Medis menentukan kompetensi dari anggota KSM tersebut.
(3) Melakukan evaluasi dan revisi (bila diperlukan) terhadap Peraturan Internal Staf
Medis (Medical Staff Bylaws), Standar Pelayanan Medis, Standar Prosedur
Operasional tindakan medis bersama-sama dengan Komite Medis.

BAB V
PENGORGANISASIAN KELOMPOK STAF MEDIS
Pasal 32

(1) Anggota KSM dikelompokkan ke dalam masing-masing Kelompok Staf Medis


(KSM) sesuai dengan profesi dan keahliannya.
(2) KSM yang ada di Rumah Sakit Baptis Batu, adalah:
a) KSM Gigi dan Mulut
Terdiri dari Dokter Gigi dan Dokter Gigi Spesialis.
b) KSM Bedah
Terdiri dari dokter:
- Spesialis Bedah Umum;
- Spesialis Bedah Orthopedi dan sub spesialis bedah lainnya;
- Spesialis Obstetri dan Ginekologi;
- Spesialis THT;
- Spesialis Mata;
- Spesialis Bedah Plastik;
- Spesialis Bedah Urologi;
- Spesialis Anestesi; dan
- Umum yang menjadi asisten Dokter Spesialis yang tergabung Dalam
KSM Bedah.

24
c) KSM Non Bedah
Terdiri dari dokter:
- Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah;
- Spesialis Penyakit Dalam;
- Spesialis Anak;
- Spesialis Kedoteran Jiwa;
- Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi;
- Spesialis Radiologi;
- Spesialis Patologi Klinik;
- Spesialis Syaraf; dan
- Umum yang menjadi asisten Dokter Spesialis yang tergabung Dalam
KSM Non Bedah.
(3) Susunan Kepengurusan KSM terdiri dari:
a) Ketua KSM merangkap anggota.
b) Anggota
(4) Masa bakti kepengurusan KSM adalah 3 (tiga) tahun.

Pasal 33

(1) Pemilihan Calon Ketua KSM dilakukan dalam rapat pleno KSM.
(2) Ketua KSM dipilih oleh Direktur dari 2 (dua) orang calon yang diajukan dari
hasil pleno KSM.
(3) Dalam menentukan pilihan Ketua KSM, Direktur dapat meminta pendapat dari
Komite Medis.
(4) Tugas Ketua KSM adalah mengkoordinasikan semua kegiatan anggota KSM,
menyusun uraian tugas, wewenang dan tata kerja anggota KSM.
Rincian tugas ketua KSM sebagai berikut :
a) Menyusun Standar Prosedur Operasional pelayanan medis bidang
administrasi/manajerial, untuk disetujui dan ditandatangani Direktur.
b) Menyusun indikator mutu klinis.
c) Menyusun uraian tugas dan kewenangan untuk masing-masing anggotanya.

25
BAB VI
PENERIMAAN, PENERIMAAN KEMBALI
DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA KSM
Pasal 34

Telah dinyatakan pensiun dari RSBB sesuai dengan peraturan kepegawaian yang
ditetapkan oleh Pengurus YRSBI.

Pasal 35

(1) Prosedur penerimaan calon anggota KSM dilakukan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional Penerimaan Kelompok Staf Medis yang disusun oleh Wakil
Direktur Umum dan Keuangan, bersama-sama dengan Komite Medis.
(2) Prosedur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut:
a) Secara administratif, disusun oleh Wakil Direktur Umum dan Keuangan.
b) Secara profesi, disusun oleh Komite Medis.
(3) Penerimaan dan penempatan Staf Medis di Rumah Sakit Baptis Batu adalah
melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu, dengan terlebih
dahulu meminta rekomendasi dari Komite Medis.

