You are on page 1of 5

Jurnal Literasi Pendidikan Dasar, Vol. 1, No.

2
ISSN: 2746 - 1505

PROBLEMATIKA PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN


DI SEKOLAH DASAR

(PROBLEMATICS OF THE USE OF LEARNING MEDIA


AT ELEMENTARY SCHOOL)

Mikael Nardi, Yohanes Wendelinus Dasor, Teresia Apriliani Hayando


Prodi PGSD UNIKA Santu Paulus Ruteng, Jl. Jend. Ahmad Yani, No. 10, Ruteng, Flores 86508
e-mail: mikaelnardi@gmail.com

Key Words ABSTRACT


Difficulty, This research was carried out based on the problem that teachers worked at SDN Maghileko
Teacher, did not often use learning media during the instructional processes. By looking at the case,
Learning so this study aims to describe the factors that causes why teachers were difficult using the
Media. media. Arrying out this project used descriptive analytical study with a qualitative approach.
The subjects were taken from the teachers at SDN Maghileko through interviews,
observation and documentation to get data. Then the data analized by the interactive model
of Miles and Hubberman, that consist of reduction, presentation, verification, and
conclusion stages. The validity of the research data was tested by triangulation, both sources
and techniques triangulation. The results of this study indicated that there were several
factors that cause teachers were difficult using learning media. The first, teachers'
perceptions on learning media. The use of instructional media were seen as things that make
them more bussy. Second, the teachers have no sufficient ability to use instructional media,
so far they do not want to use them, especially the high-tech media. Third, the problem of
creativity in making dynamic and creative learning media. Fifth, teachers felt comfortable
when they teach in the class without using media because they are familiar with the lecture
method. Based on the above results can be concluded that the main factors why teachers did
not use learning media at SDI Maghileko were caused by the internal condition of the
teachers themselves.This condition includes both cognitive, affective, and conative
dimensions of teachers that limit themselves to use learning media. Negative perceptions like
reluctance or fear of trying, lack of creativity, and tendency to maintain old habits make
them difficult to use media in learning.

Kata Kunci ABSTRAK


Kesulitan, guru, Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa guru di SDN Maghileko jarang
media menggunakan media pada saat pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
pembelajaran. faktor-faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran.
Penelitian ini menggunakan studi deskriptif analitis dengan pendekatan kualitatif. Subjek
dalam penelitian ini adalah guru SDN Maghileko. Data dikumpulkan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model
interaktif dari Miles dan Hubberman, yang meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi,
dan penarikan kesimpulan. Data-data hasil penelitian diuji kembali keabsahannya melalui
proses triangulasi sumber dan teknik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa
faktor yang menyebabkan guru kesulitan dalam menggunakan media pembelajaran. Faktor-
faktor meliputi, pertama, persepsi guru yang kurang baik terhadap media pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran dipandang merepotkan guru dan menambah beban kerja.
Kedua, kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan media pembelajaran, sehingga
merasa takut dan enggan menggunakannya, apalagi bila media tersebut berteknologi tinggi.
Ketiga, kurangnya kreativitas guru dalam membuat media pembelajaran. Kelima, guru
merasa nyaman dengan pembelajaran tanpa menggunakan media karena sudah terbiasa
dengan metode ceramah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor utama yang menyenyebabkan guru tidak menggunakan media pembelajaran di
SDI Maghileko adalah oleh kondisi internal guru itu sendiri. Kondisi ini mencakupi baik
kognitif, afektif, maupun konasi guru yang membatasi dirinya untuk menggunakan media
pembelajaran. Persepsi yang negatif ditambah dengan keengganan atau ketakutan mencoba,
kurangnya kreativitas, dan kecenderungan mempertahankan kebiasaan lama membuat guru
sulit untuk menggunakan media dalam pembelajaran.

