You are on page 1of 33

日本人およびインドネシア人の「謝罪」を表すジェスチャーの比較

Nihonjin oyobi Indoneshia hito no `shazai' o arawasu jesuchā no hikaku


Perbandingan Gestur Permintaan Maaf Jepang dan Indonesia

要旨
Yōshi
Abstrak

人間は日常生活においてコミュニケーションを行う際に、言語コミュニケーショ
ンと非言語コミュニケーションの 2 種類のコミュニケーションを利用している。
Ningen wa nichijō seikatsu ni oite komyunikēshon o okonau sai ni, gengo komyunikēshon to
hi gengo komyunikēshon no 2 (ni) shurui no komyunikēshon o riyō shite iru
Dalam kehidupan sehari-hari saat berkomunikasi manusia menggunakan dua jenis komunikasi
yaitu komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal
利用している: menggunakan
行う際に: melakukan

ジェスチャーなど非言語コミュニケーションは無意識的により多く使用されている。
Jesuchā nado hi gengo komyunikēshon wa muishiki-teki ni yori ōku shiyō sa rete iru.
Penggunaan komunikasi non-verbal tanpa disadari lebih banyak terpakai, contohnya
penggunaan gesture
無意識的: tidak sadar

日本とインドネシアのジェスチャーを含め、国ごとにジェスチャーに対する理解が
異なる。
Nihon to Indoneshia no jesuchā o fukume,-koku-goto ni jesuchā ni taisuru rikai ga kotonaru
Setiap negara memiliki pemahaman gesture yang berbeda-beda termasuk gesture Jepang dan
Indonesia.
Fukume: termasuk
Taisuru rikai: pemahaman tentang

本研究では、日本人およびインドネシア人の謝罪のジェスチャーについて研究する。
Hon kenkyūde wa, nihonjin oyobi Indoneshia hito no shazai no jesuchā ni tsuite kenkyū suru.
Penelitian ini membahas tentang gesture meminta maaf yang dilakukan oleh orang Jepang dan
orang Indonesia.

本研究のデータソースは日本映画とインドネシア映画である。本研究の研究方法は、
記号論的アプローチによる質的記述方法だ。
Hon kenkyū no dētasōsu wa Nihon eiga to Indoneshia eigadearu. Hon kenkyū no kenkyū hōhō
wa, kigō-ron-teki apurōchi ni yoru shitsuteki kijutsu hōhōda.
Sumber data penelitian ini adalah film Jepang dan film Indonesia. Metode yang digunakan
adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotika.
本研究に含まれるデータを分析するために、Roland Barthers によって提案された 2 段
階の意味付け技法は、指示的意味、暗示的意味、および神話で解釈することができ
る。
Hon kenkyū ni fukuma reru dēta o bunseki suru tame ni, rorando Barthers ni yotte teian sa reta
2 dankai no imi tsuke gihō wa, shiji-teki imi, anji-teki imi, oyobi shinwa de kaishaku suru koto
ga dekiru
Untuk menganalisis data yang terdapat pada penelitian ini maka akan digunakan teknik
signifikasi dua tahap yang dikemukakan oleh Roland Barthers yang dapat diinterpretasikan
dengan makna denotasi, makna konotasi, serta mitos

日本の映画に含まれる謝罪のジェスチャーに関するデータ収集に基づいて、謝罪の
ジェスチャーには、おじぎ、おねがい・ごめん、土下座の 3 種類がある。
Nihon no eiga ni fukuma reru shazai no jesuchā ni kansuru dēta shūshū nimotozuite, shazai no
jesuchā ni wa, ojigi, onegai gomen, dogeza no 3 shurui ga aru
Berdasarkan pengumpulan data mengenai gesture meminta maaf yang terdapat pada film
Jepang terdapat 3 jenis gesture meminta maaf yaitu ojigi, onegai/gomen, dan dogeza.

インドネシア映画に登場する謝罪のジェスチャーには、握手、キス、スンケムの 3
種類がある。
Indoneshia eiga ni tōjō suru shazai no jesuchā ni wa, akushu, kisu, sunkemu no 3 shurui ga aru
Sedangkan gesture meminta maaf yang terdapat pada film Indonesia terdapat 3 jenis gesture
meminta maaf yaitu berjabat tangan, cium tangan, dan sungkem.

研究結果に基づくと、日本人およびンドネシア人の謝罪のジェスチャーの使用には
類似点と相違点がある。
Kenkyū kekka ni motodzuku to, nihonjin oyobi ndoneshia hito no shazai no jesuchā no shiyō
ni wa ruiji-ten to sōi-ten ga aru.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat persamaan dan perbedaan penggunaan gesture meminta
maaf antara orang Jepang dan orang Indonesia

類似点は、土下座とスンケムのジェスチャーが同じ形をしていることだ。
Ruiji-ten wa, dogeza to sunkemu no jesuchā ga onaji katachi o shite iru kotoda
Persamaannya adalah gesture dogeza dan sungkem memiliki kesamaan bentuk yaitu sama-
sama berlutut dan wajahnya menghadap ke bawah serta memiliki kesamaan makna yaitu
permintaan yang dalam atas kesalahan yang besar.
つまり、どちらもひざまずいて下を向いており、同じ意味を持っている。それは重
大な誤りに対する深い謝罪である
Tsumari, dochira mo hizamazuite shita o muite ori, onaji imi o motte iru. Sore wa jūdaina
ayamari ni taisuru fukai shazaidearu

相違点は日本人のジェスチャーは物理的な接触をしないのに対して、インドネシア
人のジェスチャーは物理的な接触を伴うことだ。
Sōi-ten wa nihonjin no jesuchā wa butsuri-tekina sesshoku o shinainoni taishite, Indoneshia
hito no jesuchā wa butsuri-tekina sesshoku o tomonau kotoda.
Sedangkan perbedaannya adalah pada gesture yang dilakukan oleh orang Jepang tidak
melakukan kontak fisik, sedangkan gesture yang dilakukan oleh orang Indonesia melibatkan
kontak fisik.

キーワード: 映画、インドネシア人の謝罪、ジェスチャー、記号論的、日本人の謝罪
Kigō-ron-teki semiotika

はじめに
記号論とは、記号の意味または意味を研究する研究分野を指す。
Kigō-ron to wa, kigō no imi matawa imi o kenkyū suru kenkyū bun'ya o sasu.
Semiotika merujuk pada bidang studi yang mempelajari mengenai makna atau arti dari suatu
lambang.

記号論は基本的に、人間が物事をどのように意味するの研究したいと考えている。
Kigō-ron wa kihontekini, ningen ga monogoto o dono yō ni imi suru no kenkyū shitai to
kangaete iru
Semiotika pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan (humanity)
memaknai hal-hal (things)

文学作品やコミュニケーションの際に使われる記号など、さまざまな形に解釈で
きるもの。
Bungaku sakuhin ya komyunikēshon no sai ni tsukawa reru kigō nado, samazamana katachi
ni kaishaku dekiru mono.
Hal-hal yang dapat dimaknai beragam bentuknya misalkan karya sastra dan lambang-
lambang yang digunakan saat berkomunikasi.

記号論の創始者の一人に、指示的意味、暗示的意味が、神話からなる二段階の意
味で有名な Barthes (2017) がいる。
Kigō-ron no sōshi-sha no hitori ni, shiji-teki imi, anji-teki imi ga, shinwa kara naru nidankai
no imi de yūmeina Barthes (2017) ga iru.
Salah satu pencetus teori semiotika adalah Roland Barthes yang terkenal dengan signifikansi
dua tahap yang terdiri dari makna denotasi, makna konotasi, dan mitos.

指示的意味は、対象に表示される記号だ。暗示的意味は、暗示の意味に現れる記
号の意味を説明する意味だ。神話は、文化に関連する暗示的意味または意味、およ
び含意の説明をサポートする人々の信念から生じる意味だ。日本映画とインドネシ
ア映画のデータソースから得られた謝罪のジェスチャーの意味は、バルトの二段階
意味作用を用いる、指示的意味、暗示的意味、神話の意味で解釈することができる。
Shiji-teki imi wa, taishō ni hyōji sa reru kigōda. Anji-teki imi wa, anji no imi ni arawareru
kigō no imi o setsumei suru imida. Shinwa wa, bunka ni kanren suru anji-teki imi matawa imi,
oyobi gan'i no setsumei o sapōto suru hitobito no shin'nen kara shōjiru imida. Nihon eiga to
Indoneshia eiga no dētasōsu kara e rareta shazai no jesuchā no imi wa, Baruto no nidankai no
imi sayou O mochiiru, shiji-teki imi, anji-teki imi, shinwa no imi de kaishaku suru koto ga
dekiru.

人間はコミュニケーションを行う際、言語コミュニケーションと非言語コミュニ
ケーションの 2 種類のコミュニケーションを使用する。言語コミュニケーションと
は、口頭と書面の両方で言葉を使用するコミュニケーション、または会話と書面の
両方の形で言葉を使用するコミュニケーションの形式である(Kusumawati、2016)。
間違いを犯して謝罪するとき、話者は対話者に対して言語行為を使用する。 Yule
(2014) は、言語行為は発話によって表される行動を表す。言語行為には、発話行為、
発話内行為、発話媒介行為の 3 種類がある。 Yule (2014) は、発話内行為を 5 つの部
分に分けて、Assertive、Directive、Commissive、Declaration、と Expressive に分類する。
謝罪の言語行為はに Expressive 含まれる。
Ningen wa komyunikēshon o okonau sai, komyunikēshon to hi gengo komyunikēshon no
shurui no o o shiyō suru. Machigai o okashite shazai suru toki, washa wa taiwa-sha ni taishite
gengo kōi o shiyō suru. Yūru (2014) wa, gengo kōi wa hatsuwa ni yotte arawasa reru kōdō o
arawasu. Gengo kōi ni wa, hatsuwa yūru (2014) wa, hatsuwa-nai kōi o 5 omoshiroi bubun ni
wakete, Assertive, Directive, Commissive, Declaration, to hyōgen-teki ni bunrui suru. Wa ni
Expressive ga fukuma reru.
Saat berkomunikasi manusia menggunakan dua jenis komunikasi yaitu komunikasi verbal
dan komunikasi non-verbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-
kata, entah lisan maupun tulisan atau bentuk komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik
dalam bentuk percakapan maupun tulisan (Kusumawati, 2016). Saat membuat kesalahan dan
meminta maaf, penutur menggunakan tindak tutur terhadap mitra tuturnya. Yule (2014: 82)
mengemukakan tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang ditampilkan lewat tuturan. Tindak
tutur menjadi tiga jenis yaitu tindak tutur lokusi, tindak tutur ilokusi, dan tindak tutur perlokusi.
Yule (2014) membagi tindak tutur ilokusi menjadi lima bagian yaitu: tindak tutur asertif, tindak
tutur direktif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur deklarasi. tindak tutur
meminta maaf termasuk dalam tindak tutur ekspresif.

表現的発話行為における謝罪の表現は、対話者に対する話者の謝罪を表現するた
めの言語行為である。謝罪のジェスチャーをするときは、謝罪の発話行為をしなが
ら行うことが多い。謝罪するとき日本人は、「スミマセン』、「モシワケアリマセ
ン」、「ゴメンナサイ」と表現する (Jaohari, 2017)。一方、インドネシア人は、
[maaf]、[minta maaf]、[mohon maaf]、[maafkan]、そして[sori]いと言う (Widyaningrum,
2021)。言語コミュニケーションの発話行為は、非言語記号から切り離すことはでき
ない。したがって、この研究では、非言語的記号、つまり日本人およびンドネシア
人が行う謝罪のジェスチャーに着目している。memperhatikan
Hyōgen-teki hatsuwa kōi ni okeru shazai no hyōgen wa, taiwa-sha ni taisuru washa no shazai
o hyōgen suru tame no gengo kōidearu. Shazai no jesuchā o suru toki wa, shazai no hatsuwa
kōi o shinagara okonau koto ga ōi. Shazai suru toki nihonjin
wa,`sumimasen”,`moshiwakearimasen',`gomen'nasai' to hyōgen suru (Jaohari, 2017). Ippō,
Indoneshia hito wa,[maaf],[minta maaf],[mohon maaf],[maafkan], soshite [sori] ito iu
(Widyaningrum, 2021). Gengo komyunikēshon no hatsuwa kōi wa, hi gengo kigō kara
kirihanasu koto wa dekinai. Shitagatte, kono kenkyūde wa, higengoteki kigō, tsumari nihonjin
oyobi ndoneshia hito ga okonau shazai no jesuchā ni chakumoku shite iru.
Ungkapan permintaan maaf dalam tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur untuk
menyatakan perasaan bersalah dari penutur atas tindakan yang dilakukan sebelumnya yang
merupakan kesalahan terhadap mitra tuturnya. Saat melakukan gesture meminta maaf
seringkali dilakukan sambil menuturkan tindak tutur meminta maaf. Orang Jepang
mengucapkan sumimasen, moshiwake arimasen, dan gomennasai. Sedangkan orang Indonesia
mengucapkan maaf, minta maaf, mohon maaf, maafkan, dan sori. Tindak tutur komunikasi
verbal tidak dapat dipisahkan dengan simbol-simbol non-verbal. Maka dalam penelitian ini
kajian akan difokuskan pada simbol non-verbal yaitu gesture meminta maaf yang dilakukan
oleh orang Jepang dan orang Indonesia.

言葉によるコミュニケーションだけでなく、非言語的なコミュニケーションもあ
る。Samovar (2014) によると、非言語的コミュニケーションとは、言葉を使わないコ
ミュニケーションだ。Tanaka (1996) は、非言語コミュニケーションの研究には、パ
ラ言語学、身体言語 (身振り言語)、距離、触覚、外見がある。ボディー ランゲージ
または身ぶりげんごには、顔の表情、笑い声、アイ コンタクト、ジェスチャーが含
まれる。
Kotoba ni yoru komyunikēshon dakedenaku, higengotekina komyunikēshon mo aru.
Samovar (2014) ni yoru to, higengoteki komyunikēshon to wa, kotoba o tsukawanai
komyunikēshonda. Tanaka (1996) wa, hi gengo komyunikēshon no kenkyū ni wa, para gengo-
gaku, karada gengo (miburigengo), kyori, shokkaku, gaiken ga aru. Bodī rangēji matawa
miburi gen go ni wa,-gao no hyōjō, waraigoe, ai kontakuto, jesuchā ga fukuma reru.
Selain komunikasi verbal, terdapat juga komunikasi non-verbal. Menurut Samovar (2014:
294) komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa kata-kata. Tanaka (1996)
mengemukakan kajian yang terdapat pada komunikasi nonverbal terdiri dari paralinguistik,
bahasa tubuh (miburi gengo), jarak, sentuhan, dan penampilan. Bahasa tubuh atau miburi
gengo meliputi ekspresi wajah, tawa, kontak mata, dan gesture.