Pasal 36

(1) Prosedur penerimaan kembali anggota KSM, dilakukan sesuai dengan Standar
Prosedur Operasional penerimaan kembali Anggota Staf Medis yang disusun oleh
Wakil Direktur Umum dan Keuangan serta Komite Medis.
(2) Apabila seorang anggota KSM dengan alasan tertentu pindah/cuti di luar
tanggungan sehingga tidak bisa menjalankan tugas sebagai anggota KSM, dapat
diterima kembali sebagai anggota KSM.
(3) Bagi anggota KSM yang pensiun bila ingin bekerja kembali di Rumah Sakit
Baptis Batu, maka 1 (satu) bulan sebelum masa pensiun yang bersangkutan
diharuskan untuk mengajukan permohonan untuk bekerja di Rumah Sakit Baptis
Batu sebagai dokter tidak tetap.

26
(4) Permohonan penempatan kembali/ulang dokter di Rumah Sakit Baptis Batu
adalah melalui Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu, dengan
terlebih dahulu meminta rekomendasi dari Komite Medis.

Pasal 37

Tenaga Medis anggota Kelompok Staf Medis (KSM) di Rumah Sakit Baptis Batu
dinyatakan berhenti apabila:
(1) Meninggal dunia.
(2) Pensiun.
(3) Pindah bertugas dari lingkungan Rumah Sakit Baptis Batu
(4) Tidak mematuhi ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dan peraturan
kebijakan yang berlaku di Rumah Sakit Baptis Batu.

BAB VII
KEANGGOTAAN KELOMPOK STAF MEDIS
Bagian Kesatu
Syarat Dan Kategori Keanggotaan Kelompok Staf Medis
Pasal 38

Syarat untuk menjadi anggota Kelompok Staf Medis (KSM):


(1) Mempunyai Ijazah dari Fakultas Kedokteran/Kedokteran Gigi Pemerintah/Swasta
yang diakui Pemerintah dan memiliki Surat Penugasan bagi PNS dan Surat Tanda
Registrasi (STR) yang masih berlaku dari Pejabat Yang Berwenang.
(2) Memiliki Surat Ijin Praktek (SIP) di Rumah Sakit Baptis Batu.
(3) Telah melalui proses Kredensial Rumah Sakit Baptis Batu yang dilaksanakan oleh
Sub Komite Kredensial dari Komite Medis.
(4) Memiliki Surat Keputusan Penugasan sebagai anggota KSM, berupa Penugasan
Klinis dari Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
(5) Mengikuti program pengenalan tugas (pra tugas) bagi anggota baru di lingkungan
kerja di Rumah Sakit Baptis Batu.
(6) Mengikuti ketentuan kepegawaian yang berlaku di Rumah Sakit Baptis Batu.

27
Pasal 39

Keanggotaan KSM adalah dokter dan dokter spesialis serta dokter gigi dan dokter gigi
spesilias yang berpraktik di Rumah Sakit Baptis Batu.

Bagian Kedua
Tugas, Fungsi, Wewenang Dan Tanggung Jawab Anggota Ksm
Pasal 40

(1) Tugas Anggota Kelompok Staf Medis:


a) Melaksanakan kegiatan profesi yang meliputi prosedur diagnosis, pengobatan,
pencegahan, pencegahan akibat penyakit, peningkatan dan pemulihan;
b) Memberikan pelayanan medis yang bermutu kepada pasien sesuai dengan
Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional yang berlaku di
Rumah Sakit Baptis Batu;
c) Meningkatkan kemampuan profesinya, melalui program pendidikan dan
pelatihan berkelanjutan;
d) Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada peserta didik yang ada dalam
program KSM dan Rumah Sakit;
e) Menjaga agar kualitas pelayanan sesuai dengan standar profesi, standar
pelayanan medis dan etika kedokteran yang sudah ditetapkan;
f) Menyusun, mengumpulkan, menganalisis, dan membuat laporan pemantauan
indikator mutu klinis;
(2) Fungsi Anggota Kelompok Staf Medis adalah sebagai pelaksana pelayanan medis,
pendidikan dan pelatihan serta penelitian dan pengembangan di bidang medis.
(3) Wewenang masing-masing anggota Kelompok Staf Medis disusun oleh Ketua
KSM dan kemudian disetujui oleh Wadir Pelayanan, serta ditetapkan olehDirektur
Rumah Sakit Baptis Batu
(4) Tangung Jawab Anggota Kelompok Staf Medis:
a) Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis pasien rawat inap yang menjadi
tanggung jawabnya maksimal dalam tempo 2 x 24 jam.

