Professional Documents
Culture Documents
KHUTBAH PERTAMA
حابه َو َم ْن تَب َع ُه ْم بإ ْح َسان إ ََل يَ ْومّ ِّ لَع آَل َوأَ ْ ِّ َ َ ُ َ َّ َ َ َ
ادلي ْن. ٍ ّ ّّ ّ ّّ
ص َ
ّّ امهلل صل لَع ُمم ٍد و
َ َّ َ ُ ُ َ ْ ً َ ً ُ ْ ْ َ ُ ْ َ ْ َ َ ُ ْ َ َ ْ ْ َ ُ ْ ُ ُ َ ُ
ك ْم َو َمنْ َ َ َُّ َ ََّ َ َ ُ ََّ ُ
اَلين آمنوا اتقوا الِل َ وقولوا قول س ّديدا يص ّلح لكم أعمالكم ويغ ّفر لكم ذنوب يا أيها ّ
َللَ ٍة ِف َّ
اِلار
ُ ْ َ َ ُ َ َ ُ َّ ُ ْ َ َ ْ َ ٌ َ ُ َّ ْ َ َ َ َ ٌ َ ُ َّ َ َ
ُمدثاتها وُك ُمدث ٍة ّبّدعة وُك بّدع ٍة ضَللة وُك ض
ّ
Terjemahnya : " Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah." (QS. Al
Kautsar ayat 2).
ص ََّل َن
َ فَ ََل يَ ْقَربَ َّن ُم،ض ِّح
َ ُ َوََلْ ي،ٌَم ْن َكا َن لَهُ َس َعة
Artinya: “Barangsiapa memiliki kelapangan dan dia tidak berkurban, maka janganlah ia
mendekati tempat sholat kami.” (HR. Ibnu Majah)
Para ulama berbeda pendapat tentang hukum melaksanakan ibada kurban pada hari raya
Idul Adha. Diantara mereka ada yang mengatakan hukumnya wajib bagi orang-orang yang
memiliki kelapangan sedang pendapat yang kedua hukumnya sunnah, dan pendapat kedua ini
adalah pendapat mayoritas ulama.
Namun, cukuplah perbedaan pendapat diantara ulama ini dan adanya hadits pelarangan
mendekati masjid dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasalam bagi yang memiliki kelapangan namun
tidak berkurban sebagai motivasi bagi kita untuk melaksanakan ibadah kurban pada hari yang
“Tidak ada satu amalan yang dilakukan oleh anak cucu Adam pada hari Nahr (hari raya
idul adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi menumpahkan darah (menyembelih hewan
kurban). Sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat dengan membawa tanduknya, bulu-
bulunya dan kuku-kukunya. Dan sesngguhnya darah hewan kurban itu akan sampai pada Allah
sebelum ia jatuh ke tanah. Maka bersihkanlah jiwa dengan melaksanakannya.” (HR. Tirmidzi)
Dalam pelaksanaan ibadah kurban itu hanya dibolehkan pada beberapa hewan saja yaitu
kambing, sapi atau kerbau dan unta. Tidak sah berkurban dengan ayam, kuda atau rusa. Hal ini
berdasarkan firman Allah Azza wajalla:
َ َ َ ٌ َّ ٌ ٰ ْ ُ ُ ٰ َ
ۢۢ ا ْس ّل ُم ْوا َ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َّ ْ ُ َ َ َ َ ٰ َ اس َم ا
ْ ُك ا ُ َّمة َج َعلْنَا َمن ْ َس ًًك ِِّّلَ ْذ ُك ُروا
ِّ ُ َ
ّ لِل ه لَع ما رزقهم ّمنۢ ب ّهيم ّة النعامّ ۢ فاّلهكم ّاَل و
ٓ احد فله ّ ٍ و ّل
َ ْ خبتْ ُ ْ ِّ َ َ
ي ّ ّ ّش الم
ّ وب
Terjemahnya: “Dan bagi tiap-tiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban),
supaya mereka menyebut nama Allah terhadap binatang ternak yang telah direzekikan Allah
kepada mereka, maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah dirilah kamu
kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).”
(QS. Al-Hajj: 34)
Artinya : “Bahimatul An’am itu adalah Onta, sapi dan kambing.” (al-Mumti’: 6/49)
Artinya : “Pelaksanaan ibadah kurban tidak boleh dilakukan kecuali pada onta, sapi dan
kambing. Tidak sah pelaksanaannya pada selain ketiga hewan ini.” (Fiqh as-Sunnah: 2/39)
Hanya saja beberapa ulama yang minoritas membolehkan adanya penyembelihan hewan
lain selain dari ketiga hewan ini, seperti ayam dan lainnya dengan mengharapkan pahala
menyembelih pada hari raya idul adha. Pendapat ini adalah pendapat Imam Ibnu Hazm dan ulama
mazhab Zhahiriyah lainnya.
