You are on page 1of 11

AKTIVITAS ANTIBAKTERI AMPAS PENYULINGAN MINYAK NILAM TERHADAP

BAKTERI Staphylococcus aureus

Sarmila1*, Abd. Rahman Razak1, Jamaluddin2


Faculty of Mathematics and Natural Science, Tadulako University, Palu, Central Sulawesi,
90231, Indonesia

*Corresponding Author, email:sarmilahusein@gmail.com

ABSTRACT
Patchouli oil refining waste is biomass or organic waste which has chemical contect so that it has
antibacterial potential. This study aims to determine the antibacterial activity of patchouli oil refining waste against
Staphylococcus aureus and knowing the groups of compounds identified as having antibacterial activity after the
TLC Bioautography test was carried out. The sample was extracted using the maceration method with 96% ethanol
solvent. Antibacterial activity testing was carried out with a concentration variant of 50%, 25% and 10% with the
well method. Thin layer Chromatography (TLC) using n-hexane : ethyl acetate (3:1) elucants. TLC Bioautography
using contact bioautography method. From the research that has been done, it is found that the ethanol extract of
patchouli oil refining can inhibit Staphylococcus aureus which has the largest diameter of resistance with a
concentration of 50% which is categorized as very strong. The results of the TLC Bioautography study showed the
saponin compound class after being sprayed with H 2SO4 10% reagent, it was found that the ethanol extract of
patchouli oil refined pulp has antibacterial activity against Staphylococcus aureus and compounds to play a role in
antibacterial activity are saponins.
Key Words: Patchouli oil refining waste, Antibacterial, Staphylococcus aureus, Well method, TLC Bioautography

