Professional Documents
Culture Documents
net/publication/349297022
CITATIONS READS
0 70
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Muhammad Yunus Anis on 14 February 2021.
SAWERIGADING
Abstract
This article investigates comprehensively two basic problems that are relevant to Arabic teaching and learning
using on-line media in Indonesia. The first problem will investigate the relation between the theory of “thematic
progression patterns” (especially linier pattern) and the Arabic creative writing process at two Islamic High
Schools in Central Java. They are: MAN 2 Surakarta and SMA 4 Muhammadiyah Andong, Boyolali. The
outcome of the first problem is to gain the synergy between Arabic learning in Indonesia and the development
of general linguistic theories. The novelty in this article related deeply to the on-line method learning of Arabic
creative writing based on Systemic Functional and Corpus method. The second problem of this research will
investigate the process of Arabic creative writing learning using the on-line method. The research method had
been structured in three stages, such as: (1) collecting the data by observation method, both in the literature
review and in the field (research partners) using a questionnaire, (2) analyzing data using a distributional
method, and (3) reporting the results using an informal form or a narrative in ordinary words. The results
of the study had been concluded that there were four main models that became patterns for developing
themes in Arabic creative writing, they were: (1) The Constant Theme Pattern (at-tawāliy ma‘a maudhu‘āt
mustanbithah), (2) The Linier Theme Pattern (at-tawāliy al-’ufuqī al-basīth), (3) The Split Rheme Pattern (at-
tawāliy li-chadītsi muqassami) dan (4) Derived Themes (at-tawāliy ma‘a maudhū‘āti mustanbithah). The first
two patterns of developing the theme, namely the Constant model and the Linear model, are the fundamental
basis for the process of creative writing in Arabic. Therefore, tactical strategies are needed that can be used
to optimize the process of creative writing in Arabic based on Functional Systemic Linguistics and Arabic
Corpus, one of them is to take advantage of online learning to write Arabic creative writing. The online
learning process has been done in (Open Course Ware, Universitas Sebelas Maret) OCW UNS.
Keywords: Arabic creative writing, Arabic thematic progression patterns, systemic functional linguistics,
Arabic corpus.
Abstrak
Artikel ini menginvestigasi macam-macam pola pengembangan tema yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran menulis kreatif bahasa Arab berbasis “Tema Linier” di dua sekolah mitra, tempat dilaksanakan
penelitian, yaitu MAN 2 Surakarta, dan SMA 4 Muhammadiyah Andong, Boyolali. Rumusan masalah pertama
dalam penelitian ini adalah bagaimana relasi antara menulis kreatif bahasa Arab dengan teori “pengembangan
189
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
tema” yang ada dalam teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dalam kaitannya dengan penulisan kreatif
bahasa Indonesia. Kajian ini bertujuan agar sinergisitas antara kajian bahasa Arab dan bahasa Indonesia di
Indonesia dapat berkembang secara holistik seiring dengan kajian teoritis ilmu bahasa (linguistik umum)
yang terus berkembang secara pesat. Kebaruan dalam artikel ini tercermin dari rumusan masalah kedua, yaitu
terkait investigasi proses pembelajaran menulis kreatif bahasa Arab secara daring (on-line) berbasis Linguistik
Sistemik Fungsional dan Metode Korpus Arab-Tunis. Metode penelitian tersusun dalam tiga tahapan, yaitu:
(1) menjaring data secara observasi, pustaka, dan lapangan (mitra penelitian) dengan media kuesioner, (2)
analisis data dengan metode distribusional, dan (3) laporan hasil dengan menggunakan bentuk informal atau
narasi dengan kata-kata biasa. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat empat model utama yang
menjadi pola pengembangan tema dalam menulis kreatif bahasa Arab, yaitu: (1) The Constant Theme Pattern
(at-tawāliy ma‘a maudhu‘āt mustanbithah), (2) The Linier Theme Pattern (at-tawāliy al-’ufuqī al-basīth),
(3) The Split Rheme Pattern (at-tawāliy li-chadītsi muqassami) dan (4) Derived Themes (at-tawāliy ma‘a
maudhū‘āti mustanbithah). Sementara itu, dua pola pengembangan tema pertama, yaitu model konstan dan
model linier menjadi landasan fundamental dalam proses menulis kreatif bahasa Arab. Maka dari itu dibutuhkan
strategi-strategi taktis yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses menulis kreatif bahasa Arab
berbasis Linguistik Sistemik Fungsional tersebut, salah satunya adalah memanfaatkan kajian pembelajaran
daring menulis kreatif bahasa Arab berbasis data korpus Arab, sebagaimana yang telah dilakukan dalam (Open
Course Ware, Universitas Sebelas Maret) OCW UNS.
Kata kunci: menulis kreatif, pengembangan tema, Linguistik Sistemik Fungsional, korpus Arab.
PENDAHULUAN
Menulis kreatif merupakan sebuah
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
menulis “ekspresi”, baik menulis perihal
ekspresi dari pikiran, perasaan, maupun
emosi penulisnya. Oleh sebab itulah, aktivitas
“menulis” sejatinya adalah pekerjaan yang
mudah, karena menulis lahir dari ekspresi
masing-masing personal (Hirschi, 2004).
Dalam artikel ini secara komprehensif akan
dibahas beberapa masalah terkait pendidikan di
Indonesia, yaitu: (1) kurang optimalnya budaya Bagan 1: Optimalisasi Menulis Kreatif Arab
menulis kreatif, khususnya bahasa Arab, (2) Berbasis Tema Linier secara Daring
kurang optimalnya pemanfaatan teori linguistik Berlandaskan pada usaha optimalisasi
dalam kegiatan menulis kreatif, khususnya menulis kreatif bahasa Arab pada bagan 1,
teori pengembangan tema yang ada dalam teori masalah dalam artikel ini dapat dirumuskan,
Linguistik Sistemik Fungsional, dan (3) kurang yaitu: (1) elaborasi relasi antara menulis
optimalnya pengembangan pembelajaran kreatif bahasa Arab dengan menggunakan tema
daring (on-line) bahasa Arab di Indonesia, vis linier pada siswa di MAN 2 Surakarta dan
a vis pembelajaran luring. Ada tiga hal yang SMA 4 Muhammadiyah, Andong, Boyolali.
menjadi landasan kajian dalam penelitian (2) menyusun langkah-langkah strategis
ini: (1) pembelajaran daring bahasa Arab di pembelajaran daring menulis kreatif bahasa
Indonesia, (2) menulis kreatif bahasa Arab, dan Arab di Indonesia. Budaya menulis belum
(3) tema linier dalam bahasa Arab. Untuk lebih menjadi budaya intelektual yang wajib dikuasai
jelasnya dapat dilihat pada bagan 1 berikut. di kalangan remaja (baca: siswa SMU/MAN).