“Aku tidak peduli sekalipun aku akan menyembelih seekor ayam.” (Atsar ini disebutkan
oleh Ibnu Hazm dalam al-Muhalla dan Syaikh Abu Malik Kamal bin Sayyid Salim dalam Sahih
Fiqh Sunnah mengatakan sanad Atsar ini sahih)
Sekalipun atsar dari Bilal ini sahih, ini tidak menunjukkan keabsahan berkurban dengan
ayam. Sebab dalam al-Qur’an secara tegas disebutkan perintah kurban hanya pada ‘Bahimatul
an’am yaitu sapi, onta dan kambing.
ب إِّ ََل هللاِّ ِّم ْن إِّ ْهَر ِّاق الدَِّّم َ َّح ِّر أ
َّ َح ِّ ِّ ما ع ِّمل
ْ آدم ٌّي م ْن َع َم ٍل يَ ْوَم الن
َ َ َ َ
Artinya : “Tidak ada satu amalan yang dilakukan oleh anak cucu Adam pada hari Nahr
(hari raya idul adha) yang lebih dicintai oleh Allah melebihi menyembelih hewan.” (HR. Tirmidzi)
Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang memahami
keutamaan wudu dimana anggota tubuh yang terkena air wudu akan bersinar pada hari kiamat,
sehingga tatkala ia mencuci tangannya melebihi sikunya bahkan sampai pada bahunya.
Dalam pelaksanaan kurban, boleh dengan hewan yang berjenis kelamin jantan ataupun
betina dan tidak mesti hewan jantan saja.
“Syarat yang boleh dalam hewan kurban adalah hewan yang dalam kategori ‘Bahimatul
An’am’ yaitu onta, sapi dan kambing. Sama hukumnya pada seluruh jenis onta baik yang berjenis
al-Bakhani, al-‘Irabi, seluruh jenis sapi seperti kerbau dan seluruh jenisnya, seluruh jenis kambing
seperti domba dan kacang. Tidak sah jika pada selain bahimatul an’am seperti sapi liar (banteng)
Oleh karena itu, tidak benar anggapan Sebagian masyarakat bahwa tidak boleh dan tidak
sah berkurban dengan hewan yang berjenis betina.
Dalam pelaksanaan ibadah kurban dengan mengurbankan sapi, hanya bisa bermusyarakah
sebanyak 7 orang. Boleh kurang dari tujuh orang namun tidak boleh lebih, sedangkan pada
kambing hanya boleh untuk satu orang dan tidak bisa bermusyarakah (berserikat). Adapun
pahalanya bisa dibagi kepada siapa saja yang kita inginkan. Hal ini sebagaimana yang dilakukan
oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam Ketika menyembelih seekor kambing pada saat beliau
berkurban, maka beliau berdoa:
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya pahala kambing kurban ini untukku dan untuk umatku
yang belum berkurban.” (HR. ad-Daruquthni)
Adapun umur yang diperbolehkan untuk kurban hewan yang telah mencapai umur
musinnah atu tsaniyah pada selurh jenis hewan kurban. Hewan yang telah mencapai umur
musinnah atau tsaniyah yaitu hewan yang telah tanggal gigi serinya. Hal ini berdasarkan sabda
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
َّ َل تذحبوا إَلمسنة إََِّّل أَ ْن يَ ْع ُسَر َعلَْي ُك ْم فَتَ ْذ َحبُوا َج َذ َع ًة ِّم َن
الضأْ ِّن
Imam Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah menukil perkataan ad-Dawudi bahwa yang
dimaksud dengan musinnah adalah hewan yang telah tanggal giginya untuk segera diganti dengan
gigi yang baru.” (Fathul Bari: 10/14)
،َستَغْ ِّف ُر هللاَ ِِّل َولَ ُك ْم ِّ ِّْ السن َِّّة ونَ َفع ِّّن وإَِّي ُكم ِِّبَا فِّ ِّيهما ِّمن العِّلْ ِّم و
ْ أَقُ ْو ُل قً ْوِِّل َه َذا َوأ،اْل ْك َمة َ َ َ
ِّ ِّ
ْ َ َ َ َ ُّ ََب َرَك هللاُ ِِّل َولَ ُك ْم ِِّف الكتَاب َو
.الرِّحْي ُم
َّ إِّنَّهُ ُه َو الغَ ُف ْوُر
KHUTBAH KEDUA
َّ َوأَ ْش َه ُد أ، َوأَ ْش َه ُد أَ ْن ََلْ إِّلَ َه إََِّّلْ هللاُ تَ ْع ِّظْي َماً لِّ َشأْنِِّّه، َوالْ ُّش ْك ُر لَهُ َعلَ ْى تَ ْوفِّْي ِّق ِّه َو ْامتِّنَاْنِِّّه، هلل َعلَ ْى إِّ ْح َساْنِِّّه
ًَن ُُمَ َّم َدا ِّ اْلم ُد
ْ َْ
خوانِِّّهِّ ِِّّ ْ صلَّى هللا َعلِّْي ِّه و َعلَى آلِِّّه وأ ِِّّ ْ عب ُده ورسولُه الْ َّداْ ِّعي إِّ ََل ِّر
َ َص َحاْبه َوإ َ ْ َ ُ َ ض َواْنه ْ ْ ُ ْ ُ َ َ ُ َْ
Kaum muslimin, jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah azza wajalla.
