You are on page 1of 8

PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTARA PENGGUNAAN METODE

PEMBELAJARAN CERAMAH DENGAN KOMBINASI CERAMAH DAN BERMAIN


PERAN PADA MAHASISWA REGULER PSIK FK UNUD

Ariani, KG, I.G.N Ketut Sukadarma, S.Kp., MARS.(pembimbing 1), Ns. Komang Menik Sri K.
S.Kep. (pembimbing 2) Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana

Abstract. Implementation of nursing care, always keep the interactions between nurses and
clients. The case based by understanding that, a good communication between nurses and
clients takes an effect for the healthy of clients. The purpose of this research is to find the
different effect of lecturer method with combination of lecturer and role playing method toward
communication skill by regular students of PSIK FK UNUD. This type of this research use
quasy experimental design. Those designs of this research use the approach of pre-test post-test
with control group design. The sample of this research, divided by two groups that first group is
intervening group that be given by lecturer and role playing method, and second group is
control group that be given just lecturer method. Pre test and pos test are questionnaire and
check list observation. The questionnaire has some questions about knowledge and attitude, and
then the check list observant has some list of communication skill that the sample has to manage
well. The results of the study, there were differences in communication skills both in the aspect
of knowledge, attitudes and skills in the treatment group and the control group at pretest and
posttest. There was no difference in enhancement of communication skill between intervening
group and control group at aspect of knowledge (p value = 0,914) , attitude (p value = 0,58), but
there was difference in communication skill at aspect of skill (p value = 0,01). There was no
difference in communication skill between intervening group and control group at aspect of
knowledge (p value = 0,271) , attitude (p value = 0,705), but there was difference in
communication skill at aspect of skill (p value = 0,000).