非言語コミュニケーションの機能は、コミュニケーションをより効果的にし、伝
えられたメッセージを相手が理解しやすくすることだ。Knapp (in Ramdani, 2015) に
よると、非言語コミュニケーションには、繰り返し、置換、矛盾、補足、強調など、
さまざまな機能がある。非言語コミュニケーションの機能に加えて、非言語コミュ
ニケーションの種類もある。それは他の人が非言語的の意味を理解することができ
るように、動作を通じてメッセージを伝えることだ 。Ekman と Friesen (Borg、2020 )
は、非言語コミュニケーションに関する研究で、カテゴリを 5 つの部分、エンブレ
ム、イラストレーター、アダプター、レギュレーター、影響表示に分ける。
Hi gengo komyunikēshon no kinō wa, komyunikēshon o yori kōka-teki ni shi, tsutae rareta
messēji o aite ga rikai shi yasuku suru kotoda. Knapp (in Ramdani, 2015) ni yoru to, hi gengo
komyunikēshon ni wa, kurikaeshi, chikan, mujun, hosoku, kyōchō nado, samazamana kinō ga
aru. Hi gengo komyunikēshon no kinō ni kuwaete, hi gengo komyunikēshon no shurui mo aru.
Sore wa hokanohito ga higengoteki no imi o rikai suru koto ga dekiru yō ni, dōsa o tsūjite
messēji o tsutaeru kotoda. Ekuman to Friesen (Borg, 2020) wa, hi gengo komyunikēshon ni
kansuru kenkyū de, kategori o 5-tsu no bubun, enburemu, irasutorētā, adaputā, regyurētā, eikyō
hyōji ni wakeru.
Fungsi dari komunikasi non-verbal adalah untuk membuat komunikasi menjadi lebih efektif
serta mempermudah lawan bicara untuk memahami pesan yang disampaikan. Menurut Knapp
(dalam Ramdani, 2015) terdapat berbagai fungsi komunikasi non-verbal antara lain: repetisi,
substitusi, kontradiksi, komplemen dan aksentuasi. Selain fungsi komunikasi non-verbal
terdapat pula kategori komunikasi non-verbal yaitu penyampaian sebuah pesan melalui
gerakan–gerakan yang dilakukan tanpa sengaja sehingga dapat terbaca oleh orang lain. Ekman
dan Friesen (1970, dalam Borg, 2020) dalam penelitiannya mengenai komunikasi non-verbal,
mereka membagi kategori menjadi lima bagian, yaitu: emblem, ilustrator, adaptor, regulator
dan affect display.

既知または未知の他の人々との関係を確立したり、交流したりする際に、誰かが
間違いを犯すこともある。軽微な間違いと重大なエラーがある。日本人にとって、
謝罪は礼儀正しさと他者への敬意を表す文化である。この謝罪の文化は世代を超え
て受け継がれ、社会階層に関係なく、一般の個人、企業、公人、有名人、さらには
政府関係者など、あらゆるレベルの日本社会に適用されてきした。謝罪は、誰かが
間違いを犯し、謙虚さを示したときに起こる。一般的に、日本人は間違いを犯すと
謝り、助けを求め、親切を受ける。 謝罪するときは、謝罪の表現以外にも、日本人
もインドネシア人もさまざまなジェスチャーを使用する。
Kichi matawa michi no ta no hitobito to no kankei o kakuritsu shi tari, kōryū shi tari suru sai
ni, darekaga machigai o okasu koto mo aru. Keibina machigai to jūdaina erā ga aru. Nihonjin
ni totte, shazai wa reigi tadashi-sa to tasha e no keiiwoarawasu bunkadearu. Kono shazai no
bunka wa sedai o koete uketsuga re, shakai kaisō ni kankei naku, ippan no kojin, kigyō, kōjin,
yūmeijin, sarani wa seifu kankei-sha nado, arayuru reberu no Nihon shakai ni tekiyō sa rete ki
shita. Shazai wa, darekaga machigai o okashi, kenkyo-sa o shimeshita toki ni okoru.
Ippantekini, nihonjin wa machigai o okasu to ayamari, tasuke o motome, shinsetsu o ukeru.
Shazai suru toki wa, shazai no hyōgen igai ni mo, nihonjin mo Indoneshia hito mo samazamana
jesuchā o shiyō suru.
Dalam menjalin hubungan maupun bersosialisasi dengan orang lain baik yang dikenal atau
tidak dikenal terkadang seseorang dapat saja melakukan kesalahan. Kesalahan tersebut ada
yang berupa kesalahan ringan dan adapula kesalahan berat. Untuk orang Jepang, meminta maaf
merupakan sebuah budaya yang menggambarkan kesopanan dan rasa hormat pada orang lain.
Budaya meminta maaf ini telah diwarisi secara turun temurun dan diaplikasikan oleh seluruh
lapisan masyarakat Jepang tanpa memandang kasta dan status, baik itu individu biasa, pihak
perusahaan, tokoh masyarakat, selebriti, bahkan pejabat pemerintah sekalipun. Meminta maaf
terjadi saat seseorang melakukan kesalahan serta menunjukkan kerendahan hati. Pada
umumnya orang Jepang akan meminta maaf saat membuat kesalahan, meminta tolong, bahkan
saat menerima kebaikan dari orang lain. Saat meminta maaf selain menggunkan tindak tutur
permohonan maaf, baik orang Jepang dan orang Indonesia menggunakan berbagai jenis gesture.

Tanaka and Tanaka (1996) は、ジェスチャーとは、話すときに気付かないうちに示


されるものであることを明らかにしている。一方、Andari (2009) によると、ジェス
チャーは身体の一部と共に形成される非言語的コミュニケーションの一形態であり、
言語的コミュニケーションなしで、または言語的コミュニケーションと組み合わせ
て使用される。この理解から、ジェスチャは発話に伴って発話者が行う動作である
ことがわかるが、ジェスチャーは発話に伴わずに単独で行うこともできる。これは、
ジェスチャーを使用すると、言葉を使用するよりも効率的で表現力があり、あまり
時間がかからないためだ。
Tanaka ando Tanaka (1996) wa, jesuchā to wa, hanasu toki ni kidzukanai uchi ni shimesa
reru monodearu koto o akiraka ni shite iru. Ippō, Andari (2009) ni yoru to, jesuchā wa karada
no ichibu to tomoni keisei sa reru higengoteki komyunikēshon no ichi keitaideari, gengo-teki
komyunikēshon nashi de, matawa gengo-teki komyunikēshon to kumiawasete shiyō sa reru.
Kono rikai kara, jesucha wa hatsuwa nitomonatte hatsuwa-sha ga okonau dōsadearu koto ga
wakaru ga, jesuchā wa hatsuwa ni tomonawazu ni tandoku de okonau koto mo dekiru. Kore
wa, jesuchā o shiyō suru to, kotoba o shiyō suru yori mo kōritsu-tekide hyōgen-ryoku ga ari,
amari jikan ga kakaranai tameda.
Tanaka dan Tanaka, (1996: 195) mengungkapkan bahwa gesture adalah hal yang
ditunjukkan tanpa kita sadari ketika berbicara. Sedangkan gesture menurut Andari (2009)
adalah bentuk komunikasi nonverbal yang terbentuk bersama dengan bagian dari tubuh,
digunakan tanpa atau kombinasi dengan komunikasi verbal. Dari pengertian ini dapat diketahui
bahwa gesture merupakan aktivitas gerak yang dilakukan oleh pembicara mengiringi tuturan
yang tengah dilakukan, namun terkadang gesture dapat pula dilakukan sendiri tanpa mengiringi
tuturannya. Hal ini dikarenakan dengan menggunakan gesture lebih efisien, ekspresif dan lebih
mempersingkat waktu dari pada dengan kata-kata.

謝罪するとき、日本人はさまざまなジェスチャーを使用する。Hamiru(2004)に
よると、日本人はおじぎ、おねがい・ごめん、土下座で謝る。おじぎにはいろいろ
な意味があり、「ごめんなさい」や「ありがとう」の代わりに使用できる。また、
おじぎには立礼と座礼の 2 種類がある。そして、福田によれば(Roza、2012、おじ
ぎは強さによって絵笏、系譜、細系瑣の 3 つに分けられる。Roza (2012) によると、
インドネシア人とは異なり、インドネシア人は握手、キス、スンケムのジェスチャ
ーを示して謝罪する。ジェスチャーの使用例は、研究データの 1 つである「最弱獣」
という日本映画に見られる。
Shazai suru toki, nihonjin wa samazamana jesuchā o shiyō suru. Hamiru (2004) ni yoru to,
nihonjin wa ojigi, onegai gomen, dogeza de ayamaru. Ojigi ni wa iroirona imi ga
ari,`gomen'nasai' ya `arigatō' no kawari ni shiyō dekiru. Mata, ojigi ni wa ritsurei to za rei no 2
shurui ga aru. Soshite, Fukuda ni yoreba (rōza, 2012, ojigi wa tsuyo-sa ni yotte e shaku, keifu,
Hoso-kei 瑣 No 3ttsu ni wake rareru. Rōza (2012) ni yoru to, Indoneshia hito to wa kotonari,
Indoneshia hito wa akushu, kisu, sunkemu no jesuchā o shimeshite shazai suru. Jesuchā no
shiyō rei wa, kenkyū dēta no 1-tsudearu `saijaku-jū' to iu Nihon eiga ni mirareru
Saat meminta maaf, orang Jepang menggunakan berbagai macam gesture. Menurut Hamiru
(2014) orang Jepang meminta maaf dengan melakukan ojigi, onegai/gomen, dan dogeza.
Penggunaan ojigi dapat memiliki berbagai makna yakni dapat menjadi pengganti pengucapan
maaf dan terimakasih. Selain itu ojigi memiliki dua jenis yakni ritsurei dan zarei. Kemudian
menurut Fukuda (dalam Roza, 2012) berdasarkan intensitasnya ojigi dibagi menjadi tiga yaitu
eshaku, keirei, dan saikeirei. Lain lagi dengan orang Indonesia, menurut Roza (2012) orang
Indonesia meminta maaf dengan menunjukkan gesture jabat tangan, cium tangan, serta
sungkem. Contoh penggunaan gesture terlihat pada salah satu sumber penelitian yaitu film
Jepang yang berjudul “Weakest Beast”

「アキラ」というの一人は、彼を失望させたことについてディレクターに謝罪し
た。これは、彼の部長のアキラが会議に出席できなかったためだ。「アキラ」は自
分のミスが許しがたい大きなミスだと感じ、土下座をした。さらに、謝罪のジェス
チャーの使用は、「Sweet 20」というインドネシア映画にも見られる。 「Aditya」と
いうキャラクターは、多くの過ちを犯したことを母親に謝罪する。 「Aditya」は Eid
al-Fitr の期間中、スンケムの ジェスチャーを行いた。
Akira' to iu no hitori wa, kare o shitsubō sa seta koto ni tsuite direkutā ni shazai shita. Kore
wa, kare no buchō no Akira ga kaigi ni shusseki dekinakatta tameda. `Akira' wa jibun no misu
ga yurushi gatai ōkina misuda to kanji, dogeza o shita. Sarani, shazai no jesuchā no shiyō
wa,`suīto 20' to iu Indoneshia eiga ni mo mi rareru. `Aditya' to iu kyarakutā wa, ōku no
ayamachi o okashita koto o hahaoya ni shazai suru. `Aditya' wa Eid al - Fitr no kikan-chū,
sunkemu no jesuchā o yuita.
Salah satu tokoh yang bernama Akira yang meminta maaf pada direktur karena telah
mengecewakannyanya, hal ini disebabkan karena kepala divisinya Akira tidak dapat
menghadiri rapat. Akira merasa kesalahannya merupakan kesalahan besar yang sulit dimaafkan
sehingga ia melakukan gesture dogeza. Selain itu penggunaan gesture meminta maaf pun
terdapat pada film Indonesia yang berjudul “Sweet 20”. Tokoh yang bernama Aditya meminta
maaf pada Ibunya karena memiliki banyak kesalahan. Aditya melakukan gesture sungkem pada
saat hari raya Idul Fitri.

図1 図2

図 1 と図 2 では、2 つのジェスチャーが同じ形、つまり一緒にひざまずいて顔を下
に向けていることがわかる。ただし、違いは、スンケム のジェスチャーで、顔は相
手の膝の上に置かれるが、土下座のジェスチャーでは、対話者の前の床に顔が置か
れる。前述の例に基づいて、同じ意味を持っていても、各国のジェスチャーは異な
る場合があることがわかる。これは、社会の文化や考え方の影響を受ける可能性が
ある。さらに、ジェスチャの使用は、対話者の位置 (話者より低いか高いか) と間違
いが警備のか重大のかによっても影響を受ける。
Zu 1 to zu 2de wa, 2-tsu no jesuchā ga onaji katachi, tsumari issho ni hizamazuite kao o shita
ni mukete iru koto ga wakaru. Tadashi, chigai wa, sunkemu no jesuchā de,-gao wa aite no hiza
no ue ni oka reruga, dogeza no jesuchāde wa, taiwa-sha no mae no yuka ni kao ga oka reru.
Zenjutsu no rei ni motodzuite, onaji imi o motte ite mo, kakkoku no jesuchā wa kotonaru baai
ga aru koto ga wakaru. Kore wa, shakai no bunka ya kangaekata no eikyōwoukeru kanōsei ga
aru. Sarani, jesucha no shiyō wa, taiwa-sha no ichi (washa yori hikui ka takai ka) to machigai
ga keibi no ka jūdai no ka ni yotte mo eikyōwoukeru.
Pada Gambar 1 dan Gambar 2 terlihat bahwa kedua gesture tersebut memiliki kesamaan
bentuk yakni sama-sama berlutut dan menaruh wajah di bawah. Namun bedanya pada gesture
sungkem wajah ditaruh di pangkuan lawan bicara, sedangkan pada gesture dogeza wajah
ditaruh di lantai di depan lawan bicara. Berdasarkan contoh yang diberikan sebelumnya, dapat
diketahui bahwa meskipun memiliki makna yang sama tetapi gesture pada setiap negara dapat
berbeda-beda. Hal ini dapat dipengaruhi oleh budaya dan pola pikir masyarakat tersebut. Selain
itu penggunaan gesture pun dipengaruhi oleh posisi mitra tuturnya (lebih rendah atau lebih
tinggi dari penuturnya) dan besar kecilnya kesalahan yang dilakukan.

