You are on page 1of 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny.

S DENGAN CHRONIC KIDNEY


DISEASE (CKD) STAGE V
DI RUANG HEMODIALISA RSUD SANJIWANI
Tanggal 21 November 2022

ANAK AGUNG ISTRI KURNIA DWI CHANDRASWARI


2214901103

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien dan Penanggung
Pasien Penanggung
1. Nama : Ny. S Tn. B (Anak)
2. Umur : 54 th 32 th
3. Jenis Kelamin :P L
4. Status Perkawinan : Janda Kawin
5. Suku Bangsa : Bali Bali
6. Agama : Hindu Hindu
7. Pendidikan : SMA S1
8. Pekerjaan : Pedagang Fisioterapi
9. Alamat : Br. Pule, Bangli Br. Pule, Bangli
10. Nomor Telepon :087765261692 -
11. Nomor Register : 578xxx -
12. Tanggal MRS : 24 September 2016 -

b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama MRS

Pasien mengeluh bengkak seluruh tubuh.


2) Keluhan Utama saat Pengkajian

Pasien mengeluh nyeri kepala.


3) Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien awalnya menderita hipertensi, rutin ke dokter.


Pasien mulai mengeluh nyeri pinggang dan bengkak pada
kaki, namun sempat menolak HD selama 6 bulan hingga
mengalami bengkak seluruh tubuh dan dibawa ke UGD.
Sempat di rawat inap selama 6 hari (2 hari di HD dan 4 hari
di ruang rawat inap). Pasien dianjurkan untuk melakukan
HD 2x seminggu setiap hari senin dan kamis. Pasien sudah
menjalani HD selama 6 tahun.
4) Riwayat Penyakit Sebelumnya

Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi.


5) Riwayat Penyakit Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga.


c. Pola Kebiasaan
1. Bernafas

Pasien mengatakan tidak ada sesak, ada batuk, tidak ada


nyeri ketika bernafas.
2. Makan dan minum

Pasien mengatakan pola makannya normal yakni 3x sehari


dengan jenis makanan nasi dan lauk pauk serta sayur
jepang sedikit, pantangan makan yang berkalium tinggi dan
garam. 1 porsi makan habis, pasien biasa minum air
sebanyak ±500ml per hari, minum kopi kadang – kadang
sebanyak 2-3 teguk.
3. Eliminasi

Pasien mengatakan BAB normal setiap pagi dengan


frekuensi 1x sehari dengan konsistensi padat berwarna
kuning. Pola BAK pasien normal dengan frekuensi tidak
terhitung oleh pasien, berwarna kuning.
4. Gerak dan aktivitas

Pasien mengatakan gerak dan aktivitasnya sebelum sakit


tidak terbatas, namun semenjak sakit gerak dan aktivitas
pasien menjadi terbatas karena ia terdapat AV shunt
sehingga tidak diperbolehkan bekerja terlalu berat.
5. Istirahat dan tidur

Pasien mengatakan tidur selama ±8 jam dari pukul 22.00-


06.00, tidak mengkonsumsi obat tidur, tidur siang ± 30
menit.
6. Kebersihan diri

Pasien mengatakan mandi 2x sehari, sikat gigi dilakukan


setiap mandi, dan cuci rambut tidak tentu (kadang 2 hari
atau 3 hari sekali).
7. Rasa nyaman

a) Sebelum pengkajian : pasien mengatakan selalu merasa


sakit kepala setiap melakukan HD.

b) Saat pengkajian :

P : Sakit kepala setiap melakukan HD


Q : Sakit terasa seperti ditusuk – tusuk
R : Sakit kepala terasa di ubun – ubun
S : Skala nyeri yang dirasakan 3
T : Nyeri dirasakan setiap melakukan HD
8. Rasa aman

Pasien mengatakan tidak ada rasa cemas maupun takut,


pasien merasa aman karena ada perawat yang siap siaga
ketika proses HD berlangsung.
9. Prestasi dan produktivitas

Pasien mengatakan sakitnya memengaruhi


produktivitasnya, karena ia terpasang AV shunt yang
membatasi ruang geraknya dan kondisi tubuhnya yang
mudah lelah.
10. Rekreasi

Pasien mengatakan ia dan keluarga jarang pergi rekreasi.