Key words: Study method, the students, communication skill

PENDAHULUAN Communis (komunikasi) dalam


Keperawatan didasarkan pada sebuah bahasa latin mempunyai arti membuat
upaya promotif, preventif, rehabilitatif serta kebersamaan atau membangun kebersamaan
kuratif bahkan kolaboratif dalam setiap antara dua orang atau lebih. Sehingga
asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan komunikasi didefinisikan sebagai sebuah
akan menimbulkan interaksi, dan interaksi proses dimana dua orang atau lebih
yang terjadi antara perawat dengan klien membentuk atau melakukan sebuah
pada akhirnya akan menimbulkan pertukaran informasi satu sama lainnya
komunikasi, dan komunikasi dalam praktek sehingga akan tercipta sebuah pengertian
keperawatan merupakan suatu hal yang yang mendalam dari pertukaran informasi
tidak dapat dipisahkan satu sama lain. tersebut (Roger dan Kincaid 1981, dalam
Cangara 2009).
Program Studi Ilmu Keperawatan ruang rawat inap kelas III RSUP Sanglah,
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana sebanyak 70 persen responden menyatakan
(PSIK FK UNUD), telah mengembangkan bahwa mahasiswa dirasa belum mampu
berbagai macam metode guna meningkatkan dalam berkomunikasi dengan klien, dan
kemampuan mahasiwa baik itu kemampuan sekitar 85 persen responden menyatakan
hard practice ataupun kemampuan soft bahwa mahasiswa perlu diberikan pelatihan
practice mereka. Metode ceramah, metode khusus guna meningkatkan kemampuan
problem based learning (PBL) hingga komunikasi. Hal inilah yang akhirnya
metode small group discussion (SGD) telah mendasari peneliti, bahwa harus ada sebuah
dikembangkan guna meningkatkan hard metode pembelajaran khusus guna
practice dan soft practice baik meningkatkan kemampuan komunikasi
pembelajaran yang bersifat teoritis maupun mahasiswa sebelum mereka terjun langsung
praktik. ke praktik klinik.
Namun kenyataan di lapangan, ketika Kemampuan komunikasi sendiri
mahasiswa dihadapkan pada praktik di adalah kecakapan atau kesanggupan
laboratorium, sering kali mahasiswa hanya penyampaian pesan, gagasan, atau pikiran
terpaku pada praktik keperawatan yang kepada orang lain serta kompetensi yang
harus mereka kuasai seperti memasang mengacu pada kemampuan seseorang untuk
infus, memasang kateter, menyuntik dan lain berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan
sebagainya dan mengabaikan bagaimana Cupach, 1989 dalam Payne, 2005). Menurut
mereka harusnya terlebih dahulu melakukan Bloom dalam Suprijono (2011), kemampuan
komunikasi yang baik dengan klien sebelum terbagi menjadi tiga aspek yakni : aspek
mereka melakukan tindakan keperawatan. kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek
Pada studi pendahuluan yang dilakukan di kognitif diukur dari pengetahuan
PSIK FK UNUD dengan mewawancarai (knowledge), aspek afektif diukur dari sikap
sepuluh mahasiswa reguler PSIK FK (attitude), dan aspek psikomotor diukur dari
UNUD, 60 persen menyatakan bahwa keterampilan (practice).
mereka tidak tahu dalam SOP (Satuan Mencapai kemampuan komunikasi
Operasional Prosedur) terdapat item yang yang baik tidak hanya bisa dicapai dengan
menilai kemampuan komunikasi mahasiswa kita mendalami teknik komunikasi secara
dan sebanyak 80 persen menyatakan bahwa teoritis namun juga penting secara praktis.
mereka akan fokus pada tindakan Maka melihat hal di atas, peneliti berharap
keperawatan yang akan diujikan dan sekedar melalui kombinasi metode pembelajaran
mengkomunikasikan tahap orientasi dan ceramah dan bermain peran, mahasiswa
evaluasi. dapat melatih kemampuan komunikasi
Pada studi pendahuluan yang melalui suatu simulasi sebelum akhirnya
dilakukan di ruang rawat inap kelas III berada di praktik klinik.
RSUP Sanglah, dengan menyebarkan
kuisioner kepada kepala ruangan dan METODE PENELITIAN
clinical intructure (CI) yang bekerja di Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan Quasy baik pada kelompok perlakuan maupun
Eksperiment dengan rancangan Pretest- kelompok kontrol menjawab kuisioner aspek
Posttest With Control Group Design, karena pengetahuan serta sikap serta melakukan
peneliti tidak mampu mengontrol faktor- aktivitas bermain peran practice lab PSIK
faktor luar yang mempengaruhi penelitian. UNUD dengan mengkondisikan diri mereka
sedang melakukan praktek di rumah sakit.
Populasi dan Sampel mereka akan diberikan kasus yang dimana
Populasi penelitian ini adalah mereka akan melakukan tindakan
mahasiswa reguler semester 4 PSIK FK keperawatan seperti yang biasa mereka
UNUD yang berjumlah sebanyak 83 orang. lakukan saat praktek di rumah sakit. Selama
