You are on page 1of 7

Jurnal ISSN : 2656 - 2375

PRINSIP Pendidikan Matematika


Volume 1, Nomor 2, Mei 2019

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN


MODEL EXPERIENTAL LEARNING PADA MATERI KUBUS DAN
BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP
Anita Sari
Pendidikan Matematika, Universitas Riau
Email : anita.sari@student.unri.ac.id

Abstract. The background of this research is the limited of learning device as a means of supporting learning
referring to 2013 curriculum. This research aims to develop syllabus, Learning Implementation Plan (LIP) and
Student Learning Worksheet (SLW) with experiential learning model on the subject of cubes and beams for 8 th
grade students of junior high school. The research used Research and Develomant (R&D) with the ADDIE
procedure; analyze, design, development, implementation, and evaluation. Due to time constraints, this research
is only done until the development stage. This research instrument used are sheet of learning device validation,
questionnaire response of learnears, and evaluation of learning outcomes. Syllabus, LIP and SLW validated two
times by three validators and revised according to the suggestion from the validator. The valid LIP was then
limited tested with the subject of nine students of 8 th grade in SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru. Based on the
analysis result of the validation data, it can be concluded that syllabus and LIP are considered very valid and
SLW is valid with average rating for syllabus is 3.44, LIP is 3.34 and SLW is 3.13. In the second validation, it
can be concluded that the syllabus, LIP and SLW are considered very valid with the average rating for the
syllabus is 3.75, for the LIP is 3.65 and for SLW is 3.47. Based on the analysis results of the questionnaire
response of learners to SLW in the limited trial is 95.5% with very practical category and the average of the
result of student’s evaluation is 84.8. Based on the results of data analysis and discussion concluded that the
syllabus, LIP, and SLW with experiential learning model on the subject of cubes and beams for 8th grade
students of Junior High School have fulfilled the validity and practical requirements to used by 8th grade
students of Junior High School.

Keywords : Experiential learning model, Learning device, Cubes and beams, Validity and practicality

PENDAHULUAN guru masih mengacu pada Permendikbud No.


Pendidikan merupakan salah satu faktor 103 Tahun 2014. Guru masih mencantumkan
penentu kualitas dan kemajuan suatu bangsa. penilaian sikap pada RPP yang digunakannya.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Guru juga menyatakan bahwa dalam membuat
Kemendikbud terus berusaha mengupayakan perangkat pembelajaran guru lebih banyak
perbaikan dan pembaharuan pendidikan, salah mencari dari internet dan memodifikasi
satunya dengan memberlakukan kurikulum seperlunya saja hanya untuk memenuhi syarat
2013. Pembelajaran pada Kurikulum 2013 laporan yang harus diserahkan kepada pihak
menuntut siswa untuk aktif mengkonstruksi sekolah di awal semester.
pengetahuannya sendiri melalui aktivitas Proses pembelajaran yang dilakukan guru
belajar. Kegiatan pembelajaran tentunya harus matematika SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru
didukung dengan perangkat pembelajaran. adalah menjelaskan materi pelajaran,
Perangkat pembelajaran Kurikulum 2013 yang memberikan contoh-contoh soal, dan kemudian
sudah disediakan pemerintah adalah silabus, memberikan latihan. Sumber belajar yang
sedangkan RPP dan LKS yang mengacu pada digunakan oleh guru hanya buku matematika
Kurikulum 2013 harus dibuat oleh guru sesuai dari penerbit. Untuk menyediakan LKS setiap
dengan kebutuhan siswa. pertemuan, guru terkendala waktu dalam
Berdasarkan observasi yang dilakukan membuatnya. Hal ini tidak sesuai dengan
peneliti di SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru Kurikulum 2013 yang mengisyaratkan
dan SMP Negeri 8 Pekanbaru, silabus yang pembelajaran yang dikehendaki adalah
digunakan guru merupakan silabus yang pembelajaran yang mengedepankan
diterbitkan oleh Kemendikbud yang merupakan pengalaman personal melalui kegiatan saintifik.
desain minimal, tanpa mempertimbangkan Permasalahan yang ditemukan memerlukan
kebutuhan siswa di sekolah. RPP yang disusun solusi yaitu perlunya pengembangan perangkat
71
Jurnal ISSN : 2656 - 2375
PRINSIP Pendidikan Matematika
Volume 1, Nomor 2, Mei 2019

pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan menerapkan model experiential learning


kurikulun. hendaknya menyiapkan segala perangkat
Perangkat pembelajaran yang pembelajaran yang dibutuhkan. Menurut Maat,
dikembangkan mengacu pada tuntutan dkk. (2017) pembelajaran matematika dengan
Kurikulum 2013 dan memenuhi kriteria valid model experiential learning atau pembelajaran
serta praktis. Validitas perangkat pembelajaran berasaskan pengalaman di Sekolah Menengah
adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh Pertama (SMP) di kota Pekanbaru tidak
pakar di bidangnya (validator) untuk terlaksana karena kurangnya kemahiran guru
memberikan status valid atau sah, yang dalam mencari ide-ide pengalaman konkrit
ditentukan dari rata-rata nilai yang diberikan yang dijalankan siswa, kurangnya media dan
oleh validator pada perangkat pembelajaran. alat bantu pembelajaran, waktu pelajaran yang
Praktikalitas adalah suatu tindakan untuk terbatas dan biaya yang relatif tinggi.
mengukur tingkat ketercapaian keterlaksanaan Experiential Learning merupakan proses
perangkat pembelajaran. belajar, proses perubahan yang menggunakan
Silabus merupakan acuan bagi guru pengalaman sebagai media belajar atau
dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pembelajaran (Kolb dalam Prasetyo, 2011).
pembelajaran. Penyusunan silabus ini dilakukan Oleh karena itu, experiential learning dapat
dengan prinsip keselarasan antara ide, desain, digunakan sebagai salah satu model yang
dan pelaksanaan kurikulum. Silabus disusun mengedepankan pengalaman.
untuk mempermudah dalam pengembangan Experiential learning memiliki empat
RPP. RPP adalah rencana kegiatan tahap pembelajaran yaitu Concrete Experience
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan (CE)/Pengalaman Konkret, Reflective
atau lebih yang salah satu komponennya adalah Observation (RO)/Observasi, Abstract
langkah-langkah pembelajaran. Langkah Conceptualization (AC)/ Konseptualisasi
pembelajaran berkaitan erat dengan model Abstrak, Active Experimentation
pembelajaran yang dipilih karena model (AE)/Percobaan. Materi matematika yang
pembelajaran menggambarkan kegiatan sesuai dengan model experiential learning
pembelajaran yang terjadi di kelas untuk adalah geometri. Materi geometri yang
mencapai tujuan pembelajaran. diajarkan pada siswa kelas VIII diantaranya
Tujuan pembelajaran dapat tercapai adalah kubus dan balok. Experiential learning
apabila guru memberikan kesempatan kepada merupakan salah satu model pembelajaran yang
siswa untuk berperan aktif dalam setiap cocok untuk mengajarkan materi kubus dan
pembelajaran yang dilakukan. Salah satu balok, karena aplikasi bentuk dari bangun ruang
alternatif yang dapat dilakukan guru agar siswa kubus dan balok banyak dijumpai dalam
dapat berperan aktif dan mandiri untuk kehidupan sehari-hari, sehingga memudahkan
mengembangkan pengetahuannya adalah siswa mendapatkan pengalaman langsung.
dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa Dengan demikian, peneliti termotivasi
(LKS). LKS menyajikan materi secara ringkas untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
dan sistematis, sehingga siswa dapat dengan dengan model experiential learning pada materi
mudah mengonstruksi informasi-informasi yang kubus dan balok di kelas VIII SMP agar dapat
disampaikan. LKS dapat digunakan siswa untuk menjadi referensi bagi guru untuk
menemukan suatu konsep secara mandiri melaksanakan pembelajaran dengan
dengan memecahkan setiap masalah yang ada mengedepankan pengalaman siswa secara
di dalamnya. LKS juga menyediakan soal yang langsung.
beragam sehingga dapat meningkatkan
pengalaman siswa untuk menyelesaikan METODE
berbagai persoalan yang berhubungan dengan Penelitian ini adalah penelitian
kehidupan sehari-hari (Nugroho, 2015). pengembangan (research and development).
Berdasarkan hasil penelitiannya, Dyahsih Produk yang dihasilkan dari penelitian ini
dan Ali (2015) menyimpulkan bahwa model adalah perangkat pembelajaran berupa silabus,
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
berpartisiasi aktif dalam belajar adalah model Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan model
experiential learning, namun ketika guru experiential learning pada materi kubus dan
72
Jurnal ISSN : 2656 - 2375
PRINSIP Pendidikan Matematika
Volume 1, Nomor 2, Mei 2019