11. Belajar

Pasien mengatakan ia paham dengan kondisinya saat ini


dan tahu mengenai dietnya.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum Pasien

a) Kesadaran : CM

b) Bangun tubuh : Gemuk

c) Postur tubuh : Normal

d) Cara berjalan : Normal

e) Gerak motorik : Normal

f) Keadaan kulit : Warna kulit pucat dan menghitam,


turgor kurang, kulit bersih namun kasar.

g) Gejala cardinal :

S : 36,2◦C RR : 20x/menit
N : 80x/menit TD :120/80mmHg
h) Ukuran lain :

BB : 73,5kg
2. Kepala

Kulit kepala kotor, tidak ada rambut rontok, rambut tipis,


tidak ada nyeri tekan maupun luka.
3. Mata
Konjungtiva anemis, sclera putih, tidak adanya benjolan
maupun udema, adanya lingkaran hitam dibawah mata,
reflex pupil baik, pupil isokor, bola mata tidak menonjol,
penglihatan rabun dekat, memakai kacamata.
4. Hidung

Tidak ada secret maupun darah, hidung bersih, tidak


nampak pernafasan cuping hidung, tidak terpasang O2
maupun NGT, indra penciuman berfungsi baik.
5. Telinga

Terdapat secret namun tidak ada darah, tidak ada nyeri,


pendengaran baik, tes rinne positif, tes weber pasien dapat
mendengar suara garputala dengan jelas pada kedua telinga.
6. Mulut

Bibir pucat, mukosa kering, caries gigi, lidah kotor.


7. Leher

Adanya kaku kuduk, tidak teraba distensi vena jugularis.


8. Thorax

Bentuk dada simetris, gerakan dada bebas, tidak adanya


nyeri dada, suara jantung S1 S2 tunggal regular, payudara
simetris, suara paru vesikuler.
9. Abdomen

Tidak adanya luka, tidak ada distensi dan ascites, tidak


teraba hepatomegali pada abdomen, gerakan peristaltik
usus samar terdengar.
10. Genetalia dan anus tidak terkaji.
11. Ekstremitas
a) Atas : lengan kiri terpasang AV shunt.

b) Bawah : nampak edema, tidak nampak sianosis maupun


luka pada kedua kaki pasien.

c) Kekuatan Otot :

555 555

555 555
e. Data Penunjang
Pemeriksaan laboratorium
No. Hari/Tgl/Jam Jenis Hasil Pemeriksaan Nilai
Pemeriksaan Lab Normal
1. Rabu/02 Elektrolit Calcium : 9.6mg/dl 8.8 – 10.2
November Phospor : 9.20mg/dl 2.6 – 4.5
2022/07.34 Hematologi Eritrosit : 3.08 106/uL 3.50 – 5.50
WITA Hematokrit : 27.2% 37.0 – 48.0
Hemoglobin : 8.9g/dL 11.0 – 16.0

2. Analisa Data
HD Data Subyektif Data Obyektif Interpretasi
Pre HD Pasien mengatakan Hasil pemeriksaan Perfusi jaringan
gatal – gatal pada elektrolit : renal tidak efektif
tubuhnya terutama
1) Calcium : 9.6
area tangan yang
mg/dl
terdapat AV shunt
2) Phospor : 9.20
mg/dl

Hasil pemeriksaan
hematologi :
1) Eritrosit : 3.08
106/uL
2) Hematokrit :
27.2%
3) Hemoglobin :
8.9g/dL
Pasien diberikan
terapi iron sukrosa
dan hemapo 3000 IU
Intra HD - Pasien diberikan Resiko
terapi antikoagulan perdarahan
(heparin) sebanyak
4000 IU dalam 20ml
NaCl 0,9%
Post HD - Terdapat bekas luka Resiko Infeksi
insersi AV shunt
pada lengan atas dan
pergelangan tangan