PENDAHULUAN

Minyak nilam merupakan jenis Ampas penyulingan minyak nilam


minyak atsiri yang sering juga disebut merupakan biomassa atau limbah organik
dengan minyak eteris atau minyak terbang yang memiliki kandungan kimia sehingga
(essential oil, volatil oil) yang dihasilkan mempunyai potensi antibakeri ( Riwayati,
oleh daun nilam (Pogostemon cablin 2010). Yuliani (2005) menyatakan bahwa di
(Blanco) Benth.) yang diperoleh dari akar, dalam limbah penyulingan mengandung
batang, daun, bunga tanaman. Minyak nilam beberapa senyawa kimia seperti alkaloid,
banyak dimanfaatkan untuk industri saponin, glikosida, triterpenoid dan
kosmetik. Proses pembuatan minyak nilam flavonoid. Senyawa- senyawa tersebut
dapat dilakukan dengan destilasi air, ternyata cukup tahan pemanasan karena
destilasi uap-air dan destilasi uap sehingga selama proses penyulingan masih dapat
akan terdapat ampas penyulingan minyak bertahan (tidak rusak), hal ini berarti bahwa
nilam (Novita, 2012). limbah penyulingan minyak nilam masih
memungkinkan untuk dapat dimanfaatkan
untuk berbagai macam produk sesuai
dengan kegunaan senyawa-senyawa tersebut lampu UV 254 nm dan UV 366 nm,
salah satunya .adalah sebagai antibakteri. chamber, penggaris, dan pencadangan baja
Staphylococcus aureus merupakan (sumuran). Dan bahan yang digunakan
bakteri gram positif yang dijumpai sebagai adalah Ampas hasil penyulingan minyak
flora normal dikulit dan dihidung (Sri, nilam, bakteri Staphylococcus aureus, NaCl
dkk.2016). Staphylococcus aureus dapat fisiologis 0,9%, lempeng KLT, etanol 96%,
menyebabkan infeksi pada kulit dan luka Dimetilsulfoksida (DMSO), kertas saring,
terbuka (Retno, 2019). Infeksi merupakan media NA (Nutrient Agar), larutan Mc.
masuknya organisme parasit di dalam tubuh Farland, alkohol, aquadest steril, alumunium
serta pertumbuhan dan perkembangan foil, pereaksi H2SO4, pereaksi FeCl3,
mikroorganisme patogen dibagian tubuh dan pereaksi Dragendorff, pereaksi Lieberman-
jaringan (Adriani, 2014), karena adanya
burchard, pereaksi AlCl3, tisu, kapas,kertas,
infeksi kulit dan luka terbuka akan lebih
handscoon dan masker.
mudah mengaplikasikan minyak nilam
Pengambilan Sampel
dengan mengoleskan pada kulit yang
Pengambilan sampel ampas
terinfeksi (Retno, 2019).
penyulingan minyak nilam dilakukan di
Berdasarkan uraian di atas bahwa
Desa Sausu Kecamatan Sausu Kabupaten
ampas penyulingan minyak nilam berpotensi
Parigi Moutong Sulawesi Tengah.
dimanfaatkan sebagai sumber senyawa
Ekstraksi Sampel
antibakteri.
Ekstraksi sampel ampas penyulingan
METODE
minyak nilam menggunakan metode
Alat yang digunakan antara lain:
maserasi. Maserasi ampas penyulingan
Seperangkat alat ekstraksi, toples, vacuum
nilam sebanyak 424,61 g masukkan dalam
rotary evaporator (EYELA ®
), neraca
bejana maserasi lalu ditambahkan pelarut
analitik (ADAM®), oven (She LAB), hotpale
etanol 96% sebanyak 6 L ditutup dan
(IKA®), erlenmeyer (IWAKI PIREX®),
dibiarkan selama 3x24 jam yang tiap 24 jam
autoklaf (Hirayama) , tabung reaksi (IWAKI
dilakukan pengadukan. Setelah 3 hari
PIREX ), incubator (Eyela®), gelas kimia
®
ekstrak disaring. Ekstrak ampas penyulingan
(IWAKI PIREX ),
®
cawan petri
minyak nilam diekstrak kembali dengan
(NORMAX), laminar air flow ( Stremline ) ®
pelarut etanol 96% yang lain dengan cara
pinset, jarum ose, batang pengaduk, lampu
yang sama seperti perlakuan sebelumnya
spiritus, jangka sorong, bunsen, mikropipet,
hingga 2 kali dan filtrat yang diperoleh
sendok tanduk, botol vial, vortex, pipa
disatukan. Kemudian Ekstrak yang
kapiler, gelas ukur (IWAKI PIREX ), ®
diperoleh diuapkan dengan menggunakan
vacum rotary evaporator hingga diperoleh Pembuatan Media Agar Miring NA
ekstrak kental ampas penyulingan minyak (Nutrient Agar)
nilam (Novaldi, dkk. 2019). Ekstrak Sebanyak 5 gram nutrient agar
kemudian ditimbang untuk mengetahui dilarutkan dengan 250 mL aquadest dalam
rendemen(Afni dkk, 2015. erlemeyer dan dipanaskan di atas hot plate
Sterilisasi alat dan bahan menggunakan batang pengaduk sampai
Alat-alat yang terbuat dari logam
terbentuk larutan jernih. Kemudian
disterilisasi dengan cara pemijaran
disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
menggunakan api gas tidak berwarna atau
121°C tekanan 2 atm selama 15 menit.
pembakar spritus, semua alat dikenakan api
Nutrient agar kemudian dimasukkan ke
langsung tidak kurang dari 20 detik. Alat-
dalam beberapa tabung reaksi dengan
alat yang terbuat dari kaca atau alat-alat
jumlah yang telah ditentukan, tabung yang
gelas disterililasi dengan memakai udara