balok kelas VIII SMP. Model pengembangan Keterangan:


yang digunakan adalah ADDIE. Langkah- 𝑉𝑝 : skor responden
langkah yang dikembangkan terdiri dari tiga 𝑇𝑠𝑝 : total skor empiris dari responden
tahap yaitu analyze (analisis), design 𝑇𝑠ℎ : total skor maksimal yang diharapkan
(perancangan) dan development Adapun kriteria persentase keterbacaan
(pengembangan). dan keterlaksanaan LKS dapat dilihat pada
Subjek penelitian pada uji coba terbatas Tabel 2.
adalah sembilan siswa kelas VIII-2 SMP
Muhammadiyah 1 Pekanbaru dengan Tabel 2. Kriteria Persentase Keterbacaan dan
kemampuan akademis yang heterogen. Keterlaksanaan LKS
Instrumen pengumpul data pada penelitian ini Interval Kriteria
adalah lembar validasi dan angket respon siswa. 𝟖𝟓, 𝟎𝟏% ≤ 𝒙 < 𝟏𝟎𝟎% Sangat Praktis
Lembar validasi dan angket respon siswa 𝟕𝟎, 𝟎𝟏% ≤ 𝒙 < 𝟖𝟓, 𝟎𝟎% Praktis
menggunakan angket tertutup dan terbuka. 𝟓𝟎, 𝟎𝟏% ≤ 𝒙 < 𝟕𝟎, 𝟎𝟎% Kurang Praktis
Angket tertutup digunakan untuk mendapatkan 𝟎𝟏, 𝟎𝟎% ≤ 𝒙 < 𝟓𝟎, 𝟎𝟎% Tidak Praktis
skor penilaian dan angket terbuka digunakan Sumber: Akbar (2013)
untuk mendapatkan komentar dan saran
perbaikan. Dalam mengisi angket validasi HASIL DAN PEMBAHASAN
tertutup terdiri dari empat alternatif jawaban, Tahap Analyze (Analisis)
yaitu 1, 2, 3, dan 4 yang masing-masin Tahap analyze terdiri dari dua langkah
menyatakan sangat baik, baik, kurang baik, dan yaitu melakukan analisis keperluan dan
tidak baik. Sedangkan dalam mengisi angket melakukan analisis kurikulum. Analisis
respon siswa terbuka terdiri dari dua alternatif keperluan yang dilakukan peneliti adalah untuk
jawaban, yaitu ya dan tidak yang masing- mengetahui karakteristik siswa. Hasil analisis
masing memiliki skor 1 dan 0. karakteritik siswa didapatkan bahwa siswa
Teknik analisis data pada penelitian ini kelas VIII pada umumnya berusia 13-14 tahun.
