You are on page 1of 10

HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA-TANGAN,

DAN RASA PERCAYA DIRI DENGAN HASIL KEMAMPUAN


LAY-UP SHOOT BOLA BASKET

Mimi Haetami
Pendidikan Jasmani, FKIP Universitas Tanjungpura
mh.albantani@gmail.com

Abstact
The purpose of this study, to find out how much the relationship between power limbs, eye-hand
coordination, and a sense of confidence with the results of the ability to shoot shoots on
basketball.This research method uses a correlation method with product moment calculation
techniques. The sample amounted to 20 people from all extra-basketball players / athletes in SMK
Negeri 4 Kota Pontianak.The calculation results obtained show; 1). There is a positive relationship
between Leg Power (X1) with the results of Lay-up Shoot (Y) skills of 68%. 2). There is a positive
relationship between hand eye coordination (X2), with the results of Lay-up Shoot skills (Y ) of
42.2%. 3) There is a positive relationship between self-confidence (X3) and the results of Lay-up
Shoot (Y) skills of 47.5%.Thus there is a positive relationship between power limbs (X1) eye-hand
coordination (X2) and self-confidence (X3) together towards the results of the Lay-up Shoot skill
(Y) obtained from the R correlation coefficient of 81.8% . So the conclusions from this study show
that power limbs, eye-hand coordination, and self-confidence have a significant relationship with
the results of basketball shoot lay-up capabilities.
Keywords: Lay-up, Leg Power, Hand Eye Coordination, Confidence

PENDAHULUAN
Keterampilan berolahraga pada setiap dikemukakan Pangrazi dan Dauer sebagai
orang tidak sendirinya dibawa sejak lahir. berikut,
Manusia secara genetik bisa saja lebih kuat, “Physical education is a part of the
lebih tinggi, dan lebih cepat. Akan tetapi general education program, that contributes,
kualitas fisik seseorang tidak secara langsung primarily through movement experiences, to the
berdampak kepada kemampuan keterampilan total growth and development of all children.
olahraga. Oleh karena itu, belajar, berlatih, Physical education is defined as education of
secara terencana dan sistematis mutlak harus and through movement, and must be conducted
dilakukan oleh setiap orang. Peran guru in a menner that merits this meaning”. 1
pendidikan jasmani maupun pelatih dalam Sehingga diperlukan pembinaan
melakukan pembelajaran dan latihan sanagat pendidikan jasmani secara benar dan
determinan dalam keberhasilannya. berkesinambungan baik dilingkungan sekolah
Dalam pendidikan formal, khususnya dari maupun dimasyarakat. Pembinaan pendidikan
Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas, jasmani dan olahraga disekolah dapat diartikan
keberadaan pendidikan jasmani merupakan sebagai upaya untuk memupuk bakat dan minat
keniscayaan. Karena pendidikan jasmani siswa dilingkungan sekolah, dengan harapan
merupakan bagian integral yang tidak agar siswa dapat meningkatkan kemampuan
terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. secara optimal. Karena itu peran pendidikan
Ini artinya bahwa pendidikan jasmani jasmani dilingkungan sekolah perlu
memberikan kontribusi yang sangat berarti ditingkatkan.
dengan pertumbuhan dan perkembangan hidup
manusia. Hal ini senada dengan yang 1
Pangrazi & Dauer. Dynamic physical education for
elementary school, 2nd Ed., Brown & Benchmark
Publishers Dubugue Iowa, 1992.

