Professional Documents
Culture Documents
Article history: Health care usually is focused on first-level health services (Puskesmas) to reduce the
cost of health care covered by the BPJS Kesehatan. The quarterly visiting data of
Received date Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) participants in the Inderalaya Puskesmas show a
21 Dec 2019 fluctuating trend. The objective of this study is to analyze the level of attribute
towards the quality of health care service to the outpatient covered by JKN in the
Revised date Inderalaya Puskesmas throughout 2018. This study employs a quantitative
24 Apr 2020 descriptive research method using Importance-Performance Analysis (IPA). The
sample of this study were 122 JKN participants chosen by accidental sampling in the
Accepted date site. Data gathering was conducted with the questionnaires of expectation and reality
26 Apr 2020 consisting of eight quality dimensions and 30 attributes of statements. The overall
conformity level in this study is 94,16%. The study found many respondents are
dissatisfied with five care namely effectiveness (93,14%), physical/direct evidence
Keywords: (91,93%), reliability (93,86%), responsiveness (93,07%), and insurance (93,24%).
Results of the cartesian-diagram analysis suggest that from 30 attributes, there were
National Health Insurance; four attributes in the A quadrant, 12 attributes in the B quadrant, 11 attributes in the
Performance analysis; C quadrant, and three attributes in the D quadrant.
Services quality.
Kata kunci: Pelayanan kesehatan difokuskan pada tingkat pertama (Puskesmas) untuk
menurunkan beban biaya kesehatan yang dijamin oleh BPJS Kesehatan. Data
Jaminan Kesehatan Nasional; kunjungan klien rawat jalan peserta JKN di Puskesmas Indralaya tiap catur wulan
Performance analysis; cenderung fluktuatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kesesuaian
Kualitas pelayanan. atribut terhadap kualitas pelayanan kesehatan pada klien rawat jalan peserta JKN di
Puskesmas Indralaya Tahun 2018. Desain penelitian deskriptif kuantitatif, dengan
menggunakan analisis Importance Performance Analysis (IPA). Sampel dalam
penelitian ini adalah klien rawat jalan peserta JKN berjumlah 122 orang yang terpilih
dengan tehnik accidental sampling sesuai dengan kriteria pengambilan sampel
(insklusi dan eksklusi). Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner harapan dan
kenyataan masing-masing terdiri dari 8 dimensi kualitas pelayanan dengan 30 atribut
pernyataan. Tingkat kesesuaian keseluruhan atribut pada penelitian ini yaitu sebesar
94,16%. Hasil analisis menunjukkan sebagian besar responden belum merasa puas
terhadap pelayanan yang diberikan pada 5 (lima) dimensi dari 8 dimensi yang ada
yaitu dimensi efektivitas (93,14%), bukti fisik/bukti langsung (91,93%), reliabilitas
(93,86%), daya tanggap (93,07%), dan jaminan (93,24%). Berdasarkan analisis
dengan diagram kartesius dapat disimpulkan bahwa dari 30 atribut, terdapat empat
atribut di kuadran A, 12 atribut di Kuadran B, 11 atribut di kuadran C, dan tiga
atribut di kuadran D.
