You are on page 1of 14

Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol. 8, No.

1 (Juni 2020) 21-34


ISSN 2303-2677 (Print) ISSN 2540-9239 (Online)

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis


ilmiah Universitas Diponegoro

Rizki Nursistian Fitri1, Yanuar Yoga Prasetyawan2


1,2Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, Jawa Tengah, 50272
Email: 1rizkinsf@gmail.com, 2yanuaryoga@live.undip.ac.id

Received: August 2019; Accepted: March 2020; Published: June 2020

Abstract

Diponegoro University (UNDIP)’s vision is “Diponegoro University Becoming a Superior Research University,"
which implies that every academician at UNDIP requires improving research through scientific papers. Scientific
writing is a work that the author must account for morally or intellectually. Consequently, it needs to conduct
observation, planning, directed search, finding information, using information, and evaluating information through
information literacy. This study aimed to determine the information literacy generation x, y, and z in the
preparation of scientific papers at UNDIP. The research used a qualitative method with a phenomenological
approach. The data collection technique used deep interview and observation. The analysis showed that information
literacy had an essential role for generation x, y, and z in the preparation of scientific papers. Information literacy
activities are a form of one's accountability when dealing with information for the needs of scientific writing. The
three generations conducted information literacy activities during the scientific paper preparation. This can be seen
from the activities carried out, namely the identification of scientific information needs, scientific information
retrieval, scientific information utilization, and scientific information communication. In the current era of
technological development, generation x, y, and z, which have unique characteristics in the preparation of scientific
papers. Hence, information literacy is used as a standard. Each generation have skill information literacy so must
account scientific writing have been written.

Keywords: Information literacy; Scientific papers; X, y, and z generations; Diponegoro University

Abstrak

Universitas Diponegoro (UNDIP) memiliki visi yang berbunyi “Universitas Diponegoro menjadi
universitas riset yang unggul.” Hal ini dapat diartikan bahwa setiap civitas academica di UNDIP dituntut
mampu meningkatkan penelitian melalui karya tulis ilmiah. Karya Tulis ilmiah adalah karya yang harus
dapat dipertanggungjawabkan baik secara moral ataupun intelektual. Untuk itu, perlu adanya kegiatan
pengamatan, perencanaan pencarian, pencarian langsung, menemukan informasi, penggunaan
informasi, dan evaluasi informasi melalui literasi informasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah di UNDIP. Metode penelitian
yang digunakan adalah fenomenologi melalui pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data melalui
wawancara mendalam dan observasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa literasi informasi memiliki
peran yang penting bagi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Kegiatan literasi
informasi merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban seseorang ketika berhadapan dengan informasi
untuk kebutuhan penulisan karya tulis ilmiah. Ketiga generasi ini telah melakukan kegiatan literasi
informasi selama penyusunan karya tulis ilmiah. Hal ini terlihat dari kegiatan yang dilakukan melalui
identifikasi kebutuhan informasi ilmiah, penelusuran informasi ilmiah, pemanfaatan informasi ilmiah,
dan komunikasi informasi ilmiah. Di era perkembangan teknologi sekarang ini, generasi x, y, dan z
memiliki ciri khas dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Untuk itu, literasi informasi digunakan sebagai
standar dalam penyusunan karya tulis ilmiah. Setiap generasi memiliki keahlian literasi informasi agar
dapat mempertanggungjawabkan karya tulis ilmiah yang telah ditulis.

Kata Kunci: Literasi informasi; Karya tulis ilmiah; Generasi x, y, dan z; Universitas Diponegoro

doi: http://dx.doi.org/10.24198/jkip.v8i1.23233
© 2020 Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan. This is an open access article under the CC By-SA license
Website: http://jurnal.unpad.ac.id/jkip
22 R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34

PENDAHULUAN informasi. Perkembangan teknologi


Universitas Diponegoro (UNDIP) informasi di era millennial membuat
adalah salah satu universitas negeri yang masyarakat bisa mengakses informasi
ada di Indonesia. Universitas negeri yang secara mudah dan cepat tanpa batasan
terletak di kota Semarang ini memiliki visi waktu (Pratiwi, 2019). Kebutuhan
yang berbunyi “Universitas Diponegoro informasi juga dialami oleh lintas generasi.
menjadi universitas riset yang unggul.” Lintas generasi adalah sekelompok
Untuk itu setiap civitas academica yang orang yang memiliki perbedaan
berada di UNDIP harus menjalankan dan karakteristik, dan perbedaan tahun
memaksimalkan Tri Dharma Perguruan kelahiran antara satu kelompok dengan
Tinggi yaitu pendidikan, penelitian, serta kelompok lain. Perbedaan tahun kelahiran
pengabdian pada masyarakat. Salah satu tri merupakan salah satu penyebab antar
dharma perguruan tinggi adalah generasi memiliki perilaku informasi yang
penelitian. Hal ini dapat diartikan bahwa berbeda, sebab setiap generasi hidup pada
setiap civitas academica di UNDIP mampu era perkembangan jaman yang berbeda,
meningkatkan penelitian melalui karya termasuk perkembangan teknologi
tulis ilmiah. Karya ilmiah merupakan informasi. Penggolongan tiga generasi
sebuah karya tulis yang ditulis dengan cara adalah generasi x, generasi y, generasi z,
ilmiah dan metode ilmiah yang baik dan yang disebabkan perkembangan teknologi
dituangkan dalam sebuah media ilmiah. dan internet. Hal ini sesuai pernyataan
Kurnadi (2017) menyatakan bahwa, Djamasbi, Siegel, Skorinko, and Tullis
“Karya ilmiah adalah hal yang tidak asing (2011) yang mengatakan perbedaan
bagi mahasiswa. Sejak baru menyandang generasi terlihat dari periode waktu, sifat
status mahasiswa saja, mereka sudah dan ruang lingkup tentang teknologi dan
dihadapkan dengan berbagai tugas seperti globalisasi yang secara signifikan berbeda.
observasi, menganalisis, mengkritisi, dan Laju perubahan dan kemajuan dalam
lainnya yang pada akhirnya adalah globalisasi terlihat nyata pada tiap
pembuatan karya ilmiah sebagai laporan.” generasi.
Karya tulis ilmiah contohnya skripsi, tesis, Generasi yang masih produktif dalam
disertasi, makalah, artikel, dan jurnal. bidang akademik di Indonesia yaitu
Informasi ilmiah pada dasarnya adalah generasi x yang didominasi oleh dosen,
jenis informasi yang sulit untuk diperoleh, generasi y didominasi oleh magister (S2),
sebab untuk mendapatkannya diperlukan sedangkan generasi z didominasi oleh
suatu proses tertentu. Hal tersebut mahasiswa diploma dan mahasiswa
dikarenakan, penulis harus sarjana. Kalangan akademisi menjadikan
mempertanggungjawabkan karya tulis teknologi informasi seperti gadget dan
ilmiah secara moral dan intelektual. internet sebagai sarana efektif untuk
Seseorang, ketika menulis karya tulis memenuhi kebutuhan informasi ilmiah.
ilmiah pasti memiliki kebutuhan informasi. Selain itu, perkembangan internet dan
Namun, seiring berjalannya waktu, teknologi juga memiliki dampak besar.
informasi yang dibutuhkan mudah Adanya internet dan teknologi informasi
ditemukan tanpa ada batasan waktu, menyebabkan persebaran informasi
tempat, biaya, atau batasan lainnya yang menjadi luas, bebas dan banyak, sehingga
dapat menghambat upaya pencarian akan terjadi ledakan informasi (information