3. Rumusan Masalah Keperawatan


a. Perfusi jaringan renal tidak efektif
b. Resiko perdarahan
c. Resiko Infeksi
4. Analisa Masalah
P : Perfusi jaringan renal tidak efektif.
E : Ketidakmampuan ginjal dalam mensekresikan hormon
eritropoietin.
S : Fungsi ginjal sudah rusak, sehingga harus dilakukan HD.
Proses terjadinya : Akibat gangguan pada ginjal menyebabkan
ketidakmampuan ginjal dalam mensekresikan hormon
eritropoietin. Fungsi dari hormon eritropoietin adalah sebagai
stimulan dalam lintasan metabolisme tubuh yang menghasilkan
eritrosit/sel darah merah. Akibat dari tidak berfungsinya hormon
eritropoietin menyebabkan penurunan produksi sel darah merah
yang juga berpengaruh pada jumlah Hb. Penurunan jumlah Hb
menyebabkan oksihemoglobin ikut menurun sehingga suplai O 2 ke
jaringan menurun sehingga terjadilah ketidakefektifan perfusi
jaringan renal.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Penurunan produksi sel darah
merah berpengaruh pada kerja hemoglobin dalam mengikat O2
yang nantinya akan dialirkan ke seluruh jaringan tubuh lainnya
tidak hanya di ginjal. Suplai O2 yang kurang dari kebutuhan tubuh
dapat menyebabkan syok hipoksia yang jika berkelanjutan dapat
menyebabkan gagal organ dan kerusakan otak.

P : Resiko perdarahan
E : Mendapatkan terapi antikoagulan (heparin) sebanyak 4000 IU
dalam 20ml NaCl 0,9%
S : Pasien diberikan terapi antikoagulan (heparin) sebanyak 4000
IU dalam 20ml NaCl 0,9% untuk mencegah penggumpalan darah
selama proses HD berlangsung.
Proses terjadinya : Proses HD dilakukan dengan mengalirkan darah
dari tubuh ke dalam tabung dialyzer yang berfungsi sebagai ginjal,
lalu dialirkan kembali ke dalam tubuh. Karena proses kontak antara
darah dan tabung dialyzer menyebabkan pembekuan darah, darah
ketika berada di luar tubuh akan lebih cepat menggumpal. Jika
terjadi penggumpalan darah saat proses HD, maka tindakan HD
harus dihentikan dengan tidak mengalirkan darah ke pasien. Jika
tetap dilanjutkan maka akan menyebabkan emboli, sehingga untuk
menghindari hal itu terjadi diberikanlah terapi antikoagulan berupa
heparin agar darah tidak menggumpal. Namun efek samping dari
penggunaan antikoagulan adalah resiko perdarahan, sehingga perlu
dilakukan pengkajian tanda – tanda resiko perdarahan.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Karena sifatnya sebagai anti
penggumpalan darah, maka perlu dilakukan pengkajian tanda –
tanda resiko perdarahan agar tidak terjadi perdarahan berkelanjutan
yang dapat menyebabkan resiko syok hipovolemik.