1
Pelaksanaan pendidikan jasmani disekolah bola kekeranjang, dapat dilakukan dengan satu
negeri maupun swasta dilaksanakan tangan, dua tangan, dan lay-up shoot”.3
berdasarkan kurikulum yang berlaku, yang Definisi tembakan lay-up shoot adalah
dalam implementasinya di lapangan dijumpai tembakan yang dilakukan dengan jarak dekat
banyak kendala. Salah satu kendala yang sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-
nampak adalah terbatasnya jam pelajaran olah bola itu diletakan kedalam keranjang
pendidikan jasmani. Karena itu diperlukan basket yang di dahului dengan gerakan dua
kegiatan ektrakulikuler di luar jadwal pelajaran. langkah”.4
Beberapa jenis olahraga yang diajarkan di Berdasarkan pendapat di atas, power otot
sekolah meliputi kegiatan pokok yang terdiri tungkai sangat diperlukan dalam melakukan
atas :olahraga permainan, senam, atletik, langkah-langkah gerakan tembakan lay-up
aquatik dan lain-lain. Pada tingkat sekolah shoot bola basket. Selain menggunakan power
menengah atas pokok bahasan olahraga otot tungkai gerakan tembakan lay-up shoot
permainan terdapat permainan bola basket, tak juga menggunakan mata untuk melihat ring
terkecuali di SMK Negeri 4 Kota Pontianak basket dan tangan untuk memasukan bola
.Adapun prestasi bola basket yang diraih siswa kedalam ring basket. Oleh karena itu koordinasi
SMK Negeri 4 Kota Pontianak sampai tahun mata dan tangan juga berperan dalam gerakan
2014 kurang maksimal, hal tersebut dapat tembakan lay-up shoot.
terlihat dari raihan prestasi bola basket belum Definisi koordinasi adalah prilaku dua atau
pernah menjuarai pertandingan-pertandingan lebih dari komponen kondisi fisik yang satu
baik ditingkat kota, provinsi maupun nasional. sama lainnya saling berkaitan untuk
Ada beberapa permasalahan penyebab kurang menghasilkan suatu keterampilan gerak”.5
maksimalnya prestasi bola basket SMK Negeri Selain hal-hal di atas, masih ada yang
4 Kota Pontianak. Permasalahan pertama perlu diperhatikan dalam keberhasilan
adalah kurangnya jumlah latihan dalam 1 melakukan gerakan tembakan lay-up shoot bola
minggu hanya satu kali latihan, dikarenakan basket, yaitu tentang rasa percaya diri, yang
keterbatasan waktu dan tempat latihan, merupakan sebuah keyakinan diri yang
sehingga siswa yang mengikuti ektrakulikuler seseorang pada saat melakukan gerakan. Rasa
bola basket menjadi kurang maksimal. percaya diri sangat mempengaruhi dalam
Permasalahan kedua adalah para siswa belum pencapaian hasil belajar suatu cabang olahraga.
maksimal dalam penguasaan teknik dasar bola Menurut Mathews bahwa rasa percaya diri
basket diantaranya yaitu teknik dasar tembakan adalah kemampuan untuk mencapai
lay-up shoot. Siswa yang lompatannya rendah keberhasilan.6
rata-rata gagal dalam melakukan tembakan lay- Pendapat lain dikemukakan Winkel. W.S.
up shoot. Sedangkan siswa yang lompatannya bahwa rasa percaya diri adalah keyakinan akan
tinggi rata-rata berhasil melakukan tembakan kemampuan diri sendiri sehingga tidak
lay-up shoot. terpengaruhi oleh orang lain dan mampu
Menurut Nuril Ahmad, permainan bola mengetahui apa yang mampu dilakukan untuk
basket merupakan cabang olahraga yang di mengambil keputusan sesuai dengan harapan.7
dalamnya ada beberapa teknik dasar yaitu : (1) Sebagai upaya untuk mengetahui seberapa
Operan (passing), (2) menangkap (catching),
(3) menembak (shooting), (4) menggiring 3
(dribble), (5) olah kaki (foot work), (6) Ibid, h.20
4
Kosasih.Fundamental Basketball (2008), h 51
memutar badan dengan tumpuan salah satu kaki 5
Schmidt, Ricard A, Motor Learning and
(Pivot), dan (7) gerak tipu (fakes and feints).2 Performance(Champaign: Human Kinetics
Sedangkan definisi menembak (shooting) Publishers Inc)
menurut Nuril Ahmad adalah usaha memasukan 6
Mathews K Donalk, Measurementin Physical
Education. (London, Philedephia : Sauders
Company, 1985), h.58
2 7
Nuril Ahmad. Permainan Bola Basket.(Surakarta : Winkel .W.S. Psikologi Pengajaran.(Bandung : PT.
Era Intermedia. 2007), h.19 Gramedia, 1989), h.90