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34 23

overload). Ledakan informasi membuat ilmiah akan menciptaka pengetahuan


bingung. Hal ini disebabkan banyaknya individu seseorang. Pengalaman
informasi yang datang tanpa mengetahui merupakan realitas dalam kesadaran (ide)
mana informasi yang efektif untuk yang terbentuk melalui akumulasi dari
digunakan. Literasi informasi memiliki interaksi sosial dalam realitas sosial
peran penting untuk menuntun individu (Prasetyawan, 2019; Maybee, 2014).
kepada informasi yang akurat. Namun, Pengalaman informasi dalam praktik
kenyataannya kesalahan dalam kegiatan informasi bersinggungan dengan tindakan
literasi informasi baik pemahaman dan yang dilakukan. Tindakan tersebut
praktik masih banyak dilakukan. termasuk mengumpulkan informasi
Kehadiran internet dengan berbagai melalui kegiatan seperti pengamatan,
sumber elektronik dan digital membuat perencanaan pencarian, pencarian
orang semakin menyadari pentingnya langsung, penemuan informasi,
information skills, untuk dapat membantu penggunaan informasi, dan evaluasi
menemukan informasi yang sesuai dengan informasi. Kegiatan tersebut adalah literasi
kebutuhan serta memberdayakan informasi informasi. Literasi informasi adalah
yang didapatkan (Pattah, 2014). kemelekan informasi yang dihubungkan
Literasi informasi idealnya menjadi dengan kemampuan dalam penggunaan
keterampilan yang dikuasai masing-masing perpustakaan dan penggunaan teknologi
individu. Literasi informasi menjadi modal (Pattah, 2014). Mereka membentuk sikap
diri yang perlu dimiliki karena literate dari kebiasaan sehari-hari, yaitu
keterampilan ini membantu manusia untuk kebijaksanaan dalam pemanfaatan
mencapai hidup yang lebih berkualitas dan informasi dan kritis dalam pengambilan
lebih produktif. Seseorang memiliki keputusan (Suwanto, 2015). Literasi
pengalaman literasi informasi yang informasi dalam perspektif perilaku
berbeda-beda sesuai karakteristik individu. mengarah pada pengukuran literasi
Pengalaman tersebut mengakibatkan informasi. Adapun literasi informasi sesuai
seseorang mempraktikkan berdasarkan pendekatan relasional mengamati
informasi yang mereka peroleh, dan pengalaman literasi informasi. Adapun
menggunakan literatur yang ada dalam Penelitian ini menganut model perspektif
penyelesaian permasalahan penelitian. relasional literasi informasi, yang
Penelitian ini berfokus pada perilaku menekankan pada pengalaman literasi
informasi dengan mengeksplorasi cara informasi individu.
individu dalam mencari informasi selama Menurut Yates and Partridge (2014),
penyusunan karya tulis ilmiah. literasi informasi dari perspektif relasional
Pengalaman tersebut menjadikan menjelaskan bahwa orang yang melek
seseorang bertindak saat penyusunan informasi adalah orang yang mengalami
karya tulis ilmiah sesuai informasi yang literasi informasi dalam berbagai cara, dan
diperoleh, dan penggunaan literatur yang mampu menentukan sifat pengalaman
ada sebagai penyelesaian permasalahan yang perlu diambil ke dalam situasi baru.
penelitian. Literasi informasi dalam perspektif
Pengalaman generasi x, y, dan z relasional berfokus pada pengalaman
terutama kalangan akademisi yang mereka orang bukan pada kemampuan yang
peroleh pada saat mengerjakan karya tulis dimiliki individu. Seseorang yang