P : Resiko Infeksi
E : Kanulasi hemodialisa
S : Terdapat bekas luka insersi AV shunt pada lengan atas dan
pergelangan tangan
Proses terjadinya : Adanya akses menuju pembuluh darah untuk
keperluan tindakan hemodialisis menyebabkan adanya luka kecil
yang terbuka pada ekstremitas atas maupun bawah sehingga
beresiko untuk terjadinya infeksi.
Akibat jika tidak ditanggulangi : Terjadinya infeksi berat dapat
menyebabkan sepsis karena berhubungan langsung dengan
pembuluh darah besar dalam tubuh yang ditandai dengan adanya
peningkatan termoregulasi.
5. Diagnosa Keperawatan
a. Perfusi jaringan renal tidak efektif b.d gangguan aliran arteri
dan vena, ketidakmampuan ginjal dalam mensekresikan
hormon eritropoietin d.d penurunan konsentrasi Hb, diberikan
terapi iron sukrosa dan hemapo 3000 IU.
b. Resiko perdarahan b.d pemberian terapi antikoagulan (heparin)
sebanyak 4000 IU dalam 20ml NaCl 0,9% d.d pada saat HD
diberikan terapi antikoagulan (heparin) sebanyak 4000 IU
dalam 20ml NaCl 0,9% untuk mencegah penggumpalan darah.
c. Resiko infeksi b.d kanulasi hemodialisis d.d terdapat bekas
luka insersi AV shunt pada lengan atas dan pergelangan tangan.
B. PERENCANAAN
1. Prioritas Masalah
a. Pre HD :
Perfusi jaringan renal tidak efektif b.d gangguan aliran arteri dan
vena, ketidakmampuan ginjal dalam mensekresikan hormon
eritropoietin.
b. Intra HD :
Resiko perdarahan b.d pemberian terapi antikoagulan (heparin)
sebanyak 4000 IU dalam 20ml NaCl 0,9%.
c. Post HD :
Resiko infeksi b.d kanulasi hemodialisis.
2. Rencana Perawatan
No. Hari/Tgl/Jam Dx Keperawatan Tujuan & Kriteria Intervensi Rasional
Hasil
1. Senin/21 November Pre HD Setelah dilakukan 1) Observasi TTV 1) Indikator kesehatan
2022/07.30 wita Perfusi jaringan asuhan keperawatan 2) Kaji tanda pasien
renal tidak efektif selama 1x4,5 jam dehidrasi, kram 2) Ultrafiltrasi yang
diharapkan perfusi otot, rasa gatal, dan cepat dengan
jaringan renal tidak aktivitas kejang volume yang tinggi
efektif dapat teratasi pada tubuh memengaruhi
dengan kriteria hasil : 3) Kaji Hmt, BUN, kondisi fisik pasien
Creat dan elektrolit 3) Hmt, BUN, Creat
1) Tekanan sistol dan
4) Observasi reaksi dan elektrolit
diastol dalam batas
transfusi memengaruhi
normal
5) Kaji BB kering dan jumlah ultrafiltrasi
2) Hmt, BUN, Creat
BB pasien sebelum ketika HD
dan elektrolit dalam
dan setelah HD 4) Ada tidaknya tanda
batas normal
6) Kaji status mental – tanda alergi
3) Tidak ada distensi
7) Monitor CT 5) BB pre HD pasien
vena jugularis
8) Kolaboratif dalam dikurangi dengan
4) Tidak ada tanda pemberian iron BB kering pasien
dehidrasi, kram sukrosa dan adalah jumlah
otot, rasa gatal, dan hemapo 3000 IU penarikan cairan
aktivitas kejang (UFG) ketika HD
pada tubuh 6) Stress memengaruhi
5) Intake output fungsi tubuh yang
seimbang mengakibatkan
6) Tidak ada edema berkembangnya
dan asites suatu penyakit
7) Tidak ada rasa haus 7) Warna dan bau urin
yang abnormal menandakan suatu
8) Warna dan bau urin kondisi tubuh
normal 8) Iron sukrosa
berguna dalam
meningkatkan zat
besi dalam tubuh
yang memengaruhi
jumlah Hb. Iron
sukrosa dengan
hemapo 3000 IU
dapat bekerja secara
optimal
2. Senin/21 November Intra HD Setelah dilakukan 1) Observasi TTV 1) Merupakan
2022/08.30 wita Resiko perdarahan asuhan keperawatan 2) Kaji tanda – tanda indikator kesehatan
selama 1x4,5 jam perdarahan pasien
diharapkan resiko 3) Observasi 2) Mencegah pasien
perdarahan dapat integumen pasien mengalami resiko
teratasi dengan kriteria terutama pada perdarahan intra
hasil : lengan yang HD
terdapat AV shunt 3) Lebam pada
1) Tidak adanya tanda
permukaan kulit
– tanda resiko
mengindikasi
perdarahan
terjadinya
2) Tidak nampak perdarahan dalam
lebam pada
permukaan kulit