2
hubungan dari hal-hal tersebut di atas, dengan kecepatan dalam melakukan lay-up
diperlukan suatu penelitian yang akan shoot, (9) Pemain sebaiknyamelakukan latihan
dilaksanakan di SMK Negeri 4 Kota Pontianak. ini hingga pemain mahir.10
Berdasarkan latar belakang yang telah Power merupakan salah satu komponen
dikemukakan di atas, maka penelitian ini biomotorik yang memiliki peranan yang besar,
mengambil judul “Hubungan antara power untuk meningkatkan prestasi olahraga dan
tungkai, koordinasi mata-tangan dan rasa sangat diperlukan dalam berbagai cabang
percaya diri dengan keterampilan tembakan lay- olahraga. Seorang atlet yang ingin berprestasi
up shoot dalam permainan bola basket”. harus memiliki power yang baik. Power disebut
Keterampilan lay-up shoot merupakan sebagai power explosive, yang berkaitan dengan
kemampuan seseorang melakukan tembakan kekuatan dan kecepatan kontraksi otot dinamik
jarak dekat dibawah atau dibibir keranjang dan eksplosif secara maksimal dalam durasi
basket, yang didahului dengan dua irama waktu yang singkat.
langkah (two count ritm). Hal ini senada dengan Kekuatan dan kecepatan merupakan dua
pendapat Nuril Ahmadi bahwa: “tembakan komponen kondisi fisik yang dipadukan secara
yang dilakukan dengan jarak dekat sekali bersama-sama, sehingga akan menghasilkan
dengan keranjang basket, hingga seolah-olah power yang merupakan keterampilan dari otot
bola itu diletakan ke dalam keranjang basket atau sekelompok otot untuk mengatasi beban
yang didahului dengan gerak dua langkah”8 tahanan dengan kecepatan tinggi dalam satu
Pendapat lain yang dikemukakan Ibrahim gerakan utuh dengan waktu yang singkat. Pada
Amir Hasan, “lay-up shoot adalah gerakan prinsipnya power digunakan dalam suatu
menembakan bola pada keranjang dalam jarak gerakan dengan mengarahkan tenaga secara
dekat dan merupakan jenis tembakan yang maksimal dalam waktu yang cepat. Seperti
gerakannya seperti menaruh bola langsung pada yang dikemukakan M. Sajoto bahwa “Power
keranjang dengan tujuan untuk mempermudah atau muscular adalah keterampilan seseorang
permainan bola basket dalam mencetak angka”9 untuk melakukan kekuatan maksimal dengan
Rangkaian melakukan tembakan lay-up usaha yang dikerahkan dalam waktu yang
shoot sebagaimana dikemukakan Soebagio sesingkat-singkatnya”.11 Sedangkan menurut
Hartoko sebagai berikut: (1) Pemain Harsono power adalah “keterampilan otot untuk
mendribble bola kearah ring, (2) Setelah jarak mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu
cukup dekat dengan ring, bola dipegang dengan yang sangat cepat”.12 Pendapat lain
kedua tangan, (3) Apabila pemain melakukan dikemukakan Mulyono B. bahwa “Power
lay-up shoot dengan tangan kanan, kaki kiri adalah keterampilan untuk mengerahkan
yang menjadi tumpuan untuk menembakan kekuatan maksimum dalam jangka waktu yang
bola, begitu pula sebaliknya, (4) Pemain minim”.13
menghitung langkah yang pemain buat, Suharno HP. Mengartikan power sebagai
selanjutnya pemain melompat setinggi- keterampilan otot atau sekelompok otot dalam
tingginya dan menaruh bola pada ring, (5) mengatasi tahanan beban dengan kecepatan
Dalam memasukan bola dapat langsung ditaruh tinggi dalam satu gerakan yang utuh, yang
pada ring atau dapat juga dengan dilakukan secara eksplosif dengan memadukan
memantulkannya terlebih dahulu pada papan
ring, (6) Pemain mengatur tenaga dalam
melepaskan bola sehingga bola dapat masuk 10
Soebagio Hartoko, Teori dan Praktek Bola Basket
pada ring, (7) Pemain sebaiknya memvariasikan
I, (Surakarta : FKIP UNS. 1994), h.21
latihan ini dengan tangan dan langkah pemain, 11
M. Sajoto, Pembinaan Kondisi Fisik Dalam
(8) Pemain sebaiknya melakukan latihan ini Olahraga.(Semarang : Dahara Prize 1995), h.58
12
Harsono.Coaching danAspek Psikologisdalam
8
Nuril Ahmad, Permainan Bola Basket, (Surakarta : Coaching.(Jakarta : CV Tambak Kusuma 1988),
Era Intermedia. 2007), h.19 h.88
9 13
Ibraham Amir Hasan, Indonesian Streetball, Mulyono B. TesdanPengukurandalamPendidikan
(Bandung : PT Mizan Pustaka. 2008), h 79 Jasmani.(Surakarta : UNS Press 2001), h.58