Corresponding Author:
Dian Safriantini
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sriwijaya Palembang, Indonesia
Email: dian.safriantini@gmail.com/ dian_safriantini@fkm.unsri.ac.id
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat sebanyak 32.474 orang (Dinas Kependudukan
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya dan Pencatatan Sipil Kabupaten Ogan Ilir, 2018)
(Permenkes RI, 2014). Pelayanan Kesehatan Sedangkan jumlah kepesertaan Jaminan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Kesehatan Nasional di Puskesmas Indralaya
memfokuskan di Pelayanan Kesehatan Tingkat tahun 2017 yaitu sebanyak 13.814 orang atau
Pertama (FKTP), seperti di puskesmas. Dengan 42,54% dari jumlah seluruh penduduk. Kemudian
demikian kualitas fasilitas kesehatan primer ini jumlah kunjungan peserta Jaminan Kesehatan
harus dijaga, mengingat efek dari implementasi Nasional di Puskesmas Indralaya tahun 2017
JKN kedepan, akan mengakibatkan naiknya sebanyak 8.711 orang atau 63,06% dari jumlah
permintaan (demand) masyarakat untuk seluruh peserta JKN (BPJS Kesehatan KC
mendapatkan pelayanan kesehatan. Palembang, 2018). Berdasarkan data dari laporan
Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan JKN di Puskesmas Indralaya Tahun 2017
bagi peserta JKN bertujuan agar pelayanan didapatkan bahwa data percatur wulan
kesehatan tidak lagi terpusat di rumah sakit atau menunjukkan kunjungan klien rawat jalan peserta
fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, tetapi JKN cenderung fluktuatif, yaitu pada periode
pelayanan kesehatan harus dilakukan secara bulan Januari-Maret 2017 adalah 2.591 orang,
berjenjang sesuai dengan kebutuhan medis. pada April-Juni 2017 adalah 1.537 orang, pada
Prinsip ini akan memberlakukan pelayanan Juli-September 2017 adalah 2.733 orang, dan
kesehatan difokuskan di Pelayanan Kesehatan Oktober-Desember 2017 adalah 2.396 orang
Tingkat Pertama (FKTP)/Fasilitas kesehatan (Puskesmas Indralaya, 2018). Tujuan penelitian
Primer seperti di puskesmas yang akan menjadi untuk menganalisis tingkat kesesuaian atribut
gerbang utama peserta JKN dalam mengakses terhadap kualitas pelayanan kesehatan pada klien
pelayanan kesehatan (BPJS Kesehatan, 2015) rawat jalan peserta JKN dengan Importance
Beberapa teori mengatakan bahwa, Performance Analysis (IPA) di Puskesmas
rendahnya penggunaan fasilitas kesehatan sering Indralaya.
disebabkan oleh faktor jarak antara fasilitas
tersebut dengan masyarakat yang terlalu jauh
(baik jarak secara fisik maupun sosial), tarif yang METODE
tinggi, pelayanan yang tidak memuaskan dan
sebagainya (Mamik, 2010). Menurut Penelitian ini merupakan penelitian
(Anggraheni, 2012) pendapatan keluarga, tingkat analitik dengan pendekatan cross sectional, yang
pendidikan, jarak dan kualitas layanan juga dilakukan dari bulan Maret sampai bulan April
berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi 2018 di Puskesmas Indralaya Kabupaten Ogan
kunjungan ke layanan kesehatan. Ilir. Sampel pada penelitian adalah klien rawat
Penelitian yang dilakukan Ainy, jalan peserta JKN yang sebelumnya pernah
Misnaniarti, & Fajar (2012) mendapatkan rata- berkunjung ke Puskesmas Indralaya, sedang
rata tingkat kesesuaian antara kinerja dan harapan berada dilokasi penelitian, dan bersedia menjadi
klien pada pelayanan jaminan sosial kesehatan di responden. Sampel berjumlah 122 responden
Puskesmas Swakelola Pembina Sumatera Selatan yang diambil dengan menggunakan tehnik
adalah 83,44%. Pada setiap dimensi masih accidental sampling.
terdapat nilai kesesuaian di bawah nilai rata-rata Uji validitas dilakukan terhadap 30 orang
(belum puas), yaitu pada dimensi reliability yang sudah merasakan pelayanan kesehatan di
(81,61%), dan dimensi tangible (83,11%).10 Puskesmas Tanjung Raja Ogan Ilir. Puskesmas
Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan ini memiliki karakteristik yang sama dengan
oleh (Emilia, 2016) bahwa kualitas pelayanan tempat penelitian yaitu jumlah peserta JKN
kesehatan di UPT Puskesmas Sindangjawa secara terbanyak kedua dan berada di daerah pasar dan
umum dapat dikatakan belum memuaskan klien dekat jalan raya.
dengan skor gap -0,154. Pada penelitian ini Pengumpulan data dilakukan dengan
terdapat beberapa dimensi yang belum kuesioner harapan dan kenyataan masing-masing
memuaskan klien yaitu dimensi reliability (- terdiri dari 8 dimensi kualitas pelayanan dengan
0,288), dimensi responsiveness (-0,240), dan 30 atribut pernyataan. Analisis data pada
dimensi empathy (-0,309). penelitian ini yaitu dengan analisa statistik
Puskesmas Indralaya merupakan salah satu deskriptif (menggambarakan karakteristik
Puskesmas terakreditasi di Kabupaten Ogan Ilir responden penelitian) dan menggunakan analisis
dengan jumlah penduduk yang paling banyak dengan Importance Performance Analysis (IPA).