Salah satu penyebab rendahnya budaya menulis
190
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
remaja adalah kurangnya minat membaca, yaitu dengan cara “informasi baru” dalam
kurang menariknya fasilitas perpustakaan, dan kalimat pertama dikembangkan menjadi titik
asumsi yang menyatakan bahwa “menulis” anjak atau tema dalam kalimat kedua. Dalam
lebih menguras energi dari pada membaca bahasa Arab tema jenis ini disebut dengan at-
(Kompas Edukasi, 23/11/2011). tawālī al-‘ufuqiy al-basīth.
Matinya tradisi menulis di kalangan Penelitian ini akan mengelaborasi dua
remaja ini harus segera direspons oleh pihak- permasalahan utama, yaitu: (1) bagaimana
pihak terkait, khususnya instansi pendidikan. relasi antara menulis kreatif bahasa Arab dengan
Dibutuhkan perhatian yang cukup signifikan teori “pengembangan tema” yang ada dalam
terkait dengan masalah ini. Maka dari itu, teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dan
dibutuhkan sebuah usaha bersama untuk (2) bagaimana proses pembelajaran menulis
menyosialisasikan bahwa “menulis itu mudah”, kreatif bahasa Arab secara daring (online)
“menulis itu bisa dimana saja dan kapan saja”, berlandaskan pada kajian LSF dan korpus Arab.
“menulis cerita bahasa Arab atau bahasa Kesenjangan yang ada dalam rumusan masalah
Indonesia itu menyenangkan”. Oleh sebab pertama ditemukan karena adanya fakta bahwa
itulah, instansi-instansi terkait, harus mulai selama ini peserta didik, dalam menulis sebuah
mengambil posisi penting dalam hal ini, jikalau karya kreatif, gagasan yang dibangun kurang
perlu, ada semacam regulasi khusus, anak- sambung menyambung. Salah satu solusi yang
anak remaja diwajibkan untuk menulis catatan dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
harian (diary), baik dalam bahasa Indonesia, tersebut adalah mencari relasi antara proses
maupun dalam bahasa asing. Beberapa contoh menulis kreatif dalam bahasa Arab dengan teori
hasil menulis kreatif dalam bahasa Arab, sudah pengembangan tema yang ada dalam Linguistik
tersaji dalam cerita legendaris Seribu Satu Sistemik Fungsional. Adapun kesenjangan
Malam (Alfu Lailah wa Lailah), bahwa sejatinya masalah kedua, terletak pada kurang masifnya
bahasa Arab bukan bahasa yang melupakan dan proses pembelajaran menulis kreatif, yang
menafikan tradisi menulis kreatif. Di Indonesia, selama ini ada yang menyebut dengan istilah
kita mengenal novel “Laskar Pelangi” karya “insya” atau komposisi Arab, khususnya secara
Andrea Hirata sebagai salah satu produk luring, maka perlu dilakukan “terobosan” untuk
menulis kreatif, yang sudah diterjemahkan memberikan materi menulis kreatif bahasa
ke dalam bahasa Inggris dengan judul “The Arab tersebut secara daring.
Rainbow Troops” dan sudah diterjemahkan Kajian terkait “menulis kreatif” sudah
dalam bahasa Arab dengan judul ‘Asākir Qaus banyak dilakukan oleh para akademisi.
Qazah. Terakhir, cerita dari Putu Wijaya dengan (Sharples, 1999) memulai kajian menulis kreatif
judul “Telegram” telah diterjemahkan dalam dari langkah-langkah taktis untuk menjadi
bahasa Arab dengan judul Tilighrāf. penulis yang baik (becoming a writer). (Hirschi,
Hal ini membawa bukti nyata bahwa tradisi 2004) secara konsisten menyatakan bahwa
menulis kreatif membawa nama harum bangsa kegiatan menulis kreatif merupakan sebuah
Indonesia di tengah-tengah kancah dunia. Penulis kegiatan yang “mudah”. (Smith, 2005) secara
Indonesia akan terkenal namanya seiring dengan komprehensif juga telah mengkaji strategi-
proses menulis kreatif yang terus dioptimalkan. strategi untuk mencapai kualitas yang baik dalam
Kerangka teoritis yang dapat dibangun untuk kegiatan menulis kreatif, salah satu strategi
mengoptimalkan kegiatan menulis kreatif adalah yang digunakan adalah “playing with language,
penguasaan tema linier. Tema linier merupakan running with referents”. Dengan demikian, pada
salah satu bentuk istilah dari kajian Linguistik hakikatnya kegiatan menulis kreatif itu adalah
Sistemik Fungsional. Tema linier adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan seperti bermain
cara mengembangkan sebuah ide dalam teks, (playing). Senada dengan konsep strategi
191
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
dalam menulis kreatif, (Bishop & Starkey, tidak selalu tema ideasional, tema tekstual,
2006) menyusun “keywords” dalam menulis dan tema interpersonal. Kajian ini akan dapat
kreatif. (Morley, 2007) juga membahas proses dikembangkan dalam kajian selanjutnya terkait
menulis kreatif, dimulai dari definisi menulis “transitivitas” dalam bahasa Arab berbasis
kreatif, sampai pada kajian proses menulis karya pendekatan tata bahasa fungsional dan pengaruh
fiksi, nonfiksi, dan puisi. (Hamand, 2014) telah kajian transitivitas tersebut terhadap proses
membuat menulis kreatif lebih menyenangkan menulis kreatif bahasa Arab. Dalam jurnal
dan memfokuskan kajiannya untuk para pemula, Sawerigading juga pernah dikaji terkait model
sehingga buku tersebut mendapat label dummies. pembelajaran menulis berbasis konstruktivisme
(Mills, 2006) secara khusus menulis terkait fiksi oleh (Salam, 2011). Kajian ini menyimpulkan
anak-anak (children’s fiction) sebagai salah satu bahwa potensi siswa itu sangat utama dan tidak
bagian penting dari kegiatan menulis kreatif. boleh diabaikan dalam proses menulis kreatif,
(Bowkett, 2009) secara detail dan komprehensif tetapi kajian ini tidak secara khusus membahas
membahas prosa fiksi (prose fiction) sebagai organisasi teks atau pengembangan tema dalam
salah satu bagian penting dari kegiatan menulis proses menulis sehingga memberikan celah
kreatif. Dari sudut pandang pendidikan, (Harper, kajian baru untuk ditulis oleh peneliti lain.