Nabi Ibrahim merupakan sosok teladan dalam pembuktian bakti dan cintanya kepada
Rabbnya. Betapa tidak, saat beliau dikaruniakan seorang putra yang sangat didambakannya ketika
beliau telah berusia renta, Allah memberikan ujian pembuktian cintanya dengan memerintahkan
Nabi Ibrahim untuk menyembelih puteranya yang amat dicintainya. Tatkala beliau telah
menunaikan perintah Allah tersebut, Allah pun memujinya, sebagaimana dalam firman-Nya:
ْ َ َ ٰ َ َّ َ ْ) قَ ْد َص َّدق104( ادي ْ ٰن ُه ا َ ْن يهاب ْ ٰرهيْ ُم
َ ََ ْ َ ْ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ َّ َ َ
الر ْءيَا ۢ ّانا كذلّك َن ّزى
ُّ ت ّ ّ ) ون103(ي
ّ فلما اسلما وتله لّلج ّب
َ ُ ْ ) ا َّن ٰه َذا ل َ ُه َو ْالآل ُؤا ال ْ ُمب105(ي
)107( ) َوف َدي ْ ٰن ُه بّ ّذب ْ ٍح َع ّظيْ ٍم106( ي َ ْ حسن ْ ُْ
الم
ّ ّ ّ ّ
Terjemahnya: Maka ketika keduanya telah berserah diri dan dia (Ibrahim) membaringkan
anaknya atas pelipis(nya), (untuk melaksanakan perintah Allah) (103) Lalu Kami panggil dia,
“Wahai Ibrahim! (104) sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. (105) Sesungguhnya ini benar-
benar suatu ujian yang nyata. (106) Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
(107)
Demikianlah jejak kebaikan yang beliau ukir, yang dituntukan oleh penghulu para nabi,
Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian segenap kaum muslimin berupaya
untuk meneladani sosok terbaik itu. Itulah bakti dan cinta hakiki kepada Rabb semesta alam, Allah
وف َرِّح ٌيم ِّ ِّ ِّ ربَّنَا ا ْغ ِّفر لَنَا وِِّّإل ْخوانِّنَا الَّ ِّذين سب ُق َ ِّ ِّ ِّ
ين َآمنُوا َربَّنَا إِّن َ
َّك َرءُ ٌ ون َب ْإلميَان َوََل َُتْ َع ْل ِِّف قُلُوبِّنَا غ اَل للَّذ َ َ ََ ْ َ َ َ
ب ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ اللَّه َّم أ ِّ
َعَّز ِّْ
ني َعداءَ َك ََي َع ِّز ٌيز ََي قَ َّه ٌار ََي َر َّ َ
العالَم َ اإل ْس ََل َما َو لْ ُمسلمني وأ َْهلك الْ َك َفَرَة َو املُ ْش ِّرك َ
ني َوأ َ ُ
ب الن ِّ ِّ ِّ ِّ
َّار َربَّنَا آتنَا ِِّف الدُّنْيَا َح َسنَ ًة َوِِّف ْاْلخَرِّة َح َسنَ ًة َوقنَا َع َذا َ
ِّ ِّ ِّ ِّ ِّ ك ر ِّ ِّ
ني َوا ْْلَ ْم ُد ََّّلل َر ِّب الْ َعالَم َ
ني ب الْعَّزِّة َع َّما يَص ُفو َن َو َس ََل ٌم َعلَى الْ ُم ْر َسل َ ِّ
ُسْب َحا َن َرب َ َ