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
24 R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34

berinteraksi dengan informasi akan informasi. Subjek dalam penelitian ini


mendapatkan pengalaman informasi adalah generasi x (43 – 58 tahun) yang
(Bruce, Somerville, Stoodley, & Partridge, didominasi profesi dosen, generasi y (25 –
2012). Literasi informasi perspektif 44 tahun) didominasi mahasiswa magister
relasional berfokus pada pengalaman (S2), dan generasi z (9 – 24 tahun)
seseorang bukan pada kemampuan yang didominasi oleh mahasiswa sarjana (S1)
dimiliki individu. Pada penelitian kali ini dan mahasiswa diploma (D3). Karya tulis
peneliti menganalisis pengalaman literasi ilmiah dalam penelitian ini adalah karya
informasi individu dalam penyusunan tulis ilmiah berupa artikel, makalah,
karya tulis ilmiah. Literasi informasi ini skripsi, tesis, dan disertasi. Adapun
disebut literasi informasi yang perguruan tinggi yang terpilih sebagai
menggunakan konsep belajar informasi, tempat penelitian adalah Universitas
yang bertujuan menganalisis karakter Diponegoro (UNDIP). Hal tersebut
individu saat menggunakan literasi disebabkan penelitian dengan tema literasi
informasi untuk belajar. Literasi informasi informasi dengan subjek tiga generasi
sebagai pengalaman seseorang yang belum pernah diteliti. Hal ini merupakan
berbeda dalam menggunakan informasi keterbaruan untuk penelitian bertema
untuk belajar (Yates & Partridge, 2014). literasi informasi.
Pada penelitian kali ini peneliti akan
menganalisis pengalaman literasi informasi METODE PENELITIAN
individu dalam penyusunan karya tulis Metode yang digunakan adalah
ilmiah. metode kualitatif menggunakan
Penelitian ini mengkaji literasi pendekatan fenomenologi melalui
informasi melalui perspektif relasional wawancara semi terstruktur. Pendekatan
dengan mengeksplorasi pengalaman kualitatif digunakan untuk mengamati
informasi generasi x, y, dan z dalam fenomena secara rinci dari sudut pandang
penyusunan karya tulis ilmiah di dirinya sendiri (Rahayu, 2012). Sesuai
perguruan tinggi. Pendekatan ini bisa penelitian pendidikan, penelitian ini
dilakukan untuk riset. Responden menggunakan thematic analysis untuk
menceritakan pengalaman yang mereka menganalisis data.
alami melalui bahasa sendiri pada saat Fenomenologi digunakan untuk
proses pembelajaran. Peneliti berfokus mendapatkan makna tentang pengalaman
pada pengumpulan pengalaman informasi individu manusia dan investigasi
pada saat penyusunan karya tulis ilmiah di fenomena sosial. Permasalahan yang ingin
perguruan tinggi. Pengalaman informasi dipecahkan dapat ditemukan ketika
secara efektif akan menghubungkan literasi menggunakan strategi fenomenologi.
informasi dan pengetahuan individu. Pengalaman seorang individu menjadi
Subjek penelitian yang akan diteliti yaitu fokus dan prioritas peneliti. Pengalaman
generasi x, y, dan z pada saat penyusunan bukanlah bersumber dari pendapat atau
karya tulis ilmiah di Universitas penjelasan, tetapi berdasar dari apa yang
Diponegoro (UNDIP). Perbedaan dialami individu. Pendekatan
pengalaman informasi generasi x, y dan z fenomenologi termasuk ke dalam metode
saat mengerjakan karya tulis ilmiah dapat penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
berdampak pada kegiatan literasi adalah penelitian yang bermaksud untuk

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34 25

memahami fenomena tentang apa yang memudahkan peneliti menjelajahi


dialami subjek penelitian, misalnya obyek/situasi sosial yang diteliti.
perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan Sampel sebagai sumber data atau
yang dideskripsikan melalui kata-kata. sebagai informan sebaiknya yang
Metode kualitatif untuk meyelidiki memenuhi beberapa kriteria. Pertama,
pengalaman dan perilaku manusia yang informan menguasai atau memahami
dialami dalam satu fenomena. sesuatu melalui proses enkulturasi
Menurut Gumilang (2016), sehingga pengetahuan tersebut tidak hanya
“Fenomenologi adalah memahami esensi sekedar diketahui namun dihayati. Kedua,
(hakikat) tentang pengalaman dunia informan yang tergolong masih
terdalam individu (inner world) tentang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan
suatu fenomena berdasarkan perspektif yang tengah diteliti. Ketiga, peneliti dapat
individu itu sendiri.” Pendekatan ini pun memintai informasi pada informan yang
digunakan untuk mengkaji studi awal mempunyai waktu yang memadai.
pengalaman informasi (information literacy Keempat, informan tidak cenderung
dan informed learning) (Prasetyawan, 2019). menyampaikan informasinya sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kelima, informan pada mulanya tergolong
pengalaman literasi informasi pada asing dengan peneliti sehingga peneliti
generasi x, y, dan z mengenai penulisan dapat terdorong untuk dijadikan semacam
karya tulis ilmiah, dan melihat interaksi guru atau narasumber. Adapun data
individu saat menggunakan informasi informan penelitian dapat dilihat pada
dalam fenomena yang sama. Berdasarkan tabel 1. Data yang diperoleh kemudian
hal ini, maka metode penelitian dianalisis menggunakan thematic analysis
fenomenologi sesuai untuk meneliti menurut Braun and Clarke (2006). Adapun
penelitian ini. Adapun dalam metode tahapan thematic analysis terdiri dari
pengumpulan data dilakukan pemahaman data, penyusunan kode, dan
menggunakan wawancara semi terstruktur penentuan tema.
pada sebelas informan civitas akademika Pertama, pemahaman data. Peneliti
UNDIP, terdiri dari dosen, tenaga mendeskripsikan fenomena yang dialami
kependidikan, mahasiswa program pasca subjek. Fenomena dalam penelitian ini
sarjana, dan mahasiswa program sarjana. ialah saat penyusunan karya tulis ilmiah.
Untuk menentukan sampel yang akan Seluruh rekaman hasil wawancara
digunakan dalam penelitian, terdapat mendalam dengan subjek penelitian
berbagai teknik sampling yang digunakan. ditranskripkan ke dalam bahasa tulisan.
Peneliti mengambil teknik sampling yaitu Peneliti mengumpulkan rekaman dan data
purposive sampling, adalah teknik wawancara, lalu dituliskan ke dalam
pengambilan sampel sumber data dengan bentuk percakapan. Peneliti pun
pertimbangan tertentu. Pertimbangan membandingkan hasil wawancara dengan
tertentu diambil dari beberapa hal, praktik yang dilakukan oleh informan.
misalnya informan tersebut dianggap Peneliti kemudian menginventarisasi hasil
paling mengetahui tentang apa yang transkrip dari pernyataan subjek sesuai
peneliti harapkan, atau mungkin informan topik. Pada tahap ini, peneliti harus
sebagai penguasa sehingga akan bersikap netral dalam merinci poin penting
dari hasil wawancara. Peneliti

