You are on page 1of 11

‫‪AGAMA ITU ANUGERAH‬‬

‫‪Khutbah Pertama:‬‬

‫ْ ُُ ُ َ ْ ُ َ َ ْ َ ِّ َ‬ ‫َ ُ‬ ‫َ ْ َ ّ َ ُ َ َ ُ ُ َ َْ‬
‫اتَّ‬
‫ن سي ل‬
‫ئ‬ ‫ن شورَّ أنف لسنا و لم َّ‬ ‫الل لم َّ‬ ‫ِل ن ْـح َمد َُّه َون ْست لع ْين َّه َون ْست َّغ لف ُر ُه‪َ ،‬ون ُع َّ‬
‫وذ لب لَّ‬ ‫إنَّ الـحم َّد ل لَّ‬
‫ََ‬ ‫َ ُ َ َ ْ ُ ْ ْ ََ َ َ َ ُ ََْ َ ُ َ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َْ َ َ‬
‫ي له‪ ،‬وأشه َّد أن لَّ لإل َّه لإلَّ للا‬ ‫ل ه لاد َّ‬
‫ل ف َّ‬ ‫ن يض لل َّ‬‫ل مضلَّ له‪ ،‬وم َّ‬ ‫للا ف َّ‬
‫ن يهد َّه َّ‬ ‫أعم لالنا‪ ،‬م َّ‬
‫َُْ ُ ََ ُ ُ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬ ‫ل ل َ ْ َ ُ َ َُ ل ْ َ َ ُ َ َ ْ َ ُ َ‬
‫ك ل َّه وأشه َّد أنَّ مـحمداَّ َّعبد َّه ورسوله‬ ‫ل شي َّ‬ ‫وحد َّه َّ‬

‫َ‬ ‫َْ ُ‬ ‫ََ َ ُ‬ ‫َُ‬ ‫َّ‬ ‫ُ‬ ‫َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ‬


‫م ُم ْس لل ُمونَّ‬ ‫ل ت ُموتنَّ لإلَّ َوأنت ْ َّ‬ ‫اِل َحقَّ تق لات لَّه و َّ‬ ‫آمنوا اتقوا ََّ‬ ‫يا أيها ال لذ َّ‬
‫ين‬
‫ْ‬ ‫َ َ َ ََ َ ْ َ‬ ‫َََ ُْ ْ َْ‬ ‫ُ ُ َ ُ ُ َّ‬ ‫َ‬
‫ق لمن َها ز ْو َج َها َو َبثَّ لمن ُه ََّما‬ ‫ن نفسَّ و لاحدةَّ وخل َّ‬ ‫م لم َّ‬ ‫م ال لذي خلقك َّ‬ ‫اس اتقوا ربك َّ‬ ‫َيا أ ُّي َها الن َّ‬
‫َّ َ َ َ َ ُ‬ ‫َْ‬ ‫َ ُ َ‬ ‫َّ َ َّ‬ ‫َ َ ً ُ‬ ‫َ ً َ‬
‫م َر لقيبا‬ ‫ان َعل ْيك ْ َّ‬ ‫اِل ك َّ‬ ‫ام لإنَّ َّ‬ ‫ون لب لَّه َواْل ْر َح ََّ‬
‫اِل ال لذي ت َس َاءل َّ‬ ‫اء َواتقوا َّ‬ ‫ال ك لث ريا و لنس َّ‬ ‫رج َّ‬
‫َّ َ ُ ُ َ ً‬ ‫ُ‬ ‫َ َ ُّ َ َّ َ َ ُ‬
‫ل َس لديدا‬ ‫اِل َوقولوا ق ْو َّ‬ ‫آمنوا اتقوا َّ‬ ‫يا أيها ال لذ َّ‬
‫ين‬
‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ َ َ َ ُ َ ُ َ َ ْ َ َ َ‬ ‫ُ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫ُ ْ ْ َ ُْ َ ْ َ َ ُْ ََْ ْ َ ُْ ُُ َ ُ‬
‫از فوزا ع لظيما‬ ‫اِل ورسول َّه فق َّد ف َّ‬ ‫ن ي لطعَّ َّ‬ ‫م وم َّ‬ ‫م ذنوبك َّ‬ ‫م ويغ لف َّر لك َّ‬ ‫م أعمالك َّ‬ ‫ح لك َّ‬ ‫يص لل َّ‬
‫َّ‬ ‫َ َّ َّ ُ َ‬ ‫َ ُ َّ َ َ ْ َ َ ْ ْ َ ْ‬ ‫َ َ َ َ ْ‬
‫اِل َعل ْي لَّه َو َسل َ َّ‬
‫م‬ ‫َل َّ‬ ‫ي ُم َحمدَّ ص َّ‬ ‫ن ال َهديَّ هد َُّ‬ ‫اِل ‪ ،‬وأحس َّ‬ ‫اب لَّ‬ ‫يث لكت َّ‬ ‫ق ال َح لد ل َّ‬ ‫‪ََّ ،‬و لإنَّ أصد َّ‬
‫ُ َ َ‬ ‫َ َ‬ ‫ُ ْ‬ ‫ََ ْ‬ ‫ُ‬ ‫ََ ُ‬ ‫ُ‬ ‫َ‬
‫ف النارَّ‬ ‫اْل ُمورَّ ُم ْحدثات َها ‪َ ،‬وكلَّ ُم ْحدثةَّ لبد َعةَّ ‪َ ،‬وكلَّ لبد َعةَّ ضاللةَّ ‪َ ،‬وكلَّ ضاللةَّ ل ِ َّ‬ ‫ش َّ‬ ‫َو ُ َّ‬