Penelitian ini menggunakan teknik simple mereka melakukan aktivitas bermain peran,
random sampling. Besarnya sampel diambil tim penilai akan mengobservasi dan
sebanyak 30 orang dengan perincian 15 memberikan nilai.
orang sebagai kelompok perlakuan dan 15 Setelahnya, kedua kelompok
orang sebagai kelompok kontrol. diberikan metode ceramah dengan
mendengarkan materi mengenai komunikasi
Instrument Penelitian oleh dosen yang telah bersedia menjadi
Pengumpulan data dilakukan dengan pemberi materi. Setelah pemberi materi
metode angket dan observasi. Angket selesai, kelompok perlakuan masih berada di
(kuisioner) dan observasi yang digunakan ruangan yang sama untuk menyaksikan
dalam penelitian dikembangkan oleh peneliti jalannya aktivitas bermain peran.
sendiri berdasarkan literature yang ada. Hari selanjutnya, baik kelompok
Terdapat dua buah kuisoner yakni kuisioner perlakuan maupun kelompok kontrol
pengetahuan dan sikap. Masing-masing menjawab dua buah kuisioner aspek
kuisioner tersebut berisikan sepuluh item pengetahuan, sikap dan melakukan aktivitas
pertanyaan yang harus dijawab oleh bermain peran.
responden. Sedangkan pada lembar Hasil yang dituju peneliti adalah
observasi, terdapat sembilan item observasi untuk memperoleh nilai signifikansi p
keterampilan berkomunikasi yang akan berdasarkan pengujian post test kedua
dinilai oleh tim expert. kelompok. Ouput berupa nilai p
(probability) yang kemudian dihubungkan
Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data dengan nilai α. Jika p>0,05 maka H0
Memilih responden berdasarkan diterima dan jika p<0,05, maka H0 ditolak
kriteria inklusi yang telah ditetapkan dan dan hipotesa diterima sehingga didapat ada
selanjutnya melakukan pendekatan kepada perbedaan kemampuan komunikasi antara
responden dengan menjelaskan maksud serta penggunaan metode pembelajaran ceramah
tujuan penelitian. dengan kombinasi ceramah dan bermain
Setelah mendapatkan jadwal yang peran.
sepakat antara responden dengan tim expert,
pada hari yang telah ditentukan, responden HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian pada kelompok baik, tiga responden (20%) memiliki
perlakuan yakni pada aspek pengetahuan, keterampilan baik, lima responden (33,3%)
sebelum diberikan kombinasi ceramah dan dengan keterampilan cukup dan tiga
bermain peran sebagian besar responden responden (20%) dengan keterampilan
(60%) memiliki pengetahuan yang kurang kurang. Setelah diberikan metode ceramah,
dan setelah perlakuan, sebagian besar sebanyak 6 responden (60%) memiliki
responden (93,3%) memiliki pengetahuan keterampilan sangat baik, 3 responden
yang baik. Pada aspek sikap (afektif) (30%) memiliki keterampilan baik dan 6
sebagian besar responden (53,3%) memiliki responden (60%) memiliki keterampilan
sikap negatif. Setelah perlakuan sebagian cukup.
besar responden (73,3%) memiliki sikap
yang positif. Pada aspek keterampilan PEMBAHASAN
(psikomotor), sebanyak empat orang Perbedaan kemampuan komunikasi
responden (26,7%) memiliki keterampilan sebelum dan setelah diberikan kombinasi
yang sangat baik, sebanyak empat orang ceramah dan bermain peran pada
responden (26,7%) memiliki keterampilan kelompok perlakuan
yang baik, sedangkan sisanya sebanyak tiga Dari hasil analisis data dengan
orang (20%) dan empat orang responden menggunakan uji Wilcoxon sign rank test,
(26,7%) memiliki keterampilan cukup dan nilai signifikansi yang diperoleh dari rata-
kurang. Setelah diberikan kombinasi rata tingkat pengetahuan sebelum dan
ceramah dan bermain peran, didapatkan setelah pemberian kombinasi ceramah dan
hasil bahwa sebanyak 15 responden (100%) bermain peran pada kelompok perlakuan
memiliki keterampilan komunikasi yang menunjukkan p value sebesar 0,000 yang
sangat baik. berarti p < 0,05, dengan kata lain H0 ditolak
Pada kelompok kontrol tingkat yang artinya terdapat perbedaan kemampuan
pengetahuan sebelum diberikan metode komunikasi dalam hal tingkat pengetahuan
ceramah, sebanyak enam responden (40%) pada kelompok perlakuan sebelum dan
responden memiliki pengetahuan yang setelah diberikan kombinasi ceramah dan
kurang dan sebanyak tujuh responden bermain peran. Hasil ini didukung dengan
(46,7%) memiliki pengetahuan yang cukup. penelitian Wijayanthie (2010) yang
Setelah diberikan ceramah, sebagian besar menyatakan bahwa terdapat pengaruh
responden (80%) memiliki pengetahuan pemberian pendidikan kesehatan dengan
yang baik. Pada aspek sikap sebelum metode ceramah dan role play terhadap
diberikan ceramah sebagian besar responden pengetahuan tentang UKS (Usaha Kesehatan
(66,7%) memiliki sikap negatif. Namun Sekolah) pada siswa SMPN 1 Ngadiluwih,