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
26 R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34

mendengarkan kembali hasil rekaman dan rekomendasi yang didapatkan dari


membaca hasil transkrip wawancara, informan dengan mengaitkan temuan
kemudian mengambil kata kunci dari dengan tujuan penelitian dan rumusan
setiap jawaban yang diberikan informan. masalah penelitian. Konfirmabilitas, yakni
Peneliti bersikap netral terhadap data yang sikap peneliti dalam menjaga objektifitas
telah terkumpul. penelitian dan menjamin peneliti bersifat
Kedua, penyusunan kode. Peneliti netral. Peneliti dapat melakukan pelbagai
dalam hal ini menentukan data mana saja cara agar konfirmabilitas tetap terjamin
dari transkrip wawancara yang perlu melalui pengamatan dan pengumpulan
diberikan kode. Peneliti membuat label data yang tekun, penginterpretasian data
atau kode pada data transkrip wawancara, yang diperoleh sesuai data informan, dan
berupa coretan pada setiap pernyataan pelibatan dosen pembimbing dalam
yang disampaikan informan. Selanjutnya mengulas data yang telah terkumpul.
adalah mencari kode yang sama untuk Penelitian ini dilakukan dalam kurun
dikelompokkan dalam satu grup. waktu satu tahun, di Universitas
Ketiga, penentuan tema. Peneliti Diponegoro (UNDIP), Jl. Prof. Soedarto,
mengklasifikasikan kelompok yang telah Tembalang Semarang.
diberikan kode sesuai tema, dan peneliti
menyisihkan pernyataan-pernyataan yang HASIL DAN PEMBAHASAN
berulang. Ada pun kelompok yang telah Penelitian ini membahas literasi
memiliki tema diberikan coding informasi generasi x, y, dan z dalam
berdasarkan kesamaan (Heriyanto, 2018). penyusunan karya tulis ilmiah di UNDIP.
Kemudian, peneliti mencari makna dari Subjek yang diteliti adalah generasi x, y
informasi yang terkumpul. Makna yang dan z. Generasi x di UNDIP didominasi
memiliki kesamaan arti akan dijadikan profesi dosen. Ada pun generasi x adalah
dalam satu tema. generasi yang lahir pada tahun 1961-1976.
Selanjutnya hasil temuan diuji Generasi y atau generasi millennial (lahir
dengan keabsahan data menurut Gunawan 1977- 1994) yang didominasi mahasiswa
(2013) meliputi kredibilitas, transferabilitas, magister. Generasi z (lahir 1995-2010)
dependabilitas, dan konfirmabilitas. didominasi mahasiswa diploma dan
Kredibilitas atau derajat kepercayaan mahasiswa sarjana. Peneliti dalam
merupakan ukuran kebenaran data yang penelitian ini menyajikan hasil penelitian
dikumpulkan peneliti. Transferabilitas, yang diperoleh dari metode analisis
peneliti melakukan konfirmasi data yang tematik berupa identifikasi kebutuhan
didapatkan agar ada kesesuaian data dan informasi ilmiah generasi x, y, dan z,
kesamaan pemahaman antara peneliti penelusuran informasi ilmiah generasi x, y,
dengan informan. Hasil yang didapatkan dan z yang efektif dan efisien, pemanfaatan
pun dapat diaplikasikan ke dalam data informasi ilmiah generasi x, y, dan z, dan
sehingga terjadi kesamaan antara konteks komunikasi informasi ilmiah generasi x, y,
penelitian dengan penerapan informan. dan z.
Dependabilitas adalah peneliti Kebutuhan informasi ilmiah
melakukan audit terhadap keseluruhan generasi x adalah informasi berbentuk hasil
proses penelitian. Peneliti melakukan penelitian. Generasi x membutuhkan hasil
pengujian terhadap data, interpretasi, dan penelitian dari penelitian terdahulu yang

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34 27

sejenis. Generasi x yang berprofesi sebagai ilmiah. Narasumber mengalami kesulitan


