Professional Documents
Culture Documents
Arusmalem Ginting
ABSTRACT
Porous concrete is a special type of concrete with a high porosity that allows water from precipitation and
other sources to pass through it, thereby reducing runoff and recharging ground water levels. Compressive
strength of porous concrete is lower than the conventional normal weight concrete due to increased porosity.
Factors that influence compressive strength and porosity of the porous concrete are aggregate / cement ratio
and water cement ratio (wcr), so important to investigate the effect of each factors.
Coarse aggregate used in this study are crushed stone (split) with a density 1466 kg/m3. Coarse aggregate-
cement weight ratio used in this study were: 3,5; 4,0; 4,5; and 5,0, the water-cement ratio (wcr) 0,25 and
0,30. Chemical admixtures used are SicaCim Concrete Additive, with a dose 7.5 ml / kg of cement. The
samples used in this research were concretes cylinder 150 mm x 300 mm. There were 3 specimens of each
variation and the total of specimens were 24. Curing concrete test specimens made by soaking the specimen
in the curing box. Compressive strength and porosity of porous concrete testing was carried out after 28 days
age.
From these results it can be concluded that increase of aggregate / cement ratio of porous concrete result:
decreased compressive strength, increased porosity, and decreased density. Compressive strength of porous
concrete with water cement ratio (wcr) 0.25 lower than 0.30.
PENDAHULUAN
Aplikasi umum untuk beton porous adalah
Penggunaan beton konvensional yang terus untuk lapangan parkir, trotoar, jalan setapak,
meningkat mengakibatkan lapisan kedap air lapangan tenis, taman, stabilisasi lereng, teras
semakin luas, sehingga air hujan tidak dapat kolam renang, lantai rumah kaca, area kebun
berinfiltrasi ke dalam tanah dan binatang, bahu jalan, drainase, peredam
mengakibatkan limpasan permukaan (surface kebisingan, lapisan permukaan untuk
runoff) menjadi lebih besar. Hal ini perkerasan jalan raya, lapisan permeabel di
mengakibatkan muka air tanah menjadi turun bawah perkerasan beton, dan jalan dengan
dan terjadi genangan atau banjir pada musim volume lalulintas rendah. Beton yang dapat
hujan. tembus umumnya tidak digunakan untuk
perkerasan dengan lalu lintas padat dan
Beton porous adalah jenis beton khusus beban roda berat (Obla, 2007).
dengan porositas tinggi yang diaplikasikan
sebagai plat beton yang memungkinkan air Beton porous diperoleh dengan
hujan dan air dari sumber-sumber lain untuk menghilangkan agregat halus dari campuran
dapat melewatinya, sehingga mengurangi sehingga didapat aglomerasi nominal partikel
limpasan permukaan dan meningkatkan agregat kasar satu ukuran, yang masing-
muka air tanah (NRMCA, 2004). masing diselimuti oleh lapisan pasta semen
sampai sekitar 1,3 mm (0,05 inci) tebalnya
Beton porous memiliki banyak nama yang (Neville dan Brooks, 2010).
berbeda diantaranya adalah beton tanpa
agregat halus (zero-fines concrete), beton Berdasarkan ACI 522R-10 mix design untuk
yang dapat tembus (pervious concrete), dan 1 m3 pervious concrete terdiri dari: semen
beton berpori (porous concrete) (Harber, (270 - 415 kg), agregat (1190 - 1480 kg),
2005).
faktor air semen (0,27 – 0,34), dan Jumlah benda uji setiap variasi adalah 3
menggunakan chemical admixtures. buah, dan dengan jumlah total benda uji
sebanyak 24 buah. Untuk lebih jelasnya
Abadjieva dan Sephiri (2000) melakukan dapat dilihat pada Tabel 1.
penelitian beton non pasir dengan
perbandingan berat agregat dengan semen Tabel 1. Benda uji
dari 6 : 1 sampai 10 : 1. Kuat tekan beton non Rasio Benda uji
pasir pada umur 28 hari bervariasi antara 1,1 No. Agregat/ FAS silinder
sampai 8,3 MPa, tergantung pada Semen (buah)
perbandingan agregat dengan semen, dan 1 0,25 3
penurunan terjadi dengan meningkatnya 3,5
2 0,30 3
perbandingan agregat dengan semen. 3 0,25 3
Campuran dengan perbandingan agregat 4,0
4 0,30 3
dengan semen 6 : 1 merupakan yang terkuat. 5 0,25 3
Kuat tekan beton non pasir lebih rendah dari 4,5
6 0,30 3
kuat tekan beton normal konvensional 7 0,25 3
disebabkan oleh peningkatan porositas. 5,0
8 0,30 3
24
Faktor air semen optimum akan memberikan
kekuatan dan kepadatan maksimum.
