You are on page 1of 20

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/349297022

IMPLEMENTASI POLA PENGEMBANGAN TEMA DAN KORPUS ARAB DALAM


KAJIAN MENULIS KREATIF (ANALISIS LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL)
(The Implementation of Thematic Progression Patterns and...

Article · February 2021


DOI: 10.26499/sawer.v26i2.749

CITATIONS READS

0 70

1 author:

Muhammad Yunus Anis


Universitas Sebelas Maret
56 PUBLICATIONS   37 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Hibah Iptek bagi Masyarakat 2015 LPPM UNS View project

Arabic SFL (Systemic Functional Linguistics) View project

All content following this page was uploaded by Muhammad Yunus Anis on 14 February 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020:

SAWERIGADING

Volume 26 No. 2, Desember 2020 Halaman 189—207

IMPLEMENTASI POLA PENGEMBANGAN TEMA DAN


KORPUS ARAB DALAM KAJIAN MENULIS KREATIF
(ANALISIS LINGUISTIK SISTEMIK FUNGSIONAL)
(The Implementation of Thematic Progression Patterns
and Arabic Corpus in the Creative Writing Study
Systemic Functional Linguistics Analysis)

Muhammad Yunus Anis


Prodi Sastra Arab, Universitas Sebelas Maret
Jalan Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan Surakarta
Pos-el: yunus_678@staff.uns.ac.id
(Naskah Diterima Tanggal: 15 Oktober 2020; Direvisi Akhir Tanggal 25 November 2020;
Disetujui Tanggal; 26 November 2020)

Abstract
This article investigates comprehensively two basic problems that are relevant to Arabic teaching and learning
using on-line media in Indonesia. The first problem will investigate the relation between the theory of “thematic
progression patterns” (especially linier pattern) and the Arabic creative writing process at two Islamic High
Schools in Central Java. They are: MAN 2 Surakarta and SMA 4 Muhammadiyah Andong, Boyolali. The
outcome of the first problem is to gain the synergy between Arabic learning in Indonesia and the development
of general linguistic theories. The novelty in this article related deeply to the on-line method learning of Arabic
creative writing based on Systemic Functional and Corpus method. The second problem of this research will
investigate the process of Arabic creative writing learning using the on-line method. The research method had
been structured in three stages, such as: (1) collecting the data by observation method, both in the literature
review and in the field (research partners) using a questionnaire, (2) analyzing data using a distributional
method, and (3) reporting the results using an informal form or a narrative in ordinary words. The results
of the study had been concluded that there were four main models that became patterns for developing
themes in Arabic creative writing, they were: (1) The Constant Theme Pattern (at-tawāliy ma‘a maudhu‘āt
mustanbithah), (2) The Linier Theme Pattern (at-tawāliy al-’ufuqī al-basīth), (3) The Split Rheme Pattern (at-
tawāliy li-chadītsi muqassami) dan (4) Derived Themes (at-tawāliy ma‘a maudhū‘āti mustanbithah). The first
two patterns of developing the theme, namely the Constant model and the Linear model, are the fundamental
basis for the process of creative writing in Arabic. Therefore, tactical strategies are needed that can be used
to optimize the process of creative writing in Arabic based on Functional Systemic Linguistics and Arabic
Corpus, one of them is to take advantage of online learning to write Arabic creative writing. The online
learning process has been done in (Open Course Ware, Universitas Sebelas Maret) OCW UNS.
Keywords:  Arabic creative writing, Arabic thematic progression patterns, systemic functional linguistics,
Arabic corpus.

Abstrak
Artikel ini menginvestigasi macam-macam pola pengembangan tema yang dapat dimanfaatkan dalam proses
pembelajaran menulis kreatif bahasa Arab berbasis “Tema Linier” di dua sekolah mitra, tempat dilaksanakan
penelitian, yaitu MAN 2 Surakarta, dan SMA 4 Muhammadiyah Andong, Boyolali. Rumusan masalah pertama
dalam penelitian ini adalah bagaimana relasi antara menulis kreatif bahasa Arab dengan teori “pengembangan

189
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

tema” yang ada dalam teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dalam kaitannya dengan penulisan kreatif
bahasa Indonesia. Kajian ini bertujuan agar sinergisitas antara kajian bahasa Arab dan bahasa Indonesia di
Indonesia dapat berkembang secara holistik seiring dengan kajian teoritis ilmu bahasa (linguistik umum)
yang terus berkembang secara pesat. Kebaruan dalam artikel ini tercermin dari rumusan masalah kedua, yaitu
terkait investigasi proses pembelajaran menulis kreatif bahasa Arab secara daring (on-line) berbasis Linguistik
Sistemik Fungsional dan Metode Korpus Arab-Tunis. Metode penelitian tersusun dalam tiga tahapan, yaitu:
(1) menjaring data secara observasi, pustaka, dan lapangan (mitra penelitian) dengan media kuesioner, (2)
analisis data dengan metode distribusional, dan (3) laporan hasil dengan menggunakan bentuk informal atau
narasi dengan kata-kata biasa. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat empat model utama yang
menjadi pola pengembangan tema dalam menulis kreatif bahasa Arab, yaitu: (1) The Constant Theme Pattern
(at-tawāliy ma‘a maudhu‘āt mustanbithah), (2) The Linier Theme Pattern (at-tawāliy al-’ufuqī al-basīth),
(3) The Split Rheme Pattern (at-tawāliy li-chadītsi muqassami) dan (4) Derived Themes (at-tawāliy ma‘a
maudhū‘āti mustanbithah). Sementara itu, dua pola pengembangan tema pertama, yaitu model konstan dan
model linier menjadi landasan fundamental dalam proses menulis kreatif bahasa Arab. Maka dari itu dibutuhkan
strategi-strategi taktis yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses menulis kreatif bahasa Arab
berbasis Linguistik Sistemik Fungsional tersebut, salah satunya adalah memanfaatkan kajian pembelajaran
daring menulis kreatif bahasa Arab berbasis data korpus Arab, sebagaimana yang telah dilakukan dalam (Open
Course Ware, Universitas Sebelas Maret) OCW UNS.
Kata kunci: menulis kreatif, pengembangan tema, Linguistik Sistemik Fungsional, korpus Arab.

PENDAHULUAN
Menulis kreatif merupakan sebuah
kegiatan yang dapat meningkatkan kemampuan
menulis “ekspresi”, baik menulis perihal
ekspresi dari pikiran, perasaan, maupun
emosi penulisnya. Oleh sebab itulah, aktivitas
“menulis” sejatinya adalah pekerjaan yang
mudah, karena menulis lahir dari ekspresi
masing-masing personal (Hirschi, 2004).
Dalam artikel ini secara komprehensif akan
dibahas beberapa masalah terkait pendidikan di
Indonesia, yaitu: (1) kurang optimalnya budaya Bagan 1: Optimalisasi Menulis Kreatif Arab
menulis kreatif, khususnya bahasa Arab, (2) Berbasis Tema Linier secara Daring
kurang optimalnya pemanfaatan teori linguistik Berlandaskan pada usaha optimalisasi
dalam kegiatan menulis kreatif, khususnya menulis kreatif bahasa Arab pada bagan 1,
teori pengembangan tema yang ada dalam teori masalah dalam artikel ini dapat dirumuskan,
Linguistik Sistemik Fungsional, dan (3) kurang yaitu: (1) elaborasi relasi antara menulis
optimalnya pengembangan pembelajaran kreatif bahasa Arab dengan menggunakan tema
daring (on-line) bahasa Arab di Indonesia, vis linier pada siswa di MAN 2 Surakarta dan
a vis pembelajaran luring. Ada tiga hal yang SMA 4 Muhammadiyah, Andong, Boyolali.
menjadi landasan kajian dalam penelitian (2) menyusun langkah-langkah strategis
ini: (1) pembelajaran daring bahasa Arab di pembelajaran daring menulis kreatif bahasa
Indonesia, (2) menulis kreatif bahasa Arab, dan Arab di Indonesia. Budaya menulis belum
(3) tema linier dalam bahasa Arab. Untuk lebih menjadi budaya intelektual yang wajib dikuasai
jelasnya dapat dilihat pada bagan 1 berikut. di kalangan remaja (baca: siswa SMU/MAN).
Salah satu penyebab rendahnya budaya menulis