dosen memiliki pengalaman dalam dalam menemukan kebutuhan informasi
mengenali kebutuhan informasi ilmiah ilmiah sehingga narasumber melakukan
melalui kegiatan belajar mengajar di kelas. konsultasi kepada dosen pembimbing
Berbeda dengan generasi x lainnya, untuk memaksimalkan pencarian sumber
narasumber mengenali kebutuhan informasi yang dibutuhkan.
informasi dari permasalahan yang muncul Setelah mengidentifikasi kebutuhan
di lapangan. Adapun kendala yang informasi ilmiah, narasumber melakukan
dihadapi generasi x dalam mengenali proses pencarian informasi ilmiah yang
kebutuhan informasi ilmiah ialah efektif dan efisien. Hal ini dilakukan agar
keterbatasan dalam pengoperasian pencarian informasi ilmiah yang
teknologi Informasi, sehingga narasumber didapatkan sesuai dengan kebutuhan,
dituntut belajar dalam menggunakan misalnya saat narasumber mengakses
teknologi informasi. informasi ilmiah pada sumber yang
Kebutuhan informasi ilmiah generasi disediakan. Saat ini terdapat banyak
y adalah konsep dan teori penelitian. Teori sumber informasi ilmiah sehingga
penelitian yang dibutuhkan generasi y narasumber harus pandai dalam memilih
bersumber dari artikel dan jurnal ilmiah. informasi.
Artikel dan jurnal ilmiah digunakan Generasi x yang berprofesi sebagai
sebagai referensi teori yang digunakan seorang dosen memiliki kegigihan dalam
dalam penulisan karya tulis ilmiah oleh mencari informasi. Para narasumber
generasi y. Pengalaman generasi y dalam memikirkan beberapa pilihan lokasi
mengenali kebutuhan informasi ilmiah pencarian informasi ilmiah untuk
dipengaruhi dosen pembimbing. Generasi menemukan Informasi, yaitu melalui
y pun dapat mengenali kebutuhan perpustakaan dan internet. Generasi x yang
informasi ilmiah lain melalui rumusan berprofesi sebagai dosen memiliki
masalah penelitian. Selain itu, generasi y intensitas interaksi lebih tinggi dalam
pun memiliki kendala dalam pengenalan lokasi pencarian informasi ilmiah. Pada
kebutuhan informasi ilmiah, seperti, umumnya, generasi x dapat melakukan
kendala bahasa dan ketersediaan sumber penelusuran informasi ilmiah secara efektif
informasi. Maka, solusi yang dilakukan dan efisien, contohnya generasi ini dapat
adalah memaksimalkan pencarian menyebutkan strategi pencarian informasi
kebutuhan informasi ilmiah narasumber. ilmiah. Adapun kendala yang dihadapi
Generasi z mempunyai kebutuhan generasi x selama proses penelusuran
informasi yang berkaitan dengan topik informasi ilmiah, yaitu kemampuan
penelitian yang mereka teliti. Kebutuhan penguasaan teknologi informasi yang
tersebut berupa data administrasi dan data masih terbatas.
objek penelitian. Pengalaman generasi z Selain itu, generasi y dapat
dalam mengenali kebutuhan informasi menjelaskan secara detail lokasi pencarian
ilmiah pada umumnya didapatkan dari informasi ilmiah. Pada umumnya, lokasi
dosen pembimbing dan dari rumusan pencarian informasi yang dipilih adalah
masalah yang ada. Namun, dalam google, karena generasi y lahir pada
praktiknya, generasi z mengalami kendala perkembangan teknologi informasi dan
ketika mengenali kebutuhan informasi telah beradaptasi melalui teknologi. Dapat

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
28 R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34

diketahui bahwa generasi y memiliki ilmiah dapat mengenali kendala yang


perbedaan dengan generasi x dalam dihadapi. Generasi ini pun telah
merumuskan langkah-langkah memikirkan langkah-langkah yang
penelusuran informasi. Strategi ditempuh untuk mengatasi kendala
penelusuran informasi yang digunakan tersebut. Penelusuran informasi ilmiah
generasi y menggunakan boolean operator. adalah proses yang dilakukan oleh
Mereka juga menggunakan tanda petik (“). seseorang untuk mendapatkan sumber
Generasi y juga membatasi informasi yang informasi sesuai kebutuhan. Ketika
didapatkan melalui cara individu menemukan informasi ilmiah
mengalihbahasakan kata kunci. Hal ini yang relevan, individu tersebut dapat
bertujuan agar informasi yang didapatkan memanfaatkan informasi ilmiah yang
lebih spesifik. Selain itu, generasi ini pun didapatkannya. Ketika informasi yang
mengidentifikasi kendala dan mencari didapatkan bermanfaat maka hal ini
solusi ketika proses pencarian informasi mencerminkan kebijaksanaan dalam
ilmiah. kehidupan.
Generasi z telah dapat memetakan Generasi x dapat menemukan
lokasi pencarian informasi. Generasi ini informasi ilmiah sesuai kebutuhan
mengetahui lokasi pencarian yang dipilih informasi. Pemilihan bentuk informasi
saat membutuhkan informasi tertentu, generasi x cenderung pada karya tercetak.
seperti mereka menggunakan pencarian di Ketika generasi ini menggunakan bentuk
google dalam memilih lokasi pencarian digital, mereka akan memilih karya yang
jurnal ilmiah dan teori untuk penelitian. memiliki kredibilitas. Perilaku tersebut
Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian mencerminkan bahwa generasi x selektif
Atmi (2014), yaitu seseorang yang lahir terhadap sumber informasi ilmiah. Untuk
pada generasi z saat sekolah dasar sudah mempermudah temu kembali informasi,
mampu mengoperasikan komputer, generasi x melakukan pengelolaan
melakukan pencarian informasi dengan informasi. Narasumber Haryono dan Heru,
perangkat penelusur kemudian internet, mengelola informasi yang didapatkan
berbagi kabar dengan menggunakan media secara konvensional, sedangkan
sosial dan email. Perilaku pencarian narasumber Nina dan Fitri menggunakan
informasi generasi ini sudah terbilang komputer ketika mengelola informasi
bagus, karena generasi z telah mampu ilmiah yang didapatkan. Generasi x
menggunakan lokasi pencarian sesuai menerapkan pemanfaatan informasi ilmiah
fungsi yang dimiliki. Pada pencarian di kehidupan sehari-hari. Hal ini terbukti
informasi, mereka merencanakan proses dari informasi yang ditemukan dapat
pencarian informasi hingga penggunaan bermanfaat bagi orang lain.
informasi yang diperoleh. Sumber informasi yang dipilih oleh
Penelusuran informasi ilmiah generasi generasi y adalah jurnal ilmiah yang telah
x, y, dan z ialah generasi yang memiliki terakreditasi internasional. Selain itu,
pilihan dalam mencari lokasi informasi generasi y juga memilih sumber informasi
ilmiah. Ketiga generasi ini dapat yaitu buku. Narasumber dapat
menjelaskan strategi yang efektif dalam mengevaluasi informasi yang ditemukan
penelusuran informasi ilmiah. Generasi x, y dengan baik. Hal tersebut dibuktikan pada
dan z dalam proses pencarian informasi generasi y yang hanya memilih sumber