3. Senin/21 November Post HD Setelah dilakukan 1) Monitor tanda dan 1) Untuk mendapatkan
2022/10.00 wita Resiko infeksi asuhan keperawatan gejala infeksi lokal penanganan segera
selama 1x4,5 jam dan sistemik bila terjadi indikasi
diharapkan resiko 2) Melakukan hand infeksi
infeksi dapat teratasi hygiene sebelum 2) Mencegah infeksi
dengan kriteria hasil : dan setelah kontak antara pasien
dengan pasien dengan
1) Tidak ditemukan
3) Pertahankan teknik pengunjung,
tanda dan gejala
aseptik perawat, dan pasien
infeksi
4) Beri HE terkait yang lain
2) Menunjukkan dengan tanda dan 3) Mencegah paparan
kemampuan dalam gejala infeksi patogen
mencegah infeksi 5) Beri HE dalam 4) Agar pasien
menjaga mengetahui tanda
kebersihan lengan dan gejala infeksi
yang terdapat AV 5) Mencegah
shunt terjadinya sepsis
6) Kolaborasi dengan 6) Mencegah infeksi
dokter terkait
terapi antibiotik
C. IMPLEMENTASI
No. Hari/Tgl/Jam Dx Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf
1. Senin/21 November Perfusi jaringan renal 1) Mengobservasi TTV DS :
2022/07.30 wita tidak efektif b.d 2) Mengkaji tanda 1) Pasien mengatakan tidak
gangguan aliran arteri dehidrasi, kram otot, ada keluhan kram otot,
dan vena, rasa gatal, dan aktivitas tidak ada tanda dehidrasi,
ketidakmampuan ginjal kejang pada tubuh terasa gatal pada area
dalam mensekresikan 3) Mengkaji Hmt, BUN, lengan yang terdapat AV
hormon eritropoietin Creat dan elektrolit shunt, tidak ada kejang
d.d penurunan 4) Mengkaji BB kering dan 2) Pasien mengatakan
konsentrasi Hb, BB pasien sebelum dan kadang ia merasa
diberikan terapi iron setelah HD kesepian karena tidak ada
sukrosa dan hemapo 5) Mengkaji status mental yang diajak mengobrol
3000 IU 6) Memonitor CT ketika proses HD
7) Melakukan tindakan 3) Pasien mengatakan tidak
delegatif dalam ada pembengkakan di
pemberian iron sukrosa tubuhnya
dan hemapo 3000 IU 4) Pasien mengeluh sakit
kepala setiap proses HD
DO :
1) KU pasien baik
2) Hasil TTV sebelum HD :
‒ S : 36,2◦C
‒ RR : 20x/menit