‫َ َْ ُ‬
‫‪:‬أما بع َّد‬

‫‪Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa‬‬


‫‪Ta’ala,َّIttaqullah..‬‬

‫َّ‪Alhamdulillah, kita layak bersyukur kepada AllahَّSubhanahuَّwaَّTa’ala‬‬


‫‪atas kemudahan yang diberikan Allah kepada kita untuk‬‬
‫‪melaksanakan salah satu kewajiban yang Allah bebankan kepada‬‬
‫‪setiap laki-laki muslim yang sudah baligh, yaitu melaksanakan shalat‬‬
‫‪Jumat secara berjamaah. Kita memohon kepada Allah, mudah-‬‬
‫‪mudahan bimbingan yang disampaikan oleh setiap khotib melalui‬‬
ceramah yang mereka sampaikan dalam kesempatan jumatan bisa
kita terima secara maksimal, sehingga menjadi tambahan ilmu dan
bekal bagi kita dalam mengarungi kehidupan di dunia ini.

HadirinَّyangَّdimuliakanَّolehَّAllahَّSubhanahuَّwaَّTa’ala,َّAllahَّTa’alaَّ
menyebutkan dalam Alquran bahwa nikmat yang Allah berikan
kepada kita ada dua. Nikmat muqoyyadah, yaitu nikmat yang terbatas
hanya di dunia. Dan nikmat mutlaqoh, yaitu nikmat yang bisa
dirasakan seorang hamba baik saat hidup di dunia maupun nanti
tatkala di akhirat. Nikmat mutlaqoh ini adalah nikmat agama. Allah
utus kepada manusia seorang rasul yang menjelaskan aturan Allah
SubhanahuَّwaَّTa’ala.َّAllahَّberfirmanَّdiَّSuratَّAliَّImranَّdiَّayatَّ164:

َّ‫يه ْم‬‫ك‬
ِّ َ ُ َ
‫ز‬ ‫ي‬‫و‬ ‫ۦ‬ َّ
‫ه‬ ‫ت‬ َٰ ‫م َء َاي‬َّ ْ ‫م َي ْت ُلواَّ َع َل ْيه‬َّ ْ ‫ن َأ ُنفسه‬
َّْ ‫ول ِّم‬
َّ
ً ُ َ ْ
‫س‬‫ر‬ َّ
‫م‬ ‫يه‬‫ف‬ َّ
‫ث‬
َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َّ
‫ع‬ ‫ب‬ َّ
‫ذ‬ ‫إ‬ َّ
‫ي‬ ‫ن‬ ‫م‬ ‫ؤ‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬ َّ
‫َل‬ ‫ع‬ َّ
‫ِل‬ ‫ٱ‬ ‫ن‬
َّ َ ‫َل َق ْ َّد‬
‫م‬
‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ر‬ ‫ل‬
‫ل‬
ُّ
‫َ َ ل‬
َٰ َ ُ‫َ ْ ل‬ ُ َ َ َ َ ‫َ ُ َ ِّ ُ ُ ُ ل ْ َ ل َٰ َ َ ْ ْ ل‬
َّ ‫ف ضل لَّ م لب ر‬
‫ي‬ َّ ‫ل ل ل‬ َّ ‫ب َّوٱل لحكم َّة و لإن كانواَّ لمن قب‬ َّ ‫م ٱل لكت‬ َّ ‫ويعلمه‬
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang
beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari
golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-
ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan
yangَّnyata.” [Quran Ali Imran: 164]

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa Dia telah memberi nikmat
kepada orang-orang beriman. Apa nikmat tersebut? Yaitu diutusnya
seorang rasul kepada mereka dan dari golongan mereka sendiri.
Maksudnya adalah rasul dari kalangan manusia yang beraktifitas
seperti manusia dan bisa ditiru oleh manusia yang lain.
Yang tugas rasul tersebut adalah membacakan ayat-ayat Allah dan
membersihkan jiwa mereka serta mengajarkan kepada mereka al-
kitab dan hikmah. Karena sebelum diutus rasul manusia berada dalam
kesesatan yang nyata. Artinya, ketika diutus seorang rasul yang
menjelaskan tentang ayat-ayat Allah, manusia baru mendapatkan
petunjuk, mendapatkan ajaran agama yang diberikan oleh Allah
SubhanahuَّwaَّTa’ala.َّSebelumَّadaَّrasul,َّmanusiaَّdisebutَّolehَّAllah:

َ َ َ ُ َْ ُ َ
َّ‫ف ضل َٰ لَّ ُّم لب ري‬َّ ‫ل ل ل‬َّ ‫َو لإن كانواَّ لمن قب‬
“Duluَّmerekaَّsebelumnyaَّberadaَّdalamَّkondisiَّtersesat.”