dari seluruh Puskesmas di wilayah kerja Dinas Penelitian ini telah melewati kaji etik dan
Kesehatan Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2017 yaitu memperoleh Sertifikat Persetujuan Etik dengan
Alawiyah, Importance Performance Analysis Kualitas Pelayanan Kesehatan Klien Rawat Jalan ... 53
Berdasarkan tabel 2, didapatkan informasi lain (93,91%) dan antara dokter, perawat dan
tentang total skor dan nilai rata-rata kenyataan petugas lainnya dan klien terjalin komunikasi
dan harapan, serta tingkat dan kriteria kesesuaian yang baik (94,42%).
setiap atribut dan setiap dimensi. Rata-rata
tingkat kesesuaian pada dimensi akses pelayanan Rata-Rata Tingkat Kesesuaian Atribut
yaitu sebesar 98,32%. Dengan demikian, dapat Berdasarkan Persepsi Klien
ditentukan kriteria kesesuaian pada dimensi ini
yaitu sudah dapat dikatakan memuaskan klien Tabel 3. Rata-Rata Tingkat Kesesuaian
rawat jalan peserta JKN di Puskesmas Indralaya. Atribut Berdasarkan Persepsi Klien
Kemudian pada dimensi ini terdapat satu dari tiga Tingkat
atribut yang belum memuaskan klien yaitu Dimensi Kualitas Pelayanan Kesesuaian
(%)
transportasi untuk menjangkau pelayanan
Akses Pelayanan 98,32
kesehatan (97,66%)
Bukti Fisik/Bukti Langsung 91,93
Rata-rata tingkat kesesuaian pada dimensi
bukti fisik/bukti langsung yaitu sebesar 91,93%. Efisiensi 94,97
Kemudian pada dimensi ini terdapat dua dari Efektivitas 93,14
lima atribut yang belum memuaskan klien yaitu Reliabilitas 93,86
kebersihan, kerapihan, dan kenyamanan ruangan Daya Tanggap 93,07
(91,71%) dan kelengkapan dan kesiapan alat-alat Jaminan 93,24
pemeriksaan yang dipakai (85,47%). Empati 94,79
Selanjutnya, rata-rata tingkat kesesuaian Jumlah Skor Keseluruhan 200,49
pada dimensi efisiensi adalah sebesar 94,97%. Rata-rata Tingkat Kesesuaian
94,16
Terdapat tiga dari empat atribut yang belum Atribut berdasarkan Persepsi Klien
memuaskan klien yaitu dokter, perawat, bidan Rata-Rata ( X ) 4,12
dan sebagainya memahami tugas dan fungsinya Rata-Rata ( Y ) 4,39
masing-masing (93,58%), waktu tunggu klien
untuk registrasi/mendaftar yang teratur (94,58%), Keterangan:
dan waktu layanan (94,11%). X = Bobot rata-rata tingkat penilaian kenyataan
Rata-rata tingkat kesesuaian pada dimensi
efektivitas yaitu sebesar 93,14%. Terdapat satu Y = Bobot rata-rata tingkat penilaian harapan
dari tiga atribut yang belum memuaskan klien
yaitu jumlah dokter, perawat, bidan, dan Berdasarkan tabel 6, didapatkan informasi
sebagainya cukup dalam memberikan pelayanan tentang tingkat kesesuaian setiap dimensi, jumlah
pada klien (91,83%). skor keseluruhan, rata-rata tingkat kesesuaian
Rata-rata tingkat kesesuaian pada dimensi atribut (tingkat kesesuaian secara keseluruhan)
reliabilitas yaitu sebesar 93,86%. Terdapat dua dan rata-rata ( X dan Y ). Adapun rata-rata
dari tiga atribut yang belum memuaskan klien tingkat kesesuaian secara keseluruhan yaitu
yaitu pelayanan pemeriksaan diagnosis dan sebesar 94,16%.terdapat 3 dimensi yang memiliki
perawatan terhadap klien cepatdan tepat tingkat kesesuaian ≥ tingkat kesesuaian
(93,27%) dan prosedur pelayanan kesehatan tidak keseluruhan yaitu dimensi akses pelayanan
berbelit-belit (93,11%). (98,32%), efisiensi (94,97%), dan empati (94,79).