21
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar
Vol. 1 No.2

PENDAHULUAN materi pelajaran yang sulit dapat dipahami


Pembelajaran pada abad ke-21 pada saat itu. Sarana media pembalajaran
berorientasi untuk menghasilkan siswa harus mampu membangkitkan rangsangan
dengan empat kecakapan utama (4-C), indra penglihatan, pendengaran, perabaan,
yakni Communication, Collaboration, pengecapan, serta penciuman. Untuk
Critical thinking and problem solving, dan tujuan tersebut, maka seorang pendidik
Creative and innovative. Untuk perlu menggunakan sebuah media
membentuk kecakapan - kecakapan pembelajaran yang memadai, agar bahan
tersebut, guru perlu melakukan inovasi ajar dapat diserap siswa dengan baik.
dalam pembelajaran. Dalam PP Nomor 19 Ada banyak manfaat media
tahun 2005 tentang Standar Nasional pembelajaran. Dengan media,
Pendidikan diuraikan sejumlah prinsip penyampaian materi pelajaran dapat
pembelajaran yang bermutu. Prinsip- diseragamkan. Proses pembelajaran
prinsip tersebut adalah interaktif, menjadi jelas, menarik, interaktif, efisien
menyenangkan, dan memotivasi. Untuk dalam waktu dan tenaga. Media juga
itu, dalam pembelajaran perlu digunakan meningkatkan kualitas hasil belajar
media. Dengan media pembelajaran, pebelajar, memungkinkan proses
interaksi tidak lagi monoton. Suasana lebih pembelajaran dapat dilakukan di mana saja
menyenangkan, dan siswa termotivasi dan kapan saja, dapat menumbuhkan sikap
dalam belajar. positif pebelajar terhadap materi dan
Media pembelajaran adalah alat proses belajar, mengubah peran pebelajar
yang digunakan dalam proses ke arah yang lebih positif dan produktif,
pembelajaran yang berfungsi untuk membuat materi yang abstrak menjadi
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lebih konkrit. Media dapat mengatasi
lingkungan belajar yang ditata dan kendala keterbatasan ruang dan waktu
diciptakan oleh guru. Iklim belajar yang serta keterbatasan indra manusia (Samura,
interaktif, menyenangkan dan memotivasi 2015: 78).
dapat membuat pembelajaran menjadi Nurseto (2011: 22) menjelaskan
lebih efektif (Sanjaya, 2014: 24). Media manfaat media pembelajaran yakni
pembelajaran merupakan seperangkat alat menyamakan persepsi siswa. Dengan
bantu atau pelengkap yang digunakan oleh melihat objek yang ditampilkan media
guru atau pendidik dalam rangka pembelajaran, maka siswa akan memiliki
berkomunikasi dengan siswa (Danim, persepsi yang sama, mengkonkretkan
2010:7-8). Media pembelajaran dapat konsep-konsep yang abstrak,
diartikan sebagai alat menyalurkan pesan menghadirkan objek-objek yang terlalu
atau informasi, merangsang pikiran, dan berbahaya atau sukar didapat ke dalam
membangkitkan minat belajar siswa. lingkungan belajar, menampilkan objek
Pemakaian media dalam pembelajaran yang terlalu besar atau kecil,
dapat membangkitkan keinginan dan minat memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat
yang baru, membangkitkan motivasi atau lambat. Sementara, menurut Sadiman,
belajar, dan bahkan membawa pengaruh- dkk (2011:17-18), manfaat media
pengaruh psikologis terhadap siswa pembelajaran antara lain: (1) memperjelas
(Hamalik, dalam Arsyad, 2012: 15). Selain penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
itu, media dapat meningkatkan verbalistis; (2) mengatasi keterbatasan
pemahaman siswa, membantu guru dalam ruang, waktu, dan daya indera; (3)
menyajikan data yang menarik, dan mengatasi sikap pasif anak didik; (4)
membantu siswa untuk mendapatkan memberi pengalaman bagi guru dalam
informasi. Media juga mengkonkritkan menerapkan media pembelajaran.
sesuatu hal yang abstrak sehingga isi
22
Problematika Penggunaan Media Pembelajaran...
Mikael Nardi, Yohanes Wendelinus Dasor, Teresia Apriliani Hayando