先行研究 senkyo kenkyuu penelitian terdahulu


ジェスチャに関する研究は、Hiroko (2001) によって行われた。 ヒロコは、イリオ
ニス・ウェスリアン大学の学生の手と腕のジェスチャーの使用を研究した。結果は、
異なる文化の影響を受けているため、普遍的なジェスチャーがないことを示してい
る。アメリカの学生は、日本人の学生よりも手や腕のジェスチャーを頻繁に使用し
た。しかし、日本の女子学生は手や腕のジェスチャーのバリエーションが豊富だ。
本研究と Hiroko (2001) の研究との違いは、ジェスチャーの種類である。本研究で研
究されたのは謝罪のジェスチャーであり、Hiroko (2001) は対話時に使用される手と
腕のジェスチャーを研究した。また、比較される仕草も違う。本研究では、日本人
とインドネシア人が使用するジェスチャーを比較しているが、Hiroko (2001)は日本
人とアメリカ人が使用する下種茶―を比較した。
Jesucha ni kansuru kenkyū wa, Hiroko (2001) ni yotte okonawa reta. Hiroko wa, irionisu
u~esurian daigaku no gakusei no te to ude no jesuchā no shiyō o kenkyū shita. Kekka wa,
kotonaru bunka no eikyō o ukete iru tame, fuhentekina jesuchā ga nai koto o shimeshite iru.
Amerika no gakusei wa, nihonjin no gakusei yori mo te ya ude no jesuchā o hinpan ni shiyō
shita. Shikashi, Nihon no joshi gakusei wa te ya ude no jesuchā no bariēshon ga hōfuda. Hon
kenkyū to Hiroko (2001) no kenkyū to no chigai wa, jesuchā no shuruidearu. Hon kenkyū de
kenkyū sa reta no wa shazai no jesuchādeari, Hiroko (2001) wa taiwa-ji ni shiyō sa reru te to
ude no jesuchā o kenkyū shita. Mata, hikaku sa reru shigusa mo chigau. Hon kenkyūde wa,
nihonjin to Indoneshia hito ga shiyō suru jesuchā o hikaku shite iruga, Hiroko (2001) wa
nihonjin to amerikahito ga shiyō suru gesu cha ― o hikaku shita.
Penelitian mengenai gesture dilakukan oleh Hiroko (2001). Hiroko meneliti tentang
penggunaan gesture tangan dan lengan yang digunakan oleh mahasiswi Illionis Wesleyan
University. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada gesture yang bersifat universal karena
dipengaruhi budaya yang berbeda. Mahasiswi Amerika lebih sering menggunakan gesture
tangan dan lengan saat berinteraksi dibandingkan dengan mahasiswi Jepang. Namun
mahasiswi Jepang lebih memiliki banyak variasi gesture tangan dan lengan. Perbandingan
peneitian ini dan penelitian Hiroko (2001) ialah jenis gesturenya. Pada penelitian ini yang
diteliti ialah gesture meminta maaf, sedangkan Hiroko (2001) meneliti gesture tangan dan
lengan yang digunakan saat berinteraksi. Selain itu gesture yang dibandingkan pun berbeda.
Pada penelitian ini menggunakan gesture yang dilakukan oleh orang Indonesia sebagai
pembanding gesture yang digunakan oleh orang Jepang sedangkan Hiroko (2001)
membandingkan gesture yang digunakan oleh orang Amerika.
さらに、Smith (2019) は、教育用ジェスチャー、または一般に意図的な教育用ジェ
スチャー (ITG) と呼ばれるジェスチャーの使用を研究した。本研究の結果はジェス
チャーを使用しない教師の授業に比べると、ジェスチャーを使用している教師の授
業での学生がものを記憶する能力が向上することがわかった。本研究の類似点は、
両方がジェスチャーを研究したことだ。ただし、違いは、この研究では謝罪のジェ
スチャーを使用しているのに対し、Smith (2019) の研究では子供が使用するジェスチ
ャーを使用していることだ。
Sarani, Smith (2019) wa, kyōiku-yō jesuchā, matawa ippan ni itotekina kyōiku-yō jesuchā
(ITG) to yoba reru jesuchā no shiyō o kenkyū shita. Hon kenkyū no kekka wa jesuchā o shiyō
shinai kyōshi no jugyō ni kuraberu to, jesuchā o shiyō shite iru kyōshi no jugyō de no gakusei
ga mono o kioku suru nōryoku ga kōjō suru koto ga wakatta. Hon kenkyū no ruiji-ten wa, ryōhō
ga jesuchā o kenkyū shita kotoda. Tadashi, chigai wa, kono kenkyūde wa shazai no jesuchā o
shiyō shite irunoni taishi, Smith (2019) no kenkyūde wa kodomo ga shiyō suru jesuchā o shiyō
shite iru kotoda.
Lalu, Smith (2019) meneliti tentang penggunaan gesture mengajar atau biasa disebut
Intentional Teaching Gestures (ITG). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa kelas yang diajar
oleh guru yang menerapkan gesture saat pembelajaran berlangsung meningkatkan kemampuan
siswa menghafal objek dalam bahasa Jepang dibandingkan dengan kelas yang diajar oleh guru
yang tidak menerapkan gesture. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama meneliti tentang
gesture. Namun perbedaannya ialah pada penelitian ini menggunakan gesture meminta maaf,
sedangkan penelitian Smith (2019) menggunakan gesture yang digunakan oleh anak-anak.

次に、Harsana (2020) は、バラカモンのアニメ映画に含まれる日本文化を考察する。


研究対象は、ロラン・バルトの記号論的分析法を用いた日本文化だ。本研究では、
謝罪、感謝、礼儀作法、夏祭りなどの日本の文化がある。Harsana(2020)の研究と
本研究の類似点は、どちらも日本映画をバルトの記号論的分析で使用していること
だ。違いは、Harsana (2020)の研究の研究対象が日本文化であるのに対し、本研究の
研究対象はジェスチャーであるということだ。
Tsugini, Harsana (2020) wa, barakamon no anime eiga ni fukuma reru nipponbunka o
kōsatsu suru. Kenkyū taishō wa, roran Baruto no kigō-ron-teki bunseki-hō o mochiita
nipponbunkada. Hon kenkyūde wa, shazai, kansha, reigi sahō, natsu matsuri nado no
nihon'nobunka ga aru. Harsana (2020) no kenkyū to hon kenkyū no ruiji-ten wa, dochira mo
Nihon eiga o Baruto no kigō-ron-teki bunseki de shiyō shite iru kotoda. Chigai wa, Harsana
(2020) no kenkyū no kenkyū taishō ga nipponbunkadearunoni taishi, hon kenkyū no kenkyū
taishō wa jesuchādearu to iu kotoda.
Kemudian, Harsana (2020) meneliti budaya Jepang yang terdapat dalam film anime
Barakamon. Objek yang diteliti adalah budaya Jepang dengan menggunakan metode analisis
semiotika Roland Barthes. Pada penelitian ini terdapat budaya Jepang seperti meminta maaf,
mengucapkan rasa syukur, tatakrama, dan festival musim panas. Persamaan penelitian Harsana
dengan penelitian ini adalah sama-sama meneliti menggunakan film Jepang dengan analisis
semiotika Barthes. Sedangakan perbedaannya adalah pada penelitian ini objek penelitiannya
yaitu budaya Jepang, sedangkan penelitian yang akan dilakukan objek penelitiannya adalah
gesture.
研究方法
本研究で使用される方法は、記号論的アプローチによる質的記述方法である。
Sutedi (2011) によると、記述的研究とは、実際の問題に答える科学的手順を使用して、
現在起こっている現象を記述、説明するために実施される研究である。質的記述法
とは、言葉や説明を使って結論を述べる方法である。
Hon kenkyū de shiyō sa reru hōhō wa, kigō-ron-teki apurōchi ni yoru shitsuteki kijutsu
hōhōdearu. Sutedi (2011) ni yoru to, kijutsu-teki kenkyū to wa, jissai no mondai ni kotaeru
kagaku-teki tejun o shiyō shite, genzai okotte iru genshō o kijutsu, setsumei suru tame ni jisshi
sa reru kenkyūdearu. Shitsuteki kijutsu-hō to wa, kotoba ya setsumei o tsukatte ketsuron o
noberu hōhōdearu.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan
pendekatan teori semiotika. Menurut Sutedi (2011) penelitian deskriptif merupakan penelitian
yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini
dengan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Metode deskriptif kualitatif
adalah metode yang menyatakan kesimpulan dengan menggunakan kata-kata atau narasi.

この研究における分析研究は、Roland Barthers (2017) によって提唱された 2 段階の


意味である表示、含意、および神話を使用する。表示は、対象に表示される記号で
ある。含意は、表示の意味に現れる記号の意味を説明する意味である。神話は、文
化に関連する含意または意味、および含意の説明をサポートする人々の信念から生
じる意味である。
Kono kenkyū ni okeru bunseki kenkyū wa, rorando Barthers (2017) ni yotte teishō sa reta 2
dankai no imidearu hyōji, gan'i, oyobi shinwa o shiyō suru. Hyōji wa, taishō ni hyōji sa reru
kigōdearu. Gan'i wa, hyōji no imi ni arawareru kigō no imi o setsumei suru imidearu. Shinwa
wa, bunka ni kanren suru gan'i matawa imi, oyobi gan'i no setsumei o sapōto suru hitobito no
shin'nen kara shōjiru imidearu.
Teknik analisis pada penelitian ini menggunakan signifikasi dua tahap yang dikemukakan
oleh Roland Barthers yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi merupakan tanda yang
tampak pada suatu objek. Konotasi adalah makna yang menjelaskan arti dari suatu tanda yang
tampak pada makna denotasi tersebut. Sedangkan mitos merupakan makna yang timbul dari
konotasi atau makna yang berkaitan dengan kebudayaan dan kepercayaan masyarakat yang
mendukung penjelasan dari konotasi.

データソースは、日本映画 7 本とインドネシア映画 11 本から得られた。日本映画


のデータは“Ai Uta - My promise to Nakuhito”, “A Family”, “Omoi Omoware, Furi Furare”,
“We Are - Ao no Kaerimichi”, “Theatre A Love Story”, “Soshite, Baton wa Watasareta”, と
“Weakest Beast -01”。インドネシア語の映画は“Sweet 20”, “Dua Garis Biru”, “Ada Apa
Dengan Cinta? 2”, “Laundry Show”, “Terlalu Tampan”, “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”,
“Guru - Guru Gokil”, “Temen Kondangan”, “Love for Sale 2”, “Wedding Agreement”, と
“Dancing in The Rain”。調査中の対象は、2 つの映画に含まれるジェスチャーである。
これらの映画を選んだ理由は、これらの映画が 2017 年から 2021 年に公開されたも
のだから、研究した。過去 5 年間に基づいてデータ ソースを取得することで、今日
のジェスチャーの使用に関連することが期待される。また、これらの映画は、日本
人とインドネシア人の両方の伝統となっている謝罪の文化など、さまざまな日本文
化を示している。
Dētasōsu wa, Nihon eiga 7-pon to Indoneshia eiga 11-pon kara e rareta. Nihon eiga no dēta
wa “Ai Uta - My promise to Nakuhito”, “A famiri”, “Omoi Omoware, Furi Furare”, “We Are
- Ao no Kaerimichi”, “shiatā A rabusutōrī”, “Soshite, Baton wa Watasareta”, to “Weakest
Beast - 01”. Indoneshia-go no eiga wa “suīto 20”, “Dua Garis Biru”, “Ada Apa Dengan Cinta?
2”, “Laundry Show”, “Terlalu Tampan”, “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”, “Guru - Guru
Gokil”, “Temen Kondangan”, “rabu fō Sale 2”, “uedingu agurīmento”, to “Dancing in The
rēn”. Chōsa-chū no taishō wa, 2-tsu no eiga ni fukuma reru jesuchādearu. Korera no eiga o
eranda riyū wa, korera no eiga ga 2017-nen kara 2021-nen ni kōkai sa reta monodakara, kenkyū
shita. Kako 5-nenkan nimotozuite dēta sōsu o shutoku suru koto de, kyō no jesuchā no shiyō
ni kanren suru koto ga kitai sa reru. Mata, korera no eiga wa, nihonjin to Indoneshia hito no
ryōhō no dentō to natte iru shazai no bunka nado, samazamana nipponbunka o shimeshite iru.
Sumber data diperoleh dari 7 film Jepang dan 11 film Indonesia. Data tersebut diambil dari
film Jepang yang berjudul “Ai Uta - My promise to Nakuhito”, “A Family”, “Omoi Omoware,
Furi Furare”, “We Are - Ao no Kaerimichi”, “Theatre A Love Story”, “Soshite, Baton wa
Watasareta”, dan “Weakest Beast -01”. Sedangkan sumber data dari film bahasa Indonesia
berjudul “Sweet 20”, “Dua Garis Biru”, “Ada Apa Dengan Cinta? 2”, “Laundry Show”,
“Terlalu Tampan”, “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”, “Guru - Guru Gokil”, “Temen
Kondangan”, “Love for Sale 2”, “Wedding Agreement”, dan “Dancing in The Rain”.
Sedangkan objek yang diteliti adalah gesture-gesture yang terdapat pada kedua film tersebut.
Alasan dipilihnya film tersebut adalah karena film-film tersebut dirilis pada tahun 2017 sampai
dengan tahun 2021. Dengan mengambil sumber data berdasarkan 5 tahun terakhir diharapkan
relevan dengan pengunaan gesture di masa kini. Selain itu film-film tersebut menampilkan
ragam budaya Jepang seperti budaya meminta maaf yang sudah menjadi tradisi bagi orang
Jepang dan orang Indonesia.