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34 29

informasi ilmiah yang kredibel dan informasi. Ketiga generasi ini cenderung
memiliki reputasi. Ketika pengelolaan memiliki pola yang sama dalam
informasi ilmiah, narasumber memiliki pengutipan informasi, yaitu pada
penyimpanan informasi cadangan. Hal ini penulisan kutipan dan sumber yang sama.
dilakukan generasi y dalam Penulisan kutipan dan sumber
memaksimalkan teknologi informasi dan dipraktikkan generasi x, y, dan z sesuai
mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. gaya sitasi yang berlaku. Hal tersebut
Narasumber menggunakan informasi yang dilakukan untuk menghindari plagiat dan
didapatkan secara arif dalam pemanfaatan menghargai karya tulis ilmiah seseorang.
informasi. Informasi yang sudah didapatkan
Generasi z memiliki kebutuhan dapat diolah dan digabungkan dengan
informasi primer dan sekunder. Informasi pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
primer didapatkan melalui wawancara dan Sesuai dengan pendapat tersebut, generasi
observasi pada objek penelitian. Hal x, y, dan z dapat memanfaatkan informasi
tersebut berpengaruh pada sumber yang didapatkan secara arif dan bijaksana.
informasi yang dipilih. Generasi z memiliki Ketiga generasi ini pun mengembangkan
kemampuan dalam menemukan sumber informasi yang didapatkan melalui
informasi sesuai tempatnya, misalnya, saat penggabungan pengetahuan yang dimiliki
generasi z membutuhkan informasi sehingga memunculkan pengetahuan baru
mengenai data maka sumber informasi dalam menambah wawasan bagi generasi
yang dipilih berasal dari Badan Pusat x, y, dan z.
Statistik (BPS). Sesuai hal ini, generasi z Komunikasi informasi ilmiah adalah
telah mampu mengidentifikasi sumber pemberitahuan sebuah karya kepada
informasi yang tepat untuk penelitian. publik dalam bentuk cetak atau dalam
Generasi z dapat bentuk digital. Ketiga generasi dalam
mempertanggungjawabkan informasi yang mengomunikasikan ilmiah melakukan
diperoleh karena telah dilakukan evaluasi penyebaran informasi ilmiah tidak hanya
pada sumber informasi ilmiah yang pada kalangan pelajar atau akademisi.
ditemukan. Narasumber ini memanfaatkan Penyebaran informasi karya tulis ilmiah
informasi yang didapatkan untuk dapat bermanfaat bagi masyarakat luas.
menambah pengetahuan baru bagi diri Generasi x adalah generasi yang memiliki
sendiri dan juga orang lain. Generasi z bentuk karya ilmiah yang beragam, seperti
memiliki kesamaan pengelolaan informasi penelitian, artikel, skripsi, dan karya tulis
ilmiah dengan generasi y, karena kesamaan ilmiah yang terpublikasi.
latar belakang perkembangan teknologi Karya tulis ilmiah yang sedang
informasi. dikerjakan generasi x beragam, seperti
Selain pemanfaatan informasi yang artikel ilmiah, jurnal ilmiah, skripsi, dan
telah disebutkan, generasi x, y, dan z proposal penelitian. Generasi x
memanfaatkan informasi yang didapatkan memublikasikan karya tulis ilmiah melalui
untuk yang lain, seperti penulisan kutipan. cara yang berbeda. Generasi x yang
Generasi x, y, dan z telah mampu berprofesi sebagai dosen memublikasikan
menuliskan kutipan dan sumber pada karya tulis ilmiah ke jurnal ilmiah,
karya tulis ilmiah sesuai pemahaman isu sedangkan generasi x lainnya
hukum dalam menggunakan akses memublikasikan hasil penelitian dalam

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
30 R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34