telah berisi agar diletakkan pada kemiringan
panas (kering) menggunakan oven dengan
30-45º (Bakhtra, dkk, 2018).
suhu 170ºC selama 2 jam (Ma’at, 2009),
Peremajaan Bakteri
sedangkan untuk media atau bahan kultur
Peremajaanbakteri menggunakan agar
dengan cara uap air panas bertekanan tinggi
miring NA, peremajaan bakteri
menggunakan autoklaf dengan, tekanan 2
Staphylococcus aureusyaitu bakteri
atm, suhu 121ºC selama 15-20 menit
diambilsatu ose menggunakan ose steril
(Sumarsih, 2010).
selanjutnya digoreskan pada permukaan agar
Pembuatan Media Agar Miring NA
miring dengan cara silang (zig-zag) dan
(Nutrient Agar)
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37ºC
Sebanyak 5 gram nutrient agar
(Rahmadani, 2015).
dilarutkan dengan 250 mL aquadest dalam
Pembuatan Sampel Uji
erlemeyer dan dipanaskan di atas hot plate
Larutan induk dibuat dengan cara
menggunakan batang pengaduk sampai
menimbang 1 gram ekstrak, yang
terbentuk larutan jernih. Kemudian
kemudian dilarutkan dalam 1 mL DMSO.
disterilkan di dalam autoklaf pada suhu
Dari larutan induk ini kemudian dibuat
121°C tekanan 2 atm selama 15 menit.
pengenceran 50%, 25% dan 10% sebagai
Nutrient agar kemudian dimasukkan ke
kontrol negatif digunakan DMSO 50 µL
dalam beberapa tabung reaksi dengan
(Bakhtra, dkk, 2018).
jumlah yang telah ditentukan, tabung yang
telah berisi agar diletakkan pada kemiringan
30-45º (Bakhtra, dkk, 2018).
Pembuatan Suspensi Bakteri dilakukan 3 kali pengulangan (Abubakar
Suspensi bakteri dari biakan murni dkk, 2019).
Staphylococcus aureus, ditambahkan Pengujian KLT Bioautografi
larutan natrium klorida fisiologis ( NaCl) a. Pemisahan Senyawa Secara
0,9% sebanyak 10 ml kedalam biakan Kromatografi Lapis Tipis
tersebut lalu dihomogenkan (Ismail dan Ekstrak etanol sebanyak 2 mg
Usman,2017). dilarutkan dalam 1 mL methanol dan 1
Pengujian Aktivitas Antibakteri mL kloroform. Selanjutnya ekstrak
Pengujian antibakteri dilakukan dengan tersebut ditotolkan pada lempeng KLT
menggunakan metode difusi dengan menggunakan pipa. Ekstrak ditotolkan 1
menggunakan cara sumuran (hole/cup). cm dari tepi bawah lempeng, lalu
Media NA ±10 mL dituang kedalam cawan dibiarkan beberapa saat sampai kering.
petri steril kemudian didiamkan hingga Selanjutnya lempeng dimasukkan
memadat sebagai lapisan dasar.Setelah kedalam chamber yang masing-masing
memadat, ditanam pencadang baja pada berisi cairan pengelusi menggunakan
permukan lapisan dasar yang diatur jaraknya eluen n-heksan : etil asetat (3:1).
agar daerah pengamatan tidak bertumpu. Lempeng dibiarkan terelusi sampai
Dicampurkan suspensi bakteri sebanyak 0,1 batas 0,5 cm dari tepi atas. Lempeng
mL kedalam pembenihan NA. Kemudian dikeluarkan dari chamber dan diagin-
dituang 20 mL medium pada cawan petri anginkan sampai cairan pengelusinya
yang diletakkan pencadang sebagai lapisan menguap. Kromatogram yang
kedua dan tunggu hingga memadat. dihasilkan diamati nodanya dibawah
Diangkat pencadang menggunakan pinset sinar UV pada panjang gelombang 254
sehingga membentuk sumuran yang akan nm dan 366 nm. Selajutnya noda-noda
digunakan dalam uji bakteri (Junianti, yang memberikan flouresensi ditandai
2018). Sumuran yang terbentuk diisi larutan pada lempeng dan dihitung nilai Rf dari
uji masing-masing 50 μl menggunakan masing-masing noda (Djide dan Sartini,
mikropipet dengan variasi konsentrasi 2008).
larutan uji yaitu 50%, 25%, dan 10%. b. Pengujian Secara KLT Bioautografi
Masing-masing cawan petri kemudian Medium NA steril yang telah
diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam didinginkan sebanyak 10 mL
dan diukur zona bening yang terbentuk diinokulasikan dengan suspensi bakteri
menggunakan jangka sorong. Pengujian sebanyak 0,5 mL dan dituang kedalam
cawan petri steril dan dilakukan secara
aseptis. Setelah medium agak memadat, 5% untuk mendeteksi senyawa flavonoid,
lempeng KLT yang telah dielusi pereaksi Dragendorff untuk mendeteksi
diletakkan diatas permukaan senyawa alkaloid, dan pereaksi Lieberman-
medium.Setelah 30 menit, lempeng Burchard untuk mendeteksi senyawa steroid.
tersebut dipindahkan. Cawan petri Hasil positif untuk fenolik hijau-kehitamam,
kemudian diinkubasi pada suhu 37ºC ungu untuk saponin, kuning untuk
selama 24 jam. Zona hambatan akan flavonoid, orange berlatar kuning untuk
terlihat pada medium, dan dibandingkan alkaloid, biru dan coklat untuk steroid
dengan kromatogram hasil pengujian (Junianti, 2018).
KLT (Djide dan Sartini, 2008). HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Senyawa Hasil Ekstraksi Ampas Penyulingan