3
antara kekuatan dan kontraksi otot.14 Menurut Harsono, “tingkat koordinasi atau baik
M. Sajoto Power otot atau muscular power tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin
adalah keterampilan seseorang untuk dalam keterampilannya untuk melakukan suatu
melakukan kekuatan maksimum, dengan gerakan secara mulus, tepat (precise).21
usahanya yang dkerjakan dalam waktu Menurut Kusmaedi, “koordinasi merupakan
sependek-pendeknya. Dalam hal ini telah keterampilan untuk melakukan gerakan atau
dinyatakan bahwa power otot merupakan hasil kerja dengan tepat dan efisien.22
perkalian antara kekuatan dan kecepatan.15 Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa
Menurut Bompa dan Groppel menyatakan rumusan koordinasi merupakan salah satu unsur
power adalah kombinasi dari kekuatan dan yang penting untuk keterampilan gerak motorik
kecepatan gerak.16 Power adalah keterampilan termasuk gerakan tembakan lay-up shoot.
otot atau sekelompok otot dalam melakukan Tingkat koordinasi atau baik tidaknya
kerja secara eksplosif. koordinasi gerak seseorang tercermin dalam
Definisi koordinasi menurut Schmidt, keterampilannya melakukan suatu keterampilan
Ricard A ”koordinasi adalah prilaku dua atau secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan
lebih dari komponen kondisi fisik yang satu cepat dapat melakukan suatu gerakan secara
sama lainnya saling berkaitan untuk mulus, tepat dan efisien.
menghasilkan suatu keterampilan gerak”.17 Seorang siswa dengan koordinasi yang
Sedangkan menurut Ismaryati mendefinisikan baik bukan hanya mampu melakukan suatu
koordinasi adalah hubungan yang harmonis dari keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga
hubungan saling pengaruh diantara kelompok- mudah dan cepat dalam melakukan atau
kelompok otot selama melakukan kerja, yang menyelesaikan suatu tugas latihan.
ditunjukan dengan berbagai tingkat Ada beberapa faktor yang menjadi penentu
keterampilan”. Ahli lain memberikanbatasan
18
dalam koordinasi yang baik, yaitu; (1)
mengenai koordinasi yaitu; “keterampilan pengaturan saraf pusat dan saraf tepi, hal ini
untuk memadukan berbagai macam gerakan berdasarkan pembawaan siswa dan hasil
kedalam satu atau lebih pola gerak khusus”.19 latihan-latihan. (2) baik dan tidaknya
Sedangkan menurut Harsono berpendapat keseimbangan, kelincahan dan kelentukan
bahwa keterampilan koordinasi gerak mutlak siswa. (4) baik dan tidaknya koordinasi kerja
diperlukan dalam kegiatan olahraga, tanpa saraf, otot dan indera”.23
memiliki koordinasi gerak yang baik maka akan Dalam melakukan gerakan tembakan lay-
sulit untuk menampilkan keterampilannya. up shoot dalam permainan bola basket,
Dalam koordinasi termasuk juga agilitas, koordinasi gerak yang dibutuhkan merupakan
balance (keseimbangan), dan kinestetik perpaduan antara keterampilan melihat bola
sence”.20 saat di dribble, melangkah untuk awalan,
melompat, melihat sasaran (ring) dan
memasukan bola ke ring. Maka dari itu bagi
14
Suharno.Metodologi Pelatihan. (Yogyakarta : IKIP siswa yang memiliki tingkat koordinasi yang
Yogyakarta Press 1993), h.33 baik akan mampu dan tidak hanya
15
M. Sajoto, Op cit, h.17 menampilkan keterampilan yang baik, tetapi
16
Bompa O Tudor, Theory and Methodology of juga akan cepat menyelesaikan tugas latihan.
Training The Key to Athletic Performance. Dengan demikian kesimpulan dari
(Department of Physical Education York University pendapat-pendapat tersebut diatas ialah
Canada 1990), h.273
17 koordinasi merupakan keterampilan dari dua
Schmidt, Ricard A, Motor
LearningandPerformance,(Champaign : Human
atau lebih organ tubuh yang bergerak dengan
Kinetics Publishers Inc. 1988), h.265 suatu olah gerakan tertentu dan sangat
18
Ismaryati, Tesdan Pengukuran Olahraga,
(Surakarta : Sebelas Maret University Press 2006),
21
h.53 Harsono, Op cit, h.220
19 22
Barrow dan Mc Gee, Op.cit, h.220 Kusmaedi, Op cit,h.83
20 23
Harsono, Op cit, h.219 Suharno, H.P. Op.cit,h.62