Ini menunjukkan bahwa keberadaan agama yang diberikan oleh Allah


kepada Rasul-Nyaَّshallallahuَّ‘alaihiَّwaَّsallamَّadalahَّkebutuhanَّyangَّ
paling pokok agar manusia tidak disebut oleh Allah sebagai manusia
yang tersesat. Yang hal itu menjadi pembeda antara dia dengan orang
kafir. Yang menjadi pembeda antara orang mukmin dengan orang-
orang yang tidak beriman kepada Allah Azza wa Jalla.

Dari sini kita bisa mendapat kesimpulan bahwa agama itu murni
pemberian dari Allah bukan hasil kreasi manusia. Sekali lagi, agama
adalah pemberian dari Allah, anugerah dari Allah, dan bukan kreasi
manusia. Bukan buatan manusia.

Di ayat yang lain, Allah Subhanahuَّ waَّ Ta’alaَّ menegaskanَّ bahwaَّ


agama yang Allah turunkan ini adalah nikmat yang besar yang telah
Allah sempurnakan untuk manusia. Allah berfirman di Surat Al-Maidah
di ayat yang ketiga:
َ ْ ُُ َ ُ ُ َ ُ ْ َ َْ َ ْ ُ َ ْ ُ َ ُ ْ َ ْ َ َ ْ َ ْ
َّ َ َٰ ‫م ٱ لْل ْسل‬
‫م لدينا‬ َّ ‫ت َو َر لض‬
َّ ‫يت لك‬ َّ ْ ‫ت َعل ْيك‬
َّ ‫م لن َّْع َم ل‬ َّ ‫م وأتمم‬
َّ ‫م لدينك‬
َّ ‫ت لك‬
َّ ‫ٱليو َّم أ كمل‬
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu
jadiَّagamaَّbagimu.”َّ[QuranَّAl-Maidah: 3].

AllahَّSubhanahuَّwaَّTa’alaَّmenyebutَّagama sebagai nikmat, karena


agama adalah anugerah dari Allah. Dialah yang memberikan itu
kepada umat manusia. Ayat ini juga menunjukkan bahwa manusia
tidak berkreasi membuat agama, tapi agama ini adalah murni
pemberianَّdariَّAllahَّSubhanahuَّwaَّTa’ala.َّ

Oleh karena itulah, jamaah yang dimuliakan Allah Subhanahu wa


Ta’ala,َّbaikَّdiَّdalamَّAlquranَّmaupunَّhaditsَّNabiَّshallallahuَّ‘alaihiَّ
wa sallam, kita tidak menjumpai satu pun perintah untuk mencari
agama. Atau membuat agama. Atau menggunakan logika untuk
merancang agama. Karena yang namanya agama itu bukan dari hasil
membuat dan berkreasi tapi agama itu dari anugerah Allah Subhanahu
waَّTa’alaَّlaluَّmanusiaَّdiperintahkanَّuntukَّmempelajarinya.َّManusiaَّ
diperintahkan untuk mengikutinya.

Karena itulah kalau kita perhatikan, di dalam Alquran Allah Subhanahu


waَّ Ta’alaَّ memerintahkanَّ kitaَّ berkaitanَّ denganَّ agamaَّ Islamَّ iniَّ
‘MasuklahَّkalianَّkeَّdalamَّagamaَّIslam’.َّAllahَّSubhanahuَّwaَّTa’alaَّ
berfirman,

ً َ ْ ِّ ُُ ْ ُ َّ َ َٰٓ
َّ‫م كآفة‬
َّ ‫ف ٱلسل ل‬ ََّ ‫َي َٰ أ ُّي َها ٱل لذ‬
َّ ‫ين َء َامنواَّ ٱدخلواَّ ل‬
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan.”َّ[QuranَّAl-Baqarah: 208]
Allah tidak memerintahkan carilah Islam kalian. Allah tidak
memerintahkan rancang agama Islam kalian. Tidak. Karena yang
namanya agama tidak mungkin dirancang dan tidak mungkin
dikreasikan oleh akal manusia. Sebab manusia tidak akan mungkin
mampu merancang agama. Atau berkreasi membuat sebuah agama.

