Professional Documents
Culture Documents
ABSTRACT
Background: Leprosy, a tropical diseases are still a health problem in the world.
Distribution of leprosy at 2007 were 61 cases, in 2008, 33 cases, 2009 were 30
cases, 30 cases in 2010, 25 cases at 2011 and 2012 as many as 25 cases and
increased to 37 cases. The increasing cases of leprosy were allegedly caused by
things associated with the incidence of leprosy in the district of Belu residential
density, contact history and social-economy.
Objective: To know the prevalence of pausibasilery and multibacillary leprosy
building on the characteristic of residential density, contact history, social economy
in Belu regency, Nusa Tenggara Timur Province.
Methods: This research is a observational descriptive study with cross sectional
design. The sampling technique used is Totality Sampling by univariate analysis.
Results: Respondents leprosy Pausibasiler type as many as 23 (62.2%) and
multibacillary type were 14 (37.8%). Respondents with residential density> 8m2 as
many as 16 (43.2%) people, and respondents with residential density <8m2 were 21
(56.8%) people. 25 (67.6%) of respondents had a history of contact with leprosy
patients and 12 (32.4%) of respondents did not have a history of contact with
leprosy patients. 13 (35.1%) of respondents had incomes > Rp. 925.000, while
respondents with income <Rp. 925 000 were 24 people (64.9%).
Conclusions: Respondents with residential density <8m2 were 21 (56.8%). Respondents
who had a history of contact with leprosy patients were 25
(67.6%), and respondents with incomes lepers <Rp.925.000 were 24 (64.9%).
1
PENDAHULUAN termasuk urutan ke-3 di bawah India dan
Penyakit kusta merupakan salah satu
Brazil. Pada awal tahun 1997 di
penyakit tropis yang masih menjadi
perkirakan jumlah penderita kusta di
masalah kesehatan di dunia, khususnya
dunia sebanyak 1.150.000 orang dan
negara-negara yang berkembang. Selain
sekitar 888.340 penderita yang tercatat
menimbulkan dampak psikologis juga
memperoleh pengobatan (WHO, 1997).
menimbulkan dampak sosial ekonomis.
Sebagaimana yang dilaporkan oleh WHO
Penyakit kusta bukan merupakan penyakit
tentang situasi kusta, pada awal tahun
keturunan melainkan penyakit kronik
2007, secara epidemiologi distribusi
yang disebabkan oleh kuman
penyakit kusta dengan angka Prevalensi
Mycobacterium leprae yang intraseluler
Rate 10.000 populasi, yaitu Asia
obligat. Saraf perifer sebagai afinitas
Tenggara (0,70), Afrika (0,55), Amerika
pertama, lalu kulit dan mukosa traktus
(0,76), Mediterania Timur (0,09), dan
respiratorius bagian atas, kemudian dapat
Pasifik Barat (0,06) (Depkes RI, 2007).
ke organ lain kecuali susunan saraf pusat,
Di Indonesia pada tahun 1997 tercatat
Mycobacterium leprae hanya dapat
33.739 penderita dengan prevalensi 1,7
ditemukan di kulit, folikel rambut,
per 10.000 penduduk (Depkes RI, 2005).
kelenjar keringat, dan air susu, jarang
Secara nasional, Indonesia telah mencapai
terdapat pada urine. Sputum dapat
eliminasi kusta sejak tahun juni 2000,
mengandung Mycobacterium leprae yang
dengan kriteria angka prevalensi kusta di
berasal dari teratus respiratorius atas,
Indonesia lebih kecil dari 1 per 10.000
penyakit kusta dapat menyerang semua
penduduk, namun untuk tingkat provinsi
umur, anak-anak maupun orang dewasa
dan kabupaten sampai akhir tahun 2002
(Djuanda, dkk. 2011). Penyakit kusta
masih ada 13 Provinsi dan 111 Kabupaten
masih merupakan masalah kesehatan di
yang angka prevalensinya di atas 1 per
55 negara di dunia dan Indonesia
2
10.000 penduduk, Provinsi tersebut sosial ekonomi, diduga meningkatkan
adalah Nanggroe Aceh Darussalam, DKI prevalensi kejadian kusta (Depkes, 2006).
Tenggara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, tinggi, sehingga penyakit ini masih
satu daerah dengan angka prevalensi kusta yang masih tinggi belum mencapai target
sangat tinggi Selama tahun 6 tahun yaitu yang ditetapkan oleh WHO yaitu kurang
dari tahun 2007-2012 sebanyak 221 dari 1 per 10.000 penduduk, maka peneliti
multibasiler, kemudian pada tahun 2012 kepadatan hunian, riwayat kontak, sosial
secara pasti namun ada beberapa faktor rancangan penelitian cross sectional yaitu
kepadatan hunian, riwayat kontak, dan bersamaan. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 37 sampel.
3
Alexander Fahik, Imam Wahjoedi, FX. SD 12 32,4
Supardi
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil SMP 3 8,1
Penelitian Karakteristik responden
Umur 10 , 8
Jumlah responden dalam penelitian Jumlah 100 , 0
SMA 4
ini adalah sebanyak 37 orang. Umur
37
termudah responden adalah 50 tahun dan Catatan. Dari data primer.