結果と考察 Kekka to kōsatsu

日本とインドネシアの映画のデータ ソースに含まれる謝罪のジェスチャーを観察
し、Barthes (in Sobur、2003)によって提案された記号論を使用して分析した後、謝罪
のジェスチャーの使用にいくつかの類似点と相違点があることがわかった。日本と
インドネシアの人々は、指示的意味、内包的意味、および神話の観点から解釈さた。
Nihon to Indoneshia no eiga no dēta sōsu ni fukuma reru shazai no jesuchā o kansatsu shi,
Barthes (in Sobur, 2003) ni yotte teian sa reta kigō-ron o shiyō shite bunseki shita nochi, shazai
no jesuchā no shiyō ni ikutsu ka no ruiji-ten to sōi-ten ga aru koto ga wakatta. Nihon to
Indoneshia no hitobito wa, shiji-teki imi, naihō-teki imi, oyobi shinwa no kanten kara kaishaku
sata.
Setelah mengamati gesture meminta maaf yang terdapat pada sumber data film Jepang dan
Indonesia dan kemudian dianalisis menggunakan teori Semiotika yang dikemukakan oleh
Barthes (dalam Sobur, 2003), ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan penggunaan
gesture meminta maaf pada orang Jepang dan orang Indonesia yang diinterpretasikan dari segi
makna denotasi, makna konotasi, dan mitos.
1. 指示的意味の意味に基づく Shiji-teki imi no imi ni motodzuku

表1. 謝罪のジェスチャーで使用される体の部分の比較
hazai no jesuchā de shiyō sa reru karada no bubun no hikaku
Perbandingan Anggota Tubuh yang Digunakan Saat Melakukan Gesture Meminta
Maaf

NO 体の部分 日本人のジェスチ インドネシア人の


ャー ジェスチャー
1. 頭  
2. 顔  
3. 手  
4. 腕 ude lengan  
5. 足  
6. 体  
7. 唇 kuchibiru × 

日本語のデータにおいて、おじぎや土下座のジェスチャーを実行するときに、体
の部分、つまり頭が使用される。おじぎの仕草をするときは、頭を下げて謝る。さ
らに、土下座のジェスチャーを行うときは、頭を下に曲げる。これは、床または地
面のいずれかである。顔は土下座をするときに使う。土下座をするときは、顔を床
につけて相手に向ける。Nihongo no dēta ni oite, ojigi ya dogeza no jesuchā o jikkō suru
toki ni,-tai no bubun, tsumari atama ga shiyō sa reru. Ojigi no shigusa o suru toki wa, atama o
sagete ayamaru. Sarani, dogeza no jesuchā o okonau toki wa, atama o shita ni mageru. Kore
wa, yuka matawa jimen no izurekadearu. Kao wa dogeza o suru toki ni tsukau. Dogeza o suru
toki wa,-gao o yuka ni tsukete aite ni mukeru.
Dalam sumber data Jepang, anggota tubuh yakni kepala digunakan saat melakukan gesture
ojigi dan dogeza. Saat melakukan gesture ojigi, kepala ditundukkan ketika meminta maaf.
Kemudian saat melakukan gesture dogeza, kepala menunduk ke arah bawah yaitu dapat berupa
lantai ataupun tanah. Wajah digunakan saat melakukan gesture dogeza. Saat melakukan gesture
dogeza, wajah ditaruh di depan lantai menghadap lawan bicara
手形 (karada)は、おねがい・ごめんや土下座の仕草をするときに使う。おねがい・
ごめんなさいのジェスチャーを使用して謝罪するときは、両手を顔の前に置く。次
に、おねがい・ごめんと土下座のジェスチャーを使用して謝罪する。ときに、腕が
使用される。おねがい/ごめんのジェスチャーを行うときは、腕を少し横に曲げます
が、土下座のジェスチャーでは、腕を下に曲げる。次に、両足を曲げて両膝を支え
る土下座のジェスチャーを行うときは、足を使用する。最後に、おじぎや土下座を
しながら手足を曲げる。おじぎの仕草をするときは、相手の方を向いたまま体を曲
げる。次に、土下座のジェスチャーを行うときは、話者が対話者の方を向くように
ひれ伏しながら、手足を曲げる。
Tegata wa, onegai gomen ya dogeza no shigusa o suru toki ni tsukau. Onegai gomen'nasai
no jesuchā o shiyō shite shazai suru toki wa, ryōte o kao no mae ni oku. Tsugini, onegai gomen
to dogeza no jesuchā o shiyō shite shazai suru. Toki ni, ude ga shiyō sa reru. Onegai/ gomen
no jesuchā o okonau toki wa, ude o sukoshi yoko ni magemasuga, dogeza no jesuchāde wa,
ude o shita ni mageru. Tsugini, ryōashi o magete ryōhiza o sasaeru dogeza no jesuchā o okonau
toki wa, ashi o shiyō suru. Saigo ni, ojigi ya dogeza o shinagara teashi o mageru. Ojigi no
shigusa o suru toki wa, aite no kata o muita mama karadawomageru. Tsugini, dogeza no jesuchā
o okonau toki wa, washa ga taiwa-sha no kata o muku yō ni hirefushinagara, teashi o mageru.
Anggota tubuh yang berupa tangan digunakan saat melakukan gesture onegai/gomen dan
dogeza. Saat meminta maaf menggunakan gesture onegai/gomen, kedua tangan ditangkupkan
dan diletakkan didepan wajah. Kemudian anggota tubuh bagian lengan digunakan saat
meminta maaf menggunakan gesture onegai/gomen dan dogeza. Saat melakukan gesture
onegai/gomen lengan sedikit menekuk kesamping sedangkan pada gesture dogeza kedua
lengan ditekuk ke arah bawah tubuh. Lalu anggota tubuh bagian kaki digunakan saat
melakukan gesture dogeza dimana kedua kaki bertekuk dan kedua lutut dijadikan tumpuannya.
Terakhir anggota badan dibungkukkan saat melakukan gesture ojigi dan gesture dogeza. Saat
melakukan gesture ojigi badan dibungkukkan sambil menghadap lawan bicaranya. Kemudian
saat melakukan gesture dogeza, anggota badan dibungkukkan sambil sang penutur bersujud
menghadap lawan bicaranya.

またインドネシアのデータソースでは、対話者に頭を下げてスンケムのジェスチ
ャのジェスチャーを使って謝罪するときに体の頭の部分が使用される。さらに、キ
スのジェスチャーとスンケムのジェスチャーを行うときに、顔の手足が使用される。
手にキスをするときは、顔を対話者の手に近づけるが、スンケム のジェスチャーで
は、顔を対話者の膝の上に置く。さらに、キス、握手、スンケム のジェスチャーを
行うときは、手足が使用される。手にキスをするときは、話者の手をつかんで話者
に触れさせ、対話者の顔を話し対話者の手に近づける。一方、握手するときは、話
し手と対話者の手はどちらか一方に傾かずに握り合う。
Mata Indoneshia no dētasōsude wa, taiwa-sha ni atama o sagete sunkemu no jesucha no
jesuchā o tsukatte shazai suru toki ni karada no atama no bubun ga shiyō sa reru. Sarani, kisu
no jesuchā to sunkemu no jesuchā o okonau toki ni,-gao no teashi ga shiyō sa reru. Te ni kisu
o suru toki wa,-gao o taiwa-sha no te ni chikadzukeruga, sunkemu no jesuchāde wa,-gao o
taiwa-sha no hiza no ue ni oku. Sarani, kisu, akushu, sunkemu no jesuchā o okonau toki wa,
teashi ga shiyō sa reru. Te ni kisu o suru toki wa, washa no te o tsukande washa ni fure sase,
taiwa-sha no kao o hanashi taiwa-sha no te ni chikadzukeru. Ippō, akushu suru toki wa,
hanashite to taiwa-sha no te wa dochira ka ippō ni katabukazu ni nigiri au.
Lalu dalam sumber data Indonesia anggota tubuh bagian kepala dilakukan saat meminta
maaf menggunakan gesture sungkem dengan cara kepala ditundukkan kepada lawan bicara.
Lalu anggota tubuh bagian wajah digunakan saat melakukan gesture cium tangan dan gesture
sungkem. Saat mencium tangan, wajah didekatkan kearah tangan mitra tutur, sedangkan dalam
gesture sungkem wajah diletakkan di atas pangkuan lawan bicara. Selanjutnya anggota tubuh
bagian tangan digunakan saat melakukan gesture cium tangan, jabat tangan, dan sungkem. Saat
mencium tangan, tangan mitra tutur diraih dan disentuh oleh penutur dan wajah penutur
didekatkan ke arah tangan mitra tutur. Sedangkan saat berjabat tangan, tangan penutur dan
mitra tutur saling menggenggam tanpa condong ke arah salah satu pihak
また、スンケムの ジェスチャを行うと、話者の手が対話者の手を振る。腕を使用
するジェスチャーは、握手ジェスチャーを行うとき、つまり対話者に向かって腕を
伸ばすときに使用される。さらに、スンケムの ジェスチャーをを行うときに、脚の
手足が話者の体の台座として使用される。最後に、スンケム のジェスチャーを行う
ときは、話者の顔を対話者の膝の上に置きながら手足を曲げる。

Mata, sunkemu no jesucha o okonau to, washa no te ga taiwa-sha no tewofuru. Ude o shiyō
suru jesuchā wa, akushu jesuchā o okonau toki, tsumari taiwa-sha ni mukatte ude o nobasu toki
ni shiyō sa reru. Sarani, sunkemu no jesuchā o o okonau toki ni, ashi no teashi ga washa no
karada no daiza to shite shiyō sa reru. Saigo ni, sunkemu no jesuchā o okonau toki wa, washa
no kao o taiwa-sha no hiza no ue ni okinagara teashi o mageru.

Kemudian saat melakukan gesture sungkem, tangan penutur menjabat tangan mitra tutur.
Anggota tubuh bagian lengan digunakan saat melakukan gesture jabat tangan yakni dengan
meregangkan lengannya ke arah mitra tutur. Lalu anggota tubuh bagian kaki digunakan sebagai
tumpuan badan penutur saat melakukan gesture sungkem. Dan yang terakhir, saat melakukan
gesture sungkem, anggota badan dibungkukkan sambil meletakkan wajah penutur ke pangkuan
lawan bicaranya.

データ 1 データ 2
土下座のジェスチャーとスンケムのジェスチャーは、ひざまずいて顔を下に向け
るという形が似ている。これはデータ 1 とデータ 2 に見られる。ただし、2 つのジェ
スチャーには、対話者の膝の上に置くスンケムのジェスチャーと、他の人の前で顔
を床に置く土下座ジェスチャーにわずかな違いがある。使用するジェスチャーは、
頭、顔、腕、脚、体と同じである。

Dogeza no jesuchā to sunkemu no jesuchā wa, hizamazuite kao o shita ni mukeru to iu


katachi ga nite iru. Kore wa dēta 1 to dēta 2 ni mi rareru. Tadashi, 2-tsu no jesuchā ni wa,
taiwa-sha no hiza no ue ni oku sunkemu no jesuchā to, hokanohito no mae de kao o yuka ni
oku dogeza jesuchā ni wazukana chigai ga aru. Shiyō suru jesuchā wa, atama,-gao, ude, ashi,-

tai to onajidearu.
Gesture dogeza dan gesture sungkem memiliki kemiripan bentuk yakni sama-sama
berlutut dan menaruh wajah di bawah. Hal ini terlihat pada Data 1 dan Data 2. Namun gesture
kedua gesture tersebut memiliki sedikit perbedaan yaitu pada gesture sungkem wajah ditaruh
di pangkuan lawan bicara, sedangkan pada gesture dogeza wajah ditaruh di lantai di depan
lawan bicara. Anggota tubuh yang digunakan pun sama yaitu kepala, wajah, lengan, kaki, dan
badan.

データ 3
謝罪のジェスチャーをするときに使用される手足に基づいて、日本語のデータで
は体の一部である唇の使用ではない。これは、体の唇の部分を含むインドネシアの
謝罪のジェスチャー、つまり年下の人から年上の人への手にキスのジェスチャーと
は異なる。手にキスのジェスチャーは、体と唇を使用して、パートナーの手を話者
の顔に向かって引っ張り、手の甲を話者の唇に向ける。これはデータ 3 に見られる。
Shazai no jesuchā o suru toki ni shiyō sa reru teashi nimotozuite, nihongo no dētade wa
karada no ichibudearu kuchibiru no shiyōde wanai. Kore wa,-tai no kuchibiru no bubun o
fukumu Indoneshia no shazai no jesuchā, tsumari toshishita no hito kara toshiue no hito e no
te ni kisu no jesuchā to wa kotonaru. Te ni kisu no jesuchā wa,-tai to kuchibiru o shiyō shite,
pātonā no te o washa no kao ni mukatte hippari, tenokō o washa no kuchibiru ni mukeru. Kore
wa dēta 3 ni mi rareru.
Berdasarkan anggota tubuh yang digunakan saat melakukan gesture meminta maaf, dalam
sumber data Jepang tidak terdapat penggunaan anggota tubuh bagian bibir. Hal ini berbeda
dengan gesture meminta maaf orang Indonesia yang melibatkan anggota tubuh bagian bibir
yaitu gesture cium tangan yang dilakukan oleh seseorang yang lebih muda terhadap seseorang
yang lebih tua. Gesture cium tangan menggunakan anggota badan bagian tangan dan bibir
dengan cara tangan mitra tutur ditarik kearah wajah penutur kemudian punggung tangannya
diarahkan kepada bibir sang penutur. Hal tersebut dapat terlihat pada Data 3.