Lempeng KLT hasil uji KLT Minyak Nilam

bioautografi kemudian diidentifikasi Hasil ekstraksi ampas penyulingan


golongan senyawa antibakterinya minyak nilam yang dilakukan dengan
menggunakan pereaksi semprot dengan metode meserasi menggunakan pelarut
menyemprotkan reagen penampak noda etanol 96% diperoleh ekstrak kental
pada lempeng seperti FeCl3 5% untuk sebanyak 32,49 gram dengan hasil persen
mendeteksi senyawa fenolik, H2SO4 10% rendemen.
untuk mendeteksi senyawa saponin, AlCI3

Tabel 1. Hasil pembuatan ekstrak etanol ampas penyulingna minyak nilam


yang terbuang
No Uraian yang masih mengandung
Jumlah beberapa senyawa kimia seperti alkaloid, saponin,
glikosida, triterpenoid dan flavonoid sehingga dimanfaatkan dalam pengujian antibakteri.
1 Simplisia yang 424,61 gram
Sebelum dilakukan ekstraksi pada
diekstraksi
ampas penyulingan minyak nilam dilakukan
2 Ekstrak kental 32,49 gram pembuatan simplisia terlebih dahulu dengan
penelitian ini sampel yang digunakan dalam
Rendemen 7, 65 % dilakukan pengeringan kemudian dilakukan
pengujian adalah ampas penyulingan
perajangan dan sortasi kering. Ampas
minyak nilam. Penggunaan ampas
penyulingan minyak nilam dilakukan proses
penyulingan minyak nilam digunakan
ekstraksi menggunakan metode maserasi.
karena memanfaatkan ampas atau limbah
Maserasi dipilih karena dianggap sebagai banyaknya ekstrak yang diperoleh selama
metode yang sederhana dengan prinsip proses ekstraksi. Hasil penelitian pada Tabel
difusi, dimana cairan penyari akan 1 didapatkan rendemen sebesar 7,65%.
menembus dinding sel tanaman dan akan Penelitian (Hasnaeni, 2019) rendemen
masuk ke rongga sel yang mengandung zat berhubungan dengan senyawa aktif dari
aktif, sehingga zat aktif yang merupakan suatu sampel semakin banyak jumlah
larutan terpekat akan didesak keluar dari sel rendemen maka jumlah senyawa aktif yang
karena adanya perbedaan konsentrasi antara terkandung dalam sampel juga semakin
larutan zat aktif yang didalam sel dengan banyak (Hasnaeni,2019).
yang diluar sel (Wahyulianingsih et al., Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Ampas
2016). Alasan penggunaan pelarut etanol Penyulingan Minyak Nilam Terhadap
96% yaitu pelarut ini tidak beracun, bersifat Staphylococcus aureus
universal yang cocok mengekstrak semua Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
golongan senyawa metabolit sekunder, dan etanol ampas penyulingan minyak nilam
mempunyai sifat selektif (Suryanto, 2012). dilakukan pada konsentrasi 50%, 25% dan
Uji rendemen dilakukan dengan 10% terhadap Staphylococcus aureus. Hasil
membandingkan antara ekstrak yang Pengukuran diameter zona hambat dari
diperoleh dengan simplisia awal. Hasil pengujian tersebut dapat dilihat pada Tabel
rendemen dari suatu sampel sangat 2.
diperlukan karena untuk mengetahui
Tabel 2. Hasil pengujian aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcusaureus

Replikasi Diameter
Ekstrak Konsentras Loading dose Zona
uji i (mg) 1 2 3 Hambat ±
(%) SD (mm)

Ekstrak 50 25,0 20,14 20,21 20,62 20,32± 0,21


Etanol
25 12,5 16,55 15,68 15,81 16,01± 0,38
10 5,0 15,59 14,98 14,65 15,07± 0,38
Kontrol 0 0,0 0 0 0 0
negatif
dengan metode difusi dengan cara sumuran
Pengujian aktivitas antibakteri dari
menjadi pilihan karena ekstrak langsung
ekstrak etanol ampas penyulingan minyak
dimasukkan disetiap lubang maka efek
nilam terhadap Staphylococcus aureus
untuk mengambat bakteri lebih kuat (Misna, mempunyai lapisan lipopolisakrida sehingga
2016). senyawa antibakteri yang bersifat hidrofobik
Hasil penelitian pada Tabel 2 adanya maupun hidrofilik dapat dengan mudah
zona hambat yang ditandai adanya zona melewati dinding sel dengan kerusakan sel
bening. Hal ini menunjukkan adanya bakteri yang terjadi pada dinding, membran
kepekaan bakteri uji terhadap ekstrak etanol dan bagian internal sel akan menyebabkan
ampas penyulingan minyak nilam. bakteri tidak dapat menahan tekanan
Mekanisme yang menyebabkan osmotik tinggi dari dalam sel sehingga
terhambatnya pertumbuhan bakteri adalah mengakibatkan sel menjadi lisis ( Wazhifa,
kerusakan membran sel aktif antibakteri. 2019). Hasil ini sesuai dengan Ajizah (2004)
Kerusakan membran sel akan menggangu bahwa semakin besar konsentrasi suatu
integritas komponen- komponen seluler dan bahan antibakteri yang diberikan maka
menyebabkan proses respirasi bakteri tidak aktivitas antibakteri semakin besar pula.
terjadi. Pada akhirnya mengakibatkan tidak Semakin tinggi konsentrasi ekstrak maka
tercukupinya energi untuk transport aktif zat kandungan senyawa fitokimia berkhasiat
hara sehinnga pertumbuhan bakteri antibakteri juga akan semakin banyak.
terganggu. Hasil yang diperoleh Hasil KLT Bioautografi
menunjukkan diameter zona hambat Hasil KLT bioautografi dari ekstrak
Staphylococcus aureus yang terbentuk pada etanol ampas penyulingan minyak nilam
konsentrasi 50% lebih besar dibandingkan menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap
dengan konsentrasi 25% dan 10%. Hal ini Staphylococcus aureus yang terlokalisir
dikarenakan bakteri Staphylococcus aureus pada kromatogram ditandai dengan adanya
merupakan bakteri gram positif memiliki zona hambat pada permukaan media yang
struktur dinding sel yang lebih banyak terlihat seperti pada Tabel 3.
peptodoglikan, sedikit lipid dan tidak
Tabel 3. Hasil KLT Bioautografi lempeng KLT silica gel F254