4
dibutuhkan dalam melakukan gerakan gerakan selain ia melakukan gerakan yang
tembakan lay-up shoot bola basket. ditampilkan. Selanjutnya kurang percaya diri
Rasa percaya diri merupakan sebuah menimbulkan keragu-raguan dalam mengambil
keyakinan diri pada seseorang yang dirasakan keputusan sehingga seorang anak didik tidak
dan dilaksanakan, rasa percaya diri sangat bias mengeluarkan keterampilannya secara
mempengaruhi dalam pencapaian hasil belajar maksimal.
suatu cabang olahraga. Menurut Mathews Menurut Winkel. W.S. bahwa rasa percaya
bahwa rasa percaya diri adalah keterampilan diri adalah keyakinan akan keterampilan diri
untuk mencapai keberhasilan.24 sendiri sehingga tidak terpengaruh oleh orang
Rasa pecaya diri erat hubungannya dengan lain dan mampu mengetahui apa yang mampu
kondisi emosional seseorang dengan rasa dilakukan untuk mengambil keputusan sesuai
percaya diri akan terbentuk rasa nyaman hal ini dengan harapan.26 Jadi dari pendapat di atas
terlihat dari tingkah laku seorang anak didik berdasarkan pada hasil-hasil penelitian
yang tampak lebih rileks dalam menghadapi menyatakan bahwa meningkatkan rasa percaya
sesuatu dan tidak mudah ragu dan bimbang. diri dapat meningkatkan akan terbentuk rasa
Veducci, frank menjelaskan bahwa rasa nyaman hal ini terlihat dari tingkah laku
percaya diri memberikan dampak yang positif seorang anak didik yang tampak lebih rileks
dalam hal sebagai berikut : (a) Emosi, kala dalam menghadapi sesuatu dan tidak mudah
seseorang memiliki rasa percaya diri yang ragu dan bimbang. Jadi pada saat melakukan
tinggi akan lebih mudah dalam suatu keadaan lay-up shoot harus didukung oleh rasa percaya
yang menekan dan ia dapat menguasai dirinya diri yang baik sehingga menimbulkan
untuk bertindak dan dapat menentukan saat keyakinan untuk dapat malakukan lay-up shoot
yang tepat dalam melakukan tindakan. (b) denganbaik. Rasa percaya diri mampu
Konsentrasi, dengan memiliki rasa percaya diri membangkitkan motivasi tinggi yang dengan
yang tinggi, seseorang akan lebih mudah dalam penyelesaian tugas gerak yang dilakukan secara
memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang sempurna.
menghawatirkan. (c) Sasaran, dengan rasa
percaya diri yang tinggi seseorang akan METODE
memiliki kecenderungan untuk mengarahkan Metode penelitian yang digunakan dalam
tindakan yang lebih terfokus sehingga dalam penelitian ini adalah metode diskriptif dengan
mencapai target lebih mudah. (d) Usaha, studi korelasional, dengan menggunakan
seseorang dengan percaya diri tinggi tidak analisis regresi ganda bertujuan untuk
mudah putus asa dan prustasi dalam mengetahui ada tidaknya hubungan power otot
menghadapi masalah dan dia akan berusaha tungkai, koordinasi mata tangan dan rasa
lebih baik. (e) Strategi, dengan percaya diri percaya diri dengan keterampilan tembakanlay-
tinggi cenderung terus akan mengembangkan up shoot. Serta menjelaskan hubungan setiap
strategi untuk mencapai target. (f) Momentum, variabel bebas dengan variabel terikat baik
dengan percaya diri yang tinggi seseorang akan secara tersendiri-sendiri maupun bersama-sama,
lebih tenang, ulet, dan tidak mudah patah adapun pola hubungan antar variabel bebas
semangat.25 dengan terikat dapat digambarkan dalam
Setiap individu memiliki target percaya konstelasi gambar 1 :
diri yang berbeda-beda ada yang terlalu percaya
diri ada yang kurang percaya diri, dalam
beberapa hal sesuatu yang kurang percaya diri
secara psikologis menurunkan efektivitas

24
Mathews K Donalk, Measurementin Phcicak
Education. (London : Sauders company 1985), h.58
25
Veducci, Frank, Measurement Concept on
Physical Education (St Louis : The C.V.Most By
26
Company, 1980), h.67 Winkel .W.S. Op.cit, h.90

5
VARIABEL BEBAS (X1)

VARIABEL TERIKAT
VARIABEL BEBAS (X2)
(Y)

VARIABEL BEBAS (X3)

Gambar 1. Pola Hubungan Variabel Penelitian

Keterangan :
X1 :Power Otot Tungkai
X2 : Koordinasi Mata Tangan
X3 : Rasa Percaya Diri
Y : Keterampilan Tembakan lay-up shootBola Basket

HASIL DAN PEMBAHASAN windows dapat dilihat bahwa nilai koefisien


Dari hasil Pengujian Hipotesis Power korelasi (R) = 0,909 yang berarti hubungan
Tungkai (X1), Koordinasi Mata-tangan (X2), variabel power tungkai (X1), koordinasi mata
dan Rasa Percaya Diri (X3) Dengan Hasil tangan (X2), dan rasa percaya diri (X3) dengan
Keterampilan Lay-up Shoot bola basket (Y), variabel hasil keterampilan Lay-up Shoot bola
maka didapat: basket (Y) positif hubungannya hampir
Dengan melakukan analisis regresi linier sempurna. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
sederhana dengan bantuan SPSS 17.0 for table 1 sebagai berikut:

