You are on page 1of 15

Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 01(02), 1-15, 2022

URL: https://journal.uns.ac.id/jaht/article/view/319

ISSN 2963-4873 (Print) 2963-3028 (Online)

Karakter Biskuit Kelor (Moringa oliefera) Berbasis Pati Garut (Maranta Arundinacea)
Dan Tepung Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) Dengan Variasi Pemanis
Dian Rachmawanti Affandi1, Khusnul Khotimah1*, Rizky Brisha Nuary1, Adhitya Pitara Sanjaya2, Meli
Sulistiowati2
1
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Sekolah Vokasi, Universitas Sebelas Maret
2
Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
*Corresponding author: khusnulnew2021@staff.uns.ac.id
(Diterima: 10 Agustus 2022; Disetujui: 13 Desember 2022)

ABSTRACT
The majority of biscuits currently assessing their nutritional value in the market are dominated by
certain unbalanced compounds. The use of wheat flour and sugar as the main ingredients makes some
people with special needs avoid these foods. Biscuits based on arrowroot starch and red bean flour
with the addition of Moringa flour extract are expected to complement the nutrition of the biscuits.
The substitute sweeteners of palm sugar and sorghum sugar are expected to produce biscuits that are
better studied from the chemical, physical and sensory characteristics. This study aims to see the effect
of substitution on chemical, physical and sensory characteristics and to determine the best formula by
comparing it with control samples. The research design carried out was a completely randomized
design with one factor. The sweetener variations used are (granulated sugar: palm sugar) 75:25, 50:50,
25:75, 0:100 and (granulated sugar: sorghum sugar) 75:25, 50:50, 25:75, 0:100 and 100% granulated
sugar as a control. The results showed that biscuits with a combination of 25% sorghum sugar: 75%
granulated sugar had the highest sensory value. Biscuits with 100% palm sugar sweetener which have
the best nutritional value are found in biscuits with a combination of 100% palm sugar sweeteners
examined from the total sugar content of 26.5% and calories of 4765.0 cal.

Keywords: arrowroot starch, biscuits, granulated sugar, moringa flour, palm sugar, red bean flour,
sorghum sugar

ABSTRAK
Mayoritas nilai gizi biskuit didominasi oleh beberapa senyawa tertentu yang kurang seimbang.
Penggunaan tepung terigu dan gula pasir sebagai bahan utama membuat beberapa orang dengan
kebutuhan khusus harus menghindari makanan tersebut. Biskuit berbasis pati garut dan tepung kacang
merah dengan penambahan ekstrak tepung kelor diharapkan dapat melengkapi gizi pada biskuit.
Pemanis subtitusi gula aren dan gula sorgum diharapkan dapat menghasilkan biskuit yang lebih baik,
Dikaji dari karakterisktik kimia, fisik, dan sensori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
subsitusi pemanis terhadap karakteristk kimia, fisik, dan sensoris biskuit serta menentukan formula
terbaik dengan membandingkan dengan sampel kontrol. Rancangan penelitian yang dilakukan
yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan satu faktor. Variasi pemanis yang digunakan yaitu (gula pasir:
gula aren) 75:25, 50:50, 25:75, 0:100 dan (gula pasir: gula sorgum) 75:25, 50:50, 25:75, 0:100 serta
gula pasir 100% sebagai kontrol. Hasil menunjukkan, biskuit dengan kombinasi gula sorgum 25%:
gula pasir 75% memiliki nilai sensori yang paling tinggi. Biskuit dengan pemanis 100% gula aren
yang mempunyai nilai gizi terbaik dikaji dari kandungan gula total yaitu 26,5% dan kalori 4765.0 kal.

Kata kunci: biskuit, gula aren, gula pasir, gula sorgum, pati garut, tepung kacang merah, tepung kelor

Cite this as: Affandi. D. R., Khotimah. K., Nuary. R. B., Sanjaya. A. P., Sulistiowati. M. (2022). Karakteristik
Biskuit Kelor (Moringa Oliefera) Berbasis Pati Garut (Maranta Arundinacea) dan Tepung Kacang Merah
(Phaseolus Vulgaris L) Dengan Variasi Pemanis. Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2),
1-15.

1
2 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

warna, dan tekstur. Gula pada pembutan


PENDAHULUAN
biskuit maupun produk roti berperan
Tepung pati garut dan tepung sebagai bahan pemanis yang akan
kacang merah digunakan untuk membentuk rasa, warna, dan tekstur.
menghasilkan biskuit yang tinggi energi Penambahan gula pada pembuatan biskuit
dan protein yang aman dikonsumsi oleh akan memberikan cita rasa manis selain
semua kalangan termasuk untuk orang- itu pengunaan gula juga akan membentuk
orang yang berkebutuhan khusus. warna dan tekstur biskuit menjadi
Penambahan tepung daun kelor dipilih kecoklatan karena adanya reaksi mailard.
untuk melengkapi nutrisi dari biskuit. Hal Reaksi mailard terjadi disebabkan karena
tersebut dikarenakan daun kelor memiliki adanya reaksi gula pereduksi dengan
potensi yang besar untuk dijadikan gugus amino, sehingga produk akan
sebagai sumber nutrisi pada produk berwarna kecoklatan (melanoidin) [2].
pangan. Daun kelor kering mengandung Gula pasir sebagai pemanis
nutrisi 0,5 kali vitamin C yang terdapat makanan memiliki kadar indeks glikemik
pada buah jeruk, 10 kali vitamin pada yang tinggi yaitu 58 [3]. Tingginya indeks
wortel, 17 kali kalsium pada susu, 15 kali glikemik gula pasir dapat memberi
kalium pada pisang, 9 kali protein yang dampak buruk bagi penderita diabetes dan
terdapat pada yogurt, dan 25 kali zat besi penderita autis yang harus mengurangi
pada bayam. Sedangkan [1] menunjukkan atau diet gula sehingga perlu dilakukan
bahwa daun kelor mengandung senyawa penggantian atau substitusi dengan
beta karoten 12,9 mg/100 g, choline 96,9 menggunakan jenis pemanis lain.
mg/100 g, vitamin B1, thiamin 0,57 Konsumsi gula yang berlebihan dapat
mg/100 g, vitamin B2 ribovlavin 0,80 menimbulkan dampak negatif bagi tubuh
mg/100 g, vitamin B3 niacin 3,67 mg/100 seperti obesitas. Sedangkan fenomena
g, vitamin C asobbic acid 58,3 mg/100 g, yang terjadi saat ini olahan pangan yang
protein 29,5 g/100 g, lemak 2,18 g/100 g, menggunakan gula pasir sangat tinggi
karbohidrat 74,3 g/100 g, energy 327 baik dalam skala rumah tangga maupun
kalori, fiber 16,86 g/100 g, calcium skala industri. Berdasarkan data yang
2673,3 mg/100 g, mangnesium (mg) dirilis oleh Kementrian Pertanian
1077,08 mg/100 g, phospor (p) 353,56 konsumsi gula untuk skala rumah tangga
mg/100 g, potasium (k) 2402,1, copper maupun skala industri dari tahun 2013-
(cu) 0,73 mg/100 g, iron (fe) 41,4 mg/100 2017 relatif mengalami kenaikan. Pada
g, isoleuscin 2115,7 µg/100 g, leusien tahun 2017 tercatat konsumsi gula rumah
36444,5 µg/100 g, lysine 25544,17 µg/100 tangga sebanyak 2,8 juta ton dan untuk
g, methionine 5431,86 µg/100 g, skala industri 2,9 ton. Konsumsi gula
phenylalanine 21739,24 µg/100 g, yang berlebih juga dapat menimbulkan
threonine 18594,36 µg/100 g, valine gangguan kesehatan. Normalnya, tubuh
27384,32 µg/100 g, thryptophan 6166,47 manusia dapat memproses metabolisme
µg/100 g. Kandungan mineral dan vitamin asupan gula maksimal 5% kebutuhan
yang terdapat pada daun kelor kering yang kalori. Namun, mayoritas gula yang
lengkap dapat menambahkan dan dikonsumsi melebihi jumlah maksimal
melengkapi nutrisi pada biskuit dengan yang menyebabkan liver tidak dapat
bahan tepung pati garut dan tepung mengolah dan menyimpan kelebihan gula,
kacang merah yang tinggi energi dan kelebihan gula tersebut akan diproses
protein. tubuh menjadi kolesterol LDL (low
Pembuatan biskuit menggunakan density lipoprotein) dan trigliserida yang
tepung pati garut, kacang merah, dan dapat membahayakan tubuh.
kelor sebagai bahan utama memerlukan Untuk dapat menghasilkan biskuit
pemanis untuk memberikan cita rasa, yang aman dikonsumsi oleh semua