Rata-rata tingkat kesesuaian pada dimensi Dimensi tersebut dapat dikatakan sudah
daya tanggap yaitu sebesar 93.07%. Terdapat memuaskan klien. Sedangkan terdapat lima
satu dari empat atribut yang belum memuaskan dimensi yang memiliki tingkat kesesuaian ≤
klien yaitu selalu ada dokter yang bertugas 24 tingkat kesesuaian keseluruhan yaitu dimensi
jam (89.92%). efektivitas (93,14%), bukti fisik/bukti langsung
Kemundian pada dimensi jaminan, rata- (91,93%), reliabilitas (93,86%), daya tanggap
rata tingkat kesesuaian adalah 93,24%. Terdapat (93,07%), dan jaminan (93,24%) sehingga dapat
satu dari empat atribut yang belum memuaskan dikatakan belum memuaskan klien. Kemudian
klien yaitu dokter, perawat, bidan, dan dari tabel tersebut juga diketahui bobot rata-rata
sebagainya mencuci tangan sebelum dan tingkat penilaian kenyataan (4,12), nilai ini
sesudah melakukan tindakan (89.81%). memotong tegak lurus pada sumbu horizontal,
Rata-rata tingkat kesesuaian pada dimensi yakni sumbu yang mencerminkan kenyataan (X),
empati sebesar 94,79%. Terdapat dua dari empat serta diketahui bobot rata-rata tingkat penilaian
atribut yang belum memuaskan klien yaitu harapan (4,39), nilai ini memotong tegak lurus
pelayanan kepada semua klien tanpa memandang pada sumbu vertikal, yakni sumbu yang
status sosial (status kepesertaan JKN) dan lain- mencerminkan harapan (Y).
56 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020, hlm 51-60
Diagram Kartesius Pelayanan Kesehatan dan sumbu Y dan koordinat setiap atribut melalui
Peserta JKN di Puskesmas Indralaya perhitungan rataan. Sumbu X diagram kartesius
didapatkan dari rata-rata skor tingkat kinerja
Untuk mengetahui strategi peningkatan (Kenyataan). Sumbu Y diagram kartesius
kualitas pelayanan kesehatan terhadap klien didapatkan dari rata-rata skor tingkat kepentingan
peserta JKN, maka dilakukanlah analisis melalui (harapan). Kemudian dibuat diagram kartesius
diagram kartesius. Sebelum membuat diagram menggunakan aplikasi komputer.
kartesius, maka dilakukan penentuan sumbu X
Gambar 2. Diagram Kartesius Pelayanan Kesehatan Klien Rawat Jalan Peserta JKN di
Puskesmas Indralaya
Dari gambar 2, terlihat bahwa letak atribut 3. Atribut nomor 14, yaitu harapan klien
pernyataan atau atribut yang mempengaruhi terhadap kebersihan perlengkapan di
kepuasan klien peserta JKN terhadap pelayanan Puskesmas (Kursi, meja, tempat tidur, dll)
kesehatan di Puskesmas Indralaya tahun 2018 tinggi, tetapi kenyataannya klien merasa
tersebar menjadi 4 kuadran, yaitu kuadran A kebersihan kursi, meja, tempat tidur, dan
terdapat 4 atribut dan menjadi prioritas utama, lain-lain di Puskesmas masih rendah.
kemudian pada kuadran B terdapat 12 atribut, 4. Atribut nomor 18, yaitu pada atribut ini
dan pada kuadran C terdapat 11 atribut, serta harapan klien tinggi terhadap prosedur
pada kuadran D terdapat 3 atribut. pelayanan kesehatan yang tidak berbelit-
Kuadran A (prioritas utama) menunjukkan belit, tetapi pada kenyataannya klien merasa
faktor atau atribut yang dianggap mempengaruhi prosedur pelayanan kesehatan di Puskesmas
kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa ini berbelit-belit. Sehingga klien merasa
yang dianggap sangat penting, namun belum puas.