2015) mencoba untuk menghubungkan antara Kajian menulis kreatif dalam bahasa Arab,
kegiatan menulis kreatif dengan variabel khususnya terkait penulisan prosa dan puisi
pendidikan. Lebih terfokus pada kajian menulis pernah dikaji oleh (Anis et al., 2020), namun
kreatif dalam pertunjukan drama, (Neale, 2009) dalam kajian ini belum dielaborasi terkait isu
telah menulis terkait teknik menulis kreatif film korpus dalam bahasa Arab. Dengan demikan,
dan drama. Dari sudut pandang “psikologi”. sejauh pengamatan penulis, kajian menulis kreatif
Adapun (Kaufman & Kaufman, 2009) berusaha bahasa Arab yang secara khusus difokuskan
untuk mengubah pandangan bahwa selama ini pada kajian pengembangan tema (tema linier
menulis kreatif hanya terkait dengan kemampuan dan tema konstan) belum pernah dilakukan dan
“membaca kreatif” an sich. Kaufman mencoba dikaji oleh siapa pun. Dengan demikian, hal ini
agar pendekatan psikologi dapat mewarnai memberikan celah penelitian “research gaps”
kegiatan menulis kreatif. Pada akhirnya, (May, bagi peneliti untuk mengkaji lebih komprehensif
2007) mengelaborasi keterkaitan antara menulis urgensi dan kebaruan (novelty). Kebaruan
kreatif dengan dua variabel penting, yaitu kajian ini adalah untuk mengembangkan secara
“kebiasaan seorang penulis” (writers’ habits) sistematis dan teoritis, kajian kebahasaaraban
dan “ketrampilan seorang penulis” (writers’ di Indonesia dengan berlandaskan pada kajian
skills). Adapun terkait dengan kajian menulis linguistik sistemik fungsional dan kajian korpus
kreatif dalam bahasa Arab, (Lahlali, 2009) telah Arab yang terus berkembang pesat.
menulis sebuah buku terkait dengan How to Write
in Arabic, dalam salah satu bab, buku tersebut KERANGKA TEORI
dikaji terkait creative writing, khususnya tentang Kerangka teori dalam penelitian ini
hakikat cerpen dan unsur retorika cerpen dalam terkait dengan beberapa hal, seperti: (1)
bahasa Arab. Dalam Jurnal Sawerigading, artikel linguistik sistemik fungsional, khususnya kajian
terkait Linguistik Sistemik dengan pendekatan terkait dengan pengembangan tema, dan (2)
tata bahasa Fungsional pernah dikaji oleh pengembangan pembelajaran daring bahasa Arab
(Mulyanah, 2013) yang mengkaji slogan iklan di Indonesia. Hal dasar yang menjadi landasan
berbahasa Inggris. Hal yang perlu dicatat dari teoritis adalah kajian terkait linguistik sistemik
kajian ini adalah bahwa dalam modus imperatif, fungsional (Systemic Functional Linguistics
subjek/ tema tidak ada. Bentuk partisipan dalam – SFL). Dalam bahasa Arab, istilah Systemic
modus imperatif menunjukkan bahwa tema Linguistics sering disepadankan dengan ‘ilmul-
192
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
lughah an-nidzāmiy (Richards & Schmidt, bahwa bahasa digunakan untuk mengungkapkan
2007, p. 677). Kajian bahasa Arab dan bahasa realitas fisik-biologis serta berkenaan dengan
Indonesia, sudah saatnya dielaborasi berdasarkan interpretasi dan “representasi pengalaman”.
paradigma Linguistik Sistemik Fungsional. Hal Fungsi yang kedua, yaitu: fungsi interpersonal
ini bertujuan agar wawasan dan kajian bahasa (realitas sosial), bahwa bahasa digunakan untuk
Arab dan bahasa Indonesia terus berkembang. mengungkapkan “realitas sosial” dan berkenaan
Landasan utama dalam linguistik sistemik adalah dengan interaksi antara penutur/penulis dan
bahwa bahasa digunakan untuk “menyatakan pendengar/pembaca. Adapun fungsi tekstual
makna” dan bahwa bahasa bersifat “fungsional”, (realitas simbol) menyatakan bahwa bahasa
yaitu bahasa tidak pernah lepas dari konteks, digunakan untuk mengungkapkan “realitas
karena bahasa sesungguhnya mencerminkan semiotis” atau realitas simbol dan berkenaan
sikap, opini, nilai, dan ideologi (Wiratno, 2018, dengan cara penciptaan teks dalam konteks.