Berdasarkan beberapa pandangan menggunakan media dalam pembelajaran


tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa walaupun 63,3% memandang bahwa
penggunaan media pembelajaran media tersebut penting dan relevan dengan
bermanfaat baik terhadap proses maupun UN SD. Untuk mendalami permasalahan
hasil belajar siswa. Media pembelajaran tersebut, penelitian ini difokuskan pada
dapat mengatasi persoalan-persoalan yang pertanyaan mengapa atau faktor apa
muncul di dalam proses pembelajaran sajakah yang membuat guru di SDN
seperti keterbatasan fisik maupun Maghileko tidak menggunakan media
psikologis siswa. Dengan proses dalam proses pembelajaran.
pembelajaran yang kondusif, maka hasil
belajar siswa pun menjadi lebih maksimal. METODE
Mencermati manfaat media Penelitian ini bertujuan untuk
pembelajaran, maka guru dituntut untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor-
menggunakan media dalam pembelajaran. faktor penyebab guru tidak menggunakan
Menurut Sanjaya (2014: 62), dalam media pembelajaran. Untuk itu, metode
dinamika pendidikan modern, guru tidak yang digunakan dalam penelitian ini
lagi ditempatkan sebagai satu-satunya adalah metode deskriptif analitis dengan
sumber belajar, tetapi lebih berperan pendekatan kualitatif. Subjek dalam
sebagai perancang pembelajaran. Dalam penelitian ini adalah guru-guru di SDN
merancang pembelajaran guru dituntut Maghileko. Peneliti mewawancarai para
untuk bisa merancang pembelajaran guru dan kepala sekolah, melakukan
dengan menggunakan berbagai jenis media observasi proses pembelajaran, dan
pembelajaran agar kegiatan pembelajaran melakukan studi beberapa dokumen
lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu, seperti RPP dan daftar penggunaan media
sebelum proses pembelajaran berlangsung pembelajaran.
guru harus menyiapkan materi Teknik analisis data pada
pembelajaran dan media yang akan penelitian ini mengacu pada model
digunakan agar dapat mencapai tujuan interaktif Miles and Hubberman
pembelajaran dengan baik. (Sugiyono, 2012:337) yang terdiri dari
Penelitian ini dilakukan di SDN empat langkah, yaitu mereduksi data,
Maghileko, Kecamatan Manggarai Timur. penyajian data, verifikasi, dan penarikan
Berdasarkan studi pendahuluan di lokasi kesimpulan. Untuk memperoleh data yang
penelitian ditemukan bahwa hampir semua dapat dipertanggungjawabkan secara
guru tidak menggunakan media selama ilmiah perlu dilaksanakan pemeriksaan
proses pembelajaran. Hal ini keabsahan data, apakah benar-benar valid
menyebabkan siswa sulit memahami (Sugiyono, 2015: 372). Dalam penelitian
materi. Siswa pun cepat merasa bosan. ini peneliti menggunakan teknik
Padahal, media pembelajaran sudah triangulasi, yakni triangulasi sumber dan
tersedia, tetapi hanya disimpan di ruang teknik. Data yang digunakan untuk
perpustakaan dan di lemari sekolah. Media penarikan kesimpulan adalah data yang
pembelajaran tersebut tidak pernah dipakai memiliki kualitas ajeg baik dari sumber
oleh guru pada saat pembelajaran. berbeda maupun dari teknik penggalian
Kondisi ini juga terungkap dalam data yang berbeda.
penelitian yang dilakukan Wahyu, Edu,
dan Nardi (2020: 110) yang menemukan HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa media pembelajaran dalam bentuk Data hasil penelitian ini diperoleh
KIT IPA sudah memadai di hampir semua dari wawancara dengan para guru dan
sekolah tempat penelitian. Namun, media kepala sekolah, observasi proses
tersebut kebanyakan dalam kondisi rusak, pembelajaran, dan studi dokumen RPP dan
bukan karena digunakan, tetapi karena buku daftar penggunaan media
disimpan begitu saja. Guru-guru tidak pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi
23
Jurnal Literasi Pendidikan Dasar
Vol. 1 No.2