日本が行った謝罪のジェスチャーは、物理的な接触や一般的に知られているスキ
ンシップを伴いない。おじぎの仕草では、話者と対話者の側が離れているためスキ
ンシップがなく、お互いに触れない。おねがい.ごめんのジェスチャーでは、謝罪す
る人は顔の前で両手を合わせることによってジェスチャーが行われるため、対話者
をスキンシップした。または土下座のジェスチャーでは、対話者とのスキンシップ
はない。これは、土下座をするとき、話者が上半身を膝の上に曲げ、頭を床につけ
た状態でひざまずく動作をするため、話者が対話者をスキンシップしないためであ
る。
Nihon ga okonatta shazai no jesuchā wa, butsuri-tekina sesshoku ya ippantekini shira rete
iru sukinshippu o tomonai nai. Ojigi no shigusade wa, washa to taiwa-sha no soba ga hanarete
iru tame sukinshippu ga naku, otagai ni furenai. Onegai. Gomen no jesuchāde wa, shazai suru
hito wa kao no mae de ryōte o awaseru koto ni yotte jesuchā ga okonawa reru tame, taiwa-sha
o sukinshippu shita. Matawa dogeza no jesuchāde wa, taiwa-sha to no sukinshippu wanai. Kore
wa, dogeza o suru toki, washa ga jōhanshin o hiza no ue ni mage, atama o yuka ni tsuketa jōtai
de hizamazuku dōsa o suru tame, washa ga taiwa-sha o sukinshippu shinai tamedearu.
Gesture meminta maaf yang dilakukan oleh Jepang tidak melibatkan kontak fisik atau biasa
dikenal dengan skinship. Pada gesture ojigi, tidak terdapat skinship dikarenakan adanya jarak
diantara orang yang meminta maaf dan lawan bicaranya sehingga tidak saling bersentuhan.
Pada gesture onegai/gomen, orang yang meminta maaf tidak melakukan skinship pada lawan
bicaranya karena gesture tersebut dilakukan dengan mengatupkan kedua tangan di depan wajah
sang penutur. Kemudian pada gesture dogeza tidak terdapat skinship dengan lawan bicaranya.
Hal tersebut dikarenakan saat melakukan gesture dogeza, sang penutur yang meminta maaf
melakukan gerakan berlutut dengan bagian atas tubuh ditekuk di atas lutut dan kepala tertunduk
ke lantai, sehingga orang yang meminta maaf tidak melakukan skinship terhadap lawan
bicaranya.

日本の謝罪ジェスチャーとは異なり、インドネシア人の謝罪ジェスチャーは、握
手ジェスチャー、手にキスジェスチャー、スンケムのジェスチャーなどの身体的接
触またはスキンシップを伴う。握手は話者と対話者手のひらを合わせて握手するこ
とでスキンシップを行う。手にキスのジェスチャーでは、謝罪する話者が腕を話者
の方に引き寄せ、対話者の手の甲にキスをすると、スキンシップが行われる。また、
スンケムの ジェスチャーで、謝罪する話者は対話者の膝の上に顔を乗せてスキンシ
ップを行う。インドネシア人が行う謝罪のジェスチャーは、一般的な文化や慣習に
影響される。たとえば、キスのジェスチャーは若い人が行うアラビア文化の影響を
受けているが、マフロムというイスラムの家族の男女関係でない人とのキスは良く
ない。

Nihon no shazai jesuchā to wa kotonari, Indoneshia hito no shazai jesuchā wa, akushu
jesuchā,-te ni kisujesuchā, sunkemu no jesuchā nado no karada-teki sesshoku matawa
sukinshippu o tomonau. Akushu wa washa to taiwa-sha tenohira o awasete akushu suru koto
de sukinshippu o okonau. Te ni kisu no jesuchāde wa, shazai suru washa ga ude o washa no
kata ni hikiyose, taiwa-sha no tenokō ni kisuwosuru to, sukinshippu ga okonawa reru. Mata,
sunkemu no jesuchā de, shazai suru washa wa taiwa-sha no hiza no ue ni kao o nosete
sukinshippu o okonau. Indoneshia hito ga okonau shazai no jesuchā wa, ippantekina bunka ya
kanshū ni eikyō sa reru. Tatoeba, kisu no jesuchā wa wakai hito ga okonau Arabia bunka no
eikyō o ukete iruga, mafuromu to iu Isuramu no kazoku no danjo kankeidenai hito to no kisu
wa yokunai.

Berbeda dengan gesture meminta maaf orang Jepang, gesture meminta maaf yang dilakukan
oleh orang Indonesia melibatkan kontak fisik atau skinship seperti gesture jabat tangan, getsure
cium tangan, dan gesture sungkem. Gesture berjabat tangan dilakukan dengan cara orang yang
meminta maaf dan lawan bicaranya saling menggenggam tangan dengan telapak tangan yang
bersentuhan sehingga keduanya saling melakukan skinship. Pada gesture cium tangan, skinship
yang dilakukan ialah saat penutur yang meminta maaf menarik lengan ke arah penutur dan
mencium punggung tangan lawan bicaranya. Lalu dalam gesture sungkem, penutur yang
meminta maaf melakukan skinship dengan cara meletakkan wajahnya dipangkuan lawan
bicaranya. Kemudian gesture meminta maaf yang dilakukan oleh orang Indonesia dipengaruhi
oleh kultur atau adat istiadat yang berlaku. Misalkan gesture cium tangan dipengaruhi oleh
budaya Arab dimana dilakukan oleh orang yang lebih muda, namun gesture tersebut kurang
baik bila dilakukan dengan orang yang bukan muhrimnya.
2. 暗示的意味に基づいて Anji-teki imi nimotozuite

表 2 謝罪のジェスチャーをするときの非言語機能の比較
shazai no jesuchā o suru toki no hi gengo kinō no hikaku

NO 非言語機能 日本人のジェスチ インドネシア人の


Fungsi non verbal ャー ジェスチャー
1. 補 足 9 12
hosokunkomplemen
2. 矛盾 mujun kontradiksi × ×
3. 繰 り 返 し kurikaeshi 4 ×
pengurangan
4. 置換 chikan substitusi 2 ×
5. 強調 kyocho aksentuasi × 3
データ量 15 15
30

日本とインドネシアの両方のデータで、謝罪のジェスチャーには、言葉によるメ
ッセージを補足非言語的機能がある。さらに、補足的な非言語的機能は、話された
謝罪を強調し、謝罪の意味を豊かにするのにも役立ちる (Ramdani, 2015)。
Nihon to Indoneshia no ryōhō no dēta de, shazai no jesuchā ni wa, kotoba ni yoru messēji o
hosoku higengoteki kinō ga aru. Sarani, hosokutekina higengoteki kinō wa, hanasa reta shazai
o kyōchō shi, shazai no imi o yutaka ni surunoni mo yakudachi ru (Ramdani, 2015).
Dalam sumber data Jepang maupun sumber data Indonesia gesture meminta maaf memiliki
fungsi non-verbal komplemen yang berfungsi sebagai pelengkap pesan verbal. Selain itu fungsi
non-verbal komplemen berfungsi juga untuk menekankan permintaan maaf yang diucapkan
dan memperkaya makna permintaan maaf (Ramdani, 2015).

データ 4 データ 5
データ 4 データ 5
データ 4 で「ケンジ」が上司に「すみません」と謝る場面である。 謝罪をすると
き、啓礼のおじぎジェスチャーは、「ケンジ」の口頭メッセージを補完する役割を
果たする。また、データ 5 で、[Taat]が父親に対してスンケムのジェスチャーをしな
がら謝罪した場面である。このスンケムのジェスチャーは、[Taat]が話す「Maafin
Taat, Pak.」という謝罪の口頭メッセージを補完する。そして、日本のデータとイン
ドネシアのデータの両方に、この研究における矛盾の非言語的機能はない。

Dēta 4 de `Kenji' ga jōshi ni `sumimasen' to ayamaru bamendearu. Shazai o suru toki, kei rei
no ojigi jesuchā wa,`Kenji' no kōtō messēji o hokan suru yakuwariwohatasuru. Mata, dēta 5
de,[Taat] ga chichioya ni taishite sunkemu no jesuchā o shinagara shazai shita bamendearu.
Kono sunkemu no jesuchā wa,[Taat] ga hanasu `Maafin Taat, Pak.' To iu shazai no kōtō messēji
o hokan suru. Soshite, Nihon no dēta to Indoneshia no dēta no ryōhō ni, kono kenkyū ni okeru
mujun no higengoteki kinō wanai.

Pada Data 4 saat Kenji meminta maaf dan mengucapkan “sumimasen” pada bossnya. Saat
melakukan permintaan maaf, gesture ojigi tipe keirei berfungsi sebagai pelengkap pesan verbal
yang diucapkan oleh Kenji. Kemudian pada Data 5 saat Taat meminta maaf sambil melakukan
gesture sungkem terhadap Bapaknya. Gesture sungkem ini melengkapi pesan verbal tuturan
meminta maaf “maafkan” yang diucapkan oleh Taat. Lalu baik dalam sumber data Jepang
maupun sumber data Indonesia tidak terdapat fungsi non-verbal kontradiksi dalam penelitian
ini.

データ 6

日本語のデータでは、謝罪のジェスチャーには、言葉によるアイデアの繰り返しと
して機能する非言語的な繰り返し機能がある(Ramdani, 2015)。データ 6 において、
[ハマサカ]が誤って野球を投げてしまったことを[ユコ]に謝罪したとき、浜坂は最初
に「ごめん」という言葉を言ってから、絵尺型のおじぎジェスチャーをしてから
「ごめん」という言葉を言いった。謝罪を行う、浜坂が口頭で発したメッセージの
繰り返しとして、恵尺型のおじぎのジェスチャーが機能する。
Nihongo no dētade wa, shazai no jesuchā ni wa, kotoba ni yoru aidea no kurikaeshi to shite
kinō suru higengotekina kurikaeshi kinō ga aru (Ramdani, 2015). Dēta 6 ni oite,[hamasaka] ga
ayamatte yakyū o nagete shimatta koto o [Yuko] ni shazai shita toki, Hamasaka wa saisho ni
`gomen' to iu kotoba o itte kara, e shaku-gata no ojigi jesuchā o shite kara `gomen' to iu kotoba
o gen itta. Shazai o okonau, Hamasaka ga kōtō de hasshita messēji no kurikaeshi to shite,
Megumi shaku-gata no ojigi no jesuchā ga kinō suru.

Dalam sumber data Jepang gesture meminta maaf memiliki fungsi non-verbal repetisi yang
berfungsi sebagai pengulangan kembali gagasan secara verbal (Ramdani, 2015). Pada Data 6
saat Hamasaka meminta maaf pada Yuko karena tak sengaja melempar bola baseball,
Hamasaka mengucapkan kata “gomen” terlebih dahulu kemudian ia melakukan gesture ojigi
tipe eshaku dan ia mengucapkan kembali kata “gomen”. Saat melakukan permintaan maaf,
gesture ojigi tipe eshaku berfungsi sebagai pengulangan pesan verbal yang diucapkan oleh
Hamasaka.

データ 7 データ 8
すると、日本語のデータにも置換が見つかった。 代用は、言語記号を置き換える
のに役立つ (Ramdani, 2015)。たとえば、口頭のメッセージを言いたくない場合は、
非言語のメッセージに置き換えられる。これは、[トル]が病院にいて[ナギ]の両親に
会ったとき、徹がすぐに最敬礼のおじぎジェスチャーをしたデータ 7 で見ることが
できる。このジェスチャーは、徹が最敬礼のおじぎジェスチャーを行うときに台詞
を言わないため、口頭でのメッセージの代わりとして機能する。[ナギ]の両親は何
も言わなくても、[トル]が[ナギ]を息切れさせたことを謝罪し、病院に運ばれなけれ
ばならなかったことを理解している。
Suruto, nihongo no dēta ni mo chikan ga mitsukatta. Daiyō wa, gengo kigō o okikaeru no ni
yakudatsu (Ramdani, 2015). Tatoeba, kōtō no messēji o iitakunai baai wa, hi gengo no messēji
ni okikae rareru. Kore wa,[toru] ga byōin ni ite [nagi] no ryōshin ni atta toki, tegga sugu ni
saikeirei no ojigi jesuchā o shita dēta 7 de miru koto ga dekiru. Kono jesuchā wa, tegga saikeirei
no ojigi jesuchā o okonau toki ni serifu o iwanai tame, kōtō de no messēji no kawari to shite
kinō suru. [Nagi] no ryōshin wa nani mo iwanakute mo,[toru] ga [nagi] o ikigire sa seta koto o
shazai shi, byōin ni hakoba renakereba naranakatta koto o rikai shite iru.
Kemudian fungsi non-verbal substitusi ditemukan pula pada sumber data Jepang. Substitusi
berfungsi untuk menggantikan lambang-lambang verbal (Ramdani, 2015). Misalkan saat tidak
ingin mengucapkan pesan verbal maka akan digantikan dengan pesan non-verbal. Hal tersebut
terlihat pada Data 7 dimana saat Toru berada di rumah sakit dan bertemu dengan orangtuanya
Nagi, Toru langsung melakukan gesture ojigi tipe saikeirei. Gesture tersebut berfungsi sebagai
substitusi atau pengganti pesan verbal karena Toru tidak mengucapkan dialog apapun saat
melakukan gesture ojigi tipe saikeirei. Tanpa mengucapkan tindak tutur pun orangtua Nagi
memahami bahwa Toru meminta maaf karena telah membuat Nagi sesak nafas sehingga harus
dilarikan ke rumah sakit.

また、強調がインドネシア語のデータ ソースで見つかる。強調は、言葉によるメ
ッセージの肯定として機能する (Ramdani、2015)。 データ 8 では[Cinta]が[Rangga]の
前で腕を伸ばして握手を求めた。過去のことを話していると、[Cinta]は感情に流さ
れてしまったので、[Rangga]に謝った。データ 8 に基づいて、[Cinta] と [Rangga] が
お互いに謝罪するために握手したことがわかる。
謝罪の際に使われる非言語的機能に加えて、日本人とインドネシア人が謝罪する
際に使用する非言語的カテゴリーの違いについて、日本映画のデータとインドネシ
ア映画のデータに基づいて説明する。
Mata, kyōchō ga Indoneshia-go no dēta sōsu de mitsukaru. Kyōchō wa, kotoba ni yoru
messēji no kōtei to shite kinō suru (Ramdani, 2015). Dēta 8de wa [Cinta] ga [Rangga] no mae
de ude o nobashite akushu o motometa. Kako no koto o hanashite iru to,[Cinta] wa kanjō ni
nagasa rete shimattanode,[Rangga] ni ayamatta. Dēta 8 nimotozuite,[Cinta] to [Rangga] ga
otagai ni shazai suru tame ni akushu shita koto ga wakaru. Shazai no sai ni tsukawa reru
higengoteki kinō ni kuwaete, nihonjin to Indoneshia hito ga shazai suru sai ni shiyō suru
higengoteki kategorī no chigai ni tsuite, Nihon eiga no dēta to Indoneshia eiga no dēta
nimotozuite setsumei suru.
Lalu fungsi non-verbal aksentuasi terdapat dalam sumber data Indonesia. Aksentuasi
berfungsi sebagai penegasan pesan verbal (Ramdani, 2015). Pada Data 8 saat Cinta
mengulurkan lengannya dihadapan Rangga untuk mengajak berjabat tangan. Saat membahas
masa lalu Cinta terbawa emosi sehingga ia meminta maaf pada Rangga. Berdasarkan Data 8
dapat diketahui bahwa Cinta dan Rangga berjabat tangan untuk saling meminta maaf.