terdiri dari analisis lembar validasi dan analisis Menurut Suwangsih, (2006) siswa SMP masih
angket respon siswa. Analisis lembar validasi ada pada tahap operasi konkret, artinya jika ia
silabus, RPP dan LKS menggunakan rumus akan memahami konsep abstrak matematika
berikut. harus dibantu dengan menggunakan benda
∑𝑛 𝑉̅ kongkrit. Salah satu model pembelajaran yang
𝑀̅𝑣 = 𝑖=1 𝑖
𝑛 dapat membantu siswa dalam berpikir abstrak
Keterangan: dan mementingkan pemahaman terhadap proses
𝑀̅𝑣 : rata-rata total validasi terbentuknya konsep menurut Munif dan Mosik
𝑉̅𝑖 : rata-rata validasi validator ke-𝑖 (2009) adalah model pembelajaran experiential
𝑛 : banyaknya validator learning karena alur tahapan membelajaran
Adapun kriteria validasi analisis rata-rata model experiential learning dapat membantu
yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. siswa dalam berpikir abstrak dan sangat
mendukung dalam peningkatan hasil belajar
Tabel 1. Kategori Validitas perangkat siswa.
Pembelajaran Pada analisis kurikulum 2013 didapatkan
Interval Kategori Kompetensi Dasar (KD) yang terkait materi
𝟑, 𝟐𝟓 ≤ 𝒙̅<𝟒 Sangat Valid kubus dan balok adalah 3.9 Membedakan dan
𝟐, 𝟓𝟎 ≤ 𝒙̅ < 𝟑, 𝟐𝟓 Valid menentukan luas permukaan dan volume
𝟏, 𝟕𝟓 ≤ 𝒙̅ < 𝟐, 𝟓𝟎 Kuang Valid bangun ruang sisi datar (kubus, balok, prisma
𝟏, 𝟎𝟎 ≤ 𝒙̅ < 𝟏, 𝟕𝟓 Tidak Valid dan limas) dan 4.9 Menyelesaikan masalah
Sumber: Sugiyono (2012) yang berkaitan dengan luas permukaan dan
Data angket respon siswa dianalisis volume bangun ruang sisi datar (kubus, balok,
menggunakan rumus yang diadaptasi dari prisma dan limas), serta gabungannya. Materi
Akbar (2013) sebagai berikut: pokok/pembelajaran dan alokasi waktu
𝑇𝑠𝑒 penelitian ini adalah luas permukaan kubus (2
𝑉𝑝 = × 100% JP), luas permukaan balok (3JP), volume kubus
𝑇𝑠ℎ
(2 JP) dan volume balok (3 JP). Kegiatan
73
Jurnal ISSN : 2656 - 2375
PRINSIP Pendidikan Matematika
Volume 1, Nomor 2, Mei 2019