setelah diberikan metode ceramah, sebagian Kabupaten Kediri.
besar responden memiliki sikap (73,3%) Pada aspek sikap, dengan
memiliki sikap yang positif. Pada aspek menggunakan uji test uji Wilcoxon sign rank
keterampilan, sebanyak empat responden test, nilai signifikansi yang diperoleh dari
(26,7%) mempunyai keterampilan sangat rata-rata sikap sebelum dan setelah
pemberian kombinasi ceramah dan bermain sebesar 0,000 yang berarti p < 0,05, dengan
peran pada kelompok perlakuan kata lain H0 ditolak yang artinya terdapat
menunjukkan p value sebesar 0,000 yang perbedaan kemampuan komunikasi dalam
berarti p < 0,05, dengan kata lain H0 ditolak hal tingkat pengetahuan pada kelompok
yang artinya terdapat perbedaan kemampuan kontrol sebelum dan setelah diberikan
komunikasi dalam hal sikap pada kelompok metode ceramah. Hal ini sesuai dengan
perlakuan sebelum dan setelah diberikan penelitian Rupem (2013) yang menyatakan
kombinasi ceramah dan bermain peran. terdapat perbedaan tingkat pengetahuan
Hal ini sesuai dengan penelitian pada responden sebelum dan setelah
Wijayantie (2010) yang menyatakan bahwa diberikan pendidikan kesehatan mengenai
terdapat pengaruh pemberian pendidikan perilaku PHBS dengan metode ceramah.
kesehatan dengan metode ceramah dan role Pada aspek sikap, analisa data
play terhadap sikap mengenai UKS (Usaha dengan menggunakan uji Wilcoxon sign
Kesehatan Sekolah) pada siswa SMPN 1 rank test, nilai signifikansi yang diperoleh
Ngadiluwih, Kabupaten Kediri. dari rata-rata sikap sebelum dan setelah
Pada aspek keterampilan, analisa pemberian metode ceramah pada kelompok
data dengan menggunakan uji Wilcoxon sign kontrol menunjukkan p value sebesar 0,001
rank test, nilai signifikansi yang diperoleh yang berarti p < 0,05, dengan kata lain H0
dari rata-rata keterampilan sebelum dan ditolak yang artinya terdapat perbedaan
setelah pemberian kombinasi ceramah dan kemampuan komunikasi dalam hal sikap
bermain peran pada kelompok perlakuan pada kelompok kontrol sebelum dan setelah
menunjukkan p value sebesar 0,001 yang diberikan metode ceramah. Menurut Azwar
berarti p < 0,05, dengan kata lain H0 ditolak (1995 dalam Sunaryo, 2004) menyatakan
yang artinya terdapat perbedaan kemampuan bahwa komponen kognitif (pengetahuan)
komunikasi dalam hal keterampilan sebelum yang dimiliki oleh seseorang akan
dan setelah diberikan kombinasi ceramah membentuk persepsi dan kepercayaan
dan bermain peran. Hal ini didukung dengan seseorang terhadap suatu objek yang akan
pernyataan Astuti (2013) yang menyatakan membentuk sikap. Maka tingkat
bahwa metode bermain peran terbukti lebih pengetahuan yang meningkat setelah
efektif untuk meningkatkan keterampilan diberikan ceramah pada kelompok kontrol,
komunikasi pada anak. hal tersebut mempengaruhi sikap kelompok
kontrol yang menunjukkan sikap positif.
Perbedaan kemampuan komunikasi Pada aspek keterampilan, analisa
sebelum dan setelah diberikan metode data dengan menggunakan uji Wilcoxon sign
ceramah pada kelompok kontrol rank test, nilai signifikansi yang diperoleh
Dari hasil analisis data dengan dari rata-rata keterampilan sebelum dan
menggunakan uji Wilcoxon sign rank test, setelah pemberian metode ceramah pada
nilai signifikansi yang diperoleh dari rata- kelompok kontrol menunjukkan p value
rata tingkat pengetahuan sebelum dan sebesar 0,058 yang berarti p > 0,05, dengan
setelah pemberian metode ceramah pada kata lain H0 diterima yang artinya tidak
kelompok kontrol menunjukkan p value
terdapat perbedaan kemampuan komunikasi seseorang. Menurut Dalyono (1996), minat
dalam hal keterampilan pada kelompok dapat timbul karena daya tarik dari luar dan
kontrol. Hal ini sesuai dengan pernyataan juga datang dari hati sanubari. Minat yang
Harjanti (2014) yang menyatakan metode besar terhadap sesuatu merupakan modal
ceramah terbukti tidak efektif untuk yang besar artinya untuk mencapai atau
meningkatkan keterampilan kader posyandu. memperoleh benda atau tujuan yang
diminati itu..
Perbedaan kemampuan komunikasi Menurut Ahmadi dan Supriyono
antara kelompok perlakuan dan (2004) metode belajar menjadi salah satu
kelompok kontrol faktor eksternal yang berpengaruh terhadap
Dari hasil analisa statistik dengan prestasi belajar seseorang. Menurut Sanjaya
menggunakan uji Mann Whitney test, nilai (2009) salah satu kelebihan dari metode role
signifikansi yang diperoleh adalah p value play (bermain peran) untuk memperkaya
untuk tingkat pengetahuan yakni 0,271, kemampuan seseorang dalam hal
dengan kata lain H0 diterima yang artinya keterampilan. Jadi berdasarkan sumber di
tidak ada perbedaan kemampuan atas dapat disimpulkan bahwa ada