bentuk tercetak di perpustakaan. Adapun ilmiah, dan proposal penelitian. Namun,


narasumber di generasi ini memiliki ada beberapa generasi z yang belum
motivasi mengomunikasikan informasi memiliki karya tulis ilmiah yang
ilmiah pada teman sejawat, dan teman di terpublikasi. Narasumber ini memiliki
luar lingkungan universitas melalui pilihan media publikasi untuk
seminar. memublikasikan karya tulis ilmiah melalui
Generasi x yang berprofesi sebagai website, seminar nasional dan internasional,
dosen memiliki keunikan, yakni mereka repository UNDIP, dan jurnal ilmiah yang
memublikasikan karya tulis ilmiah pada memiliki reputasi. Ada pun langkah
jurnal ilmiah nasional. Ada pun generasi y mengomunikasian informasi ilmiah yang
menghasilkan bentuk karya tulis yang dilakukan generasi z melalui seminar,
dikerjakan berupa tesis. Generasi y juga diskusi dengan dosen pembimbing, dan
telah memublikasikan karya tulis ilmiah, teman sejawat. Untuk melihat gambaran
yang terpublikasi di digital library literasi informasi yang dimiliki oleh ketiga
universitas. Pada generasi z, bentuk karya generasi dapat dilihat pada tabel 1.
tulis ilmiah berupa tugas akhir dan skripsi Literasi informasi perlu dimiliki oleh
dan belum memiliki karya tulis ilmiah generasi yang sedang menyusun karya
yang terpublikasi di luar universitas. Para tulis ilmiah. Langkah-langkah seperti
narasumber mengomunikasian karya tulis identifikasi kebutuhan informasi ilmiah,
ilmiah melalui media elektronik atau media penelusuran informasi yang efektif,
cetak. Generasi x, y, dan z memiliki pemanfaatan informasi, dan komunikasi
kemampuan dalam menentukan media informasi merupakan seperangkat
publikasi informasi. Generasi x, y, dan z kemampuan yang menjadi indikator
pun mengetahui media apa saja yang harus individu dalam melakukan kegiatan literasi
dihindari dalam memublikasikan karya informasi selama penyusunan karya tulis
tulis ilmiah karena harus ilmiah. Sesuai pelaksanaannya, generasi x,
mempertanggungjawabkan karya ilmiah y, dan z menggunakan beberapa indikator
tersebut, seperti pada jurnal ilmiah dan sehingga kegiatan literasi informasi dapat
media perpustakaan. tercapai. Literasi informasi pun
Generasi y sedang mengerjakan karya mendukung untuk penyusunan karya tulis
tulis ilmiah dalam bentuk tesis. ilmiah, sehingga tiap generasi dapat
Narasumber ini pernah memublikasikan mempertanggungjawabkan nilai ilmiah
hasil karya tulis ilmiah ke media jurnal pada karya tulis ilmiah.
yang terdiri dari jurnal ilmiah nasional, Literasi informasi bersifat dinamis,
jurnal ilmiah universitas, dan jurnal ilmiah sehingga di beberapa penelitian literasi
internasional. Selain itu, narasumber ini informasi mengalami perkembangan.
pun mengomunikasikan informasi ilmiah Penelitian ini mendapatkan hasil berupa
dengan dosen pembimbing dan teman. identifikasi kebutuhan informasi ilmiah,
Pada generasi z, narasumber sedang penelusuran informasi ilmiah, pemanfaatan
mengerjakan penelitian tugas akhir dan informasi ilmiah, dan komunikasi
skripsi. Generasi ini telah mempunyai informasi ilmiah. Literasi informasi yang
beberapa karya tulis ilmiah karena diteliti menggunakan perspektif relasional
beberapa kali telah mengikuti lomba karya yang dikembangkan oleh Bruce (1995),
tulis ilmiah pada jurnal ilmiah, artikel yang terdiri dari 7 konsep indikator literasi

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34 31

informasi, di antaranya konsepsi teknologi informasi generasi x, y, dan z selama


informasi, konsepsi sumber informasi, penyusunan karya tulis ilmiah. Faktor
konsepsi proses informasi, konsepsi tersebut adalah perkembangan teknologi
pengendalian informasi, konsepsi (faktor eksternal) dan profil profesi (faktor
konstruksi pengetahuan, konsepsi internal). Hal ini menjadi pembuka
perluasan pengetahuan, dan konsepsi peluang bagi penelitian selanjutnya dalam
kearifan. Ketujuh konsepsi tersebut melakukan kajian dengan domain serupa
mengandung empat sub bab yang menjadi namun berfokus pada kedua faktor
hasil penelitian ini, di antaranya konsepsi tersebut.
teknologi terkandung dalam tahapan
identifikasi kebutuhan informasi ilmiah. DAFTAR PUSTAKA
Adapun konsepsi sumber informasi, Atmi, R. T. (2014). Dinamika akses informasi
konsepsi proses informasi, dan konsepsi ilmiah antar generasi: Studi kasus pada
pengetahuan muncul dalam penelusuran pemustaka Perpustakaan Pusat
informasi ilmiah. Konsepsi konstruksi Universitas Gadjah Mada (Tesis)
pengetahuan dan konsepsi perluasan [Universitas Gadjah Mada,
pengetahuan masuk ke dalam pemanfaatan Yogyakarta].
informasi ilmiah, dan konsepsi kearifan http://etd.repository.ugm.ac.id/home
ada dalam tahapan komunikasi informasi /detail_pencarian/69194#filepdf
ilmiah. Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using
thematic analysis in psychology.
SIMPULAN Qualitative Research in Psychology, 3(2),
Literasi informasi memiliki peran yang 77–101.
penting bagi generasi x, y, dan z dalam https://scholar.google.co.id/scholar?
penyusunan karya tulis ilmiah yang hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Using+them
bertujuan agar nilai ilmiah dari karya tulis atic+analysis+in+psychology.+Qualita
dapat dipertanggungjawabkan. Ketiga tive+Research+in+Psychology&btnG=
generasi ini telah melakukan kegiatan Bruce, C., Somerville, M. M., Stoodley, I., &
literasi informasi selama penyusunan karya Partridge, H. (2012). Diversifying
tulis ilmiah. Hal ini terlihat dari kegiatan information literacy research: An
identifikasi kebutuhan informasi ilmiah, informed learning perspective. In
penelusuran informasi ilmiah, pemanfaatan Information Experience: Approaches to
informasi ilmiah, dan komunikasi Theory and Practice (Library and
informasi ilmiah. Generasi x, y, dan z Information Science, Vol. 9) (pp. 69–186).
mampu mengidentifikasi kebutuhan y Emerald Group Publishing Limited.
informasi ilmiah yang relevan dan sesuai https://doi.org/10.1108/S1876-
kebutuhan. Para narasumber melakukan 056220140000010009
penelusuran informasi dengan efektif dan Bruce, C. S. (1995). Information literacy: A
efisien. Generasi ini dalam teknologi framework for higher education. The
informasi telah memanfaatkan informasi Australian Library Journal, 44(3), 158–
ilmiah yang didapatkan agar bermanfaat 170.
bagi masyarakat. Berdasarkan hasil temuan https://scholar.google.com/scholar?h
penelitian, peneliti menemukan faktor l=en&as_sdt=0%2C5&q=Bruce%2C+C.
utama yang memengaruhi kegiatan literasi S.+%281995%29.+Information+literacy

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
32 R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34