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


3 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

kalangan dan mengurangi dampak gluten. Umbi garut tidak mengandung


negative yang ditimbulkan dari konsumsi gluten sama halnya dengan kacang merah
gula pasir, maka diperlukan subtitusi menurut [5] pada kacang merah tidak
pemanis dalam pembuatan biskuit. terdapat kandungan gluten. Sehingga
Pemanis yang dapat dijadikan alternative aman untuk dikonsumsi semua kalangan
pengganti atau subsitusi pemanis dalam termasuk orang dengan kebutuhan khusus
bahan pangan antara lain palm sugar dan seperti autism. Penambahan ekstrak kelor
gula sorgum. Palm sugar dan gula sorgum ditujukan sebagai sumber nutrisi
memiliki karaktersik yang hampir sama pelengkap vitamin dan mineral pada
dengan gula yaitu berbentuk kristal dan biskuit sehingga biskuit yang dihasilkan
butir halus tetapi memiliki warna yang memiliki nilai gizi yang lebih seimbang
lebih gelap. Meskipun demikian palm dan memiliki manfaat apabila dikonsumsi
sugar mempunyai kelebihan pada aroma sebagai bahan makanan tambahan.
dan rasa yang khas, terdapat keunggulan Subsitusi pemanis seperti palm sugar dan
lain yang dimiliki oleh palm sugar gula sorgum, diharapkan dapat
dibandingkan dengan gula pasir yaitu memberikan hasil produk dengan indeks
indeks glikemiks yang lebih rendah dari glikemik dan kalori yang rendah serta
gula pasir yaitu 35 dengan calori 386 cal sensori yang lebih baik dibandingkan
[3]. Nira sorgum juga memiliki kelebihan pengunaan gula pasir agar orang dengan
indeks glikemiks yang lebih rendah dari kebutuhan khusus seperti penderita
gula pasir yaitu indeks glikemiks 43 diabetes dan autism dapat mengkonsumsi
dengan kalori pada sorgum 332 cal. biskuit tersebut.
Dengan kandungan indeks glikemiks yang METODE
rendah pada palm sugar dan sorgum maka
penggunaan substitusi gula sorgum aman Alat dan Bahan
dikonsumsi sebagai bahan tambahan Alat yang digunakan antara lain
pangan atau minuman untuk semua hand mixer Miyako, oven Kris (W
kalangan termasuk yang berkebutuhan V50A23), mangkok, spatula, roller,
khusus. nampan, plastic wrap, cetakan, frezzer,
Tepung pati garut dan tepung Loyang (20x22 cm), neraca analitik,
kacang merah digunakan dalam sendok, kuas, oven, desikator, botol
pembuatan biskuit untuk memperoleh timbang, timbangan analitik, penjepit,
hasil biskuit yang memiliki kandungan neraca analitik, pipet tetes, bomb
nurtisi yang lebih baik dari biskuit yang calorimeter, kertas saring, shaker,
berbasis tepung terigu. Tepung pati garut waterbath, mikropipet, sentrifugasi,
memiliki karbohidrat lebih tinggi dan spektofotometer Chromameter, UTM.
tepung kacang merah yang tinggi protein. Bahan yang digunakan antara lain
Hal ini dibuktikan dengan penelitian tepung kacang merah yang diproduksi oleh
produk biskuit [4] dengan bahan yang CV. Tani Kepyar Sleman Yogyakarta, pati
digunakan yaitu tepung kacang merah dan garut yang diperoleh dari toko 21 Pasar
tepung garut menghasilkan biskuit dengan Gede Surakarta, Margarin blueband, gula
kandungan protein yang lebih tinggi yaitu pasir gulaku, gula sorgum “Sorgum Food”,
10,79% dibandingkan biskuit dengan palm sugar Gunung pati, telur, vanili,
bahan tepung terigu yaitu 10,66%. Tepung Tapioka Sari Tany dan baking
Kandungan karbohidrat pada biskuit [4] powder R&W aquades, larutan Ba(OH)2,
lebih tinggi yaitu 72,19% dibandingkan larutan ZnSO4, Reagen Neison Soumogyi,
biscuit dengan bahan tepung terigu yaitu Larutan arsenomolibdat, methyl orange,
sebesar 71,20%. Selain itu, penggunaan larutan Na2CO3.
tepung pati garut dan kacang merah agar
dapat menghasilkan biskuit yang bebas