表 3 謝罪のジェスチャーをするときの非言語的カテゴリーの比較
shazai no jesuchā o suru toki no higengoteki kategorī no hikaku
Perbandingan Kategori Non-Verbal Saat Melakukan Gesture Meminta Maaf

NO 非言語的カテゴリ 日本人のジェスチ インドネシア人の


ャー ジェスチャー
1. Ilustrator 8 10
2. Affect Display 5 4
3. Emblem 1 ×
4. Adaptor 1 ×
5. Regulator ×
データ量 15 15
30
日本語のデータとインドネシアのデータでは、謝罪のジェスチャーには非言語の
Ilustrator と Affect Display がある。Ilustrator は、メッセージの内容を強化する手足の
動きです。Ilustrator は、言語行為をサポートする視覚的なメッセージを作成するこ
とにより、単語に付随する (Borg: 2020)。
Nihongo no dēta to Indoneshia no dētade wa, shazai no jesuchā ni wa hi gengo no Ilustrator
to Affect Display ga aru. Ilustrator wa, messēji no naiyō o kyōka suru teashi no ugokidesu.
Ilustrator wa, gengo kōi o sapōto suru shikaku-tekina messēji o sakusei suru koto ni yori, tango
ni fuzui suru (Borg: 2020).
Dalam sumber data Jepang maupun sumber data Indonesia gesture meminta maaf memiliki
kategori non-verbal ilustrator dan affect display. Ilustrator adalah gerakan anggota tubuh yang
memperkuat isi pesan. Ilustrator menyertai suatu perkataan dengan menciptakan pesan visual
yang mendukung tuturan tersebut (Borg: 2020).
データ9 データ 10
データ 9 で、[アキラ]がどこかに行かなければならなかったために謝罪したとき、
[アキラ]は手をかざしながら「もしわけありません」と言いった。インドネシア映
画のデータ 10 では、Ilustrator は、[Maya]が義母に会いに行けなかったことを謝罪す
るときに行ったキスのジェスチャーを行う。キスのジェスチャーは、[Maya]の謝罪
をサポートしている。
Dēta 9 de,[Akira] ga doko ka ni ikanakereba naranakatta tame ni shazai shita toki,[Akira]
wa te o kazashinagara `moshi wake arimasen' to gen itta. Indoneshia eiga no dēta 10de wa,
Ilustrator wa,[maya] ga gibo ni ai ni ikenakatta koto o shazai suru toki ni itta kisu no jesuchā o
okonau. Kisu no jesuchā wa,[maya] no shazai o sapōto shite iru.
Pada Data 9 saat teman Akari meminta maaf karena ia harus pergi ke suatu tempat, teman
Akari mengucapkan “moshiwake arimasen” sambil menangkupkan kedua tangannya, gesture
onegai/gomen yang dilakukannya termasuk dalam kategori non-verbal ilustrator karena gesture
tersebut memperkuat permintaan maaf yang dilakukan. Sedangkan pada Data 10 yang
bersumber dari film Indonesia, kategori ilustrator terdapat pada gesture cium tangan yang
dilakukan Maya saat meminta maaf kepada Ibu Mertua karena belum sempat mengunjunginya.
Gesture cium tangan tersebut mendukung tuturan maaf yang dilontarkan oleh Maya.

データ 11 データ 12
また、日本のデータとインドネシアのデータで Affect Display が見つかりした。
Affect Display は、肯定的および否定的な感情を説明する行動であり、通常は顔の表
情、身振り、および姿勢を含み、表現された言葉によるメッセージをサポートする
ことができる無意識のうちに行われる (Ekman, in Borg: 2020)。データ 11 のように、
[ユコの継父]に会ったとき、彼女は謝罪した。最敬礼のおじぎジェスチャーをしな
がら謝罪することにより、そのジェスチャーは、[ユコ]が感じた後悔を表現するジ
ェスチャーである。Affect Display に含まれる。さらに、インドネシアのデータには、
データ 12 に見られる Affet Display があり、[Katrin]が[Eyang Uti]に悪いことをしたこ
とを後悔していることを伝えているため、[Katrin]は過去の過ちを謝罪するためにス
ンケムのジェスチャーも行った。スンケムの ジェスチャは、スンケムの ジェスチャ
を表示させる大きな罪悪感を表すため、Afect Display に含まれる。
Mata, Nihon no dēta to Indoneshia no dēta de Affect Display ga mitsukari shita. Affect
Display wa, kōtei-teki oyobi hitei-tekina kanjō o setsumei suru kōdōdeari, tsūjō wa kao no
hyōjō, miburi, oyobi shisei o fukumi, hyōgen sa reta kotoba ni yoru messēji o sapōto suru koto
ga dekiru muishiki no uchi ni okonawa reru (ekuman, in Borg: 2020). Dēta 11 no yō ni,[Yuko
no mamachichi] ni atta toki, kanojo wa shazai shita. Saikeirei no ojigi jesuchā o shinagara
shazai suru koto ni yori, sono jesuchā wa,[Yuko] ga kanjita kōkai o hyōgen suru jesuchādearu.
Affect Display ni fukuma reru. Sarani, Indoneshia no dēta ni wa, dēta 12 ni mi rareru Affet
Display ga ari,[Katrin] ga [Eyang Uti] ni warui koto o shita koto o kōkai shite iru koto o tsutaete
iru tame,[Katrin] wa kako no ayamachi o shazai suru tame ni sunkemu no jesuchā mo okonatta.
Sunkemu no jesucha wa, sunkemu no jesucha o hyōji sa seru ōkina zaiaku-kan o arawasu tame,
Afect Display ni fukuma reru.

Kemudian kategori non-verbal affect display ditemukan pada sumber data Jepang dan
sumber data Indonesia. Perilaku affect display atau tampilan yang mempengaruhi adalah
perilaku yang menggambarkan perasaan dan emosi baik positif maupun negative dan biasanya
dilakukan tanpa sadar yang meliputi ekspresi wajah, gesture, dan postur serta dapat mendukung
pesan verbal yang dikemukakan (Ekman, dalam Borg: 2020). Seperti pada Data 11 saat Yuko
menemui ayah tirinya ia untuk meminta maaf. Dengan meminta maaf sambil melakukan
gesture ojigi tipe saikeirei, gesture tersebut termasuk kedalam kategori non-verbal affect
display dimana gesture tersebut menggambarkan penyesalan yang dirasakan oleh Yuko. Lalu
pada sumber data Indonesia terdapat kategori non-verbal affect display terdapat pada Data 12
yang menceritakan tentang penyesalan Katrin yang telah melakukan hal yang buruk terhadap
Eyang Uti sehingga Katrin pun melakukan gesture sungkem untuk meminta maaf atas
kesalahannya di masa lalu. Gesture sungkem tersebut termasuk dalam kategori non-verbal
affect display karena menggambarkan rasa bersalah yang besar sehingga muncul gesture
sungkem

データ 13
日本のデータでは、謝罪のジェスチャーには非言語的な Emblem がある。これは、
固執する文化に応じて言語メッセージに変換できる手足の動きである (Ramdani,
2015)。データ 13 で、土下座として知られる床に顔を向けて礼拝するなどの体の動き
をしながら、[ケンジ]が刑務所にいたときに訪問しなかったことを[ユカ]が[ケンジ]
に謝罪した。日本の文化では、土下座は通常、誰かが大きな過ちを犯したときにパ
ートナーに謝罪するときに行われる。他の文化では、土下座は必ずしも存在しない。
そのため、土下座をするとき、対話者は話者の意図を理解する。この Emblem は、
話者と対話者の両方が採用された文化を理解している場合に使用される。
Nihon no dētade wa, shazai no jesuchā ni wa higengotekina Emblem ga aru. Kore wa,
koshūsuru bunka ni ōjite gengo messēji ni henkan dekiru teashi no ugokidearu (Ramdani, 2015).
Dēta 13 de, dogeza to shite shira reru yuka ni kao o mukete reihai suru nado no karada no ugoki
o shinagara,[Kenji] ga keimusho ni ita toki ni hōmon shinakatta koto o [Yuka] ga [Kenji] ni
shazai shita. Nihon'nobunkade wa, dogeza wa tsūjō, darekaga ōkina ayamachi o okashita toki
ni pātonā ni shazai suru toki ni okonawa reru. Hoka no bunkade wa, dogeza wa kanarazushimo
sonzaishinai. Sonotame, dogeza o suru toki, taiwa-sha wa washa no ito o rikai suru. Kono
Emblem wa, washa to taiwa-sha no ryōhō ga saiyō sa reta bunka o rikai shite iru baai ni shiyō
sa reru.
Dalam sumber data Jepang, gesture meminta maaf memiliki kategori non-verbal emblem
yang merupakan gerakan anggota tubuh yang dapat diterjemahkan ke dalam pesan verbal
bergantung dengan budaya yang dianutnya (Ramdani, 2015). Pada Data 13 saat Yuka meminta
maaf kepada Kenji karena tidak mengunjungi saat Kenji berada di penjara sambil melakukan
gerakan tubuh seperti menyembah dengan wajah menghadap lantai yang dikenal dengan
gesture dogeza. Pada budaya Jepang gesture dogeza biasa dilakakukan saat seseorang memiliki
kesalahan yang besar kemudian ia meminta maaf kepada mitra tuturnya. Bagi budaya lain
gesture dogeza belum tentu ada. Sehingga bila melakukan gesture dogeza, sang mitra tutur
memahami makasud penutur. Emblem ini digunakan saat sang penutur dan mitra tutur sama-
sama memahami budaya yang dianut.

データ 14
さらに、非言語の Adaptor を持つ日本語のデータでは、データ 14 に記載されてい
る。Adaptor は、手足の緊張を分散または共有する役割を果たする。データ 14では、
[タドコロ]が[ナガタ]に会釈のおじぎの仕草で何度も謝った。[タドコロ]は[サキ]の
彼氏である[ナガタ]を認める。そして[タドコロ]は[ナガタ]の芝居を絶賛した。彼は
また、劇場のタイトルを 3 回当てましたが、常に間違っていった。[タドコロ]も[ナ
ガタ]に謝った。すると、[タドコロ]は 15 度ほど体を下げて謝った。データ 14 の非
言語的カテゴリは[ナガタ]の芝居のタイトルを何度も間違えてしまい困ったという
ことで、言語メッセージの Adaptor としていることがわかる。

Sarani, hi gengo no adaputa o motsu nihongo no dētade wa, dēta 14 ni kisai sa rete iru.
Adaputa wa, teashi no kinchō o bunsan matawa kyōyū suru yakuwariwohatasuru. Dēta 14de
wa,[Tadokoro] ga [Nagata] ni eshaku no ojigi no shigusa de nando mo ayamatta. [Tadokoro]
wa [Saki] no kareshidearu [Nagata] o shitatameru. Soshite [Tadokoro] wa [Nagata] no shibai
o zessan shita. Kare wa mata, gekijō no taitoru o 3-kai atemashitaga, tsuneni machigatte itta.
[Tadokoro] mo [Nagata] ni ayamatta. Suruto,[Tadokoro] wa 15-do hodo karada o sagete
ayamatta. Dēta 14 no higengoteki kategori wa [Nagata] no shibai no taitoru o nando mo
machigaete shimai komatta to iu koto de, gengo messēji no adaputa to shite iru koto ga wakaru.
Kemudian dalam sumber data Jepang yang memiliki kategori non-verbal adaptor
terdapat pada Data 15. Adaptor berfungsi untuk menyebarkan atau membagi ketegangan
anggota tubuh. Pada Data 15, Tadokoro meminta maaf berulang kali kepada Nagata dengan
melakukan gesture ojigi tipe eshaku. Tadokoro mengenali Nagata yang merupakan pacar Saki.
Kemudian ia memuji pentas teater yang dibuat oleh Nagata. Ia pun menebak-nebak judul
pentas teater tersebut sebanyak 3 kali dan selalu saja salah. Tadokoro pun meminta maaf pada
Nagata. Lalu Tadokoro pun meminta maaf sambil membungkukkan badannya kurang lebih
sebesar 15 derajat. Kategori non-verbal pada Data 15 adalah sebagai adaptor pesan verbal
karena ia merasa canggung telah beberapa kali salah dalam menebak judul pentas teater
Nagata.
データ 15
さらに、インドネシアのデータには、Regulator が含まれている。Regulator は、相
互作用を指示、監督、調整する機能を果たす動作である。これはデータ 15 に含まれ
ている。データ 15 では、人々のグループが互いに握手している。データ 15 に含ま
れる握手ジェスチャーは、人々が通常握手ジェスチャーを使用してお互いに謝罪す
る Eid 中に発生する相互作用をジェスチャーが調整するため、非言語的 Regulator に
含まれる。非言語 Regulator は、データ 15 にある握手ジェスチャーにのみ見られる。
Sarani, Indoneshia no dēta ni wa, Regulator ga fukuma rete iru. Regulator wa, sōgo sayō o
shiji, kantoku, chōsei suru kinō o hatasu dōsadearu. Kore wa dēta 15 ni fukuma rete iru. Dēta
15de wa, hitobito no gurūpu ga tagaini akushu shite iru. Dēta 15 ni fukuma reru akushu jesuchā
wa, hitobito ga tsūjō akushu jesuchā o shiyō shite otagai ni shazai suru Eid-chū ni hassei suru
sōgo sayō o jesuchā ga chōsei suru tame, higengoteki Regulator ni fukuma reru. Hi gengo
Regulator wa, dēta 15 ni aru akushu jesuchā ni nomi mi rareru.
Selanjutnya kategori non-verbal regulator terdapat dalam sumber data Indonesia. Regulator
merupakan gerakan yang berfungsi mengarahkan, mengawasi, mengkoordinasi interaksi. Hal
ini terdapat dalam Data 16. Pada Data 16 terlihat sekumpulan orang saling berjabat tangan.
Gesture berjabat tangan yang terdapat pada Data 16 termasuk kategori non-verbal regulator
karena gesture tersebut mengkordinasi interaksi yang terjadi saat lebaran yaitu biasanya orang
saling bermaaf-maafan menggunakan gesture jabat tangan. Kategori non-verbal regulator
hanya terdapat dalam gesture jabat tangan yang terdapat pada Data 16.