Tabel 1
Nilai Koefesien Korelasi (R) dan Koefisien Determinasi (R Square) dari
Variabel Power Tungkai (X1), Koordinasi Mata-tangan (X2), dan Rasa Percaya Diri (X3)
Dengan Variabel Hasil Keterampilan Lay-up Shoot bola basket (Y)
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
a
1 .904 .818 .784 4.62567

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1


b. Dependent Variable: Y
Koefisien determinasi atau R Square sebesar Tungkai (X1), Koordinasi Mata-tangan (X2),
0,818 adalah pengkuadratan dari koefisien dan rasa percaya diri (X3) sedangkan sisanya
korelasi. Hal ini menunjukkan 81,8% variabel 18.2% ditentukan faktor-faktor lain.
hasil keterampilan Lay-up Shoot bola basket Uji t dilakukan untuk menguji
(Y) ditentukan oleh faktor variabel Power signifikansi regresi variabel power tungkai (X1),

6
koordinasi mata-tangan (X2), dan rasa percaya terhadap variabel hasil keterampilan Lay-up
diri (X3) terhadap variable hasil keterampilan Shoot bola basket (Y)
Lay-up Shoot bola basket (Y). Keputusan yang Dasar dari pengambilan
diambil adalah sebagai berikut : keputusan adalah membandingkan thitung
1) H0 = 0 ; atau koefisien regresi variabel dengan ttabel :
power tungkai (X1), koordinasi mata-tangan 1) jika thitung < ttabel maka H1 ditolak, H0
(X2), dan rasa percaya diri (X3) tidak diterima
signifikan terhadap variabel hasil 2) jika thitung > ttabel maka H1 diterima, H0
keterampilan Lay-up Shoot bola basket (Y) ditolak
2) H1 = 0 ; atau koefisien regresi variabel Dengan program SPSS 17.0 for
power tungkai (X1), koordinasi mata-tangan windows diperoleh nilai thitung dan
(X2), dan rasa percaya diri (X3) signifikan signifikansinya seperti yang terdapat pada
Tabel 4.23. berikut ini:

Tabel 2
Thitung dan Signifikansi Variabel Power Tungkai (X1), Koordinasi Mata-tangan (X2),
dan Rasa Percaya Diri (X3) Dengan Variabel Hasil Keterampilan Lay-up Shoot bola
basket (Y) Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3.876 6.536 -.593 .561
X1 .578 .134 .581 4.320 .001
X2 .305 .118 .320 2.582 .020
X3 .191 .141 .189 1.350 .196
a. Dependent Variable: Y

Berdasarkan perhitungan SPSS 17.0 for Ŷ = -3,876 + 0,578)X1 + 0,305)X2 + (0,191)X3


windows, thitung variabel power tungkai yang
diperoleh adalah sebesar 4,320 dengan df 18 Konstanta sebesar -3,876 menyatakan
pada ½  (0,05) dipeoleh ttabel sebesar 2,101, bahwa jika tidak ada nilai power tungkai (X1),
sehingga jelas H0 ditolak dan H1 diterima. koordinasi mata-tangan (X2), dan rasa percaya
Sedangkan thitung variabel koordinasi diri (X3) maka hasi keterampilan Lay-up Shoot
mata-tangan yang diperoleh adalah sebesar bola basket (Y) nilainya -3,876 sedangkan
2,582 dengan df 18 pada ½  (0,05) diperoleh koefisien regresi sebesar 0,578X1 menyatakan
ttabel sebesar 2,101, sehingga jelas H1 diterima bahwa setiap penambahan 1 (satu) nilai pada
dan H0 ditolak. variabel power tungkai (X1) akan meningkatkan
Selanjutnya t hitung variabel rasa percaya variabel hasil keterampilan Lay-up Shoot bola
diri yang diperoleh adalah sebesar 1,350 dengan basket (Y) sebesar 0,578 kali pada konstanta -
df 18 pada ½  (0,05) dipeoleh ttabel sebesar 3,876. Koefisien regresi sebesar 0,305 X2
2,101, sehingga jelas H0 diterima dan H1 ditolak menyatakan bahwa setiap penambahan 1 (satu)
Berdasarkan analisis di atas dengan nilai pada variabel koordinasi mata-tangan (X2)
bantuan komputer menggunakan perhitungan akan meningkatkan variabel hasil keterampilan
SPSS 17.0 for windows diperoleh persamaan Lay-up Shoot bola basket sebesar 0,305 kali
regresi berganda sebagai berikut: pada konstanta -3,876. Koefisien regresi
sebesar 0,191X3 menyatakan bahwa setiap
Ŷ = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 penambahan 1 (satu) nilai pada variabel rasa
percaya diri (X3) akan meningkatkan variabel