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


4 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Rancangan Percobaan dan Analisis tepung maizena, vanili, baking powder,


Data dan garam yang di mixing dengan
Penelitian ini digunakan kecepatan tinggi selama 5-7 menit. Proses
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan selanjutnya adalah tepung garut dan
faktor yaitu jenis pemanis yang digunakan tepung kacang dicampur dengan spatula
yang terdiri dari kombinasi gula pasir : selama 1-2 menit. Adonan tersebut
gula palm dan kombinasi gula pasir : gula kemudian masuk ke proses pendinginan
sorgum dengan formulasi 100 : 0 (a), 75 : selama 30 menit dilanjutkan dengan proses
25 (b), 50 : 50 (c), 25 : 75 (d), 0 : 100 (e). pencetakan lalu pemanggangan pada oven
Setiap perlakuan sampel dilakukan dengan suhu 150ºC selama 30 menit.
ulangan sebanyak tiga kali dan untuk Kemudian dilanjutkan dengan proses
analisis data dilakukan ulangan dua kali. pendinginan sampai mencapai suhu ruang
Data yang diperoleh akan diuji dengan dengan kondisi yang steril dan disimpan
menggunakan Analysis of Variance pada suhu ruang dalam wadah yang kedap
(ANOVA) one way menggunakan SPSS udara dan aman dari benturan dan kondisi
versi 16.0. Bila hasil analisa menunjukkan luar yang tidak dinginkan yang dapat
beda antar perlakuan, maka dilanjutkan merusak biskuit.
dengan Duncan’s Multiple Range Test
(DMRT) pada alfa 0,05. Parameter Penelitian
Parameter penelitian yang
Pembuatan Biskuit dilakukan yaitu parameter kimia yang
Pembuatan biskuit diawali dengan meliputi; kadar air metode
proses penimbangan setiap bahan yang thermogravimetri [6], kadar gula reduksi
digunakan yaitu tepung pati garut, tepung [7], dan kadar kalori bomb calorimeter.
kacang merah, margarin, telur, gula pasir, Parameter fisik meliputi; analisa tekstur
gula sorgum, palm sugar, susu skim, telur, metode UTM [8], analisa warna
garam, vanili, tepung tapioca, dan baking chromameter LAB [9], dan Uin sensoris
powder.Setelah masing-masing bahan menggunakan uji Pembobotan [10].
ditimbang kemudian secara bertahap bahan
dimasukkan ke dalam wadah, pertama HASIL DAN PEMBAHASAN
campuran gula pasir, palm sugar, dan Karakteristik Kimia Biskuit
margarin masuk dalam proses mixing Data hasil analisa kimia biscuit
selama 3 menit dengan kecepatan sedang dapat dilihat pada Tabel 1.
dilanjutkan dengan penambahan telur,

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


5 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Tabel 1. Karakteristik kimia biskuit dengan variasi kombinasi jenis pemanis

Perlakuan Karakteristik Kimia


Gula Reduksi Kadar Air
Kombinasi Pemanis Formula Kalori (kal)
(%) (%)
75:25 4920.9 ± 97.47a 27.7 ± 0. 25b 3.82 ±0.21abc

50:50 4815.3 ± 84.63a 27.5 ± 0.37b 4.98 ±0.29e


Gula pasir : palm sugar
25:75 4779.4 ± 92.43a 27.5 ± 0. 18b 5.52 ±0.37f

0:100 4765.0 ± 85.17a 26.5 ± 0. 09a 6.05 ±0.83g

75:25 4937.5± 234.99b 28.8 ± 0. 52c 4.48 ±0.23d

50:50 4937.3 ± 44.89b 29.4 ± 0. 27c 4.23 ±0.35cd


Gula pasir : gula sorgum
25:75 4936.6 ± 41.95b 29.9 ± 0.14d 3.92 ±0.14bc

0:100 4935.7 ± 191.19a 30.0 ± 0. 52d 3.48 ±0.13ab


Gula pasir (kontrol) 100:0 4952.5 ±75.91b 30.1 ± 0. 71d 3.40 ± 0.25a
Keterangan: Notasi yang terdapat pada satu kolom yang sama menunjukkan tidak terdapat beda
nyata pada α = 5%

Total Kalori tinggi yaitu 364 kal dibandingkan dengan


Data hasil analisa menunjukkan kalori pada palm sugar yang lebih rendah
kalori biskuit tertinggi adalah 4952,5 kal yaitu 268 kal [3]. Dengan demikian,
dan terendah adalah 4765 kal. Biskuit penambahan gula pasir dalam pada
kontrol dengan pemanis 100% gula pasir pembuatan biskuit dengan kombinasi
memiliki kalori 4952,5 kal. Nilai kalori pemanis palm sugar dan gula pasir akan
dengan pemanis 100% gula pasir memiliki meningkatkan nilai kalori biskuit yang
nilai kalori yang lebih tinggi dibandingkan dihasilkan.
dengan biskuit dengan pemanis 100% Biskuit dengan pemanis 100%
palm sugar yaitu 4765 kal. Hal ini sesuai gula sorgum memiliki nilai kalori 4935,7
dengan penelitian [11], bahwa biskuit kal, lebih rendah dibandingkan dengan
dengan gula pasir sukrosa 100% memiliki kalori biskuit kontrol dengan pemanis
kalori yang paling tinggi dibandingkan 100% gula pasir yaitu 4952,5 kal. Namun
dengan biskuit dengan 2 atau lebih tidak memberikan perbedaan yang
kombinasi pemanis. Menurut [12], signifikan. Hal ini dikarenakan menurut
penggunaan palm sugar sebagai substitusi [13], kalori pada sorgum diketahui sebesar
pemanis pada pembuatan snack bar 332 kal. Nilai tersebut sedikit lebih rendah
tepung komposit mempunyai pengaruh dibandingkan dengan nilai kalori pada
dapat menurunkan nilai kalori yang gula pasir yaitu 364 kal [3]. Oleh karena
dihasilkan, semakin besar jumlah palm itu, penambahan gula pasir tidak
sugar yang digunakan dalam substitusi memberikan pengaruh yang signifikan
pemanis nilai kalori yang dihasilkan terhadap nilai kalori pada biskuit dengan
semakin rendah. Hal tersebut dikarenakan kombinasi pemanis gula pasir dan gula
gula pasir memiliki kalori yang lebih sorgum.