manajemen belum melaksanakannya sesuai
keinginan pelanggan. Adapun empat atribut yang
di kuadran A tersebut adalah: PEMBAHASAN
1. Atribut nomor 8, yaitu harapan klien tinggi
terhadap pelayanan yang cepat dan tepat oleh Tingkat kesesuaian kenyataan dan harapan
Dokter, Perawat, Bidan, dan sebagainya, klien terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang
tetapi pada kenyataannya dari hasil penelitian diterima klien JKN selama berobat di Puskesmas
pada atribut ini masih rendah. Sehingga pada Indralaya pada penelitian ini dengan nilai rata-
atribut ini klien belum merasakan puas. rata seluruh dimensi adalah 94,16%. Dalam hal
2. Atribut nomor 13, yaitu harapan klien tinggi ini pada setiap dimensi masih terdapat nilai
terhadap kelengkapan dan kesiapan alat-alat kesesuaian dibawah nilai rata-rata. Hasil
pemeriksaan yang dipakai, tetapi penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
kenyataannya klien merasa kelengkapan dan dilakukan oleh (Sondari, 2015) dalam
kesiapan alat-alat pemeriksaan di Puskesmas penelitiannya didapatkan rata-rata tingkat
ini masih kurang. kesesuaian kepuasan klien menggunakan metode
Alawiyah, Importance Performance Analysis Kualitas Pelayanan Kesehatan Klien Rawat Jalan ... 57
importance performance analysis yaitu sebesar eksterior ruangan ditata secara menarik, kondisi
91,3% yang terdiri dari 5 dimensi kualitas kenyamanan dan kebersihan gedung, kerapihan
pelayanan. Dalam penelitiannya diketahui dari 5 dan kebersihan gedung, kerapihan dan kebersihan
dimensi kualitas pelayanan kesehatan tersebut petugas, dan kecanggihan peralatan yang ada
terdapat 2 dimensi yang masih di bawah nilai (Supranto, 2011). Hasil penelitian menunjukkan
rata-rata yaitu dimensi reliability 88,8% dan bahwa tingkat kesesuaian pada dimensi bukti
tangible 90,1%. fisik/bukti langsung yaitu sebesar 91,93%
(<94,16%), sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dimensi Akses Pelayanan dimensi bukti fisik/bukti langsung belum
memuaskan klien rawat jalan peserta JKN di
Akses atau keterjangkauan terhadap Puskesmas Indralaya. Hal ini sejalan dengan
pelayanan yaitu pelayanan kesehatan dapat penelitian yang dilakukan oleh (Sondari, 2015)
dengan mudah dicari oleh masyarakat, tidak dalam penelitiannya didapatkan bahwa dimensi
terhalang oleh keadaan geografis, sosial, budaya, bukti fisik/bukti langsung belum memuaskan
ekonomi, organisasi, ataupun bahasa (Pohan, klien, berdasarkan hasil penelitian yang
2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dilakukannya dengan metode importance
tingkat kesesuaian pada dimensi akses pelayanan performance analysis diperoleh tingkat
yaitu sebesar 98,32% (>94,16%), hal ini berarti kesesuaian pada dimensi bukti fisik/bukti
dimensi akses pelayanan dapat disimpulkan langsung yaitu sebesar 90,1% (<91,3%), dengan
memuaskan klien rawat jalan peserta JKN di demikian disimpulkan bahwa dimensi bukti
Puskesmas Indralaya. Penelitian ini sejalan fisik/bukti langsung belum memuaskan klien.