3.神話に基づく Shinwa ni motodzuku

日本のデータとインドネシアのデータソースに見られる非言語機能と非言語カテ
ゴリの類似性に加えて、土下座ジェスチャーとスンケムジェスチャーに見られる日
本語の謝罪ジェスチャーとインドネシア語の謝罪ジェスチャーの間にも同様の意味
がある。同じ意味、つまり、行われたジェスチャーは、最も深い意味を持つ謝罪の
ジェスチャーである。これは、話者が対話者に対して、必ずしも許すことができな
い非常に大きな間違いを犯した場合に行われる。たとえば、データ 13 では、[ユカ]
が[ケンジ]に謝罪したことがわかる。これは、[ユカ]が刑務所にいる間、[ケンジ]を
訪問しなかったという過ちを犯したために行う。[ユカ]によると、そのあやまちは
致命的なあやまちであり、夫であるケンジにとっては許しがたいあやまちだったと
いう。彼は間違いが致命的だと感じたので、[ユカ]は[ケンジ]への謝罪のジェスチャ
ーとして土下座のジェスチャーをした。
Nihon no dēta to Indoneshia no dētasōsu ni mi rareru hi gengo kinō to hi gengo kategori no
ruiji-sei ni kuwaete, dogeza jesuchā to sunkemujesuchā ni mi rareru nihongo no shazai jesuchā
to Indoneshia-go no shazai jesuchā no ma ni mo dōyō no imi ga aru. Onaji imi, tsumari,
okonawa reta jesuchā wa, mottomo fukai imi o motsu shazai no jesuchādearu. Kore wa, washa
ga taiwa-sha ni taishite, kanarazushimo yurusu koto ga dekinai hijō ni ōkina machigai o
okashita baai ni okonawa reru. Tatoeba, dēta 13de wa,[Yuka] ga [Kenji] ni shazai shita koto
ga wakaru. Kore wa,[Yuka] ga keimusho ni iru ma,[Kenji] o hōmon shinakatta to iu ayamachi
o okashita tame ni okonau. [Yuka] ni yoru to, sono ayamachi wa chimei-tekina ayamachideari,
ottodearu Kenji ni totte wa yurushi gatai ayamachidatta to iu. Kare wa machigai ga chimei-
tekida to kanjitanode,[Yuka] wa [Kenji] e no shazai no jesuchā to shite dogeza no jesuchā o
shita.
Selain persamaan fungsi non-verbal dan kategori non-verbal yang terdapat pada sumber data
Jepang dan sumber data Indonesia, terdapat pula kesamaan makna antara gesture meminta maaf
orang Jepang dan gesture meminta maaf orang Indonesia terdapat pada gesture dogeza dan
gesture sungkem memiliki makna yang sama yakni gesture yang dilakukan merupakan gesture
meminta maaf yang maknanya paling dalam. Hal tersebut dilakukan saat penutur melakukan
kesalahan yang amat besar terhadap mitra tutur yang belum tentu dapat dimaafkan oleh mitra
tuturnya. Contohnya terdapat pada Data 14 terlihat bahwa Yuka meminta maaf kepada Kenji.
Hal tersebut terjadi karena Yuka melakukan kesalahan berupa tidak mengunjungi Kenji selama
ia dipenjara. Menurut Yuka kesalahan tersebut merupakan kesalahan yang fatal dan kesalahan
tersebut akan sulit dimaafkan oleh Kenji yang merupakan suaminya. Karena dirasa kesalahan
tersebut fatal Yuka pun melakukan gesture dogeza sebagai gesture permintaan maafnya pada
Kenji.

データ 16
さらに、インドネシアのデータには、[Bima]がお母さんと[Dara]のお母さんに、
[Dara]に注意を払わなかったことを謝罪したデータ 16 がある。[ダラ]は手術を行う
必要があり、これにより、[Bima]は注意力の欠如のために[Dara]を不快な状況に閉じ
込めたと感じ、[Bima]はスンケムのジェスチャーをした。
Sarani, Indoneshia no dēta ni wa,[Bima] ga okāsanto [Dara] no okāsan ni,[Dara] ni chūi o
harawanakatta koto o shazai shita dēta 16 ga aru. [Dara] wa shujutsu o okonau hitsuyō ga ari,
kore ni yori,[Bima] wa chūi-ryoku no ketsujo no tame ni [Dara] o fukaina jōkyō ni tojikometa
to kanji,[Bima] wa sunkemu no jesuchā o shita.
Selain itu pada sumber data Indonesia terdapat Data 17 dimana Bima meminta maaf kepada
Ibunya dan Ibu Dara karena tidak memerhatikan Dara dengan baik. Dara diharuskan
melakukan operasi dan hal tersebut membuat Bima merasa bahwa karena kurang perhatiannya
ia membuat Dara terjebak dalam situasi yang tidak mengenakkan sehingga Bima melakukan
gesture sungkem.

そして、おじぎジェスチャーと握手ジェスチャーには多義的な意味がある。つま
り、この 2 つのジェスチャーは、謝罪するジェスチャー、他の人に知り合いになる
ジェスチャー、挨拶をするジェスチャーとして使用できる。したがって、これら 2
つのジェスチャーを解釈する際には注意を払う必要がある。なぜなら、これらの 2
つのジェスチャーは、コンテキストに注意を払い、彼らが言う言語行為に注意を払
わなければならないためである。
Soshite, ojigi jesuchā to akushu jesuchā ni wa tagi-tekina imi ga aru. Tsumari, kono 2-tsu no
jesuchā wa, shazai suru jesuchā, hokanohito ni shiriai ni naru jesuchā, aisatsuwosuru jesuchā
to shite shiyō dekiru. Shitagatte, korera 2-tsu no jesuchā o kaishaku suru sai ni wa chūiwoharau
hitsuyō ga aru. Nazenara, korera no 2-tsu no jesuchā wa, kontekisuto ni chūi o harai, karera ga
iu gengo kōi ni chūi o harawanakereba naranai tamedearu.
Lalu pada gesture ojigi dan gesture jabat tangan memiliki makna yang bersifat multitafsir
yakni kedua gesture tersebut dapat digunakan sebagai gesture meminta maaf, berkenalan
dengan orang lain, dan memberi salam. Oleh karena itu perlu diperhatikan ketika
menginterpretasikan kedua gesture ini karena harus memperhatikan konteks yang ada serta
memperhatikan tindak tutur yang diucapkannya.

データ 17 データ 18
おねがい・ごめんの仕草と握手の仕草は、対話者を基準にすると、同年代の友人
に対して行うという共通点がある。これは、話者がクラスメートと 1 人の学友に謝
罪する。データ 17 で見ることができる。さらに、データ 18 で、対話者がクラスメ
ートに謝罪したことがわかる。
Onegai gomen no shigusa to akushu no shigusa wa, taiwa-sha o kijun ni suru to, dōnendai
no yūjin ni taishite okonau to iu kyōtsū-ten ga aru. Kore wa, washa ga kurasumēto to 1-ri no
gakuyū ni shazai suru. Dēta 17 de miru koto ga dekiru. Sarani, dēta 18 de, taiwa-sha ga
kurasumēto ni shazai shita koto ga wakaru.
Berdasarkan lawan bicaranya gesture onegai/gomen dan gesture jabat tangan memiliki
kesamaan yakni dilakukan kepada teman yang sebaya. Hal ini terlihat pada Data 18 dimana
sang penutur meminta maaf kepada teman satu kelas dan satu sekolah. Kemudian pada Data
19 diketahui bahwa sang sang penutur meminta maaf kepada teman satu kelasnya.

データ 19 データ 20 データ 21


日本語のデータとインドネシアのデータに見られる非言語機能と非言語種類違い
に加えて、日本語の謝罪のジェスチャーとインドネシアの謝罪のジェスチャーの間
には意味の違いもある。日本人は謝る時、間違いの大きさに気をつける。誤差が小
さい場合、日本人は体を 15 度前後わずかに曲げる絵尺のおじぎ ジェスチャーを行。
これは、データ 19 に見られるように、[ナガタ]は自分のあやまちが些細なことだと
感じて謝罪した。その後、間違いが大きく、話者に後悔の念がある場合、日本人は
体を約 45 度曲げる最敬礼のおじぎジェスチャーを行う。これは、[ユカ]が[ケンジ]に
対して罪悪感を感じているデータ 20 で見ることがである。間違いが大きく、対話者
が許すのが難しい場合、日本人は土下座のジェスチャーをする。これはデータ 21 で
見ることができる、[ユカ]は[ケンジ]が刑務所にいる間に彼を訪問しなかったことを
謝罪する。
Nihongo no dēta to Indoneshia no dēta ni mi rareru hi gengo kinō to hi gengo shurui chigai
ni kuwaete, nihongo no shazai no jesuchā to Indoneshia no shazai no jesuchā no ma ni wa imi
no chigai mo aru. Nihonjin wa ayamaru toki, machigai no ōki-sa ni kiwotsukeru. Gosa ga chīsai
baai, nihonjin wa karada o 15-do zengo wazuka ni mageru e shaku no ojigi jesuchā o gyō. Kore
wa, dēta 19 ni mi rareru yō ni,[Nagata] wa jibun no ayamachi ga sasainakotoda to kanjite shazai
shita. Sonogo, machigai ga ōkiku, washa ni kōkai no nen ga aru baai, nihonjin wa karada o
yaku 45-do mageru saikeirei no ojigi jesuchā o okonau. Kore wa,[Yuka] ga [Kenji] ni taishite
zaiaku-kan o kanjite iru dēta 20 de miru koto gadearu. Machigai ga ōkiku, taiwa-sha ga yurusu
no ga muzukashī baai, nihonjin wa dogeza no jesuchā o suru. Kore wa dēta 21 de miru koto ga
dekiru,[Yuka] wa [Kenji] ga keimusho ni iru ma ni kare o hōmon shinakatta koto o shazai suru.

Selain perbedaan fungsi non-verbal dan kategori non-verbal yang terdapat pada sumber data
Jepang dan sumber data Indonesia, terdapat pula perbedaan makna antara gesture meminta
maaf orang Jepang dan gesture meminta maaf orang Indonesia. Pada saat meminta maaf, orang
Jepang memperhatikan besar kecilnya sebuah kesalahan. Bila kesalahannya kecil maka orang
Jepang melakukan gesture ojigi tipe eshaku dimana badan dibungkukkan sedikit kurang lebih
15 derajat. Hal tersebut dapat terlihat pada Data 20 dimana Nagata meminta maaf karena ia
merasa kesalahan yang dilakukannya merupakan hal kecil. Kemudian bila kesalahannya cukup
besar dan terdapat rasa penyesalan dari sang penutur maka orang Jepang melakukan gesture
ojigi tipe saikeirei dimana badan dibungkukkan kurang lebih 45 derajat. Hal tersebut terlihat
pada Data 21 dimana Hosono merasa bersalah pada Kenji. Lalu bila kesalahannya besar dan
dirasa sulit dimaafkan oleh mitra tuturnya, orang Jepang melakukan gesture dogeza. Hal
tersebut terlihat pada Data 22 dimana Yuka meminta maaf pada Kenji karena tak
mengunjunginya selama di penjara.

データ 22 データ 23
そして、謝罪するとき、日本人は対話者の親密さや社会的地位に基づいて、相手
に注意を払う。これは、データ 22 で見つかった絵尺のおじぎ ジェスチャーの使用か
ら見ることがでる。ここで、[キリ]は彼に近づきすぎていないタシオの父親に謝罪
する。系譜型のおじぎの仕草は対話者より地位の高い人に使われるが、データ 23 の
[ケンジ]は上司に謝る。
Soshite, shazai suru toki, nihonjin wa taiwa-sha no shinmitsu-sa ya shakai-teki chii
nimotozuite, aite ni chūiwoharau. Kore wa, dēta 22 de mitsukatta e shaku no ojigi jesuchā no
shiyō kara miru koto ga deru. Koko de,[Kiri] wa kare ni chikadzuki sugite inai tashio no
chichioya ni shazai suru. Keifu-gata no ojigi no shigusa wa taiwa-sha yori chii no takai hito ni
tsukawareru ga, dēta 23 no [Kenji] wa jōshi ni ayamaru.

Lalu saat meminta maaf, orang Jepang memperhatikan lawan bicaranya berdasarkan tingkat
kedekatan atau status lawan bicaranya. Hal tersebut terlihat dari penggunaan gesture ojigi tipe
eshaku yang terdapat pada Data 23 dimana Kiri meminta maaf pada Ayah Tashio yang tidak
terlalu dekat dengannya. Sedangkan penggunaan gesture ojigi tipe keirei digunakan pada orang
yang statusnya lebih tinggi dari sang penuturnya seperti pada Data 24 Kenji meminta maaf
pada bossnya.

データ 24 データ 25 データ 26


一方、インドネシア人は相手の年齢に注意しながら謝った。これは、[Cinta]が同
級生である[Rangga]に謝罪する。データ 24 に含まれる仲間への握手ジェスチャーで
見ることができる。その後、[Juna]が祖母の手にキスをしながら謝罪した。データ
25 の話者よりも年上の人々にキスのジェスチャーが行われった。さらに、スンケム
の ジェスチャーは年上の人に行われ、話者が対話者に大きな間違いを犯したときに
実行される。これは、大きな過ちを犯したことを子供が両親に謝罪する。データ 26
からもわかる。
Ippō, Indoneshia hito wa aite no nenrei ni chūi shinagara ayamatta. Kore wa,[Cinta] ga
dōkyūseidearu [Rangga] ni shazai suru. Dēta 24 ni fukuma reru nakama e no akushu jesuchā
de miru koto ga dekiru. Sonogo,[Juna] ga sobo no te ni kisu o shinagara shazai shita. Dēta 25
no washa yori mo toshiue no hitobito ni kisu no jesuchā ga okonawa re tta. Sarani, sunkemu
no jesuchā wa toshiue no hito ni okonawa re, washa ga taiwa-sha ni ōkina machigai o okashita
toki ni jikkō sa reru. Kore wa, ōkina ayamachi o okashita koto o kodomo ga ryōshin ni shazai
suru. Dēta 26 kara mo wakaru.
Sedangkan orang Indonesia meminta maaf sambil memperhatikan usia mitra tuturnya. Hal
ini terlihat pada gesture jabat tangan yang dilakukan pada teman sebaya yang terdapat pada
Data 24 dimana Cinta meminta maaf pada Rangga yang merupakan teman satu sekolahnya dan.
Lalu gesture cium tangan dilakukan kepada orang yang usianya lebih tua dibanding sang
penutur yang terdapat pada Data 25 dimana Juna meminta maaf sambil mencium tangan
Neneknya. Kemudian gesture sungkem dilakukan kepada orang yang usianya lebih tua dan
dilakukan saat sang penutur memiliki kesalahan yang besar pada mitra tuturnya. Hal ini terlihat
dari Data 26 dimana sang anak meminta maaf pada orangtuanya karena telah melakukan
kesalahan yang cukup besar.

