You are on page 1of 4

Nama : Syallom Aprinta Cahya Prasdani

NIM : F0321225

Kelas : F

S1 Akuntansi 2021

PENGANGGARAN PEMERINTAH

Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, pengawasan Keuangan Daerah.

Keuangan daerah ialah hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah
yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan
hak dan kewajiban daerah.

Ruang lingkup Keuangan daerah meliputi:

1. hak Daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi daerah serta melakukan pinjaman;
2. kewajiban Daerah untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan daerah dan membayar tagihan
pihak lain;
3. penerimaan Daerah;
4. pengeluaran Daerah;
5. kekayaan Daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang, surat berharga, piutang,
barang, serta hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan daerah yang
dipisahkan; dan/atau
6. kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah daerah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan daerah dan/atau kepentingan umum.

APBD merupakan dasar bagi Pemerintah Daerah untuk melakukan Penerimaan dan Pengeluaran Daerah,
ditetapkan dengan perda. Berdasarkan Pasal 23 sampai dengan Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019, ketentuan terkait APBD adalah sebagai berikut:

1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan Urusan Pemerintahan daerah yang
menjadi kewenangan Daerah dan kemampuan Pendapatan Daerah.
2. APBD disusun dengan mempedomani KUA PPAS yang didasarkan pada RKPD.
3. APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
4. APBD, perubahan APBD, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD setiap tahun ditetapkan
dengan Perda sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Semua Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dalam bentuk uang dianggarkan dalam
APBD.
6. Penerimaan Daerah terdiri atas:
a. pendapatan daerah; dan
b. penerimaan pembiayaan daerah.
7. Pengeluaran Daerah terdiri atas:
a. belanja daerah; dan
b. pengeluaran pembiayaan daerah.
8. Penerimaan Daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan rencana Penerimaan Daerah yang
terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber Penerimaan Daerah dan
berdasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan.
9. Pengeluaran Daerah yang dianggarkan dalam APBD merupakan rencana Pengeluaran Daerah
sesuai dengan kepastian tersedianya dana atas Penerimaan Daerah dalam jumlah yang cukup.
10. Setiap Pengeluaran Daerah harus memiliki dasar hukum yang melandasinya.
11. Seluruh Penerimaan Daerah dan Pengeluaran Daerah dianggarkan secara bruto dalam APBD.

Fungsi APBD

a. Fungsi otorisasi yang memiliki arti anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan APBD pada
tahun berkenaan.
b. Fungsi perencanaan yang memiliki arti anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam
merencanakan kegiatan/sub kegiatan pada tahun berkenaan.
c. Fungsi pengawasan yang mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai
kegiatan/sub kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
d. Fungsi alokasi yang mengandung arti bahwa anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan
lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efisiensi
dan efektivitas perekonomian.
e. Fungsi distribusi yang mengandung arti kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa
keadilan dan kepatutan.
f. Fungsi stabilisasi yang mengandung arti anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara
dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian Daerah.

Struktur APBD

Struktur APBD terdiri dari pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Keterkaitan
ketiga struktur APBD sebagai berikut:

a. Penganggaran pendapatan dan belanja : Anggaran ini disajikan terlebih dahulu sebelum anggaran
belanja. Pendapatan daerah dikurangi dengan belanja daerah. Hasil yang didapat bisa surplus atau
defisit. Jika surplus yang didapat berarti pendapatan lebih besar dari pada belanja. Sedangkan defisit
berarti belanja lebih besar dibandingkan pendapatan.
b. Penggaran pembiayaan : Anggaran ini terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Selanjutnya, penerimaan di dikurangi dengan pengeluaran yang kemudian disebut
pembiayaan neto