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Jahid, Kepuasan klien JKN terhadap dimensi
Balqis, & Hamzah, 2013) yang mendapatkan bukti fisik/bukti langsung harus ditingkatkan
hasil sebanyak 98 (98%) responden menyatakan karena bukti fisik/bukti langsung yang baik
akses keterjangkauan mudah diakses, dan dari 98 menyebabkan harapan klien terhadap pelayanan
orang tersebut sebanyak 95 responden (96,9%) menjadi tinggi. Hal ini berkaitan dengan
menyatakan puas. pernyataan (Perwani, 2006) hal yang penting
Secara letak geografis, Puskesmas dalam housekeeping dan berkaitan erat dengan
Indralaya berlokasi di pinggir jalan raya dan di mutu produk/jasa adalah bagaimana institusi
daerah pasar. Hal ini sejalan dengan (Bustami, penyedia pelayanan mampu menghadirkan
2011) bahwa akses pelayanan dikatakan keindahan, kerapihan, kebersihan, dan
memuaskan jika pada akses geografi mudah kelengkapan dan kesehatan terhadap produk jasa
dijangkau masyarakat yaitu dapat diukur dengan yang ditawarkan kepada pelanggan. Penelitian
jenis alat transportasi, jarak, dan waktu yang dilakukan oleh (Basri & Leoganda, 2016)
perjalanan. Berdasarkan tingkat kesesuaian pada mendapatkan hasil hubungan fasilitas ruang
penelitian ini letak Puskesmas Indralaya dapat rawat inap dengan tingkat kepuasan klien BPJS
dikatakan memuaskan klien yaitu sebesar 98,75% adalah p-value= 0,034, dengan derajat korelasi
akan tetapi transportasi untuk menjangkau hubungan r=0,426 yang artinya mempunya
pelayanan kesehatan ini tingkat kesesuaiannya korelasi kuat. Semakin baik fasilitas ruang rawat
belum memuaskan klien yaitu sebesar 97,66% inap maka akan berdampak pada peningkatan
karena sebagian besar responden menyatakan kepuasan klien. Klien merasa puas ketika di
bahwa tempat tinggal responden jauh dari rawat di rumah sakit akan merekomendasikan ke
puskesmas sehingga memerlukan biaya orang lain atau keluarga tentang kelengkapan
transportasi yang lumayan mahal dengan fasilitas yang dimiliki setiap ruangan yang ada di
menggunakan dua kali angkutan umum. Hasil rumah sakit dan ini sekaligus dapat menjadi
penelitian juga menunjukkan bahwa klien merasa promosi tersendiri untuk perkembangan rumah
puas terhadap biaya untuk mengakses pelayanan sakit kedepannya.
kesehatan atau menuju Puskesmas Indralaya yang
terjangkau yaitu sebesar 98,54%. Hal ini sejalan Dimensi Efisiensi
dengan (Bustami, 2011) bahwa akses ekonomi
berkaitan dengan kemampuan yang Efisiensi merupakan dimensi yang penting
pembiayaannya terjangkau oleh pelanggan. dari kualitas karena efisiensi akan mempengaruhi
hasil pelayanan kesehatan, terutama sumber daya
Dimensi Bukti Fisik/Bukti Langsung kesehatan yang terbatas, efisiensi merujuk pada
penggunaan tenaga, waktu, sarana/alat, dan dana
Suatu pelayanan kesehatan memiliki bukti (Bustami, 2011). Hasil penelitian menunjukkan
fisik yang baik apabila kondisi interior dan bahwa Tingkat kesesuaian pada dimensi efisiensi
58 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020, hlm 51-60
DAFTAR PUSTAKA
Ainy, A., Misnaniarti, & Fajar, N. A. (2012). Arnindiah, N., & Safriantini, Dian. (2018).
Importance Performance Analysis on Analisis Kepuasan Pasien Rawat Inap
Social Pelayanan Jaminan Sosial Peserta Jaminan Kesehatan Nasional di
Kesehatan di Puskesmas Swakelola Rumah Sakit Islam Siti Khadijah
Pembina. Jurnal Kesehatan Masyarakat Palembang. Jurnal Kesehatan, 11(2).
Nasional, 7(No 3), 105–110. Ayuningtiyas, K. R., Mustayah, & Nataliswati, T.
Anggraheni, N. V. (2012). Faktor-Faktor yang (2013). Tingkat Kepuasan Pasien pada
Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit.
Masyarakat untuk Memilih Jasa Pelayanan Jurnal Pendidikan Kesehatan, 4(No 2),
Kesehatan di Rumah Sakit PKU 83–90.