Diَّayatَّyangَّlain,َّAllahَّSubhanahuَّwaَّTa’alaَّjugaَّperintahkanَّkepadaَّ
kita agar kita hanya mengikuti, bukan membuat atau berkreasi. Allah
SubhanahuَّwaَّTa’alaَّberfirmanَّdalamَّSuratَّAl-A’rafَّayatَّyangَّketiga:

َ ُ ُ ‫ل َتتب‬ َ َ ْ ُ ِّ ِّ ُ ْ َ َ ُ َ ُ
َّ‫ون لَّه ََّٰٓۦ أ ْو لل َي َآء‬
‫ل‬ ‫د‬ ‫ن‬ ‫م‬‫ل‬ ‫وا‬
َّ ‫ع‬ ‫مو ل‬ َّ َّ ‫ل لإليكم من ربك‬
َّ ‫ٱت لبعواَّ مآ أنز‬
“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan
janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya.”َّ[Quranَّ
Al-A’raf:َّ3]

Maksudnya janganlah kalian menjadikan orang-orang yang disebut


sebagai tokoh agama sebagai panutan padahal mereka menyimpang
dari ajaran Allah. Prinsip adalam beragama adalah tinggal mengikuti.
Prinsip dalam beragama adalah tinggal masuk. Manusia menerima
dan bukan mencari.

Karena itulah jamaah yang dimuliakan Allah, intinya isi dari agama ada
dua pokok penting. Yang pertama adalah akidah. Dan yang kedua
adalah hukum. Dalam masalah akidah, kita telah diberikan paket
akidah. Maka, akidah itu bukan dicari dan bukan dilogikakan. Sehingga
tidakَّadaَّistilahَّ“sayaَّakanَّmerancangَّakidahَّdenganَّlogikaَّsaya”.َّItuَّ
tidak mungkin. Atau membuat akidah berdasarkan consensus orang-
orang yang ahli dalam berfikir. Tidak mungkin. Karena manusia tidak
mungkin bisa merancang akidah.

Sehingga apabila ada sekelompok orang yang membuat akidah


berdasarkan logikanya, bisa dipastikan dia akan memiliki akidah yang
menyimpang. Bisa dipastikan dia akan memiliki akidah yang keluar
dari jalan kebenaran. Karena akidah tidak mungkin bisa dirancang
dengan logika.

Demikian pula dalam masalah hukum. Bicara masalah wajib. Mana


yang sunnah, mana yang mubah, mana yang haram, mana yang
makruh, itu semuanya Allah yang menurunkan. Allah yang
memberikan aturan ini kepada para hamba-Nya. Sehingga dalam
masalah ibadah, Allah berikan paket kepada manusia. Mana yang
wajib dan bagaimana tata cara penunaiannya. Manusia tinggal
mempelajarinya dan mengikutinya dan mengamalkannya.

Sekali lagi, tidak ada yang namanya agama itu dibangun berdasarkan
logika atau dirancang dengan perasaan. Karena tidak mungkin agama
itu bisa dibangun berdasarkan agama dan perasaan.

Secara sederhana, kalau ada di masjid ini 200 orang yang menjadi
jamaah shalat jumat. Lalu diperintahkan, silahkan kalian merancang
akidah kalian berdasarkan logika kalian. Kira-kira apa yang akan
terjadi? Karena logika kita berbeda-beda sehingga dari 200 jamaah
akan menghasilkan 200 akidah yang berbeda. Sebab logika manusia
itu bisa berubah. Dan logika manusia itu berbeda antara manusia satu
dengan manusia yang lain. Karena itu, akidah da hukum semuanya
diturunkanَّberdasarkanَّketentuanَّAllahَّSubhanahuَّwaَّTa’ala.َّ
Jamaah yang dimuliakan Allah,

Dari beberapa ayat yang tadi kita baca, kita tidak diperintahkan
membuat atau merancang akidah. Tapi kita diperintahkan untuk
mengikuti dan menerima. Dan andaikan agama itu berdasarkan logika,
tentu orang-orang musyrik Mekah dulu tidak butuh seorang nabi yang
memberi petunjuk kepada mereka ke jalan yang lurus.

ُ ُ َْ َ ُ ُ َ
ُ ‫ور الرح‬ ْ َ ِّ ُ ْ ْ ُ َ َ َ ُ ْ َ ْ َ َ َ َ ْ َ ُ ُ َ
َّ‫يم‬ ‫ل ذنب؛ ف لإن َّه ه َّو الغف َّ ل‬َّ ‫ن ك‬
َّ ‫م لَّم‬
َّ ‫ل ولك‬
َّ ِ ‫للا ل‬
َّ ‫ وأستغ لف َّر‬،‫ل هذا‬
َّ ِ ‫ول قو ل‬
َّ ‫أق‬.

Khutbah Kedua:

َ ُ َّ َ َ َ ُ َْ َ َ َ َ ُ َ ُ ْ ُّ َ َ ُ ْ
َّ َّ‫ َوأش َه َّد ألَّ لإل َّه لإل‬،‫َل ت ْو لف ليق لَّه َو ْام لتن لان له‬
‫اِل ت ْع لظيما‬ َّ ‫ والشك َّر ل َّه ع‬،‫َل لإ ْح َس لان له‬ َّ ‫لل َع‬ َّ‫ال َح ْم َّد ل‬
‫َل لآل لَّه‬
َ
َّ ‫للا َع ْلي لَّه َو َع‬
َُّ ‫َل‬
َّ
َّ ‫ َص‬،‫وان له‬
ْ َ
‫ض‬‫ر‬ َّ
‫ل‬ ‫إ‬ َّ
‫اع‬ ‫الد‬
ُ ُ ُ ََ ُ َُْ
َّ
‫ه‬ ‫ول‬ ‫س‬ ‫ر‬‫و‬ َّ
‫ه‬ ‫د‬‫ب‬‫ع‬ ‫ا‬ ‫د‬
َّ ‫م‬ َ ‫ َو َأ ْش َه ُ َّد َأنَّ َنبي َنا ُم‬،‫ل َشانه‬
‫ح‬
‫َل‬ ‫ل‬ ‫ل لل‬
ْ َ ‫َ َ َّ ِ َ ل‬ َ ْ ََ َ ْ ََ ‫ل‬
‫م تس لليما ك لث ريا‬ َّ ‫ وسل‬،‫وأصح لاب لَّه وأعو لان له‬..