Eluen Spot Noda Nilai Rf Zona Hambatan

1 0,14 Negatif

2 0,15 Negatif

n-heksan: 3 0,3 Positif

etil asetat (3:1) 4 0,37 Negatif

5 0,4 Negatif

6 0,42 Negatif

7 0,68 Negatif
Pengujian secara KLT Bioautografi ditandai dengan terbentuknya zona bening
dilakukan terhadap ekstrak etanol ampas pada medium didaerah noda plat yang telah
penyulingan minyak nilam secara dikontakkan pada permukaan medium. Hal
kromotografi lapis tipis. Pengujian ini ini dibuktikan dengan terbentuknya zona
dilakukan dengan menggunakan lempeng hambat setelah inkubasi selama 24 jam.
KLT yang yang telah diberi tanda batas Hasil ini sesuai dengan penelitian Isti (2018)
bagian bawah dan bagian atas lempeng bahwa pada KLT bioautografi didapatkan
sebagai tanda batas elusi. Jarak elusi yang satu noda memiliki zona hambat
dibuat 7 cm. Pemisahan senyawa ekstrak Hasil Identifikasi Golongan Senyawa
etanol ampas penyulingan minyak nilam Noda yang memberikan aktivitas pada
menggunakan perbandingan eluen n- bakteri Staphylococcus aureus kemudian
heksan diidentifikasi golongan senyawa dengan
: etil asetat (3:1). Pemilihan eluen ini menggunakan pereaksi semprot FeCl3 5%
didasarkan pada hasil orientasi eluen yang untuk fenolik, H2SO4 10% untuk saponin,
telah dilakukan yang mana pada eluen ini Dragendroff untuk alkaloid, AlCl3 5% untuk
menghasilkan pemisahan terbaik. Hasil flavonoid, dan Liberman-Burchard untuk
penelitian pada Tabel 3 ekstrak etanol ampas steroid. Hasil identifikasi golongan senyawa
penyulingan minyak nilam didapatkan ada tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.
satu noda memiliki zona hambat, yang
Tabel 4. Hasil identifikasi golongan senyawa

Warna Noda
Eluen No Nilai FeCl3 Dragendroff AlCl3 H2S04 Liberman- Golongan
Noda Rf 5% Buchard
5% 10% Senyawa

n- 1 0,14 Hitam - - - - Fenolik


heksan:
2 0,15 - - Kuning - - Flavonoid
etil
asetat 3 0,3 - - - Ungu - Saponin
(3:1)
4 0,37 - - - - Coklat Steroid