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


6 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Biskuit dengan kombinasi pemanis tinggi dibandingkan dengan biskuit


75% gula pasir dan 25% palm sugar dengan pemanis dengan kombinasi
memiliki nilai kalori 4920,9 kal. Jumlah pemanis palm sugar dan gula pasir
tersebut lebih rendah dari biskuit dengan dengan berbagai konsentrasi. Kandungan
kombinasi pemanis 75% gula pasir dan gula reduksi cenderung naik dengan
25% gula sorgum yaitu 4937,5 kal. Sama semakin banyaknya gula pasir yang
dengan biskuit dengan kombinasi pemanis digunakan, namun kandungan gula
50% gula pasir dan 50% palm sugar reduksi pada biskuit dengan kombinasi
memiliki nilai kalori 4815,3 kal yang pemanis palm sugar dan gula pasir
mana jumlah tersebut lebih rendah dari dengan berbagai konsentrasi memiliki
biskuit dengan kombinasi pemanis 50% nilai gula reduksi yang lebih rendah dari
gula pasir dan 50% gula sorgum yaitu biskuit kontrol. Gula reduksi pada biskuit
4937,29 kal. Pada biksuit dengan dengan kombinasi pemanis gula sorgum
kombinasi pemanis 25% gula pasir dan dan gula pasir dengan berbagai
75% palm sugar memiliki nilai kalori konsentrasi mempunyai kandungan gula
4779,4 kal. Jumlah tersebut lebih rendah reduksi yang cenderung tidak memberikan
dari biskuit dengan kombinasi pemanis perbedaan yang signifikan karena nilai
25% gula pasir dan 75% gula sorgum yang diperoleh tidak jauh berbeda. 100%
yaitu 4936,6 kal. Biskuit dengan palm sugar yaitu 26.5%. Hal tersebut
kombinasi gula pasir dan palm sugar dikarenakan gula pasir memiliki
mempunyai kalori yang lebih rendah kandungan 90-100% gula sukrosa [3]
dibandingkan dengan biskuit dengan sedangkan palm sugar memiliki
kombinasi pemanis gula pasir dan gula kandungan 70-80% sukrosa. Menurut
sorgum. Hal tersebut disebabkan palm [14], pada proses pembuatan biskuit,
sugar memiliki 268 kal yang lebih rendah kandungan sukrosa pada gula yang
dibandingkan dengan kalori nira sorgum digunakan akan terhidrolisis menjadi gula
yaitu 332 kal. Kalori pada biskuit dengan pereduksi (glukosa dan fruktosa) pada saat
kombinasi pemanis gula pasir dan palm pemanggangan sehingga semakin besar
sugar cenderung naik dengan semakin jumah sukrosa yang terdapat pada gula
banyaknya jumlah gula pasir yang maka semakin banyak jumlah gula reduksi
digunakan. Kalori pada biskuit dengan yang terhidrolisis. Oleh karena itu
kombinasi pemanis gula pasir dan gula penambahan gula pasir akan
sorgum cenderung naik namun tidak meningkatkan nilai gula reduksi pada
memberikan perbedaan yang signifikan biskuit dengan kombinasi pemanis palm
dikarenakan nilai kalori gula pasir dan sugar dan gula pasir (Tabel 1).
sorgum yang tidak jauh berbeda. Biskuit dengan pemanis 100%
gula sorgum memiliki nilai gula reduksi
Gula Reduksi 30%. Nilai tersebut sedikit lebih rendah
Analisis gula reduksi pada sampel namun tidak menunjukkan perbedaan
biskuit dilakukan dengan metode yang signifikan dibandingkan dengan gula
Somogyi-Nelson yang merupakan metode reduksi biskuit kontrol dengan pemanis
penetapan kadar gula pereduksi, dimana 100% gula pasir yaitu 30.1%. Hal ini
prinsipnya, gula pereduksi akan diduga gula sorgum memiliki nilai gula
2+
mereduksi ion Cu menjadi ion Cu+, sukrosa yang hampir sama dengan gula
kemudian ion Cu+ ini akan mereduksi pasir. Menurut [15], sorgum manis yang
senyawa arsenomolibdat membentuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan
kompleks berwarna biru kehijauan [7]. gula sorgum memiliki sukrosa sebanyak
Tabel 1, menunjukkan gula reduksi 85%, 9% glukosa, dan 6% fruktosa.
biskuit kontrol dengan pemanis 100% Jumlah tersebut hampir sama dengan
gula pasir yaitu gula reduksi 30.1% lebih kandungan sukrosa pada gula pasir

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


7 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

sehingga penambahan gula pasir tidak terdispersi diantara koloid tersebut dan
memberikan pengaruh yang signifikan merupakan pelarut zat yang ada dalam sel.
terhadap nilai gula reduksi pada biskuit Air dalam ini masih memiliki sifat air
dengan kombinasi pemanis gula pasir dan bebas dan dapat dikristalkan dalam proses
gula sorgum. pembekuan [17].
Biskuit dengan kombinasi pemanis Hasil penelitian ini sesuai dengan
75% gula pasir dan 25% palm sugar penelitian [18], biskuit dengan subsitusi
memiliki nilai gula reduksi 27.70%. palm sugar sebanyak 50% mengalami
Jumlah tersebut lebih rendah dari biskuit peningkatan kadar air 0,14% dari biskuit
dengan kombinasi pemanis 75% gula kontrol dengan pemanis 100% gula pasir.
pasir dan 25% gula sorgum yaitu 28.84%. Subtitusi palm sugar pada pembuatan
Sama dengan biskuit dengan kombinasi creamcheese cake dan meningkatkan
pemanis 50% gula pasir dan 50% palm kadar air cake yang dihasilkan. Subtitusi
sugar memiliki nilai gula reduksi 27.5% palm sugar 5-30% meningkatkan 9,52%
jumlah tersebut lebih rendah dari biskuit kadar air cake. Tingginya kadar air produk
dengan kombinasi pemanis 50% gula yang menggunakan pemanis palm sugar
pasir dan 50% gula sorgum yaitu 29.4%. atau subsitusinya dapat dikarenakan
Pada biskuit dengan kombinasi pemanis terdapat kandungan karbohidrat berupa
25% gula pasir dan 75% palm sugar gula invert sebagai bahan penghambat
memiliki nilai gula reduksi 27.48%. analisis kadar air. Kandungan gula invert
Jumlah tersebut lebih rendah dari biskuit pada palm sugar yang lebih tinggi
dengan kombinasi pemanis 25% gula dibandingkan gula pasir. Gula invert
pasir dan 75% gula sorgum yaitu 29.9%. adalah senyawa sukrosa yang terinversi
atau menjadi gula reduksi dalam bentuk
Kadar Air glukosa, fruktosa atau campuran keduanya
Hasil penelitian pada Tabel 1, [19]. Kandungan gula invert yang terdapat
menunjukkan kadar air biskuit kontrol pada gula pasir 1,24% [20] sedangkan
dengan pemanis 100% gula pasir memiliki gula pereduksi pada palm sugar sebagai
kadar air 3,64%. Nilai kadar air biskuit gula invert berkisar antara 4,82-5,99%
kontrol dengan pemanis 100% gula pasir [21]. Gula invert juga dapat disebut gula
memiliki nilai kadar air yang lebih rendah pereduksi memiliki sifat tidak dapat
dibandingkan dengan biskuit dengan berbentuk kristal karena glukosa dan
pemanis100% palm sugar yaitu 6,02%. fruktosa memiliki kelarutan yang cukup
Menurut [16] palm sugar mengandung tinggi sehingga dapat menghambat
senyawa protein sebanyak 2.82% per 100 pengkristalan [22].
g sedangkan protein pada gula pasir
0.06%. Protein mempunyai gugus C=O H Karakteristik Fisik Biskuit
dan N menyebabkan molekul air
membentuk ikatan hydrogen dengan Tekstur Biskuit
molekul lain. Air terikat lemah karena Tabel 2 merupakan hasil
teradsorpsi pada permukaan koloid penelitian karakteristik fisik tekstur
makromolekuler seperti protein, pectin biskuit.
pati, dan selulosa. Selain itu air juga