28
b) Menyelesaikan dan melengkapi rekam medis pasien rawat jalan yang menjadi
tanggung jawabnya saat pelayanan.
c) Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medis, cq Sub Komite
Kredensial kepada Direktur RSBB terhadap permohonan penempatan dokter
baru di Rumah Sakit Baptis Batu.
d) Melakukan evaluasi penampilan kinerja praktek dokter berdasarkan data yang
komprehensif, melalui peer review, audit medis atau program quality
improvement.
e) Memberikan rekomendasi melalui Ketua Komite Medis/Sub Komite
Kredensial kepada Direktur terhadap permohonan penempatan ulang dokter
di Rumah Sakit Baptis Batu;
f) Memberi kesempatan bagi para dokter untuk mengikuti Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB).
g) Memberikan masukan kepada Direktur Rumah Sakit Baptis Batu melalui
Ketua Komite Medis, mengenai hal-hal yang terkait dengan praktek
kedokteran.
h) Memberikan laporan kegiatan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan melalui
Ketua Komite Medis kepada Wakil Direktur Pelayanan.
i) Membuat Standar Prosedur Operasional (SPO) dan melakukan perbaikan (up-
dating) dokumen terkait lainnya secara berkala sesuai perkembangan.

Bagian Ketiga
Kewajiban Dan Hak Anggota Kelompok Staf Medis
Pasal 41

(1) Kewajiban Anggota Kelompok Staf Medis:


a) Mentaati seluruh peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan
profesi kedokteran;
b) Mentaati Peraturan Rumah Sakit dan Peraturan Internal Staf Medis;
c) Melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab;
d) Mempunyai surat ijin praktek di Rumah Sakit Baptis Batu;

29
e) Memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan Standar
Prosedur Operasional;
f) Mematuhi kebijakan Rumah Sakit Baptis Batu tentang penggunaan obat dan
formularium rumah sakit, Informed Consent, dan rekam medis Rumah Sakit
Baptis Batu;
g) Merujuk pasien ke staf medis yang mempunyai keahlian yang lebih baik
apabila tidak mampu melakukan pemeriksaan dan atau pengobatan;
h) Melakukan pertolongan darurat atas dasar kemanusiaan, kecuali bila ia yakin
ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya;
i) Meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya secara terus menerus dengan
ikut serta secara aktif dalam program pendidikan, pelatihan, dan penelitian
yang berkesinambungan dan program-program pengembangan medis lainnya
yang diatur KSM dan Rumah Sakit Baptis Batu;
j) Membangun dan membina kerjasama tim yang baik dengan sesama sejawat
anggota KSM, paramedis dan pegawai rumah sakit lain demi kelancaran
pelayanan medis di Rumah Sakit;
k) Bersedia ikut dalam Sub Komite pada Komite Medis dan Kepanitiaan di
Rumah Sakit;
l) Ikut dan aktif pada penelitian yang diprogram oleh KSM dan Rumah Sakit;
dan
m) Tidak melibatkan diri dalam kegiatan yang patut diduga dapat merugikan
pasien dan rumah sakit.
(2) Hak Anggota Kelompok Staf Medis:
a) Menggunakan kewenangan klinis sesuai keahliannya di Rumah Sakit Baptis
Batu;
b) Dokter dan Dokter Gigi tetap, mendapatkan gaji dan tunjangan lain, hak cuti
serta hak lain sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
c) Dokter Mitra mendapatkan imbalan jasa pelayanan sesuai dengan ”Perjanjian
Kerjasama Masing-Masing Anggota KSM” di Rumah Sakit Baptis Batu; dan
d) Memperoleh perlindungan hukum bagi anggota KSM yang sudah melakukan
tugasnya sesuai SPM dan SPO, dalam melaksanakan tugas profesinya sesuai
dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku.