Pada penelitian ini dilakukan beberapa jenis
Penggunaan faktor air semen yang terlalu pengujian, diantaranya adalah: pengujian
tinggi mengakibatkan pasta semen menjadi pendahuluan agregat kasar split, pengujian
terlalu cair, dan akan mengalir meninggalkan nilai slump, pengujian kuat tekan, pengujian
agregat dan menyebabkan pengendapan pasta
porositas, dan pengujian berat isi beton
semen di dasar dan mengakibatkan porous. Hasil pengujian pendahuluan agregat
penurunan porositas. Faktor air semen yang
kasar split dapat dilihat pada Tabel 2 dan
terlalu rendah mengakibatkan pasta tidak Gambar 1.
cukup untuk melapisi agregat. Faktor air
semen optimum memungkinkan pasta semen Tabel 2. Hasil pengujian split
untuk melapisi agregat secara seragam.
Hasil
No Pemeriksaan Satuan
Pemeriksaan
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan
1. Berat jenis
penelitian mengenai pengaruh rasio agregat
(SSD) 2,686 -
semen dan dan faktor air semen terhadap
2. Penyerapan 0,878 %
kuat tekan dan porositas beton porous.
3. Kadar air 0,741 %
4. MHB 7,6449 -
METODOLOGI
5. Keausan 15,36 %
Metode penelitian yang digunakan adalah Gradasi Split
metode kuantitatif yaitu dengan melakukan
100 100.00
100
eksperimen di laboratorium. 95
Berat butir yang lewat ayakan (%
90
80
Bahan yang digunakan pada penelitian ini 70 70
4.8 10 20 40
agregat/semen yang digunakan adalah 3.5,
Lubang ayakan (mm)
4.0, 4.5, dan 5.0. Faktor air semen (FAS)
Maks 40 mm Split
yang digunakan adalah 0,25 dan 0,30. Bahan
kimia tambahan yang digunakan adalah
Gambar 1. Gradasi split
SicaCim Concrete Additive, dengan dosis 7,5
ml/kg semen.
Penelitian ini menggunakan alat-alat utama b. Mesin tekan dijalankan dengan
sebagai berikut: beton molen digunakan penambahan beban antara 2 sampai 4
untuk mencampur dan mengaduk beton, kg/cm2 per detik.
compression machine digunakan untuk c. Pembebanan dilakukan sampai benda uji
menguji kuat tekan beton, dan alat falling hancur.
head untuk pengujian porositas. d. Beban maksimum yang terjadi selama
pemeriksaan benda uji dicatat.
Banda uji pada penelitian mengacu pada SNI e. Kuat tekan beton dihitung dari besarnya
03-1974-1990. Cetakan benda uji berupa beban persatuan luas.
silinder dengan diameter 152 mm dan tinggi Untuk lebih jelasnya, pengujian kuat tekan
305 mm. Cetakan diisi dengan adukan beton dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini.
dalam 3 lapis, setiap lapis dipadatkan dengan
25 kali tusukan secara merata, setelah itu
permukaan beton diratakan dan ditutup
dengan bahan kedap air. Setelah 24 jam
cetakan dibuka dan benda uji dikeluarkan
lalu direndam dalam bak perendam berisi air
pada temperatur 25° C. Untuk lebih jelasnya,
benda uji dan perawatan benda uji dapat
dilihat pada Gambar 2 dan Gambar 3 berikut
ini.
20 16.65
Porositas (lt/dt/m )
60.85
2
60 50.22
48.58
46.37
42.61
38.45
40 28.91
16.14
20
0
3.5 4.0 4.5 5.0
DAFTAR PUSTAKA
1965
2400
1906
1894
Berat volume (kg/m)
1825
1814
1826
1803
1801
3
2000
1600 Abadjieva, T., Sephiri, P., (2000),
1200 Investigations on Some Properties
800 of No-Fines Concrete, University of
400 Botswana, Botswana.
0 http://www.irbnet.de/daten/iconda/
3.5 4.0 4.5 5.0 CIB8837.pdf
Rasio Agregat/Semen ACI Committee 522, 2010, Report on
Pervious Concrete (ACI 522R-10),
FAS 0,25 FAS 0,30
American Concrete Institute,
Farmington Hills, Michigan.
Gambar 17. Berat volume beton porous
Concrete in Practice, 2004, CIP-38 Pervious
Concrete, NRMCA (National Ready
Mixed Concrete Association), Silver Pearson Education Limited, Essex,
Spring, Maryland. England.
http://www.nrmca.org/aboutconcret Obla, K.H., 2007, Pervious Concrete for
e/cips/38p.pdf Sustainable Development, Recent
Harber, P.J., 2005, Applicability of No-Fines Advances in Concrete Technology,
Concrete as a Road Pavement, Washington DC.
Research Project, Bachelor of http://www.nrmca.org/research/per
Engineering, Faculty of Engineering vious%20recent%20advances%20in
and Surveying, University of %20concrete%20technology0707.p
Southern Queensland. df
https://eprints.usq.edu.au/472/1/Pau SNI 03-1974-1990, Metode Pengujian Kuat
lHARBER-2005.pdf Tekan Beton, Puslitbang
Neville, A.M., Brooks, J.J., 2010, Concrete Permukiman, Departemen Pekerjaan
Technology, Second Edition, Umum, Jakarta.