%3A+a+framework+for+higher+educ https://doi.org/10.1108/S1876-
ation.+The+Australian+Library+Journ 056220140000010013
al%2C&btnG= Pattah, S. H. (2014). Literasi informasi:
Djamasbi, S., Siegel, M., Skorinko, J., & Peningkatan kompetensi dalam proses
Tullis, T. (2011). Online viewing and pembelajaran. Jurnal Ilmu Perpustakaan
aesthetic preferences of generation y Dan Kearsipan Khizanah Al Hikmah, 2(2),
and the baby boom generation: Testing 117–128. http://journal.uin-
user web site experience through eye alauddin.ac.id/index.php/khizanah-
tracking. International Journal of al-hikmah/article/view/146/112
Electronic Commerce, 5(4), 121–157. Prasetyawan, Y. Y. (2019). Pengalaman
https://doi.org/10.2753/JEC1086- informasi (information experience)
4415150404 sebuah alternatif perspektif
Gumilang, G. S. (2016). Metode penelitian komprehensif dalam kajian ilmu
kualitatif dalam bidang bimbingan informasi dan perpustakaan. Anuva,
dan konseling. Jurnal Fokus Konseling, 3(2), 101–108.
2(1), 144–159. https://doi.org/10.14710/anuva.3.2.1
https://www.academia.edu/31094208 01-108
/Metode_Penelitian_Kualitatif_dalam Pratiwi, A. (2019). Implementasi literasi
_Bidang_Bimbingan_dan_Konseling budaya dan kewargaan sebagai solusi
Gunawan, I. (2013). Metode penelitian disinformasi pada generasi millennial
kulitatif (Power Point). Universitas di Indonesia. Jurnal Kajian Informasi &
Negeri Malang (UNM). Perpustakaan, 7(1), 65–80.
http://fip.um.ac.id/wp- https://doi.org/10.24198/jkip.v7i1.20
content/uploads/2015/12/3_Metpen- 066
Kualitatif.pdf Rahayu, S. (2012). Penelitian pendidikan
Heriyanto. (2018). Thematic analysis kimia trend global: Prosiding Seminar
sebagai metode menganalisa data Nasional Kimia UNESA, 1–10.
untuk penelitian kualitatif. Anuva: https://www.researchgate.net/public
Jurnal Kajian Budaya, Perpustakaan, Dan ation/316694902_PENELITIAN_PEN
Informasi, 2(3), 317–324. DIDIKAN_KIMIA_TREND_GLOBAL
https://doi.org/10.14710/anuva.2.3.3 Suwanto, S. A. (2015). Analisis literasi
17-324 informasi pemakai taman bacaan
Kurnadi, F. (2017). Penulisan karya tulis masyarakat. Jurnal Kajian Informasi &
ilmiah mahasiswa dengan media Perpustakaan, 3(1), 89–100.
aplikasi pengolah kata. KSIS: Jurnal https://doi.org/10.24198/jkip.v3i1.94
Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 92
1(2), 267–277. Yates, C., & Partridge, H. (2014). Exploring
https://doi.org/10.21009/AKSIS Information Literacy during a Natural
Maybee, C. (2014). Experience of informed Disaster: The 2011 Brisbane Flood.
learning in the undergraduate Australian Library Journal, 9(1), 119–134.
classroom. Australian Library Journal, https://doi.org/10.1108/S1876-
9(3), 259–273. 056220140000010006

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34 33

DAFTAR TABEL

Tabel 1
Indikator literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas
Diponegoro
Gen Indikator literasi informasi
x Identifikasi kebutuhan informasi: generasi ini telah mampu mengenali kebutuhan informasi
ilmiah melalui analisis topik penelitian. Generasi ini juga mengetahui kendala dalam
mengidentifikasi kebutuhan informasi ilmiah.

Penelusuran informasi ilmiah: generasi x telah mampu melakukan penelusuran informasi


ilmiah. Namun, kendala yang dihadapi adalah penggunaan teknologi informasi untuk
pencarian informasi. Hal tersebut disebabkan, generasi x pada umumnya memiliki
pengetahuan teknologi informasi yang minim.

Pemanfaatan informasi ilmiah: generasi x pada umumnya memanfaatkan informasi ilmiah


yang didapatkan untuk mengajar dan pembelajaran.

Komunikasi informasi ilmiah: generasi x menggunakan jurnal ilmiah untuk


mengkomunikasikan karya tulis ilmiahnya.

y Identifikasi kebutuhan informasi: generasi ini telah mampu mengenali kebutuhan informasi
ilmiah, dan mengetahui kebutuhan informasi ilmiah melalui dosen pembimbing.

Penelusuran informasi ilmiah: generasi y mencari kebutuhan informasi pada beberapa pilihan
lokasi pencarian, dan mampu memanfaakan teknologi informasi.

Pemanfaatan informasi ilmiah: generasi y pada umumnya memanfaatkan informasi ilmiah


yang didapatkan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah berbentuk tesis.

Komunikasi informasi ilmiah: generasi y menggunakan digital library universitas untuk


mengomunikasikan karya tulis ilmiah.

z Identifikasi kebutuhan informasi: generasi z mengenali kebutuhan informasi ilmiah melalui


dosen pembimbing dan analisis rumusan masalah. Selain itu, generasi ini memanfaatkan
wadah diskusi dengan teman sejawat untuk mengenali kebutuhan informasi ilmiah.

Penelusuran informasi ilmiah: generasi ini mampu memetakan lokasi pencarian, agar
pencarian informasi yang dilakukan dapat maksimal.

Pemanfaatan informasi ilmiah: generasi z memanfaatkan untuk penyelesaian skripsi.

Komunikasi informasi ilmiah: generasi z mengomunikasikan informasi ilmiah melalui media


lisan yang disampaikan antar teman sejawat.

Sumber: Hasil penelitian, 2019

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro
34 R. N. Fitri and Y. Y. Prasetyawan / Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan Vol 8, No. 1 (Juni 2020) 21-34

Literasi informasi generasi x, y, dan z dalam penyusunan karya tulis ilmiah Universitas Diponegoro

You might also like