pembelajaran yang dilakukan siswa pada dikembangkan sesuai dengan kebutuhan materi
penelitian ini sesuai dengan model experiential dan model experiental learning pada
learning dan pendekatan saintifik. Penilaian pendekatan saintifik yang digunakan.
pencapaian KD pengetahuan dan keterampilan Lembar validasi silabus dibuat untuk
pada penelitian dilakukan dengan teknik tes menilai beberapa aspek, yaitu: (1) identitas; (2)
tertulis dalam bentuk uraian penyelesaian pemilihan kegiatan pembelajaran; (3) penilaian
masalah. Selanjutnya penentuan indikator hasil belajar, yang memiliki indikator penilaian
pencapaian kompetensi dan tujuan kesesuaian teknik penilaian dengan pendekatan
pembelajaran sesuai dengan tuntutan KD. saintifik; (4) penentuan alokasi waktu; dan (5)
pemilihan sumber belajar. Lembar validasi RPP
Tahap Design (Perancangan) dirancang berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada (1) identitas; (2) pemilihan materi; (3)
tahap design adalah membuat rancangan perumusan kegiatan pembelajaran; (4)
perangkat pembelajaran, merancang lembar pemilihan media, alat, dan sumber belajar; serta
validasi perangkat pembelajaran dan merancang (5) penilaian hasil belajar. Lembar validasi LKS
angket respon siswa terhadap keterlaksanaan dirancang berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
penggunaan LKS. Dalam merancang kegiatan (1) kualitas materi, (2) kesesuaian penyajian
pembelajaran, peneliti merancang komponen- LKS dengan model experiential learning; (3)
komponen yang terdapat pada silabus, RPP dan kesesuaian LKS dengan syarat didaktis; (4)
LKS. Pada lembar validasi dan angket respon kesesuaian LKS dengan syarat konstruksi
siswa, peneliti mengembangkan aspek yang (kebahasaan); dan (5) kesesuaian LKS dengan
dinilai yang memiliki beberapa indikator dan syarat teknis. Sedangkan angket respon siswa
butir penilaian. dirancang berdasarkan beberapa aspek, yaitu:
Komponen-kompenen silabus yang (1) materi; (2) tampilan; (3) kemudahan
dikembangkan mengacu kepada Permendikbud penggunaan LKS; (4) permasalahan berbasis
No. 22 Tahun 2016, serta Wardhani dan pengalaman; dan (5) sikap belajar siswa.
Herawati (2009) yaitu terdiri dari (1) identitas
mata pelajaran; (2) identitas sekolah; (3) Tahap Development (Pengembangan)
kompetensi inti; (4) kompetensi dasar; (5) Pada tahap ini dilakukan dua kegiatan
materi pokok atau pembelajaran; (6) kegiatan yaitu pengembangan silabus, RPP, dan LKS
pembelajaran; (7) indikator pencapaian serta evaluasi formatif terhadap pengembangan
kompetensi; (8) penilaian; (9) alokasi waktu; silabus, RPP dan LKS yang meliputi kegiatan
dan (10) sumber belajar. validasi, revisi perangkat pembelajaran, dan uji
Komponen-kompenen RPP yang coba terbatas. Pada tahap pengembangan
dikembangkan mengacu kepada perpaduan silabus, RPP, dan LKS, peneliti membuat
Permendikbud No. 103 Tahun 2014 dan perangkat pembelajaran sesuai dengan
Permendikbud No. 22 Tahun 2016, serta rancanagan. Perangkat yang dikembangkan
Wardhani dan Herawati (2009), yaitu terdiri terlebih dahulu adalah silabus kemudian RPP.
dari: (1) identitas sekolah; (2) identitas mata Kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP
pelajaran; (3) kelas/semester; (4) materi pokok disesuaikan dengan model experiential learning
(5) materi pembelajaran; (6) alokasi waktu; (7) dan pendekatan saintifik. Kemudian peneliti
Kompetensi Inti (KI); (8) Kompetensi Dasar mengembangkan LKS dengan menerapkan
(KD) dan indikator pencapaian kompetensi; (9) langkah-langkah pada model experiential
tujuan pembelajaran; (10) deskripsi materi learning dan pendekatan saintifik untuk materi
pembelajaran; (11) pendekatan/model/metode kubus dan balok kelas VIII SMP. Kegiatan
pembelajaran; (12) media/alat/dan bahan yang terdapat di LKS dibuat agar siswa
pembelajaran; (13) sumber belajar; (14) termotivasi untuk menemukan rumus melalui
langkah-langkah pembelajaran; (11) penilaian pengalaman langsung dan menerapkan konsep
proses dan hasil pembelajaran. matematika untuk menyelesaikan permasalahan
Pada halaman depan LKS terdiri dari yang ada. Desain LKS dibuat menarik secara
judul materi pembelajaran, identitas siswa, visual agar siswa bersemangat dalam mengikuti
waktu, gambar pendukung, tujuan pembelajaran kegiatan pembelajaran.
dan petunjuk. Bagian isi LKS yang
74
Jurnal ISSN : 2656 - 2375
PRINSIP Pendidikan Matematika
Volume 1, Nomor 2, Mei 2019