190
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

remaja adalah kurangnya minat membaca, yaitu dengan cara “informasi baru” dalam
kurang menariknya fasilitas perpustakaan, dan kalimat pertama dikembangkan menjadi titik
asumsi yang menyatakan bahwa “menulis” anjak atau tema dalam kalimat kedua. Dalam
lebih menguras energi dari pada membaca bahasa Arab tema jenis ini disebut dengan at-
(Kompas Edukasi, 23/11/2011). tawālī al-‘ufuqiy al-basīth.
Matinya tradisi menulis di kalangan Penelitian ini akan mengelaborasi dua
remaja ini harus segera direspons oleh pihak- permasalahan utama, yaitu: (1) bagaimana
pihak terkait, khususnya instansi pendidikan. relasi antara menulis kreatif bahasa Arab dengan
Dibutuhkan perhatian yang cukup signifikan teori “pengembangan tema” yang ada dalam
terkait dengan masalah ini. Maka dari itu, teori Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dan
dibutuhkan sebuah usaha bersama untuk (2) bagaimana proses pembelajaran menulis
menyosialisasikan bahwa “menulis itu mudah”, kreatif bahasa Arab secara daring (online)
“menulis itu bisa dimana saja dan kapan saja”, berlandaskan pada kajian LSF dan korpus Arab.
“menulis cerita bahasa Arab atau bahasa Kesenjangan yang ada dalam rumusan masalah
Indonesia itu menyenangkan”. Oleh sebab pertama ditemukan karena adanya fakta bahwa
itulah, instansi-instansi terkait, harus mulai selama ini peserta didik, dalam menulis sebuah
mengambil posisi penting dalam hal ini, jikalau karya kreatif, gagasan yang dibangun kurang
perlu, ada semacam regulasi khusus, anak- sambung menyambung. Salah satu solusi yang
anak remaja diwajibkan untuk menulis catatan dapat dilakukan untuk memecahkan masalah
harian (diary), baik dalam bahasa Indonesia, tersebut adalah mencari relasi antara proses
maupun dalam bahasa asing. Beberapa contoh menulis kreatif dalam bahasa Arab dengan teori
hasil menulis kreatif dalam bahasa Arab, sudah pengembangan tema yang ada dalam Linguistik
tersaji dalam cerita legendaris Seribu Satu Sistemik Fungsional. Adapun kesenjangan
Malam (Alfu Lailah wa Lailah), bahwa sejatinya masalah kedua, terletak pada kurang masifnya
bahasa Arab bukan bahasa yang melupakan dan proses pembelajaran menulis kreatif, yang
menafikan tradisi menulis kreatif. Di Indonesia, selama ini ada yang menyebut dengan istilah
kita mengenal novel “Laskar Pelangi” karya “insya” atau komposisi Arab, khususnya secara
Andrea Hirata sebagai salah satu produk luring, maka perlu dilakukan “terobosan” untuk
menulis kreatif, yang sudah diterjemahkan memberikan materi menulis kreatif bahasa
ke dalam bahasa Inggris dengan judul “The Arab tersebut secara daring.
Rainbow Troops” dan sudah diterjemahkan Kajian terkait “menulis kreatif” sudah
dalam bahasa Arab dengan judul ‘Asākir Qaus banyak dilakukan oleh para akademisi.
Qazah. Terakhir, cerita dari Putu Wijaya dengan (Sharples, 1999) memulai kajian menulis kreatif
judul “Telegram” telah diterjemahkan dalam dari langkah-langkah taktis untuk menjadi
bahasa Arab dengan judul Tilighrāf. penulis yang baik (becoming a writer). (Hirschi,
Hal ini membawa bukti nyata bahwa tradisi 2004) secara konsisten menyatakan bahwa
menulis kreatif membawa nama harum bangsa kegiatan menulis kreatif merupakan sebuah
Indonesia di tengah-tengah kancah dunia. Penulis kegiatan yang “mudah”. (Smith, 2005) secara
Indonesia akan terkenal namanya seiring dengan komprehensif juga telah mengkaji strategi-
proses menulis kreatif yang terus dioptimalkan. strategi untuk mencapai kualitas yang baik dalam
Kerangka teoritis yang dapat dibangun untuk kegiatan menulis kreatif, salah satu strategi
mengoptimalkan kegiatan menulis kreatif adalah yang digunakan adalah “playing with language,
penguasaan tema linier. Tema linier merupakan running with referents”. Dengan demikian, pada
salah satu bentuk istilah dari kajian Linguistik hakikatnya kegiatan menulis kreatif itu adalah
Sistemik Fungsional. Tema linier adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan seperti bermain
cara mengembangkan sebuah ide dalam teks, (playing). Senada dengan konsep strategi

191
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

dalam menulis kreatif, (Bishop & Starkey, tidak selalu tema ideasional, tema tekstual,
2006) menyusun “keywords” dalam menulis dan tema interpersonal. Kajian ini akan dapat
kreatif. (Morley, 2007) juga membahas proses dikembangkan dalam kajian selanjutnya terkait
menulis kreatif, dimulai dari definisi menulis “transitivitas” dalam bahasa Arab berbasis
kreatif, sampai pada kajian proses menulis karya pendekatan tata bahasa fungsional dan pengaruh
fiksi, nonfiksi, dan puisi. (Hamand, 2014) telah kajian transitivitas tersebut terhadap proses
membuat menulis kreatif lebih menyenangkan menulis kreatif bahasa Arab. Dalam jurnal
dan memfokuskan kajiannya untuk para pemula, Sawerigading juga pernah dikaji terkait model
sehingga buku tersebut mendapat label dummies. pembelajaran menulis berbasis konstruktivisme
(Mills, 2006) secara khusus menulis terkait fiksi oleh (Salam, 2011). Kajian ini menyimpulkan
anak-anak (children’s fiction) sebagai salah satu bahwa potensi siswa itu sangat utama dan tidak
bagian penting dari kegiatan menulis kreatif. boleh diabaikan dalam proses menulis kreatif,
(Bowkett, 2009) secara detail dan komprehensif tetapi kajian ini tidak secara khusus membahas
membahas prosa fiksi (prose fiction) sebagai organisasi teks atau pengembangan tema dalam
salah satu bagian penting dari kegiatan menulis proses menulis sehingga memberikan celah
kreatif. Dari sudut pandang pendidikan, (Harper, kajian baru untuk ditulis oleh peneliti lain.
2015) mencoba untuk menghubungkan antara Kajian menulis kreatif dalam bahasa Arab,
kegiatan menulis kreatif dengan variabel khususnya terkait penulisan prosa dan puisi
pendidikan. Lebih terfokus pada kajian menulis pernah dikaji oleh (Anis et al., 2020), namun
kreatif dalam pertunjukan drama, (Neale, 2009) dalam kajian ini belum dielaborasi terkait isu
telah menulis terkait teknik menulis kreatif film korpus dalam bahasa Arab. Dengan demikan,
dan drama. Dari sudut pandang “psikologi”. sejauh pengamatan penulis, kajian menulis kreatif
Adapun (Kaufman & Kaufman, 2009) berusaha bahasa Arab yang secara khusus difokuskan
untuk mengubah pandangan bahwa selama ini pada kajian pengembangan tema (tema linier
menulis kreatif hanya terkait dengan kemampuan dan tema konstan) belum pernah dilakukan dan
“membaca kreatif” an sich. Kaufman mencoba dikaji oleh siapa pun. Dengan demikian, hal ini
agar pendekatan psikologi dapat mewarnai memberikan celah penelitian “research gaps”
kegiatan menulis kreatif. Pada akhirnya, (May, bagi peneliti untuk mengkaji lebih komprehensif
2007) mengelaborasi keterkaitan antara menulis urgensi dan kebaruan (novelty). Kebaruan
kreatif dengan dua variabel penting, yaitu kajian ini adalah untuk mengembangkan secara
“kebiasaan seorang penulis” (writers’ habits) sistematis dan teoritis, kajian kebahasaaraban
dan “ketrampilan seorang penulis” (writers’ di Indonesia dengan berlandaskan pada kajian
skills). Adapun terkait dengan kajian menulis linguistik sistemik fungsional dan kajian korpus
kreatif dalam bahasa Arab, (Lahlali, 2009) telah Arab yang terus berkembang pesat.
menulis sebuah buku terkait dengan How to Write
in Arabic, dalam salah satu bab, buku tersebut KERANGKA TEORI
dikaji terkait creative writing, khususnya tentang Kerangka teori dalam penelitian ini
hakikat cerpen dan unsur retorika cerpen dalam terkait dengan beberapa hal, seperti: (1)
bahasa Arab. Dalam Jurnal Sawerigading, artikel linguistik sistemik fungsional, khususnya kajian
terkait Linguistik Sistemik dengan pendekatan terkait dengan pengembangan tema, dan (2)
tata bahasa Fungsional pernah dikaji oleh pengembangan pembelajaran daring bahasa Arab
(Mulyanah, 2013) yang mengkaji slogan iklan di Indonesia. Hal dasar yang menjadi landasan
berbahasa Inggris. Hal yang perlu dicatat dari teoritis adalah kajian terkait linguistik sistemik
kajian ini adalah bahwa dalam modus imperatif, fungsional (Systemic Functional Linguistics
subjek/ tema tidak ada. Bentuk partisipan dalam – SFL). Dalam bahasa Arab, istilah Systemic
modus imperatif menunjukkan bahwa tema Linguistics sering disepadankan dengan ‘ilmul-