p. 40). Pada hakikatnya, kegiatan berbahasa itu (Bloor & Bloor, 2004: 10) menjelaskan
dekat dengan “fungsi” dan situasi penggunaanya bahwa ketika bahasa digunakan untuk
(situational use), sebagaimana kata ‘Good mengorganisasikan, memahami, dan meng-
afternoon’ (selamat sore) sebagai bentuk dari ekspresikan persepsi kita tentang dunia atau
sapaan (greeting). Misalnya, terdapat seorang terkait dengan “kesadaran” kita, maka fungsi
siswa yang telat masuk kelas pada pagi hari, ini terkait dengan “ideational metafunction”,
kemudian sang guru berkata “selamat siang”. yang secara struktur dibagi menjadi dua bagian,
Apakah ini merupakan sebuah sapaan? Pasti yaitu (1) experiental dan (2) logical. Pertama
bukan, hal ini merupakan sebuah teguran. Dalam terkait dengan konten dan ide. Adapun yang
hal ini fungsi komunikatif sangat berhubungan kedua terkait dan terfokus dengan hubungan
dengan penggunaan situasional, maka dari itulah antaride tersebut. Ketika bahasa digunakan
kelak akan memunculkan konsep ‘speech act untuk memungkinkan kita untuk berpartisipasi
theory’ (teori tindak tutur). SFL, pada akhirnya, dalam kegiatan komunikasi dengan orang
fokus terhadap fungsi bahasa, dan relasi antara lain, mengambil bagian dalam komunikasi
bentuk kebahasaan dan makna bahasa yang atau untuk mengekspresikan dan memahami
saling berhubungan. perasaan, tingkah laku, dan untuk memutuskan
Berlandaskan pada komponen fungsional sesuatu, maka metafungsi ini disebut dengan
dalam berbahasa inilah, SFL memberikan interpersonal metafunction. Adapun ketika
konsep metafungsi yang tersusun dari tiga unsur bahasa digunakan untuk menghubungkan antara
yaitu: (1) ideasional, (2) interpersonal, dan (3) apa yang sedang dikatakan (what is said) atau
tekstual (Santosa, 2003: 22). Agar lebih mudah apa yang sedang ditulis (what is written) pada
dimengerti, “metafungsi” dapat didefinisikan teks itu sendiri dan pada fitur-fitur linguistik
sebagai sebuah tujuan atau landasan dari (kebahasaan), atau dengan kata lain penggunaan
penggunaan bahasa (the purposes which underlie bahasa untuk mengorganisasi teks, maka fungsi
all language use) (Richards & Schmidt, 2007: ini disebut dengan ‘textual metafunction”.
10). Metafungsional dalam SFL merupakan (Naḥlah, 2001: 53) menyepadankan istilah
sebuah “tujuan” yang melatarbelakangi bahasa ideational function dalam bahasa Arab
digunakan. Wiratno, 2018: 41) menyimpulkan dengan al-wadzīfiyyah al-fikriyyah, istilah
dari berbagai referensi SFL bahwa bahasa interpersonal function disepadankan dengan
memiliki tiga fungsi utama, yaitu (1) fungsi al-wadzīfiyyah at-tabāduliyyah, dan istilah
ideasional, (2) fungsi interpersonal, dan (3) textual function disepadankan dalam bahasa
fungsi tekstual. Ketiga fungsi inilah yang Arab menjadi al-wadzīfiyyah an-nashiyyah.
disebut dengan “metafungsional”. Fungsi Artikel ini akan lebih fokus membahas fungsi,
ideasional (realitas fisik/biologis) menyatakan yaitu fungsi tekstual (textual function) dalam
193
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
bahasa Arab dan bagaimana kaitannya dengan mengajar sebuah pelajaran”. Dalam contoh
aktivitas “menulis kreatif” bahasa Arab di tersebut, tema merupakan subjek, yang
Indonesia. Hal ini sesuai yang telah dikaji merupakan aktor (pelaku). Hal yang menjadi
sebelumnya oleh (Anis, 2015), bahwa kajian keunikan dari bahasa Arab bahwa kata kerja
fungsi tekstual, khususnya pengembangan tema bisa berada di depan yang diikuti oleh subjeknya
menjadi landasan fundamental dalam menulis (V + S + O), adapun dalam bahasa Indonesia,
kreatif bahasa Arab. Bahasa Arab harus mulai polanya adalah (S + V + O). Dalam contoh (1.2)
mendapatkan sentuhan dari pendekatan kata kerja dharaba “memukul” menjadi tema
Linguistik Sistemik Fungsional. atau informasi yang penting untuk disampaikan
Dalam kajian fungsi tekstual atau dan menjadi titik anjak sebuah informasi.
metafungsi tekstual, “klausa” dipandang Dalam hal ini, tema dalam bahasa Arab dapat
sebagai sumber makna yang digunakan untuk berbentuk kata kerja (proses). Sementara itu,
mengorganisasikan informasi atau pesan dalam bahasa Indonesia, bentuk ini (V + S +
(Wiratno, 2018: 540). Hakikat dari komunikasi O) mengalami modifikasi menjadi (S+V+O).
adalah penyampaian informasi. Dalam klausa Struktur dalam bahasa Arab (memukul +
terdapat distribusi informasi. Informasi yang Ali + anjing) menjadi stuktur dalam bahasa
dianggap penting diletakkan di awal satuan Indonesia menjadi (Ali + memukul + anjing).
kebahasaan, sedangkan bagian yang disusulkan Perlu dicatat, tema tidak sama dengan subjek,
adalah bagian yang melengkapi informasi yang tetapi merupakan informasi yang dipentingkan
telah disampaikan sebelumnya. Bagian yang yang diletakkan sebelum subjek. Hal ini
lebih penting disebut “tema”, dan bagian yang dapat dilihat pada contoh (1.3), fil-fashli “di
disusulkan disebut “rema”. Dalam Tabel 1, dalam kelas” menjadi sebuah informasi yang
tema dan rema ditampilkan dalam dua bahasa, penting untuk disampaikan. Dari contoh (1.3),
yaitu: Bahasa sumber (Bsu) adalah bahasa kita dapat menyimpulkan bahwa tema dapat
Arab dan Bahasa sasaran (Bsi) adalah bahasa berbentuk keterangan, baik keterangan tempat,
Indonesia, dengan segala bentuk modifikasinya maupun keterangan waktu (sirkumstan). Kajian
dari bahasa Arab. terkait tema dan rema perlu dikembangkan lagi
dalam kajian bahasa Arab. (Parera, 2009: 190)
Tabel 1 Tema dan Rema Bahasa Arab
berpendapat bahwa analisis tema dan rema
Tema Rema ini akan memberikan penjelasan yang lebih
(1.1) al-ustādzu yu’alimmu ad-darsa (Bsu) terang tentang hubungan antara berbahasa dan
(1.1) pak guru mengajar pelajaran (Bsa) berpikir, khususnya dalam bahasa kajian bahasa
(1.2) dharaba Aliyyun Al-kalba (Bsu) Arab dan bahasa Indonesia.