proses pembelajaran ditemukan bahwa sekolah tersebut. Demikian pula pada RPP
semua guru memang tidak menggunakan para guru, tidak ditemukan pencantuman
media dalam proses pembelajaran. Proses media pembelajaran, baik media yang
pembelajaran di SDN Maghileko lebih tersedia di sekolah maupun media yang
banyak menggunakan komunikasi verbal dibuat atau diadakan sendiri oleh guru.
guru. Guru memberikan penjelasan dari Kendatipun demikian, pada bagian media
buku pegangan yang digunakan, pembelajaran di RPP, dicantumkan media
menuliskannya di papan tulis, sesekali tertentu yang tidak ada di sekolah. Ketika
bertanya kepada siswa apa yang sudah hal ini ditanya, terungkap bahwa RPP
dijelaskan oleh guru. Kadang-kadang lebih banyak merupakan hasil download,
siswa disuruh duduk berkelompok dan sehingga pencantuman media
membahas pertanyaan yang diberikan oleh pembelajaran tidak berarti guru sungguh-
guru, lalu melaporkan hasil kerja sungguh membuat rencana menggunakan
kelompok. Guru tidak tampak media dalam proses pembelajaran.
menggunakan media pembelajaran Kendatipun ada pencantuman media
walaupun di ruang guru ada media pembelajaran di dalam RPP, guru merasa
pembelajaran seperti KIT IPA, peta, globe, lebih nyaman dengan pembelajaran tanpa
atlas, juga KIT Matematika. Tampak media. Hal ini disebabkan karena para
media-media pembelajaran tersimpan di guru sudah terbiasa melaksanakan
dalam dan di atas lemari yang ada di pembelajaran dengan komunikasi verbal
ruangan guru. Ada yang tersimpan rapi di saja.
peti, ada pula agak berantakan dalam Hasil penelitian ini menunjukkan
kondisi rusak dan tidak terawat. bahwa ada beberapa faktor yang
Terkait tidak adanya penggunaan menyebabkan guru tidak menggunakan
media dalam pembelajaran, hasil media pembelajaran. Faktor-faktor
wawancara mengungkapkan bahwa hampir tersebut meliputi, pertama, persepsi guru
semua guru memandang penggunaan yang kurang baik terhadap media
media itu merupakan sesuatu yang pembelajaran. Penggunaan media
merepotkan guru. Jika guru menggunakan pembelajaran dipandang merepotkan guru
media pembelajaran, maka guru dan menambah beban kerja. Kedua,
menambah pekerjaan, apalagi jika media kurangnya kemampuan guru dalam
yang dibutuhkan itu tidak tersedia. Guru menggunakan media pembelajaran,
juga tidak memiliki cukup waktu dan sehingga merasa takut dan enggan
keterampilan untuk membuat media, serta menggunakannya, apalagi bila media
terbatasnya biaya jika harus membeli. tersebut berteknologi tinggi. Ketiga,
Mengenai adanya media yang kurangnya kreativitas guru dalam
tersimpan di ruang guru, diungkapkan membuat media pembelajaran. Kelima,
bahwa media tersebut merupakan bantuan guru merasa nyaman dengan pembelajaran
pemerintah. Peralatannya cukup canggih, tanpa menggunakan media karena sudah
guru merasa tidak mampu terbiasa dengan metode ceramah.
menggunakannya, sehingga takut rusak
dan enggan untuk mencoba. Oleh karena PENUTUP
itu, media-media tersebut belum pernah Berdasarkan hasil penelitian
digunakan sama sekali sejak diterima di tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
sekolah. Ketika pertama kali dibuka oleh faktor utama yang menyenyebabkan guru
kepala sekolah, sejak itu saja guru melihat tidak menggunakan media pembelajaran di
media-media tersebut dan selama ini tidak SDI Maghileko adalah kondisi internal
dibuka lagi, apalagi untuk digunakan guru itu sendiri. Kondisi ini mencakupi
dalam pembelajaran. Hal ini didukung baik kognitif, afektif, maupun konasi guru
dengan tidak tersedianya buku daftar yang membatasi dirinya untuk
peminjaman media pembelajaran di menggunakan media pembelajaran.
24
Problematika Penggunaan Media Pembelajaran...
Mikael Nardi, Yohanes Wendelinus Dasor, Teresia Apriliani Hayando

Persepsi yang negatif ditambah dengan dan Manfaatnya. Jurnal Matematika


keengganan atau ketakutan mencoba, dan Pendidikan Matematika. Vol. 4.
kurangnya kreativitas, dan kecenderungan No.1 April 2015.
mempertahankan kebiasaan lama, http://dx.doi.org/10.33387/dpi.v4i1.
membuat guru sulit untuk menggunakan 145 Diakses tanggal 10 Desember
media dalam pembelajaran. Oleh karena 2019.
itu, dibutuhkan keterlibatan setidaknya dua Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi
pihak, yakni kepala sekolah dan pengawas Pembelajaran. Jakarta: Kencana
sekolah untuk memberikan supervisi klinis Prenadamedia group. 2014. Media
dalam mengatasi persoalan tersebut. Para Komunikasi Pembelajaran. Jakarta:
guru harus dibantu dan didorong melalui Kencana Prenadamedia group.
berbagai pendekatan, misalnya dengan Sumiati dan Asra. 2011. Metode
pelatihan penggunaan media Pembelajaran. Bandung: CV
pembelajaran. Wacana Prima.
Sugiyono .2015. Metode Penelitian
DAFTAR RUJUKAN Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Arsyad, A. 2012. Media Pembelajaran. Kualitatif, dan R dan D. Bandung:
Jakarta: Rajawali Pers. CV Alfabeta.
Danim, S. 2010. Media Komunikasi _____. 2015. Metode Penelitian
Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Aksara. Kualitatif, dan R dan D. Bandung:
Nurseto, T. 2011. Membuat Media CV Alfabeta.
Pembelajaran yang Menarik. Jurnal Wahyu, Yuliana., Edu, Ambros
Ekonomi dan Pendidikan. Volume Leonangung, dan Nardi, Mikael.
8. No. 1. April 2011. 2020. “Problematika Pemanfaatan
https://doi.org/10.2831/jep.v8i1.706 Media Pembelajaran IPA di Sekolah
Diakses tanggal 10 Desember 2019. Dasar”. Jurnal Penelitian Pendidikan
Sadiman, AS, dkk. 2011. Media IPA vol. 6 no. 1, 2020.. Yogyakarta:
Pendidikan Pengertian, Pustaka Baru Perss.
Pengembangan, dan Zed, M. (2014). Metode Penelitian
Pemanfaatannya. Jakarta: PT Kepustakaan. Jakarta: Yayasan
Rajagrafindo Persada. Pustaka Obor Indonesia
Samura, AO. 2015. Penggunaan Media
dalam Pembelajaran Matematika

25

You might also like