192
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

lughah an-nidzāmiy (Richards & Schmidt, bahwa bahasa digunakan untuk mengungkapkan
2007, p. 677). Kajian bahasa Arab dan bahasa realitas fisik-biologis serta berkenaan dengan
Indonesia, sudah saatnya dielaborasi berdasarkan interpretasi dan “representasi pengalaman”.
paradigma Linguistik Sistemik Fungsional. Hal Fungsi yang kedua, yaitu: fungsi interpersonal
ini bertujuan agar wawasan dan kajian bahasa (realitas sosial), bahwa bahasa digunakan untuk
Arab dan bahasa Indonesia terus berkembang. mengungkapkan “realitas sosial” dan berkenaan
Landasan utama dalam linguistik sistemik adalah dengan interaksi antara penutur/penulis dan
bahwa bahasa digunakan untuk “menyatakan pendengar/pembaca. Adapun fungsi tekstual
makna” dan bahwa bahasa bersifat “fungsional”, (realitas simbol) menyatakan bahwa bahasa
yaitu bahasa tidak pernah lepas dari konteks, digunakan untuk mengungkapkan “realitas
karena bahasa sesungguhnya mencerminkan semiotis” atau realitas simbol dan berkenaan
sikap, opini, nilai, dan ideologi (Wiratno, 2018, dengan cara penciptaan teks dalam konteks.
p. 40). Pada hakikatnya, kegiatan berbahasa itu (Bloor & Bloor, 2004: 10) menjelaskan
dekat dengan “fungsi” dan situasi penggunaanya bahwa ketika bahasa digunakan untuk
(situational use), sebagaimana kata ‘Good mengorganisasikan, memahami, dan meng-
afternoon’ (selamat sore) sebagai bentuk dari ekspresikan persepsi kita tentang dunia atau
sapaan (greeting). Misalnya, terdapat seorang terkait dengan “kesadaran” kita, maka fungsi
siswa yang telat masuk kelas pada pagi hari, ini terkait dengan “ideational metafunction”,
kemudian sang guru berkata “selamat siang”. yang secara struktur dibagi menjadi dua bagian,
Apakah ini merupakan sebuah sapaan? Pasti yaitu (1) experiental dan (2) logical. Pertama
bukan, hal ini merupakan sebuah teguran. Dalam terkait dengan konten dan ide. Adapun yang
hal ini fungsi komunikatif sangat berhubungan kedua terkait dan terfokus dengan hubungan
dengan penggunaan situasional, maka dari itulah antaride tersebut. Ketika bahasa digunakan
kelak akan memunculkan konsep ‘speech act untuk memungkinkan kita untuk berpartisipasi
theory’ (teori tindak tutur). SFL, pada akhirnya, dalam kegiatan komunikasi dengan orang
fokus terhadap fungsi bahasa, dan relasi antara lain, mengambil bagian dalam komunikasi
bentuk kebahasaan dan makna bahasa yang atau untuk mengekspresikan dan memahami
saling berhubungan. perasaan, tingkah laku, dan untuk memutuskan
Berlandaskan pada komponen fungsional sesuatu, maka metafungsi ini disebut dengan
dalam berbahasa inilah, SFL memberikan interpersonal metafunction. Adapun ketika
konsep metafungsi yang tersusun dari tiga unsur bahasa digunakan untuk menghubungkan antara
yaitu: (1) ideasional, (2) interpersonal, dan (3) apa yang sedang dikatakan (what is said) atau
tekstual (Santosa, 2003: 22). Agar lebih mudah apa yang sedang ditulis (what is written) pada
dimengerti, “metafungsi” dapat didefinisikan teks itu sendiri dan pada fitur-fitur linguistik
sebagai sebuah tujuan atau landasan dari (kebahasaan), atau dengan kata lain penggunaan
penggunaan bahasa (the purposes which underlie bahasa untuk mengorganisasi teks, maka fungsi
all language use) (Richards & Schmidt, 2007: ini disebut dengan ‘textual metafunction”.
10). Metafungsional dalam SFL merupakan (Naḥlah, 2001: 53) menyepadankan istilah
sebuah “tujuan” yang melatarbelakangi bahasa ideational function dalam bahasa Arab
digunakan. Wiratno, 2018: 41) menyimpulkan dengan al-wadzīfiyyah al-fikriyyah, istilah
dari berbagai referensi SFL bahwa bahasa interpersonal function disepadankan dengan
memiliki tiga fungsi utama, yaitu (1) fungsi al-wadzīfiyyah at-tabāduliyyah, dan istilah
ideasional, (2) fungsi interpersonal, dan (3) textual function disepadankan dalam bahasa
fungsi tekstual. Ketiga fungsi inilah yang Arab menjadi al-wadzīfiyyah an-nashiyyah.
disebut dengan “metafungsional”. Fungsi Artikel ini akan lebih fokus membahas fungsi,
ideasional (realitas fisik/biologis) menyatakan yaitu fungsi tekstual (textual function) dalam

193
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

bahasa Arab dan bagaimana kaitannya dengan mengajar sebuah pelajaran”. Dalam contoh
aktivitas “menulis kreatif” bahasa Arab di tersebut, tema merupakan subjek, yang
Indonesia. Hal ini sesuai yang telah dikaji merupakan aktor (pelaku). Hal yang menjadi
sebelumnya oleh (Anis, 2015), bahwa kajian keunikan dari bahasa Arab bahwa kata kerja
fungsi tekstual, khususnya pengembangan tema bisa berada di depan yang diikuti oleh subjeknya
menjadi landasan fundamental dalam menulis (V + S + O), adapun dalam bahasa Indonesia,
kreatif bahasa Arab. Bahasa Arab harus mulai polanya adalah (S + V + O). Dalam contoh (1.2)
mendapatkan sentuhan dari pendekatan kata kerja dharaba “memukul” menjadi tema
Linguistik Sistemik Fungsional. atau informasi yang penting untuk disampaikan
Dalam kajian fungsi tekstual atau dan menjadi titik anjak sebuah informasi.
metafungsi tekstual, “klausa” dipandang Dalam hal ini, tema dalam bahasa Arab dapat
sebagai sumber makna yang digunakan untuk berbentuk kata kerja (proses). Sementara itu,
mengorganisasikan informasi atau pesan dalam bahasa Indonesia, bentuk ini (V + S +
(Wiratno, 2018: 540). Hakikat dari komunikasi O) mengalami modifikasi menjadi (S+V+O).
adalah penyampaian informasi. Dalam klausa Struktur dalam bahasa Arab (memukul +
terdapat distribusi informasi. Informasi yang Ali + anjing) menjadi stuktur dalam bahasa
dianggap penting diletakkan di awal satuan Indonesia menjadi (Ali + memukul + anjing).
kebahasaan, sedangkan bagian yang disusulkan Perlu dicatat, tema tidak sama dengan subjek,
adalah bagian yang melengkapi informasi yang tetapi merupakan informasi yang dipentingkan
telah disampaikan sebelumnya. Bagian yang yang diletakkan sebelum subjek. Hal ini
lebih penting disebut “tema”, dan bagian yang dapat dilihat pada contoh (1.3), fil-fashli “di
disusulkan disebut “rema”. Dalam Tabel 1, dalam kelas” menjadi sebuah informasi yang
tema dan rema ditampilkan dalam dua bahasa, penting untuk disampaikan. Dari contoh (1.3),
yaitu: Bahasa sumber (Bsu) adalah bahasa kita dapat menyimpulkan bahwa tema dapat
Arab dan Bahasa sasaran (Bsi) adalah bahasa berbentuk keterangan, baik keterangan tempat,
Indonesia, dengan segala bentuk modifikasinya maupun keterangan waktu (sirkumstan). Kajian
dari bahasa Arab. terkait tema dan rema perlu dikembangkan lagi
dalam kajian bahasa Arab. (Parera, 2009: 190)
Tabel 1 Tema dan Rema Bahasa Arab
berpendapat bahwa analisis tema dan rema
Tema Rema ini akan memberikan penjelasan yang lebih
(1.1) al-ustādzu yu’alimmu ad-darsa (Bsu) terang tentang hubungan antara berbahasa dan
(1.1) pak guru mengajar pelajaran (Bsa) berpikir, khususnya dalam bahasa kajian bahasa
(1.2) dharaba Aliyyun Al-kalba (Bsu) Arab dan bahasa Indonesia.
(1.2) memukul Ali – Anjing (Bsa) (Parera, 2009: 189) menjelaskan bahwa
(Ali memukul Anjing) tema pada umumnya terletak di depan kalimat
(1.3) fil-fashli Mudarrisun (Bsu) atau merupakan “titik anjak” untuk diteruskan
(1.3) di dalam guru (Bsa) dalam kalimat tersebut. Tema secara linguistik
kelas (di dalam kelas ada seorang selalu dikaitkan dengan rema dalam analisis
guru) linguistik. Adapun rema merupakan elemen
kalimat yang memberikan informasi baru.
Sumber: Qirā’ah Ar-Rāsyidah (2003) (Parera, 2009: 189) menandakan bahwa unsur
Dari tabel 1, dapat dilihat pada klausa rema mendukung kepentingan makna yang
(1.1) bahwa kata /al-ustādzu/ ‘seorang guru’ utama dalam ujaran, pada umumnya membawa
merupakan tema yang berbentuk nomina informasi baru, pada akhirnya menjadi fokus
(kata benda) dengan fungsi sebagai partisipan. pembicaraan pada akhir ujaran. Mengenai
Al-ustādzu yu’alimmu ad-darsa “pak guru posisi urutan rema dalam kalimat, Parera