Penyusunan APBD

Penyusunan APBD berdasarkan UU Nomor 17 Tahun 2003 sedangkan langkah-langkah penyusunan APBD:

a. Pemerintah daerah mengajukan Rancangan APBD (RAPBD) kepada DPRD yang disertai penjelasan
dan dokumen pendukung. Rancangan ini biasanya diajukan pada bulan Oktober minggu pertama
di tahun sebelumnya.
b. DPRD kemudian meninjau RAPBD lalu mengambil keputusan setuju atau tidak dengan rancangan
tersebut. Pengambilan keputusan dilakukan selambat-lambatnya satu bulan sebelum tahun
anggaran yang bersangkutan dilaksanakan.
c. Jika RAPBD disetujui maka rancangan tersebut akan diterapkan menjadi APBD melalui peraturan
daerah.
d. Jika DPRD tidak menyetujui RAPBD, pemerintah daerah bisa menggunakan APBD setinggi-
tingginya sebesar angka APBD tahun sebelumnya.
e. Pelaksanaan APBD yang telah ditetapkan dengan peraturan daerah selanjutnya dituangkan dalam
keputusan gubernur/walikota/bupati.

Siklus Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengertian istilah-istilah maupun singkatan-singkatan dalam bagan di atas berdasarkan Peraturan


Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dapat dijelaskan antara lain
sebagai berikut:

c. RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) adalah dokumen perencanaan daerah
untuk periode 5 (lima) tahun;
d. RKPD (Rencana Kerja Pemerintah Daerah) dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu)
tahun;
e. APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) adalah rencana keuangan tahunan daerah yang
ditetapkan dengan peraturan daerah;
f. KUA (Kebijakan Umum APBD) adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang pendapatan,
belanja, dan pembiayaan serta asumsi yang mendasarinya untuk periode 1 (satu) tahun;
g. PPAS (Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara) adalah program prioritas dan batas maksimal
anggaran yang diberikan kepada perangkat daerah untuk setiap program dan kegiatan sebagai
acuan dalam penyusunan rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah;
h. RKA-SKPD (Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen yang
memuat rencana pendapatan dan belanja SKPD atau dokumen yang memuat rencana pendapatan,
belanja, dan pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yang digunakan
sebagai dasar penyusunan rancangan APBD;
i. DPA SKPD (Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah) adalah dokumen yang
memuat pendapatan dan belanja SKPD atau dokumen yang memuat pendapatan, belanja, dan
pembiayaan SKPD yang melaksanakan fungsi bendahara umum daerah yang digunakan sebagai
dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran;
j. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri;
k. Kepala Daerah adalah gubernur bagi daerah provinsi, bupati bagi daerah kabupaten, atau wali kota
bagi daerah kota;
l. DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) adalah lembaga perwakilan rakyat daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

Dalam melaksanakan kekuasaan, kepala daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya yang
berupa perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban,
serta pengawasan keuangan daerah kepada pejabat perangkat daerah.

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD adalah unsur penunjang
urusan pemerintahan pada pemerintah daerah yang melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala SKPKD yang
mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara umum daerah.10
Pengelola keuangan daerah sebagaimana dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (PP Pengelolaan Keuangan Daerah) antara lain:

a. Pemegang Kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah;


b. Koordinator Pengelolaan Keuangan Daerah;
c. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD);
d. Pengguna Anggaran (PA);
e. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
f. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPTKSKPD);
g. Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD);
h. Pejabat Penatausahaan Keuangan Unit SKPD (PPK-Unit SKPD);
i. Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pengeluaran.
j. Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD)

Hubungan APBN dan APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang disingkat APBN adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat. Dalam APBD, ada dana yang
bersumber dari pemerintah pusat (pendapatan APBN) yaitu pada pos pendapatan transfer dari
pemerintah pusat yang dapat berupa dana perimbangan, dana otonomi khusus, dana keistimewaan, dan
dana desa. Dana perimbangan sendiri dapat berupa DBH (Dana bagi hasil), DAU (Dana alokasi umum), dan
DAK (Dana alokasi khusus). Selain itu, pada pendapatan lainnya yang sah juga ada dana dari pemerintah
pusat seperti hibah dari pemerintah pusat.

You might also like