7
hasil keterampilan Lay-up Shoot bola basket mta-tangan (X1), dan rasa percaya diri (X3)
sebesar 0,191 kali pada konstanta -3,876. terhadap hasil keterampilan Lay-up Shoot bola
basket (Y). Hasil uji F seperti yang terdapat
Uji F bertujuan untuk menguji signifikansi pada Tabel 4.24 sebagai berikut:
model regresi power tungkai (X2) koordinasi

Tabel 3
Fhitung variabel Power tungkai (X1),
Koordinasi mata-tangan (X2), dan Rasa Percaya Diri (X3) Dengan
Variabel Hasil Keterampilan Lay-up Shoot bola basket (Y)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1536.851 3 512.284 23.942 .000a
Residual 342.349 16 21.397
Total 1879.200 19
a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1
b. Dependent Variable: Y

Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis ini 1) Jika Fhitung < Ftabel maka H1 ditolak, H0
adalah; diterima
2) Jika Fhitung > Ftabel maka H1 diterima, H0
1) H0 = 0; atau model regresi tidak signifikan ditolak
2) H1 ≠ 0; atau model regresi signifikan
Dasar pengambilan keputusan adalah :
Dengan bantuan pengolahan komputer bersama-sama terhadap hasil keterampilan Lay-
berdasarkan perhitungan SPSS 17.0 tersebut up Shoot (Y) yang diperoleh dari koefisien
diperoleh Fhitung sebesar 23,942 > Ftabel 4,381, korelasi R sebesar 81,8%.
sehingga jelas H0 ditolak dan H1 diterima. Hal
ini menunjukkan bahwa model regresi variabel DAFTAR RUJUKAN
power tungkai, koordinasi mata-tangan, dan Abdullah, Arma & Manadji, Agus. Dasar-
rasa percaya diri sangat signifikan terhadap dasar pendidikan Jasmani. Proyek
variabel hasil keterampilan Lay-up Shoot bola Pembinaan dan Peningkatan Tenaga
basket. Kependidikan Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan
SIMPULAN dan Kebudayaan. (1994).
Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka Allen, Shea. Know Yourself and the
berpikir yang diajukan, maka dapat ditarik Communication Climate. [online]. Tersedia:
simpulan berikut : (1) Terdapat hubungan www.allenshea.com/knowyourself.html.
positif antara Power Tungkai (X1) dengan hasil (2003).
keterampilan Lay-up Shoot (Y) sebesar 68%. Auweele, Y. Vanden., Bakker, Frank., Biddle,
(2) Terdapat hubungan positif antara koordinasi S., Durand, M., & Seiler, R. Psychology for
mata tangan (X2), dengan hasil keterampilan Physical Educators. Champaign, IL: Human
Lay-up Shoot (Y) sebesar 42,2%. (3) Terdapat Kinetics. (1999).
hubungan positif antara rasa percaya diri (X3) Barrow, Harold M & Mc Gee, Rosemary, A
dengan hasil keterampilan Lay-up Shoot (Y) practical Approach to Measerment In
sebesar 47,5%. (4) Terdapat hubungan positif Physical Education. Lea & Febiger. 1979.
antara power tungkai (X1) koordinasi mata – Brown, Mike. Adventure Education and
tangan (X2) dan rasa percaya diri (X3) secara Physical Education. In: The Handbook of