Silabus, RPP, dan LKS yang telah 4) Perhatikan kembali


dikembangkan kemudian divalidasi sebanyak tulisan karena ada
dua kali oleh validator. Pada validasi pertama beberapa tulisan yang
validator memberikan saran dan komentar terpotong gambar
perbaikan. Adapun saran validator pada validasi 5) Warna tulisan pada
pertama disajikan pada Tabel 3. tahapan experiential
Tabel 3. Saran Validator pada Validasi Pertama learning ganti dengan
warna putih
Perangkat
Saran Validator 6) Warna biru pada page
Pembelajaran
number terlalu pekat
Silabus 1) Pada aspek penilaian
sehingga tulisan tidak
pengetahuan bahwa tes
terlihat jelas
lisan tidak diberikan
7) Perlu diperhatikan lagi
kepada siswa, penugasan
kalimat pada kegiatan ayo
LKS tidak untuk menilai
menalar
hasil belajar, dan pada
8) Kalimat pada soal latihan
aspek penilaian
perlu diperjelas lagi
keterampilan diganti
dengan teknik tes tertulis. Silabus, RPP, dan LKS pada validasi
2) Perlu ditambahkan alat pertama direvisi sesuai dengan saran validator
peraga yang digunakan. sebelum dilakukan validasi kedua. Hasil
RPP 1) Perhatikan alokasi waktu penilaian validator terhadap silabus, RPP, dan
2×40 menit tetapi sebaran LKS dengan model experiential learning pada
waktu pada kegiatan materi kubus dan balok kelas VIII SMP, pada
pembelajaran menjadi validasi kedua dapat dilihat pada Tabel 4.
±90 menit. Tabel 4. Rata-rata Nilai Validasi Silabus, RPP,
2) Sesuaikan kembali dan LKS
indikator pencapaian
Perangkat Kategori
kompetensi. Rata-rata
Pembelajaran Validasi
3) Sesuaikan kembali tujuan
Silabus 3,75 Sangat Valid
pembelajaran.
RPP 3,65 Sangat Valid
4) Periksa kembali
LKS 3,47 Sangat Valid
pengertian balok.
5) Periksa kembali Pada validasi kedua, validator tidak
penurunan rumus memberikan saran dan komentar perbaikan
6) Kegiatan menanya kurang namun memberi kesimpulan bahwa perangkat
sesuai yang dikembangkan layak uji coba tanpa revisi
7) Pisahkan soal dengan rata-rata nlai untuk silabus adalah 3,75,
pengetahuan dan RPP adalah 3,65, dan LKS adalah 3,47. Silabus,
keterampilan RPP, dan LKS mendapatkan kategori validasi
8) Rubrik penilaian sangat valid.
instrumen perlu Setelah silabus, RPP dan LKS dikatakan
disesuaikan dengan valid dan layak uji coba tanpa revisi,
langkah penyelesaian selanjutnya peneliti melakukan uji coba
masalah terbatas. Subjek penelitian pada uji coba
LKS 1) Cover LKS terlalu ramai terbatas adalah sembilan siswa kelas VIII-2
2) Pada concrete experience SMP Muhammadiyah 1 Pekanbaru dengan
gunakan gambar yang kemampuan akademis yang heterogen. Pada uji
dekat dengan siswa dan coba ini siswa diminta untuk melakukan dan
beri wacana menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang termuat
3) Gambar kubus utama pada LKS. Setelah siswa selesai mengerjakan
perlu diperbaiki warnanya LKS, peneliti membagikan angket respon dan
sehingga terang dan jelas meminta siswa untuk mengisi angket.
75
Jurnal ISSN : 2656 - 2375
PRINSIP Pendidikan Matematika
Volume 1, Nomor 2, Mei 2019