30
BAB VIII
KEWENANGAN KLINIS (CLINICAL PRIVILEGES)
Pasal 42

(1) Kewenangan Klinis adalah kewenangan dari anggota KSM untuk melaksanakan
pelayanan medis sesuai dengan kompetensi profesi dan keahliannya; (dimasukan
definisi)
(2) Tanpa kewenangan klinis, maka seorang tenaga medis tidak dapat menjadi
anggota KSM;
(3) Jenis kewenangan klinis yang berlaku di Rumah Sakit Baptis Batu, meliputi :
a) kewenangan klinis sementara (temporary clinical privilege);
b) kewenangan klinis dalam keadaan darurat (emergency clinical privilege); dan
c) kewenangan klinis bersyarat (provisional clinical privilege).
(4) Lingkup kewenangan klinis (clinical privilege ) untuk pelayanan medis tertentu
diberikan dengan berpedoman pada buku putih (white book) yang disusun oleh
kolegium profesi bersangkutan;
(5) Kewenangan Klinis diberikan oleh Direktur atas Rekomendasi Komite Medis
melalui SubKomite Kredensial, setelah melalui Proses Kredensial yang dilakukan
oleh SubKomite Kredensial;
(6) Pelaksanaan kewenangan klinis oleh Sub KomiteKredensial, selanjutnya akan
diatur dalam Buku Pedoman Kredensial.

BAB IX
PENUGASAN KLINIS (CLINICAL APPOINTMENT)
Pasal 43

(1) Kewenangan Klinis diberikan kepada seorang anggota KSM dengan suatu surat
Penugasan Klinis (Clinical Appointment) yang berlaku untuk jangka waktu 3
(tiga) tahun.
(2) Kewenangan Klinis anggota KSM berstatus dokter tamu dan/atau konsultan tamu
diberikan dengan suatu surat Penugasan Klinis (Clinical Appointment) yang
berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

31
(3) Pemberian Penugasan Klinis ulang (Cilinical Re-Appointment) dapat diberikan
setelah yang bersangkutan mengikuti prosedur Re-Kredensial dari Sub Komite
Kredensial Komite Medis.
(4) Pencabutan/pembatasan Kewenangan klinis yang tertuang dalam Surat Penugasan
Klinis dilakukan oleh Direktur dengan memperhatikan rekomendasi Komite
Medis.
(5) Pelaksanaan penugasan klinik oleh Direktur, selanjutnya akan diatur dalam Buku
Pedoman Penugasan Klinis.

BAB X
KOMITE MEDIS
Bagian Pertama
Nama Dan Struktur Organisasi
Pasal 44

(1) Komite medik dibentuk dengan tujuan untuk menyelenggarakan tata kelola klinis (clinical
governance) yang baik agar mutu pelayanan medis dan keselamatan pasien lebih terjamin dan
terlindungi.
(2) Komite Medis merupakan organisasi non struktural yang dibentuk dan bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
(3) Komite Medis melaksanakan tugas penapisan profesionalisme staf medis,
mempertahankan kompetensi dan profesionalisme staf medis, serta menjaga
disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
(4) Pelaksanaan tugas-tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilakukan oleh
SubKomite-SubKomite.

Pasal 45

(1) Susunan organisasi komite medik Rumah Sakit Baptis Batu terdiri dari:
a. ketua;
b. sekretaris; dan
c. subkomite.