8
physical Education. Edit by: Kirk, D., http://3.bp.blogspot.com/_e6KHJps0mEU/TPPf
Macdonal, D., O’Sullivan, M. London. YNGihI/A2MCdVqJPlQ/s320/Achilles.jpg
SAGE Publications Ltd. (2006). Hal Wissel, Bola Basket. Jakarta : PT. Raja
Bruee, Tina, Early Childhood Education, Grafindo Persada. 1996
London: Hadder Stroghton. (1992). Imam Hidayat. Biomekanika. FPOK IKIP
Buchar, Charles A. Foudations of Physical Bandung. 1998
Education. New York: The C.V. Mosby Ismaryati. Tes dan Pengukuran. Surakarta :
Company. (1979). Sebelas Maret University Press. 2006.
Corbin, et. Al., Concept in physical education: Malim, Tony.. Social psychology. Second
With laboratories and experiments (3rd Ed.). Edition. London: MACMILLAN PRESS
Iowa: Wm. C. Brown Company Publishers. LTD. (1997).
(1979). Mathews K Donalk, Measurement in Phcicak
Damon, William, & Hart, Daniel. Self- Education. London, Philedephia : Sauders
Understanding in Childhood and company, 1985
Adolescence. New York: Cambridge Metzler, Michael W., Intructional Models For
University Press. (1988). Physical Education. Boston. Allyn & Bacon.
Danny Kosasih. Fundamental Basketball. (2000).
Semarang : Karangturi Media. 2008 McMillan, J. H. & Schumacher, S. Research In
Dangsina Moeloek dan Arjatmo Tjokronegoro. Education: A Conceptual Introduction. New
Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: Fakultas York & London. Longman. (2001).
Kedokteran Universitas Indonesia 1984. Mulyono B. Tes dan Pengukuran Dalam
Dayakisni, T & Hudaniah. Psikologi sosial. Pendidikan Jasmani. Olaharagan Jakarta :
Malang: Universitas Muhammadiyah UNS Press 2001
Malang. (2003). M. Sajoto. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam
Dewey, John.. Experience and Education. New Olahraga. Semarang : Dahara Prize 1995
York: Simon and Schuster. (1938). Nuril Ahmad. Permainan Bola Basket.
Fraenkel, Jack R. & Wallen, Norman E., How Surakarta : Era Intermedia. 2007
to design and evaluate research. McGraw- Pangrazi & Dauer. Dynamic physical education
Hill, Inc. (1993). for elementary school, 2nd Ed., Brown &
Guntur Bernhard. Atletik. Semarang : Effhor & Benchmark Publishers Dubugue Iowa, 1992
Dahara Prize Offset. 1986 Perbasi. Peraturan Permainan Bola Basket.
Harsono, Coaching Dan Aspek-aspek Jakarta. Diterbitkan oleh Direktorat
Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: C.V. Keolahragaan, Direktorat Jendral Pendidikan
Tambak Kusuma. 1988. Luar Sekolah, Pemuda Dan Olahraga. 2008.
Hergenhahn, B.R. & Olson, Matthew H.: Rusli Lutan. Pembaharuan Proses Agogik dan
Theories of Learning. Pearson Education. Optimalisasi fungsi Sosial Olahraga dan
All Right Reserved. (2008). pendidikan Jasmani: Refleksi dalam Masa
http://lib.uin- Krisis. Pidato Pengukuhan Guru Besar.
malang.ac.id/?mod=th_detail&id=0441006 Bandung. FPOK UPI. (1998).
6 Sarwono, S. W. Psikologi sosial individu dan
http://www.google.com/imgres?imgurl3A%2F teori-teori psikologi sosial. Jakarta: Balai
%2Fibleedbasketball_jumpshot.jpg Pustaka. (2002).
http://www.google.com/imgres?imgurl.images Schmidt, Ricard A. Motor Learning and
%2F40726000%2Fgif%2F_40726682_jump Performance. Champaign : Human Kinetics
shot_new_4.gif&imgrefurl Publishers Inc. 1988
http://4.bp.blogspot.com/VnPt6vVkFeM/T7JO4 Suharsimi Arikunto. Menejemen Penelitian.
djiCdI/AAAAAAAAANs/9XNcoLxOr9w/s Jakarta : Rineka Cipta. 2007
600/Mekanisme+Kontraksi+Otot.jpg Sudarminto. Biomekanika Olahraga I.
http://dhaenkpedro.files.wordpress.com/2008/0 Surakarta UNS Press. 1992
9/postmus.jpg

9
Suharno H P. Metodologi Pelatihan, Departement of Physical Education York
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press. 1993 University Canada. 1990.
Veducci, Frank. Measurement concept on Wuest & Bucher Foundation of Physical
physical Education St Louis ; The C.V. Most Education And Sport. St.Louis: The C.V
By Company, 1980. Mosby Company. (1995).
Taylor, R. L., Richards, S. B., & Brady, M. P., Widiastuti, Tes dan Pengukuran Olahraga. PT
Mental retardation: historical perspectives, Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2015.
current practices, and future directions. Winkel. W. S. Psikologi Pengajaran. Bandung
Boston. Allyn and Bacon. (2005). : PT. Gramedia, 1989
Thomas, Jerry R. & Nelson, Jack K. Research __________, Kamus Besar bahasa Indonesia.
Methods In Physical Activity. Champaign, Jakarta. Balai Pustaka. Departemen
IL. Human Kinetick. (1996). Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Tudor O Bompa, Theory and Methodology of (2015).
Training The Key Athletic Performance.

10

You might also like