194
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

menyimpulkan bahwa pada umumnya rema 1990: 502), model jenis ini disebut dengan
terdapat pada akhir kalimat. (Kridalaksana, “koneksi tematik” (thematic connection)
2009, 238–239) menambahkan bahwa tema dalam bahasa Arab disebut dengan (rabthun
adalah (1) bagian terdepan dari kalimat, maudhūʻiyyun), bahwa di setiap klausa ada
misalnya: berjalan lambat dalam kalimat: pengikatnya (rabthun) yang mengikat antara
Berjalan lambat lebih melelahkan; (2) merupa- klausa yang satu dengan yang lain. Bagian
kan istilah dari aliran Praha, yang berarti pengikat tersebut adalah tema. Sebagai contoh
bagian ujaran yang menyatakan makna yang dalam kalimat berikut: “Mr. Smith is a reporter,
paling kurang dibandingkan dengan apa yang he is leaving”, Tuan Smith adalah seorang
telah dikomunikasikan (bagian ini mempunyai reporter. Dia sedang pergi. Relasi yang ada
dinamisme komunikatif yang paling rendah), dalam kedua kalimat di atas adalah Tuan
berlawanan dengan rema; (3) pokok pembica- Smith (Mr. Smith) dan dia (he). Kedua kata
raan yang dikembangkan selanjutnya dalam tersebut menjadi pengikat agar kedua kalimat
paragraf. tersusun secara padu. Bentuk demikian disebut
Dalam membahas penulisan kreatif dari dengan koneksi tematik. Koneksi tematik
sisi struktur informasinya digunakan teori cukup penting dipahami agar kepaduan teks
dari Mazhab Praha tentang konstruksi tema dapat terjalin. (Saragih, 2007: 64) menyebut
rema dalam sebuah kalimat. Rema dalam pola ini dengan “pengembangan dari Tema ke
kalimat (rheme of a sentence) adalah fokus Tema”. Pola pengembangan dari Tema ke Tema
atau inti (the core) ujaran yang berasal dari menunjukkan bahwa dari Tema klausa pertama
sudut pandang fungsi kalimat (Vachek, 2003: diturunkan sejumlah Tema yang berdasar atau
141). (Kridalaksana, 2009: 209) menjelaskan berkait dengan Tema klausa pertama. Sebagai
bahwa rema adalah bagian dari ujaran yang contoh lain dapat dilihat pada model berikut.
mempunyai dinamisme komunikatif yang T1 – R2 = Einstein lahir pada tahun 1879.
tertinggi, yang mengandung informasi
baru yang memajukan proses komunikatif.
Istilah dinamisme komunikatif disepadankan T1 – R2 = Ia memperoleh hadiah Nobel pada
oleh (Baalbaki, 1990: 102) dengan istilah/ tahun 1921.
dīnāmiyyati-tawāshuli/.
Selanjutnya konstruksi (tema+rema)
ini akan dikembangkan dalam beberapa pola T1 – R2 = Ia bermigrasi pada tahun 1933 ke
tertentu. Di sinilah fokus dari menulis kreatif itu Amerika Serikat.
mulai menemukan “ruh” nya. Menulis kreatif (Parera, 2009: 191)
berlandaskan (Systemic Functional Linguistics)
SFL sejatinya dapat ditelisik dari dua hal, yaitu: (2) The linier theme pattern (at-tawāliy
(1) menentukan distribusi informasi dalam al-’ufuqī al-basīth). Pengembangan tipe kedua
kalimat atau klausa, dan (2) mengembangkan ini bercirikan bahwa rema dalam kalimat yang
satuan informasi dalam sebuah tulisan kreatif. pertama menjadi tema dalam kalimat yang
Terkait dengan pengembangan tema, dalam SFL kedua. Pengembangan informasi dalam klausa
dapat ditemukan beberapa pola tertentu, yaitu: model ini merupakan perkembangan “linear”
(1) The constant theme pattern (at-tawāliy ma‘a sederhana. Pengembangan model pertama dan
maudhu‘āt mustanbithah). Pengembangan kedua inilah yang selayaknya dikenalkan pada
tipe pertama adalah pengembangan yang siswa SMA dan MAN agar para siswa tersebut
berkelanjutan dari tema yang sama (pengemba- dapat lebih terbantu dalam mengembangkan
ngan tema secara konstan- tetap tidak berubah- informasi dalam menulis kreatif. Menulis
KBBI). Mengacu kepada pendapat (Baalbaki, kreatif akan menjadi lebih menyenangkan jika

195
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

peserta didik dapat memahami penggunaan pola Geografi Indonesia


konstan dan pola linier, dalam pengembangan
tema, baik dalam bahasa Arab, maupun dalam
bahasa Indonesia. (Saragih, 2007: 65) menyebut T1 – R1 Negara kita // adalah negara
pola ini dengan “pengembangan dari Rema ke kepulauan
Tema” sebagai lawan dari pola pengembangan
dari Tema, menunjukkan bahwa dari rema
klausa pertama dikembangkan sejumlah tema
pada klausa ketiga, keempat, dan seterusnya. T2 – R2 Wilayahnya // membentang dari
Paling mudah dan sederhana dari pola linier ini Sabang sampai Merauke
dapat dilihat pada contoh berikut.
T1 – R1 Sekali waktu hiduplah raja
T3 – R3 Penduduknya // berjumlah 210
jiwa
Keempat pola inilah yang sejatinya
T2 – R2 Raja itu mempunyai istri menjadi landasan pengembangan informasi
dalam sebuah proses menulis kreatif. Dalam
artikel ini, empat pola ini menjadi landasan
teoritis yang cukup fundamental dalam
T3 – R3 Istrinya itu sangat cantik proses menulis kreatif. Menulis kreatif
(Parera, 2009: 191) dikatakan berhasil jika ide dan informasi yang
dikembangkan dapat menjadi sebuah kesatuan
(3) The split rhemepattern (at-tawāliy yang kohesif dan koheren.
li-chadītsi muqassami). Pengembangan tipe Sebelum membahas analisis data dalam
ketiga adalah pengembangan suatu rema ke bagian kerangka teori ini akan dibahas terkait
dalam beberapa tema lanjutan (pengembangan landasan fundamental relasi antara (Systemic
tema model split atau terbelah). Sebagai contoh Functional Linguistics) SFL dengan bahasa
dalam bahasa Indonesia untuk memahami pola Arab, khususnya terkait dengan fungsi tekstual
dapat dilihat pada pola berikut. atau metafungsi tekstual atau al-wadzīfiyyah
T1 – R1 (T2 + T3) Ada beberapa jenis virus an-nashiyyah. Kebermanfaatan dari artikel ini
T2 – R2 Virus-P mati di udara kering dapat dilihat dari bagaimana sinergisitas antara
T3 – R3 Virus-G menyesuaikan diri teori Linguistik Sistemik Fungsional dengan
kajian bahasa Arab di Indonesia. Kajian bahasa
(Parera, 2009: 193)
Arab di Indonesia dapat dijadikan sebagai
(4) Derived themes (at-tawāliy ma‘a tolak ukur dalam pengembangan penulisan
maudhū‘āti mustanbithah). Tipe keempat kreatif bahasa Indonesia agar berkembang
adalah pengembangan teks yang berasal dari maju ke depan, maka dari itu isu-isu terkait
sebuah hipertema (HT) atau tema atasan (TA) kebaruan teori dan paradigma keilmuan harus
dikembangkan dengan beberapa aspek yang terus dikaji khususnya dalam data bahasa
berhubungan dengan tema atasan. Arab. Isu-isu kekinian, terkait dengan revolusi
Contoh dari jenis pengembangan tema ini industri 4.0 akan menemukan wujudnya dalam
dalam bahasa Indonesia, seperti yang diberikan bahasa Arab, ketika kita mengkaji terkait
oleh (Parera, 2009: 192) berikut. dengan pembelajaran “daring” (online) dan
Hiper Tema/Tema Atasan: data korpus. Salah satu prinsip dasar dalam
SFL adalah melihat “distribusi informasi” yang
ada dalam klausa bahasa Arab. Pertama-tama

196
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

analisis kebahasaan akan dimulai dari kajian tema). Mitra dari penelitian ini adalah MAN 2
(1) fokus penentuan tema (thematization) Surakarta dan SMA 4 Muhammadiyah Andong,
dalam bahasa Arab disepadankan dengan istilah Boyolali, Jawa Tengah. Data yang menjadi
/taqdīm maudhūʻī/ atau mendahulukan unsur objek material dalam penelitian ini diambil
satuan kebahasaan, baik itu kata maupun frasa dari buku teks berbahasa Arab Al-Qirā’ah
untuk menjadi fokus ujaran, (2) koneksi unsur Ar-Rāsyidah (Al-Ḥasaniy, 2003). Dalam teks
Rema (rhematic connection), dan (3) koneksi tersebut, akan dielaborasi pola penyebaran
unsur Tema (thematic connection). Beberapa informasi seperti bentuknya. Langkah pertama
ahli bahasa Arab, menyepadankan istilah Tema yang dilakukan adalah membagi kalimat dalam
dengan istilah /al-maudhūʻ/. Adapun istilah teks menjadi dua kelompok, yaitu: (1) jumlah
Rema disepadankan dengan istilah /at-taʻqīb/. ismiyyah dengan pola (S+V+O) dan (2) jumlah
Sebagai contoh dalam klausa berikut (bentuk fi’liyyah dengan pola (V + S + O). Setelah
tebal sebagai Tema): “guilty was the verdict” tema dan rema dalam sebuah satuan bahasa
(bersalah adalah putusannya) berbeda dengan telah ditentukan, langkah selanjutnya adalah
klausa “the verdict was guilty” (putusannya mengelaborasi pengembangan tema dalam
adalah bersalah) (Baalbaki, 1990: 502). sebuah teks bahasa Arab. Metode analisis yang
Dalam bahasa Arab, istilah thematization digunakan dalam rumusan masalah pertama ini
disepadankan dengan istilah taqdīm maudhū’i. adalah metode distribusional, yaitu dengan cara
Konsep tematisasi ini sangat penting untuk membagi satuan kebahasaan menjadi satuan
diketahui, sebagai sebuah langkah dalam yang lebih kecil untuk melakukan analisis data.
mendahulukan beberapa satuan bahasa di awal Sementara itu, untuk rumusan masalah kedua,
ujaran, titik anjak dari sebuah ujaran akan dapat terkait dengan strategi-strategi yang dapat
diketahui dengan baik. Sebagai contoh, kalimat dilakukan dalam pengembangan pembelajaran
“the guilty was the verdict” berbeda dengan daring dimulai dari langkah teknis penggunaan
“the verdict was guilty”. Kalimat pertama fokus OCW UNS, (open course ware UNS). Penulis
(mengalami tematisasi) pada kata the guilty. meyakini bahwa kegiatan menulis kreatif akan
Adapun kalimat kedua fokus pada kata “the lebih efektif apabila tutorial dilakukan secara
verdict”. Dari konsep tematisasi inilah pada online (daring) bukan secara offline (luring)
akhirnya melahirkan konsep konstruksi Tema karena ide dan gagasan dalam proses menulis
(al-maudhūʻ) dan Rema (at-taʻqīb). itu dapat muncul kapan dan dimana saja.
Selanjutnya, sebagai penutup dari pembahasan
METODE daring dalam menulis kreatif akan ditopang
Metode dalam penelitian ini terkait dengan pemanfaatan data korpus dalam bahasa
dengan tiga tahapan penting, yaitu: (1) Arab. Dalam hal ini, peran dari mitra penelitian
mengumpulkan data, (2) analisis data, dan (3) adalah menjadi objek dari proses pembelajaran
laporan hasil penelitian. Metode pengumpulan daring. Langkah pertama yang dilakukan
data dilakukan dengan menggunakan metode adalah dengan mengunjungi mitra penelitian
observasi atau metode simak dan catat dari teks- (sekolah), untuk memberikan sosialisasi urgensi
teks yang mengandung pola pengembangan penggunaan OCW sebagai salah satu media
tema dalam bahasa Arab. Kemudian teks-teks dalam pembelajaran daring. Untuk mengukur
tersebut diberikan kepada mitra penelitian untuk hasil dari sosialisasi ini diberikan lembar
dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Hal kuoesioner kepada para peserta didik. Selain
utama yang akan dicapai adalah peserta didik itu, sosialisasi juga diberikan kepada para guru
yang ada dalam mitra penelitian dapat memahami untuk lebih memahami peran linguistik korpus
proses menulis kreatif berbasis teori linguistik dalam pembelajaran bahasa Arab di Indonesia.
sistemik fungsional (baca: pola pengembangan