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


8 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Tabel 2. Karakteristik fisik tekstur biskuit dengan variasi pemanis

Perlakuan Tekstur
Kombinasi Pemanis Formula Fmax (N)

75:25 44,39±2.50c

50:50 37,50±3.96b
Gula pasir : palm sugar
25:75 36,81±2.12b

0:100 30,04±4.10a

75:25 35,52±2.76b

50:50 38,42±3.96b
Gula pasir : gula sorgum
25:75 43,32±3.01c

0:100 50,07 ±0.50d

Gula pasir (kontrol ) 100:0 52,60±1.62d

Keterangan: Notasi yang terdapat pada satu kolom yang sama menunjukkan tidak terdapat beda
nyata pada α = 5%

Hasil penelitian pada Tabel 2, [24]. Keberadaan sukrosa dalam adonan


menunjukkan Fmax biskuit kontrol dengan biskuit akan mengalami kelarutan
pemanis 100% gula pasir memiliki 52,60 N seluruhnya atau sebagian. Hal ini
merupakan nilai Fmax yang lebih besar tergantung pada jumlah air yang terdapat
dibandingkan dengan biskuit dengan pada adonan yang kemudian mengalami
pemanis 100% palm sugar yaitu 30,04 N. rekristalisasi setelah pemanggangan.
Hal tersebut dikarenakan biskuit dengan Dalam bentuk seperti ini gula sangat
pemanis 100% gula pasir memiliki kadar mempengaruhi tekstur biskuit, apabila
air yang lebih rendah dibandingkan dengan jumlah sukrosa tinggi maka biskuit yang
100% palm sugar yang dapat dilihat pada dihasilkan akan keras [25].
Tabel 1. Biskuit dengan pemanis 100% Biskuit dengan kombinasi pemanis
gula sorgum memiliki nilai Fmax 50,07 N. 75% gula pasir dan 25% palm sugar
Nilai tersebut lebih rendah dibandingkan memiliki nilai Fmax 44,39 N. Jumlah
dengan Fmax biskuit kontrol dengan tersebut lebih tinggi dari biskuit dengan
pemanis 100% gula pasir yaitu 52,60 N, kombinasi pemanis 75% gula pasir dan
namun tidak memberikan perbedaan yang 25% gula sorgum yaitu 38,22 N. Biskuit
signifikan. Hal ini dikarenakan kadar air dengan kombinasi pemanis 50% gula pasir
biskuit kontrol dengan pemanis 100% gula dan 50% palm sugar memiliki nilai Fmax
pasir dan biskuit dengan pemanis 100% 37,50 N jumlah tersebut lebih rendah dari
gula sorgum memiliki kadar air yang tidak biskuit dengan kombinasi pemanis 50%
berbeda nyata. Faktor lain yang gula pasir dan 50% gula sorgum yaitu
mempengaruhi adalah kandungan sukrosa 38,42 N. Pada biskuit dengan kombinasi
pada gula pasir lebih tinggi dibandingkan pemanis 25% gula pasir dan 75% palm
dengan sukrosa palm sugar. Gula pasir sugar memiliki nilai Fmax 36,81 N.
mengandung sukrosa sebanyak 97,41 % Jumlah tersebut lebih rendah dari biskuit
[20] sedangkan palm sugar mengandung dengan kombinasi pemanis 25% gula pasir
sukrosa sebanyak 84,31 % [23] dan gula dan 75% gula sorgum yaitu 43,32 N. Nilai
sorgum memiliki sukrosa sebanyak 92% Fmax biskuit dengan kombinasi pemanis

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


9 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

palm sugar dan gula pasir dengan berbagai disebabkan oleh substitusi pemanis palm
konsentrasi memberikan pengaruh sugar. Hal tersebut karena adanya
perbedaan nyata terhadap tekstur biskuit. kandungan gula invert pada palm sugar
Semakin banyak konsentrasi palm sugar yang bersifat humecant atau dapat
yang digunakan maka nilai Fmax pada mempertahankan kadar air serta
tekstur yang dihasilkan cenderung menghambat kristalisasi sehingga
menurun sedangkan semakin banyak gula substitusi pemanis palm sugar pada biskuit
sorgum yang digunakan maka nilai Fmax dengan berbagai porposi cenderung
pada tekstur cenderung meningkat. meningkatkan kadar air dan mempengaruhi
Penggunaan palm sugar dengan nilai Fmax biskuit yang cenderung
berbagai porposi pada biskuit dengan menurun.
pemanis palm sugar dan gula pasir Penggunaan kombinasi gula
menyebabkan peningkatan kadar air seperti sorgum dengan berbagai porposi pada
pada Tabel 1. Peningkatan kadar air pada biskuit dengan kombinasi pemanis gula
biskuit berpengaruh terhadap nilai Fmax sorgum dan gula pasir tidak memberikan
biskuit. Menurut [26], kadar air yang pengaruh yang signifikan. Meskipun
terdapat dalam produk akan mempengaruhi demikian nilai Fmax biskuit dengan
lunak atau kerasnya tekstur. Pada biskuit kombinasi gula sorgum dan gula pasir
dengan kombinasi pemanis palm sugar dan tidak lebih tinggi dari biskuit kontrol
gula pasir dengan berbagai porposi dengan pemanis 100% gula pasir. Menurut
memiliki kadar air yang lebih tinggi [24] gula sorgum mempunyai kelembaban
dibandingkan dengan biskuit kontrol 1,1% lebih tinggi dibandingkan dengan
dengan 100% pemanis gula pasir. Sesuai moisture gula pasir yaitu 0,2%. Hal ini
dengan [12], dengan menggunakan menyebabkan kadar air biscuit dengan
subsitusi gula pasir dan palm sugar kombinasi gula sorgum diduga lebih tinggi
diperoleh hasil snack bar yang yaitu 3.48% - 4.48% dibandingkan dengan
menggunakan subtitusi palm sugar kadar air biscuit dengan gula pasir 3.40%
sebanyak 15% memiliki tekstur 9,26 N. yang dapat berpengaruh pada tekstur
Hasil tersebut yang paling rendah diantara biskuit yang dihasilkan.
substitusi palm sugar sebanyak 10% dan
5% yaitu 10,21 N dan 10,67 N. Warna Biskuit
Menurunnya kekerasan tekstur disebabkan Data hasil analisa karakteristik fisik
karena adanya peningkatan kadar air yang warna dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik fisik warna biskuit dengan variasi kombinasi jenis pemanis