‒ N : 80x/menit

‒ TD :120/80mmHg

3) BB pre HD pasien 73,5kg

4) BB kering pasien 72kg

5) BB post HD 72,5kg

6) Tidak nampak adanya


edema maupun ascites

7) Pasien diberikan terapi


iron sukrosa dan hemapo
3000 IU

8) Nampak pasien selalu


memijat kepalanya
2. Senin/21 November Resiko perdarahan b.d 1) Mengobservasi tanda DS :
2022/08.30 wita terapi antikoagulan dan gejala perdarahan 1) Pasien mengatakan tidak
(heparin) sebanyak serta lebam pada tubuh ada tanda dan gejala
4000 IU dalam 20ml pasien perdarahan serta tidak
NaCl 0,9% d.d pada 2) Menjelaskan tanda dan ada lebam di tubuh
saat HD diberikan gejala perdarahan 2) Pasien mengatakan
terapi antikoagulan 3) Menjelaskan fungsi paham dan mengerti
(heparin) sebanyak pemberian terapi heparin dengan penjelasan
4000 IU dalam 20ml 4000 IU dalam 20ml perawat
NaCl 0,9% untuk NaCl 0,9% DO :
mencegah 4) Anjurkan pasien untuk 1) Pasien tampak kooperatif
penggumpalan darah. melapor bila adanya 2) Tidak nampak adanya
tanda dan gejala tanda dan gejala
perdarahan perdarahan serta lebam
pada tubuh pasien
3. Senin/21 November Resiko infeksi b.d 1) Monitor tanda dan DS :
2022/09.30 wita kanulasi hemodialisis gejala infeksi lokal dan 1) Pasien mengatakan kulit
d.d terdapat bekas luka sistemik yang terdapat AV shunt
insersi AV shunt pada 2) Melakukan hand gatal
lengan atas dan hygiene sebelum dan 2) Pasien mengatakan sudah
pergelangan tangan. setelah kontak dengan 4x operasi AV shunt
pasien sejak tahun 2016
3) Pertahankan teknik DO :
aseptik 1) Nampak pasien terus
4) Beri HE terkait dengan menggaruk tangan di
tanda dan gejala infeksi sekitar AV shunt
5) Beri HE dalam menjaga 2) Nampak bekas operasi
kebersihan lengan yang AV shunt ada 3 dan saat
terdapat AV shunt ini terdapat AV shunt di
6) Kolaborasi dengan lengan kanan pasien
dokter terkait terapi
antibiotik
10.30 wita Perfusi jaringan renal 1) Memberikan HE teknik DS :
tidak efektif b.d relaksasi napas dalam 1) Pasien mengatakan sakit
gangguan aliran arteri dan teknik distraksi kepalanya belum
dan vena, mendengarkan musik berkurang
ketidakmampuan ginjal untuk mengurangi sakit 2) Pasien mengatakan
dalam mensekresikan kepala memang sering
hormon eritropoietin 2) Beri HE terkait mendengarkan musik
d.d penurunan penanganan gatal pada untuk mengurangi
konsentrasi Hb, area AV shunt dengan perasaan tegang dan
diberikan terapi iron mengolesi daerah sekitar kesepian karena tidak ada
sukrosa dan hemapo AV shunt dengan yang diajak bicara
3000 IU. minyak kelapa atau baby 3) Pasien mengatakan
oil memang tidak pernah
mengolesi daerah yang
gatal dengan minyak
kelapa atau baby oil
DO :
1) Pasien mendengarkan
Mantra Gayatri
2) Pasien nampak senang
diajak mengobrol
3) Pasien nampak kooperatif
mendengarkan penjelasan
perawat dan banyak
bertanya
11.30 wita Perfusi jaringan renal 1) Mengobservai TTV dan DS :
tidak efektif b.d KU pasien setelah HD 1) Pasien mengatakan sakit
gangguan aliran arteri 2) Mengkaji sakit kepala kepala sudah berkurang
dan vena, pasien 2) Pasien mengatakan ingin
ketidakmampuan ginjal 3) Mengobservasi BB cepat pulang
dalam mensekresikan pasien setelah HD DO :
hormon eritropoietin 1) KU : CM
d.d penurunan 2) Hasil TTV :
konsentrasi Hb, ‒ S : 36,2◦C
diberikan terapi iron ‒ RR : 20x/menit
sukrosa dan hemapo ‒ N : 80x/menit
3000 IU ‒ TD : 130/90mmHg
3) BB pasien post HD
72,5kg
D. EVALUASI
No. Hari/Tgl/Jam Dx Keperawatan Evaluasi
1. Senin/21 November Perfusi jaringan renal S :
2022/07.30 wita tidak efektif b.d 1) Pasien mengatakan tidak ada keluhan kram otot, tidak ada
gangguan aliran arteri tanda dehidrasi, terasa gatal pada area lengan yang terdapat
dan vena, AV shunt, tidak ada kejang
ketidakmampuan ginjal 2) Pasien mengatakan kadang ia merasa kesepian karena tidak
dalam mensekresikan ada yang diajak mengobrol ketika proses HD
hormon eritropoietin 3) Pasien mengatakan tidak ada pembengkakan di tubuhnya
d.d penurunan 4) Pasien mengeluh sakit kepala setiap proses HD
konsentrasi Hb, O :
diberikan terapi iron 1) KU pasien baik
sukrosa dan hemapo 2) Hasil TTV sebelum HD :
3000 IU. 3) S : 36,2◦C
4) RR : 20x/menit