komunikasi dalam hal tingkat pengetahuan peningkatan minat dari kelompok perlakuan
antara kelompok perlakuan dengan setelah melihat simulasi bermain peran yang
kelompok kontrol. Dari hasil analisa statistik ditampilkan yang kemudian berpengaruh
dengan menggunakan uji Mann Whitney terhadap keterampilan komunikasi mereka.
test, nilai signifikansi yang diperoleh adalah Hal ini sesuai dengan pernyataan
p value untuk sikap yakni 0,705, dengan Astuti (2013) yang menyatakan bahwa
kata lain H0 diterima yang artinya tidak ada terdapat perbedaan keterampilan komunikasi
perbedaan kemampuan komunikasi dalam antara kelompok kontrol dengan kelompok
hal sikap antara kelompok perlakuan dengan perlakuan yang diberikan metode bermain
kelompok kontrol. Sedangkan dari hasil peran, dimana keterampilan kelompok
analisa statistik dengan menggunakan uji perlakuan lebih baik dibandingkan dengan
Mann Whiteney test, nilai signifikansi yang kelompok kontrol. Tidak terdapat perbedaan
diperoleh untuk aspek keterampilan p value kemampuan komunikasi antara kelompok
nya 0,000, dengan kata lain H0 ditolak yang perlakuan dan kelompok kontrol pada aspek
artinya terdapat perbedaan kemampuan pengetahuan dan sikap, namun terdapat
komunikasi aspek keterampilan antara perbedaan aspek keterampilan. Metode
kelompok perlakuan dengan kelompok bermain peran yang diberikan kepada
kontrol. kelompok perlakuan, memberikan hasil
Menurut Skinner (1938, dalam yang signifikan pada keterampilan
Notoatmodjo 1999) faktor yang kelompok perlakuan jika dibandingkan
mempengaruhi perilaku seseorang dengan kelompok kontrol.
dibedakan menjadi dua, yakni faktor Berdasarkan teori dan penelitian
eksternal dan interna. Faktor internal seperti pendukung di atas, dapat disimpulkan bahwa
motivasi, minat, perhatian, pengamatan faktor-faktor internal seperti motivasi,
persepsi akan mempengaruhi perilaku
minat, perhatian, pengamatan dan persepsi kemampuan seseorang yang berpengaruh
dapat mempengaruhi perilaku seseorang, terhadap perilaku mereka.
Metode bermain peran, dapat meningkatkan
minat dari responden dan telah dijelaskan DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi dan Supriyono. 2004. Psikologi
oleh teori di atas bahwa metode bermain
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
peran dapat meningkatkan keterampilan Alfabeta
seseorang, maka dari itu, didapatkan hasil Astuti. 2013. Efektivitas Metode Bermain
bermakna dimana hanya pada aspek Peran (Role Play) Untuk
keterampilan terdapat perbedaan Meningkatkan Keterampilan
kemampuan komunikasi antara kelompok Komunikasi Pada Anak.
perlakuan dan kontrol. Yogyakarta. Fakultas Psikologi
Universitas Ahmad Dahlan
Cangara, Hafied. 2009. Pengantar Ilmu
KESIMPULAN DAN SARAN Komunikasi, Edisi Revisi. Jakarta :
Terdapat perbedaan kemampuan Raja Grafindo Perkasa
komunikasi pada kelompok perlakuan baik Harjanti, A. 2014. Perbedaan Pengaruh
pada aspek pengetahuan, sikap maupun Antara Metode Diskusi Simulasi
keterampilan, sebelum dan setelah diberikan Dan Metode Ceramah Terhadap
perlakuan kombinasi ceramah dan bermain Pengetahuan Dan Keterampilan
Kader Posyandu. Surakarta :
peran.
Program Pasca Sarjana Universitas
Terdapat perbedaan kemampuan Negeri Solo
komunikasi pada kelompok kontrol baik Notoatmodjo,S. 2002. Metodologi
pada aspek pengetahuan, sikap namun tidak Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta
pada aspek keterampilan (p value = 0,058), : Jakarta
sebelum dan setelah diberikan metode Payne, H.J, (2005). “Reconceptualizing
Social Skills in Organizations :
ceramah.
Exploring the Relationship Between
Tidak terdapat perbedaan Communication Competence. Job
kemampuan komunikasi pada aspek performance and supervisory
pengetahuan dan sikap antara kelompok roles”. Journal of Leadership &
perlakuan dengan kelompok kontrol, namun Organizational Studies, Vol 11, No.
terdapat perbedaan kemampuan komunikasi 2
pada aspek keterampilan (p value = 0,000) Sunaryo. 2004. Psikologi untuk
antara kelompok perlakuan dan kelompok Keperawatan. Jakarta : EGC
Wijayanthie, D. 2010. Pengaruh Pendidikan
kontrol.
Kesehatan Metode Ceramah Dan
Bagi peneliti selanjutnya agar bisa Metode Role Play Tentang Usaha
meneliti variabel lain dalam penelitian ini Kesehatan Sekolah Terhadap
misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi Perubahan Pengetahuan Dan Sikap
keberhasilan pemberian metode ceramah Siswa. Surabaya : Program Studi
dan bermain peran untuk meningkatkan Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga
kemampuan komunikasi, serta meneliti
faktor-faktor yang mempengaruhi

You might also like