َ َ َ ْ ُ َ ُ ْ ُ ْ َ ُّ َ ُ ْ َ َ
َّ‫للا ت َعال‬
َّ ‫ون لاتقوا‬
َّ ‫أيها المس للم‬: ‫أما بع َّد‬:

Dari khotbah yang pertama tadi, mungkin muncul pertanyaan,


bagaimana cara kita megikuti agama? Agar kita bisa mengikuti apa
yangَّ diturunkanَّ olehَّ Allahَّ Subhanahuَّ waَّ Ta’ala.َّ Caranyaَّ adalahَّ
dengan satu kata kunci, yaitu dengan mempelajarinya. Karena kalau
orang tidak mempelajari, bagaimana bisa dia mengikuti panduan?

Dalam hal yang sederhana, misalnya Anda memiliki sebuah alat,


produsen barang akan menyediakan panduan bagaimana cara
mengoperasikan alat tersebut. Disediakan manual book. Itu hanya
sebuah alat. Yang kalau seandainya pun alat itu rusak, Anda bisa
membelinya lagi. Bagaimana lagi kiranya dengan manusia yang
menempuh perjalanan yang sangat jauh menuju Allah? Pasti manusia
membutuhkan bimbingan dan panduan.

Jika alat itu sudah disedikan panduannya, penggunanya tidak mau


menggunakan panduan. Ia main colok ke listrik yang semestinya
tegangannya 110 ke tengangan 220. Kemudian dia nyalakan. Pasti
tidak akan mungkin lagi menyala selamanya. Karena langsung putus.
Produsen tidak bisa disalahkan barangnya mati tidak berfungsi.
Karena pengguna tidak membaca panduan.

Bagaimana dengan orang yang tidak membaca panduan yang


diturunkan oleh Allah? Lalu dia nyemplung ke neraka. Apakah dia akan
menyalahkanَّRabbnya?َّAllahَّSubhanahuَّwaَّTa’alaَّtelahَّmenurunkanَّ
wahyu, lalu manusia tidak mau mempelajariny. Maka, seharusnya dia
menyalahkan dirinya sendiri.

Karenaَّ itulah,َّ Allahَّ Subhanahuَّ waَّ Ta’alaَّ sebutkanَّ dalamَّ Alquran,َّ


bagaima dialog penduduk neraka saat mereka berada di dalamnya.

َ ُ َ َ َ ُ َ ُ َ
َّ ‫ف أ ْص َح َٰ ل‬
َّ‫ب ٱلس لع ري‬ َُّ ‫َوقالواَّ ل َّْو كنا ن ْس َم َُّع أ َّْو ن ْع لق‬
ََّٰٓ ‫ل َما كنا ل‬

Danَّ merekaَّ berkata:َّ “Sekiranyaَّ kamiَّ mendengarkanَّ atauَّ


memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk
penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala”.َّ[QuranَّAl-Mulk: 10]
Kataَّmereka,َّ“Seandainyaَّduluَّkamiَّmauَّmendengarkan,َّmauَّdudukَّ
di pengajian, mau belajar agama, niscaya kami tidak akan masuk
neraka”.َّSehinggaَّpendudukَّnerakaَّiniَّmenyesalَّmengapaَّduluَّtidakَّ
ikut pengajian. Mengapa dulu tidak membaca Alquran. Mengapa dulu
tidakَّ membacaَّ panduanَّ dariَّ Nabiَّ shallallahuَّ ‘alaihiَّ waَّ sallam.َّ
sehingga dia tidak bisa mengikuti karena dia tidak mempelajarinya.