Tidak
18 48,6
Sekolah
4
Kepadatan hunian Responden Mengenai Penghasilan di
Untuk mengetahui Distribusi Kabupaten Belu
Penghasilan Frekuensi %
frekuensi kepadatan hunian maka, dapat (Rp ) (f)
< 925.000, 00 24 64 , 9
dilihat pada Tabel 4. 13 35 , 1
≥925.000
Jumlah 37 100,0
Catatan. Dari data primer. yang menyerang saraf tepi, kulit dan
5
tuberkuloid (Inggris : paucibacillary), dan minimum per orang sangat relatif,
cara penularannya tetapi sebagian besar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari 2
para ahli berpendapat bahwa penyakit ini orang, kecuali untuk suami istri dan anak
kusta dapat tertular apabila terjadi kontak dibawah dua tahun (Lubis, 1989).
langsung antara kulit yang lama dan erat Berdasarkan hasil penelitian yang
kemampuan dari suatu negara dalam dengan kepadatan hunian lebih dari sama
dengan jumlah anggota keluarga dalam oleh kondisi sosial ekonomi sehingga
satu rumah tinggal. Persyaratan kepadatan Alexander Fahik, Imam Wahjoedi, FX.
Supardi
hunian untuk seluruh perumahan biasa rumah yang ditempati masih tergolong
dinyatakan dalam m² per orang. Luas sederhana atau semi permanen (di
6
bawah ketentuan rumah sehat), dengan Berdasarkan hasil penelitian
anggota keluarga dengan jumlah kamar kontak dengan penderita kusta yaitu
tidur kurang dari 3 kamar tidur dalam sebanyak 25 orang (67,6%), sedangkan
kepadatan hunian hal ini disebabkan riwayat kontak dengan penderita kusta
kepadatan hunian kurang dari 8m2 dapat Hasil observasi dan wawancara
penderita kusta baik serumah maupun pakian dengan penderita kusta responden
adalah kusta utuh yang berasal dari kekerabatan dalam keluarga dengan
langsung dengan penderita kusta (Brakel leprae. Selain itu secara keseluruhan
7
penyakit kusta merupakan penyakit yang menunjukkan status ekonomi keluarga
bisa menulari orang lain melalui kontak penyakit kusta berpenghasilan rendah
langsung, hal ini disebabkan oleh adat- dapat mempengaruhi kejadian kusta
terhadap semua aspek di mana faktor petani, sehingga tidak lagi memperhatikan
dengan penghasilan lebih dari sama akses pelayanan kesehatan yang baik,
8
dengan menggunakan obat tradisional. WHO. 1997. A Guide To Elimating
Leprosy As A Public Health
Selain itu, dari hasil pengamatan terhadap Problem, Edisi 1, Geneva
Switzerland, PP, 1-18.
responden penderita penyakit kusta
Depkes RI. 2007. Buku Pedoman
tampak bahwa sebagian besar tidak
Nasional Pengendalian Penyakit
memperhatikan pentingnya kebersihan
Kusta, Direktorat Jenderal PPM
diri (personal hygiene) serta kebersihan
dan PLP, Jakarta.
lingkungan.
Depkes RI. 2005. Buku Pedoman
Perkembangan penyakit kusta dalam
Nasional Pengendalian Penyakit
diri penderita bila tidak ditangani secara
Kusta, Direktorat Jenderal PPM
cermat dapat menimbulkan cacat dan
dan PLP, Jakarta.
keadaan ini menjadi halangan bagi
Depkes RI. 2008. Pedoman
penderita kusta dalam kehidupan
Pemberantasan Penyakit Kusta.
bermasyarakat untuk memenuhi Available from
sebanyak 56%, riwayat kontak sebanyak Lubis, P. 1989. Perumahan Sehat. Pusat
Pendidikan Tenaga Kesehatan
67,6% dan penghasilan kurang dari Rp Depkes RI.Jakarta.
Tauda, 2008. Faktor-Faktor Yang
925.000,00 sebanyak 64,9%.
Berhubungan Dengan Kejadia
9
Tesis, Program Pasca Sarnaja, Mission Indian, New Delhi 110
10
2. Identifikasi jurnal penelitian tersebut
JAWAB :
No Perihal
Multibasiler Berdasarkan
Tenggara Timur
Imam Wahjoedi
Fx. Supardi
Kabupaten Belu
Berdasarkan
11
Kabupaten Belu.
Berdasarkan
Kabupaten Belu.
Berdasarkan Karakteristik
Penelitian Ini
Dalam Penelitian
Ada)
Deskriptif Observasional
Cross Sectional
12
Yaitu Meneliti Mengukur Variabel
Bebas
Yang
Bersamaan.
Kepadatan Hunian
Riwayat Kontak
Sosial Ekonomi
16 Implikasi Penelitian
Multibasiler Berdasarkan
Krakteristik
Sebanyak
Rp
13
18 Keterbatasan Penelitian
19 Rekomendasi Penelitian
14