Perlakuan Parameter Warna


Kombinasi Pemanis Formula L a* b* Hue
75:25 60.35±1.59b 12.10±0.48 bc
30.58±0.43b 68.40bcd
50:50 59.93±1.48b 12.20±0.62bc 30.55±0.78b 68.21bc
Gula pasir : palm sugar
25:75 56.57±0.33ab 56.57±0.33ab 30.43±0.80ab 67.53b
0:100 54.80±1.11a 12.96±0.36c 28.22±1.13a 65.29a
75:25 65.55±1.59c 10.37±1.10ab 30.82±0.48b 71.41e
50:50 62.77±1.23c 10.50±0.74ab 30.80±0.30b 71.18e
Gula pasir : gula sorgum
25:75 62.63±1.09c 11.33±0.89ab 30.70±0.41b 69.75d
0:100 61.12±2.19bc 11.35±0.30b 30.58±0.62b 69.61cd
Gula pasir (kontrol) 100:0 66.87±1.00d 10.13±0.31a 31.38±0.09b 72.09e
Keterangan: Notasi yang terdapat pada satu kolom yang sama menunjukkan tidak terdapat beda
nyata pada α = 5%

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


10 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Nilai L (lightness) adalah nilai L yang tinggi cenderung menurunkan


parameter warna yang menunjukkan nilai a* yang menghasilkan biskuit dengan
kecerahan pada kisaran warna hitam warna kekuningan sehingga menghasilkan
sampai dengan putih atau gelap sampai tingkat kecerahan yang tinggi, sedangkan
cerah dalam skala angka 0-100 [27]. nilai a* rendah dan b* tinggi
Tabel 3 menunjukkan lightness biskuit menunjukkan warna kuning cerah [29].
kontrol dengan pemanis 100% gula pasir Biskuit dengan pemanis 100% gula
yaitu 66.87. Nilai lightness biskuit kontrol sorgum memiliki nilai lightness 61.12.
dengan pemanis 100% gula pasir memiliki Nilai tersebut sedikit rendah dibandingkan
nilai lightness yang lebih tinggi dengan lightness biskuit kontrol dengan
dibandingkan dengan biskuit dengan pemanis 100% gula pasir yaitu 66.87
pemanis 100% palm sugar yaitu 54.80. namun tidak signifikan. Hal ini
Hal tersebut disebabkan karakteristik fisik dikarenakan karakterisitik fisik warna pada
dari jenis pemanis yang digunakan dapat gula pasir dan gula sorgum tidak jauh
mempengaruhi lightness pada setiap berbeda yaitu berwarna putih sampai
perlakuan. Secara fisik palm sugar kekuningan. Secara karakteristik warna
memiliki warna kecoklatan [28]. Gula gula sorgum memiliki warna yang lebih
pasir mempunyai warna putih sampai kusam dibandingkan dengan gula pasir.
kekuningan yang lebih terang Oleh karena itu penambahan gula pasir
dibandingkan dengan palm sugar tidak memberikan pengaruh yang
memiliki karakteristik warna gula yang signifikan terhadap nilai lightness pada
lebih gelap. Hasil penelitian menunjukkan biskuit dengan kombinasi pemanis gula
pasir dan gula sorgum.

Biskuit dengan kombinasi pemanis 50% gula sorgum yaitu 62,77. Pada biskuit
75% gula pasir dan 25% palm sugar dengan kombinasi pemanis 25% gula pasir
memiliki nilai lightness 60,35. Jumlah dan 75% palm sugar memiliki nilai
tersebut lebih rendah dari biskuit dengan lightness 56,57. Jumlah tersebut lebih
kombinasi pemanis 75% gula pasir dan rendah dari biskuit dengan kombinasi
25% gula sorgum yaitu 65,55. Sama pemanis 25% gula pasir dan 75% gula
dengan biskuit dengan kombinasi pemanis sorgum yaitu 62,63. Tingkat kecerahan
50% gula pasir dan 50% palm sugar biskuit dengan kombinasi pemanis palm
memiliki nilai lightness 59,93 jumlah sugar dan gula sorgum dengan berbagai
tersebut lebih rendah dari biskuit dengan porposi dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.
kombinasi pemanis 50% gula pasir dan

Gambar 1. Kenampakan biskuit dengan subtitusi palm sugar dengan berbagai konsentrasi

Gambar 2. Kenampakan biskuit dengan subtitusi gula sorgum dengan berbagai konsentrasi