197
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

PEMBAHASAN dan bagian kedua disebut dengan rema. Yang


Hasil dan pembahasan dalam artikel ini dimaksud dengan tema adalah bagian kalimat
akan difokuskan atau dikerucutkan pada dua yang memberi informasi tentang ‘apa yang
kajian, yaitu: (1) bagaimana relasi antara menulis dibicarakan’ dalam hal ini adalah /an-namlah/
kreatif bahasa Arab dengan implementasi pola atau seekor semut; sedangkan rema adalah
“pengembangan tema” yang ada dalam teori bagian yang memberi informasi tentang ‘apa
Linguistik Sistemik Fungsional (LSF) dan (2) yang dikatakan tentang tema’. Untuk itu, tema
bagaimana proses pembelajaran menulis kreatif merupakan tumpuan pembicaraan. Posisi SFL
bahasa Arab secara daring (online) berlandaskan dalam mengolah teks tentang perjuangan seekor
pada kajian LSF dan korpus Arab semut melawan sifat malas tersebut dapat dilihat
dalam distribusi informasi pada tabel berikut.
Implementasi Pengembangan Tema Dalam Tabel 2 Distribusi Informasi dalam
Menulis Kreatif Konstruksi Tema dan Rema dalam QR
Pola pengembangan tema sebagai salah
Tema Rema
satu bagian dari kajian Linguistik Sistemik
Fungsional dapat dikaji dalam buku Al-Qirā’ah (2.1) thāla (verba) sa’yi + bil-amali (Bsu)
Ar-Rāsyidah (selanjutnya disebut dengan: QR). (2.1) telah lama usahaku + mencari
Sebagai contoh dalam buku QR ditemukan teks harapan (Bsa)
dalam puisi berikut. (2.2) lastu + ardhā (verba) bil-kasali
(2.2) aku tidak + rela dengan kemalasan
An-namlah... (2.3) ghāyatiy nailuth-thalab
Thāla saʻyī bil-amali (2.3) tujuanku mencapai + keinginan/
Lastu ardhā bilkasali mimpi
Ghāyatiy nailu-thalabi (2.4) lā + ubāliy (verba) bit-taʻabi
Lā ubāli bit-taʻabi (2.4) tidak + aku peduli dengan-kelelahan
Seekor semut... Sumber: Qirā’ah Ar-Rāsyidah (QR) (2003)
Aku telah lama mencari harapan
Aku tidak rela dengan kemalasan Dari teks puisi tentang seekor semut
Tujuanku adalah mencapai keinginan (namlah) di atas dapat disimpulkan bahwa
Aku tidak peduli dengan kelelahan Tema dalam bahasa Arab, dapat tersusun dari
verba seperti pada contoh (2.1), (2.2), dan (2.4).
(Al-Ḥasaniy, 2003: 19) Sementara itu, dalam contoh (2.3) tema dalam
Dalam teks tersebut diceritakan tentang bahasa Arab dapat disusun oleh nomina. Dalam
seekor “semut” (an-namlah). Akan tetapi hal contoh (2.2) dan (2.3) terdapat bentuk negasi
yang lebih penting dari teks tersebut secara dalam kata kerja, yaitu: lastu dan lā, perihal tema
substansi adalah teks yang menyiratkan sebuah dapat berbentuk verba dapat dilihat pada tabel
semangat untuk terus berjuang melawan (Thompson, 2014) berikut dalam bahasa Inggris.
kemalasan sebagaimana seekor semut dalam Tabel 3 Tema Berbentuk Imperatif
kehidupan setiap harinya. Teks yang tersurat
dalam QR tersebut juga mengajarkan kepada Tema Rema
peserta didik tentang pentingnya memiliki visi (3.1) leave the lamp here
misi yang panjang, cita-cita yang besar dalam (3.1) tinggalkan lampu itu di sini
kehidupan, dan terus melawan kemalasan. (3.2) don’t cry about it
Setiap kalimat dalam bahasa Arab (3.2) jangan menangis tentang itu
diasumsikan memiliki dua unsur penyusun
informasi. Bagian pertama disebut dengan tema Sumber: (Thompson, 2014: 152)

198
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

Dengan memahami konsep “tematisasi” konstan). Pengembangan tema jenis ini


(analisis fokus) inilah diharapkan peserta merupakan jenis pengembangan tema yang
didik di SMA 4 Muhammadiyah Andong cukup sederhana. Setiap siswa di MAN dan
dan MAN 2 Surakarta dapat menyusun ide SMA dapat menerapkan pola ini, khususnya
menulis kreatif dengan mudah, karena mereka dalam menulis kegiatan rutin sehari-hari
dapat menentukan satuan distribusi informasi mereka, seperti dalam buku diary dan biografi.
dalam sebuah teks. Semakin terbiasa peserta Jenis tema ini merupakan tema yang paling
didik dalam menentukan bagian penting dari banyak digemari oleh para penulis dasar dalam
informasi dan bagian pendukung informasi, mengembangkan ide dalam sebuah kepaduan
siswa akan semakin peka dan kreatif dalam tekstual. Dalam buku QR, pengembangan tema
menyusun gagasan yang efektif. Selanjutnya tersebut dapat dilihat pada contoh berikut.
tema-tema ini akan dikembangkan dalam T1 – R2 = anāmu mubakkiran fil-laili
sebuah pola tertentu. Pola-pola pengembangan (saya tidur lebih awal)
tema inilah yang akan menjadi landasan
prinsipil dalam menulis kreatif. Di dalam bab
ini akan dijelaskan bagaimana sebuah tema
(maudhū‘) dikembangkan dalam teks berbahasa T1 – R2 = wa aqūmu mubakkiran fish-
Arab beserta pola-polanya yang beraneka shabāḥi (saya bangun pagi)
ragam. Pengembangan tema ini merupakan
pertukaran informasi antara tema dan rema yang
dipasangkan dalam teks. Pengembangan tema
itu sendiri merupakan bagian dari perpaduan T1 – R2 = astaiqidzu ʻalā ismillāhi wa
materi informasi yang bersifat baru (new) dzikrihi (saya bangun tidur atas nama Allah)
menuju kepada informasi yang sudah maklum
adanya (given). Kedua hal tersebut dilakukan Dalam contoh teks di atas ditemukan
melalui repetisi (pengulangan) dan tranformasi koneksi tematik, yaitu: “saya” yang menjadi
tema-rema. pengikat antara klausa.
Peran penting dari pengembangan tema (2) The Linier Theme Pattern (at-tawāliy
ini adalah untuk mengembangkan dan menjaga al-’ufuqī al-basīth). Pengembangan tipe kedua
kadar kekohesian teks, yaitu kohesi teks dengan ini bercirikan bahwa rema dalam kalimat yang
memberikan informasi antara given dan new pertama menjadi tema dalam kalimat yang
yang mengikuti pola tertentu. Kohesi teks kedua. Pengembangan informasi dalam klausa
dalam konteks ini dapat disamakan dengan model ini merupakan perkembangan “linear”
konsep keutuhan, yaitu: taraf keterikatan antara sederhana. Pengembangan model pertama dan
pelbagai unsur dalam struktur sintaksis atau kedua inilah yang selayaknya dikenalkan pada
struktur wacana. Misalnya, dalam kalimat siswa SMA dan MAN agar para siswa tersebut
Mereka berkelahi mati-matian. Kata mereka dapat lebih terbantu dalam mengembangkan
lebih terikat dengan kata berkelahi dari pada informasi dalam menulis kreatif. Menulis
kata mati-matian. kreatif akan menjadi lebih menyenangkan jika
Berikut empat macam pola pengembangan peserta didik dapat memahami penggunaan pola
tema yang akan dibahas dalam kajian ini. konstan dan pola linier dalam pengembangan
(1) The Constant Theme Pattern (at- tema baik dalam bahasa Arab, maupun dalam
tawāliy ma‘a maudhu‘āt mustanbithah). bahasa Indonesia.
Pengembangan tipe pertama adalah Dalam penelitian dan pengabdian
pengembangan yang berkelanjutan dari tema masyarakat yang telah dilakukan oleh tim
yang sama (pengembangan tema secara dari Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas

199
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

Sebelas Maret (dengan judul Optimalisasi tema model split atau rincian terbagi). Pola
Sistem Pembelajaran Daring Menulis Kreatif pengembangan jenis ini lebih kompleks dari
Bahasa Arab Berbasis Pengembangan Tema pola yang pertama dan kedua, karena dalam jenis
Linier pada Siswa SMU di Wilayah Surakarta ini, penulis kreatif harus bisa mengembangkan
dan Boyolali), pola jenis ini dioptimalkan gagasan dalam rema secara terperinci dalam
penggunaannya sebagai landasan menyusun bentuk rincian yang saling terpisah satu sama
tulisan kreatif, baik dalam bahasa Arab maupun lain. tema + rema (yang tersusun dari tema
bahasa Indonesia. Tim pengabdian masyarakat turunan 1 dan tema turunan 2).
FIB bermitra dengan dua mitra nonprofit, yaitu Pengembangan pola jenis split ini dapat
MAN 2 Surakarta, dan SMA 4 Muhammadiyah ditemukan dalam buku QR yang menjadi salah
Andong, Boyolali. Contoh penerapan model satu dasar, bagaimana sebuah proses menulis
pengembangan tema jenis ini dapat dilihat pada kreatif dilaksanakan. Dari pola ini, kita dapat
teks sederhana berikut. menyimpulkan bahwa proses menulis kreatif
Saya memiliki sebuah buku. dapat dilakukan dengan memperinci unsur-
Indiy kitābun: lī kitābun unsur yang ada dalam teks. Peserta didik diajak
untuk mengembangkan sebuah tema dengan
cara memperinci bagian-bagian yang akan
Buku ku berada di atas meja. dijelaskan. Misalnya, menulis perihal sifat
Kitābiy ‘alal-maktabi temannya. Sebagai contoh dapat dilihat dalam
teks berikut.
Lī tsalātsatu ashdiqā’: Ḥasan, Qāsim, wa
Meja itu berada di dalam kelas. Umar. Kāna Hasan māhiran wa kāna Qāsim
Wa kāna dzālikal-maktabu fil-fashli syujjāʻan wa kāna Umar ghaniyyan.
Dalam buku QR, juga ditemukan jenis “Saya memiliki tiga teman, yaitu Hasan
pola ini, seperti pada kalimat berikut. (tema 1), Qasim (tema 2), dan Umar (tema 3).
Hasan merupakan anak yang pintar. Sementar itu,
Ushadiquka liannaka muslimun Qasim adalah temanku yang pemberani. Adapun
Aku mempercayaimu karena kamu muslim Umar adalah temanku yang cukup kaya”.
Dalam buku QR juga ditemukan model
Wal-muslimu lā yakdzibu wa lā yaghusy pengembangan tema jenis ini, yaitu ketika
Seorang muslim tidak berbohong dan tidak seorang guru diceritakan sedang bertanya pada
mencuri masing-masing muridnya perihal cita-citanya
di masa yang akan datang. Setiap masing-
(Al-Ḥasaniy, 2003: 22) masing murid menjawab pertanyaan guru
Untuk mengoptimalkan penggunaan tersebut, dan dinarasikan secara bertahap, hal
pola linier ini, tim penelitian dan pengabdian ini sesuai dengan apa yang ada dalam tema split
masyarakat Fakultas Ilmu Budaya, Universitas atau rincian terbagi. Berikut tema split yang ada
Sebelas Maret (FIB UNS) memberikan materi dalam buku QR.
tema linier ini secara daring melalui OCW UNS Sa’ala al-mu’allimu at-talāmidza marra-
yang akan dibahas dalam pembahasan rumusan tan fish-shaffi wāḥidan wāḥidan: mādzā tuḥibbu
masalah kedua. an takūna?
(3) The Split Rheme Pattern (at-tawāliy Wa qāla Aḥmad (T1) wa kāna ashgharat-
li-chadītsi muqassami). Pengembangan tipe talāmīdzi: anā urīdu an akūna sā’iqan fil-qithāri...
ketiga adalah pengembangan suatu rema ke Wa qāla Abdur-raḥmāni (T2): inna
dalam beberapa tema lanjutan (pengembangan sā’iqal-qithāri fī taʻabin ʻadzīmin wa ḥarrin wa

200
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

jaḥīm, wa lākinni uḥibbu an akūna rubbānan fī Hari Raya..


bākhiratin... Kemarin adalah hari raya
Wa qāla Ibrāhimu (T3): ar-rubbānu wa Orang-orang dan anak-anak berkumpul
bākhiratuhu fī khatharin minal-gharaqi, wa saat matahari terbenam
lākinniy uḥibbu ak akūna thabīban fa-udāwiyan- menyaksikan bulan sabit
nāsa wa udāwiyal-fuqarā’a majjānan... (dan) mereka naik ke atap rumah, teras
(Al-Ḥasaniy, 2003: 33) rumah, dan di atas menara
(Al-Ḥasaniy, 2003: 86)
Seorang guru bertanya pada muridnya
di kelas, satu persatu, “kamu ingin menjadi Dalam teks di atas terdapat hipertema
apa?” (apa cita-citamu nanti?) atau tema atasan yaitu hari raya (yaumul-‘īd).
Ahmad (tema 1), sebagai murid yang Dalam kalimat pertama dijelaskan turunan
paling kecil, berkata: saya ingin menjadi dari hipertema, yaitu menjelaskan bahwa
seorang sopir di kereta api (masinis)... kemarin merupakan hari raya. Kemudian apa
Abdur Rahman (tema 2) berkata: seorang yang dilakukan oleh orang-orang ketika hari
masinis itu kerjanya melelahkan, capek sekali raya, mereka sangat gembira dan berkumpul
dan panas.... kalau aku ingin menjadi seorang bersama ketika magrib telah tiba, kemudian
kapten di sebuah kapal laut... melihat hilal, ada yang melalui atap rumah
Ibrahim (tema 3) berkata: seorang kapten dan naik menara untuk merayakan hari raya
dan kapalnya berpotensi bahaya tenggelam, (tema atasan). Ide dapat mengalir lebih cerdas
kalau aku ingin menjadi dokter, agar bisa dan tertata dari pengembangan tema model
mengobati umat manusia, dan mengobati fakir derived ini. Kajian pengembangan tema ini
miskin dengan gratis.... dapat dimanfaatkan untuk menulis kreatif, baik
Pola model split di atas melatih para peserta bahasa Arab maupun bahasa Indonesia. Hal ini
didik dalam menulis kreatif mengembangkan dapat membantu siswa dalam menyusun ide
ide dengan model rincian terbagi. Dengan pola yang koheren.
ini, kita bisa mengembangkan ide cerita dengan
lebih beragam. Proses Pembelajaran Menulis Kreatif Bahasa
(4) Derived Themes (at-tawāliy ma‘a Arab Daring Berlandaskan pada Kajian LSF
maudhū‘āti mustanbithah). Tipe keempat dan Korpus Arab
adalah pengembangan teks yang berasal dari Sebagai hasil dari rumusan masalah
sebuah hipertema (HT) atau tema atasan (TA) kedua, dalam bab ini akan dibahas strategi-
dikembangkan dengan beberapa aspek yang strategi yang dapat mengoptimalkan kajian
berhubungan dengan tema atasan. menulis kreatif bahasa Arab berbasis Linguistik
Contoh dalam bahasa Arab model Sistemik Fungsional (LSF) dan Korpus Arab
derived ini dapat ditemukan dalam teks yang di Indonesia. Strategi-strategi yang digunakan
menjelaskan perihal hari raya atau yaumul-‘īd untuk mengoptimalkan kajian terkait menulis
berikut. kreatif bahasa Arab di Indonesia dapat dibagi
Yaumul ‘id.. menjadi dua strategi: (1) strategi pembelajaran
Kāna amsi yaumul-‘id menulis kreatif bahasa Arab berbasis daring,
ijtamaʻan-nāsu wal-athfālu ‘indal- dan (2) pembelajaran menulis kreatif bahasa
ghurūbi Arab berbasis data korpus.
yatarā’ūnal-hilāl Strategi yang pertama akan diurai dalam
wa shaʻadū ʻalā suqūfil-buyūti penjelasan berikut. Yaitu dengan memanfaatkan
was-suthūḥi wa ʻalāl-manārāti UNS Open Course Ware (OCW), dimana
para pengunjung web dapat mengakses web

201
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

tersebut dan melihat serta mempelajari materi- dapat diakses oleh para pengunjung web secara
materi yang ada dalam OCW. Hal ini selaras mudah dan terbuka. Media open akses ini
dengan apa yang telah digagas oleh Ristekdikti dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
dalam program SPADA. SPADA Indonesia menulis kreatif bahasa Arab secara daring di
menawarkan program “Materi Terbuka”, yaitu Indonesia. Dalam tampilan tersebut terdapat
menyediakan materi mata kuliah yang disajikan menu “pencarian mata kuliah” sebagai salah
secara online dalam berbagai bentuk media agar satu pintu masuk utama untuk mengelaborasi
dapat diakses oleh mahasiswa dan dosen kapan materi. Selain itu juga terdapat menu pencarian
saja dan dimana saja. Beberapa web berbahasa “program studi” dan menu “mata kuliah” yang
Arab juga sudah banyak yang memanfaatkan dapat dipilih langsung oleh para pengunjung
pembelajaran online, seperti terlihat pada untuk mencari materi yang diinginkan. Selain itu,
gambar 1 berikut, pembelajaran Arabic on-line. dalam tampilan awal ini juga dilengkapi dengan
beberapa nama fakultas yang ada di Universitas
Sebelas Maret (UNS). Sebagai contoh, kita akan
mencari materi menulis kreatif bahasa Arab,
yang pastinya ada di program studi Sastra Arab,
maka kita harus mencari Fakultas Ilmu Budaya
terlebih dahulu. Di dalam fakultas tersebut
tercantum berbagai macam prodi, mulai dari
Sastra Inggris, Sastra Daerah, sastra Indonesia,
Sastra Arab, dan sebagainya, hal ini dapat dilihat
hasil pencarian pada gambar 3 berikut.
Gambar 1. Arabic online program
https://www.arabic-online.net/
Melihat dan berkaca pada apa yang ada
dalam Arabic on-line, pembelajaran menulis
kreatif bahasa Arab dan bahasa Indonesia
di Indonesia selayaknya sudah mulai untuk
dilakukan secara on-line, seperti yang
diterapkan dalam OCW UNS berikut.