5 0,4 Hitam - - - - Fenolik

6 0,42 - - Kuning - - Flavonoid

7 0,68 - - - Ungu - Saponin

.
Untuk mengetahui senyawa yang bahwa perbedaan kondisi lingkungan
memiliki aktivitas antibakteri terhadap tempat tumbuh suatu tanaman dapat
Staphylococcus aureus maka dilakukan menyebabkan perbedaan jenis dan jumlah
identifikasi senyawa menggunakan lempeng metabolit sekunder yang terkandung dalam
KLT yang telah disemprotkan dengan tanaman.
pereaksi. Hasil penelitan pada Tabel 4 KESIMPULAN
ekstrak etanol ampas penyulingan minyak Ekstrak etanol ampas penyulingan
nilam mengandung senyawa saponin yang minyak nilam mempunyai kemampuan
memberikan warna ungu ketika dalam menghambat pertumbuhan bakteri
disemprotkan dengan pereaksi semprot Staphylococcus aureus. Hasil identifikasi
H2SO4 10%. Menurut Junianti (2018) KLT bioautografi ekstrak etanol ampas
penyemprotan dengan menggunakan penyulingan minyak nilam diperoleh
pereaksi H2SO4 10% akan menimbulkan golongan senyawa yang memiliki aktivitas
noda berwarna ungu. Saponin memiliki antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus
aktivitas antibakteri dengan memecahkan aureus yaitu senyawa saponin.
diniding sel bakteri yang menyebabkan DAFTAR PUSTAKA
kebocoran AKP (Alkaline phosphatase) Abubakar, P,M,S, Fatimawali, Paulina,
V,Y,Y. (2019). Uji Daya Hambat
pada bakteri (Khan et.al., 2018). Penelitian
Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah
ini tidak sesuai dengan Nuriyah (2016) (Alpinia purpurata K.Schum) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Klebsiella
didapatkan bahwa ekstrak etanol daun nilam
pneumoniae Isolat Sputum Pada
(Pogostemon cablin Benth.) dari hasil Penderita Pneumonia Resisten
Antibiotik Seftriakson. Pharmacon
identifikasi senyawa menggunakan pereaksi
jurnal ilmiah farmasi.Vol8 No 1
sitroborat menunjukkan warna kuning. Februari 2019. 2302-2493.
Golongan senyawa yang mempunyai Adriani,M dan Wirjatmadi,B. (2014). Gizi
aktivitas antibakteri adalah flavonoid. dan Kesehatan Balita Peranan Mikro
Zinc pada Pertumbuhan Balita. 978-
Adanya perbedaan golongan senyawa yang 602-7985-52-0
mempunyai aktivitas antibakteri yang Afni, N., Nasrah, S., Yuliet. (2015). Uji
diperoleh bisa disebabkan karena perbedaan Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak
Biji Pinang (Areca catechu L.)
lingkungan tempat tumbuh kedua sampel Terhadap Streptococcus mutans dan
dimana sampel pada penelitian ini tumbuh di Staphylococcus aureus. GALENIKA
Journal of Pharmacy.Vol 1.(1) :48-58.
Sulawesi Tengah Desa Sausu sedangkan 2442-8744.
penelitian Nuriyah (2016) tumbuh di Jawa Ajizah, A. (2004). Sensitivitas Salmonellan
Timur daerah Lamongan. Hal tersebut thypimurium Terhadap Ekstrak Daun
didukung oleh Friska (2016) mengatakan
(Psidium guajaya L). Jurnal squamosal L.) Terhadap
Bioscientiae. 7(1) : 31-38. Enterococcus faecalis Secara In
Aprillia.,A, P, Lolu.,A,W, Jayanto,I. (2019). Vitro. Odonto Dental Journal.
Aktivitas Antibakteri dan Analisis KLT- Volume 5. Nomer 2. Desember
Bioautografi Dari Fraksi Daun 2018.
Mengkudu (Morinda citrifolia L.).
Pharmacon – Program Studi Junianti, J. (2018). Uji Aktivitas Antibakteri
Farmasi,FMIPA, UNIVERSITAS Sam Ekstrak Daun Sumambu
Ratulangi. Volume 8 Nomor 2 Mei (Hyptiscatita Jacq.) Terhadap
2019. Bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcusaureus. Universitas
Astriani. (2011). Uji Aktivitas Antimikroba Tadulako. Palu
Ekstrak Daun Turi (Sesbania grandifora
L.). Secara KLT-Bioautografi. Fakultas Khan, M.I. Abdulater, A. Jin, H.S. Jun, S.B
Ilmu Kesehatan UIN Alaudin Makassar. Min, Y.K and Jong, D.K (2018)
Green tea Seed Isolated Saponins
Bakhtra, D.D.A. Jubahar, J. dan Yusdi, E. Exerts Antibacterial Effect against
(2018) Uji Aktivitas Fraksi dari Daun Vorious Strains of Gram Positive
Sambung Nyawa (Gynura procumbens and gram Negative Bacteria, a
(Lour)Merr.) Terhadap bakteri Shigella Comprehensive Study in Vitro and
dysentriae. Jurnl Farmasi Higea. Vol 10 In Vivo. Hindawi: Article ID
No 1 2008. 3486106, 12 pages.
Djide, N. dan Sartini. (2005). Analisis
Mikrobiologi Farmasi. Makassar: Ma’at, S. (2009) Sterilisasi dan Disinfeksi.
Laboratorium Mikrobiologi Farmasi 978-979-1330-57-2. hal 136.
Fakultas Matematika Dan Ilmu
Misna dan Diana,K. (2016). Aktivitas
Pengetahuan Alam Universitas
Antibakteri Ekstrak Kulit Bawang
Hasanuddin.
Merah (Allium cepa L.) terhadap
Hasnaeni, Wisdawati, Usman S. (2019). Bakteri Staphylococcus aureus.
Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap GALENIKA Journal Of Pharmacy
Rendemen Dan Kadar FenolikEkstrak Vol.2 (2) : 138-144 October 2016.
Tanaman Kayu Beta- Beta ( Lunasia
amara Blanco). Jurnal Farmasi Novaldi, dkk. (2019). Mikroenkapsulasi
Galenika 2019; 5 (2) : 175 - 182. Ekstrak Ampas Jahe Merah Dari
HasilPemisahan Minyak Jahe
Ismail, I dan Usman, S. (2017). Uji Merah. Kovalen Jurnal Riset
Aktivitas Bioaktif Antimikroba Kimia, 5(1): 17-23,April 2019.
Dari Ekstrak Daun Sembukan 2477-5398.
( Paederia foetida L.) Pada Bakteri
Staphylococcus aureus Dengan Novita, S., H, Budiarti, A, Mahfud. (2012).
Metode Bioautografi. Media Proses Pengambilan Minyak Atsiri
Farmasi p.issn 0216-2083 e.issn Dari Daun NIlam Dengan
2622-0962. Vol.XIV No 2,oktober Pemanfaatan Gelombang Mikro
2017. (Microwave). Jurnal Teknis ITS
Vol. 1, N0 1 (Sept. 2012).
Isti, D., J, Portuna., P, K, Khemasili, K.
(2018). Uji Aktivitas Antibakteri Nuriyah, B. (2016). Skrining Aktivitas
Dan Analisis Bioautografi Antibakteri Ekstrak Etanol 70%
Kromatografi Lapis Tipis Ekstrak Dari Beberapa Daun Tanaman Di
Etanol Daun Srikaya (Annona Indonesia Terhadap Bakteri
Salmonella typhi Serta
Bioautografinya. Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Rahmadani, F. (2015) Uji Aktivitas