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


11 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Penggunaan palm sugar dalam mailard yang semakin tinggi sehingga


kombinasi pemanis dalam berbagai tingkat kecerahan produk semakin rendah
konsentrasi pada biskuit menghasilkan sehingga warna biskuit yang dihasilkan
nilai lightness biskuit yang lebih rendah dari menggunakan pemanis kombinasi
dibandingkan dengan biskuit kontrol palm sugar dengan gula pasir lebih gelap.
maupun biskuit dengan kombinasi gula Sama halnya dengan palm sugar,
sorgum dan gula pasir dengan berbagai karakteristik fisik gula sorgum yang
konsentrasi dapat dilihat pada Tabel 3. memiliki warna kekuningan menyebabkan
Hasil ini sesuai dengan penelitian [30], warna biskuit yang dihasilkan lebih gelap
efek penggunaan berbagai jenis gula dari biskuit kontrol. Selain karena sifat
terhadap produk makanan berbasis tepung fisik gula sorgum yang berwarna
dengan sampel kontrol gula pasir, salah kekuningan, kandungan gula total pada
satu pemanis yang digunakan adalah palm nira sorgum cukup tinggi yaitu sebesar 11-
sugar menghasilkan nilai lightness yang 16% tidak jauh berbada dengan gula pasir
lebih rendah dibandingkan dengan sampel yaitu 18% [3]. Sehingga karakteritik warna
kontrol yang menggunakan gula pasir. Hal biskuit dengan substitusi gula sorgum
tersebut dikarenakan karakter fisik warna memilik karakteritik yang mirip dengan
palm sugar lebih gelap dari gula pasir dan biskuit kontrol.
gula sorgum yang disebabkan pada saat
pembuatan palm sugar memerlukan waktu Uji Pembobotan
yang cukup lama dan suhu pemanasan Untuk menentukan sampel atau
yang relative tinggi. Waktu pemanasan formula terbaik dari suatu penelitian dapat
pada nira aren yang cukup lama pada nira digunakan metode indeks efektivitas
dapat mempercepat reaksi browning non dengan prinsip skoring atau pembobotan
enzymatic berupa reaksi mailard, diawali [10]. Parameter yang digunakan berupa
hidrolisis sukrosa menjadi gula pereduksi data kualitatif dan data kuantitatif. Bobot
yang kemudian gula pereduksi bereaksi diberikan pada setiap masing-masing
dengan gugus amino, peptida, atau protein kelompok. Nilai bobot yang diberikan
yang kemudian membentuk polimer disesuaikan dengan tingkat kepentingan
nitrogen coklat atau melanoidin. Selain itu setiap parameter dalam mempengaruhi
menurut [16], palm sugar mengandung hasil penelitian atau yang mempengaruhi
senyawa protein sebanyak 2.82% per 100 g tingkat penerimaan panelis. Parameter
yang dapat menyebabkan tingginya reaksi pada uji pembanding jamak terdiri dari
mailard yang terjadi lebih tinggi. warna, aroma, rasa, tekstur, dan overall.
Tingginya kandungan gula dan protein Nilai hasil akhir uji pembobotan setiap
akan menyebabkan kemungkinan formulasi terdapat pada Tabel 4.
terjadinya reaksi browning berupa reaksi

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


12 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Tabel 4. Skor intensitas pembedaan tingkat kesukaan sensoris biskuit kelor dengan berbagai
kombinasi pemanis dibandingkan dengan r (biskuit kelor dengan pemanis gula pasir)

Kombinasi Pemanis Formula Warna Aroma Rasa Tekstur Overall

Gula pasir : palm sugar 75:25 3,70a 4,13b 4,53b 3,83ab 4,13b

50:50 4,87b 4,97c 5,00b 3,83ab 5,23c

25:75 5,73b 5,10c 5,37b 4,20ab 5,73c

0:100 6,47c 6,23d 6,23c 5,07c 5,93c

Gula pasir : gula sorgum sorgum 75:25 4,03a 3,93b 3,83a 3,60a 3,23a

50:50 3,97a 3,30a 3,53a 4,23b 3,43a

25:75 4,33ab 3,23a 3,37a 4,43b 3,33a

0:100 4,43ab 3,07a 3,57a 3,90ab 3,90ab

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


13 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Biskuit dengan formulasi terbaik Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka


ditentukan berdasarkan nilai rerata terkecil Utama, 2002.
dari karakteristik sensoris dan karakteristik [3] H. Heryani, Keutamaan Gula Aren
kimia (kalori, gula reduksi, dan kadar air). dan Strategi Pengembangan Produk.
Hal ini sesuai dengan penilaian pada uji Banjarmasin: Lambung Mangkurat
pembanding jamak nilai yang semakin University Press, 2016.
kecil menunjukkan tingkat kesukaan [4] F. M. Irmawati, D. Ishartani, and D.
konsumen yang lebih baik dibandingkan R. Affandi, “Pemanfaatan Tepung
dengan kontrol. Sama halnya dengan Umbi Garut (Maranta arundinacea L)
karakteristik kimia yang menjadi sebagai Pengganti Terigu dalam
parameter pada uji pembobotan semakin Pembuatan Biskut Tinggi Energi
kecil hasil analisis kimia maka produk Protein dengan Penambahan Tepung
yang dihasilkan semakin baik. Berdasarkan Kacang Merah (Phaseolous vulgaris
hasil perhitungan dengan menggunakan L),” J. Teknosains Pangan, vol. 3,
indeks efektifitas yang terdapat pada Tabel no. 1, pp. 3–14, 2014, [Online].
4. formulasi terbaik diperoleh pada biskuit Available:
dengan subtitusi 25% palm sugar dan 75% https://jurnal.uns.ac.id/teknosains-
gula pasir dengan nilai hasil uji pangan/article/view/4594/3988.
pembobotan terkecil yaitu 0,291 yang [5] T. N. Ayuningrum, “Pengaruh
dikaji dari karakteristik sensoris dan Perbedaan Perlakuan Pendahuluan
karakteristik kimia biskuit. pada Tepung Kacang Merah
KESIMPULAN (Phaseolus vulgaris L.) sebagai
Substituen Tepung Terigu terhadap
Palm sugar dan gula sorgum yang Karakteristik Roti Tawar,”
digunakan dalam pembuatan biskuit Universitas Negeri Semarang, 2015.
sebagai kombinasi pemanis dalam berbagai [6] (AOAC) Association Of Official
konsentrasi berpengaruh nyata terhadap Analytical Chemist, Official Methods
karakteristik kimia biskuit yaitu semakin Of Analysis 16th Edition:
banyak konsentrasi palm sugar yang Association Of Official Analytical
digunakan dapat menurunkan kadar gula Chemist Inc. Virginia: Aoac Inc,
total. Semakin banyak konsentrasi gula 2005.
sorgum yang digunakan dapat [7] N. Nelson, “A Photometric
meningkatkan kadar gula total, nilai kalori, Adaptation of the Somogyi Method
dan kadar air pada biskuit. Palm sugar dan for the Determination of Glucose,” J.
gula sorgum yang digunakan dalam Biol. Chem., vol. 153, no. 2, pp. 375–
pembuatan biskuit sebagai kombinasi 380, 1944, doi: 10.1016/s0021-
pemanis dalam berbagai konsentrasi 9258(18)71980-7.
berpengaruh nyata terhadap karakteristik [8] M. C. Bourne, Food Texture and
fisik biskuit yaitu tekstur (Fmax) dan Viscosity: Concept and
warna biskuit. Formulasi terbaik terdapat Measurement. London: Elsevier
pada biskuit dengan formula subsitusi Science and Technology Books,
pemanis dengan kombinasi gula pasir 75% 2002.
dan 25% palm sugar yang dikaji dari [9] A. Kaemba, E. Suryanto, and C. F.
karakteristik sensoris dan nilai gizi Mamuaja, “Aktivitas Antioksidan
menggunakan metode uji pembobotan. Beras Analog dari Sagu Baruk
(Arenga microcarpha) dan Ubi Jalar
DAFTAR PUSTAKA Ungu (Ipomea batatas L. Poiret),”
[1] Bambang, Kelor. Yogyakarta: Chem. Prog., vol. 10, no. 2, pp. 62–
Elexmedia Kompetindo, 2014. 68, 2017.
[2] F. G. Winarno, Kimia Pangan dan [10] L. T. Blank, J. R. Canada, and W. G.