Gambar 3. Tampilan Nama-nama Prodi yang


Ada di Fakultas Ilmu Budaya UNS
Dari gambar 3 tersebut, kita bisa
langsung masuk ke dalam prodi Sastra Arab
untuk mencari materi menulis kreatif bahasa
Arab secara daring (tekan lihat mata kuliah).
Setelah menemukan prodi Sastra Arab, kita
bisa masuk ke dalam salah satu materi yang
ada dalam prodi tersebut, seperti mata kuliah
Gambar 2. OCW UNS tampilan depan
“Teori Penerjemahan”, sebagaimana tertera
https://www.ocw.uns.ac.id/
dalam gambar 4 berikut. Dalam materi teori
Gambar 2 merupakan bentuk tampilan penerjemahan tersebut kita bisa menemukan
awal dari OCW UNS. Open course ware yang materi yang dapat diakses berupa power point,

202
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

file pdf, atau video yang dapat digunakan direkam, dan kumpulan materi bahasa atau
sebagai media dalam pembelajaran menulis data bahasa untuk tujuan studi atau penelitian
kreatif bahasa Arab. Hal ini telah diujicobakan bahasa. Selain itu, kajian korpus juga dapat
di dua mitra pengabdian masyarakat hasil menemukan struktur bahasa tertentu.
penelitian yang telah dilakukan di MAN 2 Akhir-akhir ini, kajian korpus semakin
Surakarta dan SMA 4 Muhammadiyah Andong, banyak yang diterapkan dalam pertanyaan-
bahwa peserta didik dapat mengunduh materi pertanyaan penelitian, yang digunakan untuk
terkait “Tema Linier” dengan mudah dan cepat menjawab refleksi diskursif (pemahaman yang
yang terdapat dalam OCW UNS. mendalam dan logis) terkait isu-isu sosial,
dari pada hanya analisis yang difokuskan pada
sturktur linguistik. Oleh sebab itulah, kajian
fitur-fitur linguistik yang ada dalam SFL dapat
dilandaskan pada data korpus. Desainnya
sebagai berikut.
1) SFL becomes the base foundation in
corpus data analysis, SFL dapat menjadi
landasan utama dalam analisis data
Gambar 4. Mata Kuliah Teori Penerjemahan kebahasaan, baik bahasa Arab maupun
dalam OCW UNS bahasa Indonesia.
2) Theme in the text can be elaborated
Strategi kedua yang dapat dilakukan untuk from the corpus analysis. Analisis fokus
mengoptimalkan pembelajaran menulis kreatif (tematisasi) untuk menentukan TEMA
bahasa Arab secara daring adalah berbasis (titik anjak – starting point) dalam sebuah
media korpus. Isu korpus perlu dibahas secara teks dapat dilacak melalui data korpus
khusus dalam artikel ini, karena kembali pada bahasa Arab dan data korpus Bahasa
fakta bahwa akhir-akhir ini, perkembangan ilmu Indonesia yang sudah ada.
bahasa tidak terlepas dari adanya kajian yang 3) Rheme in the text can be investigated
terkait dengan data linguistik korpus secara from the corpus notion. Analisis Rema
digital, begitu pula dengan menulis kreatif (informasi baru) yang ada dalam teks
bahasa Arab, khususnya secara daring. Adapun dapat dianalisis melalui data korpus.
“linguistik korpus” (corpus linguistics) adalah 4) Thematic progression pattern can
metode linguistik dengan menggunakan data be determined from corpus analysis.
dari bahan-bahan bahasa yang terkumpul dalam Pengembangan tema (baik berupa tema
suatu sumber (sejenis “bank” bahasa) yang linier, tema konstan, tema split, dan
berasal dari penggunaan bahasa dalam berbagai tema model derived, sebagaimana yang
genre, variasi, dan bahan lisan maupun tertulis telah dijelaskan dalam rumusan masalah
yang menjamin keragaman yang seluas-luasnya pertama) dapat dikaji secara mendalam
dan yang menghindarkan penggunaan bahasa dan komprehensif melalui analisis data
yang sangat sempit seperti idiolek. Data tersebut korpus.
disusun secara sistematis dan biasanya mudah
diakses secara elektronis (dengan komputer). Penggunaan analisis data korpus dalam
Demikian halnya dalam bahasa Arab, bahasa Arab bisa dilihat pada contoh korpus
kita juga mengenal istilah korpus (corpus), Arab – Tunisia berikut.
yang dikenal dengan matan dan mudawwanah.
Korpus dalam hal ini juga dipahami sebagai
sampel penelitian linguistik, materi yang

203
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

Arab Tunis tersebut yang dijaring dari 66 teks.


Dari data korpus ini diharapkan analisis fokus
dalam SFL (tematisasi – analisis fokus) dapat
dilakukan lebih optimal. Selanjutnya dalam
menulis kreatif bahasa Arab hasilnya akan lebih
maksimal. Apabila kita mengaktifkan tombol
STEM, maka kita akan menemukan turunan dari
kata kerja ka-ta-ba tersebut beserta posisinya
dalam kalimat seperti apa, hal ini dapat dilihat
hasilnya seperti pada gambar 7 berikut.

Gambar 5. Contoh Korpus Arab – Tunis


(www.tunisiya.org)
Gambar 5 merupakan contoh penggunaan
data korpus Arab – Tunis. Dalam menu awal
tersebut ditemukan beberapa menu penting atau
utama, seperti: searchterm untuk mencari kata
yang kita butuhkan untuk dianalisis. Korpus
Arab – Tunis tersebut tersusun dari 2.006 teks,
yang terkompresi menjadi 881.964 kata. Dalam
menu selanjutnya juga ada dua hal yang penting
untuk diketahui yaitu: STEM dan EXACT.
Gambar 7. Hasil STEM dari kata kerja kataba
Untuk lebih jelasnya, sebagai contoh, apabila
dalam korpus Arab Tunisia (gambar ini bisa
kita memasukkan kata kitābun atau ka-ta-ba
dilihat secara lebih lengkap dan jelas di web:
“menulis” dalam kolom searchterm, dengan
www.tunisiya.org)
mengaktifkan kolom EXACT, maka kita akan
menemukan tampilan pada gambar 6 berikut. Di sisi lain juga ditemukan adanya data
korpus paralel. Tipe dari korpora yang sering
digunakan dalam analisis penerjemahan adalah:
comparable dan parallel corpora atau dalam
istilah lain dikenal sebagai translation corpora.
Jenis korpus yang jamak dipakai untuk
studi penerjemahan disebut dengan “korpus
paralel” (a parallel corpus). Korpora paralel
(parallel corpora) secara khas dibentuk oleh
teks sumber dalam sebuah bahasa A dan
penerjemahannya dalam bahasa B. Terkadang,
dalam korpora paralel ini mencakup bahasa
sumber (source texts) dalam bahasa B, dan
Gambar 6. Hasil Pencarian EXACT ka-ta-ba penerjemahannya dalam bahasa A. Contoh
dalam Korpus Arab-Tunis dari korpus paralel bahasa Arab – Inggris dapat
dilihat pada gambar 8 berikut.
Dari gambar 6 tersebut, kita dapat melihat
posisi ka-ta-ba dalam kalimat bahasa Arab. Ada
146 hasil dari kata kerja kataba dalam korpus

204
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

Hasil dari penerapan Iptek di masyarakat dapat


dianalisis dari data yang ada di hasil kuesioner
berikut.
Setelah dilakukan program menulis
kreatif bahasa Arab berbasis daring di MAN
2 Surakarta, disimpulkan bahwa 63,2 %
responden mengetahui apa itu ocw.uns.ac.id.
Adapun 36,8 % responden menyatakan tidak
tahu apa itu program ocw.uns.ac.id sebagai
salah satu sarana dalam menulis kreatif berbasis
daring. Selanjutnya, setelah dilakukan program
Gambar 8a. Contoh Korpus Paralel Arab - Inggris menulis kreatif bahasa Arab berbasis daring di
MAN 2 Surakarta, disimpulkan bahwa mitra
tidak hanya mengetahui, tetapi 94,4 % responden
dapat membuka ocw.uns.ac.id. Setelah dilakukan
program menulis kreatif bahasa Arab berbasis
daring di MAN 2 Surakarta, disimpulkan bahwa
88,9 % responden dapat mengunduh materi
menulis kreatif berbasis daring jarak jauh, dan
11,1 % menyatakan belum bisa mengunduh
materi tersebut.
Setelah dilakukan program menulis
Gambar 8b. Contoh Pembidangan dalam kreatif bahasa Arab berbasis daring di SMA 4
Korpus Paralel bahasa Arab Muhammadiyah Andong Boyolali, disimpulkan
bahwa 96,4 % responden mengetahui ocw.uns.
Dari gambar 8 tersebut dapat disimpulkan
ac.id Pada akhirnya, setelah dilakukan program
adanya beberapa menu yang dapat digunakan
menulis kreatif bahasa Arab berbasis daring
untuk mencari kata yang akan dianalisis
di SMA 4 Muhammadiyah Andong Boyolali,
melalui data korpus dalam menu search. Dalam
disimpulkan bahwa 82,1 % responden dapat
korpus paralel tersebut analisis kebahasaan
mengunduh materi menulis kreatif bahasa Arab
dapat dilakukan baik secara sinkronis maupun
di ocw.uns.ac.id.
diakronis. Untuk membidangkan fokus
pencarian dapat dilihat pada contoh gambar 8b
PENUTUP
di atas. Hal ini akan sangat membantu dalam
proses menulis kreatif bahasa Arab berbasis Kesimpulan sebagai kristalisasi dari
daring dan berbasis SFL. pembahasan dan analisis memberikan dua
Dari penyebaran 2 macam kuesioner di simpulan penting, yaitu: (1) penerapan tema
kedua sekolah, yaitu MAN 2 Surakarta dan linier dalam menulis kreatif bahasa Arab, dan
SMA 4 Andong Boyolali disimpulkan secara (2) pembelajaran daring dan luring menulis
umum, bahwa mitra sangat terbantu dalam kreatif bahasa Arab di Indonesia. Kajian
proses belajar khususnya dengan adanya menulis kreatif bahasa Arab sejatinya dapat
program menulis kreatif bahasa Arab berbasis berlandaskan pada teori Linguistik Sistemik
daring ini. Laman ocw.uns.ac.id sangat efektif Fungsional Systemic Fucntional Linguistics –
digunakan untuk mengunggah materi menulis SFL. Ada tiga fungsi dalam SFL, yaitu: fungsi
kreatif tersebut, sehingga mitra dapat belajar ideasional, fungsi interpersonal, dan fungsi
menulis kreatif bahasa Arab, jarak jauh, on line, tekstual. Dalam kajian menulis kreatif bahasa
dan menggunakan metode blended learning. Arab, khususnya untuk level SMA dan MAN