(1.2) memukul Ali – Anjing (Bsa) (Parera, 2009: 189) menjelaskan bahwa
(Ali memukul Anjing) tema pada umumnya terletak di depan kalimat
(1.3) fil-fashli Mudarrisun (Bsu) atau merupakan “titik anjak” untuk diteruskan
(1.3) di dalam guru (Bsa) dalam kalimat tersebut. Tema secara linguistik
kelas (di dalam kelas ada seorang selalu dikaitkan dengan rema dalam analisis
guru) linguistik. Adapun rema merupakan elemen
kalimat yang memberikan informasi baru.
Sumber: Qirā’ah Ar-Rāsyidah (2003) (Parera, 2009: 189) menandakan bahwa unsur
Dari tabel 1, dapat dilihat pada klausa rema mendukung kepentingan makna yang
(1.1) bahwa kata /al-ustādzu/ ‘seorang guru’ utama dalam ujaran, pada umumnya membawa
merupakan tema yang berbentuk nomina informasi baru, pada akhirnya menjadi fokus
(kata benda) dengan fungsi sebagai partisipan. pembicaraan pada akhir ujaran. Mengenai
Al-ustādzu yu’alimmu ad-darsa “pak guru posisi urutan rema dalam kalimat, Parera
194
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
menyimpulkan bahwa pada umumnya rema 1990: 502), model jenis ini disebut dengan
terdapat pada akhir kalimat. (Kridalaksana, “koneksi tematik” (thematic connection)
2009, 238–239) menambahkan bahwa tema dalam bahasa Arab disebut dengan (rabthun
adalah (1) bagian terdepan dari kalimat, maudhūʻiyyun), bahwa di setiap klausa ada
misalnya: berjalan lambat dalam kalimat: pengikatnya (rabthun) yang mengikat antara
Berjalan lambat lebih melelahkan; (2) merupa- klausa yang satu dengan yang lain. Bagian
kan istilah dari aliran Praha, yang berarti pengikat tersebut adalah tema. Sebagai contoh
bagian ujaran yang menyatakan makna yang dalam kalimat berikut: “Mr. Smith is a reporter,
paling kurang dibandingkan dengan apa yang he is leaving”, Tuan Smith adalah seorang
telah dikomunikasikan (bagian ini mempunyai reporter. Dia sedang pergi. Relasi yang ada
dinamisme komunikatif yang paling rendah), dalam kedua kalimat di atas adalah Tuan
berlawanan dengan rema; (3) pokok pembica- Smith (Mr. Smith) dan dia (he). Kedua kata
raan yang dikembangkan selanjutnya dalam tersebut menjadi pengikat agar kedua kalimat
paragraf. tersusun secara padu. Bentuk demikian disebut
Dalam membahas penulisan kreatif dari dengan koneksi tematik. Koneksi tematik
sisi struktur informasinya digunakan teori cukup penting dipahami agar kepaduan teks
dari Mazhab Praha tentang konstruksi tema dapat terjalin. (Saragih, 2007: 64) menyebut
rema dalam sebuah kalimat. Rema dalam pola ini dengan “pengembangan dari Tema ke
kalimat (rheme of a sentence) adalah fokus Tema”. Pola pengembangan dari Tema ke Tema
atau inti (the core) ujaran yang berasal dari menunjukkan bahwa dari Tema klausa pertama
sudut pandang fungsi kalimat (Vachek, 2003: diturunkan sejumlah Tema yang berdasar atau
141). (Kridalaksana, 2009: 209) menjelaskan berkait dengan Tema klausa pertama. Sebagai
bahwa rema adalah bagian dari ujaran yang contoh lain dapat dilihat pada model berikut.
mempunyai dinamisme komunikatif yang T1 – R2 = Einstein lahir pada tahun 1879.
tertinggi, yang mengandung informasi
baru yang memajukan proses komunikatif.
Istilah dinamisme komunikatif disepadankan T1 – R2 = Ia memperoleh hadiah Nobel pada
oleh (Baalbaki, 1990: 102) dengan istilah/ tahun 1921.
dīnāmiyyati-tawāshuli/.
Selanjutnya konstruksi (tema+rema)
ini akan dikembangkan dalam beberapa pola T1 – R2 = Ia bermigrasi pada tahun 1933 ke
tertentu. Di sinilah fokus dari menulis kreatif itu Amerika Serikat.
mulai menemukan “ruh” nya. Menulis kreatif (Parera, 2009: 191)
berlandaskan (Systemic Functional Linguistics)
SFL sejatinya dapat ditelisik dari dua hal, yaitu: (2) The linier theme pattern (at-tawāliy
(1) menentukan distribusi informasi dalam al-’ufuqī al-basīth). Pengembangan tipe kedua
kalimat atau klausa, dan (2) mengembangkan ini bercirikan bahwa rema dalam kalimat yang
satuan informasi dalam sebuah tulisan kreatif. pertama menjadi tema dalam kalimat yang
Terkait dengan pengembangan tema, dalam SFL kedua. Pengembangan informasi dalam klausa
dapat ditemukan beberapa pola tertentu, yaitu: model ini merupakan perkembangan “linear”
(1) The constant theme pattern (at-tawāliy ma‘a sederhana. Pengembangan model pertama dan
maudhu‘āt mustanbithah). Pengembangan kedua inilah yang selayaknya dikenalkan pada
tipe pertama adalah pengembangan yang siswa SMA dan MAN agar para siswa tersebut
berkelanjutan dari tema yang sama (pengemba- dapat lebih terbantu dalam mengembangkan
ngan tema secara konstan- tetap tidak berubah- informasi dalam menulis kreatif. Menulis
KBBI). Mengacu kepada pendapat (Baalbaki, kreatif akan menjadi lebih menyenangkan jika
195
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
196
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
analisis kebahasaan akan dimulai dari kajian tema). Mitra dari penelitian ini adalah MAN 2
(1) fokus penentuan tema (thematization) Surakarta dan SMA 4 Muhammadiyah Andong,
dalam bahasa Arab disepadankan dengan istilah Boyolali, Jawa Tengah. Data yang menjadi
/taqdīm maudhūʻī/ atau mendahulukan unsur objek material dalam penelitian ini diambil
satuan kebahasaan, baik itu kata maupun frasa dari buku teks berbahasa Arab Al-Qirā’ah
untuk menjadi fokus ujaran, (2) koneksi unsur Ar-Rāsyidah (Al-Ḥasaniy, 2003). Dalam teks
Rema (rhematic connection), dan (3) koneksi tersebut, akan dielaborasi pola penyebaran
unsur Tema (thematic connection). Beberapa informasi seperti bentuknya. Langkah pertama
ahli bahasa Arab, menyepadankan istilah Tema yang dilakukan adalah membagi kalimat dalam
dengan istilah /al-maudhūʻ/. Adapun istilah teks menjadi dua kelompok, yaitu: (1) jumlah
Rema disepadankan dengan istilah /at-taʻqīb/. ismiyyah dengan pola (S+V+O) dan (2) jumlah
Sebagai contoh dalam klausa berikut (bentuk fi’liyyah dengan pola (V + S + O). Setelah
tebal sebagai Tema): “guilty was the verdict” tema dan rema dalam sebuah satuan bahasa
(bersalah adalah putusannya) berbeda dengan telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
klausa “the verdict was guilty” (putusannya mengelaborasi pengembangan tema dalam
adalah bersalah) (Baalbaki, 1990: 502). sebuah teks bahasa Arab. Metode analisis yang
Dalam bahasa Arab, istilah thematization digunakan dalam rumusan masalah pertama ini
disepadankan dengan istilah taqdīm maudhū’i. adalah metode distribusional, yaitu dengan cara
Konsep tematisasi ini sangat penting untuk membagi satuan kebahasaan menjadi satuan
diketahui, sebagai sebuah langkah dalam yang lebih kecil untuk melakukan analisis data.