32
(2) Subkomite di dalam Komite Medis, terdiri atas :
a. Subkomite Kredensial;
b. Subkomite Mutu Profesi; dan
c. Subkomite Etika dan Disiplin Profesi.

(3) Tiap-tiap Subkomite bertanggungjawab kepada Komite Medik mengenai


pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dibebankan kepadanya.

(4) Keanggotaan komite medik ditetapkan oleh Direktur rumah sakit dengan
mempertimbangkan sikap profesional, reputasi, dan perilaku.
(5) Jumlah keanggotaan komite medik Rumah Sakit Baptis Batu adalah 8 orang,
terdiri dari Ketua Komite Medis, Sekretaris Komite Medis, Ketua dan Sekretaris
Sub Komite Mutu, Ketua dan Sekretaris Sub Komite Kredensial, Ketua dan
Sekretaris Sub komite etik dan Profesi.
(6) Jangka waktu keanggotaan Rumah Sakit Baptis Batu Komite Medis adalah 3
(tiga) tahun.

Bagian Kedua
Komite Medis
Pasal 46

(1) Ketua Komite Medis ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Baptis Batu, dengan
mempertimbangkan usulan hasil pleno anggota Komite medis.
(2) Ketua Komite Medis dipilih oleh Direktur dari 2 (dua) orang calon tertinggi yang
diajukan melalui pemilihan secara tertutup dari anggota Komite Medis.
(3) Dalam menentukan Ketua Komite Medis, Direktur dapat meminta pendapat dari
Dewan pengawas.
(4) Sekretaris komite medik dan ketua subkomite ditetapkan oleh Direktur
berdasarkan rekomendasi dari ketua komite medik terpilih dengan memperhatikan
masukan dari staf medis yang bekerja di rumah sakit.

33
Bagian Ketiga
Tugas, Fungsi dan Kewenangan
Pasal 47

(1) Komite medik mempunyai tugas meningkatkan profesionalisme staf medis yang
bekerja di rumah sakit dengan cara:
a. melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan
pelayanan medis di rumah sakit;
b. memelihara mutu profesi staf medis; dan
c. menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
(2) Dalam melaksanakan tugas kredensial komite medik memiliki fungsi sebagai
berikut:
a. Penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan
masukan dari kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang
berlaku;
b. Penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian:
1. kompetensi;
2. kesehatan fisik dan mental;
3. perilaku;
4. etika profesi.
c. Wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
d. Penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat.
e. Pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi
kewenangan klinis kepada komite medik;
f. Melakukan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat
penugasan klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
g. Rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis.
(3) Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis komite medik
memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pelaksanaan audit medis;
b. rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan
berkelanjutan bagi staf medis;

34
c. rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan
bagi staf medis rumah sakit tersebut; dan
d. rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang
membutuhkan.
(4) Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf
medis komite medik memiliki fungsi sebagai berikut:
a. pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b. pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c. rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d. pemberian nasehat/pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada
asuhan medis pasien.

Pasal 48

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik berwenang:


a. memberikan rekomendasi rincian kewenangan klinis (delineation of clinical
privilege);
b. memberikan rekomendasi surat penugasan klinis (clinical appointment);
c. memberikan rekomendasi penolakan kewenangan klinis (clinical privilege)
tertentu; dan
d. memberikan rekomendasi perubahan/modifikasi rincian kewenangan klinis
(delineation of clinical privilege);
e. memberikan rekomendasi tindak lanjut audit medis;
f. memberikan rekomendasi pendidikan kedokteran berkelanjutan;
g. memberikan rekomendasi pendampingan (proctoring); dan
h. memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin;

35
Bagian Keempat
Panitia Adhoc
Pasal 49

(1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya komite medik dapat dibantu oleh
panitia adhoc.
(2) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Direktur
Rumah Sakit Baptis Batu berdasarkan usulan ketua komite medik.
(3) Panitia adhoc sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari staf medis
yang tergolong sebagai mitra bestari.
(4) Staf medis yang tergolong sebagai mitra bestari sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) dapat berasal dari rumah sakit lain, perhimpunan dokter spesialis/dokter gigi
spesialis, kolegium dokter/dokter gigi, kolegium dokter spesialis/dokter gigi
spesialis, dan/atau institusi pendidikan kedokteran/kedokteran gigi.

