Professional Documents
Culture Documents
Budaya Religius 2 PDF
Budaya Religius 2 PDF
Vol. 8│No. 1
.
@ 2020 JAAD. All rights reserved
Pendahuluan akan mempunyai peranan yang lebih
besar. Keadaan ini akan mendorong
Pendidikan merupakan suatu
kreatifitas dan improvisasi dalam
proses di mana melibatkan interaksi
melaksanakan pendidikan (Junaidi,
antara berbagai input dan
2001 : 16).
lingkungan, karena interaksi dan
Pendidikan pada dasarnya
lingkungan memiliki karakteristik
adalah upaya untuk mempersiapkan
yang berbeda dari satu tempat
peserta didik agar mampu hidup
dengan tempat yang lain, maka
dengan baik dalam masyarakatnya,
keseragaman secara menyeluruh
mampu mengembangkan dan
yang diinstruksikan dari pusat tidak
meningkatkan kualitas hidupnya
akan pernah menghasilkan proses
sendiri serta memberikan kontribusi
pendidikan yang optimal atau
yang bermakna dalam
maksimal. Dengan kata lain
mengembangkan dan meningkatkan
kebijaksanaan desentralisasi akan
kualitas hidup masyarakat dan
dapat mengoptimalkan proses
bangsanya. Pendidikan merupakan
pendidikan yang berkualitas. Dengan
tindakan antisipatoris, karena apa
desentralisasi berarti pemegang
yang dilaksanakan pada pendidikan
kendali pendidikan ditingkat bawah
3
sekarang akan diterapkan pada masa lain, ciri-ciri yang menempatkan
yang akan dating. Pendidikan harus sekolah memiliki karakter tersendiri
mampu menjawab berbagai dimana terjadi proses belajar
persoalan-persoalan dan masalah mengajar tempat terselenggaranya
yang akan dihadapi saat ini juga. kehidupan umat manusia tercipta
Dengan demikian, maka para (Sumidjo, 2002 : 81).
pendidik terutama pengembang dan Keberhasilan suatu lembaga
pelaksana kurikulum harus berfikir pendidikan sangat tergantung kepada
kedepan dan menerapkan dalam kepemimpinan kepala sekolah.
pelaksanaan fungsi dan tugasnya Karena kepala sekolah sebagai
yaitu menjadi dasar dalam seorang pemimpin dilembaganya,
pengembangan pendidikan budaya maka dia harus mampu membawa
dan karakter bangsa (Sahlan, 2010 : lembaganya ke arah tercapainya
1). tujuan yang telah di tetapkan dia
Lembaga pendidikan formal harus mampu melihat adanya
yang dipercaya masyarakat sebagai perubahan serta mampu melihat
wadah untuk membentuk manusia masa depan dalam kehidupan
yang berwawasan luas dan globalisasi yang lebih baik. Kepala
berpendidikan adalah sekolah. sekolah harus bertanggung jawab
Menurut Wahyu Sumidjo atas kelancaran dan keberhasilan
mengatakan bahwa sekolah adalah semua urusan pengaturan dan
lembaga yang bersifat kompleks dan pengelolaan secara pormal kepada
unik. Bersifat kompleks karena atasannya atau informal kepada
sekolah sebagaimana organisasi masyarakat yang telah menitipkan
didalamnya terdapat berbagai anak didiknya (Marno, 2007:54).