Rasulullahَّshallallahuَّ‘alaihiَّwaَّsallamَّmenjelaskanَّkondisiَّmanusiaَّ
saat sudah dikubur. Beliau bersabda,

َ ََ ُ َ ْ َ َ َْ ُ َ ْ ََ ُ ُ َ ْ ْ َّ َ َ ْ َ َ ‫الع ْب َ َّد َإذا ُوض‬ َ َّ‫إن‬


َّ‫ان‬‫ل‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫م‬ َّ
‫اه‬ ‫أت‬ ، ‫م‬ ‫ه‬ ‫ل‬ ‫ال‬ ‫ع‬
‫ل ل‬ ‫ن‬ َّ
‫ع‬ ‫ر‬ ‫ق‬ َّ
‫ع‬ ‫م‬ ‫س‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ه‬ ‫وإن‬ ، ‫ه‬ ‫اب‬ ‫ح‬‫أص‬ ‫ه‬ ‫عن‬ َّ
‫ل‬ ‫و‬ ‫وت‬ َّ
‫ه‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ْ ‫ق‬ َّ
‫ف‬ ِ َّ
‫ع‬ ‫ل‬
َّ َّ َُ َ ُْ َ ُ َ َ ُْ
‫ فأما‬،‫للا عليه وسل َم‬ َُّ ‫َل‬ َّ ‫ل لل ُم َحمدَّ َص‬ َّ ‫ف هذا الر ُج ل‬ َّ ِ ‫ول‬َُّ ‫ت تق‬ َّ ‫ما كن‬: ‫ن‬ َّ ‫ ف َيقول ل‬،‫فيق لعد لان له‬
ْ َ ْ ُ ْ َ ُ ُ ُ َ َّ ُ ُ ْ ُ َ ُ ْ ُ
َّ َّ‫ن النار‬
‫قد‬ ََّ ‫ك لم‬َّ ‫انظ ْ َّر إل َمق َع لد‬: ‫ال له‬ َُّ ‫فيق‬ ،‫اِل ورسوله‬ َّ‫عبد ل‬ َّ ‫أش ََّه َّد أنه‬: ‫قول‬ َّ ‫ في‬،‫المؤ لمن‬
ُ َ ُْ ََ َ ُ ُ َ ََ َ ُ َََ ْ َّ َ َ َ ْ
َّ ِ ‫ح له‬
‫ف‬ َّ ‫أنه يفس‬: ‫وذ لك َّر لنا‬: ‫قال قتاد َّة‬ َ
َّ – ‫ ف رياهما ج لميعا‬،‫ن الجن لة‬ َ َ
َّ ‫اِل به َمقعدا لم‬
َ َُّ ‫ك‬ َّ ‫أبدل‬
ُ َُ َ ُْ ُ َُ ُ َ ُ َُ َ َ َ َ َ َ َ ُ َْ
َّ ِ ‫ول‬
‫ف‬ َّ ‫ت تق‬ َّ ‫ما كن‬: ‫ال له‬ َّ ‫ق والك لاف َّر فيق‬ َّ ‫وأما المن لاف‬ َّ : ‫قال‬ َّ – َّ‫ديث أنس‬ َّ ‫ ثمَّ رج َّع إل ح ل‬،‫ق ْي له‬
َ ََْ َ َ ََْ َ ُ ُ ْ ُ ْ َ ‫هذا الر ُجل؟‬،
َّ ‫ول تلي‬
‫ت‬ َّ ‫ت‬ َّ ‫ال دري‬: ‫ال‬ َُّ ‫فيق‬ ُ ،‫اس‬ ُ ‫يقول الن‬ َُّ َُّ ‫ت أق‬
‫ول ما‬ َّ ‫ال أدري كن‬: ‫قول‬ َُّ ‫في‬
ْ ََ َ َ َ َ ُ َ ْ َ ً َ ْ َ ُ َ َ ً َْ َ َ َ َ َ ‫ُ ْ َ ُ ل‬
َّ ‫غي الثقل ر‬
‫ي‬ َّ ‫يه ر‬َّ‫يح صيح َّة يسمعها من ي لل ل‬ َّ ‫ في لص‬،‫ق لمن ح لديدَّ ضبة‬ َّ ‫ب بمطار‬ َّ ‫ويض‬.

“Sesungguhnya seorang hamba ketika sudah diletakkan di kuburnya


dan orang-orang yang mengantarnya beranjak pulang, ia mendengar
suara sandal mereka. Saat itulah dua malaikat datang. Dua malaikat
ituَّ mendudukkannya.َّ Keduanyaَّ bertanya,َّ ‘Apa yang kau ketahui
tentangَّ seseorangَّ yangَّ bernamaَّ Muhammadَّ shallallahuَّ ‘alaihiَّ waَّ
sallam’?

Orangَّ berimanَّ akanَّ menjawab,َّ ‘Akuَّ bersaksiَّ bahwaَّ diaَّ adalahَّ


hambaَّ danَّ utusanَّ Allah’.َّ Laluَّ keduaَّ malaikatَّ ituَّ menanggapi,َّ
‘Lihatlahَّtempatmuَّdiَّneraka,َّnamunَّAllahَّmenggantikannya dengan
tempatَّ untukmuَّ diَّ surga’.َّ Orangَّ tadiَّ punَّ melihatَّ keduaَّ tempatَّ
tersebut. Lalu kuburnya dilapangkan.
Adapun orang-orangَّmunafikَّdanَّkafir,َّmerekaَّditanya,َّ‘Apaَّyangَّkauَّ
ketahui tentang laki-lakiَّitu’?َّMerekaَّmenjawab,َّ‘Akuَّtidakَّtahu.َّAku
hanyaَّ mengikutiَّ apaَّ yangَّ dikatakanَّ orang’.َّ Malaikatَّ tadiَّ
membentak,َّ ‘Kamuَّ tidakَّ tahuَّ danَّ tidakَّ mauَّ belajar’!َّ Laluَّ merekaَّ
dipukul dengan alat pukul dari besi. Mereka berteriak sekuat-kuatnya.
Hinggaَّterdengarَّolehَّsemuaَّmakhlukَّkecualiَّmanusiaَّdanَّjin.”َّ[HR.
al-Bukhari 1347].