BAB XI

SUBKOMITE KREDENSIAL

Pasal 50

(1) Subkomite kredensial di rumah sakit terdiri atas 5 orang staf medis, terdiri dari
Ketua dan Sekretaris Sub Komite Kredensial ditambah dengan Ketua Kelompok
Staf Medis.
(2) Pengorganisasian subkomite kredensial terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota,
yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada ketua komite medis.

Pasal 51

Tugas dan wewenang subkomite kredensial adalah:

a. Menyusun dan mengkompilasi daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan


dari kelompok Staf Medis;

36
b. Melakukan pemeriksaan dan pengkajian :

1) Kompetensi;

2) Kesehatan fisik dan mental;

3) Perilaku; dan

4) Etika profesi.

c. Mengevaluasi data pendidikan profesional kedokteran berkelanjutan (P2KB/


P3KGB) tenaga medis;

d. Mewawancarai pemohon kewenangan klinis;

e. Melaporkan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan


klinis kepada Komite Medik;

f. Melakukan proses re-kredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat


penugasan klinis dan adanya permintaan dari Komite Medik.

Pasal 52

Proses kredensial yang dilakukan oleh Subkomite Kredensial meliputi elemen:


a. Kompetensi:
1) berbagai area kompetensi sesuai standar kompetensi yang ditetapkan oleh
Konsil Kedokteran Indonesia bersama dengan Kolegium Kedokteran, Asosiasi
Institusi Pendidikan Kedokteran, asosiasi Pendidikan Kedokteran Gigi, dan
Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan;
2) kognitif;
3) afektif; dan
4) psikomotor.
b. Kompetensi fisik;
c. kompetensi mental/perilaku; dan
d. perilaku etis (ethical standing).

37
Pasal 53

(1) Proses kredensial dilaksanakan dengan semangat keterbukaan, adil, obyektif, sesuai
dengan prosedur, dan terdokumentasi.
(2) Proses kredensial dilakukan oleh Tim Mitra Bestari yang merupakan bentukan dari
Subkomite Kredensial dengan persetujuan Direktur.
(3) Setelah dilakukannya proses kredensial maka komite medik akan menerbitkan
rekomendasi kepada Direktur tentang lingkup kewenangan klinis seorang staf
medis.
(4) Kewenangan klinis sesuai ayat (3) diatas diberikan dengan memperhatikan derajat
kompetensi dan cakupan praktik.

Pasal 54

(1) Subkomite kredensial melakukan rekredensial bagi setiap staf medis dalam hal:
a. masa berlaku surat penugasan klinis (clinical appointment) yang dimiliki oleh
staf medis telah habis masa berlakunya;
b. staf medis yang bersangkutan diduga melakukan kelalain terkait tugas dan
kewenangannya;
c. staf medis yang bersangkutan diduga terganggu kesehatannya, baik fisik
maupun mental.
(2) Dalam proses rekredensial subkomite kredensial dapat memberikan rekomendasi:
a. kewenangan klinis yang bersangkutan dilanjutkan;
b. kewenangan klinis yang bersangkutan ditambah;
c. kewenangan klinis yang bersangkutan dikurangi;
d. kewenangan klinis yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu;
e. kewenangan klinis yang bersangkutan diubah/dimodifikasi;
f. kewenangan klinis yang bersangkutan diakhiri.
(3) Subkomite kredensial wajib melakukan pembinaan profesi melalui mekanisme
pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang kewenangan klinisnya ditambah
atau dikurangi.