5) N : 80x/menit
6) TD :120/80mmHg

7) BB pre HD pasien 73,5kg

8) BB kering pasien 72kg

9) BB post HD 72,5kg

10) Tidak nampak adanya edema maupun ascites

11) Pasien diberikan terapi iron sukrosa dan hemapo 3000 IU

12) Nampak pasien selalu memijat kepalanya


A : Perfusi jaringan renal tidak efektif belum teratasi
P : Ingatkan pasien untuk datang kembali sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan.
2. Senin/21 November Resiko perdarahan b.d S :
2022/08.30 wita terapi antikoagulan 1) Pasien mengatakan tidak ada tanda dan gejala perdarahan serta
(heparin) sebanyak tidak ada lebam di tubuh
4000 IU dalam 20ml 2) Pasien mengatakan paham dan mengerti dengan penjelasan
NaCl 0,9% untuk perawat
mencegah O:
penggumpalan darah 1) Pasien tampak kooperatif
2) Tidak nampak adanya tanda dan gejala perdarahan serta lebam
pada tubuh pasien
A : Resiko perdarahan teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
3. Senin/21 November Resiko infeksi b.d S :
2022/09.30 wita kanulasi hemodialisis 1) Pasien mengatakan kulit yang terdapat AV shunt gatal
d.d terdapat bekas luka 2) Pasien mengatakan sudah 4x operasi AV shunt sejak tahun
insersi AV shunt pada 2016
lengan atas dan O :
pergelangan tangan. 1) Nampak pasien terus menggaruk tangan di sekitar AV shunt
2) Nampak bekas operasi AV shunt ada 3 dan saat ini terdapat
AV shunt di lengan kanan pasien
A : Resiko infeksi belum teratasi
P : Melanjutkan intervensi
10.30 wita Perfusi jaringan renal S :
tidak efektif b.d 1) Pasien mengatakan sakit kepalanya belum berkurang
gangguan aliran arteri 2) Pasien mengatakan memang sering mendengarkan musik untuk
dan vena, mengurangi perasaan tegang dan kesepian karena tidak ada
ketidakmampuan ginjal yang diajak bicara
dalam mensekresikan 3) Pasien mengatakan memang tidak pernah mengolesi daerah
hormon eritropoietin yang gatal dengan minyak kelapa atau baby oil
d.d penurunan O :
konsentrasi Hb, 1) Pasien mendengarkan Mantra Gayatri
diberikan terapi iron 2) Pasien nampak senang diajak mengobrol
sukrosa dan hemapo 3) Pasien nampak kooperatif mendengarkan penjelasan perawat
3000 IU dan banyak bertanya
A : Perfusi jaringan renal tidak efektif belum teratasi
P : Ingatkan pasien untuk datang kembali sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan.
11.30 wita Perfusi jaringan renal S :
tidak efektif b.d 1) Pasien mengatakan sakit kepala sudah berkurang
gangguan aliran arteri 2) Pasien mengatakan ingin cepat pulang
dan vena, O :
ketidakmampuan ginjal 1) KU : CM
dalam mensekresikan 2) Hasil TTV :
hormon eritropoietin ‒ S : 36,2◦C
d.d penurunan ‒ RR : 20x/menit
konsentrasi Hb, ‒ N : 80x/menit
diberikan terapi iron ‒ TD : 130/90mmHg
sukrosa dan hemapo 3) BB pasien post HD 72,5kg
3000 IU A : Perfusi jaringan renal tidak efektif belum teratasi
P : Ingatkan pasien untuk datang kembali sesuai dengan jadwal yang
sudah ditetapkan.
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S DENGAN CHRONIC KIDNEY
DISEASE (CKD) STAGE V
DI RUANG HEMODIALISA RSUD SANJIWANI
Tanggal 21 November 2022

Mengetahui, Gianyar, 29 November 2022


Pembimbing Ruangan Mahasiswa

(Ns. Ni Nyoman Wahyuni, S. Kep) (A. A. Istri Kurnia Dwi Chandraswari, S. Kep)
NIP. 197104151991032006 NIM. 2214901103

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

(Ns. Yustina Ni Putu Yusniawati, S. Kep., M. Kep)


NIDN. 0819049201

You might also like