Persentase respon siswa terhadap kepraktisan setiap tahap pengembangan model ADDIE
LKS pada uji coba terbatas dapat dilihat pada sampai tahapan development (pengembangan).
Tabel 5. Seluruh validator telah memberikan penilaian
terhadap setiap aspek pada instrumen perangkat
Tabel 5. Persentase Respon Siswa terhadap
pembelajaran. Dari hasil validasi dan uji coba,
Kepraktisan LKS pada Uji Coba Terbatas
diperoleh bahwa pengembangan silabus, RPP
Perangkat Pertemuan ke- Rat
Kateg dan LKS dengan model experiential learning
Pembelajar (%) a-
ori pada materi kubus dan balok sudah memenuhi
an 1 2 3 4 rata
aspek valid dan syarat praktikalitas untuk
9 9 9 9 95, Sangat digunakan di SMP.
LKS
7 3 5 7 5 Praktis
Peneliti melakukan analisis berdasarkan REKOMENDASI
hasil uji coba terbatas dan ditemukan bahwa Beberapa saran yang dapat peneliti
terdapat beberapa siswa tidak menuliskan apa berikan sehubungan dengan penelitian dalam
yang diketahui dan ditanya pada saat rangka pengembangan perangkat pembelajaran
menyelesaikan soal, dan ukuran kolom adalah sebagai berikut.
simpulan yang terlalu besar sehingga peneliti 1. Direkomendasikan agar mengembangkan
melakukan revisi. Pada kolom jawaban, peneliti perangkat pembelajaran dengan model
menambahkan perintah untuk menuliskan apa experiential learning untuk materi lainnya.
yang diketahui dan ditanya pada soal. Pada 2. Pada penelitian pengembangan ini, peneliti
kolom kesimpulan peneliti memperkecil ukuran hanya melaksanakan uji coba terbatas.
kolom. Peneliti tidak melaksanakan uji coba
Setelah tahap uji coba selesai, peneliti kelompok besar karena waktu penelitian
melakukan penilaian hasil belajar pada materi yang tidak sesuai dengan jadwal materi
kubus dan balok. Nilai yang diperoleh siswa pelajaran. Peneliti menyarankan agar
dalam menyelesaikan soal-soal dapat dilihat perangkat pembelajaran yang telah diuji
pada Tabel 6. cobakan secara terbatas dapat dilanjutkan
untuk uji coba dalam kelompok besar.
Tabel 6. Penilaian Hasil Belajar Siswa
Siswa ke- Nilai DAFTAR PUSTAKA
1 79,3 Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat
2 84,5 Pembelajaran. Bandung: Rosdakarya.
3 77,6
4 91,4 Dyahsih, A.S. dan Ali, M. (2015). Keefektifan
5 86,2 Experiential Learning Pembelajaran
6 98,3 Matematika MTs Materi Bangun Ruang
7 84,5 Sisi Datar. Jurnal Riset Pendidikan
8 84,5 Matematika, 2(2), 175-185.
9 84,5
Rata-Rata 84,8 Kemendikbud. (2014). Salinan Lampiran
Dari penilaian hasil belajar dapat dilihat Permendikbud Nomor 103 tentang
bahwa nilai setiap siswa maupun nilai rata-rata Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan
siswa telah lebih besar dari nilai KKM yang Menengah. Jakarta: Kemendikbud.
ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. Hal ini berarti
bahwa pembelajaran menggunakan LKS Kemendikbud. (2016). Salinan Lampiran
dengan model experiential learning telah Permendikbud Nomor 22 tentang Standar
tercapai pada materi kubus dan balok. Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.
Jakarta: Kemendikbud.
SIMPULAN
Silabus, RPP, dan LKS dengan model Maat, S.M., Suanto, E., dan Zakaria, E. (2017).
experiential learning pada materi kubus dan Penerapan Pembelajaran Pengalaman
balok kelas VIII yang dihasilkan telah melewati dalam Pendidikan Matematika: Sebuah
Kajian Awal. Seminar Pendidikan
76
Jurnal ISSN : 2656 - 2375
PRINSIP Pendidikan Matematika
Volume 1, Nomor 2, Mei 2019

Serantau ke VIII 2017 di UKM Malaysia, Sugiyono. (2012). Metode Penelitian


1, 210–217. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Munif, I.R.S., dan Mosik. (2009). Penerapan
Model Experiential Learning pada Suwangsih, E. (2006). Aliran Psikologi
Pembelajaran IPA untuk Meningkatkan Kognitif. Bandung: Universitas Pendidikan
Hasil Belajar Sekolah Dasar. Jurnal Indonesia.
Pendidikan Fisika Indonesia, 5,79-82.
Wardhani, S., dan Herawati, R. (2009). Teknik
Nugroho, N.B. (2015). Pengembangan RPP dan Pengembangan Silabus dan RPP
LKS Berbasis Problem Based Learning Matematika SMP. Sleman: PPPPTK
pada Materi Himpunan untuk Siswa SMP Matematika.
Kelas VII. E-Journal Universitas Negeri
Yogyakarta, 1(1), 96–118.

Prasetyo, I. (2011). Telaah Teoretis Model


Experiental Learning dalam Pelatihan
Kewirausahaan Program Pendidikan Non
Formal. Majalah Ilmiah Pembelajaran,
2(7), 103–119.

77

You might also like