38
BAB XII

SUBKOMITE MUTU PROFESI


Pasal 55

(1) Subkomite mutu profesi di rumah sakit terdiri atas 3 orang staf medis, terdiri dari
Ketua, Sekretaris dan Anggota Sub Komite Mutu Profesi.
(2) Pengorganisasian subkomite mutu profesi terdiri dari ketua, sekretaris, dan anggota,
yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada ketua komite medik.

Pasal 56

Tugas dan wewenang subkomite mutu profesi adalah :


a. Menjaga mutu profesi medis dengan memastikan kualitas pelayanan medis yang
diberikan oleh staf medis melalui upaya pemberdayaan, evaluasi kinerja profesi
yang berkesinambungan (on-going professional practice evaluation), maupun
evaluasi kinerja profesi yang terfokus (focused professional practice evaluation),
yang dilakukan dengan mengusulkan penetapan Dokter Penanggung Jawab Pasien
(DPJP).
b. Melakukan audit medis;

c. Mengadakan pertemuan ilmiah internal Program Pendidikan Kedokteran


Berkelanjutan/ Program Pendidikan Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P2KB/
P2KGB) bagi tenaga medis;

d. Mengadakan kegiatan eksternal Program Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan/


Program Pendidikan Kedokteran Gigi Berkelanjutan (P2KB/ P2KGB) bagi tenaga
medis rumah sakit;

e. Memfasilitasi proses pendampingan (proctoring) bagi tenaga medis yang


membutuhkan;

f. Memberikan usulan untuk melengkapi kebutuhan perbekalan kesehatan yang


dibutuhkan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
medis.

39
Pasal 57

(1) Subkomite mutu profesi dalam menjaga mutu profesi medis dilakukan dengan
pemantauan dan pengendalian mutu profesi melalui :
a. memantau kualitas, melalui morning report, kasus sulit, kasus kematian (death
case), audit medis, audit kasus, journal reading, serta visite besar.
b. tindak lanjut terhadap temuan kualitas, melalui pelatihan singkat (short
course), aktivitas pendidikan berkelanjutan, pendidikan kewenangan tambahan.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pemantauan dan pengendalian mutu
profesi diatur dalam petunjuk teknis yang ditetapkan oleh Direktur.

BAB XIII

SUBKOMITE ETIKA DAN DISIPLIN PROFESI


Pasal 58

(1) Subkomite etika dan disiplin profesi di rumah sakit terdiri atas 3 orang staf medis,
terdiri dari Ketua,Sekretaris dan Anggota Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi.
(2) Pengorganisasian subkomite etika dan disiplin profesi terdiri dari ketua, sekretaris,
dan anggota, yang ditetapkan oleh dan bertanggung jawab kepada ketua komite
medik

Pasal 59

Tugas subkomite etika dan disiplin profesi :

a. Melakukan pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;

b. Melakukan upaya pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit;

c. Memberikan nasehat dan pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada


pelayanan medis pasien.

40
Pasal 60

Tolok ukur yang menjadi dasar dalam upaya pendisiplinan perilaku profesional staf
medis, antara lain:
a. pedoman white book masing-masing Kolegium;
b. pedoman pelayanan kedokteran di rumah sakit yang tertuang dalam Standar
Prosedur Operasi (SPO);
c. prosedur kerja pelayanan di rumah sakit;
d. daftar kewenangan klinis di rumah sakit;
e. standar kompetensi kedokteran;
f. kode etik kedokteran Indonesia;
g. pedoman perilaku profesional kedokteran (buku penyelenggaraan praktik
kedokteran yang baik);
h. pedoman pelanggaran disiplin kedokteran yang berlaku di Indonesia;
i. pedoman pelayanan medik/klinik; dan
j. standar prosedur operasional pelayanan medis.