Artinya, kesempatan seseorang untuk belajar hanya ada di dunia.


Kalau di dunia, seseorang melanggar syariat dengan alasan tidak tahu,
maka alasan tersebut masih diterima. Tapi di akhirat, alasan tidak tahu
itu tidak lagi diterima. Karena ketika hukum itu sudah diturunkan,
manusia diperintahkan untuk mempelajarinya. Tidak mungkin
manusia bisa tahu tanpa belajar.

َ ُ ِّ َ َ ْ َ َ ُّ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ ِّ َ َ ُّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ
ْ
﴿‫ين آمنوا صلوا علي لَّه وسلموا تس لليما‬ َّ ‫ت يا أيها ال لذ‬ َّ ‫ون َع‬
َّ ِ ْ‫َل الن ل‬ َّ ‫الئكت َّه يصل‬
‫للا وم ل‬
َّ َّ‫﴾ لإن‬
ُ‫للا‬ َّ َ ً َ َ ً َ َ َ َّ َ ْ َ َ َّ َ َ ْ َ َ ُ َّ َّ َ َ َ َ
َّ ‫َل‬َّ ‫الة و لاحد َّة ص‬
َّ ‫َل ص‬َّ ِ ‫َل ع‬
َّ ‫ن ص‬ َّ ‫«م‬: ‫م‬ َّ ‫اِل علي لَّه وسل‬ َّ ‫َل‬ َّ ‫ال ص‬
َّ ‫ وق‬،]56: ‫[اْلحزاب‬
ُ َ َ ْ َ َ َ َ
]‫اه ُم ْس للم‬َّ ‫شا» [رو‬ َّ ُ ‫عل ْي لَّه لبها ع‬.

َ َْ َْ َ َ َ َْ َ َ َ َ َ ِّ َ ُ َّ َ
َّ‫م لإنك‬ َّ ‫آل لإبر لاهي‬ َّ ‫َل ل‬ َّ ‫م َو َع‬ َّ َ ‫َل لإ ْب َر لاه ْي‬ َّ ‫ت َع‬ َّ ‫آل ُم َحمدَّ كما صلي‬ َّ ‫َل ل‬َّ ‫َل ُم َحمدَّ َو َع‬ َّ ‫ل َع‬ َّ ‫اللهمَّ ص‬
ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ َ َ
َ‫م‬ ْ
َّ ‫آل لإب َر لاهي‬ َّ ‫َل ل‬ َّ ‫م وع‬ َ ْ
َّ ‫َل لإب َر لاهي‬ َّ ‫ت ع‬ َ
َّ ‫آل محمدَّ كما بارك‬ َ ُ َّ ‫َل ل‬
َّ ‫َل محمدَّ وع‬ ُ َّ ‫ك ع‬ َّ ‫ وبار‬، َّ‫َح لم ْيدَّ َم لج ْيد‬
ِّ ِّ ْ ْ َ َ ْ َْ َ َ ْ ََ ُ َّ َ ْ َ َ
َّ ‫الصد ْي ل‬
‫ق‬ َّ‫ب َبكر‬ َّ ِ ْ‫ي أ ل‬ َّ ‫ن اْل لئم لَّة المه لَّد لي ر‬ َّ ‫اء الر لاش لدي‬ َّ‫ض الل ُهمَّ َعنَّ الخلف ل‬ َّ ‫وار‬. َّ‫ك َح لم ْيدَّ َم لج ْيد‬ َّ ‫لَّإن‬
َ َّ َ ْ َ َ َ َ َ ََ َُْْ ْ َ َُْ َ َ
َ َ
، ‫ض اللهمَّ عنَّ الصحاب لَّة‬ ُ َّ ‫ وار‬،‫ي ع ل َِل‬ ْ
َّ ‫ب الحسن ر‬ َّ ِ ْ‫ وأ ل‬،‫ي النورين‬ َّ ‫ان لذ‬ َّ ‫ وعثم‬، ‫ق‬ َّ ‫َو ُع َم َ َّر الف ُار ْو ل‬
َ َ َ ِّ َ ْ ُ َ َ َ َ ْ ِّ ْ َ َ َ ْ َ َ َ ْ َ َ
َّ ‫ك َوك َر لم‬
‫ك‬ َّ ‫م لبمن‬ َّ ‫ وعنا َّمعه‬،‫ل يو ل َّم الدين‬ َّ ‫م لب لإ ْح َسانَّ لإ‬ َّ ْ ‫ن ت لب َع ُه‬
َّ ‫ي وم‬ َّ ‫ َو َعنَّ الت لاب لع ر‬،‫ي‬ َ ْ ‫ج َمع‬
‫ر‬ ‫ل‬ َّ ْ ‫أ‬
َْ َْ َ َ ْ َ
ََّ ‫ك َيا أك َر ََّم اْل ك َر لم ْر‬
‫ي‬ َّ ‫و لإحس لان‬.