mendahulukan beberapa satuan bahasa di awal Sementara itu, untuk rumusan masalah kedua,
ujaran, titik anjak dari sebuah ujaran akan dapat terkait dengan strategi-strategi yang dapat
diketahui dengan baik. Sebagai contoh, kalimat dilakukan dalam pengembangan pembelajaran
“the guilty was the verdict” berbeda dengan daring dimulai dari langkah teknis penggunaan
“the verdict was guilty”. Kalimat pertama fokus OCW UNS, (open course ware UNS). Penulis
(mengalami tematisasi) pada kata the guilty. meyakini bahwa kegiatan menulis kreatif akan
Adapun kalimat kedua fokus pada kata “the lebih efektif apabila tutorial dilakukan secara
verdict”. Dari konsep tematisasi inilah pada online (daring) bukan secara offline (luring)
akhirnya melahirkan konsep konstruksi Tema karena ide dan gagasan dalam proses menulis
(al-maudhūʻ) dan Rema (at-taʻqīb). itu dapat muncul kapan dan dimana saja.
Selanjutnya, sebagai penutup dari pembahasan
METODE daring dalam menulis kreatif akan ditopang
Metode dalam penelitian ini terkait dengan pemanfaatan data korpus dalam bahasa
dengan tiga tahapan penting, yaitu: (1) Arab. Dalam hal ini, peran dari mitra penelitian
mengumpulkan data, (2) analisis data, dan (3) adalah menjadi objek dari proses pembelajaran
laporan hasil penelitian. Metode pengumpulan daring. Langkah pertama yang dilakukan
data dilakukan dengan menggunakan metode adalah dengan mengunjungi mitra penelitian
observasi atau metode simak dan catat dari teks- (sekolah), untuk memberikan sosialisasi urgensi
teks yang mengandung pola pengembangan penggunaan OCW sebagai salah satu media
tema dalam bahasa Arab. Kemudian teks-teks dalam pembelajaran daring. Untuk mengukur
tersebut diberikan kepada mitra penelitian untuk hasil dari sosialisasi ini diberikan lembar
dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Hal kuoesioner kepada para peserta didik. Selain
utama yang akan dicapai adalah peserta didik itu, sosialisasi juga diberikan kepada para guru
yang ada dalam mitra penelitian dapat memahami untuk lebih memahami peran linguistik korpus
proses menulis kreatif berbasis teori linguistik dalam pembelajaran bahasa Arab di Indonesia.
sistemik fungsional (baca: pola pengembangan
197
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
198
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
199
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
Sebelas Maret (dengan judul Optimalisasi tema model split atau rincian terbagi). Pola
Sistem Pembelajaran Daring Menulis Kreatif pengembangan jenis ini lebih kompleks dari
Bahasa Arab Berbasis Pengembangan Tema pola yang pertama dan kedua, karena dalam jenis
Linier pada Siswa SMU di Wilayah Surakarta ini, penulis kreatif harus bisa mengembangkan
dan Boyolali), pola jenis ini dioptimalkan gagasan dalam rema secara terperinci dalam
penggunaannya sebagai landasan menyusun bentuk rincian yang saling terpisah satu sama
tulisan kreatif, baik dalam bahasa Arab maupun lain. tema + rema (yang tersusun dari tema
bahasa Indonesia. Tim pengabdian masyarakat turunan 1 dan tema turunan 2).
FIB bermitra dengan dua mitra nonprofit, yaitu Pengembangan pola jenis split ini dapat
MAN 2 Surakarta, dan SMA 4 Muhammadiyah ditemukan dalam buku QR yang menjadi salah
Andong, Boyolali. Contoh penerapan model satu dasar, bagaimana sebuah proses menulis
pengembangan tema jenis ini dapat dilihat pada kreatif dilaksanakan. Dari pola ini, kita dapat
teks sederhana berikut. menyimpulkan bahwa proses menulis kreatif
Saya memiliki sebuah buku. dapat dilakukan dengan memperinci unsur-
Indiy kitābun: lī kitābun unsur yang ada dalam teks. Peserta didik diajak
untuk mengembangkan sebuah tema dengan
cara memperinci bagian-bagian yang akan
Buku ku berada di atas meja. dijelaskan. Misalnya, menulis perihal sifat
Kitābiy ‘alal-maktabi temannya. Sebagai contoh dapat dilihat dalam
teks berikut.
Lī tsalātsatu ashdiqā’: Ḥasan, Qāsim, wa
Meja itu berada di dalam kelas. Umar. Kāna Hasan māhiran wa kāna Qāsim
Wa kāna dzālikal-maktabu fil-fashli syujjāʻan wa kāna Umar ghaniyyan.