205
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, Desember 2020: 189—207

akan sangat berhubungan dengan fungsi yang dalam pembelajaran menulis kreatif bahasa
ketiga, yaitu fungsi tekstual, cara analisis Arab berbasis SFL dan berbasis Daring ini
teks sebagai lambang semiotik diurai melalui dapat lebih dioptimalkan, khususnya di level
analisis kebahasaan. Analisis kebahasaan ini SMA dan MAN yang ada di Indonesia. Hasil
dimulai dari analisis fokus (tematisasi) yang dari penelitian ini telah diujicobakan dengan
dalam bahasa Arab disebut dengan /taqdīm menggandeng 2 mitra pengabdian masyarakat di
maudhūʻī/. Analisis fokus ini menghasilkan MAN 2 Surakarta dan SMA 4 Muhammadiyah
adanya analisis distribusi informasi dalam Andong Boyolali.
sebuah teks, yaitu TEMA + REMA. Dalam Kajian yang sudah dilakukan ini sangat
menulis kreatif, seorang penulis selayaknya bermanfaat untuk mengembangkan ide menulis
memahami analisis fokus ujaran atau ide yang kreatif, khususnya dalam pembelajaran bahasa
akan ditulis. Tema sebagai titik anjak sebuah Indonesia, dan lebih khusus lagi pembelajaran
ujaran dan Rema sebagai informasi baru yang bahasa Arab di Indonesia. Untuk kajian
ada dalam ujaran yang ditunggu-tunggu oleh selanjutnya dapat dilakukan secara khusus
pendengar atau pembaca. Tema dapat diisi oleh dengan menggunakan data kelas pembelajaran
nomina berupa partisipan, verba berupa proses, menulis kreatif bahasa Indonesia berlandaskan
dan frasa berupa sirkumstan. TEMA dan REMA pada kajian Linguistik Sistemik Fungsional dan
ini dapat dikembangkan dalam 4 model utama, Linguistik Korpus.
yaitu:
(1) The Constant Theme Pattern (at-tawāliy DAFTAR PUSTAKA
ma‘a maudhu‘āt mustanbithah). Al-Ḥasaniy, A.-Ḥasan. (2003), Al-Qirā’ah Ar-
(2) The Linier Theme Pattern (at-tawāliy Rāsyidah li ta‘līmil-lughatil-‘Arabiyyah
al-’ufuqī al-basīth). wats-tsaqāfah Al-Islāmiyyah. UK Islamic
(3) The Split Rheme Pattern (at-tawāliy li- Academy.
chadītsi muqassami). Anis, M. Y. (2015). Pengembangan Tema dalam
(4) Derived Themes (at-tawāliy ma‘a Buku Al-Qira’ah Ar-Rasyidah sebagai
maudhū‘āti mustanbithah). Pondasi Awal dalam Latihan Menulis
Dua tema pertama, yaitu model Konstan Kreatif Bahasa Arab. Jurnal Arabiyat
dan model Linier diyakini dapat menjadi FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
landasan fundamental dalam proses menulis 2(2), 1–10.
kreatif bahasa Arab dan bahasa Indonesia. Anis, M. Y., Arifuddin, & Farhah, E. (2020).
Untuk itu dibutuhkan strategi-strategi taktis Panduan Menulis Kreatif Bahasa Arab:
yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan Pengembangan Tema dalam buku Al-
proses menulis kreatif bahasa Arab dan menulis Qira’ah Ar-Rasyidah. Jakarta Depublish
kreatif bahasa Indonesia berbasis SFL tersebut, (CV BUDI UTAMA).
salah satunya adalah: (1) memanfaatkan kajian Baalbaki, R. M. (1990). Dictionary of Linguistic
pembelajaran daring menulis kreatif bahasa Terms English-Arabic. Dar el-Ilm Lil
Arab/ Indonesia, sebagaimana yang dilakukan Malayin.
dalam OCW UNS, dan (2) melakukan analisis Bishop, W., & Starkey, D. (2006). Keywords in
fokus dan pengembangan tema berbasis data Creative Writing. Utah State University
korpus Arab, sebagaimana yang ada dalam Press.
data korpus Arab – Tunisia dan Korpus Paralel Bloor, T., & Bloor, M. (2004), The Functional
Arab - Inggris. Pembelajaran bahasa Arab di Analysis of English: A Hallidayan
Indonesia sejatinya harus terus bergerak maju. Approach, Second Edition. Arnold.
Salah satu usaha yang dilakukan seperti usaha

206
Sawerigading, Vol. 26, No. 2, DesemberMuhammad
2020: Yunus Anis, Implementasi Pola Pengembangan Tema...

Bowkett, S. (2009). Countdown to Creative Neale, D. (2009), A Creative Writing Handbook,


Writing Step by Step Approach to Writing Developing Dramatic Technique,
Techniques for 7 – 12 Years. Routledge. Individual Style and Voice. A & C Black
Chaer, A. (2009), Sintaksis Bahasa Indonesia Publishers Limited.
(Pendekatan Proses). Penerbit Rineka Parera, J. (2009), Dasar-Dasar Analisis
Cipta. Sintaksis. Penerbit Erlangga.
Eggins, S. (2004), An Introduction to Systemic Richards, J. C., & Schmidt, R. (2007), Longman
Functional Linguistics: 2nd Edition. Dictionary of Language Teaching and
Continuum International Publishing Applied Linguistics. Longman Group.
Group. Salam. (2011). Pembelajaran Menulis Berbasis
Hamand, M. (2014), Creative Writing Exercise Konstruktivisme Pada Siswa Kelas II
for Dummies. John Wiley & Sons Ltd. SLTP Negeri 18 Makassar (Learning
Harper, G. (2015), Creative Writing and Writing Based Constructivism on Student
Education. Multilingual Matters. Class II of SLTP Negeri 18 Makassar).
Hawes, T. (2010). Thematic Progression and Sawerigading, 17(3), 473–484.
Rethoric in Sun and Times Editorials: Saldanha, G. (2013). Research Methodologies
1991-2008 (Vol 2 Spring; Rice Working in Translation Studies. Routledge.
Papers in Linguistics University of Santosa, R. (2003), Semiotika Sosial Pandangan
Liverpool). terhadap Bahasa. Pustaka Eureka.
Hirschi, H. L. (2004). Creative Writing The Easy Saragih, A. (2007). Fungsi Tekstual dalam
Way. Barron’s Educational Series, Inc. Wacana: Panduan Menulis Rema Tema.
Kaufman, S. B., & Kaufman, J. C. (2009), Balai Bahasa Medan.
The Psychology of Creative Writing. Sharples, M. (1999), How We Write, Writing as
Cambridge University Press. Creative Design. Routledge.
Kridalaksana, H. (2009). Kamus Linguistik Edisi Smith, H. (2005). The Writing Experiment:
Keempat. PT Gramedia Pustaka Utama. Strategies for Innovative Creative
Lahlali, M. (2009), How to Write in Arabic. Writing. Allen & Unwin.
Edinburgh University Press Ltd. Thompson, G. (2014), Introducing Functional
May, S. (2007). Doing Creative Writing. Grammar: Third Edition. Routledge.
Routledge. Vachek, J. (2003). Dictionary of the Prague
Mills, P. (2006). The Routledge Creative School of Linguistics. John Benjamins
Writing Coursebook. Routledge Taylor & Publishing Company.
Francis Group. Wiratno, T. (2018), Pengantar Ringkas
Morley, D. (2007), The Cambridge Introduction Linguistik Sistemik Fungsional. Pustaka
to Creative Writing. Cambridge University Pelajar.
Press. https://edukasi.kompas.com/
Mulyanah, A. (2013). Transitivitas Pada Slogan read/2011/11/23/10491011/Tradisi.
Iklan Berbahasa Inggris  : Pendekatan Menulis.Lebih.Rendah.daripada.Minat.
Tata Bahasa Fungsional (Transitivity in Baca
English Slogans: A Functional Grammar https://edukasi.kompas.com/
Analysis). Sawerigading, 19(3), 323–332. read/2011/02/14/04354818/.minat.baca.
Naḥlah, M. A. (2001). Ilmul-Lughah An- buku.daerah.rendah
Nidzāmiy: Madkhal ilā an-Nadzariyyah
Al-Lughawiyyah ‘Inda Hālīdāy. Multaqā
al-Fikr.

207

View publication stats

You might also like