dimensi yang satu dengan yang lain Kepala sekolah sebagai penentu
saling berkaitan dan saling kebijakan disekolah juga harus
menentukan. Sedangkan sifat unik memfungsikan perannya secara
menunjukkan bahwa sekolah sebagai maksimal dan mampu memimpin
organisasi memiliki ciri-ciri tertentu sekolah dengan bijak dan terarah
yang tidak dimiliki oleh organisasi serta mengarah kepada tujuan yang
4
Aris Salman Alfarisi/ Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Budaya Religius Di Sekolah/1-22
pendidikan agama Islam dalam peserta didik sekolah dasar itu sering
kehidupan di sekolah. Kemudian meniru orang yang dewasa
dalam meningkatkan budaya religius disekelilingnya atau dilingkungan
tersebut dilakukan dengan cara sekolah, maka kewajiban untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan berkelakuan religius ini perlu
yang diterapkan dan selalu ditekankan kepada semua guru, dan
dilaksanakan setiap hari, beberapa diharapkan mampu memberi teladan
bentuk pengembangan budaya yang baik, agar ditiru oleh peserta
religius di SD Islam Al-Husna ini didik. Selanjutnya, SD Islam Al-
antara lain membiasakan salam Husna ini adalah sekolah dasar islam
senyum dan sapa (3S), Senyum, yang masuk pagi dan pulang sore,
salam dan sapa dalam perspektif maka upaya kepala sekolah yang
budaya menunjukkan bahwa lainnya adalah mewajibkan shalat
komunitas masyarakat memiliki dzuhur dan ashar berjamaah,
kedamaian, santun, saling tenggang pengajian dan juga pada waktu-
rasa, toleran dan rasa hormat. waktu tertentu seperti memperingati
Membiasakan berjabat tangan antara hari hari besar islam dengan
peserta didik dengan guru, mengadakan perlomabaan hari besar
membiasakan berdoa pada saat akan islam (PHBI) dimana kegiatan ini
mulai pembelajaran, kemudian dilakukan untuk menambah
membaca surat pendek, membaca pengetahuan tentang keagamaan,
asmaul husna, dan melaksanakan perlombaan tersebut diharapkan
shalat dhuha setiap pagi. Selain mampu menjadi motivasi untuk
peserta didik yang menjadi sasaran peserta didik agar semangat dalam
utama, kepala sekolah SD Islam Al- menjalankan kegiatan kegamaan
Husna ini juga mewajibkan bagi secara sadar yang timbul dari diri
semua elemen sekolah untuk turut masing-masing yang kemudian
mengikuti semua perencanaan dan dilaksanakan dalam kehidupan setiap
pelaksanaan yang telah ditetapkan, hari.
para guru dan staff juga harus Metodologi Penelitian
menjalankannya. Sadar betul bahwa
7
Metode penelitian yang sekunder. Sumber data primer
digunakan penulis adalah kualitatif. mencakup subjeknya. Adapun subjek
Disebut penelitian kualitatif karena dalam penelitian ini antara lain :
sumber data utama yang digunakan (a.) Kepala Sekolah SD Islam Al-
itu berupa kata-kata atau tindakan Husna Rangkasbitung selaku
dari orang-orang yang diwawancarai, pengambil kebijakan dari semua
pengamatan atau observasi, dan kegiatan yang dilaksanakan sekolah
pemanfaatan dokumentasi Metode khususnya pengembangan sikap
penelitian kualitatif merupakan sosial siswa melalui budaya religius.
metode penelitian yang berlandaskan (b) Waka Kurikulum SD Islam Al-
pada filsafat postpositivisme, Husna Rangkasbitung selaku orang
digunakan untuk meneliti pada yang mengetahui kurikulum yang
kondisi objek alamiah. Jenis dilaksanakan di sekolah. (c) Kepala
penelitian ini merupakan penelitian Tata Usaha SD Islam Al-Husna
tindakan sekolah (PTS). Penelitian Rangkasbitung yang dalam hal ini
tindakan sekolah (PTS) merupakan sebagai nara sumber terkait data
aplikasi metodologis dari penelitian guru, data siswa dan dokumen
tindakan. Dalam penelitian tindakan sekolah yang sekiranya penulis
sekolah adalah kepala sekolah. butuhkan. (d) Guru-guru SD Islam
Mengapa harus kepala sekolah? Al-Husna Rangkasbitung selaku
Karena sekolah sebagai lembaga orang yang memotivasi dan
pendidikan, tentu dipimpin oleh membimbing warga sekolah dalam
seorang kepala sekolah dimana melaksanakan budaya religius di
didalam kepala sekolah itulah sekolah serta berperan penting dalam
melekat tugas dan wewenang dalam pengembangan sikap siswa.(e)
ruang lingkup sekolah, bukan Peserta didik SD Islam Al-Husna
terbatas pada satu atau dua ruangan Rangkasbitung selaku orang yang
kelas (Sugiyono, 2009 : 15). mengalami secara langsung langsung
Sumber data dalam penelitian merasakan perubahan sikap sosial
ini ada dua macam, yaitu sumber yang dimiliki setelah adanya
data primer dan sumber data penerapan budaya religius.
8
Aris Salman Alfarisi/ Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Budaya Religius Di Sekolah/1-22
20
Aris Salman Alfarisi/ Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Budaya Religius Di Sekolah/1-22
22