Dalam buku QR, juga ditemukan jenis “Saya memiliki tiga teman, yaitu Hasan
pola ini, seperti pada kalimat berikut. (tema 1), Qasim (tema 2), dan Umar (tema 3).
Hasan merupakan anak yang pintar. Sementar itu,
Ushadiquka liannaka muslimun Qasim adalah temanku yang pemberani. Adapun
Aku mempercayaimu karena kamu muslim Umar adalah temanku yang cukup kaya”.
Dalam buku QR juga ditemukan model
Wal-muslimu lā yakdzibu wa lā yaghusy pengembangan tema jenis ini, yaitu ketika
Seorang muslim tidak berbohong dan tidak seorang guru diceritakan sedang bertanya pada
mencuri masing-masing muridnya perihal cita-citanya
di masa yang akan datang. Setiap masing-
(Al-Ḥasaniy, 2003: 22) masing murid menjawab pertanyaan guru
Untuk mengoptimalkan penggunaan tersebut, dan dinarasikan secara bertahap, hal
pola linier ini, tim penelitian dan pengabdian ini sesuai dengan apa yang ada dalam tema split
masyarakat Fakultas Ilmu Budaya, Universitas atau rincian terbagi. Berikut tema split yang ada
Sebelas Maret (FIB UNS) memberikan materi dalam buku QR.
tema linier ini secara daring melalui OCW UNS Sa’ala al-mu’allimu at-talāmidza marra-
yang akan dibahas dalam pembahasan rumusan tan fish-shaffi wāḥidan wāḥidan: mādzā tuḥibbu
masalah kedua. an takūna?
(3) The Split Rheme Pattern (at-tawāliy Wa qāla Aḥmad (T1) wa kāna ashgharat-
li-chadītsi muqassami). Pengembangan tipe talāmīdzi: anā urīdu an akūna sā’iqan fil-qithāri...
ketiga adalah pengembangan suatu rema ke Wa qāla Abdur-raḥmāni (T2): inna
dalam beberapa tema lanjutan (pengembangan sā’iqal-qithāri fī taʻabin ʻadzīmin wa ḥarrin wa
200
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
201
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
tersebut dan melihat serta mempelajari materi- dapat diakses oleh para pengunjung web secara
materi yang ada dalam OCW. Hal ini selaras mudah dan terbuka. Media open akses ini
dengan apa yang telah digagas oleh Ristekdikti dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
dalam program SPADA. SPADA Indonesia menulis kreatif bahasa Arab secara daring di
menawarkan program “Materi Terbuka”, yaitu Indonesia. Dalam tampilan tersebut terdapat
menyediakan materi mata kuliah yang disajikan menu “pencarian mata kuliah” sebagai salah
secara online dalam berbagai bentuk media agar satu pintu masuk utama untuk mengelaborasi
dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen kapan materi. Selain itu juga terdapat menu pencarian
saja dan dimana saja. Beberapa web berbahasa “program studi” dan menu “mata kuliah” yang
Arab juga sudah banyak yang memanfaatkan dapat dipilih langsung oleh para pengunjung
pembelajaran online, seperti terlihat pada untuk mencari materi yang diinginkan. Selain itu,
gambar 1 berikut, pembelajaran Arabic on-line. dalam tampilan awal ini juga dilengkapi dengan
beberapa nama fakultas yang ada di Universitas
Sebelas Maret (UNS). Sebagai contoh, kita akan
mencari materi menulis kreatif bahasa Arab,
yang pastinya ada di program studi Sastra Arab,
maka kita harus mencari Fakultas Ilmu Budaya
terlebih dahulu. Di dalam fakultas tersebut
tercantum berbagai macam prodi, mulai dari
Sastra Inggris, Sastra Daerah, sastra Indonesia,
Sastra Arab, dan sebagainya, hal ini dapat dilihat
hasil pencarian pada gambar 3 berikut.
Gambar 1. Arabic online program
https://www.arabic-online.net/
Melihat dan berkaca pada apa yang ada
dalam Arabic on-line, pembelajaran menulis
kreatif bahasa Arab dan bahasa Indonesia
di Indonesia selayaknya sudah mulai untuk
dilakukan secara on-line, seperti yang
diterapkan dalam OCW UNS berikut.
202
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
file pdf, atau video yang dapat digunakan direkam, dan kumpulan materi bahasa atau
sebagai media dalam pembelajaran menulis data bahasa untuk tujuan studi atau penelitian
kreatif bahasa Arab. Hal ini telah diujicobakan bahasa. Selain itu, kajian korpus juga dapat
di dua mitra pengabdian masyarakat hasil menemukan struktur bahasa tertentu.
penelitian yang telah dilakukan di MAN 2 Akhir-akhir ini, kajian korpus semakin
Surakarta dan SMA 4 Muhammadiyah Andong, banyak yang diterapkan dalam pertanyaan-
bahwa peserta didik dapat mengunduh materi pertanyaan penelitian, yang digunakan untuk
terkait “Tema Linier” dengan mudah dan cepat menjawab refleksi diskursif (pemahaman yang
yang terdapat dalam OCW UNS. mendalam dan logis) terkait isu-isu sosial,
dari pada hanya analisis yang difokuskan pada
sturktur linguistik. Oleh sebab itulah, kajian
fitur-fitur linguistik yang ada dalam SFL dapat
dilandaskan pada data korpus. Desainnya
sebagai berikut.
1) SFL becomes the base foundation in
corpus data analysis, SFL dapat menjadi
landasan utama dalam analisis data
Gambar 4. Mata Kuliah Teori Penerjemahan kebahasaan, baik bahasa Arab maupun
dalam OCW UNS bahasa Indonesia.