Pasal 61

(1) Penegakan disiplin profesi dilakukan oleh sebuah panel yang dibentuk oleh ketua
subkomite etika dan disiplin profesi. Panel terdiri 3 (tiga) orang staf medis atau
lebih dalam jumlah ganjil dengan susunan sebagai berikut:
a. 1 (satu) orang dari subkomite etik dan disiplin profesi yang memiliki disiplin
ilmu yang berbeda dari yang diperiksa;
b. 2 (dua) orang atau lebih staf medis dari disiplin ilmu yang sama dengan yang
diperiksa dapat berasal dari dalam rumah sakit atau luar rumah sakit, baik atas
permintaan komite medik dengan persetujuan kepala/direktur rumah sakit atau
kepala/direktur rumah sakit terlapor.
(2) Panel tersebut dapat juga melibatkan mitra bestari yang berasal dari luar rumah
sakit.

41
(3) Pengikutsertaan mitra bestari yang berasal dari luar rumah sakit mengikuti
ketentuan yang ditetapkan oleh rumah sakit berdasarkan rekomendasi komite
medik.

BAB XIV
PEMBINAAN PROFESIONALISME DAN ETIKA
Pasal 62

Pelaksanaan pembinaan profesionalisme kedokteran dapat diselenggarakan dalam


bentuk ceramah, diskusi, simposium, lokakarya, dan kegiatan lain yang dilakukan oleh
unit kerja rumah sakit terkait seperti unit pendidikan dan latihan, komite medik, dan
sebagainya.

Pasal 63

(1) Staf medis dapat meminta pertimbangan pengambilan keputusan etis pada suatu
kasus pengobatan di rumah sakit melalui kelompok profesinya kepada komite
medik.
(2) Subkomite etika dan disiplin profesi mengadakan pertemuan pembahasan kasus
dengan mengikutsertakan pihak-pihak terkait yang kompeten untuk memberikan
pertimbangan pengambilan keputusan etis.

BAB XV
AMANDEMEN/PERUBAHAN
Pasal 64

(1) Perubahan terhadap Peraturan Internal Rumah Sakit dapat dilakukan sesuai
dengan kebutuhan.
(2) Perubahan dapat dipertimbangkan apabila ada permohonan secara tertulis dari
Direktur kepada Pengurus YRSBI, atau jika Pengurus YRSBI memandang perlu
merubah untuk menyesuaikan dengan perubahan peraturan yang berlaku.

42
(3) Usulan untuk melakukan perubahan peraturan internal diajukan secara tertulis
dengan disertai alasan yang secara spesifik menyatakan perlunya dilakukan
perubahan tersebut
(4) Perubahan dilakukan dengan melakukan addendum Peraturan Internal Rumah
Sakit ini.
(5) Addendum sebagaimana dimaksud pada ayat (4), merupakan satu kesatuan yang
tidak terpisahkan dari Peraturan Internal Rumah Sakit.

BAB XVI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 65

1. (1) Dengan ditetapkannya Peraturan Internal Rumah Sakit Baptis ini maka Statuta
Rumah Sakit Baptis Kediri sebelumnya dinyatakan tidak berlaku.
2. Semua peraturan Rumah Sakit yang ditetapkan sebelum berlakunya peraturan
internal ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
internal ini.
3. Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Internal ini akan diatur lebih
lanjut didalam kebijakan dan peraturan rumah sakit serta peraturan teknis
operasional lainnya di rumah sakit.
4. Apabila terjadi perbedaan penafsiran terhadap isi peraturan internal ini maka
pendapat Pengurus YRSBI yang di anggap benar.
5. Peraturan Internal ini akan ditinjau secara berkala setiap tiga tahun sekali, jika
diperlukan.
6. Peraturan Internal ini mulai berlaku setelah ditetapkan oleh Pengurus YRSBI

Ditetapkan, Disusun
Pemilik Direktur,

Irwan Revianto Rares, SE.,Akt.,M.Sc. dr. Arhwinda Pusparahaju A, SpKFR., MARS

43

You might also like