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


14 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

Sullivan, Engineering Economy: [17] F. G. Winarno, Kimia Pangan dan


Tenth Edition. New York: Prentince Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Hall. Utama, 2004.
[11] I. Pasha, M. S. Butt, F. M. Anjum, [18] S. D. Astuti and R. Naufalin,
and N. Shehzadi, “Effect of Dietetic “Formulation and Characterization of
Sweeteners on the Quality of Functional Biscuit Consisting of
Cookies,” Int. J. Agric. Biol., no. Canna Edulis, Kerr Resistant Starch
January 2002, pp. 245–248, 2002. Type III, Granulated Palm Sugar,
[12] C. E. Listyaningrum, D. R. Affandi, and Soy Protein Concentrate,” 2011.
and M. Z. Zaman, “Pengaruh Palm [19] J. H. Mandei, “Komposisi Beberapa
Sugar sebagai Pengganti Sukrosa Senyawa Gula Dalam Pembuatan
terhadap Karakteristik Snack Bar Permen Keras Dari Buah Pala,” J.
Tepung Komposit (Ubi Ungu, Penelit. Teknol. Ind., vol. 6, no. 2,
Jagung Kuning dan Kacang pp. 1–10, 2017.
Tunggak) sebagai Snack Rendah [20] F. Kusnandar, R. H. Imam, and A.
Kalori,” J. Teknol. Has. Pertan., vol. Prasetyo, “Identifikasi Perubahan
11, no. 1, p. 53, 2018, doi: Karakteristik Fisik Gula Pasir Akibat
10.20961/jthp.v11i1.29096. Proses Penggilingan Selama
[13] B. Irawan and N. Sutrisna, Penyimpanan dan Penggunaan
“Mendukung Diversifikasi Pangan Kemasan pada Skala Laboratorium,”
Sorgum di Jawa Tengah,” Forum Institut Pertanian Bogor, 2015.
Penelit. Agro Ekon., vol. 2, pp. 99– [21] G. H. Joseph and P. Layuk,
133, 2011, [Online]. Available: “Pengolahan Gula Semut dari Aren,”
https://media.neliti.com/media/public B. Palma, vol. 13, pp. 60–65, 2012.
ations/55690-ID-prospek- [22] Z. Crysse, W. Endrika, and S. W.
pengembangan-sorgum-di-jawa- Hadi, “Pembuatan Gula Semut
bara.pdf. Kelapa (Kajian pH Gula Kelapa dan
[14] S. Chevallier, G. Della Valle, P. Konsentrasi Natrium Bikarbonat),” J.
Colonna, B. Broyart, and G. Pangan dan Agroindustri Vol., vol.
Trystram, “Structural and Chemical 4, no. 1, pp. 109–119, 2016.
Modifications of Short Dough [23] S. Z. Hasanah, “Pengaruh
During Baking,” J. Cereal Sci., vol. Perbandingan Gula Merah Cair dan
35, no. 1, pp. 1–10, 2002, doi: Nira terhadap Karakteristik Gula
10.1006/jcrs.2001.0388. Semut (Palm Sugar),” Universitas
[15] R. A. Y. Holou and G. Stevens, Pasundan, 2017.
“Juice, Sugar, and Bagasse Response [24] A. Drewnowski et al., “Sugars and
of Sweet Sorghum (Sorghum bicolor Sweeteners: Science, Innovations,
(L.) Moench cv. M81E) to N and Consumer Guidance for Asia,”
Fertilization and Soil Type,” GCB Asia Pac. J. Clin. Nutr., vol. 28, no.
Bioenergy, vol. 4, no. 3, pp. 302– 3, pp. 645–663, 2019, doi:
310, 2012, doi: 10.1111/j.1757- 10.6133/apjcn.201909_28(3).0025.
1707.2011.01126.x. [25] D. Manley, Technology Of Biscuits.
[16] R. R. Radam, H. N. M. Sari, and H. Crackers. And Cookies: Third
L. Lusyani, “Chemical Compounds Edition. Cambridge: Woodhead
Of Granulated Palm Sugar Made Publishing Limited, 2000.
From Sap Of Nipa Palm (Nypa [26] A. Apriliani, “Pemanfaatan Arang
Fruticans Wurmb) Growing In Three Ampas Tebu sebagai Adsorben Ion
Different Places,” J. Wetl. Environ. Logam Cd, Cr, Cu dan Pb dalam Air
Manag., vol. 2, no. 1, pp. 108–115, Limbah,” Repositoy UIN, pp. 1–91,
2016, doi: 10.20527/jwem.v2i1.37. 2010.

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret


15 Journal of Applied Agriculture, Health, and Technology 1(2), 1-15, 2022

[27] Hunter, “Hunter Lab Color Scale,” in Jagung Komposit, Pembuatan dan
Insight on Color, 1996, pp. 1–4. Pengolahannya,” 2006.
[28] Mustaufik and H. Dwiyanti, [30] K. Srikaeo and R. Thongta, “Effects
“Rekayasa Pembuatan Gula Kelapa of Sugarcane, Palm sugar, Coconut
Kristal yang Diperkaya dengan sugar, and Sorbitol on Starch
Vitamin A dan Uji Preferensinya Figestibility and Physicochemical
Kepada Konsumen,” Purwokerto, Properties of Wheat-based Foods,”
2007. Int. Food Res. J., vol. 22, no. 3, pp.
[29] A. Resmisari, “Review: Tepung 923–929, 2

Copyright © 2022 Universitas Sebelas Maret

You might also like