2) Theme in the text can be elaborated
Strategi kedua yang dapat dilakukan untuk from the corpus analysis. Analisis fokus
mengoptimalkan pembelajaran menulis kreatif (tematisasi) untuk menentukan TEMA
bahasa Arab secara daring adalah berbasis (titik anjak – starting point) dalam sebuah
media korpus. Isu korpus perlu dibahas secara teks dapat dilacak melalui data korpus
khusus dalam artikel ini, karena kembali pada bahasa Arab dan data korpus Bahasa
fakta bahwa akhir-akhir ini, perkembangan ilmu Indonesia yang sudah ada.
bahasa tidak terlepas dari adanya kajian yang 3) Rheme in the text can be investigated
terkait dengan data linguistik korpus secara from the corpus notion. Analisis Rema
digital, begitu pula dengan menulis kreatif (informasi baru) yang ada dalam teks
bahasa Arab, khususnya secara daring. Adapun dapat dianalisis melalui data korpus.
“linguistik korpus” (corpus linguistics) adalah 4) Thematic progression pattern can
metode linguistik dengan menggunakan data be determined from corpus analysis.
dari bahan-bahan bahasa yang terkumpul dalam Pengembangan tema (baik berupa tema
suatu sumber (sejenis “bank” bahasa) yang linier, tema konstan, tema split, dan
berasal dari penggunaan bahasa dalam berbagai tema model derived, sebagaimana yang
genre, variasi, dan bahan lisan maupun tertulis telah dijelaskan dalam rumusan masalah
yang menjamin keragaman yang seluas-luasnya pertama) dapat dikaji secara mendalam
dan yang menghindarkan penggunaan bahasa dan komprehensif melalui analisis data
yang sangat sempit seperti idiolek. Data tersebut korpus.
disusun secara sistematis dan biasanya mudah
diakses secara elektronis (dengan komputer). Penggunaan analisis data korpus dalam
Demikian halnya dalam bahasa Arab, bahasa Arab bisa dilihat pada contoh korpus
kita juga mengenal istilah korpus (corpus), Arab – Tunisia berikut.
yang dikenal dengan matan dan mudawwanah.
Korpus dalam hal ini juga dipahami sebagai
sampel penelitian linguistik, materi yang
203
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
204
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
205
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207
akan sangat berhubungan dengan fungsi yang dalam pembelajaran menulis kreatif bahasa
ketiga, yaitu fungsi tekstual, cara analisis Arab berbasis SFL dan berbasis Daring ini
teks sebagai lambang semiotik diurai melalui dapat lebih dioptimalkan, khususnya di level
analisis kebahasaan. Analisis kebahasaan ini SMA dan MAN yang ada di Indonesia. Hasil
dimulai dari analisis fokus (tematisasi) yang dari penelitian ini telah diujicobakan dengan
dalam bahasa Arab disebut dengan /taqdīm menggandeng 2 mitra pengabdian masyarakat di
maudhūʻī/. Analisis fokus ini menghasilkan MAN 2 Surakarta dan SMA 4 Muhammadiyah
adanya analisis distribusi informasi dalam Andong Boyolali.
sebuah teks, yaitu TEMA + REMA. Dalam Kajian yang sudah dilakukan ini sangat
menulis kreatif, seorang penulis selayaknya bermanfaat untuk mengembangkan ide menulis
memahami analisis fokus ujaran atau ide yang kreatif, khususnya dalam pembelajaran bahasa
akan ditulis. Tema sebagai titik anjak sebuah Indonesia, dan lebih khusus lagi pembelajaran
ujaran dan Rema sebagai informasi baru yang bahasa Arab di Indonesia. Untuk kajian
ada dalam ujaran yang ditunggu-tunggu oleh selanjutnya dapat dilakukan secara khusus
pendengar atau pembaca. Tema dapat diisi oleh dengan menggunakan data kelas pembelajaran
nomina berupa partisipan, verba berupa proses, menulis kreatif bahasa Indonesia berlandaskan
dan frasa berupa sirkumstan. TEMA dan REMA pada kajian Linguistik Sistemik Fungsional dan
ini dapat dikembangkan dalam 4 model utama, Linguistik Korpus.
yaitu:
(1) The Constant Theme Pattern (at-tawāliy DAFTAR PUSTAKA
ma‘a maudhu‘āt mustanbithah). Al-Ḥasaniy, A.-Ḥasan. (2003), Al-Qirā’ah Ar-
(2) The Linier Theme Pattern (at-tawāliy Rāsyidah li ta‘līmil-lughatil-‘Arabiyyah
al-’ufuqī al-basīth). wats-tsaqāfah Al-Islāmiyyah. UK Islamic
(3) The Split Rheme Pattern (at-tawāliy li- Academy.
chadītsi muqassami). Anis, M. Y. (2015). Pengembangan Tema dalam
(4) Derived Themes (at-tawāliy ma‘a Buku Al-Qira’ah Ar-Rasyidah sebagai
maudhū‘āti mustanbithah). Pondasi Awal dalam Latihan Menulis
Dua tema pertama, yaitu model Konstan Kreatif Bahasa Arab. Jurnal Arabiyat
dan model Linier diyakini dapat menjadi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
landasan fundamental dalam proses menulis 2(2), 1–10.
kreatif bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Anis, M. Y., Arifuddin, & Farhah, E. (2020).
Untuk itu dibutuhkan strategi-strategi taktis Panduan Menulis Kreatif Bahasa Arab:
yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan Pengembangan Tema dalam buku Al-
proses menulis kreatif bahasa Arab dan menulis Qira’ah Ar-Rasyidah. Jakarta Depublish
kreatif bahasa Indonesia berbasis SFL tersebut, (CV BUDI UTAMA).
salah satunya adalah: (1) memanfaatkan kajian Baalbaki, R. M. (1990). Dictionary of Linguistic
pembelajaran daring menulis kreatif bahasa Terms English-Arabic. Dar el-Ilm Lil
Arab/ Indonesia, sebagaimana yang dilakukan Malayin.
dalam OCW UNS, dan (2) melakukan analisis Bishop, W., & Starkey, D. (2006). Keywords in
fokus dan pengembangan tema berbasis data Creative Writing. Utah State University
korpus Arab, sebagaimana yang ada dalam Press.
data korpus Arab – Tunisia dan Korpus Paralel Bloor, T., & Bloor, M. (2004), The Functional
Arab - Inggris. Pembelajaran bahasa Arab di Analysis of English: A Hallidayan
Indonesia sejatinya harus terus bergerak maju. Approach, Second Edition. Arnold.
Salah satu usaha yang dilakukan seperti usaha
206
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...
207