終わりに
Barthes の記号論的意味、含意、神話の意味の分析に基づいて、日本語の謝罪ジェ
スチャーの意味は、通常、小さな間違いを犯したときに会釈おじぎのジェスチャー
が使用され、啓礼おじぎのジェスチャーが使用されることであることがわかる。尊
敬されている人や社会的地位の高い人に使う。おねがい.ごめんジェスチャーは、友
人に謝罪するときに使用される。それから土下座は、許しがたい間違いをするとき
に使用される。インドネシア人にとって謝罪のジェスチャーの意味は、年上の人に
謝罪するときに使用される手のキスのジェスチャーである。そして、謝る以外にも、
握手には別の意味があり、知り合いになって挨拶するために使用される。スンケム
のジェスチャーは通常、子供から親に行われますが、若い人から年上の人や尊敬さ
れる人に使用することもできる。
Barthes no kigō-ron-teki imi, gan'i, shinwa no imi no bunseki nimotozuite, nihongo no shazai
jesuchā no imi wa, tsūjō, chīsana machigai o okashita toki ni eshaku ojigi no jesuchā ga shiyō
sa re, kei rei ojigi no jesuchā ga shiyō sa reru kotodearu koto ga wakaru. Sonkei sa rete iru hito
ya shakai-teki chii no takai hito ni tsukau. Onegai. Gomen jesuchā wa, yūjin ni shazai suru toki
ni shiyō sa reru. Sorekara dogeza wa, yurushi gatai machigai o suru toki ni shiyō sa reru.
Indoneshia hito ni totte shazai no jesuchā no imi wa, toshiue no hito ni shazai suru toki ni shiyō
sa reru te no kisu no jesuchādearu. Soshite, ayamaru igai ni mo, akushu ni wa betsu no imi ga
ari, shiriai ni natte aisatsu suru tame ni shiyō sa reru. Sunkemu no jesuchā wa tsūjō, kodomo
kara oya ni okonawa remasuga, wakai hito kara toshiue no hito ya sonkei sa reru hito ni shiyō
suru koto mo dekiru.
Berdasarkan analisis semiotika Roland Barthes terhadap makna denotasi, makna konotasi,
dan mitos dapat diketahui makna gesture meminta maaf orang Jepang yaitu pada gesture ojogi
tipe eshaku biasa digunakan saat melakuan kesalahan kecil, gesture ojigi tipe keirei digunakan
pada orang yang dihormati atau kedudukannya lebih tinggi, gesture ojigi tipe saikeirei
digunakan saat melakukan kesalahan besar. Gesture onegai/gomen digunakan saat meminta
maaf pada teman. Lalu gesture dogeza digunakan saat melakukan kesalahan yang sulit
dimaafkan. Sedangkan makna gesture meminta maaf orang Indonesia yaitu gesture cium
tangan digunakan saat meminta maaf kepada orang yang lebih tua. Kemudian selain untuk
meminta maaf gesture jabat tangan memiliki makna lainnya yaitu digunakan untuk berkenalan
dan memberi salam. Gesture sungkem biasanya dilakukan oleh anak kepada orangtua namun
dapat pula digunakan oleh orang yang lebih muda kepada orang yang lebih tua atau dihormati.

日本人とインドネシア人の謝罪のジェスチャー、すなわち土下座とスンケムのジ
ェスチャーの類似点は、ひざまずいて顔を伏せるという形が似ている。また、同じ
意味で、最も深い意味を持つ謝罪のジェスチャーである。これは、話者が手に対し
て、必ずしも許すことができない非常に大きな間違いを犯した場合に行われる。そ
して、おじぎジェスチャーと握手ジェスチャーはどちらも多解釈可能である。さら
に、日本人とインドネシア人の謝罪のジェスチャーの違いは、日本の謝罪のジェス
チャーは身体的接触を伴わないのに対し、インドネシア人の謝罪のジェスチャーは
身体的接触を伴わないということである。それから日本人は謝る仕草で、あやまち
の程度に応じて謝罪を行いる。例えば、日本人は小さなミスをしたときは会釈のお
じぎジェスチャーを使用し、大きなあやまちをしたときは土下座を使用するが、一
般的にインドネシア人は対話者の立場に基づいて謝罪する。たとえば、インドネシ
ア人は友人に謝るときは通常握手を行いますが、年上の人に謝るときは手のキスや
スンケムのジェスチャーをする。
Nihonjin to Indoneshia hito no shazai no jesuchā, sunawachi dogeza to sunkemu no jesuchā
no ruiji-ten wa, hizamazuite kao o fuseru to iu katachi ga nite iru. Mata, onaji imi de, mottomo
fukai imi o motsu shazai no jesuchādearu. Kore wa, washa ga te ni taishite, kanarazushimo
yurusu koto ga dekinai hijō ni ōkina machigai o okashita baai ni okonawa reru. Soshite, ojigi
jesuchā to akushu jesuchā wa dochira mo ta kaishaku kanōdearu. Sarani, nihonjin to Indoneshia
hito no shazai no jesuchā no chigai wa, Nihon no shazai no jesuchā wa karada-teki sesshoku o
tomonawanainoni taishi, Indoneshia hito no shazai no jesuchā wa karada-teki sesshoku o
tomonawanai to iu kotodearu.Sorekara nihonjin wa ayamaru shigusa de, ayamachi no teido ni
ōjite shazai o gyō iru. Tatoeba, nihonjin wa chīsana misu o shita toki wa eshaku no ojigi jesuchā
o shiyō shi, ōkina ayamachi o shita toki wa dogeza o shiyō suruga, ippantekini Indoneshia hito
wa taiwa-sha no tachiba nimotozuite shazai suru. Tatoeba, Indoneshia hito wa yūjin ni ayamaru
toki wa tsūjō akushu o okonaimasuga, toshiue no hito ni ayamaru toki wa te no kisu ya sunkemu
no jesuchā o suru.
Persamaan gesture meminta maaf antara orang Jepang dan orang Indonesia yaitu pada
gesture dogeza dan gesture sungkem memiliki kemiripan bentuk yakni sama-sama berlutut dan
menaruh wajah di bawah. Selain itu memiliki makna yang sama yakni gesture yang dilakukan
merupakan gesture meminta maaf yang maknanya paling dalam. Hal tersebut dilakukan saat
penutur melakukan kesalahan yang amat besar terhadap mitra tutur yang belum tentu dapat
dimaafkan oleh mitra tuturnya. Kemudian gesture ojigi dan gesture jabat tangan sama-sama
bersifat multitafsir yakni kedua gesture tersebut dapat digunakan sebagai gesture meminta maaf,
berkenalan dengan orang lain, dan memberi salam. Lalu perbedaan antara gesture meminta
maaf orang Jepang dan orang Indonesia yaitu gesture meminta maaf yang dilakukan oleh
Jepang tidak melibatkan kontak fisik, sedangkan gesture meminta maaf orang Indonesia
melibatkan fisik. Lalu pada gesture meminta maaf orang Jepang, meminta maaf dilakukan
sesuai dengan besaran kesalahannya misalkan saat melakukan kesalahan ringan orang Jepang
menggunakan gesture ojigi tipe eshaku dan saat melakukan kesalahan besar menggunakan
gesture dogeza, sedangkan pada umumnya orang Indonesia meminta maaf berdasarkan
kedudukan lawan bicaranya. Misalkan saat meminta maaf kepada teman biasanya orang
Indonesia melakukan gesture jebat tanga, sedangkan saat meminta maaf kepada orang yang
lebih tua biasanya melakukan gesture cium tangan atau sungkem.

日本人とインドネシア人の謝罪のジェスチャーの比較に関して行われた研究の結
果には、いくつかの欠点がある。この要因は、検査される映画のフィルム データソ
ースが多数ないことが原因である可能性がある。したがって、さらなる研究のため
に、より多くのデータを収集できるように、追加の映画のフィルム データ ソースが
収集されることが望まれる。インドネシアの他の地域では謝罪のジェスチャーが異
なる可能性があるため、インドネシアの映画のデータ ソースを使用すると、ジャワ
以外の文化的背景を持つ映画を使用できることが期待される。たとえば、バリの文
化的背景を持つインドネシアの映画のデータ ソースを使用すると、バリの人々は謝
罪するとき、顔や胸の前で手をかざする。これは一般にアンジャリー ムードラとし
て知られている。このジェスチャーは、日本人が謝るときに行うおねがい・ごめん
ジェスチャーと同じ形をしている。
Nihonjin to Indoneshia hito no shazai no jesuchā no hikaku ni kanshite okonawa reta kenkyū
no kekka ni wa, ikutsu ka no ketten ga aru. Kono yōin wa, kensa sa reru eiga no firumu dētasōsu
ga tasū nai koto ga gen'indearu kanōsei ga aru. Shitagatte, saranaru kenkyū no tame ni, yori
ōku no dēta o shūshū dekiru yō ni, tsuika no eiga no firumu dēta sōsu ga shūshū sa reru koto
ga nozoma reru. Indoneshia no ta no chiikide wa shazai no jesuchā ga kotonaru kanōsei ga aru
tame, Indoneshia no eiga no dēta sōsu o shiyō suru to, Jawa igai no bunka-teki haikei o motsu
eiga o shiyō dekiru koto ga kitai sa reru. Tatoeba, Bari no bunka-teki haikei o motsu Indoneshia
no eiga no dēta sōsu o shiyō suru to, Bari no hitobito wa shazai suru toki,-gao ya mune no mae
de te o kazasuru. Kore wa ippan ni anjarī mūdora to shite shira rete iru. Kono jesuchā wa,
nihonjin ga ayamaru toki ni okonau onegai gomen jesuchā to onaji katachi o shite iru.

Hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai perbandingan gesture meminta maaf yang
dilakukan oleh orang Jepang dan orang Indonesia terdapat beberapa kekurangan. Faktor
tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya jumlah sumber data film yang di teliti. Oleh karena
itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan menambah sumber data film agar lebih banyak data
yang terkumpul. Penggunaan sumber data film Indonesia diharapkan dapat menggunakan film
yang memiliki latar belakang budaya lain selain Jawa karena bisa saja daerah lain di Indonesia
memiliki gesture meminta maaf yang berbeda. Misalkan menggunakan sumber data film
Indonesia yang berlatar belakang budaya Bali karena saat meminta maaf orang Bali
menangkupkan kedua tangan di depan wajah atau dada yang biasa disebut dengan anjali mudra.
Gesture tersebut memiliki kesamaan bentuk dengan gesture onegai/gomen yang dilakukan oleh
orang Jepang saat meminta maaf.

参考文献 sankobunken
Andari, Novi. 2009. Perbandingan Budaya Indonesia dan Jepang (Tinjauan Tradisi
Penamaan dan Gerak Isyarat Tubuh). Parafrase Jurnal Kebahsaan dan Kesastraan Vol 9. No
2. https://jurnal.untag-sby.ac.id/index.php/parafrase/article/view/101/0

Aqui, Hamiru. 2004. 70 Japanese Gesture: No Language Communication. Shinjuku: IBC


Publishing,Inc.

Barthes, Roland. 2017. Elemen-Elemen Semiologi. Yogyakarta: Basa Basi.

Borg, James. 2020. Pintar Membaca Bahasa Tubuh Orang Lain. Yogyakarta: Noktah.

Harsana, I.N. 2020. Analisis Semiotika Representasi Budaya Jepang dalam Film Anime
Barakamon. Jurnal Pendidikan Bahasa Jepang Vol 6 https://doi.org/10.23887/jpbj.vi625806

Hiroko, Furo. 2001. Hand Gesture Among Japanese and American Female College Students:
A Cross-Cultural Comparison. John Wesley Powell Student Research Conference.
Jaohari, Abdul Latif. 2017. Variasi Permintaan Maaf Orang Jepang Ditinjau dari Aspek
Sosiokultural Budaya Jepang. Jurnal Keparawisataan Vol 1.

Kusumawati, Tri Indah. 2016. Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Jurnal Pendidikan dan
Konseling Vol 6. 2. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/al-irsyad/article/view/6618/0.

Ramdani, Zaka Putra. 2015. Gesture. Klaten: Hafamira

Roza, Ilvan. 2012. “Ojigi” sebagai Alat Komunikasi. Komposisi: Jurnal Pendidikan, Bahasa,
dan Seni. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/komposisi/article/download/3929/3163

Samovar, Larry A dan Porter, Richard E. 2014. Komunikasi Lintas Budaya : Communication
Between Cultures. Jakarta : Salemba Humanika.

Smith, Naomi Wilks. 2019. Learning with Intentional Teaching Gestures: Japanese Foreign
Language Output in the Primary Years. Melbourne Graduate School of Education, The
University of Melbourne, Australia.

Sobur, Alex. 2003. Semiotika Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sutedi, Dedi. 2011. Penelitian Pendidikan Bahasa Jepang. Bandung: UPI Press dengan
Humaniora Utama Press.

Tanaka, Harumi & Tanaka Sachiko. 1996. An Invitation to Sociolinguistic. Kyoto: Minerva
Shobo.

Widyaningrum, Atik. 2021. Ragam Tindak Tutur Maaf dan Kaitannya dengan Pembelajaran
BIPA Tingkat A1. Prosiding Seminar Nasional SASINDO Vol 1 No 2.
http://openjournal.unpam.ac.id/index.php/SNS/article/view/10814

Yule, George. 2014. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

You might also like