Antibakteri Dari Ekstrak Etanol
96% Kulit Batang Kayu Jawa
(Lannea coromandelica) Terhadap
Bakteri Staphylococcus aureus,
Escherichia coli, Helicobacter
pylori, Pseudomonas aeruginosa.
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Riwayati., I dan Setianto,S.,M. (2010).


Pemanfaatan Limbah Penyulingan
Daun Nilam Sebagai Bahan Bakar
Alternatif Melalui Pembuatan
Briket. Momentum, vol 6 No 2
Oktober 2010: 1-4.

Sri,dkk. (2016). Skin Infection it’s Amust


Know Disease. 978-602-203-959-
4. hal 228.

Suryanto, E. (2012). Fitokimia Antioksidan.


Putra Media Nusantara. Surabaya.

Sumarsih, S. (2010) Untung Besar Usaha


Bibit Jamur Tiram. 979-002-452-
5.hal 31.

Wahyulianingsih, Handayani, S., dan Malik,


A. R. (2016). Penetapan Kadar
Flavonoid Total Ekstrak Daun
Cengkeh ( Syzygium aromaticum
(L.) Merr dan Perry). Jurnal
Fitofarmaka Indonesia, 3(2),189.

Wazhifa, A., P, Widya,A.,L, Jainer, P., S.


(2019). Aktivitas Antibakteri Dan
Analisis KLT- Bioautografi Dari
Fraksi Biji Kopi Robusta (Coffea
canephora Pierre ex A. Froehner.
PHARMACON – Program Studi
Farmasi, FMIPA, Universitas Sam
Ratulangi. Volume 8 Nomor 3
Agustus 2019

You might also like