َ‫ َا َّلل ُهمَّ َأعزَّ اْل ْس َل َّم‬، ‫ي‬ ََّ ْ ‫ َا َّلل ُهمَّ َأعزَّ اْل ْس َل ََّم َو ْال ُم ْسلم‬، ‫ي‬
ََّ ْ ‫َا َّلل ُهمَّ َأعزَّ اْل ْس َل ََّم َو ْال ُم ْسلم‬
‫َ َ ل ِّ ل‬ ‫للر‬ ‫ل‬ ‫للر‬ َ َ ‫َ ْ ُ ْ لْ َ ل‬
َ َ ْ ْ َ ْ َ َ ْ ِّ َ َ ْ َ ‫ُ ْ َ َ ُ ُْ ْ َ َ َ ِّ ْ ل‬
َّ‫م حوزَّة الدينَّ يا رب‬ َّ ‫ واح ل‬، ‫ن‬ َّ ‫اء الدي‬ َّ ‫ ودم َّر أعد‬، ‫ي‬ َّ ‫شك ر‬ ‫ك والم َّ ل‬ َّ ‫الش‬ ‫ وأ لذلَّ ل‬، ‫ي‬ َّ ‫والمس لل لم ر‬
‫َْ َ َ ََ ْ ْ َ ََ َ َُ َ ُُ ْ َ َ ْ َ ْ َ َََ ْ َ ْ َ َ َ‬ ‫َ َ ْ َ َ َّ‬
‫ن خافكَّ‬ ‫ل وليتنا لفيم َّ‬ ‫ح أ لئمتنا وول َّة أمورنا واجع َّ‬ ‫ف أوط لاننا وأص لل َّ‬ ‫ي ‪ ،‬الل ُهمَّ لآمنا ل ِ َّ‬ ‫العال لم ر َّ‬
‫َ َ ْ َ َ َّ ُ َ ِّ ْ َ َ َ ْ َ َ ُ ُّ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫ض وأ لعن َّه ع َّ‬
‫َل‬ ‫ب َّوتر َّ‬ ‫ل أمرنا للما ت لح َّ‬ ‫ق و ل ِ َّ‬ ‫ي ‪ ،‬اللهمَّ وف َّ‬ ‫اك َيا َربَّ العال لم ر َّ‬ ‫اك َوات َب ََّع رض َّ‬ ‫َواتق َّ‬
‫َ َ‬ ‫ِّ‬ ‫َ َّ‬ ‫ْ‬ ‫ِّ َ َ ْ َ َ َ ْ ُ َ ْ َ َ َ ْ َ َ َ َ َ‬
‫ق َج لم ْي ََّع ُول َّة‬‫ام ‪ ،‬الل ُهمَّ َوف َّْ‬
‫ل َو لاْلك َر ل َّ‬
‫الجل ل َّ‬ ‫ف أقو لال لَّه وأعم لال لَّه يا ذا‬ ‫الي والتقوى وس لدد َّه ل َّ‬ ‫لْ َّ‬
‫َ ْ َُْ ْ ََْ ً ََ‬ ‫َ ِ َ َ ِّ َ ُ َ َ ِّ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َأ ْمرَّ ُ‬
‫م رأف َّة ع َّ‬
‫َل‬ ‫ك صَل للا عليه وسلم ‪ ،‬واجعله َّ‬ ‫ك واتباعَّ سن َّة ن لبي َّ‬ ‫ل لب لكت لاب َّ‬ ‫ي للل ََّع َم ل َّ‬ ‫الم ْس لل لم ر َّ‬
‫َ َ ُ ْ‬
‫المؤ لم لن ْر ََّ‬
‫ي‬ ‫لعب لاد َّ‬
‫ك‬

‫ُْ‬ ‫َ‬ ‫ْ ُ‬ ‫َ ْ ُ ُ‬ ‫ُُْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ ْ ُ َّ َ ْ َ ُ َ َّ ُ َ‬


‫م ‪َ ،‬واشك ُر ْو َُّه َع َّ‬
‫َل لن َع لم لَّه َيزدك ْمَّ‬ ‫للا َيذك ْرك ْ َّ‬
‫للا ‪:‬اذك ُر ْوا َّ‬ ‫اِل ََّي ْعل ُمَّ ‪ ،‬لع َب َّ‬
‫اد لَّ‬ ‫ي و َّ‬
‫اِل أ ك ْ َّ‬
‫ول لذك َّر لَّ‬
‫َ َ ْ َُ َ‬
‫‪ .‬ما تصنع َّ‬
‫ون‬

‫‪Ditranskrip dari khotbah Jumat Ustadz Ammi Nur Bait dengan‬‬


‫‪beberapa penyesuaian. Artikel www.KhotbahJumat.com‬‬

You might also like