Muhammadiyah Simo Kabupaten Basri, A. H., & Leoganda, D. F. (2016).
Boyolali. [Skripsi]. Surakarta: Universitas Hubungan Fasilitas Ruang Rawat Inap
Muhammadiyah Surakarta. dengan Tingkat Kepuasan Pasien BPJS.
60 Jurnal Kesehatan, Volume 11, Nomor 1, Tahun 2020, hlm 51-60
Journals of Ners Community, 07, 47–54. Mamik. (2010). Organisasi dan Manajemen
BPJS Kesehatan. (2015). Sistem Rujukan Pelayanan Kesehatan Dan Kebidanan.
Berjenjang. Humas BPJS Kesehatan. Surabaya: Prins Media Publishing.
BPJS Kesehatan KC Palembang. (2018). Jumlah Nugraheni, W. (2001). Hubungan Efisiensi
Kepesertaan JKN di Kabupaten Ogan Ilir Ruang Rawat Inap dengan Tingkat
Tahun 2017. Palembang. Kepuasan Pasien Rawat Inap di Rumah
Bustami. (2011). Penjaminan Mutu Pelayanan Sakit Umum Daerah Tidar Magelang pada
Kesehatan dan Akseptabilitasnya. Jakarta: Bulan Januari Tahun 2001. [Skripsi].
Erlangga. Semarang: Fakultas Kesehatan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Masyarakat, Universitas Diponegoro.
Kabupaten Ogan Ilir. (2018). Jumlah Permenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan
Penduduk Kabupaten Ogan Ilir Per Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Puskesmas Tahun 2017. Indaralaya. Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Emilia, S. (2016). Gambaran Tingkat Kepuasan (2014). Indonesia.
Pasien di UPT Puskesmas Sindangjawa Perwani, Y. S. (2006). Teori dan Petunjuk
Kabupaten Cirebon. [Skripsi]. Jakarta: Praktek Housekeeping Untuk Akademi
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Perhotelan: Make Up Room. Jakarta:
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Gramedia Pustaka Utama.
Fitrianti, Misnaniarti, & Sitorus, R. J. (2012). Pohan, I. S. (2007). Jaminan Mutu Layanan
Perbandingan Kualitas Pelayanan pada Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku
Pasien Jamkesmas di Puskesmas Kenten Kedokteran EGC.
dengan Puskesmas Dempo Palembang. Puskesmas Indralaya. (2018). Profil Puskesmas
Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, Indralaya Tahun 2018. Indaralaya.
3(November), 260–272. Sondakh, J. J. ., Marjati, & Pipitcahyani, T. I.
Jahid, H., Balqis, & Hamzah, A. (2013). Faktor (2014). Mutu Pelayanan Kesehatan dan
yang Berhubungan dengan Kepuasan Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Pasien Peserta Jamkesmas pada Ruang Sondari, A. (2015). Analisis Kepuasan Pasien
Rawat Inap di Rumah Sakit Elim Rantepao Rawat Jalan Peserta Jaminan Kesehatan
Kabupaten Toraja Utara. [Skripsi]. Nasional (JKN) di Rumah Sakit Umum
Makassara: Fakultas Kesehatan Daerah (RSUD) Kabupaten Brebes Tahun
Masyarakat, Universitas Hasanuddin. 2015. [Skripsi]. Semarang: Faklutas
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han Keolahragaan, Universitas Negeri
dle/123456789/5917/JURNAL Semarang.
fix.pdf?sequence=1 https://lib.unnes.ac.id/22964/1/641141100
Kotler, P. (2001). Prinsip-prinsip Pemasaran. 9.pdf
Jakarta: Erlangga. Supranto, J. (2011). Pengukuran Tingkat
Laeliyah, N., & Subekti, H. (2017). Waktu Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan
Tunggu Pelayanan Rawat Jalan dengan Pangsa Pasar. Yogyakarta: Rineka Cipta.
Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Tjiptono, F. (2014). Pemasaran Jasa Prinsip,
Rawat Jalan RSUD Kabupaten Indramayu. Penerapan, Penelitian. Yogyakarta:
Jurnal Kesehatan Vokasional, 1(2), 102– Penerbit ANDI.
112.